Bimtek Media Pendidikan

MATERI BIMTEK

MEDIA PEMBELAJARAN

Disampaikan dalam
Bimtek SMP Negeri 1 Rambatan Kabupaten Tanah Datar

Oleh:

Desi Dahlan, M.Pd.
Guru SMA Negeri 2 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar

2013

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

MEDIA PEMBELAJARAN
DESI DAHLAN, M.Pd

SMA NEGERI 2 SUNGAI TARAB KAB. T DATAR


Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai

edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk

mencapaitujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan

pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini

merupakan masalah yang cukupsulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu
dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengansegala keunikannya,
tetapi mereka juga sebagai makhluk social dengan latar belakang yang berbeda.

Pendekatan terpilih mutlak dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas.

Disamping itu juga, perlu memanfatkan beberapa media pendidikan yang telah ada

dan mengupayakan pengadaan media pendidikan baru demi terwujudnya tujuan
bersama.

Media pembelajaran telah berkembang sejak abad ke-17 yang dipelopori oleh Johan

Amos Camenius. Camenius merupakan tokoh pendidikan beraliran realisme, yang
mengajarkan bahasa latin dengan menggunakan visualisasi gambar. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam

pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Guru dituntut agar
dapat menggunakan alat-alat yang ada, tidak tertutup alat-alat yang berkembang

seiring dengan perkembangan zaman. Guru, paling tidak dapat menggunakan alatalat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana tetapi merupaakn keharusan

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru juga dituntut untuk mengembangka
media pembelajaran yang akan digunakannnya bila bila tersebutbeelum tersedia,
sehingga guru perlu untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup

tentang media pembelaran.

Perubahan global dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi, terutama yang

berhubungan dengan sistem pendidikan di sekolah menuntut adanya perubahan
sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Sejak zaman dahulu ada

anggapan yang salah kaprah, yaitu bahwa guru adalah orang yang paling tahu.
Pendapat itu terus berkembang menjadi guru lebih dulu tahu atau pengetahuan guru
hanya beda semalam dibandingkan dengan

siswa. Namun sekarang bukan saja

pengetahuan guru sama dengan siswa, bahkan siswa dapat lebih dulu tahu daripada
gurunya. Ini semua dapat terjadi akibat perkembangan media informasi yang begitu

cepat di sekitar lingkungan kita. Pada saat ini guru bukan lagi satu-satunya sumber
belajar. Banyak contoh, siswa dapat lebih dulu mendapat informasi dengan cara

mengakses informasi dari media massa seperti : surat kabar, televisi, hand phone

(sms/mms), bahkan internet. Sedangkan seringkali guru dengan alasan klasik masalah
ekonomi , mereka tidak dapat mengakses informasi dengan cepat. Bagaimana guru
menyikapi perkembangan ini? Setidaknya ada tiga kelompok guru dalam menyikapi
hal ini, seperti tidak peduli, menunggu petunjuk, atau cepat menyesuaikan diri.

Kelompok pertama yaitu guru yang tidak peduli. Seorang guru yang mempunyai

rasa percaya diri berlebihan (over confidence) barangkali akan berpegang kepada

anggapan bahwa sampai kapanpun posisi guru tidak akan tergantikan. Dalam setiap

proses pembelajaran tetap diperlukan sentuhan manusiawi dari seorang guru. Guru
dalam kelompok ini menggambarkan siswa sebagai seseorang yang bersifat tergantung.
Pengalaman yang dimiliki siswa tidak besar nilainya. Pengalaman yang sangat besar

manfaatnya adalah pengalaman yang diperoleh dari gurunya. Siswa tetap memerlukan

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR


sentuhan psikologis dari seorang guru. Guru dalam mengajar tidak hanya mengutamakan
mata pelajaran akan tetapi harus juga memperhatikan siswa itu sendiri sebagai

manusia yang harus dikembangkan pribadinya. Harus dipelihara keseimbangan
antara perkembangan intelektual dan perkembangan psikologis. Teknologi tidak dapat

menggantikan manusia. Teknologi secanggih komputer Core 2 duo, DVD, internet
atau apapun, tidak dapat menggantikan manusia.

Bagaimanapun

teknologi

berkembang secara pesat, guru tetap sebagai yang harus digugu dan ditiru .
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa media tidak dapat menggantikan posisi guru,
namun sikap tidak peduli terhadap perkembangan pengetahuan dan teknologi,

bukanlah sikap yang tepat. Walaupun bagaimana, lingkungan kita terus berkembang,
tuntutan masyarakat terhadap kualitas guru semakin meningkat. Guru harus peduli.


Kelompok kedua adalah yang menunggu petunjuk. Kelompok inilah yang paling banyak

ditemukan di sekolah. Mungkin ini akibat dari kebijakan sistem pendidikan selama
ini.

Guru

dalam

sistem

pendidikan

nasional

dianggap

sebagai


tukang

melaksanakan kurikulum yang demikian rinci dan kaku. Kurikulum sangat lengkap
dengan berbagai petunjuk teknis pelaksanaannya, sehingga guru tinggal melaksanakan
tanpa boleh menyimpang dari pedoman baku yang telah ditentukan. Dalam
pelaksanaannya,

kurikulum

dilengkapi

dengan

Garis-Garis

Besar

Program

Pengajaran (GBPP), yang kemudian oleh Tim Guru Mata Pelajaran atau MGMP


dijabarkan dalam Program Tahunan, Program Semester, AMP, Satuan Pelajaran,
Rencana Pelajaran atau Skenario Pelajaran, dan sebagainya, yang semuanya dibuat
secara rinci, tanpa peduli kondisi sekolah yang berbeda-beda.

Kelompok ketiga guru yang cepat menyesuaikan diri. Sejalan dengan perubahan

kurikulum, otonomi pendidikan dan manajemen berbasis sekolah atau berbasis
kompetensi, bukan lagi saatnya bagi guru untuk selalu menunggu petunjuk. Guru adalah

tenaga profesional, bukan amatir. Dengan berdasar pada Standar Kompetensi dan

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Kompetensi

Dasar

Mata


Pelajaran

setiap

guru

dituntut

untuk

dapat

mengembangkan bahan ajar bagi siswa dalam suatu proses pelaksanaan pembelajaran
yang berkesinambungan. Guru dituntut untuk mengembangkan kemampuan dan

kompetensi siswa, bukan sekedar pengetahuan tetapi siswa-siswa hendaknya mampu
berpikir (kognitif), mampu menentukan sikap (affektif ) dan mampu bertindak
(psikomotor), sehingga nantinya menjadi manusia yang bermartabat. Oleh karena

itu saran yang tepat untuk guru adalah cepat-cepatlah menyesuaikan diri. Guru perlu

segera mereposisi perannya saat ini, guru tidak lagi menjadi orang yang paling tahu di

kelas, namun guru harus mampu menjadi fasilitator dalam belajar. Ada banyak
sumber belajar yang tersedia di lingkungan kita, apakah sumber belajar yang dirancang

untuk belajar ataukah yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk

belajar. Guru yang baik akan merasa senang kalau siswanya lebih pandai dari
dirinya.

Banyak batasan tentang

Media Pembelajaran . Namun pada hakekatnya berbagai

batasan yang dikemukakan mengandung pengertian dasar yang sama.
berkomunikasi kita membutuhkan media atau

sarana.

Secara


Dalam

umum makna

media adalah apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber Informasi
ke penerima Informasi.

(SoftWare) yang berupa

Jadi media pembelajaran

merupakan

perangkat lunak

pesan atau informasi pendidikan yang disajikan dengan

memakai suatu peralatan bantu

(Hard

ware)

agar

pesan/informasi

tersebut

dapat sampai kepada siswa. Disini jelas bahwa media berbeda dengan peralatan
tetapi keduanya

merupakan

unsur-unsur yang saling terkait satu sama lain

dalam usaha menyampaikan pesan/informasi pendidikan kepada siswa
Dalam pelaksanaannya,
memberikan andil yang

karena pada dasarnya

teknik

besar

penggunaan

dalam

menarik

dan

pemanfaatan

perhatian

siswa

media

turut

dalam PBM,

media pembelajaran mempunyai fungsi utama (Djamarah,

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

2002; 137). yaitu
1.

Menyeragamkan materi

3.

Membuat proses belajar lebih cepat dan menarik

2.

Membuat akses pendidikan lebih merata

4.

Menjadikan proses lebih interaktif

5.

Mengurangi waktu belajar

6.

Meningkatkan kualitas belajar

7.

Tidak membatasi tempat

8.
9.

Meningkatkan

10.

sifat

positif siswa terhadap bahan atau proses belajar

Mengubah peran guru agar lebih positif dan produktif

Menjadikan pengajaran atau instruksi lebih berdasarkan pada keilmuan

Umar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan Sadiman, dkk (1986),mengelompokkan
media pembelajaran ini ke dalam beberapa jenis :

a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti tape recorder.

b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam
wujud visual.

c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar.

Media pembelajaran berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah atau

perantara. Pembelajaran berarti proses interaktif antara guru dan siswa yang
berjalan secara dinamis. Sehingga media pembelajaran diartikan sebagai segala

sesuatu yang dapat menyampaian atau menyaurkan pesan dari suatu sumber
secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melaksanakan proses belajar secara efektif dan efisien. Briggs
(dalam Wijianto. 1998) merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

serta merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan Sudirman (1992. hal 205)

menyatakan media pembelajaran adalah bagian dari sumber pengajaran yang
mengandung unsur perangkat lunak (CD, kaset) dan perangkat keras (model,
charta, dll).

Media pembelajaran sangat penting artinya seiring dengan penerapan kurikulum

berbasis kompetensi maupun KTSP serta pergeseran paradigma pembelajaran
behavioristik menuju konstruktivistik. Konstruktivistik merupakan paradigma
alternatif yang muncul sebagai dampak evolusi ilmiah yang terjadi dewasa ini.
Paradima baru ini membawa konsekuensi pada perubahan peran dan fungsi guru
dalam proses pembelajaran. Guru tidak lagi dianggap sebagai orang paling pintar
dan

paling tahu

akan segala sesuatu, dan satu-satunya sumber informasi,

melainkan hanya sekedar orang yang lebih dahulu tahu . Oleh karena itu guru

harus dapat memanfaatkan potensi dan lingkungan sekitar, serta terampil da
kreatif mengembangkan media pembelajaran.
a. Kriteria pemilihan media:

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar

mengajar, Masing-masing media memiliki karakteristik yang berbeda sehingga

membutuhkan cara yang tepat dan cermat agar dapat digunakan tepat guna.
Kriteria pemilihan media menurut Sudjana (2002. hal. 5):
1). Ketepatannya dengan tujuan pengajaran.
2). Dukungan terhadap isi bahan pelajaran.

3). Ketersediaan waktu untuk menggunakannya
4). Kemudahan memperoleh media.

5). Keterampilan guru dalam menggunakannya.
6). Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
b. Fungsi media

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Media pempelajaran ini menurut Asnawir (2002. hal.24) mempunyai fungsi:

1). Sebagai sumber belajar, artinya melalui media, peserta didik dapat memperoleh
pesan sehingga membentuk pengetahuan baru pada diri siswa.

2). Memberikan pengalaman lebih nyata (konsep abstrak dapat menjadi konkret).
3). Menarik perhatian siswa lebih besar (pembelajaran tidak membosankan).

4). Melibatkan indra lebih banyak, kelemahan satu indra dapat diimbangi oleh
indra lainnya.

5). Lebih menarik minat dan perhatian murid dalam belajar.
6). Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita.
c. Klasifikasi Media

1). Dilihat dari jenisnya, media dibedakan:

a). Media Audio, yaitu media yang diguanakn dalam proses pembelajaran dengan

hanya mengandalkan kemampuan suara. Pengalaman belajar yang akan didapatkan

hanya dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Pesan dan informasi
yang diterimanya adalah berupa pesan verbal seperti bahasa lisan, kata-kata, dan

lain-lain. Sedangkan pesan non-verbal yang digunakan adalah bentuk bunyi-bunyian,
bunyi tiruan dan sebagainya. Contoh media audio adalah, seperti radio, casette
recorder, dan piringan audio.

b). Media Visual, yaitu media yang digunakan dengan hanya mengandalkan indra
penglihatan. Dengan media visual, pengalaman belajar yang dialami pesera didik

sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya. Beberapa media visual seperti
buku, jurnal, globe, film strip, film bisu, slides, foto, gambar, lukisan, cetakan,
model tiruan dan torso.

c). Media Audiovisual, yaitu media yang ddigunakan dalam pembelajaran yang

melibatkan unsur pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatau proses

kegiatan. Pesan dan informasi yang didapatkan melalui media ini dapat berupa

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

pesan verbal dan nonverbal. Contoh media audiovisual adalah film, video, program

TV, dll.

d). Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media yang terintegrasi
dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera

penglihatan dan media pendengaran melalui teks, visual diam, visual gerak, dan
audio. Contoh: TV, presentasi powerpoint berupa teks dan suara, video
confrence, aplikasi komputer interaktif dan non interaktif.

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

sumber pengajaran yang mengandung unsur perangkat lunak (CD, kaset) dan
perangkat keras (model, charta, dll).

Mengapa Media Pembelajaran itu Perlu? Pernahkah guru menghadapi

kesulitan dalam menjelaskan suatu materi pelajaran kepada siswa? Misalnya :
guru ingin menjelaskan tentang seekor binatang Echinodermata yang disebut

bintang laut kepada siswa kelas X SMA. Contoh lain guru ingin menjelaskan

tentang alat hemodialisis kepada siswa, guru akan menjelaskan tentang pasar

terapung, guru akan menjelaskan tentang bahayanya narkoba dan zat adiktif.
Berikut ini beberapa cara yang mungkin dapat dilakukan oleh guru.

Cara pertama, guru b e r c e r i t a tentang hewan bintang laut, alat hemodialisis,

pasar terapung atau narkoba dan zat adiktif. Guru dapat bercerita mungkin karena
pengalaman, membaca buku, cerita orang lain atau pernah melihat objek-objek itu.

Apabila siswa-siswa di sekolah tersebut sama sekali belum tahu, belum pernah melihat
objek-objek tersebut di televisi atau melihat gambarnya di buku, maka betapa sulitnya

guru menjelaskan hanya dengan kata-kata tentang objek tersebut. Kalau gurunya
seorang yang ahli berceritera, tentu cerita guru itu akan sangat menarik bagi siswasiswanya. Namun tidak semua orang diberikan karunia kepandaian bercerita.

Penjelasan dengan kata-kata mungkin akan menghabiskan waktu yang lama.
Pemahaman siswa berbeda sesuai dengan pengetahuan mereka sebelumnya, bahkan
mungkin akan menimbulkan kesalahan persepsi.

Cara kedua, guru membawa siswa studi wisata melihat obyek-obyek itu. Guru

membawa siswa ke RS yang memiliki fasilitas cuci darah, ke Rumah Sakit
Kecanduan Obat (RSKO) Fatmawati di Jakarta, atau menugasi siswanya melakukan

pengamatan dan wawancara. Cara ini lebih efektif dibandingkan dengan cara lainnya.
Namun masalahnya berapa biaya yang harus ditanggung, dan berapa lama waktu yang

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

diperlukan. Cara ini efektif walaupun tidak efisien. Tidak mungkin semua siswa
dapat mengalami karena berbagai keterbatasan misalnya jarak, tempat dan biaya.

Cara ketiga, guru membawa gambar, lukisan, foto, slide, film, video-vcd, tentang

objek-objek tersebut. Cara ini akan membantu guru dalam memberikan penjelasan. Selain

menghemat kata-kata, menghemat waktu, penjelasan guru- pun akan lebih mudah
dimengerti oleh siswa, menarik, membangkitkan motivasi belajar, menghilangkan
kesalahanpemahaman, serta informasi yang disampaikan menjadi konsisten.

Ketiga cara di atas dapat kita sebutkan, cara pertama sebagai informasi verbal, cara
kedua belajar pengalaman nyata, sedangkan cara ketiga informasi melalui media. Di

antara ketiga cara tersebut, cara ketiga adalah cara yang paling tepat dan bijaksana

dilakukan oleh guru. Media belajar itu diperlukan oleh guru agar pembelajaran
berjalan efektif dan efisien.

Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media/bahan/ sarana

belajar seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan
media belajar seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan audiovisual .

Kerucut Pengalaman (Cone of Experience;Edgar Dale) Sumber : Arif (1994 : hal. 79)

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Mengapa Guru Tidak Menggunakan Media Pembelajaran? Masalah

yang sering ditemui di lapangan/di sekolah, mengapa sampai saat ini masih ada guru
yang enggan menggunakan media dalam mengajar? Berdasarkan
pengamatan

dan

diskusi

dalam

pengalaman,

berbagai kesempatan dengan para guru,

terdapat sekurang-kurangnya tujuh alasan guru tidak menggunakan media
pembelajaran, yaitu :

Pertama, menggunakan media itu repot.
Mengajar dengan menggunakan media perlu persiapan. Apalagi kalau media itu
semacam OHP, audio visual, vcd, slide projector atau internet. Perlu listrik lagi. Guru

sudah sangat repot dengan menulis persiapan mengajar, jadwal pelajaran yang padat,
jumlah kelas paralel yang sedikit, masalah keluarga di rumah dan lain-lain. Mana

sempat memikirkan media pembelajaran. Demikianlah beberapa alasan yang
sering dikemukakan oleh para guru. Padahal kalau guru mau berpikir dari aspek

lain, bahwa dengan media pembelajaran akan lebih efektif, maka tidak ada alasan
repot. Pikirkanlah bahwa sedikit repot, tetapi akan mendapatkan hasil
optimal. Media pembelajaran juga relatif awet, artinya sekali menyiapkan

bahan pembelajaran, dapat dipakai beberapa kali penyajian. Selanjutnya tidak repot
lagi.

Kedua, media itu canggih dan mahal.
Tidak selalu media itu harus canggih dan mahal. Nilai penting dari sebuah media
pembelajaran bukan terletak pada kecanggihannya (apalagi harganya yang mahal)

namun pada efektifitas dan efisiensi dalam membantu proses pembelajaran. Banyak
media sederhana yang dapat dikembangkan oleh guru dengan harga murah. Kalaupun
dibutuhkan media canggih semacam audio- visual atau multi media, maka cost-nya
akan menjadi murah apabila dapat digunakan oleh banyak siswa dan beberapa guru.

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Ketiga, tidak bisa.
Demam teknologi ternyata menyerang sebagian dari guru-guru kita. Ada beberapa
guru yang takut dengan peralatan elektronik, takut kena setrum, takut korsleting,

takut salah pijit, dan sebagainya. Alasan ini menjadi lebih parah ditambah dengan
takut rusak. Akibatnya media OHP, audio-visual atau slide projector yang telah
dimiliki, sejak awal beli baru tetap tersimpan rapi di ruang kepala sekolah.

Sebenarnya, dengan sedikit latihan dan mengubah sikap bahwa media mudah dan
menyenangkan, maka segala sesuatunya akan berubah.

Keempat, media itu hiburan (membuat siswa main-main, tidak serius), sedangkan
belajar itu serius.

Alasan ini sudah jarang ditemui di sekolah, namun tetap ada. Menurut pendapat
orang-orang terdahulu belajar itu harus dengan serius. Belajar itu harus mengerutkan
dahi. Media pembelajaran itu identik dengan dengan hiburan. Hiburan adalah hal

yang berbeda dengan belajar. Tidak mungkin belajar sambil santai. Ini memang

pendapat orang- orang zaman dahulu. Paradigma belajar kini sudah berubah. Kalau
bisa belajar dengan menyenangkan, mengapa harus dengan menderita?. Kalau dapat
dilakukan dengan mudah, mengapa harus dipersulit?

Kelima, tidak tersedia.
Tidak tersedia media pembelajaran di sekolah, mungkin ini adalah alasan yang
masuk akal. Tetapi seorang guru tidak boleh menyerah begitu saja. Ia adalah seorang
profesional yang harus kreatif, inovatif dan banyak inisiatif. Media pembelajaran

tidak harus selalu canggih, namun dapat juga dikembangkan sendiri oleh guru.
Dalam hal ini pimpinan sekolah hendaklah cepat tanggap. Jangan sampai suasana
kelas itu menjadi gersang, di kelas hanya ada papan tulis dan kapur.

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Keenam, kebiasaan menikmati ceramah/bicara.
Metode mengajar dengan ceramah adalah hal yang enak. Berbicara itu memang
nikmat. Inilah kebiasaan yang sulit di rubah. Seorang guru cenderung mengulang cara

guru-gurunya yang terdahulu. Mengajar dengan mengandalkan verbal lebih

mudah, tidak memerlukan persiapan mengajar yang banyak, jadi lebih enak untuk

guru, tetapi tidak enak untuk siswa. Hal yang harus dipertimbangkan dalam
pembelajaran adalah kepentingan siswa yang belajar, bukan kepuasan guru semata.

Ketujuh, kurangnya penghargaan dari atasan.
Kurangnya penghargaan dari atasan, mungkin adalah alasan yang masuk akal. Sering
terjadi bahwa guru yang mengajar dengan media pembelajaran yang dipersiapkan

secara baik, kurang mendapatkan penghargaan dari pimpinan sekolah/pimpinan
yayasan. Tidak adanya reward bagi guru sering menjadikan guru menjadi malas .

Selama ini tidak ada perbedaan perlakuan bagi guru yang menggunakan media

pembelajaran dengan guru yang mengajar dengan tidak menggunakan media (metode
ceramah/bicara saja). Sebetulnya bentuk penghargaan tidak harus dalam bentuk
materi, tetapi dapat dengan bentuk pujian atau bentuk lainnya.

Pertimbangan apa saja dalam memilih media pembelajaran?
Sejak tahun 1930

berbagai

penelitian

telah dilakukan untuk mengetahui

kebermanfaatan penggunaan media untuk keperluan pembelajaran. Penelitian ini
diawali dengan evaluasi media untuk melihat apakah suatu media dapat
dipergunakan untuk pembelajaran. Penelitian ini berasumsi bahwa media sebagai
stimulus dapat mengubah perilaku. Akan tetapi hasil penelitian

itu dianggap

kurang dapat diandalkan karena hasilnya menunjukkan bahwa semua media dapat
dipergunakan untuk pembelajaran.

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Dari berbagai jenis penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas, diketahui
bahwa pada hakikatnya bukan media itu sendiri yang menentukan hasil

belajar.

Ternyata keberhasilan menggunakan media dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan,

dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan
menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Tidak berarti bahwa
semakin canggih media yang digunakan akan semakin tinggi hasil belajar atau
sebaliknya. Untuk tujuan pembelajaran tertentu dapat saja penggunaan papan tulis

lebih efektif dan lebih efesien daripada penggunaan LCD, apabila bahan ajarnya
dikemas dengan tepat serta disajikan kepada siswa yang tepat pula.

Sungguhpun demikian, secara operasional ada sejumlah pertimbangan dalam

memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain :

Access

Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah
media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan oleh siswa?

Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih

dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, adakah jaringan teleponnya?
Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah siswa diizinkan untuk

menggunakan komputer yang terhubung ke internet? Jangan hanya kepala sekolah
saja yang boleh menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan siswa. Bahkan
siswa lebih penting untuk memperoleh akses.

Cost
Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat menjadi
pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun biaya itu

harus kita hitung dengan aspek manfaat. Sebab semakin banyak yang menggunakan,
maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Technology
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu
memperhatikan

apakah

teknisinya

tersedia

dan

mudah

menggunakannya?

Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual untuk di kelas, perlu kita

pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya cukup dan
sesuai, bagaimana cara mengoperasikannya?

Interactivity
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau

interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru
tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.

Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan

sekolah atau pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya?
Apakah di sekolah tersedia sarana yang disebut pusat sumber belajar?

Novelty
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab
media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.

Dari beberapa pertimbangan di atas, yang terpenting adalah adanya perubahan
sikap guru agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran yang
mudah dan murah , dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan

sekitarnya serta memunculkan ide dan kreativitas yang dimilikinya. Menurut Nana
Sudjana dan Rivai ( 1991 : 5 ), dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran
sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

a. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran; artinya, media pembelajaran dipilih

atas dasar tujuan-tujuan pembelajaran khususnya yang telah ditetapkan.

Tujuan-tujuan pembelajaran yang berisikan unsur-unsur pemahaman, aplikasi,
analisis, dan sintesis lebih mungkin digunakan dalam media pembelajaran.

b. Dukungan terhadap isi pembelajaran; artinya, bahan pembelajaran yang

bersifat fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan
media agar lebih mudah dipahami siswa.

c. Kemudahan

memperoleh

media

artinya

media

yang

diperlukan

mudah

diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
Media grafis mudah dibuat oleh guru tanpa biaya yang mahal, di samping
sederhana dan praktis penggunaannya.

d. Ketrampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan
syarat

utamanya

adalah

guru

dapat

menggunakannya

dalam

proses

pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi

dampak dari lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer dan alatalat canggih lainnya, tetapi dapat menggunakannya dalam pembelajaran untuk
mempertinggi kualitas pembelajaran.

e. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan
pembelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang
terkandung didalamnya dapat dipahami siswa.

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Penutup
Tidak diragukan lagi bahwa semua guru sepakat bahwa media itu perlu dalam

pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan
media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media, perlu

disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan
perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru

bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan
pesan dan karakteristik siswa.

Daftar P u s t a k a
Arif, Zainuddin. (1994). Andragogi. Bandung: Angkasa

DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. (1999). Quantum learning, membiasakan belajar

nyaman dan menyenangkan. Bandung: KAIFA

De Porter, Bobbi; Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie. (2002). Quantum teaching,

mempraktikkan quantum learning di ruang-ruang kelas. Bandung: KAIFA

Djamarah, Syaiful B dan Zain, Aswan. (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :

Rineka Cipta

Kemp, Jerrold E. (1994). Designing effective instruction. New York: MacMillan
Publisher

Hamalik, Oemar (1986). Media Pendidikan.Bandung : Penerbit Alumni

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Mengajar, Sinar Baru, Bandung

Sadiman,

Arief.

(1990).

Media

pemanfaatan. Jakarta: Rajawali

pendidikan,

pengertian

pengembangan

BIMTEK SMP N 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

dan