FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARTASURA Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN
PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARTASURA
KABUPATEN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
HENGKY FEBRIANTO
J 210.100.051

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jln. A. Yani, Tromol Pos I Pabelan, Kartasura. Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id

Email: ums@ums.ac.id


Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama

: Arif Widodo, Amd. Kep., M.Kes

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama

: Hengky Febrianto

NIM

: J 210 100 051

Program Studi : Keperawatan S-1
Fakultas


: Ilmu Kesehatan

Judul Skripsi

: FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEKAMBUHAN
PUSKESMAS

PENDERITA
KARTASURA

HIPERTENSI

DI

KABUPATEN

SUKOHARJO
Naskah ariktel ilmiah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.

Surakarta, 5 Juni 2015

Pembimbing I

Arif Widodo, A.Kep., M.Kes

SURAKARTA
Faktor RisikoUNIVERSITAS
yang BerhubunganMUHAMMADIYAH
dengan Kekambuhan Penderita
Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Jln. A. Yani, Tromol Pos I Pabelan, Kartasura. Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id


Email: ums@ums.ac.id

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama

: Fahrun Nur Rosyid, S. Kep., Ns., M.Kes

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama

: Hengky Febrianto

NIM

: J 210 100 051

Program Studi : Keperawatan S-1

Fakultas

: Ilmu Kesehatan

Judul Skripsi

: FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEKAMBUHAN
PUSKESMAS

PENDERITA
KARTASURA

HIPERTENSI

DI

KABUPATEN

SUKOHARJO

Naskah ariktel ilmiah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.

Surakarta, 5 Juni 2015

Pembimbing II

Fahrun Nur Rosyid, S. Kep., Ns., M.Kes

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

NASKAH PUBLIKASI
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN
PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARTASURA
KABUPATEN SUKOHARJO
Hengky Febrianto*

Arif Widodo, Amd. Kep., M.Kes**
Fahrun Nur Rosyid, S.Kep., Ns., M.Kes***

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang
berhubungan dengan kekambuhan penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura.
Desain penelitian ini dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang tercatat di Puskesmas
Kartasura pada bulan Januari–Desember tahun 2014 yang berjumlah 937 orang,
teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling,
sehingga berdasarkan perhitungan diperoleh 90 pasien hipertensi sebagai sampel
penelitiannya. Alat analisis yang digunakan dengan Chi Square. Hasil penelitian
diketahui bahwa: 1) Kebiasaan tidur mempunyai hubungan yang signifikan
dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo (p= 0,005); 2) Merokok mempunyai hubungan yang
signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo (p= 0,009); 3) Obesitas mempunyai hubungan
yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo (p= 0,002); 4) Pola konsumsi garam
mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita
hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo (p= 0,013).
Kata Kunci : tidur, merokok, obesitas, konsumsi garam, hipertensi.


Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

RISK FACTORS ASSOCIATED WITH HYPERTENSION PATIENTS IN
HEALTH RECURRENCE KARTASURA SUKOHARJO
ABSTRACT
This study aims to determine the risk factors associated with relapse in
patients with hypertension in the Health Recurrence Kartasura. This study design
with cross sectional approach. The population in this study were all patients with
hypertension were recorded in health centers Kartasura in January-December
2014 amounted to 937 people, the sampling technique used was simple random
sampling, so that the calculation is based on 90 patients with hypertension as a
sample. The analytical tool used by Chi Square. The survey results revealed that:
1) sleep habits have a significant relationship with the recurrence rate in patients
with hypertension in the health centers Kartasura Sukoharjo (p = 0.005); 2)
Smoking has a significant relationship with the recurrence rate in patients with
hypertension in the health centers Kartasura Sukoharjo (p = 0.009); 3) Obesity
has a significant connection with the recurrence rate in patients with hypertension
in the health centers Kartasura Sukoharjo (p = 0.002); 4) The pattern of salt
consumption has a significant relationship with the recurrence rate in patients

with hypertension in the health centers Kartasura Sukoharjo (p = 0.013).
Keywords: sleeping, smoking, obesity, salt intake, hypertension.

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hipertensi merupakan kelainan
pada system kardiovaskular yang masih
menjadi beban kesehatan di masyarakat
karena prevalensinya yang tinggi.
Hipertensi dikenal sebagai salah satu
penyebab utama kematian di Amerika
Serikat (Mukhtar, 2007).
Berdasarkan
data
WHO
diperkirakan penderita hipertensi di
seluruh dunia berjumlah 600 juta orang

dengan 3 juta kematian tiap tahunnya.
Menurut survey Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT), prevalensi hipertensi
di Indonesia pada orang berusia diatas
35 tahun adalah lebih dari 15,6%.
Survey
faktor
resiko
penyakit
kardiovascular (PKV) oleh proyek
WHO di Jakarta menunjukan angka
prevalensi hipertensi dengan tekanan
darah 160/90 mmHg masing-masing
pada pria adalah 12,1% dan pada
wanita adalah 12,2%. Secara umum,
prevalensi hipertensi pada usia lebih
dari 50 tahun berkisar antara 15%-20%
(Depkes, 2010). Hipertensi juga
menempati peringkat ke 2 dari 10
penyakit terbanyak pada pasien rawat

jalan di rumah sakit di Indonesia
dengan prevalensi sebesar 4,67%
(Depkes, 2010). Data Riskesdas
menyebutkan bahwa hipertensi sebagai
penyebab kematian nomor 3 setelah
stroke
dan
Tuberculosis
yang
jumlahnya mencapai 6,8% dari
proporsi penyebab kematian pada
semua umur di Indonesia (Depkes,
2010).
Data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011
menunjukkan jumlah kasus hipertensi
esensial di Puskesmas Kartasura
Sukoharjo yaitu sebesar 14,71% dan
merupakan salah satu puskesmas yang
memiliki angka tertinggi untuk kasus

hipertensi (tekanan darah tinggi) di
Kabupaten
Sukoharjo
(DKK
Sukoharjo,
2011).
Data
profil
kesehatan di Puskesmas Kartasura
Sukoharjo pada bulan Maret 2013
menunjukkan di Kelurahan Makamhaji
Kecamatan
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo
sebesar
23%
lansia
mengalami tekanan darah tinggi
(hipertensi). Kelurahan Makamhaji ini
merupakan kelurahan yang memiliki
jumlah penderita hipertensi tertinggi di
Kecamatan Kartasura (Puskesmas
Kartasura Sukoharjo, 2013).
Sedangkan kekambuhan hipertensi
merupakan keadaan kilen hipertensi
dimana muncul gejala yang sama
seperti sebelumnya dan mengakibatkan
klien hipertensi harus dirawat kembali.
Kekambuhan penyakit hipertensi atau
peningkatan tekanan darah kembali
disebabkan oleh beberapa hal yang
tidak terkontrol secara teratur, tidak
menjalankan hidup sehat, seperti diet
yang tepat, olahraga, berhenti merokok,
mengurangi alkohol atau kafein, serta
mengurangi stres (Marliani, 2007).
Faktor risiko yang berhubungan
dengan kejadian hipertensi dibagi
dalam dua kelompok besar yaitu faktor
melekat atau tidak dapat diubah seperti
jenis kelamin, umur, genetik dan faktor
yang dapat diubah seperti pola makan,
kebiasaan olah raga dan lain-lain.
Untuk terjadinya hipertensi perlu peran
faktor risiko tersebut secara bersamasama (common underlying risk factor),
dengan kata lain satu faktor risiko saja
belum cukup menyebabkan timbulnya
hipertensi (Depkes, 2008).
Dampak atau kerugian-kerugian
yang diderita apabila seseorang
terserang hipertensi dan penyakitpenyakit yang ditimbulkannya sangat
luas. Dari sisi ekonomi, setidaknya
terdapat dua kelompok kerugian yang

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

dialami penderita. Pertama adalah
kerugian ekonomi yang terbagi menjadi
4 bagian, yaitu dampak penyakit
terhadap konsumsi sehat, interaksi
sosial, produktivitas jangka pendek dan
produktivitas jangka panjang. Kerugian
yang kedua adalah adanya dampak
penyakit yang mempengaruhi variabelvariabel penting dalam kegiatan
ekonomi jangka pendek dan jangka
panjang, seperti dampak penyakit
terhadap konsumsi, pendapatan, saving,
investasi rumah tangga dan investasi
untuk sumber daya manusia (human
capital investment). Dari sisi sosial dan
budaya, penyakit dipandang sebagai
pengakuan sosial, dimana seseorang
yang mengidap penyakit tertentu tidak
bisa menjalankan peran normalnya
secara wajar, dan bahwa harus
dilakukan sesuatu terhadap situasi
tersebut (Depkes, 2008).
Berkaitan dengan latar belakang di
atas, maka perlu dilakukan kajian data
dalam bentuk survei faktor-faktor yang
berhubungan
dengan
tingkat
kekambuhan pada penderita hipertensi.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor
risiko yang berhubungan dengan
kekambuhan penderita hipertensi di
Puskesmas Kartasura.
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi
Tekanan darah adalah desakan
darah terhadap dinding-dinding arteri
ketika darah tersebut dipompa dari
jantung ke jaringan. Tekanan darah
merupakan gaya yang diberikan darah
pada dinding pembuluh darah. Tekanan
ini bervariasi sesuai pembuluh darah
terkait dan denyut jantung. Tekanan ini
paling
tinggi
ketika
ventrikel
berkontraksi (tekanan sistolik) dan

paling
rendah
ketika
ventrikel
berelaksasi (tekanan diastolik) (Sheps,
2006). Hipertensi adalah tekanan darah
persisten dimana tekanan sistolik 140
mmHg dan tekanan diastoliknya di atas
90 mmHg (Mansjoer, 2008).
Faktor Risiko Hipertensi
1. Faktor yang melekat/tidak dapat
diubah
Hipertensi erat kaitannya
dengan
umur,
semakin
tua
seseorang semakin besar risiko
terserang hipertensi. Umur lebih
dari 40 tahun mempunyai risiko
terkena hipertensi (Yundini, 2006).
Dengan bertambahnya umur, risiko
terjadinya hipertensi meningkat.
Meskipun hipertensi bisa terjadi
pada segala usia, namun paling
sering dijumpai pada orang berusia
35 tahun atau lebih. Sebenarnya
wajar bila tekanan darah sedikit
meningkat dengan bertambahnya
umur. Hal ini disebabkan oleh
perubahan alami pada jantung,
pembuluh darah dan hormon.
Tetapi bila perubahan tersebut
disertai faktor-faktor lain maka bisa
memicu terjadinya hipertensi.
Bila ditinjau perbandingan
antara wanita dan pria, ternyata
terdapat angka yang cukup
bervariasi. Dari laporan Sugiri di
Jawa Tengah didapatkan angka
prevalensi 6,0% untuk pria dan
11,6% untuk wanita. Prevalensi di
Sumatera Barat 18,6% pria dan
17,4% perempuan, sedangkan
daerah perkotaan di Jakarta
(Petukangan) didapatkan 14,6%
pria dan 13,7% wanita (Yundini,
2006).
Peran faktor genetik terhadap
timbulnya
hipertensi
terbukti
dengan ditemukannya kejadian

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

bahwa hipertensi lebih banyak pada
kembar monozigot (satu sel telur)
daripada heterozigot (berbeda sel
telur). Seorang penderita yang
mempunyai sifat genetik hipertensi
primer (esensial) apabila dibiarkan
secara alamiah tanpa intervensi
terapi, bersama lingkungannya akan
menyebabkan
hipertensinya
berkembang dan dalam waktu
sekitar 30-50 tahun akan timbul
tanda dan gejala.
2. Faktor yang dapat diubah/dikontrol
Indeks massa tubuh (BMI)
yang menigkat akan berakibat
terhadap
terjadinya
obesitas,
sehingga beradampak terhadap
peningkatan tekanan darah, tetapi
resiko obesitas yang berhubungan
dengan hipertensi menurun seiring
dengan usia.
Meskipun jumlah perokok
meurun sesuai usia, merokok tetap
menjadi faktor resiko yang
signifikan yang menyebabkan
kematian pada penderita jantung.
Pola tidur kurang dari 8 jam
atau kualitas dan kuantitas tidur
menurun atau seirng dikenal
dengan
istilah
Insomnia
menyebabkan
terjadinya
peningkatan
Corticotropin
Realising Factor (CRF) sehingga
terjadi gangguan pada poros HPA
(Hypotalamic Putuitary Adrenal)
sehingga meningkatkan kortisol
dan renin pada sistem renin
angiotensin yang menyebabkan
terjadinya Hipertensi.
Asupan garam kurang dari 3
gram tiap hari menyebabkan
hipertensi yang rendah jika asupan
garam antara 5-15 gram perhari,
prevalensi hipertensi meningkat
menjadi 15-20%. Pengaruh asupan
garam
terhadap
timbulnya

hipertensi
terjadi
melalui
peningkatan volume plasma, curah
jantung dan tekanan darah.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah
cross sectional yaitu jenis penelitian
yang
menekankan
pada
waktu
pengukuran atau observasi data
variabel independent dan dependen
hanya satu kali pada satu saat. Tidak
semua objek penelitian harus di
observasi pada hari dan waktu yang
sama, akan tetapi baik pada variabel
independent maupun dipendent dini
hanya satu kali saja. Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Kartasura dan
penelitian ini akan dilaksanakan pada
bulan Maret-April 2015.
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua pasien hipertensi yang
tercatat di Puskesmas Kartasura pada
bulan Januari–Desember tahun 2014
yang berjumlah 937 orang, teknik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah simple random sampling,
sehingga berdasarkan perhitungan
diperoleh 90 pasien hipertensi sebagi
sampel penelitian.
Teknik Analisis Data
Analisa data yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
Pada penelitian ini analisis univariat
digunakan untuk mendapatkan
gambaran mengenai faktor resiko
yang berhubungan dengan tingkat
kekambuhan
pada
penderita
hipertensi dalam bentuk distribusi
frekuensi, dengan menggunakan
bantuan komputer
SPSS for
windows.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini
adalah untuk mencari hubungan
umur, kebiasaan tidur, riwayat
merokok,
obesitas
dan
pola

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

konsumsi garam terhadap tingkat pengukuran tekanan darah oleh peneliti
kekambuhan hipertensi peneliti menggunakan Sphygmanometer..
menggunakan rumus Chi Square.
Dalam melakukan penelitian dan HASIL PENELITIAN
penyebaran kuisioner, peneliti kepada Karakteristik Responden Penelitian
responden penelitian yaitu penderita
Karakteristik responden penelitian
hipertensi dan melakukan pendekatan ini akan membahas tentang umur dan
kepada responden, memperkenalkan jenis kelamin penderita hipertensi di
diri serta menjelaskan maksud dan Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
tujuan kepada responden. Selanjutnya Sukoharjo. Distribusi umur penderita
peneliti membagikan lembar kuisioner hipertensi di Puskesmas Kartasura
pada responden dan mendampinginya Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai
dalam pengisian kuisioner, sebelum berikut:
pengisian
kuisioner
dilakukan
Tabel 1
Karakteristik Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo
yang diukur pada Bulan Maret-April 2015
Karakteristik
Responden
Umur

Keterangan

< 45 Tahun
> 45 Tahun
Jumlah
Jenis Kelamin Perempuan
Laki-Laki
Jumlah

Hasil distribusi data tentang umur
penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo
diketahui bahwa 30,0% atau 27 orang
mempunyai umur kurang dari 45 tahun
dan 70,0% atau 63 orang mempunyai
umur lebih dari 45 tahun, sehingga
dapat diketahui bahwa sebagian besar
penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo
mempunyai umur lebih dari 45 tahun.
Hasil distribusi data tentang jenis
kelamin
penderita hipertensi di
Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo diketahui bahwa 41,1% atau
37 orang mempunyai jenis kelamin
perempuan dan 58,9% atau 53 orang
mempunyai jenis kelamin laki-laki,
sehingga dapat diketahui bahwa

Frekuensi

Persentase (%)

27
63
90
37
53
90

30,0
70,0
100,0
41,1
58,9
100,0

penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo
didominasi oleh penderita laki-laki.
Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian
ini dilakukan untuk mendeskripsikan
tentang
faktor
kebiasaan
tidur,
merokok, obesitas, kebiasaan konsumsi
garam dan tingkat kekambuhan pada
penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo.
Distribusi data tentang kebiasaan tidur
dari penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo adalah
sebagai berikut:

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Tabel 2
Kebiasaan Tidur Penderita Hipertensi
di Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo yang diukur pada Bulan
Maret-April 2015
No Kebiasaan Frekuensi Persentase
Tidur
(%)
1. Kurang
54
60,0
2. Cukup
36
40,0
Jumlah
90
100,0

Tabel 4
Berat Badan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo yang diukur pada Bulan
Maret-April 2015
No

Berat Frekuensi Persentase
Badan
(%)
1. Gizi Baik
32
35,6
2. Obesitas
58
64,4
Jumlah
90
100,0

Mayoritas penderita hipertensi di
Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo mempunyai kebiasaan tidur
yang termasuk dalam kategori kurang.
Distribusi data tentang kebiasaan
merokok dari penderita hipertensi di
Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo adalah sebagai berikut:

Sebagian besar penderita hipertensi
di Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo mempunyai berat badan
yang termasuk dalam kategori obesitas.
Distribusi data tentang pola konsumsi
garam dari penderita hipertensi di
Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo adalah sebagai berikut:

Tabel.3
Kebiasaan Merokok Penderita
Hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo yang diukur pada
Bulan Maret-April 2015

Tabel 5
Pola Konsumsi Garam Penderita
Hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo yang diukur pada
Bulan Maret-April 2015

No Kebiasaan Frekuensi Persentase
Merokok
(%)
1. Tidak
37
41,1
Merokok
2. Perokok
53
58,8
Jumlah
90
100,0
Mayoritas penderita hipertensi di
Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo biasa merokok minimal satu
batang per hari selama sekurangkurangnya 1 tahun. Distribusi data
tentang berat badan dari penderita
hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai
berikut:

No

Pola
Frekuensi Persentase
Konsumsi
(%)
Garam
1. Sedikit
30
33,3
2. Banyak
60
66,7
Jumlah
90
100,0

Sebagian besar penderita hipertensi
di Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo mempunyai pola konsumsi
garam yang termasuk dalam kategori
banyak. Distribusi data tentang tingkat
kekambuhan pada penderita hipertensi
di Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo adalah sebagai berikut:

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Tabel 6
Tingkat Kekambuhan Penderita
Hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo yang diukur pada
Bulan Maret-April 2015

Sukoharjo mengalami kekambuhan
lebih dari 1 kali dalam sebulan.

Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor risiko yang berhubungan dengan
No
Tingkat
Frekuensi Persentase
kekambuhan penderita hipertensi di
Kekambuhan
(%)
Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
1. Tidak Kambuh
32
35,6
Sukoharjo. Analisis univariat dalam
2. Kambuh
58
64,4
penelitian ini dilakukan dengan
Jumlah
90
100,0
menggunakan alat analisis Chi Square.
Adapun
berdasarkan
perhitungan
Sebagian besar penderita hipertensi diperoleh hasil sebagai berikut:
di Puskesmas Kartasura Kabupaten
Tabel 7
Hubungan Faktor Kebiasaan Tidur dengan Tingkat Kekambuhan pada Penderita
Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo
yang diukur pada Bulan Maret-April 2015
Tingkat Kekambuhan
Kebiasaan Tidur Tidak Kambuh
Kambuh
N
%
N
%
Kurang
13
24,1
41
75,9
Cukup
19
52,8
17
47,2
Jumlah
32
35,6
58
64,4

Chi Square

p

7,767

0,005

Berdasarkan hasil uji Chi Square di Puskesmas Kartasura Kabupaten
diperoleh nilai 2hitung = 7,767 dengan Sukoharjo. Selanjutnya hasil analisis
p= 0,005. Oleh karena hasil bivariat tentang hubungan kebiasaan
perhitungan menunjukkan bahwa p < merokok dengan tingkat kekambuhan
Penderita
Hipertensi
di
0,05 maka H0 ditolak, artinya pada
Kartasura
Kabupaten
kebiasaan tidur mempunyai hubungan Puskesmas
yang signifikan dengan tingkat Sukoharjo adalah sebagai berikut:
kekambuhan pada penderita hipertensi
Tabel 8
Hubungan Faktor Kebiasaan Merokok dengan Tingkat Kekambuhan pada
Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo
yang diukur pada Bulan Maret-April 2015
Tingkat Kekambuhan
Tidak Kambuh
Kambuh
N
%
N
%
Tidak Merokok
19
51,4
18
48,6
Perokok
13
24,5
40
75,5
Jumlah
32
35,6
58
64,4
Kebiasaan
Merokok

Chi Square

p

6,842

0,009

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten
Sukoharjo.
Berdasarkan hasil uji Chi Square Kartasura
diperoleh nilai 2hitung = 6,842 dengan Selanjutnya hasil analisis bivariat
p= 0,009. Oleh karena hasil tentang hubungan obesitas dengan
perhitungan menunjukkan bahwa p < tingkat kekambuhan pada Penderita
0,05 maka H0 ditolak, artinya merokok Hipertensi di Puskesmas Kartasura
mempunyai hubungan yang signifikan Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai
dengan tingkat kekambuhan pada berikut:
penderita hipertensi di Puskesmas
Tabel 9
Hubungan Obesitas dengan Tingkat Kekambuhan pada Penderita Hipertensi
di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang diukur pada
Bulan Maret-April 2015
Berat Badan
Gizi Baik
Obesitas
Jumlah

Tingkat Kekambuhan
Tidak Kambuh
Kambuh
N
%
N
%
18
56,3
14
43,8
14
24,1
44
75,9
32
35,6
58
64,4

Chi Square

p

9,281

0,002

Berdasarkan hasil uji Chi Square Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo.
2
diperoleh nilai  hitung = 9,281 dengan Selanjutnya hasil analisis bivariat
p= 0,002. Oleh karena hasil tentang hubungan pola konsumsi garam
perhitungan menunjukkan bahwa p < dengan tingkat kekambuhan pada
0,05 maka H0 ditolak, artinya obesitas Penderita Hipertensi di Puskesmas
mempunyai hubungan yang signifikan Kartasura Kabupaten Sukoharjo adalah
dengan tingkat kekambuhan pada sebagai berikut:
penderita hipertensi di Puskesmas
Tabel 10
Hubungan Pola Konsumsi Garam dengan Tingkat Kekambuhan pada Penderita
Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo
yang diukur pada Bulan Maret-April 2015
Tingkat Kekambuhan
Pola Konsumsi
Tidak Kambuh
Kambuh
Garam
N
%
N
%
Sedikit
16
53,3
14
46,7
Banyak
16
26,7
44
73,3
Jumlah
32
35,6
58
64,4
Berdasarkan hasil uji Chi Square
diperoleh nilai 2hitung = 6,207 dengan
p= 0,013. Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa p <
0,05 maka H0 ditolak, artinya pola

Chi Square

p

6,207

0,013

konsumsi garam mempunyai hubungan
yang signifikan dengan tingkat
kekambuhan pada penderita hipertensi
di Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo.

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

PEMBAHASAN
Hubungan Faktor Kebiasaan Tidur
dengan Tingkat Kekambuhan pada
Penderita Hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo
Hubungan faktor kebiasaan tidur
dengan tingkat kekambuhan pada
Penderita Hipertensi di Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo
diketahui bahwa pada penderita
hipertensi yang mempunyai kebiasaan
tidur dalam kategori kurang 24,1%
tidak mengalami kekambuhan terhadap
hipertensi,
sedangkan
75,9%
mengalami
kekambuhan
pada
hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa
penderita hipertensi yang mempunyai
kebiasaan tidur kurang mempunyai
risiko besar terjadinya kekambuhan.
Pada penderita hipertensi yang
mempunyai kebiasaan tidur yang cukup
52,8% tidak mengalami kekambuhan
terhadap penyakit hipertensi dan 47,2%
tetap mengalami kekambuhan terhadap
penyakit hipertensi, sehingga penderita
hipertensi yang mempunyai kebiasaan
tidur yang cukup mempunyai risiko
yang rendah dalam mengalami
kekambuhan hipertensi.
Berdasarkan hasil uji Chi Square
diperoleh nilai 2hitung = 7,767 dengan
p= 0,005. Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa p <
0,05 maka H0 ditolak, artinya
kebiasaan tidur mempunyai hubungan
yang signifikan dengan tingkat
kekambuhan pada penderita hipertensi
di Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo.
Kekambuhan
pada
penderita
hipertensi sangat dipengaruhi oleh
tingkat stres, hal ini dapat dilihat dari
bagaiman kebiasaan tidurnya. Faktor
penyebab hipertensi yaitu penyebab
genetik dan lingkungan, asupan
natrium berlebih, obesitas dan stres.

Selain itu ketidak mampuan ginjal
mengeluarkan sodium secara optimal
dalam mengatur volume plasma,
menyebabkan peningkatan tekanan
darah secara terus menerus. Tidakan
keperawatan untuk hipertensi dan
penyakit
arteri
koroner
adalah
penurunan berat badan, olahraga,
pembatasan asupan garam dan lemak,
menejemen
stres
dan
berhenti
merokok. Edukasi klien mencakup
informasi
tentang
pengobatan,
pengawasan, tekanan darah, nutrisi,
teknik pengurangan stres, dan gejala
yang mengindikasikan kebutuhan akan
pelayanan darurat (Potter & Perry,
2006).
Hubungan
Faktor
Kebiasaan
Merokok
dengan
Tingkat
Kekambuhan
pada
Penderita
Hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo
Hubungan
faktor
kebiasaan
merokok dengan tingkat kekambuhan
pada
Penderita
Hipertensi
di
Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo diketahui bahwa pada
penderita hipertensi yang tidak
mempunyai kebiasaan merokok 51,4%
tidak mengalami kekambuhan terhadap
hipertensi,
sedangkan
48,6%
mengalami
kekambuhan
pada
hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa
penderita hipertensi yang tidak
mempunyai
kebiasaan
merokok
mempunyai risiko lebih kecil terjadinya
kekambuhan hipertensi. Pada penderita
hipertensi yang mempunyai kebiasaan
merokok 24,5% tidak mengalami
kekambuhan
terhadap
penyakit
hipertensi dan 75,5% mengalami
kekambuhan
terhadap
penyakit
hipertensi,
sehingga
penderita
hipertensi yang mempunyai kebiasaan
merokok mempunyai risiko yang lebih

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

besar dalam mengalami kekambuhan
hipertensi.
Berdasarkan
hasil
peneltian
menunjukkan
bahwa
merokok
mempunyai hubungan yang signifikan
dengan tingkat kekambuhan pada
penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
Menurunkan konsumsi kafein dan
alkohol Kafein dapat memacu jantung
bekerja
lebih
cepat,
sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya. Sementara konsumsi
alkohol lebih dari 2-3 gelas/hari dapat
meningkatkan risiko hipertensi (Cortas,
2008). Risiko penyakit kardiovaskuler
pada pasien hipertensi ditentukan tidak
hanya tingginya tekanan darah tetapi
juga telah atau belum adanya
kerusakan organ target serta faktor
risiko
lain
seperti
merokok,
dislipidemia dan diabetes melitus
(Susalit, et.al, 2005).
Hubungan Obesitas dengan Tingkat
Kekambuhan
pada
Penderita
Hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo
Hubungan obesitas dengan tingkat
kekambuhan pada penderita hipertensi
di Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo diketahui bahwa pada
penderita hipertensi yang mempunyai
gizi baik 56,3% tidak mengalami
kekambuhan
terhadap
hipertensi,
sedangkan 43,8% tetap mengalami
kekambuhan pada hipertensi. Hal ini
menunjukkan
bahwa
penderita
hipertensi yang mempunyai gizi baik
mempunyai risiko lebih kecil terjadinya
kekambuhan hipertensi. Pada penderita
hipertensi yang mempunyai berat
badan obesitas 24,1% tidak mengalami
kekambuhan
terhadap
penyakit
hipertensi dan 75,9% mengalami
kekambuhan
terhadap
penyakit

hipertensi,
sehingga
penderita
hipertensi yang mempunyai berat
badan
dalam
kategori
obesitas
mempunyai risiko yang lebih besar
dalam
mengalami
kekambuhan
hipertensi.
Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui bahwa obesitas mempunyai
hubungan yang signifikan dengan
tingkat kekambuhan pada penderita
hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo.
Obesitas
merupakan
faktor
yang
dapat
mempengaruhi kekambuhan hipertensi.
Terapi non farmakologis
yang
dilakukan
untuk
mengurangi
kekambuhan
hipertensi
adalah
menurunkan berat badan berlebih,
konsumsi alkohol berlebih, asupan
garam dan asupan lemak, latihan fisik
serta meningkatkan konsumsi buah dan
sayur. Menurunkan berat badan bila
status gizi berlebih, peningkatan berat
badan di usia dewasa sangat
berpengaruh
terhadap
tekanan
darahnya. Oleh karena itu, manajemen
berat badan sangat penting dalam
prevensi dan kontrol hipertensi (Cortas,
2008).
Hipertensi merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang sebenarnya
dapat dicegah dengan modifi kasi gaya
hidup, namun tidak cukup banyak
orang mengetahui akan hal ini.
Berbagai
penelitian
memaparkan
beberapa faktor risiko hipertensi
diantaranya umur, jenis kelamin, ras,
obesitas, riwayat hipertensi di keluarga,
stress psikologis, kolesterol darah yang
tinggi, perilaku merokok aktivitas fi sik
yang kurang (sedentary lifestyle), pola
makan siap saji (tinggi lemak, protein,
garam namun rendah serat), dan
konsumsi kopi lebih dari 4 gelas sehari
(Andryani 2009). Upaya pencegahan
hipertensi melalui mengatur jenis

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

makanan merupakan hal yang utama,
namun aktivitas fi sikpun berperan
besar dalam mencegah hipertensi.
Sebuah studi metaanalisis telah
menunjukkan bahwa aktivitas fi sik
efektif dalam menurunkan tekanan
darah pada individu dengan berat
badan normal dan kelebihan berat
badan dan pada mereka yang prehipertensi dan hipertensi (Mengel &
Schwiebert, 2000).
Hubungan Pola Konsumsi Garam
dengan Tingkat Kekambuhan pada
Penderita Hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo
Hubungan pola konsumsi garam
dengan tingkat kekambuhan pada
penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura
Kabupaten
Sukoharjo
diketahui bahwa pada penderita
hipertensi yang mempunyai pola
konsumsi garam sedikit 53,3% tidak
mengalami kekambuhan terhadap
hipertensi, sedangkan 46,7% tetap
mengalami
kekambuhan
pada
hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa
penderita hipertensi yang mempunyai
pola
konsumsi
garam
sedikit
mempunyai risiko lebih kecil terjadinya
kekambuhan hipertensi. Pada penderita
hipertensi yang mempunyai pola
konsumsi garam banyak 26,7% tidak
mengalami kekambuhan terhadap
penyakit
hipertensi
dan
73,3%
mengalami kekambuhan terhadap
penyakit hipertensi, sehingga penderita
hipertensi yang mempunyai pola
konsumsi garam banyak mempunyai
risiko yang lebih besar dalam
mengalami kekambuhan hipertensi.
Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui bahwa pola konsumsi garam
mempunyai hubungan yang signifikan
dengan tingkat kekambuhan pada
penderita hipertensi di Puskesmas

Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Faktor
penyebab
kekambuhan
hipertensi
antara lain kebiasaan mengkonsumsi
makanan cepat saji dan makanan
olahan dengan kandungan garam yang
tinggi memicu naiknya tekanan darah
(Martuti,
2009).
Stres
yang
berkepanjangan akan meningkatkan
tekanan darah, oleh karena itu para
penderita hipertensi dianjurkan untuk
hidup
rileks,
terbuka
dalam
mengungkapkan masalah kepada orang
lain (Martuti, 2009). Ansietas, takut,
nyeri dan stres emosi mengakibatkan
stimulasi simpatik, yang meningkatkan
frekuensi darah, curah jantung dan
tahanan vaskuler perifer. Efek stimulasi
simpatik meningkatkan tekanan darah
(Potter, 2006).
Salah satu cara dalam mencegah
kekambuhan
hipertensi
adalah
menstimulasi sekresi aldosteron dari
korteks adrenal. Aldosteron merupakan
hormon steroid yang memiliki peranan
penting pada ginjal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron
akan mengurangi ekskresi NaCl
(garam) dengan cara mereabsorpsinya
dari
tubulus
ginjal.
Naiknya
konsentrasi NaCl akan diencerkan
kembali dengan cara meningkatkan
volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume
dan tekanan darah.
Simpulan
1. Penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo
mempunyai kebiasaan tidur yang
termasuk dalam kategori kurang.
2. Penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo
biasa merokok minimal satu batang
per hari selama sekurang-kurangnya
1 tahun.

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

3. Penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo
mempunyai berat badan yang
termasuk dalam kategori obesitas.
4. Penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo
mempunyai pola konsumsi garam
yang termasuk dalam kategori
banyak.
5. Penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo
mengalami kekambuhan lebih dari 1
kali dalam sebulan.
6. Kebiasaan
tidur
mempunyai
hubungan yang signifikan dengan
tingkat kekambuhan pada penderita
hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo (p= 0,005)
7. Merokok mempunyai hubungan
yang signifikan dengan tingkat
kekambuhan
pada
penderita
hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo (p= 0,009).
8. Obesitas mempunyai hubungan
yang signifikan dengan tingkat
kekambuhan
pada
penderita
hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo (p= 0,002).
9. Pola konsumsi garam mempunyai
hubungan yang signifikan dengan
tingkat kekambuhan pada penderita
hipertensi di Puskesmas Kartasura
Kabupaten Sukoharjo (p= 0,013)
Saran
1. Bagi Masyarakat
a. Bagi masyarakat diharapkan
secara umum diharapkan untuk
senantiasa
memperhatikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
risiko
kekambuhan
hipertensi,
sehingga tingkat kekambuhan
karena penyakit hipertensi dapat
berkurang.

b. Masyarakat diharapkan berperan
aktif dalam mengurangi risiko
kekambuhan
hipertensi,
sehingga perilaku untuk menjaga
pola
hidup
sehat
dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Disiplin Ilmu keperawatan
a. Disiplin
ilmu
keperawatan
hendaknya dapat menjadikan
hipertensi sebagai hal yang perlu
ditindaklanjuti dengan semakin
meningkatkan
perhatian
terhadap faktor-faktor risiko
kekambuhan hipertensi.
b. Bagi mahasiswa dan para
akademisi
keperawatan
diharapkan
melakukan
penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang
faktor
risiko
kekambuhan
hipertensi.
3. Peneliti selanjutnya
Terhadap
penelitian
sejenis
selanjutnya
diharapkan
dapat
melakukan
penelitian
lebih
mendalam lagi kaitannya dengan
faktor risiko kekambuhan hipertensi
dengan melakukan pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Herda. 2009. Prevalensin
dan
Faktor-faktor
yang
Berhubungan
dengan
Kejadian Hipertensi di
Provinsi
Kepulauan
Bangka
Belitung.
Skripsi, FKM Universitas Riau.
Cortas K., et all. 2008. Hypertension.
http//:www.emedicine.com.
[Diakses pada tangal 1 Juli 2014]
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia. 2010. Kebijakan dan
Strategi Nasional Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular. Jakarta

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia. 2008. Kebijakan dan
Strategi Nasional Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular. Jakarta.
DKK
Sukoharjo.
2011.
Kasus
Hipertensi Esensial di Puskesmas
Kartasura Sukoharjo. Sukoharjo:
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Sukoharjo.
Mansjoer, Arif, dkk, 2008, Kapita
Selekta
Kedokteran,
Jakarta:
Media Aesculapius.
Martuti, A. 2009. Hipertensi Merawat
dan Menyembuhkan Penyakit
Tekanan Darah Tinggi. Penerbit
Kreasi Kencana Perum Sidorejo
Bumi Indah (SBI) Blok F 155
Kasihan Bantul, pp.10-12
Marliani, L., & Tantanan. 2007. 100
Quesioner & Answer Hipertensi.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Mengel, M. B., & Schwiebert, L. P.
2000. A Lange Clinical Manual:
Family Medicine Ambulatory Care
and Prevention. New York:
McGraw-Hill.
Mukhtar, D. 2007. Faktor Resiko
Penyakit Degeneratif Pada Usia
Lanjut
Sedenter.
Jurnal
Kedokteran. Jakarta: YARSI.

Potter, J.F. 2006. Brocklehurst’s text
book of geriatric medicine and
gerontology (6th ed). New York:
Churchill Livingstone.
Potter, P.A., & Perry, A.G. 2006. Buku
ajar fundamental keperawatan
konsep, proses, dan praktik (Edisi
4)
(Yasmin
Asih,
Made
Sumawarti, Dian Evriyani, Laily
Mahmudah, Ellen Panggabean,
Kusrini, Sari Kurnianingsih &
Enie Noviestari, penerjemah).
Jakarta: EGC.
Puskesmas Kartasura Sukoharjo. 2013.
Data
Penderita
Hipertensi
Kecamatan Kartasura. Kartasura:
Puskesmas Kartasura.
Susalit, E dkk. 2005. Buku Ajar Ilmu
Penyakit dalam II. Jakarta : Balai
penerbit FKUI.
Yundini.
2006.
Faktor
Hipertensi.
Jakarta:
Pengendalian Penyakit
Menular.
Hengky Febrianto*:

Risiko
Warta
Tidak

Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Arif

Widodo,

A.Kep.,

M.Kes**:

Dosen FIK UMS

Fahrun Nur Rosyid, S.Kep., Ns.,
M.Kes**: Dosen FIK UMS

Dokumen yang terkait

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENDERITA HIPERTENSI DALAM MENJALANI PENGOBATAN (Studi Kasus di Puskesmas Gunungpati Kota Semarang)

8 41 170

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARTASURA Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 14

PENDAHULUAN Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Muda Di Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta.

0 4 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Muda Di Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta.

0 2 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian DBD Di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 0 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI DI PUSKESMAS 1 Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi ibu dalam memijatkan bayi di Puskesmas 1 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 16

PENDAHULUAN Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi ibu dalam memijatkan bayi di Puskesmas 1 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 7

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONTROL ULANG PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN PADANG TAHUN 2008.

0 0 9

Analisis Pengaruh Faktor Stres terhadap Kekambuhan Penderita Hipertensi di Puskesmas Bendosari Sukoharjo

0 0 7