Experientia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia - dan merupakan
kota terbesar di luar Pulau Jawa. Kota Medan pastinya sangat membutuhkan
berbagai fasilitas publik yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Fasilitas publik seperti taman kota, museum, gelanggang olahraga, pusat
komunitas, perpustakaan, teater seni, dan sebagainya wajib hadir sebagai
pendukung kelangsungan kehidupan sosial dan kebutuhan masyarakat.
Meskipun berbagai fasilitas tersebut hampir semua telah dimiliki Kota Medan,
masih banyak sekali fasilitas yang sesungguhnya belum memadai kebutuhan
masyarakat kota.
Dari berbagai fasilitas yang seharusnya tersedia bagi masyarakat Kota Medan,
dua fungsi yang dianggap memiliki kondisi yang sangat buruk adalah
perpustakaan dan teater. Adapun perpustakaan publik di kota Medan masih
sangat terbatas jumlahnya dibanding dengan jumlah penduduk Kota Medan,
beberapa perpustakaan yang bisa dikunjungi oleh masyarakat antara lain adalah:
1.
Perpustakaan Umum Kota Medan (Jl. Iskandar Muda);
2.
Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Jl. Brigjen Katamso);
3.
Taman Bacaan Masyarakat Luckman Sinar (Jl. Abdullah Lubis).
Sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (2011), sebuah kabupaten/kota
harus memiliki jumlah eksemplar buku perkapita yang tertentu sesuai dengan
jumlah penduduk. Untuk Kota Medan yang memiliki penduduk sebanyak 2,135
juta penduduk (BPS Kota Medan, 2014), seharusnya perpustakaan di Kota
Medan harus memiliki minimal 53.375 eksemplar buku, namun yang dimiliki
perpustakaan Kota Medan hanya 45.000 (Inspirasi Bangsa, 2013).
1
2
Guna menegaskan alasan bahwa perpustakaan yang ada di Kota Medan tidak
memenuhi fungsinya, penulis kemudian mengadakan survey sederhana yang
diikuti oleh 240 responden. Dari survey tersebut, ternyata 77% responden tidak
pernah mengunjungi perpustakaan di Kota Medan. Dari 77% responden yang
tidak pernah mengunjungi perpustakaan, lebih dari 25% beralasan tidak
mengetahui keberadaan perpustakaan di Kota Medan; tersebut 23% bahkan
menyatakan bahwa perpustakaan di Kota Medan tidak/kurang menarik. Bila
dibandingkan dengan perpustakaan yang terdapat di kota-kota besar di
Indonesia, jumlah perpustakaan umum yang dimiliki Kota Medan-pun dapat
dikatakan sangat sedikit, serta kondisi perputakaan umum di Kota Medan-pun
kurang memadai untuk jumlah penduduk Kota (Gambar 1.1).
Gambar 1.1 Suasana Perpustakaan Umum Kota Medan
Sumber: Observasi, 2015
Serupa dengan perpustakaan, kondisi teater di Kota Medan juga dapat dikatakan
sangat memprihatinkan. Kota Medan hanya memiliki satu gedung teater publik
yang berlokasi di Taman Budaya (Jl. Perintis Kemerdekaan). Gedung tersebut
dibangun pada tahun 1970-an dan sampai sekarang tidak pernah direnovasi hanya sebatas pekerjaan perbaikan akibat bocor atau penambahan AC.
Berdasarkan narasumber yang bekerja di gedung teater tersebut, gedung ini
sangat sering dipakai terlepas kondisinya yang sangat memprihatinkan (Gambar
1.2).
3
Gambar 1.2 Suasana Gedung Teater Kota Medan
Sumber: Observasi, 2015
Pertunjukan seni pada Taman Budaya biasanya sudah pasti digelar setiap hari
Sabtu dan Minggu. Adapun pengunjung di gedung teater yang berkapasitas 500
orang, pada setiap pertunjukan dapat memenuhi lebih dari 50% kapasitas
gedung. Hal ini menunjukkan adanya satu ketertarikan yang cukup besar dari
penduduk Kota Medan terhadap pertunjukkan seni.
Keterbatasan kualitas dan jumlah gedung teater di Kota Medan yang menjadikan
kebutuhan akan jenis bangunan tersebut juga cukup terlihat dengan seringnya
diadakan pertunjukan musik atau seni lainnya di ruang serbaguna di beberapa
hotel ataupun gedung serbaguna, yang pada umumnya tidak mampu memadai
kebutuhan akan akustik dan sarana pengunjung yang baik. Selain itu, Kota
Medan juga sangat terkenal dengan berbagai pertunjukan seni, dan sangat
terkenal dengan jumlah paduan suara yang cukup berkualitas serta beberapa
pertunjukkan orkestra dan recital. Beberapa kegiatan yang lalu yang lokasi
pengadaannya kurang tepat seperti:
1.
Konser musik Iskandar Widjaja & Christine Utomo, 2013, di Hotel Soechi akustik dan view penonton yang kurang baik.
4
2.
Great Sacred Music (konser musik klasik), 2011, di Hotel Aryaduta akustik dan view penonton yang kurang baik.
3.
Recital sekolah musik yang diadakan di hotel/convention hall di Kota
Medan, atau bahkan harus mengambil lokasi di Jakarta.
Dalam hal penyediaan sarana rekreasi, Kota Medan juga membutuhkan
jenis/variasi yang lebih banyak. Kenyataannya, sering kali tujuan rekreasi
masyarakat Kota Medan yang ada di dalam kota adalah pusat perbelanjaan dan
restoran/café. Hal ini juga kemudian menjadi alasan bahwa Kota Medan
membutuhkan sarana rekreasi yang lebih bervariatif dan berkualitas. Selain
menjadi sarana rekreasi, pengadaan perpustakaan dan teater juga dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ilmu pengetahuan,
serta membantu masyarakat untuk mengenal seni dan budaya. Dari berbagai
alasan tersebut diatas, proyek Experientia diusulkan untuk menjadi pembangkit
keberadaan bangunan-bangunan publik yang bersifat edukatif dan tetap
menyenagkan untuk dikunjungi serta menyediakan pengalaman yang unik bagi
para pengunjung sebagai daya tarik utama bangunan/proyek yang diusung.
1.2
Maksud dan Tujuan
Maksud dari perancangan perpustakaan dan teater antara lain:
1.
Perancangan perpustakaan publik untuk memadai kebutuhan akses
pengetahuan berbagai kalangan masyarakat khususnya pelajar.
2.
Menyediakan ruang pertunjukan atau tempat bagi pelaku seni untuk tampil
dan pencinta seni untuk menikmati penampilan seni tersebut.
3.
Menciptakan bangunan multi fungsi yang juga memiliki fitur pendukung
seperti café dan taman yang memperkaya kualitas ruang dan suasana yang
tercipta.
Tujuan dari pengadaan perpustakaan dan teater antara lain:
1.
Meningkatkan
ketertarikan
mengunjungi perpustakaan.
masyarakat,
khususnya
pelajar
untuk
5
2.
Meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat Kota Medan.
3.
Meningkatkan kualitas sarana rekreasi Kota Medan.
4.
Menumbuhkan kesadaran/pengetahuan masyarakat terhadap seni dan
budaya.
5.
Menjadikan bangunan yang akan direncanakan sebagai tren baru untuk
lokasi bertemu serta untuk mengisi waktu luang.
1.3
Permasalahan Perancangan
Adapun berbagai permasalahan yang timbul dalam pengadaan perpustakaan dan
teater yang harus diselesaikan adalah sebagai berikut:
1.
Pemilihan lokasi yang dapat memaksimalkan fungsi perpustakaan/teater dan
mudah dicapai pengunjung.
2.
Penggabungan
fungsi
seperti
café,
toko
buku,
taman
terhadap
perpustakaan/teater yang selaras.
3.
Perancangan layout perpustakaan yang memberi kemudahan dalam
pencarian katalog serta memberi kenyamanan bagi para pengunjung.
4.
Perancangan teater atau ruang konser yang memadai untuk berbagai jenis
pertunjukkan.
5.
Perancangan bangunan yang tanggap terhadap lingkungan dan tidak
merugikan bangunan sekitar.
6.
Pengadaan bangunan yang juga dapat berfungsi sebagai ruang publik dan
memberikan pengalaman yang unik terhadap pengunjung.
1.4
Batasan Perancangan
Proyek perancangan bangunan dibatasi oleh fungsi bangunan yang merupakan
bangunan publik yang dibutuhkan di Kota Medan, serta memiliki fungsi yang
lebih dari satu (multifungsi). Proyek juga dibatasi oleh asumsi biaya yang tidak
melebihi 100 milyar rupiah dan dirancang dalam kurun waktu sekitar 4 bulan.
Proyek perancangan bangunan perpustakaan dan teater dibatasi pula pada
perancangan tata letak ruang dalam maupun luar yang saling berhubungan serta
sistem-sistem bangunan yang meliputi sistem struktur, kulit bangunan, utilitas,
6
mekanikal/elektrikal, dan sistem utama bangunan lainnya. Proyek perancangan
juga mencakup/meliputi perencanaan mendetail pada salah satu bagian utama
bangunan yang menggambarkan integrasi berbagai bagian bangunan menjadi
kesatuan yang utuh dalam bentuk DED (Detailed Engineering Drawings).
1.5
Kerangka Berpikir
Latar Belakang:
- Perpustakaan di Kota Medan tidak memadai dan tidak menarik bagi masyarakat.
- Hanya terdapat satu gedung teater publik kota Medan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
seni dan budaya Kota Medan.
- Sarana rekreasi Kota Medan membutuhkan variasi/jenis yang lebih.
Ide/gagasan:
Pengadaan bangunan multifungsi yang memenuhi kebutuhan kota terhadap perpustakaan dan
teater sekaligus menjadi bangunan/ruang publik yang memberikan pengalaman khusus/unik.
Maksud dan Tujuan:
- Mengadakan fungsi perpustakaan yang
menarik bagi masyarakat dan dapat
memenuhi
kebutuhan
edukasi
serta
meningkatkan
kualitas
pengetahuan
masyarakat.
- Mengadakan fungsi teater yang menampung
kebutuhan seni dan budaya bagi pelaku
maupun penikmat, serta meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap seni dan
budaya.
- Mengadakan variasi dan meningkatkan
kualitas sarana rekreasi bagi masyarakat Kota
Medan yang dapat menjadi lokasi baru yang
memberi pengalaman yang baik dan unik
dengan
penambahan
fungsi-fungsi
pendukung lain seperti restoran, café, retail,
dll.
Pengumpulan Data:
1. Studi Literatur
2. Studi Lapangan (Kondisi eksisting tapak)
3. Studi Banding (tema, studi bangunan sejenis)
Pemrograman
Analisis
Permasalahan:
Pemilihan
lokasi
yang
dapat
memaksimalkan fungsi perpustakaan/teater
dan mudah dicapai pengunjung,
- penggabungan fungsi seperti café, toko
buku, taman terhadap perpustakaan/teater
yang selaras,
- perancangan layout perpustakaan yang
memberi kemudahan dalam pencarian
katalog serta memberi kenyamanan bagi para
pengunjung,
- perancangan teater atau ruang konser yang
memadai untuk berbagai jenis pertunjukkan,
- pembangunan bangunan yang tanggap
terhadap lingkungan dan tidak merugikan
bangunan sekitar,
- pengadaan bangunan yang juga dapat
berfungsi sebagai ruang publik dan
memberikan pengalaman yang unik terhadap
pengunjung.
Konsepsi
Perancangan
Perancangan
Bangunan
7
1.6
Sistematika Laporan
Laporan Perancangan yang ditulis akan mengikuti sistematika sebagai berikut:
1.
BAB I : Pendahuluan
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, serta permasalahan yang timbul
dalam perancangan/pengadaan proyek kemudian dilanjutkan dengan batasan
yang dibuat dalam perancangan, kerangka berpikir pengerjaan perancangan,
serta sistematika laporan yang akan disusun.
2.
BAB II : Deskripsi Proyek
Berisi penjelasan proyek, pemilihan lokasi perancangan, data eksisting
lokasi perancangan, program/kebutuhan ruang, studi banding proyek dengan
fungsi sejenis.
3.
BAB III : Elaborasi Tema
Berisi tema yang diusung, pengertian dan interpretasi tema, serta studi
banding proyek dengan tema sejenis.
4.
BAB IV : Analisis
Berisi analisis terhadap lokasi tapak perancangan berupa undang-undang
yang berlaku pada tapak, penggunaan tanah, sistem sirkulasi dan parkir,
intensitas pembangunan, ruang terbuka, serta sistem-sistem bangunan.
5.
BAB V : Konsep Perancangan
Berisi konsep-konsep yang merupakan tanggapan dari analisis yang
dilakukan berupa konsep penggunaan tanah, sistem sirkulasi dan parkir,
intensitas pembangunan, ruang terbuka, sistem bangunan, serta konsep
arsitektur.
6.
BAB VI : Hasil Perancangan
Berisi gambar-gambar dan penjelasan hasil perancangan.
7.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar atau sumber pustaka yang berupa rujukan-rujukan yang dipakai
dalam penulisan laporan.
8.
LAMPIRAN
Berisi
keterangan-keterangan
perancangan.
tambahan
untuk
melengkapi
laporan
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia - dan merupakan
kota terbesar di luar Pulau Jawa. Kota Medan pastinya sangat membutuhkan
berbagai fasilitas publik yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Fasilitas publik seperti taman kota, museum, gelanggang olahraga, pusat
komunitas, perpustakaan, teater seni, dan sebagainya wajib hadir sebagai
pendukung kelangsungan kehidupan sosial dan kebutuhan masyarakat.
Meskipun berbagai fasilitas tersebut hampir semua telah dimiliki Kota Medan,
masih banyak sekali fasilitas yang sesungguhnya belum memadai kebutuhan
masyarakat kota.
Dari berbagai fasilitas yang seharusnya tersedia bagi masyarakat Kota Medan,
dua fungsi yang dianggap memiliki kondisi yang sangat buruk adalah
perpustakaan dan teater. Adapun perpustakaan publik di kota Medan masih
sangat terbatas jumlahnya dibanding dengan jumlah penduduk Kota Medan,
beberapa perpustakaan yang bisa dikunjungi oleh masyarakat antara lain adalah:
1.
Perpustakaan Umum Kota Medan (Jl. Iskandar Muda);
2.
Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Jl. Brigjen Katamso);
3.
Taman Bacaan Masyarakat Luckman Sinar (Jl. Abdullah Lubis).
Sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (2011), sebuah kabupaten/kota
harus memiliki jumlah eksemplar buku perkapita yang tertentu sesuai dengan
jumlah penduduk. Untuk Kota Medan yang memiliki penduduk sebanyak 2,135
juta penduduk (BPS Kota Medan, 2014), seharusnya perpustakaan di Kota
Medan harus memiliki minimal 53.375 eksemplar buku, namun yang dimiliki
perpustakaan Kota Medan hanya 45.000 (Inspirasi Bangsa, 2013).
1
2
Guna menegaskan alasan bahwa perpustakaan yang ada di Kota Medan tidak
memenuhi fungsinya, penulis kemudian mengadakan survey sederhana yang
diikuti oleh 240 responden. Dari survey tersebut, ternyata 77% responden tidak
pernah mengunjungi perpustakaan di Kota Medan. Dari 77% responden yang
tidak pernah mengunjungi perpustakaan, lebih dari 25% beralasan tidak
mengetahui keberadaan perpustakaan di Kota Medan; tersebut 23% bahkan
menyatakan bahwa perpustakaan di Kota Medan tidak/kurang menarik. Bila
dibandingkan dengan perpustakaan yang terdapat di kota-kota besar di
Indonesia, jumlah perpustakaan umum yang dimiliki Kota Medan-pun dapat
dikatakan sangat sedikit, serta kondisi perputakaan umum di Kota Medan-pun
kurang memadai untuk jumlah penduduk Kota (Gambar 1.1).
Gambar 1.1 Suasana Perpustakaan Umum Kota Medan
Sumber: Observasi, 2015
Serupa dengan perpustakaan, kondisi teater di Kota Medan juga dapat dikatakan
sangat memprihatinkan. Kota Medan hanya memiliki satu gedung teater publik
yang berlokasi di Taman Budaya (Jl. Perintis Kemerdekaan). Gedung tersebut
dibangun pada tahun 1970-an dan sampai sekarang tidak pernah direnovasi hanya sebatas pekerjaan perbaikan akibat bocor atau penambahan AC.
Berdasarkan narasumber yang bekerja di gedung teater tersebut, gedung ini
sangat sering dipakai terlepas kondisinya yang sangat memprihatinkan (Gambar
1.2).
3
Gambar 1.2 Suasana Gedung Teater Kota Medan
Sumber: Observasi, 2015
Pertunjukan seni pada Taman Budaya biasanya sudah pasti digelar setiap hari
Sabtu dan Minggu. Adapun pengunjung di gedung teater yang berkapasitas 500
orang, pada setiap pertunjukan dapat memenuhi lebih dari 50% kapasitas
gedung. Hal ini menunjukkan adanya satu ketertarikan yang cukup besar dari
penduduk Kota Medan terhadap pertunjukkan seni.
Keterbatasan kualitas dan jumlah gedung teater di Kota Medan yang menjadikan
kebutuhan akan jenis bangunan tersebut juga cukup terlihat dengan seringnya
diadakan pertunjukan musik atau seni lainnya di ruang serbaguna di beberapa
hotel ataupun gedung serbaguna, yang pada umumnya tidak mampu memadai
kebutuhan akan akustik dan sarana pengunjung yang baik. Selain itu, Kota
Medan juga sangat terkenal dengan berbagai pertunjukan seni, dan sangat
terkenal dengan jumlah paduan suara yang cukup berkualitas serta beberapa
pertunjukkan orkestra dan recital. Beberapa kegiatan yang lalu yang lokasi
pengadaannya kurang tepat seperti:
1.
Konser musik Iskandar Widjaja & Christine Utomo, 2013, di Hotel Soechi akustik dan view penonton yang kurang baik.
4
2.
Great Sacred Music (konser musik klasik), 2011, di Hotel Aryaduta akustik dan view penonton yang kurang baik.
3.
Recital sekolah musik yang diadakan di hotel/convention hall di Kota
Medan, atau bahkan harus mengambil lokasi di Jakarta.
Dalam hal penyediaan sarana rekreasi, Kota Medan juga membutuhkan
jenis/variasi yang lebih banyak. Kenyataannya, sering kali tujuan rekreasi
masyarakat Kota Medan yang ada di dalam kota adalah pusat perbelanjaan dan
restoran/café. Hal ini juga kemudian menjadi alasan bahwa Kota Medan
membutuhkan sarana rekreasi yang lebih bervariatif dan berkualitas. Selain
menjadi sarana rekreasi, pengadaan perpustakaan dan teater juga dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ilmu pengetahuan,
serta membantu masyarakat untuk mengenal seni dan budaya. Dari berbagai
alasan tersebut diatas, proyek Experientia diusulkan untuk menjadi pembangkit
keberadaan bangunan-bangunan publik yang bersifat edukatif dan tetap
menyenagkan untuk dikunjungi serta menyediakan pengalaman yang unik bagi
para pengunjung sebagai daya tarik utama bangunan/proyek yang diusung.
1.2
Maksud dan Tujuan
Maksud dari perancangan perpustakaan dan teater antara lain:
1.
Perancangan perpustakaan publik untuk memadai kebutuhan akses
pengetahuan berbagai kalangan masyarakat khususnya pelajar.
2.
Menyediakan ruang pertunjukan atau tempat bagi pelaku seni untuk tampil
dan pencinta seni untuk menikmati penampilan seni tersebut.
3.
Menciptakan bangunan multi fungsi yang juga memiliki fitur pendukung
seperti café dan taman yang memperkaya kualitas ruang dan suasana yang
tercipta.
Tujuan dari pengadaan perpustakaan dan teater antara lain:
1.
Meningkatkan
ketertarikan
mengunjungi perpustakaan.
masyarakat,
khususnya
pelajar
untuk
5
2.
Meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat Kota Medan.
3.
Meningkatkan kualitas sarana rekreasi Kota Medan.
4.
Menumbuhkan kesadaran/pengetahuan masyarakat terhadap seni dan
budaya.
5.
Menjadikan bangunan yang akan direncanakan sebagai tren baru untuk
lokasi bertemu serta untuk mengisi waktu luang.
1.3
Permasalahan Perancangan
Adapun berbagai permasalahan yang timbul dalam pengadaan perpustakaan dan
teater yang harus diselesaikan adalah sebagai berikut:
1.
Pemilihan lokasi yang dapat memaksimalkan fungsi perpustakaan/teater dan
mudah dicapai pengunjung.
2.
Penggabungan
fungsi
seperti
café,
toko
buku,
taman
terhadap
perpustakaan/teater yang selaras.
3.
Perancangan layout perpustakaan yang memberi kemudahan dalam
pencarian katalog serta memberi kenyamanan bagi para pengunjung.
4.
Perancangan teater atau ruang konser yang memadai untuk berbagai jenis
pertunjukkan.
5.
Perancangan bangunan yang tanggap terhadap lingkungan dan tidak
merugikan bangunan sekitar.
6.
Pengadaan bangunan yang juga dapat berfungsi sebagai ruang publik dan
memberikan pengalaman yang unik terhadap pengunjung.
1.4
Batasan Perancangan
Proyek perancangan bangunan dibatasi oleh fungsi bangunan yang merupakan
bangunan publik yang dibutuhkan di Kota Medan, serta memiliki fungsi yang
lebih dari satu (multifungsi). Proyek juga dibatasi oleh asumsi biaya yang tidak
melebihi 100 milyar rupiah dan dirancang dalam kurun waktu sekitar 4 bulan.
Proyek perancangan bangunan perpustakaan dan teater dibatasi pula pada
perancangan tata letak ruang dalam maupun luar yang saling berhubungan serta
sistem-sistem bangunan yang meliputi sistem struktur, kulit bangunan, utilitas,
6
mekanikal/elektrikal, dan sistem utama bangunan lainnya. Proyek perancangan
juga mencakup/meliputi perencanaan mendetail pada salah satu bagian utama
bangunan yang menggambarkan integrasi berbagai bagian bangunan menjadi
kesatuan yang utuh dalam bentuk DED (Detailed Engineering Drawings).
1.5
Kerangka Berpikir
Latar Belakang:
- Perpustakaan di Kota Medan tidak memadai dan tidak menarik bagi masyarakat.
- Hanya terdapat satu gedung teater publik kota Medan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
seni dan budaya Kota Medan.
- Sarana rekreasi Kota Medan membutuhkan variasi/jenis yang lebih.
Ide/gagasan:
Pengadaan bangunan multifungsi yang memenuhi kebutuhan kota terhadap perpustakaan dan
teater sekaligus menjadi bangunan/ruang publik yang memberikan pengalaman khusus/unik.
Maksud dan Tujuan:
- Mengadakan fungsi perpustakaan yang
menarik bagi masyarakat dan dapat
memenuhi
kebutuhan
edukasi
serta
meningkatkan
kualitas
pengetahuan
masyarakat.
- Mengadakan fungsi teater yang menampung
kebutuhan seni dan budaya bagi pelaku
maupun penikmat, serta meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap seni dan
budaya.
- Mengadakan variasi dan meningkatkan
kualitas sarana rekreasi bagi masyarakat Kota
Medan yang dapat menjadi lokasi baru yang
memberi pengalaman yang baik dan unik
dengan
penambahan
fungsi-fungsi
pendukung lain seperti restoran, café, retail,
dll.
Pengumpulan Data:
1. Studi Literatur
2. Studi Lapangan (Kondisi eksisting tapak)
3. Studi Banding (tema, studi bangunan sejenis)
Pemrograman
Analisis
Permasalahan:
Pemilihan
lokasi
yang
dapat
memaksimalkan fungsi perpustakaan/teater
dan mudah dicapai pengunjung,
- penggabungan fungsi seperti café, toko
buku, taman terhadap perpustakaan/teater
yang selaras,
- perancangan layout perpustakaan yang
memberi kemudahan dalam pencarian
katalog serta memberi kenyamanan bagi para
pengunjung,
- perancangan teater atau ruang konser yang
memadai untuk berbagai jenis pertunjukkan,
- pembangunan bangunan yang tanggap
terhadap lingkungan dan tidak merugikan
bangunan sekitar,
- pengadaan bangunan yang juga dapat
berfungsi sebagai ruang publik dan
memberikan pengalaman yang unik terhadap
pengunjung.
Konsepsi
Perancangan
Perancangan
Bangunan
7
1.6
Sistematika Laporan
Laporan Perancangan yang ditulis akan mengikuti sistematika sebagai berikut:
1.
BAB I : Pendahuluan
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, serta permasalahan yang timbul
dalam perancangan/pengadaan proyek kemudian dilanjutkan dengan batasan
yang dibuat dalam perancangan, kerangka berpikir pengerjaan perancangan,
serta sistematika laporan yang akan disusun.
2.
BAB II : Deskripsi Proyek
Berisi penjelasan proyek, pemilihan lokasi perancangan, data eksisting
lokasi perancangan, program/kebutuhan ruang, studi banding proyek dengan
fungsi sejenis.
3.
BAB III : Elaborasi Tema
Berisi tema yang diusung, pengertian dan interpretasi tema, serta studi
banding proyek dengan tema sejenis.
4.
BAB IV : Analisis
Berisi analisis terhadap lokasi tapak perancangan berupa undang-undang
yang berlaku pada tapak, penggunaan tanah, sistem sirkulasi dan parkir,
intensitas pembangunan, ruang terbuka, serta sistem-sistem bangunan.
5.
BAB V : Konsep Perancangan
Berisi konsep-konsep yang merupakan tanggapan dari analisis yang
dilakukan berupa konsep penggunaan tanah, sistem sirkulasi dan parkir,
intensitas pembangunan, ruang terbuka, sistem bangunan, serta konsep
arsitektur.
6.
BAB VI : Hasil Perancangan
Berisi gambar-gambar dan penjelasan hasil perancangan.
7.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar atau sumber pustaka yang berupa rujukan-rujukan yang dipakai
dalam penulisan laporan.
8.
LAMPIRAN
Berisi
keterangan-keterangan
perancangan.
tambahan
untuk
melengkapi
laporan