Pasang Spanduk Melanggar, Perburuk Citra Caleg.
RADAR BANDUNG
o Selasa
456
20
21
o Mar
OApr
.
o
o
o
Kamis 0 Jumat
Sablu
Rabu
Minggu
7
8
9
10
11
14
15
16
12
13
22
29
30
31
27
28
23
24
26 ---ONov
ODes
OJun 0 Jul 0 Ags OSep
OMei
OOkt
~
Menawan Calon Pemilih Lewat Media Luar Ruang (3-Habis)
Pasang Spanduk
Melanggar,
-- ~_..~Perburuk
--- - Citra
~
-- Caleg
--- ..
Mahalnya sebuah citra. Tidak bisa diukur dari jumlah
spanduk atau baligo dikalikan harga pembuatan. Tidak
juga dapat dinilai dengan ongkos pemasangan,atau iklan
yang dipasang di media massa. Ada yang paling hakiki
dan tak ternilai dengan materi. Itu adalah, harga diri.
Murwani Rokhayati. A, Radar Bandung
BEBERAPA harijelang pemilu,
para 'caleg gencar menyiptakan
citra positif. Maksud semua itu,
untuk penanaman kredibilitas
dan kapabilitasnya
kepada
calon pemilih. Pada saatnya
nanti, dapat mendulang raihan
suara. atau perolehan dukungan
buat melaju ke kursi legislatif.
Karena berpacu.. dengan
waktu,
- ..,.
-.-
-
para caleg melakukannya dengan
cara instan. Padahal cara pemasangan yang salah dan melanggar aturan, beraarti membuat
citranya terpuruk. Padahal menurut pakar Komunikasi dari
Unpad, Dedi Mulyana, yang benar
caleg seharusnya mencitrakan diri
dengan perbuatan dan tingkah
laku.
.
Atas dasar itu, Dedi memandang, masih banyak yang harus
dibenahipada sistem demokrasi
bangsa ini. Terutama, untuk
melahirkan masyarakat yang
cerdas, dan pemimpin yang
lebih peka pada nasib rakyatnya. Banyak yang sebenarnya bisa dilakukan caleg
untuk menuruti hati rakyat,
namun tidak bisa dilakuk!in
dengan cara instan.
ltu rupanya yang tidak terIalu
disukai caleg, sehingga memilih
meminjam pencitraan orang lain
untuk membantu pencitraannya
di mayarakat.
., Seharusnya,
para caleg ini lebih bisa merebut
---=.:.
- -- ,~
hati rakyat dengan cara memberikan perhatian dan kontribusi
yang nyata. Bukan dengan cara
instan dengan meminjam pencitraan orang lain utnuk membantu
pencitraan dirinya," sesal Dedi.
Dengan cara yang sekarang
populer di tengah kancah perpolitikan, cara yang buruk untuk
pembelajaran politik masyarakat. Karena, sebenamya sebesar apapun spanduk sama
sekali tidak bisa mencitrakan
seseorang. Walaupun, sebenarnya tingkah laku sangat mungkin untuk tidak sama setelah
RAMDMANImADAR BANDUHG
TAK TERATUR
: Pemasangan alat kampanye seperti spanduk dan
baligo yang tidak teratur cukup menggangu keindahan kota. Hal
ini bisa saja memperburuk citra
;; dari caleg itu sendiri.
- -
Kliping
Humes
Unped
2009
dan sebelum mereka tnempunyai kesempatan.
"Sebenamya, yang namanya
jabatap itu, sangat memungkinkan untuk korup. Jadi tidak
ada jaminan kelakuan seseorang akan sama sebelum dan
sesudah menjadi langgota legilatif. Namun dengan jejak
rekam yang baik, setidaknya
dapat membuat masyarakat
percaya akan tingkah lakunya,
daripada hanya membeli kucing
dalam karung," jelas Dedi.
Seharusnya, caleg Indonesia
bisa mencontoh apa yang dilakukan Bill Clinton dan Barack
Obama. Mereka melakukan
-
--
kampanye jauh-jauh hari sebelum masa kampanye datang
dengan pembentukan citra yang
baik. "Dan itu jauh'lebih efektif," tatap Dedi.
Dedi menyesalkan,
karena
selama ini masyarakat hanya
dijadikan objek bukannya subjek. Pola pikir masyarakat digiring 'untuk sesuai dengan
yang diinginkan para caleg.
Seharusnya, "masyarakat dijadikan subjek, yang juga mempunyai keinginan dan harapan.
Untuk membenahi keadaan yang
sudah terlanjur terbiasa dengan
cara instan, banyak yang harus
diubah, terutarna dari ~~.
(*)
o Selasa
456
20
21
o Mar
OApr
.
o
o
o
Kamis 0 Jumat
Sablu
Rabu
Minggu
7
8
9
10
11
14
15
16
12
13
22
29
30
31
27
28
23
24
26 ---ONov
ODes
OJun 0 Jul 0 Ags OSep
OMei
OOkt
~
Menawan Calon Pemilih Lewat Media Luar Ruang (3-Habis)
Pasang Spanduk
Melanggar,
-- ~_..~Perburuk
--- - Citra
~
-- Caleg
--- ..
Mahalnya sebuah citra. Tidak bisa diukur dari jumlah
spanduk atau baligo dikalikan harga pembuatan. Tidak
juga dapat dinilai dengan ongkos pemasangan,atau iklan
yang dipasang di media massa. Ada yang paling hakiki
dan tak ternilai dengan materi. Itu adalah, harga diri.
Murwani Rokhayati. A, Radar Bandung
BEBERAPA harijelang pemilu,
para 'caleg gencar menyiptakan
citra positif. Maksud semua itu,
untuk penanaman kredibilitas
dan kapabilitasnya
kepada
calon pemilih. Pada saatnya
nanti, dapat mendulang raihan
suara. atau perolehan dukungan
buat melaju ke kursi legislatif.
Karena berpacu.. dengan
waktu,
- ..,.
-.-
-
para caleg melakukannya dengan
cara instan. Padahal cara pemasangan yang salah dan melanggar aturan, beraarti membuat
citranya terpuruk. Padahal menurut pakar Komunikasi dari
Unpad, Dedi Mulyana, yang benar
caleg seharusnya mencitrakan diri
dengan perbuatan dan tingkah
laku.
.
Atas dasar itu, Dedi memandang, masih banyak yang harus
dibenahipada sistem demokrasi
bangsa ini. Terutama, untuk
melahirkan masyarakat yang
cerdas, dan pemimpin yang
lebih peka pada nasib rakyatnya. Banyak yang sebenarnya bisa dilakukan caleg
untuk menuruti hati rakyat,
namun tidak bisa dilakuk!in
dengan cara instan.
ltu rupanya yang tidak terIalu
disukai caleg, sehingga memilih
meminjam pencitraan orang lain
untuk membantu pencitraannya
di mayarakat.
., Seharusnya,
para caleg ini lebih bisa merebut
---=.:.
- -- ,~
hati rakyat dengan cara memberikan perhatian dan kontribusi
yang nyata. Bukan dengan cara
instan dengan meminjam pencitraan orang lain utnuk membantu
pencitraan dirinya," sesal Dedi.
Dengan cara yang sekarang
populer di tengah kancah perpolitikan, cara yang buruk untuk
pembelajaran politik masyarakat. Karena, sebenamya sebesar apapun spanduk sama
sekali tidak bisa mencitrakan
seseorang. Walaupun, sebenarnya tingkah laku sangat mungkin untuk tidak sama setelah
RAMDMANImADAR BANDUHG
TAK TERATUR
: Pemasangan alat kampanye seperti spanduk dan
baligo yang tidak teratur cukup menggangu keindahan kota. Hal
ini bisa saja memperburuk citra
;; dari caleg itu sendiri.
- -
Kliping
Humes
Unped
2009
dan sebelum mereka tnempunyai kesempatan.
"Sebenamya, yang namanya
jabatap itu, sangat memungkinkan untuk korup. Jadi tidak
ada jaminan kelakuan seseorang akan sama sebelum dan
sesudah menjadi langgota legilatif. Namun dengan jejak
rekam yang baik, setidaknya
dapat membuat masyarakat
percaya akan tingkah lakunya,
daripada hanya membeli kucing
dalam karung," jelas Dedi.
Seharusnya, caleg Indonesia
bisa mencontoh apa yang dilakukan Bill Clinton dan Barack
Obama. Mereka melakukan
-
--
kampanye jauh-jauh hari sebelum masa kampanye datang
dengan pembentukan citra yang
baik. "Dan itu jauh'lebih efektif," tatap Dedi.
Dedi menyesalkan,
karena
selama ini masyarakat hanya
dijadikan objek bukannya subjek. Pola pikir masyarakat digiring 'untuk sesuai dengan
yang diinginkan para caleg.
Seharusnya, "masyarakat dijadikan subjek, yang juga mempunyai keinginan dan harapan.
Untuk membenahi keadaan yang
sudah terlanjur terbiasa dengan
cara instan, banyak yang harus
diubah, terutarna dari ~~.
(*)