Suara Mahasiswa Dalam Pemilihan Rektor.

Pikiran Rakyat
o Senin
17

1

OJan

2~

18

19

OPeb

0

0

Se/asa


20

5

21

6

o Mar OApr

Rabu

.

8
23

7


22

0

Kamis
9

OMei OJun

10
24

Jumat
11
25
26

OJul

0


Sabtu

12

13
27

0
28

0 Ags' 0 Sep OOkt

..~~..

Mlnggu

14

---


15
29

OHov

16
30

31

.Des

---

--

f
"Menggagas Sinergi antaraMahasiswa
dan Rektorat"


K

ELUARGA
Mahasiswa
Institut
Teknologi Bandung beberapa waktu lalu
mengadakan acara dialog calon rektor
ITB. Hasilnya, mereka mencoba menilai kapasitas
tiga calon rektor lewat acara dialog di kampus. Pada acara debat calon bertajuk "Rektor ITB yang
Bersinergi dan Mencintai Mahasiswa", mahasiswa
mencecar para kandidat dengan berbagai pertanyaan dati masalah akademik hingga ospek.
l1ga calon rektor ITB, Akhmaloka, Indra Djati
Sidi, dan Adang Surahman memaparkan presentasi soal visi dan misi mereka tentang ITB. Setelah itu mereka bergantian dicecar oleh tiga orang
pane lis yang masing-masing mewakili urusan
akademik, kemahasiswaan, dan program pascasarjana. Hal ini membuktikan kontribusi penting antara pihak calon rektor dan mahasiswa sehingga
aspirasi dan keinginan mahasiswa bisa bersinergi
baik dengan visi dan misi para calon.
"Sebagai mahasiswa, kita merasa penting untuk
mengikuti sepak terjang calon-calon rektor di

ITB. Mau bagaimanapun kita mesti tahu visi dan
misi serta akan ke mana masa depan kampus kita
ini," ujar Ketua Keluarga Mahasiswa (KM) ITB
Ridwansyah Yusuf Achmad yang juga menjadi
salah seorang panelis dalam debat terbuka tersebut. Adapun kedua panelis lainnya yaitu Saski
(mahasiswa ITB 2009 berprestasi) dan Zulkaida
Akbar (mantan KM ITB).
Bagi Ridwan, peran mahasiswa selama ini lebih
dianggap seakan "numpang lewat". Aspirasi mereka seakan menjadi mampat. Dengan diadakannya
debat terbuka antara pihak mahasiswa dan para
calon rektor merupakan langkah penting untuk
terlibat langsung dalam proses demokrasi di kampus. Selama ini banyak beredar pemeo anggapan
adanya hubungan yang kurang harmonis antara
pihak rektorat dan mahasiswa. Apalagi, jika kecenderungan pemilihan rektor yang bersifat tertutup.
Menurut Ridwan, be tapa pentingnya aspirasi
mahasiswa dalam pemilihan rektor sebagai bagian
dari institusi kampus. Kolaborasi antara visi dan
misi dan memahami institusi sebagai suatu bagian
integral akan membentuk sinergi yang baik antara rektor dan mahasiswa. Selama ini anggapan
mahasiswa bahwa pemilihan rektor masih menjadi. wacana yang kurang populer di--kalangan ma-


-

jalan sendiri-sendiri," ujar Rahman.
hasiswa. Untuk itu dibutuhkan sikap aktif dan
Proses demokrasi
apresiatif dari kalangan mahasiswa itu sendiri.
"Seharusnya mahasiswa dianggap sebagai mitra.
Proses debat dan upaya mengkritisi calon rektor
Kita sebagai mahasiswa juga mencoba untuk mebisa menjadi wacana baru seputar demokrasi di
manaskan isu soal pemilihan rektor ITB. Hasilnya
dalam kampus. Mahasiswa bisa memiliki ruang
untuk menilai kandidat-kandidat yang terpilih.
juga cukup lumayan, sekitar 150 mahasiswa hadir
Menurut Direktur Pembinaan kemahasiswaan
dalam debat calon. Melihat apresiasi mahasiswa
UPI Cecep Darmawan, proses p.emilihan rektor
sejauh ini cukup lumayan baik dan tidak seapatis
yang melibatkan mahasiswa bisa menjadi bentuk
yang dikira," ujar Ridwan.

pembelajaran
demokrasi bagi mahasiswa.
Pentingnya keterbukaan dan proses demokrasi
dalam pemilihan rektor lambat laun akan menjaSayangnya, tak semua universitas memiliki wakil
mahasiswa yang duduk dalaIl) Majelis Wali
di tolok ukur bagi kemajuan kampus. Menurut
Amanah (MWA).
Presiden Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPO Rahman Hamdani se"Mahasiswa memang mesti dianggap sebagai
bagian integral. Ini bisa jadi proses pembelajaran
mua pihak harus dilibatkan dalam proses pemilidemokrasi bagi mahasiswa.
han rektor. Suara sekecil apa
pun termasuk suara mahaApalagi, para elite kampus
selama ini selalu mengangsiswa mesti diperhitungkan.
"Pemilihan rektor harus
gap persepsi mahasiswa seProsesdebat dan upaya
dikritisi. Selama ini, di UPI
bagai individu yang belum
mengkritisi calon rektor bisa
sendiri, mahasiswa seolah
dewasa, labil, dan terkotakmenjadi wacana baru seputar

kurang dilibatkan oleh lemkotak," kata Cecep.
"Namun, tak semua unibagasehinggaberkesanterdemokrasidi dalam kampus.
versitas memiliki wakil dari
tutup," ujar Rahman yang
Mahasiswa bisa memiUkiruang
menjabat sejak Maret 2008.
kalangan mahasiswa. UU
untuk
menilai kandidat,kandidat
Badan Hukum Pendidikan
Menurut dia, mahasiswa
(UU BHP) memang mebisa berpartisipasi mulai dari
yang terpiUh.prosespemiUhan
ngatur peranan ini semua.
pengawalan bakal calon,
rektor yang meUbatkanmaha,
calon, hingga kandidat terHanya, universitas-universisiswa bisamenjadi bentuk pem,
tas Badan Hukum Milik Nepilih. Meskipun dalam lembaga Majelis Wali Amanah
gara (BHMN) gelombang
belajaran demokrasibagi maha,

(MWA) tidak ada suara
pertama seperti ITB, UI,
siswa. Sayangnya, tak semua
perwakilan mahasiswa, setiIPB, dan UGM yang memiuniversitas memiUkiwakil maha, liki
wakil mahasiswa dalam
daknya mahasiswa dituntut
MWA, di UPI sendiri tidak
untuk lebih peka dan kritis
siswa yang duduk dalam Majelis
terhadap pemimpin mereka
ada wakil mahasjswa," tuWali Amanah (MW A).
sendiri. Untuk membangun
turnya.
kepekaaan dibutuhkan perMahasil'wa pun harus
lebih aktifdan bersifat menan dari pihak Himpunan
Mahasiwa untuk menyosialisasikan wacana kepajemput bola dalam proses pemilihan rektor. "Mada para mahasiswa. Rahman juga menilai mahahasiswa dan himpunan mahasiswa (hima) bergersiswa masih dianggap bagian "numpang lewat".
ak lebih proaktif dalam menyosialisasikannya paMahasiswa seharusnya diberikan ruang untuk bisa
da kalangan mahasiswa," ujar Cecep. "Sosialisasi
terbuka semacam debat publik', polling, atau tur
menyampaikan aspirasi. Apa pun caranya entah

itu sosialisasi lewat majalah dinding (mading),
calon rektor ke tiap-tiap fakultas merupakan connewsletter,dan debat.
toh sosialisasi yang bisa menggiring isu untuk
membentuk sinergi antara mal1asiswadan calon
"Apa pun bentuk sosialisasi betapa pentingnya
peranan mahasiswa dalam pemilihan rektor harus
rektor," ujarnya.
mulai disuarakan. Para mahasiswa mungkin menCecep menganjurkan agar mahasiswa lebih pedambakan rektor yang memiliki kedekatan deka dan peduli terhacfap proses pemilihan rektor
karena bagaimanapun itu merupakan pembelangan mahasiswa. Jangan sampai antara pihak
baik di lingkup kampus.
--kampus dan mahasiswa ada jarak. Masing-masing jaran demokrasi yang
-~--

Kllplng
-

-

-

Humas Unpad
-

2009
-

--

HEYKAL SYA'BAN

BAYANGAN mahasiswa di antara poster Pemilihan Rektor ITB beberapa waktu lalu. Proses debat dan kritisi calon pemilihan rektor bisa menjadi
ruang untuk menilai kandidat-kandidat yang terpilih. *
Menurut Djoko, proses demokrasi yang dikemProses pembelajaran demokrasi seperti bisa
bangkan baik dalam konteks pemilihan rektor seberkembang dengan mengetahui agenda-agenda
harusnya menuntut adanya komunikasi, partisikampus, baik akademik maupun nonakademik
dan melibatkandirisebagaipengawas(watchdog) pasi, dan aspirasi. Komunikasi terjalin antara
berbagai pihak seperti senat, MWA, dan
dala!n proses pemilihan rektor. "Bagaimanapun
masyarakat kampus sehingga sosialiasibisa terjalin
sinergi antara mahasiswa dan pihak calon terpilih
merupakan proses pencerdasan civitas academica. rapi dan baik. Partisipasi mahasiswa sebagai
masyarakat kampus pun dituntut bisa lebih aktif.
Itu yang menjadi tren positif yang mesti diDan aspirasi-aspirasi yang disampaikan bisa terlakukan," tutur Cecep.
hubung dan terkomunikasi dengan sangat baik.
Proses demokrasi di kampus memang tak bisa
"Mahasiswa bisa memberikan masukan melalui
berjalan cepat. Akan tetapi membutuhkan waktu,
lobi atau debat calon untuk memberikan suarakesadaran, dan keterbukaan berbagai pihak. Wasuara mereka. Namun, kita juga mesti melihat
kil Ketua MWA ITB dan Ketua Panitia Pemilidemokrasi seperti apa dulu yang terbilang efektif,
han Rektor ITB Periode 2010-2014 Djoko Suharsuara-suara kan tidak hanya dimiliki oleh mahato mengatakan pentingnya proses demokrasi dijalankan dalam pemilihan rektor, terutama bagi siswa. Masih ada juga wakil-wakil lain yang
suaranya tak bisa diabaikan," ujar Djoko. Berkaca
para mahasiswa. "Mahasiswa di MWA ITB memipada proses debat calon rektor ITB beberapa wakliki satu wakil suara sehingga mereka bisa menyatu lalu, Djoko menilai bahwa partisipasi mahalurkan aspirasi mereka kepada para calon," tutur
Djoko.
siswa sudah berjalan cukup baik. "Bayangkan
mereka sampai berembuk dan berdiskusi selama
"Mahasiswa seringkali dianggap sebagai insan
24 jam!" tutumya. ***
baru belajar oleh para elite kampus. Tugas hakiki
mahasiswa juga kan memang belajar. Namun,
agus rakasiwi
dengan keterlibatan atau peranan mereka dalam
kampus_pr@yahoo.com
proses pemilihan rektor secara tidak langsung kita
- -- -- - - - bisa melihatnya sebagai konteks pembelajaran
dan proses pembangunan.,gt,mokrasi."_