Pasaman Silaban, Analisis Faktor-Faktor

JURNAL MANAJEMEN

Jurnal Manajemen adalah media informasi untuk menganalisis secara kritis dan konstruktif mengenai isu-isu pembangunan melalui kajian-kajian ilmu manajemen berupa hasil penelitian, studi kepustakaan, maupun tulisan ilmiah terkait. Terbit pertama kali tanggal 28 Februari 2012 dengan frekuensi 2(dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada bulan Februari dan September Pelindung

: Rektor Universitas HKBP Nommensen

Pembina : Wakil Rektor I Universitas HKBP Nommensen Direktur Program Pascasarjana Universitas HKBP Nommensen Ketua Pengarah

: Dr.Pasaman Silaban,SE.,MSBA

Ketua Penyunting

: Dr.Kornel Munthe,SE.,M.Si

Penyunting Pelaksana : Dr.Ir.Jongkres Tampubolon,MSc

Dr.Timbul Sinaga,SE.,MSA Dr.Adanan Silaban,SE.,M.Si, Ak Dr.Ir.Parulian Siamanjuntak,MA Dr.Jonni Manurung Dr.Elisabeth Siahaan,SE.,MEc Dr.Donalson Silalahi,SE.,MS Prof.Dr.Monang Sitorus, M.Si

Mitra Bestari : Prof.Dr.Soekrisno Agoes,MM (Universitas Tarumanegara) Prof.Dr.Prihatin Lumbanraja,SE.,M.Si ( Univ. Sumatera Utara ) Prof.Dr.Hamfri Djajadikerta,SE.,MM (Universitas

Parahyangan) Prof.Dr.Marcelia Susan,SE.,MSIE (Univ. Kristen Maranatha)

Tata Usaha

: Simon Sitanggang,SE

Teknisi

: Meilinda Harefa,SE

Alamat Redaksi Program Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas HKBP Nommensen Jl.Sutomo No.4A Telepon (061) 4522922; 4522831;4565635 P.O.Box 13 Fax.4571426 Medan 20234

E-mail: uhn@nommensen.org

Volume 2, Nomor 2, September 2013

Volume 2, Nomor 1, Februari 2013 ISSN: 2089-7375

JURNAL MANAJEMEN DAFTAR ISI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG (Studi di Perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia) Pasaman Silaban 112-125

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KARAKTERISTIK PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Donalson Silalahi 126-28 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Advent Medan)

Richard Panjaitan Adanan Silaban 29-39 PENGARUH TINGKAT BUNGA DOMESTIK, TINGKAT BUNGA LUAR NEGERI DAN NILAI TUKAR MATAUANG RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Marintan Silalahi Kornel Munthe

40-58

PENGARUH KOMPETENSI, LINGKUNGAN KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Maria R Samosir Parada Manik 59-78 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS WARGA JEMAAT GEREJA HKBP SIMANULLANG DISTRIK III HUMBANG Bilker Simamora 79-87 PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN SAHAM TERHADAP SPREAD, NON- INFORMATION COST, DAN INFORMATION COST PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Saut Purba Donalson Silalahi 88-89

Volume 2, Nomor 2, September 2013

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG (Studi di Perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

Oleh Pasaman Silaban

Abstract

The objective of this research is to analyze the influence of the free cash flow, investement opportunity set, managerial ownnershio, and size firms to the debt to equity ratio of Company in Indonesia Stock Exchange. This research applies the survey method to 56 public companies that registered in Indonesia Stock Exchange in 2002-2004. The sampling method applied the purposive sampling method. The data of research is analyzed by multi linear regression.

The results of research indicates that the variables of of the free cash flow, investement opportunity set, managerial ownnershio, and size firms have a significant influence simultaneously to the debt to equity ratio of Company in Indonesia Stock Exchange. Partially, the variable of of the free cash flow, managerial ownnershio, and size firms have a significant influence to the debt to equity ratio of public companies registered at Indonesia Stock Exchange, while variable of investement opportunity set have not significant influence partially to the debt to equity ratio of companies registered at Indonesia stock exchange. The results of this research can

be a base for investor in take an investment decision.

Keywords : Free cash flow, investement opportunity set, managerial ownnershio, size firms and debt to equity ratio

pihak,

manajer

sebagai pengelola

PENDAHULUAN

perusahaan akan menerima gaji dan Dalam usaha untuk memaksimalkan

berbagai bentuk kompensasi lainnya kekayaan perusahaan, perlu didukung

keputusan-keputusan yang pula

sehingga

diambil oleh manajer diharapkan yang perusahaan yang baik walaupun di dalam

terbaik bagi pemegang saham yaitu perusahaan

kemakmuran para kepentingan yang berbeda dari pihak-

pemegang saham melalui peningkatan pihak seperti manajemen, debtholders atau

nilai perusahaan.

bondholders, dan para pemegang saham. Dengan melakukan penyelarasan Penunjukan manajer oleh pemegang

antara kepentingan pengelola dengan saham untuk mengelola perusahaan, oleh

kepentingan pemegang saham, akan Jensen dan Meckling (1976), Bathala et al.

membantu memecahkan masalah moral (1994) dalam Listyani (2003), disebut

hazard . Pemberian sebagian kepemilikan sebagai pemisahan fungsi decision making

kepada pengelola merupakan cara untuk dan risk beating. Jensen dan Meckling

mengatasi masalah yang timbul ketika menyatakan, dalam keadaan ini akan

kesulitan untuk memunculkan perbedaan kepentingan

pemegang

saham

memonitor pengelola perusahaan dimana antara manajer dengan pemegang saham.

terdapat kemungkinan aset perusahaan Pemegang saham sebagai penyedia dan

dapat digunakan untuk kepentingan fasilitas untuk operasi perusahaan. Di lain

Volume 2, Nomor 2, September 2013

hutang yang bertujuan untuk mengurangi kemakmuran pemegang saham.

pengelola daripada

memaksimalkan

agency cost of equity.

Aliran kas bebas (free cash flow) perusahaan dengan pemegang saham

Konflik antara

pengelolaan

merupakan aliran kas sesungguhnya yang telah menjadi bidang studi yang menarik

dibagikan kepada perhatian para peneliti terdahulu.

tersedia

untuk

pemegang saham dan kreditur setelah Mekanisme

perusahaan menginvestasikan kedalam mensejajarkan kepentingan-kepentingan

pengawasan

dapat

aktiva tetap dan modal kerja yang antara manajer dan pemegang saham

mempertahankan dapat

diperlukan

untuk

operasional perusahaan (Brigham dan kepentingan diantaranya. Namun dengan

meminimumkan

konflik

Davis, 2002 dalam Luthan,2004). Dalam mekanisme pengawasan tersebut dapat

perusahaan dapat menimbulkan biaya yang disebut sebagai

hal

ini,

mendistribusikan kas tersebut kepada agency costs.

pemegang saham tanpa mempengaruhi Perusahaan

nilai perusahaan (akibat penurunan kas) perseroan terbatas memiliki sifat limited

yang

berbentuk

atau menggunakan kas tersebut untuk liability (yaitu tanggung jawab pemilik

memperoleh keuntungan dari suatu terbatas pada modal yang disetorkan)

kesempatan usaha yang baru. maka perusahaan mungkin memutuskan

Ukuran perusahaan menjadi variabel untuk menggunakan rasio hutang yang

memiliki kemungkinan terlalu tinggi karena ingin menggeser

lain

yang

berpengaruh terhadap struktur hutang resiko finansial kepada para kreditor. perusahaan. Tarjo dan Jogiyanto (2003) Karakteristik limited liability tersebut akan menjelaskan bahwa ukuran perusahaan mengakibatkan

pemilik

menikmati

faktor yang perlu seluruh manfaat (setelah dikurangi bunga dipertimbangkan dalam menentukan level pinjaman) apabila investasi berhasil, dan hutang perusahaan. Kemudahan yang kreditor ikut menanggung kerugian pada dipunyai oleh perusahaan besar dalam saat investasi gagal, sebaliknya para mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga, kreditor pun akan menyadari situasi yang dikarenakan oleh kemampuan mengakses mereka

kepada pihak lain atau jaminan yang memberikan kredit pada perusahaan yang dimiliki berupa aset bernilai besar telah mempunyai hutang yang terlalu dibandingkan perusahaan kecil. Gagaring tinggi. Para kreditor akan meminta Pagalung (2003) mengemukakan pula imbalan (suku bunga) yang makin tinggi

(size) perusahaan dan mensyaratkan berbagai covenant yang

bahwa

ukuran

merupakan salah satu faktor yang akan mengamankan kredit yang mereka.

keunggulan karena Dalam penelitian Crutchley dan

menggambarkan

memiliki aktiva yang relatif besar yang Hansen (1989) mengenai kebijakan hutang

meningkatkan nilai opsi yang dilihat dari sisi pemegang saham

dapat

investasinya sehingga lebih mudah yaitu jika semakin banyak pemegang berkompetisi dan menguasai pangsa saham dengan proporsi kepemilikan yang

pasar.

semakin kecil (tidak ada suara mayoritas) maka kemampuan monitoring pemegang

banyak pula dilakukan saham tidak efektif, sehingga dibutuhkan

Telah

penelitian mengenai hubungan struktur adanya pihak ketiga yang membantu

kepemilikan saham dengan struktur pemegang saham untuk memonitor dan

modal perusahaan. Pada umumnya, membatasi manajemen sehingga pihak

tersebut debtholders masuk melalui kebijakan

penelitian-penelitian

menggunakan

managerial ownership

Volume 2, Nomor 2, September 2013

sebagai unsur struktur kepemilikan dan manajemen (sebagai agen). Manajemen mereka menemukan hasil yang berbeda.

perusahaan publik yang besar biasanya Agrowal

bukan pemilik. Bahkan sebagian besar menemukan hubungan positif antara

manajemen puncak (top management) kepemilikan manajerial dengan debt ratio

hanya memiliki saham nominal dalam perusahaan, sedangkan dan Jensen et al.

perusahaan yang mereka kelola (Arifin, (1992) menemukan hubungan antara

persentase saham yang dipegang manajer

agency theory dapat (kepemilikan manajerial) dengan debt ratio

Aplikasi

terwujud dalam kontrak kerja yang akan perusahaan. Hasil yang tidak konsisten

mengatur proporsi hak dan kewajiban menimbulkan

masing-masing pihak dengan tetap membutuhkan penelitian lebih lanjut.

research

gap yang

memperhitungkan kemanfaatan secara Oleh karena itu, kepemilikan manajerial

keseluruhan. Kontrak kerja merupakan menjadi topik yang menarik untuk riset

seperangkat aturan yang mengatur empiris.

mengenai mekanisme bagi hasil, baik Di Indonesia, bursa efek terbesar

yang berupa keuntungan, return maupun yang menjadi replika bagi bursa efek

risiko-risiko yang disetujui oleh prinsipal lainnya yaitu Bursa Efek Indonesia.

dan agen. Kontrak kerja akan menjadi Sehubungan dengan hal itu, pada

optimal bila kontrak dapat fairness yaitu penelitian

mampu menyeimbangkan antara prinsipal merupakan bursa efek utama di Indonesia

ini memilih

BEJ

yang

agen yang secara matematis sehingga data mencakup keseluruhan

dan

memperlihatkan pelaksanaan kewajiban perusahaan terutama di sektor industri

yang optimal oleh agen dan pemberian manufaktur. Berdasarkan paparan di atas

khusus yang maka tujuan penelitian ini untuk

insentif/imbalan

memuaskan dari prinsipal ke agen (Arifin, mengetahui pengaruh free cash flow, PBV

2005). Inti dari agency theory (teori sebagai proksi set kesempatan investasi,

keagenan) adalah pendesainan kontrak kepemilikan manajerial dan ukuran

untuk menyelaraskan perusahaan terhadap debt to equity ratio.

yang

tepat

kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan (Scott, 1997).

LANDASAN TEORI

kepentingan antara prinsipal dan agen dapat menimbulkan

Perbedaan

Teori Keagenan (Agency Theory)

agency problem , di antaranya yaitu Jensen

disebabkan adanya asymmetric information, mendefinisikan

dimana terjadi informasi yang tidak (agency relationship) merupakan kontrak

hubungan

keagenan

seimbang yang diakibatkan adanya dimana satu atau lebih prinsipal menyewa

distribusi yang tidak sama antara orang lain (agent) untuk melakukan

prinsipal dan agen. Oleh karena itu, beberapa jasa untuk kepentingan mereka

muncul pula permasalahan akibat dari dengan

kesulitan yang dihadapi oleh prinsipal wewenang untuk membuat keputusan

mendelegasikan

beberapa

dalam memonitor dan melakukan kontrol kepada pihak agen. Namun dalam

terhadap tindakan-tindakan agen. Jensen hubungan

dan Meckling (1976) mengemukakan menimbulkan masalah atau konflik

keagenan tersebut

akan

permasalahan tersebut yaitu: (1) Moral agensi. Hal ini dikarenakan adanya

hazard yaitu permasalahan di mana agen kepentingan yang saling bertentangan

tidak melaksanakan hal-hal yang telah (conflict of interest) antara pemegang saham

disepakati bersama dalam kontrak kerja, (sebagai

(2)Adverse selection yaitu suatu keadaan

Volume 2, Nomor 2, September 2013

dimana prinsipal tidak dapat mengetahui Chen dan Stainer (1999) menyatakan apakah suatu keputusan yang diambil

bahwa perusahaan menggunakan hutang oleh agen benar-benar didasarkan atas

untuk mendanai sebagian besar aktiva. informasi yang telah diperolehnya, atau

Adanya hubungan positif antara kebijakan terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam

risiko sehingga tugas.

hutang

dengan

peningkatan hutang meningkatkan risiko Adanya perilaku dari manajer/agen

tersebut dapat yang

keuangan.

Hal

menimbulkan konflik sehingga diperlukan memaksimalkan utilitasnya (self serving

peraturan terhadap penggunaan hutang behavior), memungkinkan

untuk mengurangi konflik keagenan. membuat

mereka

Menurut Copeland (1988), terjadinya bermanfaat bagi perusahaan. Hal tersebut

financial distress juga menimbulkan konflik dapat terjadi karena manajer mempunyai

keagenan di antaranya melalui asset informasi yang lebih lengkap mengenai

substitution dan under investment, sehingga day

kepemilikan manajerial terkait dengan dibandingkan pemilik perusahaan.

to day activities

perusahaan

risiko kebangkrutan yang disebabkan oleh Dengan adanya agency problem

hutang. Dalam hal ini, DER (Debt Equity tersebut, dapat menimbulkan biaya yang

rendah diharapkan disebut agency cost atau biaya keagenan,

Ratio) yang

mengurangi risiko kebangkrutan dan yang menurut Jensen dan Meckling (1976)

financial distress . Easter Brok (1984) terdiri dari : (1) The monitoring expenditures

menjelaskan bahwa pemegang saham by principle, (2) The bonding expenditures by

pengawasan terhadap the agent , dan (3)

melakukan

The residual loss ,

manajemen namun bila biaya monitoring tersebut tinggi maka mereka akan

Kebijakan Hutang

pihak ketiga untuk Dalam

menggunakan

melakukan pengawasaan. mengembangkan

Pihak ketiga tersebut sendirinya akan perusahaan, manajer memerlukan dana

dan

mengelola

melakukan tindakan baik dari internal maupun eksternal

berusaha

pengawasan terhadap penggunaan dana perusahaan.

perusahaan berasal dari laba ditahan, Perusahaan-perusahaan yang sedangkan dana dari eksternal perusahaan

mempunyai rasio hutang yang cukup berasal dari modal sendiri dan hutang.

tinggi yaitu bank dan pembiayaan. Myers (1977) dan Myers dan Monjulf

Namun jika perusahaan berbentuk limited (1984) menjelaskan keterkaitan antara

liability company maka kemungkinan kebijakan hutang dengan profitabilitas

terjadinya debt agency problems akan lebih perusahaan yang menyatakan bahwa

besar. Kasus leverage buyout Nabisco yang perusahaan yang lebih menguntungkan

menyebabkan harga obligasi lama sampai akan

jatuh sekitar 20% (Damodaran, 1997) tersebut dikarenakan memiliki sumber

menurunkan hutangnya.

Hal

masalah tersebut. dana internal yang lebih besar dari laba

mengilustrasikan

terkonsentrasi kepemilikan (earnings) untuk membiayai program

Semakin

perusahaan, akan berakibat meningkatnya investasinya. Oleh karena itu, kebijakan

kemungkinan terjadinya debt agency hutang dijadikan proksi dari risiko yang

problems . Oleh karena itu, para kreditor dihadapi oleh pemegang saham dan

akan mensyaratkan berbagai covenant menjadi biaya keagenan dalam konflik

untuk melindungi kredit yang mereka kepentingan antara pemegang saham

berikan. Ketentuan-ketentuan tersebut dengan kreditor.

misalnya mempertahankan rasio likuiditas

Volume 2, Nomor 2, September 2013

minimal tertentu, membatasi pembagian AKOit : aliran kas operasi perusahaan dividen maksimum dalam persentase

I pada tahun t

tertentu dan sebagainya. Teori keuangan

: pengeluaran modal juga

PMit

perusahaan I pada tahun t memaksimumkan nilai perusahaan dapat

menjelaskan

bahwa

kerja bersih dilakukan atas biaya (pengorbanan) pihak

NWCit : modal

perusahaan I pada tahun t kreditor (Haley dan Shall, 1979).

Aliran kas operasi adalah kas berasal Kebijakan hutang dapat digunakan

dari aktivitas penghasil utama pendapatan sebagai salah satu alat pengawasan dalam

perusahaan dan aktivitas lain yang bukan mengontrol

aktivitas investasi dan tersebut telah dikemukakan oleh Jensen

aktivitas pendanaan. Pengeluaran modal (1986) bahwa dengan kebijakan hutang

adalah pengeluaran bersih pada asset tetap dapat digunakan untuk mengendalikan

yaitu asset tetap bersih akhir periode

dikurangi asset tetap bersih pada awal berlebihan oleh manajemen, sehingga

penggunaan free cash flow secara

periode. Sedangkan modal kerja bersih menghindari investasi yang sia-sia.

adalah selisih antara jumlah asset lancar Kebijakan hutang juga menyebabkan

dengan hutang lancar pada tahun yang perusahaan dimonitor oleh pihak kreditur.

sama.

Free Cash Flow (Aliran Kas Bebas) Set Kesempatan Investasi (Investment

Menurut Jensen (1986), free cash flow

Opportunity Set / IOS)

adalah kelebihan kas yang dibutuhkan

Myers (1977), set untuk mendanai proyek-proyek yang

Menurut

investasi (Investment memiliki net present value positif setelah

kesempatan

Opportunity Set / IOS) merupakan membagi dividen. Hipotesisnya mengenai

investasi dalam bentuk free cash flow yaitu manajer ada kalanya

keputusan

kombinasi aktiva yang dimiliki (assets in tidak ingin mendistribusikan kas yang

place) dan pilihan pertumbuhan/growth dimiliki perusahaan kepada pemegang

option di masa yang akan datang, dimana saham. Jensen (1986) menyatakan pula

IOS tersebut akan mempengaruhi nilai bahwa tekanan pasar akan mendorong

perusahaan. Nilai opsi manajer untuk mendistribusikan free cash

suatu

pertumbuhan tersebut tergantung pada flow kepada pemegang saham atau risiko

discretionary expenditure manajer. Opsi akan

pertumbuhan tersebut dapat berupa perusahaan.

investasi tradisional atau discretionary Hackle dkk. (1995) dalam Tarjo

diperlukan untuk (2002) mendefinisikan bahwa aliran kas

expenditure

yang

kesuksesan perusahaan seperti penelitian bebas adalah semua kas yang dihasilkan

dan pengembangan teknologi baru (Jones dari kegiatan operasi yang dapat

dan Sharma, 2001), dalam Lestari (2004). didistribusikan kembali pada pemegang

Gaver dan Gaver (1993) mengemukakan saham tanpa mempengaruhi tingkat

bahwa opsi investasi masa depan tidak pertumbuhan sekarang.

semata-mata hanya ditunjukkan dengan Free Cash Flow diperlukan untuk

adanya proyek-proyek yang didukung mendanai semua proyek yang memiliki

oleh kegiatan riset dan pengembangan net present value positif, yang dapat

saja, tetapi juga dengan kemampuan dihitung dengan menggunakan rumus

lebih dalam Ross et al. (2000), yaitu:

perusahaan

yang

mengeksploitasi kesempatan mengambil FCFit = AKOit – PMit – NWCit

dibandingkan dengan FCFit

keuntungan

: free cash flow perusahaan lain yang setara dalam suatu

Volume 2, Nomor 2, September 2013

kelompok industrinya. Gaver dan Gaver

masalah keagenan. (1993) mengemukakan pula bahwa pilihan

mengurangi

Kepemilikan saham perusahaan oleh bertumbuh bagi perusahaan merupakan

manajer berkaitan erat dengan kontrol dan sesuatu yang setara melekat bersifat tidak

monitoring atas perilaku manajemen, dapat diobservasi.

sebagai konsekuensi dari adanya konflik Penelitian Vogt (1997) menunjukkan

keagenan. Jika tingkat kepemilikan bahwa perusahaan yang bertumbuh akan

manajerial rendah, berarti manajemen direspon positif oleh pasar. Smith dan

mempunyai pengaruh dan voting power Watts (1992) peluang pertumbuhan

terbatas, sedangkan investor eksternal perusahaan

mempunyai kuasa untuk me-monitor dan kesempatan investasi yang diproksikan

membatasi perilaku oportunistik manajer, dengan berbagai macam kombinasi nilai

sehingga mengurangi konflik keagenan. set kesempatan investasi/IOS. Menurut

Konsekuensinya, kedua pihak mempunyai Kallapur

pengaruh positif terhadap managerial pertumbuhan merupakan kemampuan

incentive problems (Brailford et al., 2001), perusahaan untuk meningkatkan size,

yakni mengurangi perilaku oportunistik sementara set kesempatan investasi

manajer.

merupakan opsi untuk berinvestasi dalam Konflik kepentingan dapat timbul di proyek yang memiliki net present value

antara pemegang saham ketika pemegang yang positif. Set kesempatan investasi juga

saham memiliki kendali lebih besar meningkatkan size perusahaan, sedangkan

daripada seharusnya. Apabila seseorang tidak semua growth opportunities memiliki

memiliki kendali yang berlebihan maka net present value yang positif. (Holydia

dia akan cenderung memiliki insentif Lestari, 2004)

untuk memperoleh keuntungan pribadi Berdasarkan pengertian tersebut

karena akan cenderung menguasainya para peneliti seperti Gaver dan Gaver

akibatnya kinerja perusahaan akan (1993), Jones dan Sharma (2001) dan Gull

menurun (Joh, 2001). Jensen dan Meckling (1999) telah mengembangkan proksi

(1976) menyatakan bahwa kecenderungan pertumbuhan perusahaan menjadi IOS

ketika kepemilikan sesuai dengan jenis data yang tersedia

ini

meningkat

pemegang saham pengendali berkurang. dalam penelitiannya. Selanjutnya IOS ini

Pada perusahaan dengan kepemilikan dijadikan

yang terbagi-bagi, pemilik saham terbesar menentukan klasifikasi pertumbuhan

akan mengendalikan perusahaan. Pada perusahaan di masa depan apakah suatu

dimiliki oleh perusahaan masuk dalam klasifikasi yang

perusahaan

yang

dengan kepemilikan tumbuh atau tidak tumbuh (Imam Subekti

konglomerat

institusi, pemegang saham pengendali dan Indra Wijaya Kusuma, 1999).

akan mengendalikan perusahaan dengan sedikit kepentingan. Besaran perusahaan

Kepemilikan Manajerial

berasosiasi dengan biaya diversifikasi Demsetz dan Lehn (1985) dalam

yang ditanggung manajer dan berasosiasi Faisal (2004) menyimpulkan bahwa

negatif dengan floation cost (Hansen, 1989) konsentrasi

untuk mengontrol biaya keagenan ekuitas. digunakan

kepemilikan

manajerial

Dalam hal ini, manajer perusahaan besar menghilangkan

perusahaan

untuk

kepemilikannya Crutchley dan Hansen (1989), Bathala,

(liquidation cost ) dan akan memperbesar Moon dan Rao (1994) mengemukakan

dividen (Crutchley dan Hansen, 1989). bahwa level kepemilikan manajerial yang lebih tinggi dapat digunakan untuk

Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Volume 2, Nomor 2, September 2013

manajerial dalam perusahaan juga menjadi faktor yang

Menurut Tarjo (2005), ukuran

Kepemilikan

kaitannya dengan kebijakan hutang perlu

mempunyai peranan penting yaitu menentukan level hutang perusahaan.

dipertimbangkan

dalam

kebijakan keuangan Perusahaan-perusahaan besar cenderung

mngendalikan

perusahaan agar sesuai dengan keinginan lebih mudah untuk memperoleh pinjaman

pemegang saham (Megginson, 1997). dari pihak ketiga, karena kemampuan

Keinginan pemegang saham berusaha mengakses kepada pihak lain atau

menyamakan kepentingan dari pemegang jaminan yang dimiliki berupa asset yang

kepentingan dari bernilai besar dibandingkan perusahaan

saham

dengan

manajemen melalui program-program kecil. Short dan Keasey (1999) juga

kekayaan pribadi menyatakan bahwa besarnya ukuran

yang

mengikat

dalam kekayaan perusahaan

manajemen

ke

perusahaan. Hasil penelitian Jensen et al. kemudahan suatu perusahaan dalam

dapat

mempengaruhi

(1992) menyatakan bahwa terdapat memperoleh sumber pendanaan baik

hubungan negatif antara persentase eksternal maupun internal.

kepemilikan manajer dengan debt ratio. Perusahaan besar dapat mengakses

demikian, meningkatnya pasar modal. Karena kemudahan tersebut

Dengan

manajemen dapat maka berarti bahwa perusahaan memiliki

kepemilikan

mensejajarkan kepentingan manajemen fleksibilitas dan kemampuan untuk

dengan kepentingan pemegang saham mendapatkan dana. Hasil studi dari

dan mengurangi peranan hutang sebagai Moh’d, et al. (1998) dan Homaifar, et al.

salah satu alat untuk mengurangi konflik (1994) menemukan bahwa firm size

keagenan. Hal ini menunjukkan bahwa mempunyai hubungan yang positif dan

pengaruh dari kepemilikan manajerial signifikan berpengaruh terhadap debt ratio.

terhadap kebijakan hutang adalah negatif. Perusahan besar dapat mengakses Kerangka Pemikiran pasar modal karena kemudahan tersebut Tekanan pasar akan mendorong

maka berarti bahwa perusahaan memiliki manajer untuk mendistribusikan free cash

fleksibilitas dan kemampuan untuk flow kepada pemegang saham atau risiko

mendapatkan dana. Pengaruh ukuran akan

perusahaan adalah positif terhadap perusahaan.Untuk

kebijakan hutang.

perusahaan, manajer akan meningkatkan Dalam penelitian Gull dan Jaggi pendanaan dengan hutang sehingga

(1999), yang menggunakan data sebanyak pengaruh free cash flow terhadap kebijakan

pada perusahaan- hutang adalah positif.

observasi

perusahaan di Amerika Serikat dengan Smith dan Watts (1992) secara

menggunakan periode penelitian antara empiris menemukan adanya bukti bahwa

tahun 1989 sampai 1993, menemukan pada perusahaan yang mempunyai

pengaruh antara free cash flow dengan level kesempatan oleh lebih besar mempunyai

hutang yang berbeda antara perusahaan rasio debt to equity yang lebih rendah

besar dan perusahaan kecil yang memiliki dalam kebijakan struktur modalnya

IOS rendah. Secara umum, penelitian karena pendanaan modal sendiri (equity

memberikan bukti yang financing) cenderung untuk mengurangi

tersebut

mendukung adanya pengaruh positif dari masalah-masalah agensi yang potensial

free cash flow terhadap kebijakan hutang. sehingga pengaruh dari IOS terhadap

Hal tersebut sesuai dengan Jensen (1986) kebijakan hutang adalah negatif.

yang menyatakan bahwa perusahaan dengan free cash flow besar cenderung akan

Volume 2, Nomor 2, September 2013

mempunyai level hutang yang lebih Kepemilikan manajerial merupakan tinggi.

ukuran persentase saham yang dimiliki

METODE PENELITIAN

oleh direksi, manajemen, komisaris ataupun setiap pihak yang terlibat secara

Variabel Penelitian dan Definisi

langsung dalam pembuatan keputusan

Operasional

perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Penelitian ini menggunakan DER

5. Ukuran Perusahaan (SIZE) (Debt to Equity Ratio) sebagai variabel

dengan menggunakan dependen,

Diukur

ukuran total aktiva dengan menggunakan independen yang digunakan adalah Free

logaritma dari total asset (Jaggi dan Cash

Gull,1999 dalam Tarjo,2002). IOS/Investment

Flow, PBV

sebagai

proksi

Opportunity Set (Set Kesempatan

Investasi),

kepemilikan

Penentuan Sampel

manajerial, dan ukuran perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah Berikut ini adalah definisi operasional

sektor industri variabel tersebut.

semua

perusahaan

manufaktur yang tercatat di Bursa Efek

1. Kebijakan Hutang Indonesia tahun 2002 sampai dengan 2004. Variabel ini diproksikan dengan Debt

Pemilihan sampel penelitian didasarkan to

pada metode purposive sampling. Purposive menggambarkan perbandingan antara

Equity Ratio

(DER).

DER

sampling adalah teknik penentuan sampel total hutang dengan total ekuitas

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, perusahaan yang digunakan sebagai

2004). Sampel ini ditentukan berdasarkan sumber pendanaan usaha.

kriteria yang ditentukan sebagai berikut:

2. Free Cash Flow (FCF)

sektor industri Ross et al. (2000) mendefinisikan

1. Perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ bahwa Free Cash Flow sebagai kas

dan mempublikasikan laporan perusahaan yang dapat didistribusikan

keuangan secara konsisten dari kepada kreditor atau pemegang saham

tahun 2002 sampai dengan 2004. yang tidak diperlukan untuk modal kerja

2. Tidak pernah di delist dari BEJ. atau investasi pada aset tetap. Free Cash Flow dihitung dengan menggunakan

Jenis dan Sumber Data

rumus Ross et al. (2000) yaitu: Jenis data yang digunakan dalam FCFit = AKOit - PMit – NWCit

penelitian ini adalah data sekunder, yaitu FCFit

: free cash flow data yang diperoleh melalui sumber yang AKOit : aliran kas operasional

ada, antara lain buletin statistik, publikasi perusahaan i pada tahun t

informasi yang PMit

pemerintah,

dipublikasikan atau tidak dipublikasikan perusahaan i pada tahun t

: pengeluaran

modal

dari dalam atau luar perusahaan, data NWCit : modal kerja bersih perusahaan

yang tersedia dari penelitian sebelumnya,

i pada tahun t studi kasus dan dokumen perpustakaan,

3. IOS/Investment Opportunity Set (Set data online, situs Web, dan internet Kesempatan Investasi)

(Sekaran, 2006).

Dalam penelitian ini diwakili oleh Data yang diambil adalah laporan PBV. Price per Book Value (PBV),

keuangan perusahaan publik manufaktur merupakan rasio antara harga pasar

yang terdaftar di BEJ untuk tahun 2002 – saham terhadap nilai buku per lembar

2004. Dasar pertimbangan memfokuskan saham. r

perusahaan manufaktur adalah adanya

4. Kepemilikan Manajerial (MOWN)

Volume 2, Nomor 2, September 2013

dimiliki pihak manajerial perusahaan.

harapan keseragaman

kebijakan

SIZE

= ukuran perusahaan

= residual loss

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian

Pengujian Asumsi Klasik

ini menggunakan metode dokumentasi. Pengujian asumsi klasik dilakukan Dalam penelitian ini, pengumpulan data

agar hasil analisis regresi memenuhi untuk sampel penelitian menggunakan

kriteria BLUE (Best Linear Unbiased metode pooled data yaitu penggabungan

Estimator). Asumsi klasik dari suatu data cross section dan time series.

persamaan linear yang terdiri atas normalitas,

multikolinearitas,

Metode Analisis

heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji Teknik analisis data adalah analisis

Signifikansi Parameter secara bersama- regresi berganda dengan rumus:

sama dan secara parsial digunakan untuk

menguji pengaruh variabel bebas terhadap  4 SIZE + 

DER =  +  1 FCF -  2 IOS -  3 OWNSP +

variabel terikat dengan menggunakan uji t DER

= Debt to Equity Ratio

dan uji F.

sebagai proksi kebijakan hutang 

= konstanta  1,  2,  3,  4 = koefisien regresi

HASIL DAN PEMBAHASAN

FCF = Free Cash Flow

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel

IOS = Set Kesempatan Investasi

yang Digunakan

diproksi oleh PBV

statistik deskriptif OWNSP

Ringkasan

= persentase saham yang diuraikan pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Statistik Deskriptif Variabel yang Digunakan

Variabel N

Deviasi Standar FCF (jt) 159

0,09883 SIZE (jt) 159

95,21104 Sumber : Data SPSS yang diolah

Dari table 1 di atas variabel FCF yang diproksikan dengan price to book mempunyai nilai rata-rata bertanda

value (PBV) memiliki nilai rata-rata negatif sebesar Rp 42.999.927.982,72 dan

bertanda negatif sebesar 0,3835 dengan nilai deviasi standarnya adalah Rp

nilai deviasi standarnya adalah sebesar 983.193.784.948,23 Hal ini menunjukkan

rata-rata variabel bahwa

nilai

kepemilikan manajerial sebesar 5,48% perusahaan sektor manufaktur yang

secara umum

perusahaan-

dengan nilai deviasi standar sebesar menjadi sampel dalam penelitian ini

9,883%. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki FCF bertanda negatif yang

secara umum perusahaan-perusahaan berarti kurang tersedianya kelebihan kas.

sektor manufaktur yang menjadi sampel Variabel Investment Oportunity Set (IOS)

memiliki kepemilikan manajerial sebesar

Volume 2, Nomor 2, September 2013

5,48%. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) dapat digunakan dengan baik dan memiliki

mencerminkan kondisi data yang ada. Rp1.665.871.566.049,20

Uji Multikolinearitas

menunjukkan bahwa secara umum Pengujian ini dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan

mengetahui apakah terdapat inter korelasi manufaktur memiliki total assets sebesar

sektor

yang sempurna di antara beberapa angka tersebut. Sedangkan nilai deviasi

variabel independen yang digunakan standarnya

dalam model. Berikut ini hasil pembuktian 5.011.630.024.537,57

nilai koefisien korelasinya. variabel ukuran perusahaan (SIZE) adalah sebesar Rp 530.996.840,00 yang terdapat

pada PT Sorini Corporation Tbk. Variabel

Collinearity Statistics

DER memiliki nilai rata-rata sebesar - Variabel Tolerance VIF 6,5098. Sedangkan nilai deviasi standar

1,026 Berdasarkan pada Lampiran A, nilai

1,025 maksimum variabel DER yaitu sebesar

MOWN

1,074 117,7 yang terdapat pada PT Langgeng

SIZE

Sumber : Data SPSS yang diolah Makmur Industri Tbk. Dari Tabel di atas dapat dilihat

Analisis Data

bahwa nilai tolerance value dari semua

variabel berada di atas 0,10 dan nilai VIF Hasil pengujian asumsi klasik adalah

Pengujian Asumsi Klasik

di bawah 10, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:

bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel.

Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan Uji Heteroskedastisitas

untuk mengetahui bahwa suatu data

heteroskedastisitas terdistribusi secara normal atau tidak. Uji

Pengujian

dilakukan dengan uji Glejser. Hasil normalitas

Heteroskedasisitas adalah menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

sebagai berikut:

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat

dilihat pada table 2 berikut:

Tabel 4 Hasil Uji Glejser

Tabel 2

Signifikan

Hasil Pengujian Normalitas

Keterangan t Statistik si Uji Kolgomorov-

-1,231 0,220 Nilai Signifikansi

Sumber : Data SPSS yang diolah

normal

Sumber : Data SPSS yang diolah Dari tabel 4 di atas, menunjukkan bahwa semua variabel independen tidak

Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov berpengaruh secara signifikan terhadap adalah 0,798 dan probabilitas signifikansi

variabel dependen yaitu absolute error pada 0,548 hal ini menunjukkan bahwa

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak data telah berdistribusi normal sehingga

Volume 2, Nomor 2, September 2013

Kesimpulan menjadi persamaan regresi yang tidak bias

ada gejala heteroskedastisitas

akan

Nilai Durbin-

Watson

dan linier serta dapat digunakan untuk

Tidak ada melakukan prediksi.

autokolerasi Sumber : Data SPSS yang diolah

Uji Autokolerasi

Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat autokorelasi dalam suatu model regresi,

Untuk mendiagnosis

adanya

dikatakan bahwa besarnya nilai Durbin- dilakukan melalui pengujian terhadap

Watson berada pada kisaran tidak ada nilai Durbin-Watson dengan ketentuan

autokolerasi, oleh karena itu dapat sebagai berikut (Santoso, 2000) :

bahwa tidak terdapat Nilai Durbin-Watson dibawah -2

disimpulkan

autokolerasi pada persamaan regresi berarti autokorelasi positif.

dalam penelitian ini.

Nilai Durbin-Watson di antara -2 s.d Untuk mengetahui apakah variabel +2 berarti tidak ada autokorelasi.

independen secara parsial dan bersama- Nilai Durbin-Watson di atas +2

sama berpengaruh secara signifikan berarti

(nyata) terhadap variabel dependen, maka pengujian autokorelasi dapat dilihat pada

dilakukan uji t dan F. Hasil regresi table 5 berikut.

berganda yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 5 Hasil Uji Durbin-Watson

Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Berganda

Signifikansi Konstanta

Variabel

Koefisien Regresi

Nilai t

0,001 Nilai F = 8,396* Adj R² = 0,158

FCF adalah sebesar (-)2,700 yang lebih Keterangan:

besar apabila dibandingkan t tabel dengan * Signifikansi pada tingkat signifikansi 5%.

derajat bebas (df) 155 pada tingkat Nilai t tabel dengan df 155 pada tingkat

signifikansi 5% sebesar 0,008. Hasil signifikansi 5% adalah 1,6547

menunjukkan bahwa FCF Sumber : Data SPSS yang diolah.

tersebut

berpengaruh signifikan tetapi negatif (ditunjukkan dengan tanda koefisiennya

Berdasarkan Tabel 6 dapat ditulis negatif) terhadap DER. Temuan ini persamaan regresi sebagai berikut:

menunjukkan bahwa makin tinggi nilai

DER* = -5,179 – 0,128 FCF* + 0,127 IOS* –

FCF maka akan makin rendah nilai DER

0,100 MOWN* + 4,700 SIZE* + 

perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis regresi Variabel bebas IOS yang diproksikan berganda yang dilakukan, diketahui

oleh PBV memiliki koefisien regresi bahwa variabel independen FCF memiliki

bertanda positif sebesar 0,127. Nilai t koefisien regresi dengan tanda negatif

hitung dari variabel independen IOS sebesar 0,128. Nilai t hitung dari variabel

adalah sebesar 1,626 yang lebih kecil

Volume 2, Nomor 2, September 2013

apabila dibandingkan t tabel dengan Uji F (F – test) atau uji ANOVA derajat bebas (df) sebesar 155 pada tingkat

dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikansi 5% sebesar 0,106. Hasil

independen secara tersebut

variabel-variabel

simultan terhadap variabel dependen. berpengaruh positif (ditunjukkan dengan

Persamaan regresi memiliki nilai F hitung tanda koefisiennya positif) terhadap DER

sebesar 8,396 pada tingkat signifikansi 5% dan secara statistik tidak signifikan.

sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Temuan ini menunjukkan bahwa makin

persamaan regresi ini signifikan pada tinggi nilai IOS maka akan makin tinggi

tingkat signifikansi hingga 5%. Karena pula nilai DER perusahaan.

probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka Variabel independen kepemilikan

model regresi dapat digunakan untuk manajerial (MOWN) memiliki koefisien

memprediksi kebijakan hutang (DER) atau bertanda negatif sebesar 0,100. Nilai t

dapat dikatakan bahwa aliran kas bebas hitung

Kesempatan kepemilikan manajerial (MOWN) adalah

dari variabel

Investasi/Investment Opportunity Set (IOS), sebesar ( –)2,184 yang lebih besar apabila

kepemilikan manajerial (MOWN), dan dibandingkan t tabel dengan derajat bebas

perusahaan (SIZE) secara (df) sebesar 155 pada tingkat signifikansi

ukuran

berpengaruh terhadap 5% sebesar 0,030.

bersama-sama

kebijakan utang (DER). Nilai koefisien menunjukkan

Hasil

tersebut

determinasi sebesar 0,158 berarti bahwa manajerial (MOWN) berpengaruh negatif

bahwa

kepemilikan

hanya mampu (ditunjukkan dengan tanda koefisiennya

variabel

dependen

oleh variabel negatif) terhadap DER dan secara statistik

dijelaskan

independen. Sisanya 84,2% dijelaskan oleh signifikan. Temuan ini menunjukkan

faktor-faktor lain di luar model. bahwa makin tinggi tingkat kepemilikan manajerial maka akan makin rendah nilai

Pembahasan

DER perusahaan

pengujian menunjukkan Variabel

Hasil

bahwa FCF berpengaruh negatif dan perusahaan (SIZE) memiliki koefisien

independen

ukuran

signifikan terhadap DER. Temuan ini bertanda positif sebesar 4,700.

tidak konsisten dengan temuan penelitian t hitung dari variabel independen ukuran

Nilai

Tarjo dan Jogiyanto H.M. (2003) dan tidak perusahaan (SIZE) adalah sebesar 3,257

sesuai dengan Jensen (1986) yang yang lebih besar apabila dibandingkan t

menyatakan bahwa perusahaan dengan tabel dengan derajat bebas (df) sebesar 155

FCF besar cenderung akan mempunyai pada tingkat signifikansi 5% sebesar 0,001.

level hutang yang lebih tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

Perbedaan hasil mengindikasikan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh

bahwa hubungan FCF dan DER gagal positif

sebagai mekanisme untuk memantau koefisiennya positif) terhadap DER dan

manajer dalam membuat keputusan yang secara

terbaik bagi pemegang saham, mengingat demikian, H3 yang menyatakan bahwa

kebijakan hutang dapat digunakan untuk kepemilikan

mengendalikan penggunaan free cash flow positif terhadap debt to equity (DER),

manajerial

berpengaruh

secara berlebihan oleh manajemen, untuk diterima. Temuan ini menunjukkan bahwa

menghindari investasi yang sia-sia, serta makin besar ukuran perusahaan maka

sebagai mekanisme untuk menurunkan akan makin tinggi nilai debt to equity (DER)

agency cost of free cash flow. perusahaa

Menurut teori pecking order (Myers, 1984), perusahaan dengan aliran kas yang

Volume 2, Nomor 2, September 2013

rendah cenderung mempunyai level hubungan negatif antara persentase hutang yang lebih tinggi. Perilaku ini

kepemilikan manajerial dengan debt ratio. disebabkan karena perusahaan lebih

Temuan ini juga konsisten dengan temuan memilih menggunakan dana internal

penelitian Friend dan Lang (1988) yang terlebih dahulu sebelum menggunakan

melakukan pengujian apakah struktur dana eksternal (hutang). Keputusan

modal (debt ratio) perusahaan sebagian pendanaan

dimotivasi oleh kepentingan manajemen. perusahaan berusaha untuk mencari

tersebut juga pendanaan dengan tingkat risiko yang

Hasil

penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan hutang paling kecil terlebih dahulu. Dengan

akan semakin berkurang seiring dengan demikian, apabila perusahaan mempunyai

meningkatnya kepemilikan manajerial di FCF yang besar, akan menggunakan FCF

dalam perusahaan. Lebih lanjut temuan terlebih

ini juga konsisten dengan temuan kewajibannya daripada menggunakan

penelitian yang dilakukan di Indonesia dana eksternal (hutang).

seperti penelitian Wahidahwati (2002). Hasil

Nilai debt to equity ratio yang makin kecil bahwa

pengujian

menunjukkan

ini akan menguntungkan bagi investor (Investment Opportunity Set/ IOS) yang

set kesempatan

investasi

karena risiko perusahaan yang disebabkan diwakili oleh PBV berpengaruh positif dan

hutang akan makin menurun. tidak signifikan terhadap DER. Temuan

pengujian menunjukkan ini tidak konsisten dengan temuan

Hasil

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh penelitian Lang et al (1996) yang

positif dan signifikan terhadap DER. Hasil menemukan bahwa terdapat hubungan

tersebut telah sesuai dengan hipotesis dan negatif antara leverage dan pertumbuhan. secara statistik signifikan. Hasil ini

Pada masa mendatang untuk perusahaan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang

yang besar dapat berpengaruh untuk pertumbuhan terbatas. Temuan ini juga

hanya memiliki

kesempatan

perusahaan dalam tidak konsisten dengan temuan penelitian

mendorong

meningkatkan level hutangnya.Temuan Smith dan Watts (1992). Hal ini

ini konsisten dengan temuan penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang

Wessel (1988) yang mempunyai kesempatan untuk lebih besar

Titman

dan

memberikan bukti bahwa ada hubungan mempunyai rasio debt to equity yang lebih

positif antara level hutang dan ukuran besar dalam kebijakan struktur modalnya

perusahaan. Hasil ini juga konsisten karena memilih pendanaan dengan modal

dengan temuan penelitian Mason dan eksternal (hutang). Namun dari hasil

Merton (1985), Kester (1986), Kole(1991), statistik

dan Wahidahwati (2002) serta hasil menunjukkan bahwa IOS yang besar

penelitian Short dan Keasey (1999) yang belum sepenuhnya dapat berpengaruh

menyatakan bahwa sesarnya ukuran untuk mendorong perusahaan dalam

dapat mempengaruhi meningkatkan level hutangnya.

perusahaan

kemudahan suatu perusahaan dalam Hasil

memperoleh sumber pendanaan baik bahwa

pengujian

menunjukkan

internal maupun eksternal. berpengaruh negatif dan signifikan

kepemilikan

manajerial

Suatu perusahaan besar yang sudah terhadap DER. Temuan ini konsisten

stabil akan memiliki akses yang mudah ke dengan temuan penelitian Jensen et al

modal, sementara (1992) yang menguji hubungan antara

dalam

pasar

perusahaan yang baru atau perusahaan kepemilikan manajerial dengan debt ratio

yang masih kecil akan mengalami banyak yang menemukan hasil bahwa terdapat

kesulitan untuk memiliki akses ke pasar

Volume 2, Nomor 2, September 2013

modal. Perusahaan yang telah berukuran variable Investment Opportunity Set besar akan memiliki akses sumber dana

(IOS) yang diproksikan dengan PBV luar yang lebih besar dibandingkan

secara parsial memiliki pengaruh dengan

perusahaan kecil sehingga yang tidak signifikan terhadap DER kemampuan untuk berhutang juga lebih

pada tingkat signifikansi 5% besar.

3. Variabel FCF, Investment Opportunity Perusahaan yang memiliki ukuran

Set (IOS) atau Set Kesempatan besar akan menarik bagi investor untuk

Investasi yang diproksikan dengan membeli saham perusahaan tersebut

kepemilikan manajerial karena tingkat keamanan perusahaan

PBV,

(MOWN), ukuran perusahaan (SIZE) tersebut akan relatif lebih terjaga dan

mampu menjelaskan variasi DER perusahaan telah dikenal secara luas.

sebesar 15,8 persen dan sisanya 84,2 Investor lebih memilih membeli saham

persen oleh variable lainya pada perusahaan besar yang sudah dikenal. Di sisi lain, jumlah saham yang

Saran

sebaiknya melakukan keterbatasan kekayaan pribadi mereka.

dimiliki manajer semakin sedikit karena

1. Investor

pertimbangan lebih mendalam untuk Hasil

investasi pada perusahaan yang bahwa FCF, PBV sebagai proksi set

pengujian

menunjukkan

memiliki FCF yang kecil karena kesempatan

perusahaan yang memiliki FCF yang manajerial, dan ukuran perusahaan secara

investasi,

kepemilikan

kecil cenderung memiliki DER yang bersama-sama memiliki pengaruh yang

tinggi akan menyebabkan risiko signifikan terhadap DER. Temuan ini

investasi makin tinggi pula. menunjukkan bahwa selain FCF, PBV

sebaiknya berhati-hati sebagai

2. Investor

membeli saham yang memiliki rasio manajerial, dan ukuran perusahaan,

PBV yang tinggi, karena DER yang perusahaan dapat menggunakan banyak

makin tinggi akan menyebabkan faktor-faktor lainnya untuk memprediksi

risiko investasi bagi investor makin debt to equity (DER) suatu perusahaan.

tinggi.

3. Investor dapat membeli saham

PENUTUP

dengan kepemilikan manajerial yang tinggi karena mampu memperkecil

Kesimpulan

nilai DER. Hal ini juga mampu

1. Variabel FCF, Investment Opportunity membuat pemilik perusahaan benar-

Set (IOS) atau Set Kesempatan

maksimal untuk Investasi yang diproksikan dengan

benar bekerja

perusahaan yang dikelola dan PBV,

dimilikinya sehingga perusahaan (MOWN), ukuran perusahaan (SIZE)

kepemilikan

manajerial

mampu memperoleh kinerja yang secara

pengaruh yang signifikan terhadap

4. Investor sebaiknya berhati-hati dalam DER pada tingkat signifikansi 5%.

melakukan investasi pada perusahaan

2. Variabel FCF, kepemilikan manajerial dengan ukuran yang sangat besar,

(MOWN), ukuran perusahaan (SIZE) perlu dikaji terlebih dahulu kebijakan secara parsial memiliki pengaruh

hutang yang dianut perusahaan yang signifikan terhadap DER pada

tersebut.

tingkat signifikansi 5%, sedangkan

Volume 2, Nomor 2, September 2013

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, A. and Narayanan Jayaraman, 1994, “The Dividend Policies of All-Equity Firms : A Direct Test of Free Cash Flow Theory”, Managerial and Decisions Economics, Vol. 15, 1325-1331

Bathala, C.T., K.R. Moon, and R.P. Rao, 1994, “Managerial Ownership, Debt Policy,and the Impact of Institutional Holding : An Agency Perspective,” Financial Management, Vol.

23, 38-50 Bringham, E.F. and I.C. Gopenski, 1996, Intermediate Financial Management, Fifth Edition, The Dryden Press, New York Chen, Carl R., and Thomas L. Steiner, 1999, “Managerial Ownership and Agency Conflicts :

A Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy, and Dividend Policy,” The Financial Review, 34, 119-136 Fitri Ismiyanti dan Mamduh Hanafi, 2003, “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen : Analisa Persamaan Simultan”, Simposium Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntansi Indonesia, 260-276

Gagaring Pagalun g, 2003, “Pengaruh Kombinasi Keunggulan dan Keterbatasan Perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi (IOS),” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 6, 249-263

Gujarati, D.N., 1995, Basic Econometric, Third Edition, McGraw Hill, Inc. Holydia Lestari, 2004, “Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Risiko dan

Profitabilitas Perusahaan Terhadap Set Kesempatan Investasi,” Simposium Nasional Akuntansi VII, Ikatan Akuntansi Indonesia, 1059-1071