Keamanan Pangan Hasil Ternak Ditinjau Dari Cemaran Logam Berat.
PS-11
ISBN : 978-979-16456-0-7
KEAMANAN PANGAN HASIL TERNAK DITINJAU
DARI CEMARAN LOGAM BERAT
Roostita L. Balia, Ellin Harlia, Denny Suryanto
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Tujuan dari pengembangan peternakan yaitu meningkatkan produksi baik
kuantitas maupun kualitas dan dapat menjamin keamanan dari produk yang
dihasilkan. Keamanan pangan hasil ternak perlu disadari oleh konsumen karena
berkaitan dengan masalah kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mengetahui kondisi keamanan pangan hasil ternak dengan cara mendeteksi
adanya residu logam berat terhadap beberapa hasil peternakan. Metode yang
digunakan adalah Metode Survey dan study kasus, data hasil penelitian dianalisis
secara deskriptif. Peubah yang diukur adalah kandungan logam berat Plumbum
(Pb) dan Cadmium (Cd) menggunakan AAS. Hasil Penelitian mengungkapkan
bahwa Kandungan residu logam berat Pb lebih kecil dari Batas Minimum Residu
(BMR), sedangkan residu Cd sebagian sudah melewati BMR. perlu diwaspadai
dampaknya terhadap kesehatan manusia.
Kata kunci : Batas Minimum Residu (BMR) , Logam Berat, Plum bum (Pb),
Cadmium (Cd).
ABSTRACT
The aims of livestock development is to increase both quality and quantity
production and ensure the safety of the product. Consumer needs to concern about
food safety of livestock products because it is related to human’s health. The
research was conducted to determine food safety of livestock products condition
by detecting heavy metal residues on several food products from livestock. This
research was used survey method and cases study method and then the result
analyzed descriptively. The parameters measured are heavy metal such as Plum
bum (Pb) and Cadmium (Cd) contents by using AAS machine. The result showed
that Pb content was smaller than Minimum Residue Limits (MRL), while the Cd
residues partly over the MRL concentration therefore aware the impact to the
human’s health.
Key Words: Minimum Residue Limits (MRL) , Heavy Metal, Plum bum (PB),
Cadmium (Cd).
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
240
PS-11
ISBN : 978-979-16456-0-7
PENDAHULUAN
Bahan pangan hasil ternak harus memenuhi persyaratan keamanan pangan
yaitu terhindar dari cemaran biologi, fisik dan kimia. Berkembangnya industri dan
bertambahnya jumlah kendaraan menjadi salah satu faktor meningkatnya
pencemaran lingkungan. Beberapa logam berat berbahaya seperti Plumbum (Pb)
dan Kadmium (Cd) bersumber dari lingkungan yang tercemar. Logam berat
menjadi berbahaya disebabkan system bioakumulasi. Masuknya logam berat ke
dalam mahkluk hidup dapat melalui pencernaan yaitu melalui pakan dan air
minum, inhalasi udara dan penetrasi melalui kulit.
Logam berat Pb dan Cd masuk dalam kategori limbah bahan beracun dan
berbahaya (B3), sehingga apabila dosisnya melebihi normal dapat mengakibatkan
keracunan. Walaupun tidak dirasakan secara langsung logam berat tersebut akan
terakumulasi selama bertahun-tahun karena sukar dikeluarkan dari tubuh.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh keracunan logam berat adalah anemia,
gangguan pada berbagai organ tubuh dan penurunan kecerdasan.
Anak-anak
merupakan golongan yang beresiko tinggi keracunan logam berat.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dikemukakan Sampai sejauhmana
kondisi keamanan pangan dari beberapa hasil ternak.
Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keamanan pangan hasil
ternak dengan cara mendeteksi adanya residu logam berat terhadap beberapa
hasil ternak.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap beberapa informasi yang
merupakan sumbangan ilmiah tentang sumber-sumber terjadinya residu logam
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
241
PS-11
ISBN : 978-979-16456-0-7
berat akibat pencemaran lingkungan. Manfaat praktis untuk masyarakat dengan
meningkatkan pengetahuan tentang keamanan pangan hasil ternak.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Air susu sapi, hati ayam broiler, ginjal domba, hati babi, dan baso sapi.
Susu segar dan susu sapi pasteurisasi diperoleh dari pedagang kaki lima Bandung.
Hati ayam Broiler diperoleh dari Pasar Rancabolang Bandung.
diperoleh dari
Ginjal domba
pedagang daging domba di Pasar Baru Bandung.
Hati babi
diperoleh dari Pasar Basalamah, Pasar Andir, Pasar Baru dan Pasar Astana Anyar
Bandung dan Baso sapi diperoleh dari Tegalega Bandung.
Peubah yang diamati
1. Cemaran kimia yaitu residu logam berat Plumbum (Pb)
2. Cemaran kimia yaitu residu logam berat Cadmium (Cd)
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan studi
kasus, data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif pengukuran residu logam
berat Pb dan Cd menggunakan Metode Darmono (1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan Logam Berat Pb Pada Beberapa Hasil Ternak dan Organ
Ternak
Kandungan logam berat Pb dan Cd pada beberapa hasil ternak yaitu susu
segar, susu pasteurisasi, bakso sapi, ginjal domba, hati ayam dan hati babi
ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Logam Berat Pb Pada Beberapa Hasil Ternak
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
242
PS-11
ISBN : 978-979-16456-0-7
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6
Hasil ternak/ organ ternak
Rata-rata kandungan Pb (ppm)
Susu Segar
0,0063
Susu Pasteurisasi
0,0018
Bakso sapi
0,2123
Ginjal domba
0,5787
Hati ayam
1,7751
Hati babi
0,3315
BMR
2,0000*
*BMR (Batas Maksimum Residu )menurut Dirjen POM 1998
Tabel 1. terlihat kondisi keamanan pangan hasil ternak berdasarkan
kandungan logam berat ternyata logam berat sudah mencemari pangan hasil
ternak maupun organ ternak. Kandungan logam berat Pb pada susu segar, susu
pasteurisasi, bakso sapi, ginjal domba, hati ayam dan hati babi ternyata masih
dalam batas yang diijinkan yaitu lebih kecil dari Batas Maksimum Residu yang
ditetapkan oleh Dirjen POM 1998 yang mengacu kepada ketentuan FAO yaitu
2,000 ppm.
Pencemaran Pb dan Cd terhadap pangan hasil ternak maupun
terhadap organ ternak berasal dari air minum dan pakan, Sesuai dengan pendapat
Gravert (1987) bahwa pencemaran logam berat pada susu segar berasal dari sapi
perah yang mengkonsumsi pakan tercemar yang terserap sekitar 5-10% dan
dikeluarkan melalui susu.
Kandungan Logam Berat Cd Pada Beberapa Hasil Ternak dan Organ
Ternak
Kandungan logam berat Cd pada beberapa hasil ternak yaitu susu segar,
susu pasteurisasi, bakso sapi, ginjal domba, hati ayam dan hati babi ditampilkan
pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Logam Berat Cd pada Beberapa Hasil Ternak
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6
Hasil ternak/ organ ternak
Susu Segar
Susu Pasteurisasi
Bakso sapi
Ginjal domba
Hati ayam
Hati babi
BMR
Rata-rata kandungan Cd (ppm)
0,0048
0,0093
0,0218
0,1271
0,0437
0,0573
0,0100**
**BMR menurut EPA (Environmental Protection Agencies) 1985
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
243
PS-11
ISBN : 978-979-16456-0-7
Tabel 2. menampilkan Kandungan Cd dalam susu segar maupun susu
pasteurisasi masih berada dalam batas yang diijinkan yaitu dibawah BMR, tetapi
tetap harus diwaspadai mengingat peralatan juga memberikan kontribusi
pencemaran
Cd. Meskipun
kandungan Cd sangat
kecil
tetapi
sangat
membahayakan dalam jangka waktu yang panjang, akan terakumulasi di dalam
tubuh manusia (Darmono, 1995).
Pada bakso sapi kandungan Cd telah melampaui BMR. Kemungkinan
sumber Pb dan Cd berasal dari air karena adanya pengikisan pipa air yang telah
lama terjadi, hal ini sesuai dengan pendapat Heryando (2004) bahwa pencemaran
air oleh logam berat Pb dan Cd dapat terjadi akibat pengikisan logam berat pada
pipa ledeng. Kandungan Pb dan Cd pada organ ternak seperti hati dan ginjal
ternyata lebih besar dari BMR, menandakan bahwa adanya pencemaran pada saat
ternak dipelihara, dapat melalui pakan seperti rumput/hijauan dan air minum.
Frederick (1978) menyatakan konsentrasi Cd pada produk susu, daging dan
unggas umumnya rendah tetapi pada ginjal hewan umumnya tinggi. Sesuai
dengan pendapat Frank (1995) bahwa padi dan biji-bijian biasanya merupakan
sumber utama Cd. Berdasarkan hasil penelitian Tzutagawa dan Ohno dalam
Rachmawati, dkk (1996) menyatakan bahwa kontaminasi cadmium berasal dari
penambahan mineral fosfat dalam pakan ternak sebagai suplemen untuk
memenuhi kebutuhan mineral fosfat dan kalsium.
KESIMPULAN
Dari penelitian keamanan pangan hasil ternak dapat diperoleh kesimpulan
bahwa telah terjadi cemaran kimia yang berasal dari lingkungan dan pada saat
ternak dipelihara. Kandungan residu logam berat Pb lebih kecil dari BMR,
sedangkan residu Cd
sebagian sudah melewati BMR. perlu diwaspadai
dampaknya terhadap kesehatan manusia.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami ucapkan terima kasih kepada Restania, Yudi, Encep Suryana, Dodi
dan Liza atas bantuannya selama penelitian.
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
244
PS-11
ISBN : 978-979-16456-0-7
DAFTAR PUSTAKA
Darmono, 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta.
Frank, C. Lu. 1995. Toksikologi Dasar Asas, Organ sasaran dan Penilaian Risiko.
Edisi kedua . Penerjemah Edi Nugroho. UI Press Jakarta.
Frederick, W.O. 1978. Toxicity of Heavy Metals in The Environment. Part 1.
Marcel Dekker. Inc. New York and Basel.
Gravert. H.O., 1987. Dairy Cattle Production. Elsevier Science Publishers. Inc.,
Amsterdam, Netherland.
Heryando. Palar. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta.
Rachmawati, S. Darmono dan Zaenal Arifin. 1996. Pengaruh Pemberian Mineral
Seng dan Kalsium pada Pakan . Terhadap Akumulasi Kadmium dalam
Organ Hati Ayam Pedaging. Seminar Hasil-Hasil Penelitian Veteriner Balai
Penelitian Veteriner. Bogor.
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
245
ISBN : 978-979-16456-0-7
KEAMANAN PANGAN HASIL TERNAK DITINJAU
DARI CEMARAN LOGAM BERAT
Roostita L. Balia, Ellin Harlia, Denny Suryanto
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Tujuan dari pengembangan peternakan yaitu meningkatkan produksi baik
kuantitas maupun kualitas dan dapat menjamin keamanan dari produk yang
dihasilkan. Keamanan pangan hasil ternak perlu disadari oleh konsumen karena
berkaitan dengan masalah kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mengetahui kondisi keamanan pangan hasil ternak dengan cara mendeteksi
adanya residu logam berat terhadap beberapa hasil peternakan. Metode yang
digunakan adalah Metode Survey dan study kasus, data hasil penelitian dianalisis
secara deskriptif. Peubah yang diukur adalah kandungan logam berat Plumbum
(Pb) dan Cadmium (Cd) menggunakan AAS. Hasil Penelitian mengungkapkan
bahwa Kandungan residu logam berat Pb lebih kecil dari Batas Minimum Residu
(BMR), sedangkan residu Cd sebagian sudah melewati BMR. perlu diwaspadai
dampaknya terhadap kesehatan manusia.
Kata kunci : Batas Minimum Residu (BMR) , Logam Berat, Plum bum (Pb),
Cadmium (Cd).
ABSTRACT
The aims of livestock development is to increase both quality and quantity
production and ensure the safety of the product. Consumer needs to concern about
food safety of livestock products because it is related to human’s health. The
research was conducted to determine food safety of livestock products condition
by detecting heavy metal residues on several food products from livestock. This
research was used survey method and cases study method and then the result
analyzed descriptively. The parameters measured are heavy metal such as Plum
bum (Pb) and Cadmium (Cd) contents by using AAS machine. The result showed
that Pb content was smaller than Minimum Residue Limits (MRL), while the Cd
residues partly over the MRL concentration therefore aware the impact to the
human’s health.
Key Words: Minimum Residue Limits (MRL) , Heavy Metal, Plum bum (PB),
Cadmium (Cd).
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
240
PS-11
ISBN : 978-979-16456-0-7
PENDAHULUAN
Bahan pangan hasil ternak harus memenuhi persyaratan keamanan pangan
yaitu terhindar dari cemaran biologi, fisik dan kimia. Berkembangnya industri dan
bertambahnya jumlah kendaraan menjadi salah satu faktor meningkatnya
pencemaran lingkungan. Beberapa logam berat berbahaya seperti Plumbum (Pb)
dan Kadmium (Cd) bersumber dari lingkungan yang tercemar. Logam berat
menjadi berbahaya disebabkan system bioakumulasi. Masuknya logam berat ke
dalam mahkluk hidup dapat melalui pencernaan yaitu melalui pakan dan air
minum, inhalasi udara dan penetrasi melalui kulit.
Logam berat Pb dan Cd masuk dalam kategori limbah bahan beracun dan
berbahaya (B3), sehingga apabila dosisnya melebihi normal dapat mengakibatkan
keracunan. Walaupun tidak dirasakan secara langsung logam berat tersebut akan
terakumulasi selama bertahun-tahun karena sukar dikeluarkan dari tubuh.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh keracunan logam berat adalah anemia,
gangguan pada berbagai organ tubuh dan penurunan kecerdasan.
Anak-anak
merupakan golongan yang beresiko tinggi keracunan logam berat.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dikemukakan Sampai sejauhmana
kondisi keamanan pangan dari beberapa hasil ternak.
Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keamanan pangan hasil
ternak dengan cara mendeteksi adanya residu logam berat terhadap beberapa
hasil ternak.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap beberapa informasi yang
merupakan sumbangan ilmiah tentang sumber-sumber terjadinya residu logam
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
241
PS-11
ISBN : 978-979-16456-0-7
berat akibat pencemaran lingkungan. Manfaat praktis untuk masyarakat dengan
meningkatkan pengetahuan tentang keamanan pangan hasil ternak.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Air susu sapi, hati ayam broiler, ginjal domba, hati babi, dan baso sapi.
Susu segar dan susu sapi pasteurisasi diperoleh dari pedagang kaki lima Bandung.
Hati ayam Broiler diperoleh dari Pasar Rancabolang Bandung.
diperoleh dari
Ginjal domba
pedagang daging domba di Pasar Baru Bandung.
Hati babi
diperoleh dari Pasar Basalamah, Pasar Andir, Pasar Baru dan Pasar Astana Anyar
Bandung dan Baso sapi diperoleh dari Tegalega Bandung.
Peubah yang diamati
1. Cemaran kimia yaitu residu logam berat Plumbum (Pb)
2. Cemaran kimia yaitu residu logam berat Cadmium (Cd)
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan studi
kasus, data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif pengukuran residu logam
berat Pb dan Cd menggunakan Metode Darmono (1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan Logam Berat Pb Pada Beberapa Hasil Ternak dan Organ
Ternak
Kandungan logam berat Pb dan Cd pada beberapa hasil ternak yaitu susu
segar, susu pasteurisasi, bakso sapi, ginjal domba, hati ayam dan hati babi
ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Logam Berat Pb Pada Beberapa Hasil Ternak
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
242
PS-11
ISBN : 978-979-16456-0-7
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6
Hasil ternak/ organ ternak
Rata-rata kandungan Pb (ppm)
Susu Segar
0,0063
Susu Pasteurisasi
0,0018
Bakso sapi
0,2123
Ginjal domba
0,5787
Hati ayam
1,7751
Hati babi
0,3315
BMR
2,0000*
*BMR (Batas Maksimum Residu )menurut Dirjen POM 1998
Tabel 1. terlihat kondisi keamanan pangan hasil ternak berdasarkan
kandungan logam berat ternyata logam berat sudah mencemari pangan hasil
ternak maupun organ ternak. Kandungan logam berat Pb pada susu segar, susu
pasteurisasi, bakso sapi, ginjal domba, hati ayam dan hati babi ternyata masih
dalam batas yang diijinkan yaitu lebih kecil dari Batas Maksimum Residu yang
ditetapkan oleh Dirjen POM 1998 yang mengacu kepada ketentuan FAO yaitu
2,000 ppm.
Pencemaran Pb dan Cd terhadap pangan hasil ternak maupun
terhadap organ ternak berasal dari air minum dan pakan, Sesuai dengan pendapat
Gravert (1987) bahwa pencemaran logam berat pada susu segar berasal dari sapi
perah yang mengkonsumsi pakan tercemar yang terserap sekitar 5-10% dan
dikeluarkan melalui susu.
Kandungan Logam Berat Cd Pada Beberapa Hasil Ternak dan Organ
Ternak
Kandungan logam berat Cd pada beberapa hasil ternak yaitu susu segar,
susu pasteurisasi, bakso sapi, ginjal domba, hati ayam dan hati babi ditampilkan
pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Logam Berat Cd pada Beberapa Hasil Ternak
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6
Hasil ternak/ organ ternak
Susu Segar
Susu Pasteurisasi
Bakso sapi
Ginjal domba
Hati ayam
Hati babi
BMR
Rata-rata kandungan Cd (ppm)
0,0048
0,0093
0,0218
0,1271
0,0437
0,0573
0,0100**
**BMR menurut EPA (Environmental Protection Agencies) 1985
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
243
PS-11
ISBN : 978-979-16456-0-7
Tabel 2. menampilkan Kandungan Cd dalam susu segar maupun susu
pasteurisasi masih berada dalam batas yang diijinkan yaitu dibawah BMR, tetapi
tetap harus diwaspadai mengingat peralatan juga memberikan kontribusi
pencemaran
Cd. Meskipun
kandungan Cd sangat
kecil
tetapi
sangat
membahayakan dalam jangka waktu yang panjang, akan terakumulasi di dalam
tubuh manusia (Darmono, 1995).
Pada bakso sapi kandungan Cd telah melampaui BMR. Kemungkinan
sumber Pb dan Cd berasal dari air karena adanya pengikisan pipa air yang telah
lama terjadi, hal ini sesuai dengan pendapat Heryando (2004) bahwa pencemaran
air oleh logam berat Pb dan Cd dapat terjadi akibat pengikisan logam berat pada
pipa ledeng. Kandungan Pb dan Cd pada organ ternak seperti hati dan ginjal
ternyata lebih besar dari BMR, menandakan bahwa adanya pencemaran pada saat
ternak dipelihara, dapat melalui pakan seperti rumput/hijauan dan air minum.
Frederick (1978) menyatakan konsentrasi Cd pada produk susu, daging dan
unggas umumnya rendah tetapi pada ginjal hewan umumnya tinggi. Sesuai
dengan pendapat Frank (1995) bahwa padi dan biji-bijian biasanya merupakan
sumber utama Cd. Berdasarkan hasil penelitian Tzutagawa dan Ohno dalam
Rachmawati, dkk (1996) menyatakan bahwa kontaminasi cadmium berasal dari
penambahan mineral fosfat dalam pakan ternak sebagai suplemen untuk
memenuhi kebutuhan mineral fosfat dan kalsium.
KESIMPULAN
Dari penelitian keamanan pangan hasil ternak dapat diperoleh kesimpulan
bahwa telah terjadi cemaran kimia yang berasal dari lingkungan dan pada saat
ternak dipelihara. Kandungan residu logam berat Pb lebih kecil dari BMR,
sedangkan residu Cd
sebagian sudah melewati BMR. perlu diwaspadai
dampaknya terhadap kesehatan manusia.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami ucapkan terima kasih kepada Restania, Yudi, Encep Suryana, Dodi
dan Liza atas bantuannya selama penelitian.
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
244
PS-11
ISBN : 978-979-16456-0-7
DAFTAR PUSTAKA
Darmono, 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta.
Frank, C. Lu. 1995. Toksikologi Dasar Asas, Organ sasaran dan Penilaian Risiko.
Edisi kedua . Penerjemah Edi Nugroho. UI Press Jakarta.
Frederick, W.O. 1978. Toxicity of Heavy Metals in The Environment. Part 1.
Marcel Dekker. Inc. New York and Basel.
Gravert. H.O., 1987. Dairy Cattle Production. Elsevier Science Publishers. Inc.,
Amsterdam, Netherland.
Heryando. Palar. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta.
Rachmawati, S. Darmono dan Zaenal Arifin. 1996. Pengaruh Pemberian Mineral
Seng dan Kalsium pada Pakan . Terhadap Akumulasi Kadmium dalam
Organ Hati Ayam Pedaging. Seminar Hasil-Hasil Penelitian Veteriner Balai
Penelitian Veteriner. Bogor.
Seminar Nasional PATPI, Bandung 17–18 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
245