HUUBUNGA Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Penurunan Ambang Dengar pada Tenaga Kerja di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

HU
UBUNGA
AN INTEN
NSITAS K
KEBISING
GAN DENG
GAN PEN
NURUNAN
N
AMBAN
NG DENG
GAR PADA
A TENAG
GA KERJA
A DI PT. PUTRI
P
INDAH PERTIWII DESA PULE,
P
GED
DONG,
ACIMAN

NTORO, WONOGIR
W
RI
PRA
NASKA
AH PUBLIIKASI

Diisusun oleh :

MEIKE WA
AHYU WIIJAYANT
TI
J 4410 100 0889

PR
ROGRAM STUDI K
KESEHAT
TAN MASY
YARAKA
AT

KULTAS ILMU KE
ESEHATA
AN
FAK
UN
NIVERSIT
TAS MUHA
AMMADIIYAH SU
URAKART
TA
2014

SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama
: Meike Wahyu Wijayanti
NIM

: J 410 100 089
Fak/ Prodi
: FIK/KesehatanMasyarakat
Jenis
: Skripsi
Judul
:
“HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN PENURUNAN
AMBANG DENGAR PADA TENAGA KERJA DI PT. PUTRI INDAH
PERTIWI DESA PULE, GEDONG, PRACIMANTORO, WONOGIRI”
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya
ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/ mengalihformatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas

pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, Desember 2014
Yang Menyatakan,

Meike Wahyu Wijayanti
J 410 100 089
 

[Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Penurunan Ambang Dengar Pada Tenaga
Kerja Di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri ] Publikasi Ilmiah
HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN PENURUNAN AMBANG
DENGAR PADA TENAGA KERJA PT. PUTRI INDAH PERTIWI
DESA PULE, GEDONG, PRACIMANTORO, WONOGIRI
Meike Wahyu Wijayanti*, Hardjanto**, Suwaji***
*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan
Masyarakat FIK UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS
ABSTRAK

Kebisingan merupakan salah satu masalah penting dalam hygiene industri karena dapat
mengakibatkan kerusakan pada kesehatan dan menurunnya produktifitas pekerja.
Pengaruh utama kebisingan kepada kesehatan adalah kerusakan kepada indera
pendengar, Kurang pendengaran akibat bising terjadi secara perlahan, dalam waktu
hitungan bulan sampai tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan intensitas kebisingan terhadap penurunan ambang dengar pada tenaga kerja di
PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri. Jenis penelitian ini
adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden
dalam penelitian adalah 20 orang pekerja laki-laki dengan menggunakan Purposive
Sampling. Subjek mendapatkan paparan bising yang berbeda yaitu dibawah NAB (Nilai
Ambang Batas) dan diatas NAB sehingga akan didapatkan ambang dengar tenaga kerja
normal dan penurunan ambang dengar. Dari data yang telah diperoleh kemudian diuji
statistik dengan chi square menggunakan SPSS versi 17. Hasil pengukuran penurunan
ambang dengar pada pekerja terdapat 12 (60%) pekerja mengalami penurunan ambang
dengar dan 8 (40%) pekerja tidak mengalami penurunan ambang dengar telinga kanan.
Hasil uji statistik diperoleh p untuk telinga kanan p = 0,000 (p < 0,05) serta p untuk
telinga kiri p = 0,001 (p < 0,05) yang menunjukkan hasil signifikan. Dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan intensitas kebisingan dengan ambang dengar
pada tenaga kerja di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong Pracimantoro,
Wonogiri.

Kata kunci

: intensitas kebisingan, penurunan ambang dengar

ABSTRACT
Noise is an important problem in industrial hygiene because it can break the health and
hearing sensation demage. The main influence of noise to the health is damaging of
hearing sensation. The decreasing of hearing sensation caused by noise is runs
slowdown, in both monthly till yearly time periods. The research purpose is to study is
there a correlation between the noise intensity and hearing threshold decreasing in of
PT. Putri Indah Pertiwi labors of Pule village, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri. The
kind of research is observational analytics research with cross sectional approach.
Respondents of the research are 20 men labors usimg purposive sampling. Subject had
been different shelf of noisy, they are under and upper of LTV (Limits Threshold Value),
therefore it will get the normal and decreased of labor’s hearing threshold. From the
data collected, then statistically tested with chi square using SPSS version 17.
Measurement results of labors hearing threshold decreasing, there are 12 (60%) labors
experienced hearing threshold decreasing and 8 (40%) labors don’t experienced
hearing threshold decreasing of right ears. Statistic test results gained p for right ear


Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2014

1

[Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Penurunan Ambang Dengar Pada Tenaga
Kerja Di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri ] Publikasi Ilmiah
p=0,000 (p < 0,05) and p for left ear p=0,001 (p < 0,05), showing the significant
results. Based on the research results shown that there is a correlation between noise
intensity and hearing threshold of labors in PT. Putri Indah Pertiwi of Pule village,
Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.
Keywords

:

Noise

Intensity,

Hearing


Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2014

Threshold

Decreasing

2

[Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Penurunan Ambang Dengar Pada Tenaga
Kerja Di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri ] Publikasi Ilmiah
PENDAHULUAN
Penggunaan teknologi disamping
dampak
positif,
tidak
jarang
mengakibatkan pengaruh buruk terutama
apabila tidak dikelola dengan baik.

Berbagai sumber berbahaya di tempat
kerja baik karena faktor fisik, kimia,
biologis, fisiologis, psikososial mesin,
peralatan kerja, perilaku dan kondisi
manusia merupakan faktor resiko yang
tidak dapat diabaikan begitu saja
(Budiono dkk, 2003).
Robert (1994), melaporkan bahwa
bising di tempat kerja merupakan
masalah utama dalam kesehatan kerja di
berbagai negara. Diperkirakan sedikitnya
7 juta orang (35% dari total populasi)
terpajan dengan bising >85 dBA.
Ketulian yang terjadi dalam industri
menduduki urutan pertama dalam daftar
penyakit akibat kerja di Amerika Serikat
dan Eropa. Phoon W. (1994),
melaporkan bahwa kelompok tenaga
kerja yang terpajan bising selama kerja
memperlihatkan ketulian >20 %.

Menurut Melamed (1992), pajanan
terhadap intensitas bising >90 dBA
mengakibatkan ketulian secara bermakna
pada 27% kelompok terpajan, sedangkan
intensitas 95 dBA menimbulkan ketulian
pada 36% kelompok terpajan.
Bising merupakan suara atau bunyi
yang
mengganggu.
Bising
dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti
gangguan
fisiologis,
gangguan
psikologis, gangguan komunikasi dan
ketulian. Ada yang menggolongkan
gangguan berupa gangguan auditory,
misalnya
gangguan

terhadap
pendengaran dan gangguan non auditory,
seperti gangguan komunikasi ancaman
bahaya
keselamatan,
menurunnya
performa kerja, stres dan kelelahan
(Prabu, 2009).

Pengaruh utama kebisingan kepada
kesehatan adalah kerusakan kepada
indera pendengar, yang menyebabkan
tuli progresif, dan akibat demikian telah
diketahui dan diterima umum untuk
berabad-abad
lamanya.
Dengan
kemampuan upaya hygiene perusahaan
dan kesehatan kerja (hiperkes), akibat
buruk
kebisingan
kepada
alat
pendengaran boleh dikatakan dapat
dicegah asalkan program konservasi
pendengaran (hearing conservation
program) dilaksanakan sebaik-baiknya
(Suma’mur, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Siti Rochmah (2006)
tentang
Perbedaan
ketajaman
pendengaran tenaga di PT. APAC INTI
CORPORA BAWEN tahun 2006 dengan
hasil sebagai berikut : ada perbedaan
rata-rata ketajaman pendengaran telingan
kanan dan kiri di PT. APAC INTI
CORPORA BAWEN. 70% pekerja
mangalami gangguan komunikasi, 43%
pekerja
mengalami
gangguan
konsentrasi, 50% pekerja mengalami
gangguan tidur, dan 66% pekerja
menglamin keluhan pusing kepala.
PT. Putri Indah Pertiwi merupakan
salah satu Industri yang mengelola batu
gamping/ kapur di desa Pule, Gendong,
Pracimantoro,
Wonogiri.
Industri
pengelolaan batu gamping/kapur ini
mempunyai 6 bagian kerja yaitu
operator,
produksi,
penggilingan,
pengangkutan, penata batu gamping dan
mekanik. PT. Putri Indah Pertiwi
memiliki 2 (dua) shif kerja yaitu pukul
06.00- 12.00 shif pagi dengan jumlah
pekerja 41 orang dan pukul 12.00- 18.00
shif siang dengan jumlah pekerja
sebanyak 41 orang.
Berdasakan survei pendahuluan
yang dilakukan pada tanggal 4
September 2014 di PT. Putri Indah
Pertiwi
Desa
Pule,
Gedong,

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2014

3

[Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Penurunan Ambang Dengar Pada Tenaga
Kerja Di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri ] Publikasi Ilmiah
Pracimantoro, Wonogiri bahwa jumlah
keseluruhan pekerja pada bagian
produksi shif pagi sebanyak 41 orang.
Pada survei pendahuluan peneliti
berkomunikasi langsung dengan pekerja,
dari hasil wawancara pada 10 pekerja,
terdapat 8 pekerja mengalami gangguan
saat
berkomunikasi
(untuk
mendengarkan ucapan) dan pekerja
menggunakan suara yang keras saat
berbicara pada tempat yang terpapar
kebisingan di tempat kerja yaitu dengan
rata-rata sebesar 97,66 dBA pada bagian
produksi dan pada bagian lapangan
dengan rata-rata sebesar 65,75 dBA.
Kebisingan pada bagian produksi PT.
Putri Indah Pertiwi ini telah melebihi
Nilai Ambang Batas (NAB) yang
diperkenankan (85 dBA untuk 8 jam
kerja) seperti yang diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER. 13/MEN/X/2011 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia
di tempat kerja.
Pekerja tidak menggunakan alat
pelindung telinga seperti ear plug dan
ear muff dari 10 pekerja hasil wawancara
terdapat 1 pekerja yang menggunakan
kapas sebagai alat pelindung telinga. Hal
ini disebabkan ketidak tersediaannya alat
pelindung telinga yaitu ear plug dan ear
muff, sehingga pekerja dapat mengalami
penurunan ambang dengar akibat
terpapar kebisingan terus menerus yang
ditimbulkan oleh mesin selama bekerja.
Penelitian ini bertujuan Untuk
mengetahui
“Hubungan
intensitas
kebisingan dengan penurunan ambang
dengar pada tenaga kerja PT. Putri Indah
Pertiwi,
Desa
Pule,
Gedong,
Pracimantoro, Wonogiri.

METODE PENELITIAN
Lokasi pengambilan sampel di PT.
Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong,
Pracimantoro, Wonogiri.
Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh pekerja shift pagi dibagian
produksi dan dibagian lapangan yang
berjumlah 41 pekerja yang terdiri dari 21
pekerja dibagian produksi dan 20 pekerja
dibagian lapangan. Dari 42 pekerja
peneliti memperoleh sampel sebanyak 20
pekerja yaitu 10 pekerja bagian produksi
dan 10 pekerja pada bagian lapangn di
PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule,
Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan
metode
purposive
sampling.
Analisis data yang digunakan adalah
analisis univariat dan analisis bivariat.
Analisis univariat digunakan untuk
mendeskripsikan dan menganalisa data
lama paparan kebisingan impulsif
dengan penurunan daya dengar pada
pekerja produksi gamelan. Sedangkan
analisis bivariat digunakan untuk
mengetahui
hubungan
intensitas
kebisingan dengan penurunan ambang
dengar
yang
dilakukan
dengan
menggunakan uji statistik chi square dan
dengan menggunakan program komputer
di laboratorium fakultas ilmu kesehatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Perusahaan
PT.
Putri
Indah
Pertiwi
merupakan salah satu industri yang
mengelola batu gamping/kapur di
Desa Pule, Kelurahan Gedong,
Pracimantoro, Wonogiri. Luas area

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2014

4

[Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Penurunan Ambang Dengar Pada Tenaga
Kerja Di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri ] Publikasi Ilmiah
industri batu kapur sebesar 1,1 hektar,
industri
pengelolaan
batu
gamping/kapur ini mempunyai 6
bagian kerja yaitu operator, produksi,
penggilingan, pengangkutan, penata
batu gamping dan mekanik PT. Putri
Indah Pertiwi telah beroperasi selama
8 tahun semenjak 2006 hingga
sekarang. Usaha industri batu kapur
ini
terus
berkembang
dengan
kapasitas produksi 40-50 ton per hari.
Produksi batu kapur ini menggunakan
3 (tiga) mesin di bagian produksi
dengan jumlah tenaga kerja sebanyak
21 pekerja. . PT. Putri Indah Pertiwi
memiliki 2 (dua) shif kerja yaitu
pukul 06.00- 12.00 shif pagi dengan
jumlah pekerja 41 orang dan pukul
12.00- 18. 00 shif siang dengan
jumlah pekerja sebanyak 41 orang.
2. Hubungan
Umur
Dengan
Penurunan Ambang Dengar Pada
Pekerja
Berdasarkan
data
penelitian
distribusi
frekuensi
karakteristik
responden
berdasarkan
umur,
diketahui umur pekerja berdasakan
kategori umur responden penelitian,
tenaga kerja lebih banyak pada umur
40
tahun yaitu 9 tenaga kerja (45%),
dengan rata-rata umur 40,25 4,36
tahun.
Pengukuran
umur
dengan
penurunan ambang dengar pekerja di
PT. Putri Indah Pertiwi dilakukan
dengan menggunakan uji statistik
Fhiser’s Exact. Hasil pengolahan data
menggunakan program komputer
SPSS 17 dengan menggunakan uji
Fhiser’s Exact, dengan katagori
nominal untuk umur dan nominal
untuk penurunan ambang dengar, dari
hasil uji Fhiser’s Exact umur dengan
penurunan ambang dengar dengan
hasil pada telinga kanan nilai p-value

= 0,653 nilai tersebut menunjukkan
bahwa nilai p > 0,05 yang artinya
tidak ada hubungan yang signifikan
terhadap umur dengan penurunan
ambang dengar pada telinga kanan.
Hasil pada telinga kiri nilai p-value =
1,000, nilai tersebut menunjukkan
bahwa nilai p > 0,05 yang artinya
tidak ada hubungan yang signifikan
terhadap umur dengan penurunan
ambang dengar pada telinga kiri.
Hasil yang didapat pada penelitian ini
juga sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Indah (2012)
dengan jurnal Hubungan Tingkat
Kebisingan Di Lingkungan Kerja
dengan
Kejadian
Gangguan
Pendengaran pada Pekerja Di PT. X
2012 dengan hasil nilai p pada
variabel
umur
dan
gangguan
pendengaran menunjukkan angka 0,13
yang artinya tidak ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan
kejadian gangguan pendengaran.
Menurut Yusuf (2000), Pada
orang
lanjut
usia
gangguan
pendengaran biasanya disebabkan
oleh fungsi organ pendengaran yang
menurun atau disebut presbiakusis
(sekitar 1,8-5%). Pada penelitian ini
peneliti menentukan subjek penelitian
berusaia 20- 45 tahun karena pada
perusahaan PT. Putri Indah Pertiwi,
Desa Pule, Gedong, Pracimantoro,
Wonogiri rata-rata pekerja berusia
lebih dari 45 tahun, selain itu usia
produktif adalah usia 15 - 55 tahun
dan dapat terhindar dari fungsi organ
pendengaran menurun yang disebut
presbiakusis.

3. Hubungan Masa Kerja Dengan
Penurunan Ambang Dengar Pada
Pekerja
Berdasarkan
data
penelitian
distribusi  masa kerja responden
penelitian di atas, diketahui rata-rata

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2014

5

[Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Penurunan Ambang Dengar Pada Tenaga
Kerja Di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri ] Publikasi Ilmiah
massa kerja 5,15 1, tahun dengan
pekerja yang tergolong dengan massa
kerja paling rendah yaitu 4 tahun kerja
sebanyak 8 tenaga kerja (40%)
sebagai nilai minimum dan pekerja
yang tergolong memiliki massa kerja
paling lama yaitu 12 tahun kerja
sebanyak 1 tenaga kerja (5%) sebagai
nilai maksimum.
Pengujian masa kerja dengan
penurunan fungsi paru pekerja di PT.
Putri Indah Pertiwi dilakukan dengan
menggunakan uji statistic Fhiser’s
Exact.
Hasil
pengolahan
data
menggunakan program komputer
SPSS 17 dengan menggunakan uji
Fhiser’s Exact, dengan katagori
nominal untuk masa kerja dan
nominal untuk penurunan ambang
dengar, dari hasil uji Fhiser’s Exact
lama kerja dengan penurunan ambang
dengar dengan hasil pada telinga
kanan nilai p-value = 0,74 nilai
tersebut menunjukkan bahwa nilai p >
0,05 yang artinya tidak ada hubungan
yang signifikan terhadap lama kerja
dengan penurunan ambang dengar
pada telinga kanan. Hasil pada telinga
kiri nilai p-value = 0,242, nilai
tersebut menunjukkan bahwa nilai p >
0,05 yang artinya tidak ada hubungan
yang signifikan terhadap lama kerja
dengan penurunan ambang dengar
pada telinga kiri. Hasil yang didapat
pada penelitian ini juga sejalan
dengan
hasil
penelitian
yang
dilakukan oleh Amira (2012) dengan
jurnal Analisis Faktor Resiko yang
Berhubungan dengan Penurunan
Pendengaran pada Pekerja Di PT.
Pertamina Geothermal Energy Area
Kamojang Tahun 2012 dengan hasil
uji statistik menunjukkan bahwa nilai
p-value = 0,644 (p > ), yang berarti
bahwa secara statistik tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara masa
kerja dan kejadian penurunan
pendengaran.

Menurut Hardjanto, dkk (1997),
mekanisme kerusakan pendengaran
akibat paparan bising terjadi secara
perlahan - lahan dalam waktu
beberapa tahun. Sekitar 3 - 5 tahun
masa kerja, setelah terpapar bising 85
- 90 dB secara terus menerus selama
kurang lebih 8 jam perhari baru mulai
terjadi kerusakan organ pendengaran,
terutama pada frekuensi sekitar
4000Hz.
4. Hubungan Intensitas Kebisingan
Dengan
Penurunan
Ambang
Dengar Pada Pekerja
Kebisingan adalah bunyi yang
tidak dikehendaki karena tidak sesuai
dengan konteks ruang dan waktu
sehingga
dapat
menimbulkan
gangguan terhadap kenyamanan dan
kesehatan manusia (Sasongko, dkk,
2000). Bising yang intensitasnya lebih
dari 85 desibel dB(A) dapat
mengakibatkan
kerusakan
pada
reseptor pendengaran corti di telinga
dalam. Yang sering mengalami
kerusakan adalah alat corti untuk
reseptor bunyi yang berfrekuensi 4000
Hz (Soepardi,dkk, 2007)
Dari hasil uji statistik SPSS 17
menunjukkan bahwa pada telinga
kanan nilai p = 0,000, nilai tersebut
menunjukkan bahwa nilai p < 0,05
yang artinya ada pengaruh yang
signifikan antara intensitas kebisingan
dengan penurunan ambang dengar
pada telinga kanan, dan pada telinga
kiri nilai p = 0,001, nilai tersebut
menunjukkan bahwa nilai p < 0,05
yang artinya ada pengaruh yang
signifikan antara intensitas kebisingan
dengan penurunan ambang dengar
pada
telinga
kiri.
Diperoleh
kesimpulan dari hasil uji statistik
bahwa nilai p < 0,05 sehingga
menunjukan pengaruh yang signifikan
antara intensitas kebisingan terhadap
penurunan ambang dengar pada

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2014

6

[Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Penurunan Ambang Dengar Pada Tenaga
Kerja Di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri ] Publikasi Ilmiah
pekerja di PT. Putri Indah Pertiwi,
Desa Pule, Gedong, Pracimantoro,
Wonogiri. Menurut Anizar (2009),
jika terpapar kebisingan yang
berlebihan dapat merusak telinga
bagian dalam sehingga kemampuan
untuk mendengar suara berfrekuensi
rendah
tidak
dapat
didengar.
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian sejenis yang pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti
dengan hasil yang signifikan sebagai
berikut: Marselina Deo (2012) denga
judul Pengaruh Intensitas Kebisingan
terhadap
Gangguan
Fungsi
Pendengaran pada Tenaga Kerja
Bagian Waeving di PT. ISKANDAR
INDAH
PRINTING
TEXTILE
SURAKARTA dengan hasil nilai x2 =
0,494 dan p = 0,000 dimana p < 0,05
dinyatakan signifikan berarti ada
pengaruh paparan bising terhadap
gangguan fungsi pendengaran pada
tenaga kerja di PT. ISKANDAR
INDAH
PRINTING
TEXTILE
SURAKARTA. Muslichah Iriani
(2009) dengan jurnal Pengaruh
Paparan Bising terhadap Gangguan
Pendengaran pada Pekerja di PT. GE
LIGHTING Indonesia Yogyakarta
dengan hasil nilai p value = 0,02
dimana p < 0,05 yang berarti
signifikan yang membuktikan bahwa
ada pengaruh paparan kebisingan
terhadap gangguan pendengaran pada
pekerja di PT. GE LIGHTING
Indonesia Yogyakarta. Billy Tumewu,
dkk (2014) dengan jurnal Pengaruh
Bising
Terhadap
Ambang
Pendengaran Pada Karyawan Yang
Bekerja Di Tempat Mainan Anak
Manado Town Square dengan hasil
data yang diperoleh melalui uji fisher
exact menunjukan nilai p = 0,014 (p <
0,05) yang berarti data ini signifikan.
Hal ini membuktikan bahwa ada
pengaruh bising terhadap ambang
dengar pada karyawan yang bekerja di

tempat mainan anak Manado Town
Square.

SARAN
1. Bagi pekerja
Bagi tenaga kerja diharapkan dapat
menyadari
akan
pentingnya
penggunaan alat pelindung telinga
untuk
mengurangi
terpaparnya
kebisingan
dan
meminimalisir
gangguan atau penyakit akibat kerja
terutama yang berhubungan dengan
kesehatan telinga agar perusahaan
bersedia memberikan alat pelindung
telinga bagi pekerja yang terpapar
kebisingan di atas NAB.
2. Bagi perusahaan
a. Untuk
pengusaha
untuk
mensosialisasikan
pemakaian
alat pelindung telinga yang
efektif dan efisien saat bekerja
untuk pekerja yang terpapar
intensitas kebisingan melebihi
NAB.
b. Untuk pengelola PT. Putri Indah
Pertiwi Desa Pule, Gedong,
Pracimantoro,
Wonogiri
meyediakan alat pelindung
telinga ear plug atau ear muff
untuk seluruh tenaga kerja.
c. Sebaiknya
diadakan
pemeriksaan
awal
masuk
bekerja dan khusus terhadap
tenaga kerja untuk mengetahui
kesehatan dari tenaga kerja, dan
bahaya penyakit akibat kerja
dapat dihindari.
d. Untuk pengusaha diharapkan
menyediakan jaminan sosial
pada tenaga kerja sehingga
tenaga kerja terjamin atas
kesehatan dan keselamatannya
selama bekerja.
3. Bagi peneliti lain

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2014

7

[Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Penurunan Ambang Dengar Pada Tenaga
Kerja Di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri ] Publikasi Ilmiah
Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya
mencari faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan penurunan
daya dengar berdasarkan hasil
pengukuran audiometri.
DAFTAR PUSTAKA
Amira P. 2012. Analisis Faktor Resiko
yang
Berhubungan
dengan
Penurunan Pendengaran pada
Pekerja Di PT. Pertamina
Geothermal
Energy
Area
Kamojang Tahun 2012. (Skripsi
Ilmiah).
Depok:
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat.
Universitas Indonesia.
Billy T., Tumbel R., dan Palandeng O.
2014. Pengaruh Bising terhadap
Ambang Pendengaran Pada
Karyawan
yang
Bekerja
DiTempat Mainan Anak Menado
Town Square. (Jurnal Ilmiah).
Menado: Fakultas Kedokteran.
Universitas Sam Ratulangi.
Budiono, Sugeng A. M, 2003. Bunga
Rampai
Hiperkes
&
KK.
Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro.
Deo,

Marselina. 2012. Pengaruh
Intensitas Kebisingan terhadap
Gangguan Fungsi Pendengaran
pada Tenaga Kerja Bagian
Weaving di PT. ISKANDAR
INDAH PRINTING TEXTILE
SURAKARTA. (Skripsi Ilmiah).
Surakarta: Fakultas Kedokteran.
Universitas
Sebelas
Maret
Surakarta.

Hardjanto dkk, 1997. Laporan Bantuan
Pelaksanaan Penelitian Pengaruh
Faktor – Faktor Eksternal
terhadap
Gangguan
Pendengaran pada Frekuensi
500, 1000, dan 2000 Hz pada

Tenaga Kerja yang Terpapar
Bising,
Surakarta:
Fakultas
Kedokteran
Program
DIII
Hiperkes dan Keselamatan Kerja
UNS.
Indah K. 2012. Hubungan Tingkat
Kebisingan Di Lingkungan Kerja
dengan
Kejadian
gangguan
Pendengaran pada Pekerja Di
PT.X 2012. (Skripsi Ilmiah).
Depok:
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat.
Universitas
Indonesia.
Iriani, Muslichah. 2009. Pengaruh
Paparan
Bising
terhadap
Gangguan Pendengaran pada
Pekerja di PT. GE LIGHTING
INDONESIA
YOGYAKARTA.
(Skripsi
Ilmiah).
Surakarta:
Fakultas Kedokteran. Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Melamed S, Luz J, Green MS. Noise
annoyance and their relation to
psychological distress, accident
and sickness absence among blue
workers. Israel Journal Medicine
Sience; 1992; 28: 629-35.
Suma’mur
PK.
2009.
Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(Hiperkes). Jakarta : Sagung Seto.

Tarwaka, Solichul, dan Lilik S. 2004.
Ergonomi Untuk Keselamatan,
Kesehatan
Kerja
dan
Produktivitas. Surakarta : UNIBA
PRESS.
Phoon W. Impact of statutory medical
examination on control of noise
induced hearing loss. Ann Acad
Med Singapore. 1994; 23: 742-4.
Prabu. 2009. Kebisingan. Diakses pada
20
Juli
2014.
http://id.
Wordpress.com.

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2014

8

[Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Penurunan Ambang Dengar Pada Tenaga
Kerja Di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri ] Publikasi Ilmiah
Rochmah, Siti. 2006. Perbedaan
Ketajaman Pendengaran Tenaga
Kerja di Unit Weaving III (Loom
III) dan Weaving Demin (Loom
IV)
PT.
APACC
INTI
CORPORA BAWEN. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Sasongko,
Budi,
Basuki,
dan
Hendrayanto. 2007. Internal
Audit
dan
Delima
Etika.
Surabaya: STIE Perbanas.
Soepardi E. A., Iskandar N., Bashiruddin
J., Restuti R. D. 2007. Buku Ajar
Ilmu Kesehatan. Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala dan Leher.
Jakarta: FK UI.
Yusuf,

Annie .2000. Bising Bisa
Timbulkan Tuli. Diakses 15 Juli
2014. http://www.kompas.com.

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2014

9

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Dan Gangguan Kesehatan Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 3 6

METODE PENELITIAN Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Dan Gangguan Kesehatan Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 4 16

PENDAHULUAN Hubungan Lama Paparan Debu Kapur Dan Kedisiplinan Pemakaian Masker Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Pt. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 2 6

HUBUNGAN PAPARAN DEBU KAPUR DENGAN PENURUNAN FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA PT. PUTRI INDAH Hubungan Paparan Debu Kapur Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Pt. Putri Indah Pertiwi, Desa Pule,Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Paparan Debu Kapur Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Pt. Putri Indah Pertiwi, Desa Pule,Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 1 5

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Paparan Debu Kapur Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Pt. Putri Indah Pertiwi, Desa Pule,Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 1 4

HUBUNGAN PAPARAN DEBU KAPUR DENGAN PENURUNAN FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA PT. PUTRI INDAH PERTIWI, DESA PULE, Hubungan Paparan Debu Kapur Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Pt. Putri Indah Pertiwi, Desa Pule,Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 2 13

HUUBUNGA Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Penurunan Ambang Dengar pada Tenaga Kerja di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Penurunan Ambang Dengar pada Tenaga Kerja di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 1 6

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Penurunan Ambang Dengar pada Tenaga Kerja di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 3 5