Praktik Multilingual Sejahterakan Masyarakat.
KOMPAS
8
17
OJan
o Selasa
Senin
4
123
18
19
8Peb
5
20
o Mar
0
6
0
Rabu
7
21
€>
OApr
OMei
8
0
Kamis
9
23
OJun
10
24
OJul
25
Jumat
11
o Sabtu 0 Minggu
12
26
13
27
0 Ags OSep
14
28
OOkt
15
29
ONov
16
30
31
ODes
Praktik Multilingual
Sejahterakan Masyarakat
Kecerdasan
BisaDilihatdariJumlahBahasayangDikuasai
BANDUNG, KOMP AS - Praktik multilingual atau menggunakan lebih dari satu bahasa dalam kehidupan seharihari diyakini bisa menyejahterakan masyarakat. Mereka
akan lebih dihargai dan leluasa mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki.
"Seseorang akan lebih mudah
menemukan jati diri dan potensinya bila leluasa menggunakan
banyakbahasa, baik daerah, nasional, maupun asing. Hal itu bisa
membantu pengembangan kemampuan dan kepercayaan diri,"
ujar Prof Mikihiro Moriyama
dari Jurusan Studi Asia,Universitas Nazan, Nagoya, Jepang,
dalam peringatan Hari BahasaIbu
Internasional di Bandung,Minggu
(21/2).
Mikihiro menjelaskan, ada
pendapat keliru dari beberapa pi-
hak yang mengatakan, penggunaan satu bahasa adalah yangterbaik
karena mampu mempersatukan
bangsa. Hal itujuga pernah dilakukan Indonesia di zaman Orde Baru.
Pandangan itu, ujar Mikihiro,
harus segera diubah. Alasannya,
selain tidak berada di masa perang
atau revolusi, berbagai konferensi
internasional tentang bahasa daerah menyebutkan, pengekangan
penggunaan bahasa daerah adalah
bentuk diskriminasi hak asasi manusia.
Merasanyaman
Mikihiro yang fasih berbahasa
Sunda ini mengatakan justru banyak hal positif yang bisa diperoleh dari pc::nggunaanbahasa daerah. Masyarakat diyakini bisa merasa nyaman dan percaya diri sehingga mampu mengembangkan
aktivitas dan potensi diri menjadi
lebih baik.
Penggunaan dan pelestarian
bahasa daerah juga diyakini bisa
meredam konflik daerah di Indonesia. Keleluasaan menggunakan
bahasa daerah membuat masyarakat menjadi lebih dihargai karena
bisa memelihara identitas mereka.Salah satu titik hitam konflikdi
Indonesia, yang salah satu pemicunya adalah minimnya penghargaan lokal, tak lain ialah konflik
panjang diAceh.
Menurut Rektor Universitas
Kliping Humas Unpad 2010
- -
- -
---
-
Padjadjaran Ganjar Kurnia, banyak penelitian menyebutkan, salah satu indikator kecerdasan seseorang bisa diukur dari jumlah
bahasa yang dikuasai. Hal itu menunjukkan kemauan belajar yang
tinggi dan mampu menyerap berbagai kosakata dengan baik hingga
mampu berkomunikasi dengan
orang lain.
'Minya, kecerdasan seseorang
bisa dipicu dengan mempelajari
banyak bahasa. Idealnya, seseorang minimal menguasai tigabahasa dengan baik, yakni bahasa
nasional, bahasa yang banyak digunakan secara internasional, dan
bahasa daerah masing-masing,"
kata Ganjar.
Ditanya tentang eksistensi bahasa daerah di Jabar, Ganjar mengatakan tidak terlalu khawatir
dengan perkembangannya. la
-,:
)~
KOMPASt1\0NY
ARIYANTO
NUGROHO
Menyambut Rari Bahasa Ibu Intemasional, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan
Indonesia menggelar aksi di Jalan Merdeka, Bandung, Minggu (21/2). Mereka mengajak masyarakat menggunakan bahasa Sunda.
yakin dari 40 juta penduduk di Jabar, 60-70 persen di antaranya rutin menggunakan bahasa daerah.
Ada tiga bahasa daerah yang dikenal di Jabar, yaitu Sunda, Melayu
Betawi, dan Cirebonan.
"Kuncinya, terns melakukan
inovasi dalam memperkenalkan
bahasa daerah kepada masyarakat:'katanya.
Guru besar Fakultas Sastra Unpad Fatimah Djajasudarma berpendapat, kini generasi muda mulai enggan menggunakan bahasa
daerah karena tercampur pengarub budaya global. Karena itu, ia
berharap kalangan masyarakat
yang masih 'rutin menggunakan
bahasa bisa menularkan kebiasaannya kepada orang di sekitar.
(CHE)
--
8
17
OJan
o Selasa
Senin
4
123
18
19
8Peb
5
20
o Mar
0
6
0
Rabu
7
21
€>
OApr
OMei
8
0
Kamis
9
23
OJun
10
24
OJul
25
Jumat
11
o Sabtu 0 Minggu
12
26
13
27
0 Ags OSep
14
28
OOkt
15
29
ONov
16
30
31
ODes
Praktik Multilingual
Sejahterakan Masyarakat
Kecerdasan
BisaDilihatdariJumlahBahasayangDikuasai
BANDUNG, KOMP AS - Praktik multilingual atau menggunakan lebih dari satu bahasa dalam kehidupan seharihari diyakini bisa menyejahterakan masyarakat. Mereka
akan lebih dihargai dan leluasa mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki.
"Seseorang akan lebih mudah
menemukan jati diri dan potensinya bila leluasa menggunakan
banyakbahasa, baik daerah, nasional, maupun asing. Hal itu bisa
membantu pengembangan kemampuan dan kepercayaan diri,"
ujar Prof Mikihiro Moriyama
dari Jurusan Studi Asia,Universitas Nazan, Nagoya, Jepang,
dalam peringatan Hari BahasaIbu
Internasional di Bandung,Minggu
(21/2).
Mikihiro menjelaskan, ada
pendapat keliru dari beberapa pi-
hak yang mengatakan, penggunaan satu bahasa adalah yangterbaik
karena mampu mempersatukan
bangsa. Hal itujuga pernah dilakukan Indonesia di zaman Orde Baru.
Pandangan itu, ujar Mikihiro,
harus segera diubah. Alasannya,
selain tidak berada di masa perang
atau revolusi, berbagai konferensi
internasional tentang bahasa daerah menyebutkan, pengekangan
penggunaan bahasa daerah adalah
bentuk diskriminasi hak asasi manusia.
Merasanyaman
Mikihiro yang fasih berbahasa
Sunda ini mengatakan justru banyak hal positif yang bisa diperoleh dari pc::nggunaanbahasa daerah. Masyarakat diyakini bisa merasa nyaman dan percaya diri sehingga mampu mengembangkan
aktivitas dan potensi diri menjadi
lebih baik.
Penggunaan dan pelestarian
bahasa daerah juga diyakini bisa
meredam konflik daerah di Indonesia. Keleluasaan menggunakan
bahasa daerah membuat masyarakat menjadi lebih dihargai karena
bisa memelihara identitas mereka.Salah satu titik hitam konflikdi
Indonesia, yang salah satu pemicunya adalah minimnya penghargaan lokal, tak lain ialah konflik
panjang diAceh.
Menurut Rektor Universitas
Kliping Humas Unpad 2010
- -
- -
---
-
Padjadjaran Ganjar Kurnia, banyak penelitian menyebutkan, salah satu indikator kecerdasan seseorang bisa diukur dari jumlah
bahasa yang dikuasai. Hal itu menunjukkan kemauan belajar yang
tinggi dan mampu menyerap berbagai kosakata dengan baik hingga
mampu berkomunikasi dengan
orang lain.
'Minya, kecerdasan seseorang
bisa dipicu dengan mempelajari
banyak bahasa. Idealnya, seseorang minimal menguasai tigabahasa dengan baik, yakni bahasa
nasional, bahasa yang banyak digunakan secara internasional, dan
bahasa daerah masing-masing,"
kata Ganjar.
Ditanya tentang eksistensi bahasa daerah di Jabar, Ganjar mengatakan tidak terlalu khawatir
dengan perkembangannya. la
-,:
)~
KOMPASt1\0NY
ARIYANTO
NUGROHO
Menyambut Rari Bahasa Ibu Intemasional, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan
Indonesia menggelar aksi di Jalan Merdeka, Bandung, Minggu (21/2). Mereka mengajak masyarakat menggunakan bahasa Sunda.
yakin dari 40 juta penduduk di Jabar, 60-70 persen di antaranya rutin menggunakan bahasa daerah.
Ada tiga bahasa daerah yang dikenal di Jabar, yaitu Sunda, Melayu
Betawi, dan Cirebonan.
"Kuncinya, terns melakukan
inovasi dalam memperkenalkan
bahasa daerah kepada masyarakat:'katanya.
Guru besar Fakultas Sastra Unpad Fatimah Djajasudarma berpendapat, kini generasi muda mulai enggan menggunakan bahasa
daerah karena tercampur pengarub budaya global. Karena itu, ia
berharap kalangan masyarakat
yang masih 'rutin menggunakan
bahasa bisa menularkan kebiasaannya kepada orang di sekitar.
(CHE)
--