SISTEM INFORMASI MONITORING INKUBATOR BAYI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI.

SISTEM INFORMASI MONITORING INKUBATOR
BAYI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SKRIPSI

Oleh :

MOCHAMMAD IRFAN
0834010113

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SISTEM INFORMASI MONITORING INKUBATOR BAYI
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI


SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

MOCHAMMAD IRFAN
0834010113

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


LEMBAR PENGESAHAN

SISTEM INFORMASI MONITORING INKUBATOR
BAYI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
Disusun oleh :

MOCHAMMAD IRFAN
0834010113
Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan
Gelombang I Tahun Akademik 2012 / 2013

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Sri Rejeki, MT
NPT. 19570314 198603 2 001

Chrystia Aji Putra, S.Kom
NPT. 3 85610 10 0296 1


Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, M.T
NPT. 19650731 199203 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
SISTEM INFORMASI MONITORING INKUBATOR BAYI
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Disusun Oleh :

MOCHAMMAD IRFAN
0834010113

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : Oktober 2013
Pembimbing :
1.

Tim Penguji :
1.

I Gede Susrama, ST, M.Kom
NPT. 3 7006 060 211 1

Wahyu S.J . Saputra, S.Kom, M.Kom
NPT. 3 8608 100 295 1

2.

2.


Eva Yulia P., S.Kom
NPT. 3 8907 130 346 1

Yisti Vita Via, S.ST., M.Kom
NPT. 3 8604 130 347 1
3.

Bar ry Nuqoba, S.Si., M.Kom

NIP. 19841102 2012121002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

Ir. SUTIYONO, MT
NIP. 19600713 198703 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT atas
segala limpahan Rahmat-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga,
pikiran dan keberuntungan yang dimiliki, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi
Berbasis Teknologi Infor masi” tepat waktu.
Tugas Akhir ini disusun guna diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika,
Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, Penulis berusaha untuk menerapkan
ilmu yang telah didapat selama menjalani perkuliahan dengan tidak terlepas dari
petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai pihak.
Dengan tidak lupa akan kodratnya sebagai manusia, Penulis menyadari
bahwa dalam karya tugas akhir ini masih mengandung kekurangan sehingga
dengan segala kerendahan hati, Penulis masih akan tetap terus mengharapkan
saran serta kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca.

Surabaya, Nopember 2013


Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih ini terutama saya persembahkan kepada Allah SWT.,
sebagai perwujudan rasa syukur atas terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Sistem Infor masi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi
Infor masi”. Serta ucapan terima kasih ini saya tujukan kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono MT., selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri yang telah
membantu melancarkan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari MT., selaku Ketua Prodi Teknik Informatika yang
telah membantu melancarkan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
3. Bapak I Gede Susrama, S.T., M.Kom selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta dengan sabar membimbing
dari awal hingga laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
4. Bapak Frinda Wahyu N., S.Kom selaku PIA yang telah meluangkan waktu
dalam masa pengurusan Tugas Akhir.

5. Bapak Wahyu J.S Saputra, S.Kom M.Kom selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktu serta memberikan penggarahan dalam menyelesaikan
Tugas Akhir.
6. Alm. Ayahanda dan Ibu yang selalu mendoakan dan memberikan penggarahan
sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Keluarga besar tercinta, terima kasih atas semua doa, dukungan serta harapanharapanya pada saat peneliti menyelesaikan Tugas Akhir dan laporan ini.
Yang penulis minta hanya doa restunya, sehingga peneliti bisa membuat
Tugas Akhir dengan baik.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8. Seftin Fitrianawati yang selalu setia menemani dan memberikan semangat
setiap waktu dengan cinta dan kasih sayangnya.
9. Kawan-kawanku dan semua teman-temanku yang telah membantu dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini. Yang telah memberikan dorongan dan doa,
yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima Kasih yang tak terhingga
untuk kalian semua.


iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................

i

KATA PENGANTAR .............................................................................

ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................

iii

DAFTAR ISI ..........................................................................................

v


DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

1

1.1 Latar Belakang ........................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................

2


1.3 Batasan Masalah .....................................................................

2

1.4 Tujuan .....................................................................................

3

1.5 Manfaat ...................................................................................

3

1.6 Metodologi Penelitian .............................................................

3

1.7 Sistematika Penulisan ..............................................................

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................

7

2.1 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) .................................

7

2.1.1 Epidemiologi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ............

7

2.1.2 Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ................

8

2.1.3 Faktor Penyebab Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) .......

8

2.1.4 Permasalahan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ...

13

2.1.5 Penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) .......

15

2.2 Pengertian Inkubator ...............................................................

16

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ..............................................

17

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.1 Konsep Dasar Sistem ......................................................

17

2.3.2 Konsep Dasar Informasi .................................................

21

2.3.3 Pengertian Sistem Informasi ...........................................

22

2.3.4 Komponen Sistem Informasi ..........................................

24

2.3.5 Jenis-Jenis Sistem Informasi ...........................................

25

2.3.6 Perencanaan Sistem Informasi ........................................

26

2.3.7 Pengelolaan Sistem Informasi .........................................

27

2.3.8 Pengendalian Sistem Informasi .......................................

28

2.3.9 Penilaian Sistem Informasi .............................................

29

2.4 Pengertian Data Dan Database ................................................

30

2.5 Pengertian Data Flow Diagram (DFD) ...................................

30

2.5.1 Elemen Dasar Dari DFD ................................................

31

2.5.2 Manfaat Data Flow Diagram .........................................

36

2.6 Konsep Conceptual data model - Physical data model ...........

36

2.6.1 Perbedaan CDM Dan PDM ..........................................

37

2.6.2 Macam Data Model ......................................................

38

2.7 Sistematika Microsoft Access Database ..................................

39

2.7.1 Pengenalan Microsoft Access ........................................

39

2.7.2 Cara Kerja Microsoft Access .........................................

39

2.10 Penelitian Terdahulu .............................................................

40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................

43

3.1 Analisa Sistem ........................................................................

43

3.2 Perancangan Sistem ................................................................

44

3.2.1 Alur Umum Sistem ........................................................

44

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2.2 Flowchart Diagram .......................................................

45

3.2.3 Diagram Berjenjang ......................................................

46

3.2.4 Data Flow Diagram (DFD) ...........................................

47

3.3 Model Data .............................................................................

50

3.3.1 Entity Relationship Diagram .........................................

50

3.3.2 CDM (Conceptual Data Model) ....................................

51

3.3.3 PDM (Physical Data Model) .........................................

51

3.4 Desain Interface ......................................................................

52

3.4.1 Tampilan Halaman Login ..............................................

52

3.4.2 Tampilan Halaman Utama .............................................

53

3.4.3 Tampilan Halaman Data User Login ..............................

54

3.4.4 Tampilan Halaman Data Orang Tua ...............................

55

3.4.5 Tampilan Halaman History ............................................

56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................

57

4.1 Kebutuhan Sistem ...................................................................

57

4.2 Penerapan Sistem ....................................................................

58

4.3 Kebutuhan Simpanan ...............................................................

59

4.4 Implementasi Antar Muka .......................................................

61

4.4.1 Form Halaman Login .....................................................

62

4.4.2 Form Halaman Login Salah ...........................................

63

4.4.3 Tampilan Form Halaman Utama ....................................

63

4.4.4 Tampilan Halaman Data User Login ..............................

64

4.4.5 Tampilan Halaman Data Orang Tua ................................

66

4.4.6 Tampilan Halaman Histori .............................................

67

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.5 Uji Coba .………. ...................................................................

69

4.5.1 Uji Coba Koneksi ..........................................................

70

4.5.2 Uji Coba Aplikasi ..........................................................

72

4.5.3 Uji Coba Suhu ...............................................................

81

4.6 Analisa ………………………………………………………...

84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................

85

5.1 Kesimpulan .............................................................................

85

5.2 Saran .......................................................................................

85

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

86

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Judul

: Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi
Informasi.

Pembimbing I
Pembimbing II
Penyusun

: I Gede Susrama, S.T., M.Kom.
: Eva Yulia P., S.Kom.
: Mochammad Irfan

ABSTRAK
Permasalahan bayi dengan kelahiran kurang dari 2500 gram termasuk
dalam kategori Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang merupakan kelahiran bayi
tidak normal, sehingga kurang mampu beradaptasi dengan temperatur lingkungan
luar yang mudah berubah. Oleh karena itu BBLR tersebut akan sangat mudah
mengalami kedinginan. Dibutuhkan perangkat pelindung untuk mengkondisikan
temperatur ruangan yaitu inkubator bayi.
Tugas akhir ini dimaksudkan untuk membuat sebuah Sistem Informasi
Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi. Sistem tersebut
menyediakan informasi yang akurat dan tepat sehingga dapat memberikan
informasi mengenai sistem inkubator bayi dengan berbasiskan teknologi
informasi. Pada sistem tersebut dapat mengolah data suhu ruang inkubator dan
data orang tua bayi yang terhubung langsung dengan komputer atau laptop.
Hasil yang dicapai pada pembuatan Tugas Akhir ini yaitu membuat Sistem
Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi, yang
merupakan media informasi tentang inkubator bayi dimana pengguna dapat
dengan mudah mengatur temperatur suhu inkubator dengan perangkat komputer
yang dapat dioperasikan secara otomatis.
Kata Kunci : Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), Inkubator, Sistem Informasi, Dan
Pengaturan Suhu

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan manusia sejak lahir. Kemajuan teknologi

dituntut untuk dapat mendukung sistem kesehatan baik untuk rumah sakit hingga
tingkat puskesmas. Bayi dengan kelahiran kurang dari 2500 gram termasuk dalam
kategori Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Pada bayi dengan kelahiran yang tidak
normal kurang mampu beradaptasi dengan temperatur lingkungan luar yang
mudah berubah. Oleh karena itu BBLR tersebut akan sangat mudah mengalami
kedinginan, sehingga dibutuhkan suatu perangkat pelindung tertentu yang dapat
dikondisikan temperaturnya. Salah satu sistem instrumentasi kesehatan yang
sangat penting bagi kesehatan terutama bagi bayi yang baru dilahirkan dengan
kondisi BBLR adalah inkubator. Inkubator berfungsi untuk memberikan
dukungan dengan menyediakan keadaan temperatur ruangan yang stabil sesuai
dengan yang dibutuhkan.
Dalam sistem inkubator dibutuhkan kemudahan sistem pengamatan
temperatur lingkungan pada bayi sehingga proses perawatan dapat berjalan
sebaik-baiknya. Namun pada banyak sistem inkubator yang digunakan di
Indonesia, terutama di daerah-daerah dengan penduduk kurang mampu hanya
menggunakan perangkat seadanya, yaitu perangkat pengendali temperatur bagi
bayi masih dioperasikan secara manual, bahkan masih ada penggunaan pemanas
lampu sebagai perangkat bantu dalam memberikan temperatur lingkungan yang
optimal bagi bayi. Termotivasi oleh masalah tersebut pada skripsi ini dilakukan

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

perancangan sistem informasi pengendali temperatur inkubator bayi yang dapat
dioperasikan secara otomatis dan dengan biaya lebih ekonomis.
Perancangan sistem informasi inkubator ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan terhadap penyediaan lingkungan bagi BBLR dengan temperatur yang
terkondisi dengan sempurna pada batas toleransi yang diinginkan. Diharapkan
nantinya perangkat tersebut dapat menggantikan perangkat yang selama ini
digunakan sehingga mempermudah dalam proses perawatan bayi.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat

beberapa rumusan permasalahan yang akan di selesaikan dalam tugas akhir ini,
yaitu bagaimana merancang dan membuat sistem informasi untuk menampilakan
record/histori inkubator dengan disertai suara yang dihubungkan dengan peralatan
komputer.
1.3

Batasan Masalah
Berbagai kendala dan pertimbangan ekonomi yang menjadi titik berat

dalam skripsi ini, karena itu masalah dalam proses rancang bangun dibatasi antara
lain:
a. Pembahasan dalam skripsi ini lebih ditekankan pada pembuatan sistem
informasi.
b. Database yang digunakan berbasis microsoft access.
c. Alat/hardware hanya sebagai penunjang dalam sistem aplikasi ini.
d. Tidak membahas detail rangkaian elektronika pada alat/hardware yang
akan dibuat.
e. Simulasi alat/hardware dilakukan untuk satu buah indikator bayi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

1.4

Tujuan
Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah membuat Sistem Informasi

Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi.
1.5

Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari pengerjaan tugas akhir ini yaitu

agar dapat menyediakan sistem informasi yang akurat dan tepat sehingga dapat
memberikan informasi mengenai sistem inkubator bayi dengan berbasiskan
teknologi informasi.
1.6

Metodologi Penelitian
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, metode yang digunakan adalah sebagai

berikut:
a.

Studi Literatur
Dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi secara riset
keperpustakaan dan mempelajari buku-buku yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi.

b.

Analisis
Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan evaluasi permasalahan yang
terjadi, serta mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah tahap
analisis selesai dilakukan, dibuat perancangan desain sistem secara
keseluruhan.

c.

Metode Observasi
Merupakan aktivitas melakukan pengamatan dan analisis terhadap
kondisi sebenarnya dilapangan kemudian akan diberikan solusinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

d.

Pembuatan program & hasil pembahasan
Pada tahap ini dilakukan implementasi terhadap sistem berdasarkan
hasil dari perancangan sistem yang sesuai dengan kebutuhan,
diantaranya :
1) Akuisi pengetahuan proses untuk memperoleh, mengorganisasikan,
dan mempelajari pengetahuan yang terkait di bidang Sistem
Informasi yang didapat dari seorang pakar dan buku.
2) Design proses secara menyeluruh untuk membangun struktur dan
mengorganisasikan sistem sekaligus mendefinisikan metode yang
digunakan untuk mempresentasikan sistem.
3) Pengembangan aplikasi sistem yang telah dibangun dalam bentuk
program yang siap digunakan.

e.

Uji Coba Program
Uji coba program dapat dilakukan pada akhir dari tahap-tahap analisa
sistem, desain sistem dan tahap penerapan sistem atau implementasi
sistem. Sasaran uji coba program adalah untuk menemukan kesalahankesalahan dari program yang mungkin terjadi sehingga dapat
diperbaiki.

f.

Penyusunan Laporan
Dalam bagian akhir tugas akhir ini adalah dibuatnya laporan dari awal
sampai akhir pengerjaan dengan tujuan agar lebih mudah dipelajari
oleh orang lain sistem yang telah kita buat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

1.7

Sistematika Penulisan
Dalam laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam enam bab

dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, dan metodologi serta sistematika
penulisan dalam pembuatan tugas akhir ini.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori pemecahan masalah
yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam
pembuatan tugas akhir ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini membahas tentang perancangan system yang
digunakan untuk mengolah sumber data yang dibutuhkan sistem
antara lain : Flowchart, UML (Unifed Modeling Languange)
meliputi, Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram,
User Interface.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah
dibuat meliputi lingkungan implementasi, implementasi proses,
dan

implementasi antar

muka. Dan menjelaskan tentang

pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari
program yang dibuat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB V

KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk
mengembangkan sistem.

DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur
yang digunakan dalam pembutan laporan ini.
LAMPIRAN
Pada bagian ini berisi tentang keseluruhan konfigurasi pada
pembuatan sistem.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat

badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai 2.499 gram).
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang 2.500 gram tanpa
memandang masa kehamilan (Prawirohardjo, 2008). Dahulu bayi dengan berat
kelahiran kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 disebut prematur.
2.1.1 Epidemiologi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Menurut Rustam Mochtar (1998) frekuensi bayi berat badan lahir rendah
(BBLR) di negara maju berkisar antara 3,6-10,8%, di negara berkembang berkisar
antara 10-43%. Rasio antara negara maju dan negara berkembang adalah 1:4.
Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan
batasan 3,3-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau social
ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di
negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada
bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (Mulyawan, 2009).
BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas
dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang
terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat
bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar 9-30 %, hasil studi
di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1-17,2 %. Secara
nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran progam perbaikan gizi
menuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7% (Proverawati, 2010).
2.1.2 Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Secara khusus BBLR memiliki pengelompokan sendiri. Ada beberapa cara
yang bisa dilakukan dalam mengelompokkan BBLR, yaitu (Proverawati, 2010):
a. Menurut harapan hidup :
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1.500-2.500 gram
2) Bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR), berat lahir 1.000-1.500 gram
3) Bayi dengan berat badan ekstrim rendah (BBLER), berat lahir kurang dari
1.000 gram
b. Menurut masa gestasinya :
1) Prematuritas murni, masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa
disebut neonatus kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan
2) Dismaturitas, bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami mengalami retardasi
pertumbuhan intra uterin atau lebih dikenal Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya.
2.1.3 Faktor Penyebab Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Penyebab terjadinya bayi BBLR secara umum bersifat multifaktorial,
sehingga kadang mengalami kesulitan untuk melakukan tindakan pencegahan.
Namun, penyebab terbanyak bayi BBLR adalah kelahiran prematur. Semakin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

muda usia kehamilan semakin besar resiko jangka pendek dan jangka panjang
dapat terjadi (Proverawati, 2010).
Berikut adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan bayi BBLR secara
umum, yaitu sebagai berikut (Kliegman et al., 2007 ; Manuaba, 2007) :
a. Faktor Ibu
1) Usia ibu
Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu adalah 20-35 tahun karena
pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan mental sudah matang
dan mampu merawat bayi dan dirinya (Draper, 2001). Pada usia kurang dari 20
tahun, organ-organ reproduksi belum berfungsi dengan sempurna, rahim dan
panggul ibu belum tumbuh mencapai ukuran dewasa sehingga bila terjadi
kehamilan dan persalinan akan lebih mudah mengalami komplikasi dan pada usia
lebih dari 35 tahun terjadi penurunan kesehatan reproduktf karena proses
degeneratif sudah mulai muncul. Salah satu efek dari proses degeneratif adalah
sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium menyebabkan
aliran darah ke endometrium tidak merata dan maksimal sehingga dapat
mempengaruhi penyaluran nutrisi dari ibu ke janin dan membuat gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim (Cunningham et al., 2005 ; Prawirohardjo, 2008).
2) Paritas
Paritas menunujukkan jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang
wanita. Paritas merupakan faktor resiko penting dalam menentukan nasib ibu baik
selama kehamilan maupun persalinan (Mochtar, 1998). Resiko kesehatan ibu dan
anak meningkat pada persalinan pertama, keempat dan seterusnya. Kehamilan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

persalinan pertama meningkatkan resiko kesehatan yang timbul karena ibu belum
pernah mengalami kehamilan sebelumnya, selain itu jalan lahir baru akan dicoba
dilalui janin. Sebaliknya bila terlalu sering melahirkan rahim akan menjadi
semakin melemah karena jaringan parut uterus akibat kehamilan berulang.
Jaringan parut ini menyebabkan tidak adekuatnnya persediaan darah ke plasenta
sehingga plasenta tidak mendapat aliran darah yang cukup untuk menyalurkan
nutrisi ke janin akibatnya pertumbuhan janin terganggu (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Eddy Susanto di RSUP
Mohammad Hoesin Palembang tahun 2000 didapatkan bahwa presentase tertinggi
ibu-ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah sebesar 45,4 % terjadi pada ibu
dengan kehamilan pertama kali (primigravida).
3) Jarak dari kehamilan yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari dua tahun)
Jarak kehamilan kurang dari dua tahun dapat menimbulkan pertumbuhan
janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena
keadaan rahim belum pulih dengan baik (Kliegman et al., 2007). Jarak kelahiran
anak sebelumnya kurang dari dua tahun, rahim dan kesehatan ibu belum pulih
dengan baik, sehingga pada kehamilan ini perlu diwaspadai karena kemungkinan
terjadi pertumbuhan janin yang kurang baik (BBLR) (Viktor, 2006).
4) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
Riwayat persalinan tidak normal yang pernah dialami ibu sebelumnya,
seperti perdarahan, abortus, prematuritas, BBLR dll merupakan resiko tinggi
untuk persalinan berikutnya. Keadaan-keadaan itu perlu diwaspadai karena
kemungkinan ibu akan mengalami kesulitan persalinan berikutnya (Pincus, 1998)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Riwayat BBLR berulang dapat terjadi biasanya pada kelainan anatomis dari
uterus, seperti septum uterus, biasanya septum pada uterus avaskular dan terjadi
keadaan kegagalan vaskularisasi ini akan menyebabkan gangguan pada
perkembangan plasenta. Septum akan mengurangi kapasitas dari endometrium
sehingga dapat menghambat pertumbuhan janin, selain itu dapat menyebabkan
keguguran pada trimester dua dan persalinan prematur (Prawirohardjo, 2008)
5) Komplikasi kehamilan
Beberapa komplikasi langsung dari kehamilan seperti anemia, perdarahan,
preeklamsia/eklamsia, hipertensi, ketuban pecah dini dan kelainan lainnya,
keadaan tersebut mengganggu kesehatan ibu dan juga pertumbuhan janin dalam
kandungan sehingga meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan berat rendah
(Prawirohardjo, 2008 ).
6) Keadaan sosial ekonomi
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Sosial
ekonomi

masyarakat

sering

dinyatakan

dengan

pendapatan

keluarga,

mencerminkan kemampuan masyarakat dari segi ekonomi dalam memenuhi
kebutuhan, kesehatan, dan pemenuhan gizi. Selain itu juga kondisi sosial ekonomi
seseorang mempengaruhi kemampuan untuk mendapat pelayanan kesehatan yang
memadai misalnya, kemampuan untuk melakukan kunjungan prenatal untuk
memastikan ada gangguan pada janin dan adanya komplikasi yang terjadi pada
kehamilan. Wanita pada tingkat sosial ekonomi (pekerjaan dan pendidikan)
rendah mempunyai kemungkinan 50 % lebih tinggi mengalami kelahiran kurang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

bulan yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan kurang. Frekuensi
persalinan kurang bulan juga dua kali lipat lebih besar pada buruh kasar, yang
mengerjakan aktivitas fisik berlebih dibandingkan dengan yang terpelajar (Jusuf,
2008).
7) Sebab lain
Kebiasaan ibu yang juga menjadi faktor resiko BBLR yaitu, ibu yang
merokok baik aktif maupun pasif dan ibu yang menggunakan NAZA. Asap rokok
mengandung sejumlah teratogen potensial seperti nikotin, karbon monoksida,
sianida, tar dan berbagai hidrokarbon. Zat-zat ini selain bersifat fetotoksik, juga
memiliki efek vasokonstriksi pembuluh darah dan mengurangi kadar oksigen dan
gangguan pembuluh darah sehingga membuat aliran nutrisi dari ibu ke janin
terhambat dan terganggu, akhirnya pertumbuhan janin terhambat (Cuningham et
al., 2005).
b. Faktor J anin
Trisomi 18 lebih dikenal sebagai sindrom Edward terjadi pada 1 dari 8000
neonatus. Janin dan neonatus trisomi 18 biasanya mengalami hambatan
pertumbuhan dengan rata-rata berat lahir 2340 gram. Penampakan wajah yang
mencolok adalah oksiput menonjol, daun telinga terpuntir dan bentuknya aneh,
fisura palpebra pendek dan mulut kecil. Hampir semua sistem organ dapat terkena
trisomi 18. Hampir 95 % mengidap cacat jantung, terutama defek septum
ventrikel atau atrium. Kelainan ginjal, aplasia radial, jari tumpang tindih dapat di
temukan. Melihat banyaknya cacat bawaan yang didapat hasil akhir bisanya
sangat buruk (Cunningham et all., 2005)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

c. Faktor Plasenta
Faktor plasenta juga mempengaruhi pertumbuhan janin yaitu besar dan
berat plasenta, tempat melekat plasenta pada uterus, tempat insersi tali pusat,
kelainan plasenta. Kelainan plasenta terjadi karena tidak berfungsinya plasenta
dengan baik sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi oksigen dalam plasenta.
Lepasnya sebagian plasenta dari perlekatannya dan posisi tali pusat yang tidak
sesuai dengan lokasi pembuluh darah yang ada di plasenta dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan aliran darah plasenta ke janin sehingga pertumbuhan janin
terhambat (Cunningham et al., 2005).
d. Faktor Lingkungan
Lingkungan juga mempengaruhi untuk menjadi resiko untuk melahirkan
BBLR. Faktor lingkungan yaitu bila ibu bertempat tinggal di dataran tinggi seperti
pegunungan. Hal tersebut menyebabkan rendahnya kadar oksigen sehigga suplai
oksigen terhadap janin menjadi terganggu. Ibu yang tempat tinggalnya di dataran
tinggi beresiko untuk mengalami hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia
neonatorum. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap janin oleh karena
gangguan oksigenisasi/ kadar oksigen udara lebih rendah dan dapat menyebabkan
lahirnya bayi BBLR. Radiasi dan paparan zat-zat racun juga berpengaruh, kondisi
tersebut dikhawatirkan terjadi mutasi gen sehingga dapat menimbulkan kelainan
kongenital pada janin. (Sistiarani, 2008)
2.1.4 Per masalahan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai permasalahan
yang banyak sekali pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang belum
stabil (Surasmi, dkk., 2002).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

a. Ketidakstabilan suhu tubuh
Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36°C- 37°C dan
segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih
rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi.
Hipotermia juga terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan
kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otototot yang belum cukup memadai, ketidakmampuan untuk menggigil, sedikitnya
lemak subkutan, produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak
memadai, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas
permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding berat badan sehingga mudah
kehilangan panas.
b. Gangguan pernafasan
Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan otot respirasi
yang lemah sehingga mudah terjadi periodik apneu. Disamping itu lemahnya
reflek batuk, hisap, dan menelan dapat mengakibatkan resiko terjadinya aspirasi.
c. Imaturitas imunologis
Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal melalui
plasenta selama trimester ketiga kehamilan karena pemindahan substansi
kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir masa kehamilan.
Akibatnya, fagositosis dan pembentukan antibodi menjadi terganggu. Selain itu
kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki perlindungan seperti bayi cukup
bulan sehingga bayi mudah menderita infeksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.1.5 Penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang menyebabkan
bayi BBLR cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus
diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal. Penatalaksanaan yang dilakukan
bertujuan

untuk

mengurangi

stress

fisik

maupun

psikologis.

Adapun

penatalaksanaan BBLR meliputi (Wong, 2008; Pillitteri, 2003) :
a. Dukungan respirasi
Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai dan
mempertahankan respirasi. Banyak bayi memerlukan oksigen suplemen dan
bantuan ventilasi. Bayi dengan atau tanpa penanganan suportif ini diposisikan
untuk memaksimalkan oksigenasi karena pada BBLR beresiko mengalami
defisiensi surfaktan dan periadik apneu. Dalam kondisi seperti ini diperlukan
pembersihan jalan nafas, merangsang pernafasan, diposisikan miring untuk
mencegah aspirasi, posisikan tertelungkup jika mungkin karena posisi ini
menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, terapi oksigen diberikan berdasarkan
kebutuhan dan penyakit bayi. Pemberian oksigen 100% dapat memberikan efek
edema paru dan retinopathy of prematurity.
b. Termor egulasi
Kebutuhan yang paling krusial pada BBLR setelah tercapainya respirasi
adalah pemberian kehangatan eksternal. Pencegahan kehilangan panas pada bayi
distress sangat dibutuhkan karena produksi panas merupakan proses kompleks
yang melibatkan sistem kardiovaskular, neurologis, dan metabolik. Bayi harus
dirawat dalam suhu lingkungan yang netral yaitu suhu yang diperlukan untuk
konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori minimal. Menurut Thomas (1994) suhu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

aksilar optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5°C – 37,5°C, sedangkan menurut
Sauer dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah 36,7°C – 37,3°C.
Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat dilakukan
melalui beberapa cara, yaitu (Kosim Sholeh, 2005) :
1) Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi dengan
ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain sebagai
penggantinya.
2) Pemancar pemanas
3) Ruangan yang hangat
4) Inkubator
Pada Tabel 2.1 di bawah ini menjelaskan suhu inkubator yang
direkomendasikan menurut umur dan berat.

Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1°C setiap perbedaan suhu
7°C antara suhu ruang dan incubator

Tabel 2.1 Suhu Inkubator
2.2

Pengertian Inkubator
Inkubator bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk

menjaga suhu sebuah ruangan supaya suhu ruangan itu tetap konstan atau stabil
pada suhu yang dikehendaki.
Dalam hal ini inkubator bayi umumnya diperuntukkan bagi bayi yang
terlahir prematur yang belum dapat menyesuaikan diri terhadap temperatur di luar
lingkungan perut ibunya atau untuk beberapa bayi baru lahir yang rentan terhadap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

penyakit. Oleh sebab itu bayi prematur atau bayi baru lahir yang rentan terhadap
penyakit harus dibantu untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang
baru dengan meletakkannya ke dalam inkubator. Inkubator bayi itu sendiri dapat
menurunkan atau menaikan suhu ruangan inkubator secara perlahan sehingga
dapat membuat bayi merasa nyaman. Untuk membuat lingkungan yang nyaman
bagi bayi prematur, suhu di dalam inkubator diatur pada suhu yang dikehendaki.
Misalnya, temperatur awal di lingkungan sekitar adalah 25°C, maka inkubator
tersebut diatur temperaturnya menjadi 30°C. Panas di inkubator ini berasal dari
heater yang diletakkan dibawah inkubator, yang kemudian dialirkan ke atas
menggunakan kipas. Temperatur di dalam inkubator tersebut akan tetap bertahan
sesuai dengan setting-an awal karena proses pengaturannya bekerja secara
otomatis. Misalnya, jika temperatur yang diinginkan adalah 30°C, maka jika
sudah naik mencapai 30°C heater-nya akan otomatis mati. Dan ketika
temperaturnya sudah turun menjadi 29°C, maka heater-nya akan menyala lagi.
2.3

Konsep Dasar Sistem Infor masi
Sebelum membahas tentang sistem informasi akademik, perlulah

memahami konsep dasar sistem informasi terlebih dahulu. Untuk memahami
tentang konsep dasar sistem informasi, haruslah terlebih dahulu mengetahui
definisi dari sistem, informasi, dan sistem informasi itu sendiri.
2.3.1 Konsep Dasar Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani
(sustema) yang artinya adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen
yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

energi. Secara umum sistem adalah kumpulan dari beberapa bagian tertentu yang
saling berhubungan secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Terdapat beberapa definisi dari kata sistem, menurut (Jogiyanto;2005)
terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang
menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau
elemennya. Dalam mendefinisikan sistem yang menekankan pada prosedurnya di
definisikan oleh Jerry Fitz Gerald, Ardra F. Fitz Gerald, dan Warren D. Stallings,
Jr.,(1998) bahwa “ Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.
Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan sistem sebagai “sekumpulan elemen yang saling
terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Sistem juga dapat dikatakan sebagai sekumpulan elemen yang berinteraksi
satu sama lain,untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga dapat didefinisikan
oleh para ahli dalam berbagai cara yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi
karena perbedaan cara pandang dan lingkup sistem yang dituju. Adapun elemenelemen yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan (input),
pengolahan (processing) dan keluaran (output). Elemen-elemen sistem secara
garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Model Umum Sistem

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Gambar 2.1 diatas merupakan Model umum sebuah sistem ini sudah
merupakan sebuah sistem yang sederhana, sebab sebuah sistem dapat mempunyai
beberapa masukan dan menghasilkan keluaran yang dilakukan dalam suatu
proses. Suatu sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang meliputi subsistemsubsistem lainnya. Suatu sistem dalam teorinya dapat dibedakan oleh jenis-jenis
sistem.
Sistem informasi Manajemen terdapat beberapa jenis-jenis sistem, sebagai
berikut:
a. Sistem abstrak dan sistem fisik; Sistem abstrak adalah susunan yang
teratur dari gagasan yang satu sama lain berada dalam ketergantungan.
Sedangkan sistem fisik merupakan suatu perangkat yang secara bersamasama beroperasi untuk mencapai tujuan.
b. Sistem deterministic dan sistem probabilistic; Sistem deterministik adalah
sistem yang dalam operasinya dapat menentukan hasilnya secara pasti
sedangkan probabilistic adalah sistem yang dalam operasinya tak dapat
diduga hasilnya secara pasti.
c. Sistem tertutup dan sistem terbuka; sistem tertutup merupakan suatu
sistem

dimana

tidak

terjadi

pertukaranbahan,

informasi

dengan

lingkungan, sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang memung kinkan
terjadinya pertukaran informasi dengan lingkungan.
Penjelasan di atas dapat diartikan dalam bahwa terdapat berbagai macam
jenis sistem sesuai dengan tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Seperti
dalam sebuah organisasi dan dalm proses informasi terdapat sistem-sistem yang
secara relatif terisolasikan dari lingkungan. Sebuah sistem dalam suatu organisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

dapat berjalan secara baik apabila suatu masukan dapat diproses menjadi keluaran
yang berguna bagi yang membutuhkan.
Menurut (Jogiyanto;2005) suatu sistem mempunyai karakteristik atau
sifat-sifat yang tertentu, yaitu:
a. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang artinya saling bekerjasama membetuk satu kesatuan. Komponen-komponen
sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagianbagian dari sistem.
b. Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sitem.
d. Penghubung Sistem
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber
daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.
e. Masukan Sistem
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan
sinyal (signal input).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

f. Keluaran Sistem
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
g. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak
mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
2.3.2 Konsep Dasar Infor masi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang
lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadiankejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu
keputusan.
Menurut (Jogiyanto;2005) Informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Kualitas suatu informasi dapat ditentukan oleh tiga hal, yaitu :
a. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak menyesatkan.
b. Tepat pada waktunya
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
c. Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Dari beberapa definisi informasi tersebut dapat disimpukan bahwa
informasi sebuah data yang diterima oleh seseorang ataupun kelompok yang
berguna bagi masa sekarang atau masa yang akan datang. Informasi merupakan
suatu data yang masih bahan mentah apabila tidak diolah atau diproses. Data akan
menjadi berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila melalui suatu model.
Model yang digunakan untuk pengolahan data agar menjadi suatu informasi bisa
disebut siklus pengolahan data (Sutanta;2008), seperti berikut ini :

Gambar 2.2 Siklus Informasi
Gambar 2.2 di atas dijelaskan bahwa data yang merupakan suatu kejadian
yang menggambarkan kenyataan yang terjadi dimasukakan melalui elemen input
kemudian data tersebut akan diolah dan diproses menjadi suatu output (keluaran)
dan output tersebut adalah informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut akan
diterima oleh pemakai atau penerima, kemudian penerima akan memberikan
umpan balik yang berupa evaluasi, sehingga terjadi informasi tersebut dan hasil
umpan balik tersebut akan menjadi data yang akan dimasukan menjadi input
kembali.
2.3.3 Pengertian Sistem Infor masi
Computer Based Information System (CBIS) atau yang dalam Bahasa
Indonesia disebut juga Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan sistem
pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi yang akurat dan
efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based”
atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Sistem Informasi
“berbasis computer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan
penting dalam sebuah sistem informasi.
Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus
menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak
mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik
jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi merupakan sistem pembangkit
informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi
akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat
sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.
Definisi sistem informasi juga dapat dijelaskan sebagai berikut: “Sistem
informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
Penjelasan di atas menyebutkan bahwa Sistem informasi adalah aplikasi
untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan,
perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi adalah kunci dari bidang yang
menekankan finansial dan personal manajemen. Sistem informasi yang
mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk
menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna
mendukung pengambilan keputusan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.3.4 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi dalam mendukung beberapa komponen yang fungsinya
sangat vital di dalam sistem informasi. Komponen-komponen sistem informasi
tersebut adalah Hardware, software, prosedur, pengguna dan data base. Secara
rinci komponen-komponen sistem informasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perangkat keras (Hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti
monitor dan printer.
b. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan intruksi yang
memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data
c. Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan
pemrosesan data dan pembamasyarakatn keluaran yang dikendaki.
d. Pengguna : semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan
sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
e. Data Base : merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
dengan