RTRWKotaBogor 2011 2031

a. pengembangan sistem pusat pelayanan
 Pengembangan 5 wilayah pelayanan (WP)
 Pengembangan Pusat Kota, Sub Pusat Kota dan Pusat
Lingkungan

b. pengembangan sistem transportasi

 Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Darat
 Rencana Pengembangan Sistem Transportasi
Perkeretaapian.

c. pengembangan utilitas kota

 Rencana jaringan sumber daya air;
 Rencana pengembangan sistem jaringan air minum;
 Rencana pengembangan sistem pengelolaan air
limbah;
 Rencana pengembangan sistem pengelolaan
persampahan;
 Rencana pengembangan sistem drainase;
 Rencana pengembangan jaringan energi listrik;

 Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi;
 Rencana pengembangan jaringan gas.

WILAYAH
PELAYANAN C


PENGEMBANGAN PASAR
INDUK



PEMBANGUNAN SENTRA
ELEKTRONIK



PENGEMBANGAN
PERUMAHAN


WILAYAH
PELAYANAN B


KEGIATAN PERDAGANGAN
REGIONAL



HOTEL DAN SARANA
AKOMODASI



RUMAH SAKIT REGIONAL



PENGEMBANGAN
KAWASAN WISATA




PERUMAHAN KEPADATAN
RENDAH

WILAYAH
PELAYANAN D
• KEGIATAN PERDAGANGAN

• KEGIATAN PERKANTORAN
• KEGIATAN JASA
AKOMODASI/
PERHOTELAN
• WISATA KULINER

WILAYAH
PELAYANAN A

• PENGENDALIAN

PERKEMBANGAN
KEGIATAN PERDAGANGAN
& JASA
• REVITALISASI KAWASAN
STASIUN BOGOR DAN
SEKITARNYA
• PEREMAJAAN KAWASAN
PERMUKIMAN

WILAYAH
PELAYANAN A
• KEGIATAN PERDAGANGAN
• KEGIATAN PERKANTORAN
• KEGIATAN MEETING,
INSENTIF, CONVENTION,
EXIBHITION (MICE)
• PENGEMBANGAN TERMINAL
AGRIBISNIS
• PERUMAHAN KEPADATAN
RENDAH


1) Penetapan fungsi jalan dalam
sistem jaringan jalan;
2) Peningkatan akses melalui
pembangunan jalan baru;
3) Peningkatan kapasitas jalan
eksisting;
4) Penyediaan jalur khusus
kendaraan tidak bermotor.

1. Penataan Stasiun Kota Bogor dan kawasan
disekitarnya;
2. Pembangunan Stoplet dan terminal terpadu di
Sukaresmi;
3. Optimalisasi Terminal Baranangsiang sebelum
terminal baru terbangun;
4. Pembangunan Terminal Type A di Tanah Baru;
5. Pemanfaatan terminal penumpang di wilayah
perbatasan bekerjasama dengan Kabupaten;


1. Meningkatkan manajemen angkutan umum baik angkutan
kota dan angkutan massal berbasis jalan maupun rel;
 Menata sistem angkutan kota
 Pembagian shift , rerouting angkutan umum

 Mengembangkan angkutan massal (konversi angkutan
umum)
 Dalam kota : Trans Pakuan, feeder Trans Pakuan
 Antar kota : kereta api, feeder busway

 Pengembangan sarana & prasarana pendukung angkutan
umum massal (halte, sarana parkir, pengembangan jalur bis)
 Penataan pelayanan angkutan paratransit
2. Mengembangkan angkutan umum yang ramah lingkungan
• Penggunaan Bahan Bakar Gas untuk angkutan umum

1) Rencana pengembangan prasarana dan sarana pejalan kaki
sebagai berikut :
A. Pembangunan prasarana dan sarana pejalan kaki di:
a. Jalan-jalan arteri dan kolektor

b. Jalan-jalan lokal di kawasan komersial dan kawasan perumahan
kepadatan tinggi
c. Lokasi dengan tingkat mobilitas tinggi seperti stasiun, terminal,
sekolah, rumah sakit, dan sarana ibadah
d. Lokasi menuju dan dari halte angkutan umum
B. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana pejalan kaki yang ada
C. Pembangunan prasarana dan sarana pejalan kaki mengikuti
ketentuan teknis yang ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek
kenyamanan, keamanan dan keselamatan

2) Desain prasarana dan sarana pejalan kaki harus mengakomodir
kepentingan kaum difabel

AIR BERSIH
1. Sumber air bersih sistem perpipaan (total cadangan 4606 l/detik)



Mata air Tangkil (120 l/detik), Mata Air Bantar Kambing (143 l/detik) , Mata
Air Kota Batu (53 l/detik), Mata Air Palasari (90 l/det)

Sungai Cisadane (IPA Dekeng 2400 l/detik, IPA Bubulak 600 l/ detik) dan
(IPA Cipaku 600 l/det), Ciliwung (IPA Katulampa 600 l/detik)

2. Penurunan tingkat kehilangan air dari 33% menjadi 20%
3. Pengembangan sistem non perpipaan pada wilayah yang tidak dilayani
PDAM dengan memanfaatkan sumber mata air dan sumur dalam.
AIR LIMBAH

 Mengoptimalkan IPLT yang telah ada di Tegal Gundil Kecamatan Bogor Utara
 Pembangunan instalasi pengelolaan limbah tinja (IPLT) di Kayu Manis.
PERSAMPAHAN
1. Optimalisasi TPA Galuga
2. Pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS)
& Stasiun Peralihan Antara (SPA) Kayumanis
3. Operasionalisasi TPA terpadu Nambo
4. Pengelolaan sampah skala lingkungan berbasis komunitas dengan metode
3R

Kawasan Lindung:


Kawasan perlindungan setempat
Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah

 Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan cagar budaya & Iptek
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kawasan Budidaya:

Perumahan
Industri

Perdagangan jasa
Militer
PSU

 Pemerintahan
 Pariwisata
Pertanian




Kawasan perlindungan setempat,













Kawasan sempadan sungai meliputi
sempadan sungai Ciliwung dan
Cisadane, sempadan anak sungai dan

sempadan saluran yang melintas di
wilayah Kota Bogor
Kawasan sempadan danau/situ
meliputi Situ Gede, Situ Leutik, Situ
Anggalena, Danau Bogor Raya, dan
Situ Panjang
Kawasan sekitar mata air

Kawasan pelestarian alam meliputi
Hutan Kota CIFOR dan rencana
hutan kota di setiap wilayah
pelayanan
Kawasan perlindungan plasma nutfah
eks-situ yakni Kebun Raya Bogor

Kawasan rawan bencana alam tanah
longsor
Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu
pengetahuan

Mempertahankan RTH Eksisting
• Mempertahankan RTH yang sudah ada seperti Kebun Raya Bogor, Hutan Cifor,
Taman Kota, Taman lingkungan permukiman, RTH infrastruktur jalan, sempadan
sungai, lapangan olahraga, TPU, dan Kebun-kebun penelitian.

Membangun RTH baru:

 Membangun hutan kota di WP C, D dan E

 Membangun taman kota di pusat kota & subpusat kota

 Membangun taman lingkungan terutama di lingkungan permukiman padat.

 Menyediakan Taman Pemakaman Umum (TPU) seluas minimal 5 Ha di setiap
wilayah pelayanan

 Membangun RTH Infrastruktur baru terutama jalur hijau jalan pada rencana jalanjalan arteri dan kolektor

Pengadaan RTH publik dilakukan dengan upaya:






Peremajaan dan revitalisasi kawasan  di kawasan-kawasan padat atau lahan
pemerintah  taman lingkungan / kota
Pembebasan lahan untuk RTH ( belanja lahan )  Land banking
Pemanfaatan lahan pemerintah/ asset pemerintah  yang tidak dimanfaatkan
Setiap pengembang baru menyediakan lahan untuk RTH (taman, TPU)
Konsolidasi lahan dalam penyediaan RTH

1. Pengaturan kepadatan perumahan diarahkan berdasarkan karakteristik
kawasan dan daya dukung lingkungan
2. Perumahan kepadatan rendah diarahkan ke WP E serta sebagian WP
B yaitu di kelurahan Situgede, Balumbangjaya, Margajaya, dan Bubulak
3. Perumahan kepadatan sedang diarahkan ke sebagian WP A, B dan D,
serta Wilayah Pelayanan C
4. Perumahan kepadatan tinggi diarahkan sebagai berikut:
a. Penataan dan peremajaan kawasan perumahan padat tidak
teratur di bantaran sungai melalui program perbaikan kampung
dan pengembangan perumahan vertikal
b. Pembangunan rumah vertikal dengan KDB rendah diarahkan
untuk:


peremajaan kawasan pusat kota dan kawasan perumahan
padat tidak teratur



permukiman padat sekitar koridor rel kereta api dan
sempadan sungai



pengembangan perumahan baru di kawasan subpusat kota
(pusat WP)







Mengendalikan kegiatan industri yang telah ada dari dampak pencemaran
dan lalu lintas;
Membatasi perkembangan industri pada lokasi industri yang ada saat ini;
Mengarahkan lokasi industri dan pergudangan di koridor Jalan Raya
Pemda di Wilayah Pelayanan D;
Mempertahankan dan mengembangkan industri kecil yang berkembang di
perumahan dengan syarat tidak menimbulkan dampak negatif;
Menata industri kecil dalam bentuk sentra di Wilayah Pelayanan B dan E

Kegiatan perdagangan dan jasa skala kota dan regional
• pengaturan lokasi kegiatan diarahkan di:
• pusat kota dengan konsep pengembangan blok kawasan terpadu.
• pada koridor jalan arteri yaitu koridor Jalan Abdullah Bin Nuh, Jalan
Kemang-Kedunghalang (Jl. Sholeh Iskandar), Jalan Adnawijaya dan
rencana R3.
• Khusus untuk skala pelayanan kota diarahkan pula di subpusat kota
(pusat WP) Wilayah Pelayanan B, C, D dan E

• pengembangan kegiatan baru skala kota dan regional diarahkan
pada lokasi sesuai peruntukan dengan perencanaan kawasan
yang terintegrasi secara blok atau superblock

Kegiatan perdagangan dan jasa skala WP
pengaturan lokasi kegiatan diarahkan di:

 Jalan arteri sekunder dengan memperhatikan daya dukung lalu lintas
lintas dan ketentuan teknis parkir
 Jl. Gunung Batu (Jl.Ishak Djuarsa) dan Jl. Sindangbarang (Jalan
Ibrahim Adjie)

 sekitar Stoplet Sukaresmi yang terintegrasi dengan stasiun dalam
bentuk blok komersial terpadu

1. Kegiatan perdagangan dan jasa tematik, diarahkan
untuk berkembang pada wilayah pelayanan kota
sebagaimana direncanakan, yaitu:






Jasa akomodasi diarahkan pada WP B, D dan E
Jasa perkantoran diarahkan pada WP A dan D
Sentra otomotif diarahkan pada WP C dan E
Sentra elektronik diarahkan pada WP C
Kegiatan MICE diarahkan pada WP E

2. Mendorong pengembangan pasar tradisional
dengan kualitas pelayanan sama dengan pasar
modern di setiap Wilayah Pelayanan (WP) dengan
jumlah dan hirarki pelayanan disesuaikan stándar
yang berlaku
3. Meningkatkan kualitas produk dan manajemen
pengelolaan pasar tradisional sehingga mampu
bersaing dengan pasar modern

Komponen Ruang

WP A

WP B

SMP, SMA
Pendidikan Tinggi
Fasilitas Pendidikan

WP C

SD, SMP, SMA, SMK
Pendidikan Tinggi

SMP, SMK
Pendidikan Tinggi

RS
RS
Puskesmas
Puskesmas pembantu

Penambahan rumah sakit diutamakan pada jalan-jalan yang direncanakan untuk kegiatan jasa skala
kota dan regional, dan harus memperhatikan jarak antar rumah sakit, kebutuhan semua golongan
masyarakat, dan atau jenis spesialisasi pelayanan
Memperhatikan ketersediaan lahan yang layak dan memperhitungkan kebutuhan umat

Fasilitas Peribadatan
Fasilitas Olahraga &
Rekreasi

SD, SMP, SMA
Pendidikan Tinggi

WP E

Merelokasi fasilitas pendidikan yang tidak mampu menyediakan prasarana, sarana dan parkir yang sesuai
standar berlaku dan atau sudah tidak sesuai lokasi untuk kenyamanan kegiatan belajar
RS
Puskesmas pembantu
Puskesmas pembantu

Fasilitas Kesehatan

WP D

Skala WP

Skala WP

Skala WP

Skala WP

Skala kota/ regional

TPU – kel Situgede

TPU – kel Kayumanis

TPU – kel Cimahpar

TPU – Kel
katulampa,
Mulyuaharja

TPU
Skala Kota, skala WP, skala lingkungan
Taman
Fasilitas Sosial

Taman merupakan ruang terbuka hijau (RTH) yang dapat dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, olah raga, dan
fasilitas umum penunjang lainnya dengan minimal RTH 80% - 90%.

Disediakan di setiap WP dengan jumlah dan sebaran sesuai hirarki pelayanan dan standar kebutuhan

A. Kawasan pemerintahan yang direncanakan terdiri dari:
1.kantor pemerintah tingkat nasional, propinsi dan kota,
2.kantor atau balai/ lembaga penelitian skala nasional,
propinsi dan kota,
B. Penataan kawasan pemerintahan di pusat kota
C. Penambahan kawasan pemerintahan baru dapat diarahkan
ke Wilayah Pelayanan C,D, dan E
D. Mendorong penciptaan RTH kota di kawasan pemerintahan

a. Jenis kegiatan pariwisata yang diunggulkan untuk dikembangkan
adalah wisata IPTEK, heritage, wisata kuliner dan belanja, MICE
dan rekreasi ruang terbuka (outbound recreation)
b. Mengembangkan wisata IPTEK dan heritage di pusat kota
c. Menata wisata kuliner dan belanja di pusat kota (kawasan Bogor
lama) dan wilayah pelayanan E (kawasan Tajur)
d. Mengembangkan pariwisata MICE dan EKOWISATA di wilayah
pelayanan B dan E

a. mempertahankan pertanian lahan basah
sawah irigasi teknis
b. melarang pemberian ijin alih fungsi lahan
pertanian lahan basah sawah irigasi teknis
menjadi fungsi lain
c. mengendalikan kawasan pertanian lahan
kering dalam bentuk kebun penelitian dan
percobaan, kebun buah-buahan, serta
tanaman tahunan

• Mengendalikan Kawasan Militer Yang Ada
1. Kawasan Zeni di Jalan Sudirman
2. Kawasan Pusdik intel di Jalan Dr. Sumeru
3. Kawasan Brimob Kedung Halang di Jalan KS Tubun
4. Kawasan Paspamres di Jalan Lawang Gintung
5. Kawasan Ksatrian Garuda di Jalan Ibrahim Adjie (Gunung Batu)
6. Markas Korem Surya Kencana di Jalan Merdeka
7. Markas Polisi Militer di Jalan Sudirman
8. Markas Polres di Jalan Kapt. Muslihat dan Jalan KS. Tubun

1. Memanfaatkan ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau, gedung-gedung
pertemuan, gedung olahraga dan bangunan lainnya yang memungkinkan sebagai
ruang evakuasi bencana pada daerah rawan bencana sebagai berikut:
a. Kawasan rawan banjir seperti Kawasan Pacilong Kelurahan Kebon
Pedes, Kampung Situ Asem Kelurahan Mekarwangi, Kampung Kramat
Kelurahan Tanah Baru, dan Kayumanis.
b. Kawasan rawan longsor di sepanjang Sungai Cisadane, Sungai Ciomas,
Saluran Cisadane-Empang, Saluran Cidepit, Sepanjang Sungai Ciliwung,
dan lokasi-lokasi yang memiliki kelerengan lebih dari 45%
c. Kawasan rawan kebakaran seperti perumahan tidak teratur
berkepadatan tinggi terutama di pusat kota.
2. Menyediakan jalur evakuasi bencana yang terjangkau oleh kendaraan roda empat
pada wilayah-wilayah rawan bencana yang menjamin keamanan dan keselamatan
pengungsi

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana
4. Menyediakan prasarana sarana penunjang proses evakuasi bencana
5. Penanganan lebih rinci diatur dalam rencana sektoral

 Menata kembali ruang terbuka non hijau yang telah mengalami degradasi
secara fungsi ataupun kualitas ruang
 Mengoptimalkan pemanfaatan ruang terbuka non hijau untuk kegiatan
sosialisasi penduduk Kota Bogor
 Membangun Ruang Terbuka Non Hijau baru di setiap Wilayah Pelayanan
dengan standar penyediaan luasan sesuai dengan kebutuhan dan standar
yang berlaku
 Mengembangkan Ruang Terbuka Non Hijau di kawasan komersial,
perkantoran, dan perumahan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat
berinteraksi masyarakat

 Menempatkan sektor informal di lokasi
direncanakan
 Menata kawasan yang dimanfaatkan
untuk kegiatan sektor informal
 Membatasi pemanfaatan ruang
terbuka publik untuk kegiatan sektor
informal dengan pembatasan area dan
pengaturan waktu berdagang
 Mengoptimalkan fungsi pasar untuk
mengakomodir kebutuhan ruang
sektor informal
 Mengintegrasikan kegiatan sektor
informal dengan sektor formal
 Melibatkan stakeholders dalam
menjaga fasilitas publik agar tidak
digunakan untuk kegiatan sektor
informal
 Mewajibkan setiap pengembang
mengalokasikan ruang untuk kegiatan
sektor informal.

RENCANA ALOKASI RUANG KHUSUS PKL
 Pasar Sukasari & Terminal  Kuliner
 Jalan Binamarga  Kuliner
 Terminal Merdeka  Campuran
 Muria Plaza (Jl. Mayor Oking) 
Campuran
 Blok Pkl Pasar Tu Kemang  Sayuran
 Optimalisasi Kios Pasar Kebon
Kembang, Pasar Bogor, Dan Jambu Dua
 Sayuran
 Eks Bioskop Presiden Theatre 
Sayuran
 Sentra Pkl Di Kawasan Perumahan
 Sentra Pkl Di Ruko (Spasio Temporal)
 Sentra Pkl Di Perkantoran, Tempat
Rekreasi, Dan Mall

• KAWASAN STRATEGIS
EKONOMI
1. Kawasan Pasar Kebon Kembang
dan sekitarnya;
2. Pusat Wilayah Pelayanan (WP)/
Sub Pusat Pelayanan Kota.


KAWASAN STRATEGIS
LINGKUNGAN

1. Kawasan Kebun Raya dan
sekitarnya
2. Kaw. Situ Gede dan Hutan CIFOR
3. Sempadan Ciliwung, Cisadane


1.

2.
3.

KAWASAN STRATEGIS BUDAYA

Kawasan perdagangan lama di Pasar
Bogor, Pecinan di Suryakencana dan
Kampung Arab di Empang;
Kawasan Istana Batutulis dan
sekitarnya
Kawasan Sempur Taman Kencana

Terima Kasih