T1 672009067 Full text

Perancangan Model Penyembunyian File pada Kompresi
ZIP

Artikel Ilmiah

Peneliti:
Rendi Adi Purnama (672009067)
Suprihadi, S.Si., M.Kom.
Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016

Perancangan Model Penyembunyian File pada Kompresi
ZIP
Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Peneliti:
Rendi Adi Purnama (672009067)
Suprihadi, S.Si., M.Kom.
Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016

Perancangan Model Penyembunyian File pada Kompresi ZIP
1)

3
2
Rendi Adi Purnama, ) Suprihadi, ) Teguh Indra Bayu

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1) readpumax@gmail.com, 2) 3)

Abstract
Security of information can be done by encrypting messages using cryptographic
algorithms, or hide messages in other media by using steganographic algorithm.
Steganography to hide messages in other media, thus minimizing the level of suspicion.
Steganography requires at least one file as cover file .ZIP File format can be used as a
cover file.Metode steganography done by inserting the extra files in a .zip file that exists.
The result of this insertion does not look at the application of compression in general, so
as not to arouse suspicion. This research resulted in the application of steganography in
the ZIP file. Based on test results, file insertion message is not seen by other compression
application, and no damage.
Keywords: File Hiding, ZIP, Data Security

Abstrak
Pengamanan informasi dapat dilakukan dengan cara menyandikan pesan dengan
menggunakan algoritma kriptografi, atau menyembunyikan pesan pada media lain dengan

menggunakan algoritma steganografi. Steganografi menyembunyikan pesan pada media
lain, sehingga meminimalkan tingkat kecurigaan. Steganografi memerlukan setidaknya
satu file sebagai cover file. File dengan format .ZIP dapat dimanfaatkan sebagai cover
file. Metode steganografi dilakukan dengan cara menyisipkan file tambahan ke dalam file
.zip yang ada. Hasil penyisipan ini tidak terlihat pada aplikasi kompresi pada umumnya,
sehingga tidak menimbulkan kecurigaan. Penelitian ini menghasilkan aplikasi
steganografi pada file ZIP. Berdasarkan hasil pengujian, file pesan yang disisipkan tidak
terlihat oleh aplikasi kompresi lain, dan tidak mengalami kerusakan.
Kata Kunci: Penyembunyian File, ZIP, Keamanan Data
1)

Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya
Wacana
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.
3)
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.

1.


Pendahuluan

Jaringan komputer dan internet mempermudah proses pertukaran
informasi. Masalah yang muncul adalah informasi yang dilewatkan pada jaringan
komputer adalah data plaintext. Hal ini beresiko ketika ada pihak lain yang
berhasil menyadap informasi ini, akan dapat dengan mudah membaca isi
informasi tersebut. Untuk mengamankan informasi yang dikirimkan, dapat
dilakukan dengan cara menyandikan informasi tersebut, menggunakan teknik
kriptografi, namun hal ini akan menimbulkan kecurigaan, karena informasi yang
dihasilkan dalam bentuk acak. Pengamanan informasi dapat dilakukan dengan
cara lain, yaitu menyembunyikan informasi tersebut ke dalam media yang tidak
menimbulkan kecurigaan, yang dikenal dengan teknik steganografi.
Pengamanan informasi dapat dilakukan dengan cara menyandikan pesan
dengan menggunakan algoritma kriptografi, atau menyembunyikan pesan pada
media lain dengan menggunakan algoritma steganografi. Kriptografi bermanfaat
untuk menyandikan pesan sedemikian rupa menjadi acak (ciphertext), sehingga
hanya pihak yang memiliki otoritas, dapat membalikan pesan ke bentuk semula
(plaintext). Kelemahan dari kriptografi adalah kehadiran plaintext dapat
menimbulkan kecurigaan pihak lain, hal ini akan mengarah ke usaha untuk
memecahkan ciphertext tersebut (cryptanalysis). Pada area inilah steganografi

unggul dari kriptografi, karena pada steganografi pesan tersembunyi pada media
lain, sehingga meminimalkan tingkat kecurigaan.
Steganografi memerlukan setidaknya satu file sebagai cover file. Pada
umumnya cover file ini adalah file-file yang tidak menimbulkan kecurigaan orang
lain ketika membukanya, seperti file gambar, file audio, atau file video. Selain filefile dengan format tersebut, file dengan format .ZIP dapat dimanfaatkan sebagai
cover file. File dengan format .ZIP banyak digunakan untuk pertukaran informasi.
File .ZIP dihasilkan dengan cara melakukan kompresi satu atau beberapa file,
dengan algoritma tertentu, dan menghasilkan satu file dengan ekstensi .zip.
Metode steganografi dilakukan dengan cara menyisipkan file tambahan ke dalam
file .zip yang ada. Hasil penyisipan ini tidak terlihat pada aplikasi kompresi pada
umumnya, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dilakukan sebuah
penelitian yang bertujuan merancang aplikasi steganografi pada file ZIP. Aplikasi
dikembangkan dalam bentuk aplikasi desktop, untuk pengguna sistem operasi
windows. Aplikasi dikembangkan dengan menggunakan Microsoft .Net
Framework 4.5.
2.

Tinjauan Pustaka


Pada penelitian yang berjudul “Implementasi Algoritma Kriptografi AES
(Advanced Encryption Standard) Dalam Steganografi Menggunakan Teknik
Dynamic Cell Spreading”, dibahas mengenai teknik penyisipan file dokumen ke
dalam file BMP. Teknik penyimpanan yang digunakan adalah Dynamic Cell
Spreading (DCS). Sebelum disisipkan, file dokumen dienkripsi terlebih dahulu
menggunakan algoritma AES. Kesimpulan yang diperoleh adalah ukuran file

1

dokumen mempengaruhi kecepatan proses embedding dan extracting, yaitu
semakin besar file dokumen, semakin lama proses yang terjadi [1].
Penelitian terdahulu yang membahas tentang penyisipan pesan pada bagian
akhir file (EOF), salah satunya adalah penelitian oleh Alfian [2]. Penelitian
tersebut menekankan pada masalah keamanan dan kerahasiaan informasi. Metode
yang digunakan adalah metode End of File (EOF), dengan citra BMP sebagai
cover file. Metode penyisipan EOF bekerja dengan menyisipkan pesan pada
bagian akhir file, dengan memanfaatkan struktur file BMP. Pada file BMP
terdapat penanda (flag) akhir file yang disebut dengan EOF. Semua informasi
yang terletak setelah penanda tersebut, akan diabaikan dan tidak dianggap sebagai
bagian dari informasi citra digital.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut, diketahui bahwa untuk
menyembunyikan pesan dapat digunakan teknik steganografi. Teknik ini
membutuhkan file media sebagai media penyisipan, dan file pesan yang akan
disembunyikan. Penelitian pertama menggunakan media penyisipan berupa citra
digital, teknik yang digunakan adalah menyisipkan bit pesan pada piksel citra
digital. Metode DCS bekerja dengan menyebarkan dan menggandakan file pesan
[1]. Penyisipan pada LSB memberikan keutungan yaitu terdapat perubahan yang
kecil pada cover file, namun terdapat kelemahan yaitu terbatasnya pesan file yang
dapat disisipkan. Penelitian kedua menggunakan metode EOF untuk menyisipkan
pesan, metode ini berbanding terbalik dengan LSB, yaitu memberikan keuntungan
pada ukuran file yang dapat disisipkan tidak terbatas pada ukuran citra digital.
Metode EOF memiliki kelemahan yaitu, karena file pesan ditempelkan pada
bagian akhir cover file, maka ukuran stego file adalah ukuran cover file ditambah
dengan ukuran file pesan.
Pada penelitian ini digunakan media berupa file ZIP untuk
menyembunyikan file pesan. Metode penyembunyian pada file ZIP mirip dengan
metode EOF, yaitu dengan memanfaatkan kelemahan struktur file cover. Pada
metode penyisipan file kompresi ZIP, file diletakkan sebagai isi file kompresi ZIP
seperti biasa, namun dengan tidak menambahkan pada central directory file
kompresi yang bertindak sebagai “daftar pustaka”. Metode penyembunyian ini

tidak murni disebut metode EOF, karena tidak ditempelkan pada akhir file, namun
memiliki cara kerja yang mirip dengan EOF yaitu dengan memanfaatkan
kelemahan struktur cover file. Penyisipan dengan pada kompresi ZIP memiliki
keuntungan, yaitu ukuran file pesan yang disisipkan tidak terbatas, batasan ukuran
file dipengaruhi oleh format file system yang digunakan oleh sistem operasi.
Keuntungan yang lain adalah, penambahan ukuran file kompresi relatif lebih
kecil, karena terdapat mekanisme kompresi. Sehingga ukuran file hasil penyisipan
dapat ditulis ukuran stego = ukuran cover + ukuran pesan.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan tentang pengamanan
data dengan teknik steganografi, maka dilakukan penelitian yang merancang
model penyembunyian file pada kompresi ZIP. Penelitian ini bertujuan untuk
merancang aplikasi steganografi pada file berformat ZIP. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu menghasilkan sebuah aplikasi yang
dapat menyembunyikan pesan ke dalam media lain. Penelitian ini dibatasi pada
beberapa hal yaitu: (1) File yang digunakan sebagai cover adalah file ZIP; (2)

2

Aplikasi dikembangkan untuk pengguna sistem operasi Microsoft Windows 7
atau yang lebih baru.

Steganografi merupakan suatu metode untuk merahasiakan pesan rahasia di
dalam file-file lain yang mengandung teks, image, bahkan suara tanpa
menunjukkan ciri-ciri perubahan yang nyata atau terlihat dalam kualitas dan
struktur dari file semula [3]. Steganografi biasanya sering disalah artikan dengan
kriptografi karena keduanya sama-sama bertujuan untuk melindungi informasi
yang berharga. Perbedaan yang mendasar antara keduanya yaitu steganografi
berhubungan dengan informasi tersembunyi sehingga tampak seperti tidak ada
informasi tersembunyi sama sekali. Steganografi dapat digunakan untuk berbagai
macam alasan, beberapa di antaranya untuk alasan yang baik, namun dapat juga
untuk alasan yang tidak baik. Untuk tujuan legitimasi dapat digunakan
pengamanan seperti citra dengan watermarking dengan alasan untuk perlindungan
copyright. Digital watermark [4] (yang juga dikenal dengan fingerprinting, yang
dikhususkan untuk hal-hal menyangkut copyright) sangat mirip dengan
steganografi karena menggunakan metode penyembunyian dalam arsip, yang
muncul sebagai bagian asli dari arsip tersebut dan tidak mudah dideteksi oleh
kebanyakan orang.
ZIP adalah standar pemampatan data (data compression) yang diciptakan
oleh Phil Katz. Pemampatan data mengakibatkan ukuran data menjadi lebih kecil
sehingga penggunaan media penyimpanan atau transfer data apa pun akan
menjadi lebih efisien. Berkas-berkas ZIP dapat diawamampatkan (decompress)

dengan berbagai macam program perangkat lunak gratis (freeware) maupun
perangkat lunak uji coba (shareware), seperti Winzip. Winzip juga mampu
melakukan proses pemampatan dengan standar ZIP [5].
Local file header FILE1
File data FILE1
Data descriptor FILE1
Local file header FILE2

File data FILE2
Data descriptor FILE2
Archive decryption header & Archive extra data
record
Central Directory
Pointer ke FILE1
Pointer ke FILE2

Gambar 1 Contoh Struktur File Kompres ZIP [6]

Satu dokumen pada file zip diwakili dengan 3 informasi yaitu “local file
header”, “file data”, dan “data descriptor”. Local file header berisi informasi

mengenai dokumen tersebut. File data merupakan isi dari dokumen yang
dikompresi. Data descriptor memuat informasi mengenai nilai hash file dokumen,
ukuran dokumen terkompresi, dan ukuran dokumen sebenarnya. Bagian akhir file

3

kompresi, memuat ringkasan informasi yaitu “archive decryption header” dan
“archive extra data record”, yang berisi informasi enkripsi dan dekripsi file, jika
ada. Bagian paling akhir adalah “central directory”, yang berisi daftar file yang
ada di dalam kompresi. [6] Contoh Struktur file kompresi ZIP ditunjukkan pada
Gambar 1.
Teknik penyembunyian file pada penelitian ini merupakan gabungan dari
steganografi dan struktur file kompresi ZIP [7]. Steganografi merupakan teknik
menyembunyikan pesan, pesan dapat berupa data teks, pesan, gambar, dan lainlain. Pesan tersebut disembunyikan pada media lain yang dapat berupa file
gambar, video, audio, atau file apapun. Pada penelitian ini file pesan
disembunyikan pada file kompresi ZIP dengan cara memasukkan ke dalam file
kompresi, namun tidak menambahkan ke dalam central directory.
3.

Metode dan Perancangan Sistem

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang
terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Analisis kebutuhan dan pengumpulan
data, (2) Perancangan sistem, (3) Implementasi sistem yaitu Perancangan
aplikasi/program, dan (4) Pengujian sistem serta analisis hasil pengujian.
Analisa Kebutuhan dan Pengumpulan Data

Perancangan Sistem

Implementasi Sistem dan Pengujian Sistem

Pengujian Sistem
Gambar 2 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian pada Gambar 2, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tahap pertama: yaitu melakukan analisis kebutuhan, yaitu diperlukannya
mekanisme untuk menyembunyikan informasi sehingga terhindar dari kebocoran
informasi, manipulasi informasi, dan penyalahgunaan informasi; Tahap kedua:
yaitu melakukan perancangan sistem yang meliputi perancangan aplikasi untuk
proses penyisipan dan tampilan untuk proses ekstraksi, perancangan antarmuka
yakni sebagai media penghubung interaksi antara user dan sistem; Tahap ketiga:
yaitu mengimplementasikan rancangan yang telah dibuat di tahap dua ke dalam
sebuah aplikasi/program sesuai kebutuhan sistem; Tahap keempat: yaitu
melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat, serta menganalisis hasil
pengujian tersebut, untuk melihat apakah aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai
dengan yang diharapkan atau tidak, jika belum sesuai maka akan dilakukan
perbaikan.
4

Metode perancangan sistem dilakukan dengan menggunakan metodologi
pengembangan perangkat lunak prototype model [8]. Pada proses implementasi
dihasilkan beberapa prototype yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap
pertama: Tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan kebutuhan sistem. Tahap ini
dapat dilakukan dengan mendengarkan atau wawancara dengan pengguna
aplikasi; Tahap kedua; merancang program kemudian membuat perbaikan
terhadap hasil yang diperoleh; Tahap ketiga: melakukan evaluasi ke pengguna
aplikasi dimana pada tahap ini proses akan kembali lagi ketahap pertama.
Diagram prototype model ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Prototype Model [8]

Rancangan proses penyembunyian file pada penelitian ini dilakukan
dengan memanfaatkan struktur file kompresi ZIP. File yang akan disembunyikan,
diletakkan seperti biasa halnya menambahkan file pada kompresi ZIP, namun
dengan tidak menambahkan informasi keberadaan file pada central directory.
Struktur file sebelum dan sesudah penyisipan ditunjukkan pada Gambar 4 dan
Gambar 5.
Local file header FILE1

Local file header FILE1
File data FILE1

File data FILE1
Data descriptor FILE1

Data descriptor FILE1
Local file header FILE2

File data FILE2
Local file header FILEPESAN1

Local file header FILE2
File data FILE2
Data descriptor FILE2
Local file header FILEPESAN1

Data descriptor FILE2

File data FILEPESAN1
Data descriptor FILEPESAN1

File data FILEPESAN1

Archive decryption header & Archive
extra data record
Central Directory
Pointer ke FILE1
Pointer ke FILE2

Gambar 4 Struktur File Sebelum Penyisipan [7]

5

Data descriptor FILEPESAN1
Archive decryption header & Archive
extra data record
Central Directory
Pointer ke FILE1
Pointer ke FILE2

Gambar 5 Struktur File Setelah
Penyisipan [7]

Proses penyisipan (Gambar 6), dimulai dengan memilih file ZIP sebagai
cover file. Kemudian file-file pesan dipilih untuk disisipkan ke dalam file ZIP. File
pesan ini akan tersembunyi, sehingga tidak dapat dilihat dengan menggunakan
aplikasi kompresi yang umum dipakai, seperti WinZIP, WinRAR, 7Zip, dan lainlain. Setiap file yang disisipkan, akan memberikan efek perubahan ukuran file
ZIP.

Mulai

Input
cover
ZIP

Tambahkan
file ke
dalam
kompresi
ZIP

Input
file
Pesan

Abaikan
penulisan di
Central
Directory

Jika ada
file pesan
lain yang
akan
disisipkan

TIDAK

Output
file
stego
ZIP

Selesai

YA

Gambar 6 Proses Penyisipan

Mulai

Input
stego
ZIP

Baca struktur
Baca file
file kompresi
lokal
ZIP

Jika file lokal
tidak terdapat
di central
directory

Output
file
pesan

Jika ada
file pesan
lain yang
akan
diekstrak

TIDAK

Selesai

YA

Gambar 7 Proses Ekstraksi

Proses ekstraksi (Gambar 7), dimulai dengan memilih file ZIP yang telah
disisipi. File-file yang ada didalam file ZIP akan ditampilkan, termasuk file-file
pesan yang tersembunyi. File yang akan diekstrak dapat dipilih, kemudian
dilakukan proses ektraksi, dan hasilnya disimpan dalam file.
Membuat File ZIP

Ekstraksi File-file pesan



Menyisipkan File-file Pesan
Pengirim

Penerima

Gambar 8 Use Case Diagram Sistem

Desain aplikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa pemodelan UML.
Gambar 8 menunjukkan desain use case diagram sistem. Terdapat tipe pengguna,
yaitu Pengirim dan Penerima. Pengirim dapat membuat file zip, kemudian
menyisipkan file-file pesan yang akan disembunyikan. Penerima dapat
mengekstraksi file-file yang disisipkan pada file zip yang diterima.

6

Pengirim

Penerima

Pilih/buat file ZIP

Sisipkan file pesan

Berikan file stego
ZIP ke Penerima

Buka file stego ZIP

Pilih file pesan yang
akan diekstraksi

Simpan file Pesan

Gambar 9 Activity Diagram antara Pengirim dan Penerima

Gambar 9 merupakan activity diagram sistem. Activity diagram tersebut
menunjukkan interaksi antara pengirim dan penerima di dalam sistem. Pengirim
secara garis besar melakukan proses penyisipan, kemudian memberikan file hasil
penyisipan (stego zip) kepada penerima. Penerima kemudian melakukan proses
ekstraksi file-file pesan yang ada di dalam stego zip.

Gambar 10 Class Diagram

Gambar 10 merupakan class diagram sistem. Terdapat dua class utama,
yaitu ZipContent dan ZipFile. Class ZipFile merupakan class yang mewakili
suatu file ZIP. Class ZipFile dapat memiliki beberapa ZipContent yang
ditambahkan melalui method addContent.
7

4.

Hasil dan Pembahasan

Aplikasi dikembangkan dengan menggunakan Visual Studio 2012 Express
for Windows Desktop, yang didalamnya terdapat pustaka .Net Framework 4.5.
Aplikasi terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian form penyisipan dan form
ekstraksi.

Gambar 11 Form Embedding

Form embedding (Gambar 11), digunakan untuk proses penyisipan. Form
ini menyediakan input file ZIP, dan file-file pesan. File pesan yang akan
disembunyikan, diatur dengan menghilangkan tanda “chek” pada kontrol
“Terlihat”. File-file pesan kemudian akan ditambahkan ke dalam file ZIP tersebut.

Gambar 12 Form Extracting

Form extracting (Gambar 12), digunakan untuk proses ekstraksi. File ZIP
harus dipilih terlebih dahulu, kemudian ditampilkan isi dari file ZIP. File-file

8

pesan yang ada didalamnya dapat dipilih satu atau lebih, untuk dilakukan
ekstraksi.

Gambar 13 File stego ZIP dilihat dengan 7-ZIP

Gambar 13 menunjukkan hasil penyisipan dibuka dengan aplikasi 7-ZIP.
Dua file rahasia yaitu pesan1.txt dan artikel.pdf yang disisipkan sebelumnya pada
(Gambar 12) tidak muncul.

Gambar 14 File stego ZIP dilihat dengan WinRAR

Aplikasi WinRAR juga tidak memunculkan file-file yang telah
disembunyikan sebelumnya. Gambar 14 menunjukkan bahwa hanya file
T1_Laporan_672009067.docx saja yang ditampilkan.

9

Tabel 1 Bukti Hasil Penyembunyian File

No
1

Sebelum

Sesudah

2

3

4

10

5

6

Tabel 1 menunjukkan bukti hasil penyembunyian beberapa file pada suatu
file kompresi ZIP. Pada baris nomor 1, penyembunyian dilakukan dengan
menggunakan aplikasi yang dikembangkan pada penelitian ini. Baris nomor 2
merupakan perbandingan antara file sebelum disisipi dengan file setelah proses
penyisipan. Ukuran file berubah dari 346 KB menjadi 483 KB. Aplikasi 7ZIP
digunakan untuk membuka kedua file tersebut, dan tidak ada perbedaan isi antara
file sebelum dan file sesudah disisipi, ditunjukkan pada baris nomor 3. Baris
nomor 4, menunjukkan perbandingan ketika kedua file dibuka dengan Windows
Explorer, dan ditunjukkan tidak terdapat perbedaan isi. Baris nomor 5 merupakan
perbandingan hasil ekstraksi kedua file, dan file yang tersembunyi tidak ikut
terekstraksi. Baris nomor 6 merupakan hasil ekstraksi menggunakan aplikasi yang
dikembangkan pada penelitian ini, dan file yang tersembunyi dapat ikut
terekstraksi.
Pengujian pada aplikasi dilakukan untuk menguji dua hal yaitu keamanan
dan keutuhan. Pengujian keamanan dilakukan untuk membuktikan bahwa file
yang disembunyikan, tidak dapat diekstrak dengan menggunakan aplikasi
kompresi biasa. Aplikasi yang digunakan untuk membandingkan adalah WinZIP,
WinRAR, 7-ZIP, dan aplikasi zip bawaan sistem operasi Windows.

11

Tabel 2 Hasil Perbandingan Keberhasilan Penyembunyian File dilihat dengan beberapa
Aplikasi Kompresi File
File Pesan
pesan1.txt
pesan1.txt, gambar1.jpg
pesan1.txt, gambar1.jpg,
musik1.mp3

WinZIP



WinRAR



7-ZIP



Windows











4

pesan1.txt, gambar1.jpg,
musik1.mp3, pesan2.doc









5

pesan1.txt, gambar1.jpg,
musik1.mp3, pesan2.doc,
pesan3.docx









6

pesan1.txt, gambar1.jpg,
musik1.mp3, pesan2.doc,
pesan3.docx, keuangan1.xls









7

pesan1.txt, gambar1.jpg,
musik1.mp3, pesan2.doc,
pesan3.docx, keuangan1.xls,
keuangan2.xlsx









8

pesan1.txt, gambar1.jpg,
musik1.mp3, pesan2.doc,
pesan3.docx, keuangan1.xls,
keuangan2.xlsx
artikel.pdf









9

pesan1.txt, gambar1.jpg,
musik1.mp3, pesan2.doc,
pesan3.docx, keuangan1.xls,
keuangan2.xlsx
artikel.pdf,
gambar2.png









10

pesan1.txt, gambar1.jpg,
musik1.mp3, pesan2.doc,
pesan3.docx, keuangan1.xls,
keuangan2.xlsx
artikel.pdf,
gambar2.png,
gambar3.bmp









No
1
2
3

Berdasarkan hasil pengujian keamanan Tabel 2, dapat dibuktikan bahwa
aplikasi steganografi yang dibuat, dapat menyembunyikan file-file pesan pada file
ZIP, dan tidak terlihat oleh aplikasi kompresi yang lain.
Pengujian kedua adalah pengujian keutuhan file. Pengujian ini penting
karena untuk membuktikan bahwa file yang disisipkan kemudian diekstrak, tidak
mengalami kerusakan. Informasi yang akan disampaikan dari pihak pengirim ke
pihak penerima dapat berbeda jika file pesan mengalami kerusakan (tidak
utuh/mengalami perubahan). Untuk menghitung nilai checksum suatu file,
digunakan algoritma MD5. Pada pengujian ini digunakan aplikasi HashTab untuk
menghitung nilai checksum MD5.

12

Tabel 3 Hasil Pengujian Keutuhan File [9]
File

MD5 Sebelum Embed

MD5 Sesudah Extract

Kesimpulan

1

pesan1.txt

9D497B496EF783B4
F9F235836F244535

9D497B496EF783B4
F9F235836F244535

Utuh

2

gambar1.jpg

96E7BD1225898D84
8D004324E74D8828

96E7BD1225898D84
8D004324E74D8828

Utuh

3

musik1.mp3

E8DA50CA09667C13
95F7F93E88B170D8

E8DA50CA09667C13
95F7F93E88B170D8

Utuh

4

pesan2.doc

94FCBE74093D66C5
563FF2594127DAC4

94FCBE74093D66C5
563FF2594127DAC4

Utuh

5

pesan3.docx

73975D556A460721
3821655AB4DAD974

73975D556A460721
3821655AB4DAD974

Utuh

6

keuangan1.xls

B41C2DEC90ACE94B
5828E42B8B4B0932

B41C2DEC90ACE94B
5828E42B8B4B0932

Utuh

7

keuangan2.xlsx

03D68D1C74590DC7
6BBFF55716D99EB6

03D68D1C74590DC7
6BBFF55716D99EB6

Utuh

8

artikel.pdf

8825F14DCA1DED5C
DF77B6A64B24AE04

8825F14DCA1DED5C
DF77B6A64B24AE04

Utuh

9

gambar2.png

0B51A861E752946D
BF1034CD18402D3F

0B51A861E752946D
BF1034CD18402D3F

Utuh

10

gambar3.bmp

A41F187BD82050C2
CFFE7441EFBA23B8

A41F187BD82050C2
CFFE7441EFBA23B8

Utuh

No

Berdasarkan hasil pengujian keutuhan file pada Tabel 3, dapat dibuktikan
bahwa file yang disembunyikan, tidak mengalami perubahan isi. Hal ini
ditunjukkan dengan tidak ada perubahan nilai checksum antara file pesan sebelum
disisipkan dengan nilai checksum setelah file pesan diekstraksi.
5.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian, pengujian dan analisis terhadap sistem, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Steganografi pada file ZIP dapat
dilakukan dengan cara menambahkan file pesan, dan menyembunyikan file
tersebut sehingga tidak dapat dilihat menggunakan aplikasi kompresi yang umum
dipakai; (2) Proses penyembunyian dan ektraksi file pesan hanya dapat dilakukan
dengan menggunakan aplikasi yang dikembangkan pada penelitian ini. File yang
disembunyikan dengan aplikasi yang dikembangkan, tidak dapat diekstrak dengan
menggunakan aplikasi kompresi seperti WinZIP, WinRAR, 7-ZIP; (3) File pesan
yang disembunyikan tidak mengalami perubahan selama proses embedding dan
extracting, sehingga informasi yang disimpan tidak mengalami kerusakan.
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah pada
peningkatan keamanan. Keamanan file dapat lebih ditingkatkan dengan
menggunakan enkripsi. Hal ini tentu saja akan menambah waktu proses
penyisipan apalagi ketika memproses file dengan ukuran besar seperti file musik
atau video.

13

6.
[1].

[2].

[3].
[4].
[5].
[6].

[7].

[8].
[9].

Daftar Pustaka
Kusuma, B. A., Pakereng, I. & Arie Setiawan Prasida 2010. Implementasi
Algoritma Kriptografi AES (Advanced Encryption Standard) Dalam
Steganografi Menggunakan Teknik Dynamic Cell Spreading. Program
Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga
Alfian, M. & others 2013. Implementasi Pengenkripsian Dan
Penyembunyian Data Menggunakan Tiny Encryption Algorithm Dan End
Of File. Program Studi S-1 Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara Medan
Munir, R. 2006. Kriptografi. Informatika, Bandung
Cummins, J., Diskin, P., Lau, S. & Parlett, R. 2004. Steganography And
Digital Watermarking.
Katz, P. 2000. Computer Software Pioneer, 37. The New York Times
Buchholz,
F.
2006.
The
structure
of
a
PKZip
file.
https://users.cs.jmu.edu/buchhofp/forensics/formats/pkzip.html.
Diakses
pada 29 April 2016.
Mario Vuksan, Tomislav Pericin, B. K. 2010. Hiding In The Familiar:
Steganography And Vulnerabilities In Popular Archives Formats. Slides &
Whitepaper: BlackHat, Barcelona
Pressman, R. S. & Jawadekar, W. S. 1987. Software engineering. New
York 1992
Buana, R. G. 2012. Pengujian Integritas Data Menggunakan Algoritma
MD5. DINAMIKA DOTCOM 3.

14