HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RUANG RAWAT INAP BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG.

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN HARGA
DIRI PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RUANG
RAWAT INAP BAGIAN PENYAKIT DALAM
RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG

Penelitian Keperawatan Jiwa

ADABIAH
BP. 1010323021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2014

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Juli, 2014
Nama

No BP

: Adabiah
: 1010323021

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Harga Diri pada Pasien Ulkus
Diabetikum di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam
RSUP. Dr. M. Djamil Padang
ABSTRAK
Ulkus diabetikum merupakan komplikasi menahun yang paling ditakuti bagi
penderita DM, kalau tidak segera mendapatkan pengobatan dan perawatan
maka akan mudah terjadi infeksi yang segera meluas. Keadaan ini dapat
menimbulkan penurunan dan perubahan fisik yang menyebabkan terjadinya
masalah psikologis pada pasien ulkus diabetikum termasuk perubahan harga diri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan dukungan keluarga
dengan harga diri pada pasien ulkus diabetikum di ruang rawat inap bagian
penyakit dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 47 pasien ulkus diabetikum. Instrumen penelitian berupa

kuesioner yang mencakup data demografi dan pernyataan mengenai dukungan
keluarga dan harga diri. Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji korelasi Spearmen. Hasil penelitian menunjukkan 72,3% responden
mendapatkan dukungan keluarga yang tinggi dan 61,7% memiliki harga diri
tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan dengan arah positif dan kekuatan
korelasi sedang antara dukungan keluarga dengan harga diri pada pasien ulkus
diabetikum (p = 0,000; r = 0,589). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin
tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi harga diri pada pasien ulkus
diabetikum. Perawat hendaknya memperhatikan kondisi psikologis pasien,
memberi motivasi, dorongan dan pendidikan kesehatan pada keluarga pasien
tentang proses perawatan luka sehingga pasien mendapatkan dukungan keluarga
yang tinggi dan memiliki harga diri yang tinggi.
Kata kunci: Dukungan keluarga, harga diri, Ulkus diabetikum
Daftar Pustaka: 61 (1997-2013)

vii

FACULTY OF NURSING
ANDALAS UNIVERSITY
July, 2014

Name
Student Number

: Adabiah
: 1010323021

Relationship Between Family Support with Self Esteem of Patients with
Diabetic Foot Ulcers at Internal Disease Hospitalized Room of
RSUP. Dr. M. Djamil Padang
ABSTRACT
Chronic diabetic ulcers are the most feared complications for people with
diabetes, if it is not immediately get treatment and care it will easily happen
infections promptly. This condition can make impairment and physical changes
that caused the psychological problems in patients with diabetic ulcers included
changes in self-esteem. The purpose of this research is to know strength the
relationship between family support with self-esteem of patient with diabetic foot
ulcers at Internal Disease Hospitalized Room RSUP. Dr. M. Djamil Padang. The
research design applied descriptive correlation with cross-sectional approach.
The sampling technique used was purposive sampling and the number of sampel
was 47 patients with diabetic foot ulcers. The research instruments used in the

form of a questionnaire that included demographics data, family support and selfesteem. Correlation test in this research used the Spearman correlation test. The
results of the research showed that 72,3% respondents had high family support
and 61.7% respondents had high self-esteem. There is a significant relationship
with the positive direction and the strength of the correlation was between the
family support with self-esteem patients with diabetic foot ulcers (p = 0.000; r =
0.589). Result of correlation test displayed that family support had a significant
relationship with self-esteem of patient with diabetic foot ulcers. This research is
recommended nurse to give pay attention to the psychological condition of the
patient, provide motivate, encouragement, and health education to family patient
on the process of wound care so that patients get high family support and have
high self-esteem.
Keywords: family support, self-esteem, diabetic foot ulcers
Bibliography: 61 (1997-2013)

viii

✁ ✂
✄☎✆✝✁✞✟✠✟✁✆

✁✡ ✠☛☞☛✌ ✍✎☛✏☛✑✒

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai
oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon
insulin secara relatif maupun absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali
dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka
panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati (Hadisaputro &
Setyawan, 2007 ; PERKENI, 2006 ).
Jumlah penderita DM di dunia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi yang meningkat, life
expectancy bertambah, urbanisasi yang merubah pola hidup tradisional ke pola
hidup modern, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang. DM
perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita
semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Darmono,
2007).
Menurut survei yang di lakukan oleh World Health Organization (WHO)
tahun 2012, lebih dari 347 juta penduduk dunia menderita diabetes.
Diperkirakan pada tahun 2030, DM akan menjadi 7 penyebab kematian utama
di dunia dan diabetes akan meningkat dua pertiganya antara tahun 2008 sampai

1


2

2030. Pada tahun 2004, WHO sudah mencatat bahwa 3,4 juta penduduk dunia
meninggal akibat tingginya kadar gula darah (WHO, 2012).
Lebih dari 80% kematian akibat penyakit DM terjadi di negara pada
tingkat penghasilan rendah dan menengah (WHO, 2012). Di Indonesia sendiri
jumlah penderita DM menduduki peringkat keempat terbanyak di dunia setelah
Amerika Serikat, China, dan India. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007, DM merupakan penyakit penyebab kematian nomor 6
di Indonesia dengan jumlah proporsi kematian sebesar 5,8% setelah stroke,
tuberculosis (TB Paru), hipertensi, cedera, dan perinatal (Kemenkes, 2010).
Apabila tidak ditangani dengan baik DM akan menimbulkan berbagai
macam komplikasi, baik akut maupun kronik. Salah satu komplikasi kronik
yang serius dan paling ditakuti adalah ulkus diabetikum (Waspadji, 2006).
Ulkus diabetikum merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang
disebabkan adanya makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan
neuropati. Ulkus diabetikum mudah berkembang menjadi infeksi karena
masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi
tempat yang strategis untuk pertumbuhan kuman (Riyanto, 2007; Waspadji,

2007).
Ulkus diabetikum kalau tidak segera mendapatkan pengobatan dan
perawatan, maka akan mudah terjadi infeksi yang segera meluas dan dalam
keadaan lebih lanjut memerlukan tindakan amputasi (Misnadiarly, 2006;
Riyanto, 2007). Ulkus diabetikum merupakan komplikasi menahun yang paling
ditakuti bagi penderita DM, baik ditinjau dari lamanya perawatan, biaya tinggi

3

yang diperlukan untuk pengobatan yang menghabiskan dana 3 kali lebih
banyak dibandingkan tanpa ulkus (Djokomoeljanto, 1997).
Prevalensi penderita ulkus diabetikum di Amerika Serikat sebesar 15-20%,
risiko amputasi 15-46 kali lebih tinggi dibandingkan dengan penderita non
DM. Penderita ulkus diabetikum di Amerika Serikat memerlukan biaya yang
tinggi untuk perawatan yang diperkirakan antara Rp.100 juta sampai Rp.120
juta per tahun untuk seorang penderita (Waspadji, 2006; William C, 2003).
Prevalensi penderita ulkus diabetikum di Indonesia sekitar 15%, angka
amputasi 30%, angka mortalitas 32% dan ulkus diabetikum merupakan sebab
perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar 80% untuk DM (Riyanto,
2007). Penderita ulkus diabetikum di Indonesia memerlukan biaya yang tinggi

sebesar Rp. 1,3 juta sampai Rp. 1,6 juta perbulan dan Rp. 43,5 juta per tahun
untuk seorang penderita (Suyono, 1996).
Masalah pada kaki diabetik misalnya ulserasi, infeksi dan gangrene
merupakan penyebab umum perawatan di rumah sakit bagi para pasien
diabetes. Perawatan rutin ulkus, pengobatan infeksi, amputasi dan perawatan di
rumah sakit membutuhkan biaya yang sangat besar tiap tahun dan menjadi
beban yang sangat besar dalam sistem pemeliharaan kesehatan (Kruse &
Edelman, 2006). Menurut Sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan
pada ulkus diabetes adalah Sistem Klasifikasi Ulkus Wagner-Meggit yang
didasarkan pada kedalaman luka dan terdiri dari 6 derajat luka, pada derajat 0
tidak ada luka terbuka, derajat 1 dengan kondisi ulkus diabetes superfisial dan
derajat 2 kondisi ulkusnya sudah meluas sampai ligamen, tendon, kapsula sendi

4

dalam tanpa abses sedangkan pada derajat 3 sudah mengalami infeksi yang
ditandai adanya abses atau pus. Disini jumlah bakterinya sudah meningkat
pada area luka yang dapat menghambat proses penyembuhan luka (Carville,
2007). Pada derajat 4 kaki sudah mengalami ganggrene yang terlokalisasi pada
ibu jari, bagian depan kaki atau tumit. Sedangkan derajat 5 kaki sudah

mengalami ganggrene yang membesar meliputi kematian semua jaringan kaki.
Dalam penelitian Decroli, E (2008) mengatakan bahwa sebagian besar
penderita ulkus kaki diabetes datang di ruang rawat inap bagian penyakit dalam
RSUP. Dr. M. Djamil Padang dengan kategori ulkus derajat 3 yaitu sebanyak
21 orang (55%), yaitu infeksi yang telah mengenai jaringan subkutis, otot dan
dapat lebih dalam sampai ke tulang dengan tanda-tanda infeksi lokal yang jelas
serta eritema dengan ukuran lebih dari 2 cm.
Ulkus Diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang menunjukkan
bahwa ini merupakan penyakit kronis. Penyakit kronis dapat mempengaruhi
konsep diri seseorang. Dalam penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup
dan harga diri menurun pada penyakit kronis. Menurut

Likewise, Flett,

Harcourt dan Alpass (1994 dalam Harkreader & Hogan, 2004) menyatakan
bahwa klien dengan ulcer kaki kronis atau gangren juga cenderung untuk
memiliki harga diri rendah karena bermasalah dengan fungsi independent.
Selama menderita penyakit kronis, klien tersebut beresiko terhadap harga diri
rendah karena mereka merasa kehilangan kontrol terhadap persepsi sehat .
Ketika individu dengan penyakit kronis harus tergantung pada anggota


5

keluarga dan pengasuh (caregiver) yang lain, ketergantungan ini akan
menyebabkan harga diri rendah (Harkreader & Hogan, 2004).
Terjadinya ulkus diabetikum juga dapat menambah buruk kondisi
psikososial pasien diabetes. Dalam penelitian Ningsih (2008) tentang
pengalaman psikososial pasien dengan ulkus diabetikum menunjukkan masalah
psikososial yang dialami oleh pasien diabetes yang mengalami komplikasi
ulkus diabetikum meliputi merasa ketakutan, tidak berdaya, merasa menjadi
beban keluarga, menyalahkan diri sendiri, merasa tidak sebebas atau seaktif
seperti sebelum mengalami ulkus, serta merasa tidak percaya diri dalam
bergaul.
Ulkus diabetikum dapat menyebabkan kehidupan pasien lebih sulit dalam
beraktifitas

sehari-hari

sehingga


akan

menimbulkan

kesedihan

yang

berkepanjangan karena proses penyembuhan dan pengobatan yang cukup lama
membuat timbulnya perasaan negatif pada pasien ulkus diabetikum seperti
perasaan pasrah dan putus asa. Hal tersebut jelas mengganggu harga diri pasien
ulkus diabetikum (Firman, 2012).
Hasil penelitian Salome, G. M, Maria, D. S, Blanes, L dan Ferreira, L. M
(2011) tentang harga diri pada pasien DM dan luka kaki bahwa pasien ulkus
diabetikum tampaknya memiliki dampak negatif pada diri atau harga diri
rendah. Penelitian ini diperkuat juga oleh Sofiana (2012) tentang hubungan
antara stress dengan konsep diri pada penderita DM tipe 2 bahwa sebagian
besar pasien mempunyai harga diri yang rendah yaitu berjumlah 20 orang

6

(66,7%) karena komplikasi yang terjadi pada diri pasien salah satunya yaitu
ulkus diabetikum atau luka pada kaki.
Harga diri merupakan hasil penilaian individu terhadap dirinya sendiri.
Penilaian ini menyatakan suatu sikap yang berupa penerimaan atau penolakan
dan menunjukkan seberapa besar individu itu percaya bahwa dirinya mampu,
berarti, berhasil, dan berharga (Coopersmith, 1967 dalam Lubis & Hasnida,
2009). Individu yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, dan
dapat menyesuaikan diri. Sebaliknya orang yang menilainya negatif cenderung
tidak sehat, cemas, tertekan dan pesimis tentang masa depannya dan mudah
untuk gagal. Individu yang harga dirinya rendah memiliki suatu sikap
penolakan akan dirinya dan menyalahkan diri sendiri (Potter & Perry, 2005).
Individu yang harga dirinya tinggi memiliki sikap penerimaan dan memiliki
rasa percaya diri (Mubarak, Chayatin & Santosa, 2005).
Pasien ulkus diabetikum memandang negatif tentang keadaan luka yang
ada ditubuhnya. Apalagi jika disertai dengan tindakan amputasi sehingga ada
sebagian anggota tubuh yang akan hilang dan membuat perubahan besar
dalam hidupnya yang menyebabkan pandangan hidupnya juga akan berubah.
Tidak hanya itu tingkat kemandirian penderita ulkus diabetikum juga
mengalami perubahan sehingga penderita harus menerima bantuan dari orang
lain dan melakukan aktifitas mandiri yang terkadang harus dibantu oleh orang
lain. Hal ini menyebabkan harga diri dari penderita juga berkurang (Firman,
2012).

7

Hasil penelitian Siburian, C. H (2012) tentang hubungan dukungan
keluarga dengan harga diri pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi
di RSUP H. Adam Malik Medan menyatakan bahwa semakin tinggi dukungan
keluarga maka semakin tinggi harga diri pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini juga
diperkuat oleh Sarigah (2011) tentang hubungan dukungan keluarga dengan
harga diri pasien TB paru yang dirawat di rumah sakit umum daerah
Sidikalang bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan harga diri pasien
TB Paru.
Dukungan keluarga membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah
kehidupan yang lebih umum seperti tugas-tugas perkembangan dan krisiskrisis situasional (misalnya hilangnya anggota keluarga) (Hogue, 1977 dalam
Friedman, 2010). Begitu juga dengan anggota keluarga yang berada pada
tahap adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan sangat membutuhkan
dukungan dari keluarga.
Dukungan

yang

diberikan

dapat

berupa

dukungan

emosional,

informasi/bimbingan, instrumental, merasa dihargai dan motivasi kepada
pasien selama perawatan dan pengobatan sehingga pasien akan perhatian
dengan penyakitnya dan menerima kondisinya serta peningkatan harga diri
pasien (Friedman, 2010). Pasien yang mempunyai harga diri yang tinggi akan
mempunyai mental yang sehat dan lebih puas terhadap hidupnya sehingga
akan lebih mempercepat kesembuhannya (Rosenberg, 1965; Waltz, 1986
dalam Lubis & Hasnida, 2009). Apabila dukungan tersebut tidak ada maka

8

keberhasilan penyembuhan atau pemulihan sangat berkurang (Friedman,
2010). Dalam hal ini keluarga berpengaruh dalam menyelesaikan masalah
kehidupan, nilai kesehatan individu dan menentukan program pengobatan
yang mereka terima.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 1-3 Mei
2014 di Irna Penyakit Dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang jumlah pasien
ulkus diabetikum dari 3 bulan terakhir yaitu dari bulan Maret

Mei sebanyak

53 orang. RSUP. Dr. M. Djamil ini merupakan RSUP tipe B pendidikan dan
juga rumah sakit umum rujukan untuk daerah Sumatera Barat.
Berdasarkan hasil survey tersebut dari 5 orang pesien ulkus diabetikum, 3
orang responden mengatakan bahwa mereka merasakan dirinya sebagai beban
bagi keluarga karena mereka tidak bisa bekerja dan juga merasa dirinya tidak
bisa bertanggung jawab dalam memberi nafkah untuk keluarga, justru banyak
biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan dan perawatan. Responden juga
mengatakan bahwa responden mengalami kehilangan nafsu makan atau
penurunan berat badan. 2 orang dari 5 responden mengatakan bahwa kondisi
luka pada kaki semakin memburuk dan mereka takut luka pada kakinya tidak
bisa sembuh dan mereka tidak sanggup apabila kakinya diamputasi. Dapat
dilihat juga untuk mengurangi bau yang tidak enak pada lukanya keluarga dan
responden mengoleskan kopi pada daerah luka atau menutupi lukanya dengan
menghindar dari paparan publik dan responden tampak berekspresi sedih,
cemas dan tidak berdaya dengan kondisi penyakit yang dideritanya. 2 orang
dari 5 responden menunjukkan respon menerima keadaan luka pada kakinya

9

dan semangat dalam menjalani pengobatan dan mereka optimis bahwa luka
pada kaki bisa sembuh dan responden mudah diajak untuk berkomunikasi dan
mereka mengatakan keluarga nya mendukung dalam proses pengobatan.
Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik
untuk melihat hubungan antara dukungan keluarga terhadap harga diri pasien
ulkus diabetikum dan mengangkatnya dalam sebuah penelitian berjudul
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Harga Diri Pada Pasien Ulkus
Diabetikum Di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam RSUP. Dr. M.
Djamil Padang

✓✔ ✕✖✗✖✘✙✚ ✛✙✘✙✜✙✢
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan bahwa permasalahan
penelitian adalah ingin mengetahui bagaimana kekuatan hubungan dukungan
keluarga dengan harga diri pada pasien ulkus diabetikum Di Ruang Rawat Inap
Bagian Penyakit Dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui kekuatan hubungan antara dukungan keluarga
dengan harga diri pasien ulkus diabetikum di Ruang Rawat Inap Bagian
Penyakit Dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang.

10

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui distribusi dukungan keluarga pada pasien ulkus
diabetikum di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam RSUP. Dr. M.
Djamil Padang.
b. Untuk mengetahui distribusi harga diri pada pasien ulkus diabetikum di
Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam RSUP. Dr. M. Djamil
Padang.
c. Untuk mengetahui kekuatan hubungan dukungan keluarga dengan harga
diri pada pasien ulkus diabetikum di Ruang Rawat Inap Bagian Penyakit
Dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang.

✣✤ ✥✦✧faat Penelitian
1. Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
pendidikan keperawatan khususnya keperawatan jiwa, keperawatan medikal
bedah, keperawatan keluarga tentang kekuatan hubungan dukungan kelurga
dengan harga diri pasien ulkus diabetikum.
2. Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan melibatkan keluarga
sebagai pendukung untuk meningkatkan harga diri pasien ulkus diabetikum.

11

3. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data awal bagi
peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang terkait dalam hal
hubungan dukungan keluarga dengan harga diri pasien ulkus diabetikum.

Dokumen yang terkait

Profil Pasien Sirosis Hati Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan

0 62 68

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Harga Diri Pada Pasien Ulkus Diabetikum Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Harga Diri Pada Pasien Ulkus Diabetikum Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi.

1 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Harga Diri Pada Pasien Ulkus Diabetikum Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi.

0 4 8

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Harga Diri Pada Pasien Ulkus Diabetikum Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi.

0 6 5

KARAKTERISTIK PASIEN HIPERTENSI DI BANGSAL RAWAT INAP SMF PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2013.

0 0 8

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RUANG RAWAT INAP BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RUANG RAWAT INAP BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG - Repositori Universitas Andalas

1 7 2

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RUANG RAWAT INAP BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 0 11

Insidensi Tuberkulosis Paru pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang

0 0 6