Kepribadian Tokoh Utama Alif Fikri Dalam Novel Ranah 3 Warna Karya A. Fuadi: Pendekatan Psikologi Sastra

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan gambaran totalitas dari kehidupan masyarakat

yang menciptakannya. Apa saja yang ditemui di dalam karya sastra tidak pernah
terlepas dari masyarakatnya. Setelah itu para pencipta karya sastra (sastrawan)
dapat menggunakan pengalaman, pikiran, dan proses imajinasinya sehingga karya
itu menarik untuk dibaca, dipahami, dinikmati, dan dianalisis untuk menangkap
dan memahami pesan yang diperoleh di dalamnya. Oleh karena itu, karya sastra
tidak pernah dan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat yang menciptakannya
atau melahirkannya. Karya sastra merupakan gambaran tentang apa yang pernah
berlaku atau yang sedang dijalankan atau apa yang akan dijalankan pada waktu
yang akan datang di dalam kehidupan masyarakatnya. (Tantawi,2014:51).
Waluyo, (2002:68) menyatakan bahwa karya sastra hadir sebagai wujud
nyata imajinasi kreatif dari seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara
pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan
cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis artinya cara yang digunakan oleh
tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu dapat meliputi beberapa hal, di

antaranya metode, munculnya proses kreatif dan cara mengekspresikan apa yang
ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampaian yang digunakan.
Novel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia imajinatif,
yang dibangun melalui kehidupan yang diidealkan dunia imajinatif, yang
dibangun melalui unsur instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, dan

v

Universitas Sumatera Utara

sudut pandang (Nurgiyantoro, 2007:4). Sehingga novel merupakan ungkapan dari
kesadaran pengarang yang berhubungan dengan kepekaan pikiran, perasaan dan
hasratnya dengan realitas yang ditemui dalam pengalaman hidupnya.
Tokoh dalam karya sastra rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, ungkap
laku watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh
sastrawan disebut perwatakan. (Siswanto, 2008:143).
Perwatakan di dalam karya sastra merupakan perpaduan motivasi daya
ekspresi pembentuk kepribadian. Di samping itu unsur imajinatif tentu mewarnai
tokoh-tokoh dalam karya sastra. Oleh karena itu, tidak jarang seorang pengarang
memperlakukan tokoh cerita mewakili dirinya untuk menyampaikan gagasan.

Dengan demikian tokoh-tokoh lainnya tidak dapat berkembang dan sebagian lagi
hanya merupakan terompet si pengarang.
M. H. Abrams (dalam Siregar, 1997:53) menegaskan,
“karakter-karakter merupakan gambaran pribadi dalam peristiwa-peristiwa
dalam citra sastra, siapa yang ditafsirkan oleh pembaca juga diberikan
penghargaan dengan moral dan penempatan kualitas atas daya ekspresi
dalam hal yang mereka ucapkanpercakapan dan oleh apa yang mereka
perbuat aksi-aksi. Berdasarkan tempramen perwatakan dan sifat alamiah
dari cara berbicara dan bertingkahlaku sendiri oleh motivasinya”.

Endraswara (dalam Minderop, 2011:2) penelitian psikologi sastra
memiliki peranan penting dalam pemahaman sastra karena adanya beberapa
kelebihan seperti: Pertama, pentingnya psikologi sastra untuk mengkaji lebih
mendalam aspek perwatakan. Kedua, dengan pendekatan ini dapat memberi
umpan-balik kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan dan
yang terakhir, penelitian semacam ini sangat membantu untuk menganalisis karya
sastra yang kental dengan masalah-masalah psikologis.

v


Universitas Sumatera Utara

Wellek dan Werren (dalam Ratna, 2011:61) menyatakan empat model
pendekatan psikologis yang dikaitkan dengan pengarang, proses kreatif, karya
sastra, dan pembaca. Pendekatan psikologis pada dasarnya berhubungan dengan
tiga gejala utama; pengarang; karya sastra dan pembaca dengan memerhatikan
bahwa pendekatan psikologis lebih banyak berhubungan dengan pengarang dan
karya sastra.
Tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang
terkandung dalam suatu karya (Endraswara, 2008:11). Pada dasarnya psikologi
sastra memberikan perhatian dalam kaitannya dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh
fiksional yang terkandung dalam karya. Psikologi sastra memiliki peran penting
dalam pemahaman sastra. Semi (dalam Endraswara, 2008:12) menyatakan ada
beberapa kelebihan penggunaan psikologi sastra yaitu (1) sangat sesuai untuk
mengkaji secara mendalam aspek perwatakan, (2) dengan pendekatan ini dapat
memberikan umpan balik kepada penulis tentang permasalahan perwatakan yang
dikembangkannya, dan (3) sangat membantu dalam menganalisis karya sastra dan
dapat membantu pembaca dalam memahami karya sastra. Dari fungsi-fungsi
tersebut, dapat diketengahkan bahwa daya tarik psikologi sastra adalah pada
masalah manusia yang melukiskan potret jiwa. Tidak hanya jiwa sendiri yang

muncul dalam sastra, tetapi juga bisa mewakili jiwa orang lain. Setiap pengarang
sering menambahkan pengalaman diri dalam karyanya. Namun, pengalaman
kejiwaan pribadi itu sering kali dialami orang lain pula. Kondisi ini merupakan
daya tarik penelitian psikologi sastra.
Tingkahlaku menurut Freud, merupakan hasil konflik dan rekonsialiasi
ketiga sistem kepribadian tersebut. faktor-faktor yang memengaruhi kepribadian

v

Universitas Sumatera Utara

adalah faktor historis masa lampau dan faktor kontemporer, analoginya faktor
bawaan dan faktor lingkungan dalam pembentukan kepribadian individu.
Psikologi lahir sebagai ilmu yang berusaha memahami manusia seutuhnya,
yang hanya dapat dilakukan melalui pemahaman tentang kepribadian. Teori
psikologi kepribadian melahirkan konsep-konsep seperti dinamika pengaturan
tingkahlaku,

pola


tingkahlaku,

model

tingkahlaku,

dan

perkembangan

tingkahlaku, dalam rangka mengurai kompleksitas tingkahlaku manusia.
Teori psikologi kepribadian bersifat deskriptif dalam wujud penggambaran
tingkahlaku secara sistematis dan mudah dipahami. Tidak ada tingkahlaku yang
terjadi begitu saja tanpa alasan; pasti ada faktor-faktor anteseden, sebab-musabab,
pendorong, motivator, sasaran tujuan atau latar belakangnya. Faktor-faktor itu
harus diletakkan dalam suatu kerangka saling hubungan yang bermakna, agar
kesemuanya terjamin mendapat tilikan yang cermat dan teliti ketika dilakukan
pendeskripsian tingkahlaku. Teori psikologi kepribadian mempelajari individu
secara spesifik; siapa dia, apa yang dilimilikinya dan apa yang dikerjakannya.
Novel Ranah 3 Warna ini adalah novel best seller karya A. Fuadi, novel

ini banyak memberikan pengajaran dalam kepribadian tokoh utamanya.
Kepribadian tokoh utama ini muncul karena tingkahlaku yang baik. Kepribadian
Alif Fikri ini muncul karena dorongan, motivasi, dan latar belakang keluarganya
yang memberi semangat kepada Alif Fikri. Alif termotivasi dari tokoh yang
sangat ia sukai yaitu B.J Habibie. Ia ingin seperti B. J Habibie kuliah di
penerbangan dan menciptakan sesuatu membanggakan. Juga kepribadian Alif
Fikri berasal dari dorongan keluarga yang memberi semangat kepadanya dalam
belajar dan tanpa mengenal putus asa, dan Alif mengandalkan kalimat dari

v

Universitas Sumatera Utara

ustadnya waktu di pesantren yaitu kalimat “man shabara zafira, siapa yang sabar
pasti akan beruntung”. Kepribadian Alif Fikri baik untuk diteliti karena
mengajarkan kebaikan, kerja keras, pantang menyerah dan giat dalam mengejar
pendidikan.

1.2


Batasan Masalah
Sastra dibangun atas dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik ialah unsur yang membangun karya satra yang berasal dari dalam
karya satra itu sendiri, yaitu tema, alur, tokoh, sudut pandang, latar dan gaya
bahasa. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya satra yang berasal
dari luar karya sastra itu sendiri, seperti sosiologi, antropologi, psikologi,
pemikiran, fitrah, hukum dan kesehatan. Pada kesempatan ini penelitian ini
dibatasai hanya pada unsur intrinsik saja yaitu tentang kepribadian tokoh utama
Alif Fikri dalam novel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi.

1.3

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah unsur intrinsik pendorong kepribadian tokoh utama dalam
novel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi?
2. Bagaimanakah kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel Ranah 3
Warna?


v

Universitas Sumatera Utara

1.4

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan unsur intrinsik pendorong kepribadian tokoh utama Alif
Fikri dalam novel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi.
b. Mendeskripsikan kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel Ranah 3
Warna.

1.4.2


Manfaat Penelitian

Manfaat Teoretis:
Penelitian ini bermanfaat untuk menyumbangkan pandangan ilmu sastra
khususnya teori psikologi sastra tentang kepribadian tokoh utama dalam novel
Ranah 3 Warna. Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan kajian tentang psikologi sastra dan menambah
pemahaman tentang kepribadian tokoh utama.
2. Memperkaya penelitian yang menggunakan pendekatan psikologi sastra.
Manfaat Praktis:
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca untuk menikmati dan
memahami novelRanah 3 Warna karya A. Fuadi.
2. Hasil penelitian ini dapat mengungkapkan nilai-nilai sastra yang
ditawarkan dalam karya sastra sebagai jawaban untuk masyarakat.

v

Universitas Sumatera Utara