PENENTUAN KADAR FLAVONOID TOTAL DAN AKTIFITAS ANTIOKSIDAN DARI DAUN DEWA (Gynura pseudochina [Lour] DC) DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBEL.

PENENTUAN KADAR FLAVONOID TOTAL DAN AKTIFITAS
ANTIOKSIDAN DARI DAUN DEWA (Gynura pseudochina [Lour] DC)
DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBEL

SKRIPSI SARJANA FARMASI

Oleh
MUHAMMAD HARIS
No.BP : 06131039

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang penetapan kadar flavonoid total dan
aktifitas antioksidan pada daun dewa (Gynura pseudochina [Lour.] DC) dengan
menggunakan metode spektrofotometri UV-Visibel. Metode ini dapat digunakan
untuk penentuan kadar flavonoid total yang dihitung sebagai kuersetin dengan

persamaan regresi y = 0,1001x-0,0775, koefisien korelasi r = 0,999, simpangan baku
0,00415, batas deteksi 1,24375 µg/mL dan batas kuantisasi 4,145 µg/mL. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kadar flavonoid total dalam daun dewa adalah
0,0627% b/b dan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 terhadap DPPH pada
konsentrasi ekstrak 246,390 µg/mL.

I. PENDAHULUAN

Indonesia terkenal dengan kekayaan alam yang memiliki berbagai jenis
tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat. Obat tradisional telah dikenal dan digunakan
secara turun-temurun oleh masyarakat Indonesia. Pemanfaatan obat tradisional pada
umumnya lebih diutamakan untuk menjaga kesehatan, meskipun pemanfaatannya ada
pula ditujukan sebagai pengobatan suatu penyakit (Suharmiati, et al 2003). Untuk itu
dilakukan berbagai penelitian dan pengujian terhadap obat tradisional tersebut,
sehingga penggunaan

obat

tradisional semakin rasional dan


meningkatkan

popularitasnya, di samping itu himbauan pengobatan kembali ke alam menempatkan
obat tradisional lebih banyak digemari masyarakat. Hal ini terbukti dengan semakin
banyaknya industri farmasi yang memproduksi obat tradisional untuk kebutuhan
masyarakat.
Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat adalah daun dewa (Gynura
pseudochina [Lour.] DC.) dari family Asteraceae. Daun dewa merupakan tanaman
semak semusim dengan tinggi 30-50 cm. Daun dewa dapat digunakan sebagai
antikoagulan, antitoksik, antiradang, antipiretik, analgesik dan pembersih darah
(Mangan, 2003). Dari bebarapa hasil penelitian diketahui bahwa tanaman ini
memiliki efek sebagai antikanker, analgesik, dan penurun kadar kolesterol (Sajuthi,
2001 ; Putri, 2006 ; Abdullah , 2007). Tanaman daun dewa mempunyai kandungan
kimia yang bermanfaat bagi manusia. Daun dewa mengandung alkaloid, saponin,
flavonoid, minyak atsiri dan tanin (Dalimartha, 1999). Berdasarkan telaah data

spectrum ultraviolet-sinar tampak, diketahui flavonoid yang berikatan dengan gula
pada 3-O dan 7-O serta memiliki gugus hidroksi pada posisi C-5, C-3’dan C-4’,
flavonoid tersebut merupakan kuersetin 3,7-O-diglikosida (Herwindriandita, et al.
2006).

Flavonoid merupakan salah satu senyawa golongan fenol alam yang terbesar.
Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga pasti ditemukan pada
setiap telaah ekstrak tumbuhan (Markham, 1988). Flavonoid adalah senyawa yang
ditemukan pada buah-buahan, sayur-sayuran, dan beberapa minuman yang memiliki
beragam manfaat biokimia dan efek antioksidan (Cristobal & Donald, 2000). Telah
diketahui bahwa aktifitas antioksidan dari tumbuhan karena adanya senyawa fenol.
Flavonoid adalah golongan senyawa polifenol yang diketahui memiliki sifat sebagai
penangkap radikal bebas, penghambat enzim hidrolisis dan oksidatif, dan bekerja
sebagai antiinflamasi (Pourmourad. 2006). Jadi dapat disimpulkan bahwa flavonoid
dapat bekerja sebagai antioksidan.
Antioksidan adalah senyawa yang melindungi sel melawan kerusakan akibat
oksigen reaktif. Ketidakseimbangan antara antioksidan dan oksigen reaktif
mengakibatkan stres oksidatif, yang menimbulkan kerusakan sel (Cristobal &
Donald, 2000). Antioksidan yang kita kenal ada dua jenis yaitu antioksidan alami
yaitu antioksidan yang diperoleh dari bahan alami contohnya beta karoten, vitamin C,
dan vitamin E, sedangkan antioksidan sintetik yaitu antioksidan yang diperoleh dari
hasil reaksi kimia contohnya BHA (Butil Hidroksi Anisol), BHT (Butil Hidroksi

Toluen, TBHQ (Tert-Butil Hidroksi Quinon). Sumber antioksidan alami dapat
diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang kita konsumsi sehari-hari.

Berdasarkan fakta di atas dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
menentukan kadar flavonoid dan aktifitas antioksidan dari tanaman daun dewa
(Gynura pseudochina [Lour.] DC) dengan alat spektrofotometer UV-Visibel. Peneliti
berharap hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan standarisasi obat bahan alam. Selain itu, hasil penelitian juga dapat
bermanfaat dalam membantu menyusun standar mutu obat bahan alam.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :

1. Kadar flavonoid total dari daun dewa dihitung sebagai kuersetin adalah
0,0627 % b/b dari 5 gram sampel kering daun dewa.
2. Konsentrasi IC50 larutan kuersetin 58,384 µg/mL, lebih kecil dari pada
IC50 ekstrak daun dewa 246,39 µg/mL, menunjukkan aktifitas
antioksidan kuersetin lebih tinggi dari pada aktifitas antioksidan daun
dewa.


5.2 Saran
Disarankan pada peneliti selanjutnya agar meneliti kadar flavonoid total dan
aktifitas antioksidan dari tanaman lain dengan metode yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. 2007. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Dewa (Gynura
pseudochina (L) DC) Terhadap Kadar Kolesterol Total, Kolesterol HDL, Kolesterol
LDL Dalam Serum Tikus Jantan Hiperkolesterolemik. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Cristobal,M dan Donald, R 2000. Aktifitas Antioksidan Flavonoid. Oregon
State University.
Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Jakarta: Trubus
Agriwidya.
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak tumbuhan Obat. Jakarta
: Departemen Kesehatan.
Hariyatmi, 2004, Kemampuan Vitamin E Sebagai Antioksidan Terhadap
Radikal Bebas Pada Lanjut Usia, MIPA Vol. 14, No. 1 : 52 – 60.
Herwindriandita, Siti Kusmardiyani, As’ari Nawawi. 2006. Telaah Fitokimia
Daun Dewa. Bandung : ITB.

Kuncahyo, I. & Sunardi, 2007, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing
Wuluh (Averrhoa bilimbi, L.) Terhadap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl (DPPH),
Seminar Nasional Teknologi 2007, ISSN : 1978 – 9777.
Mangan, Y. 2003. Cara Bijak Menaklukan Kanker.Jakarta: Agromedia.
Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Penerjemah Kosasih
Padmawinata.Bandung: ITB.
Molyneux, P. 2004. The Use Of Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazil
(DPPH) For Estimating Antioxidant Activity. Sonklanakarin J. Sci. Technol., 26(2).

Pourmourad, F, Hosseinimehr, S.J, Shahabimajd, N. 2006. Antioxidant
Activity, Phenol And Flavonoid Contents Of Some Selected Iranian Medicinal Plants.
African journal of Biotechnology Vol. 5(11) : 1142-1145, 2006.
Praptiwi, Dewi, P., & Harapini, M., 2006, Nilai Peroksida dan Aktivitas Anti
Radikal Bebas Diphenyl Picril Hydrazil Hydrate (DPPH) Ekstrak Metanol Knema
laurina, Majalah Farmasi Indonesia, 17(1), 32 –36.
Putri, C.A.R. 2007. Efek Infutum Daun Dewa (Gynura segetum [Lour.] Merr)
Terhadap Hambatan Respon Rasa Nyeri. (tesis). Surabaya: Universitas Airlangga.
Sajuthi, D. 2001. Ekstraksi, Fraksinasi, Karakterisasi, dan Uji Hayati In Vitro
Senyawa Bioaktif Daun Dewa (Gynura pseudochina [Lour.] DC) Sebagai Antikanker,
tahap II. Bogor: Jurusan Kimia IPB.

Setiati, S.,2003. Radikal Bebas, Antioksidan, dan Proses Menua.Jurnal
Kedokteran dan Farmasi, 6, 366-369.
Sibuea, P., 2004, Antioksidan, Senyawa Ajaib Penangkal Penuaan Dini,
Diakses 22 April 2010 dari
http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/0130/kes2.html
Suharmiati, Maryani, 2003. Daun Dewa dan Sambung Nyawa, Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Sumampouw, A.G., 2003, Radikal Bebas dan Antioksidan, Diakses 29 Juli
2010 dari www.medikaholistik.com
Suryohudoyo, P., 1993, Oksidan, Antioksidan, dan Radikal Bebas, Surabaya :
Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Unair.