Ringkasan - Fauna Nyamuk Anopheles Vektor Malaria Di Daerah Sekitar Kampus Universitas Andalas Limau Manih, Kodya Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Fauna Nyamuk Anopheles Vektor Malaria Di Daerah Sekitar
Kampus Universitas Andalas Limau Manih, Kodya Padang,
Provinsi Sumatera Barat
Adrial

RINGKASAN
Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia,
terutama di negara-negara sedang berkembang yang terletak di daerah tropis dan sub
tropis yang didukung oleh struktur kesehatan yang tidak memadai serta tingkat sosioekonomi yang rendah. Berdasarkan data WHO, setiap tahun terdapat lebih dari 40%
( 2 milyar) penduduk dunia mempunyai resiko tertular penyakit malaria. WHO
mencatat untuk tahun 1997, dari 17,31 juta kematian penduduk akibat penyakitpenyakit menular dan penyakit-penyakit parasitik, sekurang-kurangnya 1,5-2,7 juta
orang meninggal karena penyakit malaria, terutama kelompok anak-anak umur
bawah lima tahun (balita) di Afrika. Dilaporkan bahwa kejadian malaria berasal dari
seluruh tempat endemisitas malaria di dunia seperti Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Asia menempati urutan kedua setelah Afrika, dan Indonesia merupakan salah satu
negara di Asia yang memiliki tingkat endemisitas malaria tertinggi setelah negara
Thailand.
Di dalam program pemberantasan penyakit malaria, salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemberantasan spesies nyamuk
Anopheles yang berperan sebagai vektor malaria. Usaha ini dilakukan dengan tujuan
untuk memutuskan mata rantai penularan yang pada gilirannya dapat menurunkan

angka kesakitan malaria pada daerah tertentu. Sebab tanpa adanya data epidemiologi
yang menyangkut vektor, upaya pemberantasan penyakit malaria tidak akan berhasil
guna. Untuk itu perlu diketahui bionomik, ekologi vektor dan pemastian nyamuk
Anopheles yang berperan sebagai vektor malaria sebagai dasar perencanaan
pemberantasan yang akan dilakukan.
Penelitian tentang Fauna nyamuk Anopheles vektor malaria di daerah sekitar
kampus Universitas Andalas Limau Manih, Kodya Padang, Provinsi Sumatera Barat,
telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2008. Tujuan

penelitian ini adalah mengetahui fauna nyamuk Anopheles tersangka vektor malaria,
Kepadatan relatif (MBR dan MHD), tempat dan pola aktivitas menggigit nyamuk
Anopheles, tempat perindukan nyamuk (breeding place) Anopheles, dan menetapkan
status vektor malaria dari nyamuk Anopheles tersangka vektor berdasarkan
kepadatan menggigit orang malam hari.
Penelitian dilakukan sesuai dengan standar WHO, yaitu dengan melakukan
penangkapan nyamuk malam hari dengan umpan orang di dalam dan di luar rumah,
nyamuk yang istirahat pagi hari, nyamuk Anopheles yang hinggap istirahat di sekitar
kandang dan suvai nyamuk pradewasa (larva) berdasarkan tempat perindukannya.
Hasil


penelitian

diharapkan

dapat

menjadi

masukan

bagi

peningkatan

penatalaksanaan pengendalian vektor malaria.
Hasil penelitian menemukan 2387 ekor nyamuk Anopheles betina yang
teridiri dari 4 spesies yaitu: An. subpictus (94,89 %), An. maculatus (2,51%),
barbirostris (2,26%),

An.


dan An. sundaicus (0,34%). Kepadatan relatif (MBR)

menggigit di luar rumah paling tinggi adalah An. subpictus, An. maculatus, dan An.
sundaicus, dan yang hinggap di sekitar kandang adalah An. subpictus, An. sundaicus
dan An. barbirostris. Ke empat spesies yang tertangkap dengan umpan orang lebih
bersifat eksofagik dan penularan malaria di luar rumah oleh An. maculatus terjadi
pada pukul 21.00-22.00. dan pukul 02.00-03.00, An. supictus pada pukul 23.0024.00 dan pukul 24.00-01.00, dan An. sundaicus pada pukul 21.00-22.00 dan pukul
02.00-03.00. Berdasarkan tempat hinggap istirahat pagi hari, An. subpictus lebih
bersifat eksofilik, sedangkankan An. maculatus, An. barbirostris dan An. sundaicus
belum ditemukan tempat istirahatnya. Tempat perindukan yang dapat diidentifikasi
adalah An. aconitus, An. barbirostris, An. maculatus dan An. subpictus.

(Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,
005/SP2H/PP/DP2M/III/2008, Tanggal 6 Maret 2008).

Padang,

BBI


Nomor

Kontrak

:

2