PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TINGKAT PENGANGGURAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KEMISKINAN (STUDI KASUS DI PROVINSI JAWA TIMUR).

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK
TINGKAT PENGANGGURAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN
TERHADAP KEMISKINAN
(STUDI KASUS DI PROVINSI JAWA TIMUR)
SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ekonomi Pembangunan

Oleh :

TEGAR RIZKI AKBAR
0911010004/FEB/EP

Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK
TINGKAT PENGANGGURAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN
TERHADAP KEMISKINAN
(STUDI KASUS DI PROVINSI JAWA TIMUR)
Yang diajukan

TEGAR RIZKI AKBAR
0911010004/FEB/EP

Telah Disetujui untuk Untuk diseminarkan oleh :
                                
Pembimbing Utama

DRS. EC. SUWARNO, ME


Tanggal:……………………………

NIP. 196302201985031001
Mengetahui,
Ketua Progdi Ekonomi Pembangunan

DRA. EC. NINIEK IMANINGSIH, MP
NIP. 196111201987032001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK
TINGKAT PENGANGGURAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN
TERHADAP KEMISKINAN
(STUDI KASUS DI PROVINSI JAWA TIMUR)
Yang diajukan


TEGAR RIZKI AKBAR
0911010004/FEB/EP

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :
                                
Pembimbing Utama

DRS. EC. SUWARNO, ME

Tanggal:……………………………

NIP. 196302201985031001
Mengetahui,
Ketua Progdi Ekonomi Pembangunan

DRA. EC. NINIEK IMANINGSIH, MP
NIP. 196111201987032001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK
TINGKAT PENGANGGURAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN
TERHADAP KEMISKINAN
(STUDI KASUS DI PROVINSI JAWA TIMUR)
Yang diajukan

TEGAR RIZKI AKBAR
0911010004/FEB/EP

Telah disetujui untuk ujian skripsi oleh :
                                
Pembimbing Utama

DRS. EC. SUWARNO, ME

Tanggal:……………………………


NIP. 196302201985031001
Mengetahui,
A/N Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Wakil Dekan I

DRS. EC. Rachman Suwaidi, MS
NIP. 196003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK
TINGKAT PENGANGGURAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN
TERHADAP KEMISKINAN
(STUDI KASUS DI PROVINSI JAWA TIMUR)
Yang diajukan

TEGAR RIZKI AKBAR

0911010004/FEB/EP

Disetujui untuk Ujian Skripsi oleh :
                                
Pembimbing Utama

DRS. EC. SUWARNO, ME

Tanggal:……………………………

NIP. 196302201985031001
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ekonomi Bisnis

DR. DHANI ICHSANUDDIN NUR, MM
NIP. 196309241989031001 

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
PENGARUH JUMLAH PENDUDUK
TINGKAT PENGANGGURAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KEMISKINAN
(STUDI KASUS DI PROVINSI JAWA TIMUR)

Diajukan oleh
TEGAR RIZKI AKBAR

0911010004/FEB/EP

Telah dipertahankan dihadapan
Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 27 September 2013

 

Pembimbing Utama 


 

 

 

                                  Tim Penguji

Ketua
 
 

Drs. Ec. Suwarno, ME 
 
NIP. 195908281990031001   

      
 


                                           Drs. M. Taufiq, MM                      
                                 NIP.  

 

 

 

 

 

 

 

                                   Sekretaris

 

 
 
 
 
 
           
                                                                                                                        Ir. Hamidah Hendrarini. Msi

NIP.
 

 

 

 

 

 


 
 
 

 
 

 
 

 
 

 

 

 

                                    Anggota

Drs. Ec. Suwarno, ME
NIP. 195908281990031001

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “”Veteran” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 196309241989031001 

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur saya panjatkan puji kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga peniliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban
mahasiswa untuk memenuhi tugas dan syarat akhir akademis di Perguruan Tinggi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis khususnya Jurusan Ekonomi Pembangunan. Dalam Penulisan Skripsi ini
Peneliti

mengambil

judul

“Pengaruh

J umlah

Penduduk

Timgkat

Pengangguran Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kemiskinan (Studi Kasus
Di Provinsi J awa Timur)”. Peneliti Menyadari sepenuhnya bahwa didalam
penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan karena
masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada. Walaupun demikian
berkat bantuan dan bimbingan yang di terima dari bapak Drs.Ec.Suwarno,ME.
Selaku Dosen Pembimbing Utama yang dengan penuh kesabaran telah
mengarahkan dari awal untuk memberikan bimbingan kepada peneliti, sehingga
skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik.
Atas terselesaikannya skripsi ini, peneliti menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Socdarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah banyak

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

memberikan banyak bantuan berupa saran fasilitas dan perijinan
guna pelaksanaan skripsi ini.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsannudin Nur, SE, MM, selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP, selaku Ketua Program Studi
Ekonomi

Pembangunan

Universitas

Pembangunan

Nasional

“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak – Bapak dan Ibu – ibu dosen beserta staf karyawan Fakultas
Ekonomi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur, yang telah banyak memberikan banyak ilmu, pengalaman
serta fasilitas selama masa perkuliahan dan pelayanan akademik
maupun non akademik bagi peneliti.
5. Bapak – Bapak dan Ibu – Ibu instansi Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Jawa Timur, dan beberapa perpustakaan Universitas –
Universitas Negeri di Surabaya, yang telah memberikan banyak
informasi dan data – data yang dibutuhkan untuk mengadakan
penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ayah, Ibu, dan Adik – Adik beserta keluarga tercinta yang telah
memberikan motivasi, doa, semangat dan dorongan moral materil
serta spiritualnya yang tulus kepada peneliti, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik – baiknya.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Seluruh Anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan

angkatan

2009

hingga

2013

Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Serta semua pihak
Organisasi Mahasiswa lainnya yang tidak bisa peneliti sebutkan satu
persatu yang selalu memotivasi, membantu dan mendukung peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan dan memberikan balasan, limpahan rahmat,
serta karunia-Nya, atas segala amal kebaikan serta bantuan yang telah diberikan.
Akhir kata. Besar harapan bagi peneliti semoga skripsi ini dapat bermafaat
bagi pembaca, baik sebagai bahan kajian maupun sebagai salah satu sumber
informasi dan bagi pihak – pihak lain yang membutuhkan.
Wassalammu’ alaikum Wr. Wb.
Surabaya, September 2013

Penulis

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

iv

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

ix

ABSTRAK

x

BAB I

PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Perumusan Masalah

12

1.3 Tujuan Penelitian

12

1.4 Manfaat Penelitian

13

TINJ AUAN PUSTAKA

14

2.1 Penelitian Terdahulu

14

2.2 Landasan Teori

18

BAB II

2.2.1 Pengertian Kemiskinan

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2.1.1 Teori Kemiskinan

21

2.2.1.2 Beberapa Dampak Kemiskinan

23

2.2.2 Pengertian Pengangguran

24

2.2.2.1 Jenis – Jenis Pengangguran

25

2.2.2.2 Teori Pengangguran

26

2.2.3

28

Pengertian Jumlah Penduduk

2.2.3.1 Teori Jumlah Penduduk

28

2.2.3.2 Hubungan Jumlah Penduduk dengan Kemiskinan

30

2.2.4

31

Pengertian Tingkat Pendidikan

2.2.4.1 Teori Tingkat Pendidikan

32

2.2.4.2 Unsur – Unsur Pendidikan

33

2.2.4.3 Tujuan Pendidikan

34

2.2.4.4 Jalur Pendidikan

34

2.3 Kerangka Pikir

34

2.4 Hipotesis

38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian

39
39

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2 Definisi Operasional

40

3.3 Teknik Analisis

42

3.4 Uji Hipotesis

42

3.5 Pendekatan Regresi Linier Berganda Dengan Asumsi BLUE

47

3.6 Teknik Pengumpulan Data

52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V

51

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

53

4.2 Deskripsi Hasil penelitian

54

4.3 Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik

58

KESIMPULAN DAN SARAN

72

5.1 Kesimpulan

72

5.2 Saran

73

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1

: Jumlah Penduduk Miskin di Pulau Jawa Tahun 2004 hingga 2011... 11

Tabel 2

: Auto Korelasi Durbin Watson

Tabel 3

: Perkembangan Tingkat Kemiskinan Tahun 2004 hingga 2011......... 55

Tabel 4

: Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun 2004 hingga 2011

Tabel 5

: Perkembangan Tingkat Pengangguran Tahun 2004 hingga 2011 .... 57

Tabel 6

: Perkembangan Tingkat Pendidikan Tahun 2004 hingga 2011

57

Tabel 7

: Test Multikolinier

60

Tabel 8

: Test Heterokedastisitas

61

Tabel 9

: Analisis Varian (ANOVA)

63

Tabel 10 : Hasil Analisis Secara Parsial

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

50

56

66

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Kerangka Pikir Kemiskinan

7

Gambar 2 : Kurva Distribusi F

45

Gambar 3 : Kurva Distribusi t

47

Gambar 4 : Kurva Durbin Watson

49

Gambar 5 : Kurva Statistik Durbin Watson

59

Gambar 6 : Distribusi Kriteria Penolakan

64

Gambar 7 : Kurva Distribusi Hasil Faktor Jumlah Penduduk
Tehadap Kemiskinan

66

Gambar 8 : Kurva Distribusi Hasil Faktor Tingkat Pengangguran
Tehadap Kemiskinan

68

Gambar 9 : Kurva Distribusi Hasil Faktor Tingkat Pendidikan
Tehadap Kemiskinan

69

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Input Dari Badan Pusat Statistik J awa Timur
Lampiran 2 : Regresion
Lampiran 3 : Hasil Coefficient
Lampiran 4 : Nonparametric Cor r elations
Lampiran 5 : Tabel Pengujian F
Lampiran 6 : Tabel Pengujian t
Lampiran 7 : Tabel Pengujian Durbin Watson

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH J UMLAH PENDUDUK TINGKAT PENGANGGURAN DAN
TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KEMISKINAN
(STUDI KASUS DI PROVINSI J AWA TIMUR)
Oleh :
Tegar Rizki Akbar
ABSTRAKSI
Kemiskinan merupakan suatu masalah yang sangat mempengaruhi tingkat
kesjahteraan bukan karena adanya pengangguran saja tetapi juga bisa di lihat dari sisi
banyaknya jumlah penduduk atau bisa dikatakan suatu kuantitas tidak mengimbangi
kualitas. Untuk mengetahui pengaruh Simultan maupun persial faktor jumlah
penduduk, tingkat pengangguran meningkat dan tingkat pendidikan akhir masyarakat
terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan
simultan dari jumlah penduduk, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan
terhadap kemiskinan di Jawa Timur tahun 2004 - 2011. Data yang diperoleh
dianalisis dengan metode kuantitatif perhitungan, berdasarkan teori-teori yang sudah
ada.Analisis regresi linier berganda merupakan suatu metode yang digunakan dalam
menganalisis hubungan yang mempunyai pengaruh antara variabel bebas dengan
variabel tidak bebas.
Dengan melihat hasil perhitungan metode regresi linier berganda peneliti
dapat mengambil kesimpulan bahwa selama hasil pengujjian hipotesis menyatakan
bahwa tingkat Jumlah Penduduk (X1), Tingkat Pengangguran (X2), Dan Tingkat
Pendidikan (X3), mempunyai pengaruh secara simultan, tetapi hamya timgkat
pengangguran (X2) yang berpengaruh secara langsung atai secara singnifikan positif
terhadap Kemiskinan di Jawa Timur (Y) terbukti kebenarannya karena keempat
variabel tersebut mampu menjelaskan variabel dependen.
Kata kunci : Jumlah Penduduk, Tingkat Pengangguran, Dan Tingkat Pendidikan

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kemiskinan merupakan fenomena sosial, tidak hanya di negara-negara

berkembang, tetapi juga negara-negara maju. Fenomena ini telah menjadi perhatian
global pada konferensi tingkat tinggi dunia yang berhasil menggelar deklarasi dan
program aksi untuk pembangunan sosial di Copenhagen pada tahun 1995. Secara
umum kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan orang untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi, sosial dan standar kebutuhan yang lain (Herbert, 2001).
Misalnya, jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan, kesulitan
membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya
akses kepelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, dan lain-lain. Adapun
penyebab kemiskinan dapat dikelompokkan atas dua hal yaitu (1) faktor alamiah:
kondisi lingkungan yang miskin, ilmu pengetahuan yang tidak memadai, adanya
bencana alam dan lain-lain, (2) faktor nonalamiah: akibat kesalahan kebijakan
ekonomi, korupsi, kondisi politik yang tidak stabil, kesalahan pengelolaan sumber
daya alam. Masalahmasalah yang timbul akibat kemiskinan tersebut antara lain: gizi
buruk, busung lapar, penyakit menular, dan kasus kriminalitas (Lubis, 2006)

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Sekali pun kondisi makro perekonomian dilaporkan mulai membaik, tetapi
akibat lesunya pertumbuhan sektor riil, maka yang terjadi kemudian selain jumlah
penduduk miskin tetap tinggi, yang tak kalah mencemaskan adalah terus
meningkatnya angka pengangguran. Di Provinsi Jawa Timur, rata-rata per tahun
diperkirakan ada penambahan sekitar 600 ribu angkatan kerja baru, dan ironisnya
hanya sekitar 20-30 persen yang dapat terserap di sektor formal. Sekitar 70-80 persen
sisanya terpaksa bekerja di sektor informal atau bahkan sama sekali tidak bekerja
(Kompas, 17 September 2003). Menurut catatan Disnaker (2006), di Provinsi Jawa
Timur jumlah angkatan kerja sebanyak 19.400.245 jiwa, sementara kesempatan kerja
yang tersedia hanya 17.509.103 jiwa, sehingga sampai dengan Januari 2006 jumlah
pengangguran tercatat sebesar 11.891.142 jiwa. Jumlah penurunan kemiskinan Jatim
juga paling tinggi di Indonesia. Mencapai 3,28 persen sejak Maret 2009 hingga Maret
2012, atau 6.022.590 orang miskin menjadi 5.070.980 orang miskin. Dengan
tingginya jumlah penurunan orang miskin ini tak heran jika pada Maret 2011-Maret
2012 jumlah orang miskin mencapai 285.230 orang dan menobatkan Jatim menjadi
provinsi yang mampu memberikan kontribusi 32,174 persen dalam penurunan
kemiskinan di Indonesia. Begitu pula dengan penurunan jumlah pengangguran. Tren
tingkat pengangguran terbuka di Jatim dari tahun ketahun selalu mengalami
penurunan. Pada Februari 2009 jumlah orang menganggur mencapai 5,87 persen,
Februari 2010 sebesar 4,91 persen, Februari 2011 sebanyak 4,18 dam Februari 2012
menjadi 4,14 persen atau effort selama tiga tahun mencapai 1,73 persen. Banyaknya
jumlah penurunan pengangguran ini tak bisa dilepaskan dari tingginya investasi di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Jawa Timur. Berdasarkan data dari Sekdaprov Jatim, sampai dengan triwulan III
2012, jumlah proyek baru yang masuk ke Jatim mencapai 275 proyek dengan nilai
investasi sebesar Rp36,71 triliun. Dengan banyaknya investasi ini, mampu menyerap
sebanyak 46.673 tenaga kerja baru. Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menuturkan,
Pemprov Jatim memiliki banyak program atau strategi untuk penanggulangan
kemiskinan di Jatim. Di antaranya adalah mengurangi beban pengeluaran masyarakat
miskin melalui Jalinkesra (Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Rakyat), BOS/BOSDA
(Bantuan Operasional Sekolah Daerah), Jamkesmas (Jaminan Kesejahteraan
Masyarakat), Ponkesdes, bedah RTLH (rumah tidak layak huni) hingga kepastian
pelayanan publik. Selain itu, meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat
miskin dengan bantuan permodalan dan pelatihan ketrampilan. Kemudian
mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil seperti
membantu pemasaran dan chanelling. “Kita juga melakkan penguatan kelembagaan
masyarakat desa melalui pelatihan RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa) dan pelatihan UPK (Unit Pengelola Kegiatan),” jelas Gubernur
Soekarwo. Dari sekian banyak strategi yang diluncurkan Gubernur Soekarwo dan
Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf, program Jalinkesra yang paling menjadi
andalan. Titik nol kinerja pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan di Jatim tahun
2009, menunjukkan data penduduk miskin Jatim sebesar 6.022.590 jiwa (16,68) dan
data PPLS (Program Perlindungan Layanan Sosial) tahun 2008, jumlah Rumah
Tangga Sasaran (RTS) sebesar 3.079.822 Rumah Tangga Miskin (RTM) by name by
address terbagi ke dalam strata sangat miskin, sebanyak 493.004 (16 persen); miskin,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.256.122 (41 persen); dan hampir miskin, 1.330.696 (43 persen). Kelompok rumah
tangga strata sangat miskin ini relatif belum pernah menjadi target spesifik prioritas
berbagai penanggulangan kemiskinan secara eksklusif. Mereka lebih sering
diposisikan sebagai kelompok sasaran yang diikutsertakan dalam berbagai program
penanggulangan kemiskinan tanpa mempertimbangkan dan membedakan strata
kemiskinan pada masyarakat. Program penanggulangan kemiskinan selama ini
mengalami kendala membidik strata sangat miskin secara spesifik dan tepat sasaran,
karena ketiadaan basis data mengenai keberadaan mereka (by name and address).
Akibatnya, kemiskinan sering diperlakukan sebagai bersifat homogen, padahal
kebutuhan rumah tangga strata sangat miskin agar dapat menapaki anak tangga demi
anak tangga, keluar dari kemiskinan relatif berbeda dengan strata miskin, apalagi
strata hampir miskin. Program yang dimulai sejak 2010 ini, total sebanyak 257.869
RTSM yang telah menerima bantuan program Jalinkesra. Dari jumlah itu, masyarakat
yang paling banyak menerima bantuan adalah jenis peternakan yang mencapai
125.880 RTSM. Dengan rincian 2010 sebanyak 32.366 RTSM, 2011 sebanyak
45.241 RTSM dan 2012 48.273 RTSM. “Bantuan peternakan ini diberikan kepada
RTSM by name, by address, by picture. Data lengkapnya ada di Bapemas Jatim.
Bentuk bantuan bantuan peternakan seperti ayam, kambing, lebah madu atau
peternakan lainnya,” ujar Sekdaprov Jatim Dr H Rasiyo MSi. Selain peternakan yang
dikoordinastori Dinas Peternakan Jatim, juga ada berbagai jenis bantuan Jalinkesra
lain yang dikoordinir beberapa SKPD-SKPD di lingkungan Pemprov Jatim. Seperti
bantuan Jalinkesra dari Dinas Pertanian Jatim yang telah memberikan bantuan kepada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

RTSM sebanyak 74.160 orang, Disperindag Jatim 20.627 RTSM, Dinas Koperasi dan
UMKM Jatim 7.846 Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim 13.697 RTSM, Dinas
Perkebunan 147 RTSM dan Biro Kesra 12.512 RTSM. (Bapeda Jawa Timur, 2012)
Di Provinsi Jawa Timur, kemiskinan, pengangguran dan kesempatan kerja
sesungguhnya adalah tiga masalah utama yang saling tali-temali dan tidak mustahil
menjadi “bom waktu” yang merisaukan jika tidak segera ditangani dengan baik.
Sekali pun mungkin Provinsi Jawa Timur berhasil menghela laju pembangunan dan
mendongkrak angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi, hal itu tidaklah otomatis
dapat menyelesaikan persoalan kemiskinan dan pengangguran. Bahkan, bisa saja
yang terjadi kemudian adalah mishmatch antara kesempatan kerja yang tersedia
dengan kondisi basis sosial masyarakat dan terjadinya disparitas antar wilayah yang
ujung-ujungnya melahirkan persoalan “urbanisasi berlebih” (Bagus, 2012:4)
Studi yang dilakukan Lembaga Penelitian Universitas Airlangga bekerjasama
dengan Bapeprop Jatim (2011) menemukan, selain tekanan krisis dan kemiskinan,
faktor yang menyebabkan persoalan pengangguran makin mencemaskan adalah
adanya disparitas antara wilayah kabupaten-kota tertentu dengan kota-kota besar di
Provinsi Jawa Timur, terutama Surabaya dan Malang. Di wilayah kabupaten yang
miskin dan banyak kehilangan kesempatan kerja, jumlah pengangguran dapat
dipastikan meningkat dan ketika di pedesaan tidak lagi bisa ditemukan tempat
bergantung yang sesuai, maka pilihan yang terpaksa dilakukan adalah mengadu nasib
ke kota besar dan bahkan ke luar negeri. Bagi keluarga-keluarga miskin di pedesaan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

situasi perekonomian yang tak kunjung membaik, bukan saja menyebabkan mereka
rentan terkena PHK, tetapi juga kehilangan usahanya karena pangsa pasar yang
makin menurun dan kenaikan biaya produksi yang tidak lagi menguntungkan. Tidak
sedikit masyarakat miskin yang kehilangan sumber penghasilan bukan cuma satu-dua
kali, tetapi berkali-kali. Di pedesaan, sektor pertanian yang selama ini sangat lentur
dan memiliki mekanisme involutif yang tinggi, pelan-pelan mulai mendekati titik
jenuh, sehingga alternatif yang mesti dipilih masyarakat miskin yang ter-PHK dan
kehilangan pekerjaan adalah melakukan deversifikasi usaha, melakukan migrasi
mengadu nasib di kota besar atau bahkan mengadu nasib ke negeri jiran sebagai
TKI/TKW (meski jumlahnya tidak terlalu banyak). Bagi penduduk miskin yang
mencoba tetap bertahan dalam kehidupan di pedesaan, maka pilihan pekerjaan yang
ditekuni seringkali tidak berubah dari pola lama mereka, yakni di sektor pertanian dan
sektor informal desa. Dari segi kesejahteraan, besar penghasilan yang diperoleh dari
pekerjaan yang saat ini mereka ditekuni dibandingkan dengan masa sebelum krisis,
rata-rata tidak jauh berbeda, bahkan acapkali lebih kecil. Dengan latar belakang
tingkat pendidikan yang relatif rendah, tidak memiliki keahlian khusus dan tidak pula
memiliki aset produksi yang cukup, maka kemungkinan masyarakat miskin dapat
terserap di sektor pekerjaan atau industri formal umumnya rendah. Kalau pun mereka
dapat diterima di sektor industri formal di wilayahnya atau di kota besar lain,
biasanya posisi yang dimasuki adalah pekerjaan-pekerjaan yang tergolong kasar yang
lebih banyak mengandalkan otot daripada ijazah kesarjanaan dan profesionalisme.
Untuk menangani persoalan pengangguran dan membangun kesempatan kerja yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

dapat menyerap jumlah korban PHK dan pengangguran berskala massal, harus diakui
bukanlah hal yang mudah. Akibat situasi keamanan yang relatif rapuh, minat investor
untuk menanamkan modalnya di Indonesia termasuk di Provinsi Jawa Timur relarif
menurun, bahkan sebagian malah ditandai dengan hengkangnya beberapa perusahaan
besar asing. Ke depan, apakah Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan berhasil
mengenjot arus investasi sebetulnya masih menjadi tanda-tanya besar. Tetapi, untuk
jangka pendek, satu langkah realistis yang perlu dilakukan Jawa Timur dalam upaya
penanganan persoalan pengangguran dan penciptaan kesempatan kerja adalah
bagaimana mengkemas upaya yang dilakukan dalam satu paket dengan program
untuk mengeliminasi disparitas atau kesenjangan antar wilayah. Pengalaman selama
ini telah membuktikan bahwa makin berkurangnya kesempatan kerja di pedesaan dan
persoalan

“urbanisasi

berlebih”

(over

urbanizations)

sesungguhnya

adalah

konsekuensi dari terjadinya kesenjangan antar wilayah yang terlalu menyolok.
Hubungan yang terjadi antara kota dan desa yang timpang, bukan saja ditandai
dengan adanya penetrasi modal dari kota ke desa, tetapi juga diikuti dengan
terjadinya proses involusi yang melampaui titik jenuh. Kesempatan kerja di desa
turun drastis, dan akibatnya kemudian banyak penduduk desa yang terpaksa
melakukan migrasi ke kota besar atau bahkan ke negeri jiran untuk mencari pekerjaan
baru. Untuk menangani persoalan

kemiskinan, pengangguran, dan segera

menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi tenaga kerja yang ada di Provinsi
Jawa Timur, saat ini yang dibutuhkan tak pelak adalah agenda program yang jelas
dan fokus penanganan yang benar-benar efektif. Untuk kepentingan inilah, karena itu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

dibutuhkan sebuah studi yang komprehentif mengenai persoalan dan upaya
penanganan para pengangguran yang ada di Jawa Timur. Studi ini mendesak
dilakukan, karena perkembangan angka pengangguran yang makin tidak terkendali,
jelas akan menjadi semacam bom waktu yang dapat membuat kegiatan pembangunan
di Jawa Timur makin terpuruk (Sudarso, 2012).
Jika kita perhatikan masalah yang mempengaruhi tingkat kemiskinan bukan
karena adanya pengangguran saja tetapi juga bisa di lihat dari sisi banyaknya jumlah
penduduk atau bisa dikatakan kuantitas tidak mengimbangi kualitas. Menurut Sukirno
(1997, 68), perkembangan jumlah penduduk bisa menjadi faktor pendorong dan
penghambat pengangguran. Faktor pendorong diakibatkan karena memungkinkan
banyaknya tenaga kerja, lalu bisa juga disebabkan oleh perluasan pasar, karena
perluasan pasar itu diakibatkan dua faktor penting yaitu jumlah pendapatan
masyarakat dan jumlah penduduk. Sedangkan penduduk disebut faktor penghambat
pembangunan karena akan menurunkan produktivitas, dan akan terdapat banyak
pengangguran. Dalam kaitannya dengan kemiskinan, jumlah penduduk yang besar
justru akan memperparah tingkat kemiskinan. Fakta menunjukan, dikebanyakan
negara dengan jumlah penduduk yang besar tingkat kemiskinannya juga lebih besar
jika dibandingkan dengan negara dengan jumlah penduduk sedikit. Banyak teori dan
pendapat para ahli yang meyakini adanya hubungan antara pertumbuhan penduduk
dengan kemiskinan, salah satunya adalah Thomas Robert Malthus. Malthus meyakini
jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka suatu saat nanti sumber daya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

alam akan habis, sehingga muncul wabah penyakit, kelaparan dan berbagai macam
penderitaan manusia.
Pertumbuhan ekonomi yang merupakan indikator tujuannya melihat
keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan bagi pengurangan
tingkat kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan ekonomi
tersebut efektif dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Artinya, pertumbuhan tersebut
menyebar disetiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin.
Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi disektor –
sektor dimana penduduk miskin bekerja yaitu sektor pertanian atau sektor yang padat
kerja. Adapun secara tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif
mendistribusikan manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor modern
sperti jasa yang padat modal (Siregar, 2008)
Pembangunan ekonomi yang semenjak masa sentralistik terpusat di pulau
jawa tidak menutup kemungkinan Jawa terkena masalah kemiskinan. Menurut
Siregar dan Wahyuniarti (2008:67) Jumlah penduduk miskin di Indonesia terpusat di
Pulau Jawa, terutama provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Konsentrasi penduduk miskin di Pulau Jawa mencapai rata – rata 57,5 persen dari
total penduduk miskin di Indonesia. Hal itu menunjukan pertumbuhan ekonomi
hanya dinikmati oleh golongan masyarakat tertentu, tidak merata bagi seluruh
golongan masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Terlihat pada tabel 1.1, di dalamnya terdapat data – data yang meneliti
perkembangan penduduk miskin. Penduduk miskin di Pulau Jawa lebih sering
meningkat dari pada menurun, sudah jelas bahwa pertumbuhan ekonomi di negara
kita hanya sering dinikmati oleh golongan golongan tertentu, bahkan rakyat miskin
hanya terus ditindas, kadang kalanya ada bantuan untuk rakyat miskin itu saja juga
harus di persulit. Pulau Jawa adalah pusat dari segala kegiatan ekonomi negara di
Indonesia, jika di Pulau Jawa saja banyak kemiskinan apa yang terjadi di Pulau –
pulau atau Provinsi – Provinsi lainnya. Banyak masyarakat Indonesia yang jatuh
miskin. dan belum dapat di tanggulangi secara penuh.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Table 1
J umlah Penduduk Miskin Menurut Pr ovinsi di Pulau J awa
Tahun 2004-2011 (ribu jiwa)
Tahun

DKI

J awa

J awa

Yogyakarta

J awa

Banten

J akarta

Bar at

Tengah

2004

277,1

4.654,2

6.843,8

313,2

7.312,5

779,2

2005

316,2

5.137,6

6.533,5

625,8

7.139,9

830,5

2006

407,1

5.712,5

7.100,6

648,7

7.678,1

904,3

2007

405,7

5.457,9

6.557,2

633,5

7.155,3

886,2

2008

379,6

5.322,4

6.189,6

616,3

6.651,3

816,7

2009

323,2

4.983,6

5.725,7

585,8

6.022,6

788,1

2010

312,2

4.773,7

5369,2

577,3

5.529,3

758,2

2011

363,4

4.648,6

5.107,3

560,9

5.356,2

690,4

Timur

Sumber : Badan Pusat Statistik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1.2 Per umusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka permasalahan utama
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah jumlah penduduk, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan
masyarakat dapat mempengaruhi secara simultan maupun secara persial terhadap
kemiskinan yang berada di Provinsi Jawa Timur pada periode 2004 – 2011 ?

2. Faktor manakah yang paling dominan atau berpengaruh terhadap kemiskinan
khususnya di Provinsi Jawa Timur pada periode 2004 – 2011 ?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1 Untuk mengetahui pengaruh Simultan maupun persial faktor jumlah penduduk,
tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan masyarakat terhadap kemiskinan di
Provinsi Jawa Timur.
2 Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap
kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan ini diharapkan berguna untuk:
1. Bagi mahasiswa akan berguna sebagai penambah wawasan pengetahuan tentang
kemiskinan.
2. Sebagai teori pendukung untuk penelitian selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan Meningkatnya jumlah penduduk,
banyaknya pengangguran dan juga pendidikan terhadap kemiskinan oleh beberapa
penelitian :
1. Sir egar (2007:23) dalam penelitian yang berjudul, “Dampak Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin”. Menggunakan
analisis Deskriptif dan analisis ekonomimetrika. Analisis deskriptif disajikan
menggunakan data dalam bentuk tabel dan grafik sedangkan analisis
ekonomimetrika dilakukan dengan menggunakan panel data. Dilakukan untuk
menelaah pengaruh pertumbuhan ekonomi dan faktor lainnya terhadap faktor
kemiskinan. Dalam penelitian ini variabel yang dipengaruhi adalah jumlah
penduduk miskin sedangkan variabel yang mempengaruhi bebas adalah
PDRB,

agrishare,

industrishare,

tingkat

pengangguran,

pertumbuhan

penduduk dan pendidikan pada 26 provinsi di Indonesia periode 1995 – 2005.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat
berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan, jumlah pertumbuhan
penduduk juga berpengaruh terhadap penduduk miskin dengan pengaruh yang
besar. Pertumbuhan output sektor pertanian juga berpengaruh terhadap jumlah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

penduduk miskin, dan variabel pendidikan berpengaruh secara tidak
signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. penelitian ini adalah metode
yang digunakan yaitu regresi dan panel.
2.

Todaro (2006:44) Penelitiannya memperlihatkan jalinan antara kemiskinan
dan keterbelakangan dengan beberapa aspek ekonomi dan aspek non ekonomi.
Tiga komponen utama sebagai penyebab keterbelakangan dan kemiskinan
masyarakat, faktor tersebut adalah rendahnya taraf hidup, rendahnya rasa
percaya diri dan terbebas kebebasan ketiga aspek tersebut memiliki hubungan
timbal balik. Rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya tingkat
pendapatan, rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat
produktivitas tenaga kerja, rendahnya produktivitas tenaga kerja disebabkan
oleh tingginya pertumbuhan tenaga kerja, tingginya angka pengangguran dan
rendahnya investasi perkapita.
Tingginya

angka

pengangguran

disebabkan

oleh

tingginya

tingkat

pertumbuhan tenaga kerja dan rendahnya investasi perkapita, dan tingginya
pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh penurunan tingkat kematian dan
rendahnya investasi perkapita disebabkan oleh tingginya ketergantungan
terhadap teknologi asing yang hemat tenaga kerja. Selanjutnya rendahnya
tingkat pendapatan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, kesempatan
pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan investasi perkapita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Secara lebih khusus negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia,
Malaysia, Singapura dan Thailand menemukan bahwa kemiskinan dan
ketidakmerataan, yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Produktivitas tenaga kerja yang rendah sebagai akibat rendahnya teknologi,
dan mengakibatkan pengangguran. Disimpulkan bahwa pengangguran sangat
signifikan terhadap Kemiskinan.
3.

Wikiyan (2008:67) Penelitian yang berjudul “Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Keluarga Miskin” menyatakan suatu keluarga menjadi miskin

disebabkan oleh tiga faktor yaitu: faktor sumber daya manusia, faktor jumlah
penduduk, faktor pengangguran. Sumber daya manusia ditentukan oleh
tingkat pendidikan, dependensi ratio, nilai sikap, partisipasi, keterampilan
pekerjaan, dan semuanya itu tergantung kepada sosial budaya masyarakat itu
sendiri, kalau sosial budaya masyarakatnya masih terbelakang maka rendahlah
mutu sumber daya manusianya. Sebaliknya kalau sosial budaya modern sesuai
dengan tuntutan pembangunan maka tinggilah mutu sumber daya manusia
tersebut.
Selanjutnya dikatakan bahwa potensi suatu wilayah ditentukan oleh keadaan
fisik, sarana dan prasarana, iklim, keseluruhan lahan atau keadaan air, keadaan
topografi dan sarana seperti irigasi, jalan transportasi, pasar, kesehatan
(sanitasi), pendidikan, gudang, fasilitas pengolahan, kondisi pertanian, kondisi
pertanian, lembaga keuangan dan perbankan dan lain-lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di suatu negara tergantung pada 2 (dua)
faktor utama yaitu (1) Tingkat pendapatan nasional rata-rata dan (2) Lebar
sempitnya kesenjangan dalam distribusi pendapatan. Setinggi apapun tingkat
pendapatan nasional perkapita yang dicapai oleh suatu negara, selama
distribusi pendapatan yang tidak merata maka tingkat kemiskinan di negara
tersebut pasti akan tetap parah (Daulay, 2009). Maka pengangguran adalah
factor terbesar dalam suatu kemiskinan (signifikan)
4.

Ariesta

(2010:87)

dalam

jurnal

“Pemodelan

Angka

Kemiskinan

Kota/Kabupaten DI Jawa Timur Tahun 2006 hingga 2010 Dengan Pendekatan
Fixed Effect Model (FEM) Komponen Dua Arah Berdasarkan Fixed Effect
Model(FEM) komponen dua arah yang terbentuk, sehingga dapat disimpulkan
bahwa 86.69% keragaman kemiskinan kabupaten/kota di Jawa Timur pada
tahun 2006 hingga 2010 dapat dijelaskan oleh kedua peubah prediktor yaitu
laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran terbuka, sedangkan
sisanya sebesar 13.31% dijelaskan oleh perubah lain diluar model. Selain itu,
dari model tersebut diperoleh informasi bahwa berdasarkan nilai duga
parameter masing-masing variabel prediktor dan nilai signifikansinya, maka
dapat

disimpulkan

bahwa

laju

pertumbuhan

ekonomi

dan

tingkat

pengangguran terbuka sangat berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan
kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2006 hingga 2010.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2 Landasan Teor i
Teori merupakan suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable
yang berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan , sehingga
dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena tertentu. Secara umum fungsi
dari teori yaitu, menjelaskan ruang lingkup variabel – variabel yang akan diteliti.
2.2.1 Penger tian Kemiskinan
kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk
menjamin kelangsungan hidup. Dalam arti luas. kemiskinan adalah suatu intergrated
concept yang memiliki lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan (proper), 2)
ketidakberdayaan (powerless), 3) kerentanan menghadapi situasi darurat (state of
emergency), 4) ketergantungan (dependence), dan 5) keterasingan (isolation) baik
secara geografis maupun sosiologis.
Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat
pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain, seperti tingkat kesehatan dan
pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum, kerentanan terhadap ancaman
tindak kriminal, ketidak berdayaan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri
(Suryawati, 2005:12).
Kemiskinan dibagi dalam empat bentuk, yaitu:
a. Kemiskinan absolut, kondiai dimana seseorang memiliki pendapatan di bawah
garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

papan, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang dibutuhkan untuk bisa hidup dan
bekerja.
b. Kemiskinan relatif, kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang
belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan pada
pendapatan.
c. Kemiskinan kultural, mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat
yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar.
d. Kemiskinan struktural, situasi miskin yang disebabkan oleh rendahnya akses
terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial politik
yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan
suburnya kemiskinan.
Kemiskinan juga dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Kemiskinan alamiah, berkaitan dengan kelangkaan sumber daya alam dan
prasarana umum, serta keadaan tanah yang tandus.
b. Kemiskinan buatan, lebih banyak diakibatkan oleh sistem modernisasi
atau pembangunan yang membuat masyarakat tidak mendapat menguasai
sumber daya, sarana, dan fasilitas ekonomi yang ada secara merata.
Menurut Suryawati (2005:12), beberapa sumber dan proses penyebab terjadinya
kemiskinan, yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

a. Policy induces processes, yaitu proses pemiskinan yang dilestarikan, direproduksi
melalui pelaksanaan suatu kebijakan, diantaranya adalah kebijakan anti kemiskinan,
tetapi relitanya justru melestarikan.
b. Socio-economic dualism, negara bekas koloni mengalami kemiskinan karena poal
produksi kolonial, yaitu petani menjadi marjinal karena tanah yang paling subur
dikuasai petani sekala besar dan berorientasi ekspor.
c. Population growth, prespektif yang didasari oleh teori Malthus , bahwa
pertambahan penduduk seperti deret ukur sedangkan pertambahan pangan seperti
deraet hitung.
d. Resaurces management and the environment, adalah unsure mismanagement
sumber daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian yang asal tebang
akan menurunkan produktivitas.
e. Natural cycle and processes, kemiskinan terjadi karena siklus alam. Misalnya
tinggal dilahan kritis, dimana lahan itu jika turun hujan akan terjadi banjir, akan tetapi
jika musim kemarau kekurangan air, sehingga tidak memungkinkan produktivitas
yang maksimal dan terus-menerus.
f. The marginalization of woman, peminggiran kaum perempuan karena masih
dianggap sebagai golongan kelas kedua, sehingga akses dan penghargaan hasil kerja
yang lebih rendah dari laki-laki.
g. Cultural and ethnic factors, bekerjanya faktor budaya dan etnik yang memelihara
kemiskinan. Misalnya pada pola konsumtif pda petani dan nelayan ketika panen raya,
serta adat istiadat yang konsumtif saat upacara adat atau keagamaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

h. Exploatif inetrmediation, keberadaan penolong yang menjadi penodong, seperti
rentenir.
i. Inetrnal political fragmentation and civil stratfe, suatu kebijakan yang diterapkan
pada suatu daerah yang fragmentasi politiknya kuat, dapat menjadi penyebab
kemiskinan.
j. Interbational processe, bekerjanya sistem internasional (kolonialisme dan
kapitalisme) membuat banyak negara menjadi miskin.
2.2.1.1 Teor i Kemiskinan
Menurut Sukirno (2005:47) Teori Kemiskinan adalah keadaan dimana
terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian
, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari
sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan juga dapat dibedakan menjadi tiga
pengertian, yaitu :
·

a. Kemiskinan relative : Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah
hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan
masyarakat sekitarnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

·

b. Kemiskinan cultural : Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap
seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki
tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

·

c. Kemiskinan absolut : Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak
mampu mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk memenuhi kebutuha dasar.
Mereka hidup dibawah tingkat pendapatan minimum atau dibawah garis kemiskinan
internasional.
Kemiskinan memang tidak mungkin dihilangkan, namun bukan tidak
mungkin untuk mengurangi persentase kemiskinan. Negara yang ingin membangun
perekonomiannya harus mampu meningkatkan standar hidup penduduk negaranya,
yang diukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita.dapat di simpulkan bahwa:
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluative.
Adapun kesimpulan dari faktor-faktor yang menjadi penyebab kemiskinan
tersebut antara lain :
a.

Tingkat pendidikan masyarakat yang rata-rata rendah.

b. Cara berpikir yang masih tradisional dan konservatif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

c. Apatis dan anti hal-hal baru.
d. Mentalitas dan etos kerja yang kurang baik.
e. Keadaan alam yang kurang mendukung
f. Keterisoliran secara geografis dari pusat.
g. Tiadanya potensi atau produk andalan.
h. Rendahnya kinerja dan budaya korup aparatur pemerintah

2.2.1.2 Beber apa Dampak Kemiskinan
Kemiskinan seakan menjadi sebuah kata yang akrab di telinga bangsa
Indonesia. Dahulu, selalu dikatakan bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya,
makmur, dan memiliki sumber daya alam yang melimpah. Indonesia memiliki
kekayaan sumber daya alam yang amat besar tidaklah salah, tetapi kekayaan
sumberdaya itu tidak diseratai dengan kayanya kualitas dari sumberdaya manusianya.
Kita, sebagai bangsa Indonesia selama ini tidak tahu bagaimana memanfaatkan
sumberdaya dengan baik. Kemiskinan yang terjadi Indonesia lebih mengacu kepada
keadaan berupa kekurangan hal-hal yang berkaitan terhadap pemenuhan kebutuhan
yang bersifat primer, seperti sandang, pangan dan papan. Masalah kemiskinan ini
mempengaruhi banyak hal, diantaranya pengangguran, kriminalitas, dan yang tidak
kalah penting kemiskinan berdampak pada perampasan hak-hak anak. Bukan hal baru
lagi jika kita melihat anak-anak usia sekolah atau bahkan usia prasekolah harus
berjuang hidup di jalan-jalan lalu lintas di Indonesia. Tidak jarang diantara anak-anak
tersebut terpaksa putus sekolah. Semua itu mereka lakukan atas alasan ekonomi, demi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

membantu orang tua mereka. Hal ini sangatlah memprihatinkan, karena kemiskinan
yang menimpa anak-anak akan menyebabkan kerusakan jangka panjang terhadap
perkembangan anak-anak itu sendiri.
Kemiskinan akan terus berlanjut ketika anak-anak itu beranjak dewasa, dan terjebak
dalam mata rantai kemiskinan, sehingga mereka tidak mampu memberikan yang
terbaik bagi keturunan mereka, dan menyebabkan anak-anak mereka bernasib sama
dengan mereka. Kemiskinan di Indonesia berdampak pada perubahan kehidupan
anak. Peran anak dalam keluarga miskin bukan hanya menjaga nama baik keluarga,
tetapi mereka juga ikut mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga
miskin tersebut. Dampak negatif yang ditimbulkan pada diri pekerja anak usia dini ini
berupa terhambatnya perkembangan fisik, mental dan terutama pada tingkat berfikir
mereka, karena pada kenyataan yang dapat kita lihat pada masyarakat sekitar kita,
sebagian anak yang bekerja terpaksa putus sekolah.
2.2.2. Pengangguran
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi
pengangguran. Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu
keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak
memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus
penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan
berusaha memperoleh pekerjaan.
2.2.2.1 J enis-J enis Penggangguran
A. Ber dasar kan Penyebabnya
Menurut Sukirno (2008: 328-331)
1. Pengangguran Friksional, adalah pengangguran normal yang terjadi jika
ada 2-3% maka dianggap sudah mencapai kesempatan kerja penuh.
2. Pengangguran Siklikal, adalah pengangguran yang terjadi karena
merosotnya harga komoditas dari naik turunnya siklus ekonomi sehingga
permintaan tenaga kerja lebih rendah dari pada penawaran tenaga kerja.
3. Penganggur

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

8 53 77

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN TAHUN 2014 MENURUT KABUPATENKOTA DI JAWA TENGAH

0 7 22

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,TINGKAT PENGANGGURAN, DAN PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2011.

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2011.

0 3 11

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,TINGKAT PENGANGGURAN DAN PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2011.

0 7 15

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGANGGURAN, DAN TINGKAT UPAH MINIMUM TERHADAP KEMISKINAN DI SUBOSUKAWONOSRATEN TAHUN 2009-2013.

0 1 1

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN DAN PDRB TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KAB/KOTA JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010.

0 0 14

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN DAN PDRB TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABKOTA JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010

0 0 14

PERAN BELANJA DAERAH DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI JAWA TIMUR

0 0 16

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TINGKAT PENGANGGURAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KEMISKINAN (STUDI KASUS DI PROVINSI JAWA TIMUR) SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

0 0 29