PART - 3

Laporan Tugas Pengawasan

Bank Saudara Annual Report 2008

Supervision Report

59

Laporan Tugas Pengawasan
SUPERVISION REPORT

MANAJEMEN RISIKO

RISK MANAGEMENT

Penerapan manajemen risiko di Bank Saudara dilakukan
dengan berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No.
5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 dan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003
perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
Tahapan yang dilakukan dalam proses manajemen risiko

yaitu proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko pada aktivitas fungsional yang
dominan.

Risk management application at Bank Saudara is in
pursuant to Bank Indonesia Regulation No. 5/8/PBI/2003,
dated 19 May 2003, and Bank Indonesia Circular Letter No.
5/21/DPNP, dated 29 September 2003, about Application
of Risk Management for Commercial Banks. The steps
implemented in risk management process are risk
identification, measurement, monitoring, and risk control
on the dominant functional activities.

Pengawasan Aktif Dewan Komisaris Dan Direksi
Penerapan manajemen risiko didukung oleh pengawasan
aktif dari pihak manajemen Bank terhadap aktivitas
pengelolaan risiko dengan dibentuknya Komite
Manajemen Risiko pada tanggal 21 Juni 2004 sesuai Surat
Keputusan Direksi Nomor No. 084/KEP-DIR/RISK.MAN/
VI/04. Komite Manajemen Risiko beranggotakan Direksi

dan Pejabat Eksekutif Bank yang memiliki tugas untuk
membantu Direksi dalam menjalankan tugas menyusun
kebijakan dan strategi manajemen risiko, menetapkan limit
risiko serta mengevaluasi penerapan manajemen risiko.
Komite Manajemen Risiko secara rutin melakukan rapat
setiap bulan dimana hasil dari rapat Komite Manajemen
Risiko tersebut oleh Dewan Direksi dilaporkan kepada
Dewan Komisaris untuk dievaluasi lebih lanjut.
Pelaksanaan atas kebijakan dan penerapan proses
manajemen risiko dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen
Risiko yang independen terhadap satuan kerja operasional
(risk-taking unit).
Selain itu, sebagai salah satu bentuk pengawasan aktif
Dewan Komisaris dalam penerapan manajemen risiko,
Dewan Komisaris membentuk Komite Pemantau Risiko
sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor
010/KEP-DEKOM/SDRA/VI/07 tanggal 21 Juni 2007.
Komite Pemantau Risiko dibentuk dengan tujuan untuk
membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas
dan fungsi pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan

kebijakan dan strategi manajemen risiko yang disusun oleh
manajemen.
Untuk meningkatkan pengawasan aktif dari Dewan
Komisaris dan Direksi, Bank telah menetapkan wewenang
dan tanggung jawab yang jelas bagi Dewan Komisaris dan
Direksi yang terkait dengan penerapan manajemen risiko
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Bank Saudara Annual Report 2008

60

Active Supervision by the Board of Commissioners and
Directors
The application of risk management is supported by the
active supervision of Bank management on the risk
management activities. The active supervision was done
by establishing Risk Management Committee on 21 June
2004 in accordance with Management Decision Letter

No.0841KEP-DIRIRISK.MANIVII04. The members of Risk
Management Committee are the Bank Directors and
Executive Officials which have the obligation to assist the
Director in discharging its duties of formulating risk
management strategy and policy, setting risk limits and
evaluating the risk management application. Risk
Management Committee routinely held a meeting every
month and the Board of Directors report the result of the
meeting to the Board of Commissioners for further
evaluation. The implementation of policy and application of
risk management process is performed by Risk
Management Work Unit which is independent from
operational or risk-taking unit.
In addition, as an active form of supervision by the Board of
Commissioners in risk management application, the Board
of Commissioners has formed Risk Monitoring Committee
pursuant to Decision Letter No. 0 1
01KEPDEKOMISDRAIVII07 dated 21 June 2007. The Risk
Monitoring Committee was formed to assist the Board of
Commissioners in discharging its duties and supervisory

function on matters related to the policy and strategy of risk
management formulated by the Management.
To improve active monitoring by the Board of
Commissioners and Directors, the Bank has specified a
clear responsibility and authority for the Board of
Commissioners and Directors in relation to risk
management implementation in accordance to the
prevailing regulations.

Kebijakan, Prosedur Dan Penetapan Limit

Policies, Procedures, and Establishment of Limits

Kebijakan dan prosedur manajemen risiko di Bank
Saudara disusun berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
No. 5/8/PBI/2003 yang dikeluarkan pada tanggal 19 Mei
2003 tentang Manajemen Risiko untuk Bank Umum,

Risk management policies and procedures in Bank
Saudara were formulated pursuant to Bank Indonesia

Regulation No. 5/8/PBI/2003, dated 19 May 2003 on
Application of Risk Management for Commercial Banks,

maupun dokumen terkait dari Basel Committee on Banking
Supervision, khususnya Basel II Accord. Dengan
menggunakan kebijakan dan prosedur manajemen risiko
yang baik, sebuah sistem yang seimbang dapat diterapkan
untuk mendapatkan hasil optimal dari operasi dan usaha
perusahaan.

as well as documents pertaining to the Basel Committee on
Banking Supervision, in particular Basell II Accord. By
applying sound policies and procedures on risk
management, a well-balanced system can be implemented
to achieve optimal results on the operations and business
of the Bank.

Dalam pelaksanaan penerapan manajemen risiko, Bank
Saudara menentukan limit dan penetapan toleransi risiko
yang merupakan batasan potensi kerugian yang mampu

diserap oleh kemampuan permodalan Bank dan sarana
pemantauan terhadap perkembangan eksposur risiko
Bank.

In the implementation of risk management, Bank Saudara
determines limits and establishes risk tolerance level in
which potential losses will not be able to be absorbed by the
Bank's capital, as well as means to monitor the level of risk
that the Bank is exposed to.

Salah satu bentuk pelaksanaan pengelolaan risiko adalah
penyusunan profil risiko Bank setiap triwulan yang
dilaporkan kepada Bank Indonesia sesuai jadwal yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laporan profil risiko ini
menggambarkan risiko yang melekat dalam kegiatan
bisnis Bank (inherent risk) termasuk sistem pengendalian
risiko (risk control system) untuk masing-masing jenis
risiko. Selain laporan kepada BI secara triwulan, Bank juga
secara internal mengupayakan penyusunan profil risiko
dengan periode yang lebih pendek yaitu secara bulanan,

sehingga kinerja risiko terdeteksi lebih awal.

One form of the risk management implementations is
formulating the Bank's risk profile on a quarterly basis and
reporting the profile to Bank Indonesia based on the
schedule as defined by Bank Indonesia. The risk profile
report describes inherent risks to the business activities of
the Bank including risk control system for each type of risk.
In addition to this quarterly report to Bank Indonesia,
internally, the Bank also prepares risk profiles for a shorter
period, i.e. on a monthly basis, so that risk performance can
be detected eary on.

Penilaian profil risiko dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko
yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik
dan risiko kepatuhan yang terdapat pada aktifitas
fungsional bank yang memiliki potensi pada kerugian bank.
Aktifitas fungsional bank tersebut adalah Perkreditan,
Treasury dan Investasi, Operasional dan Pelayanan,

Pendanaan, Teknologi Sistem Informasi/Sistem Informasi
Manajemen, dan Sumber Daya Manusia.

Assessment of risk profile is carried out for 8 (eight) types of
risks, these are credit risk, market risk, liquidity risk,
operational risk, legal risk, reputational risk, strategic risk
and compliance risk found in the bank's functional activities
that may have the potential for the bank to incur losses. The
bank functional activities are Credit, Treasury and
Investment, Operation and Service, Funding, Information
Technology System or Management Information System
and Human Resource.

Kriteria pengukuran profil risiko ditetapkan sebagai berikut:

The measurement criteria of risk profile is determined as
follows:

Kriteria


Skor

Criteria

Score

RENDAH

> 81

Low

MODERATE

56 - 81

Moderate

TINGGI


0 - 55

High

Hasil penilaian profil risiko posisi 31 Desember 2008
secara komposit memiliki predikat yang Rendah yang
merupakan kombinasi dari Inheren Risk yang Rendah dan
Sistem Pengendalian Risiko yang Dapat Diandalkan.

The result of risk profile assessment on 31December 2008
in terms of composite has Low predicate, a combination of
a Low Inherent Risk and Reliable Risk Control System.

Risiko Inheren

Hasil Penilaian Predikat
Risiko Komposit
Low

Moderate

High

Low to Moderate

Moderate to High

High

Acceptable

Low

Moderate

High

Strong

Low

Moderate to Low

High to Moderate

Weak
Sistem
Pengendalian
Risiko

Inherent Risk

Risk Control System

Bank Saudara Annual Report 2008

Results of Composite Risk
Predicate Assessment

61

RISIKO KREDIT

CREDIT RISK

Risiko Kredit adalah risiko yang terjadi disebabkan oleh
kegagalan pihak lawan (counterparty) dalam memenuhi
kewajibannya terhadap Bank. Risiko kredit dapat timbul
dari aktivitas fungsional Bank yaitu perkreditan
(penyediaan dana) serta treasury dan investasi.

Credit Risk are risks that occurred caused by the
counterparty's failure to fulfill its obligation to the Bank.
Credit Risk can originate from Bank functional activities
which are credit (fund allocation), treasury and investment.

Pada posisi 31 Desember 2008, penilaian risiko inheren
untuk risiko kredit berdasarkan hasil penilaian profil risiko
memiliki predikat yang Rendah dengan sistem
pengendalian risiko yang Dapat Diandalkan.

On 31 December 2008, inherent risk assessment for credit
risk based on the measurement of risk profile has Low
predicate with Reliable Risk Control System.

Beberapa parameter yang digunakan dalam penilaian
risiko kredit dari aktivitas perkreditan (penyediaan dana)
adalah Non Performing Loan (NPL), konsentrasi kredit,
kecukupan pembentukan cadangan serta pelampauan/
pelanggaran BMPK. Sedangkan parameter yang
digunakan dalam penilaian risiko kredit dari aktivitas
treasury dan investasi adalah Non Performing Loan (NPL)
untuk surat berharga, penempatan dan penyertaan,
konsentrasi portofolio treasury, kecukupan pembentukan
cadangan serta pelampauan/pelanggaran BMPK.
Tingkat Non Performing Loan (NPL) pada posisi 31
Desember 2008 adalah sebesar 1,17% untuk aktivitas
perkreditan dan 0,00% untuk aktivitas treasury dan
investasi. Tingkat Non Performing Loan (NPL) ini berada di
bawah angka 5% yang merupakan nilai maksimum NPL
yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia. Penyisihan
Pencadangan Aktiva Produktif (PPAP) yang dibentuk Bank
Saudara pada periode Desember 2008 telah mematuhi
peraturan Bank Indonesia di atas 100% yaitu sebesar
119,03%.
Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum untuk
risiko kredit pada posisi 31 Desember 2008 adalah sebesar
12,77% berada di atas angka 8% yang merupakan nilai
modal minimum yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia.
Untuk mengantisipasi implementasi dari Basel II, Bank
membentuk Tim Monitoring Basel II untuk mempersiapkan
implementasi manajemen risiko kredit dengan
menggunakan Standardized Approach.

Some parameters applicable in credit risk assessment of
credit activity (fund allocation) are Non- Performing Loan
(NPL), credit concentration, adequacy of provision for
assets losses, and exceeding Legal Lending Limit.
Whereas the parameters used to assess credit risk from
treasury and investment activities are Non-Performing
Loan (NPL) for marketable securities, placement and
investment, treasury portfolio concentration, adequacy of
provision for assets losses and exceeding the Legal
Lending Limit set by the Central Bank.
The Non Performing Loan (NPL) level on 31 December
2008 was 1.17% for credit activity, and 0.00% for treasury
and investment activity. Non-Performing Loan (NPL) level
was below 5%, The maximum NPL percentage required by
Bank Indonesia is 5%. Provision for Assets Losses (PPAP)
formed by Bank Saudara in December 2008 was 119.03%.
This percentage is complied with Bank Indonesia's
regulation of above 100.00%.

On 31 December 2008, the calculated minimum capital
requirement for credit risk was 12.77%, above the figure of
8% which is the minimum capital required by Bank
Indonesia.
To anticipate the implementation of Basel II, the Bank
formed Basel II Monitoring Team to prepare the credit risk
management implementation using Standardized
Approach.
MARKET RISK

RISIKO PASAR
Risiko Pasar adalah risiko yang timbul karena adanya
pergerakan variabel pasar (adverse movement) dari
portofolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan
Bank. Variabel pasar tersebut adalah suku bunga dan nilai
tukar. Risiko pasar dapat timbul dari aktivitas fungsional
Bank yaitu perkreditan (penyediaan dana), treasury dan
investasi, serta pendanaan.
Bank Saudara Annual Report 2008

62

Pada posisi 31 Desember 2008, penilaian risiko inheren
untuk risiko pasar berdasarkan hasil penilaian profil risiko
memiliki predikat yang Rendah dengan sistem
pengendalian risiko yang Dapat Diandalkan.

Market Risk is a risk that happens because of
adversemarket variable movement from Bank's portfolio
that can result to financial loss to the Bank. The market
variables are interest rate and exchange rate. Market risk
can emerge from Bank functional activities which are credit
activity (fund provision), treasury and investment and
funding.
On 31December 2008 the inherent risk measurement for
market risk based on risk profile measurement result was
Low with Reliable Risk Control System.

Parameter yang digunakan dalam penilaian risiko pasar
dari aktivitas perkreditan (penyediaan dana) adalah rasio
modal terhadap kumulatif potential loss akibat volatilitas
suku bunga pada aktivitas perkreditan. Parameter yang
digunakan dalam penilaian risiko pasar dari aktivitas
treasury dan investasi adalah rasio modal terhadap
kumulatif potential loss akibat volatilitas suku bunga pada
aktiva dan pasiva. Sedangkan parameter yang digunakan
dalam penilaian risiko pasar dari aktivitas pendanaan
adalah rasio modal terhadap kumulatif potential loss
karena volatilitas suku bunga pada dana deposito.

The parameter used in market risk measurement of credit
activity (fund allocation) is the ratio between capital against
the cumulative potential losses because of interest rate
volatility on credit activity. The parameter used in market
risk measurement of treasury and investment activity is
thecapital ratio against cumulative potential losses
because of interest rate volatility on assets and liabilities.
While the parameter used in market risk assessment
activity from funding activity is the ratio of capital against
cumulative potential loss due to interest rate volatility on
deposit funds.

Rasio modal terhadap kumulatif potential loss akibat
volatilitas suku bunga pada aktivitas perkreditan pada
posisi 31 Desember 2008 adalah sebesar 925,76%. Rasio
modal terhadap kumulatif potential loss akibat volatilitas
suku bunga pada aktiva dan pasiva adalah sebesar
199,03%, sedangkan rasio modal terhadap kumulatif
potential loss karena volatilitas suku bunga pada dana
deposito adalah sebesar 144,68%.

The ratio between capital against cumulative potential
losses due to interest rate volatility on credit activity on 31
December 2008 was 925.76%. Capital ratio against
cumulative potential losses because of interest rate
volatility on asset and liabilities was 199.03%, while capital
ratio against cumulative losses due to interest rate volatility
on deposit funds was 144.68%.
Pursuant to Bank Indonesia Regulation No. 5/12/PBI/2003
on the Minimum Capital Requirement of Commercial Banks
with Market Risk Calculation, the Bank is obliged to report
its position considering its Market Risk on a monthly basis.
The report must be prepared in the format given by Bank
Indonesia which is available online. The report format
follows the regulation on Periodical Reportsfor Commercial
Bank.

Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum untuk
risiko kredit dan risiko pasar pada posisi 31 Desember
2008 adalah sebesar 12,66% berada di atas angka 8%
yang merupakan nilai modal minimum yang dipersyaratkan
oleh Bank Indonesia.

Calculation of minimum capital requirement for credit risk
and market risk on 31 December 2008 was 12.66%, above
the minimum capital required by Bank Indonesia which was
8%.

Untuk mengantisipasi implementasi dari Basel II, Tim
Monitoring Basel II mempersiapkan implementasi
manajemen risiko pasar dengan menggunakan
Standardized Approach.

To anticipate the implementation of Basel II, Basel II
Monitoring Team has been preparing the implementation of
market risk management by using Standardized Approach.

RISIKO LIKUIDITAS

LIQUIDITY RISK

Risiko Likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan
Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh
waktu.

Liquidity risk refers to, among others, the inability of the
Bank to meet its financial obligation upon maturity.

Pada posisi 31 Desember 2008, penilaian risiko inheren
untuk risiko likuiditas berdasarkan hasil penilaian profil
risiko memiliki predikat yang Moderate dengan sistem
pengendalian risiko yang Dapat Diandalkan.

On 31 December 2008, the assessment of inherent risk for
liquidity risk based on the assessment of risk profile has a
predicate of Moderate with Reliable Risk Control System.

Parameter yang digunakan dalam penilaian risiko likuiditas
dari aktivitas perkreditan (penyediaan dana) adalah
kemampuan likuiditas bank untuk mengcover kegagalan
debitur dan memenuhi komitmen kepada debitur serta
maturity mismatch antara pemberian kredit dan sumber
dana. Parameter yang digunakan dalam penilaian risiko
likuiditas dari aktivitas treasury dan investasi adalah
proyeksi arus kas harian. Sedangkan parameter yang
digunakan dalam penilaian risiko likuiditas dari aktivitas
pendanaan adalah konsentrasi jangka waktu sumber dana
serta deposan inti.

The parameter used to assess liquidity risk from credit
activities (fund allocation) is the sufficiency of bank liquidity
to cover debtors' default and to fulfill its commitment to
debtors and maturity mismatch between credit and source
of fund. The parameter used to assess liquidity risk from
treasury and investment activities is daily cash flow
projection. While the parameter used to asses liquidity risk
from funding activities is the concentration of deposit tenor
as well as core depositors.

Bank Saudara Annual Report 2008

Sesuai peraturan Bank Indonesia Nomor 5/12/PBI/2003
Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar (Market
Risk), Bank wajib melaporkan posisi yang diperhitungkan
dalam Risiko Pasar secara bulanan dengan format yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia secara on-line yang
mengacu kepada ketentuan tentang Laporan Berkala Bank
Umum.

63

Rasio kegagalan dan komiten kepada debitur terhadap
cadangan likuiditas pada posisi 31 Desember 2008 adalah
sebesar 62,36%. Rasio kredit dengan sisa jangka waktu
lebih dari 1 tahun terhadap sumber dana dengan sisa
jangka waktu lebih dari 1 tahun adalah sebesar 543,95%.
Rasio proyeksi arus kas harian sampai dengan 3 bulan
terhadap dana pihak ketiga adalah sebesar 71,01%. Rasio
dana pihak ketiga jatuh tempo 1 bulan terhadap total dana
pihak ketiga adalah sebesar 40,56% sedangkan rasio
deposan inti adalah sebesar 61,71%.

The ratio of failure and commitment to debtor in relation to
liquidity reserves on 31 December 2008 was 62.36%. The
ratio of credit with remaining period of more than 1 year to
sources of funding with remaining period of more than year
was 543.95%. The ratio of daily cash flow projection for 3
months to third party funds was 71.01 %. The ratio of third
party funds that mature in 1 month to total third party funds
was 40.56%, whereas the ratio of core depositors to total
deposits was 61.71 %.
OPERATIONAL RISK

RISIKO OPERASIONAL
Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain
disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang
mempengaruhi operasional Bank.
Dalam pengelolaan risiko operasional, masing-masing unit
usaha bertanggung jawab untuk risiko yang terjadi pada
kegiatan operasional sehari-hari dengan mengacu pada
kebijakan dan prosedur, penentuan limit serta
pengendalian dan pengawasan rutin. Selain itu,
pengelolaan risiko operasional juga meliputi hal-hal yang
terkait dengan pengembangan produk dan aktivitas baru,
sistem, sumber daya manusia dan prinsip “know your
customer” sebagai aspek pencegahan terhadap
kemungkinan adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk mengantisipasi implementasi dari Basel II, Tim
Monitoring Basel II mempersiapkan implementasi
manajemen risiko operasional dengan menggunakan
Basic Indicator.

Operational risks are risks that arise from inadequate
resources and or ineffective internal process, human error,
system failure or external problem influencing the Bank's
operation.
In managing operational risks, each business unitis
responsible for various risks that occur in daily business
activities by fully adhering to prevailing policies and
procedures, establishing limits as well as routine control
and monitoring. In addition, management of operational
risk encompasses also new product development and new
activity, operating system, human resources and the
principles of "Know Your Customer" as a way to prevent the
likelihood of untoward events.
To anticipate the implementation of Basel /1, Basel
Monitoring Team are preparing the application of
operational risk management by using Basic Indicator.

LEGAL RISK

RISIKO HUKUM
Risiko Hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya
kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara
lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan
peraturan perundang-undangan yang mendukung atau
kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat
sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak
sempurna.
Dalam rangka pengelolaan risiko hukum, Bank Saudara
melakukan kajian berkala terhadap dokumen hukum,
perjanjian dan kontrak dengan pihak ketiga serta
mengevaluasi potensi kelemahan hukum yang dapat
menimbulkan kerugian finansial dan risiko hukum bagi
Bank Saudara.

RISIKO REPUTASI
Bank Saudara Annual Report 2008

64

Risiko Reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan
adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan
usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank.
Bank Saudara telah memiliki kebijakan intern mengenai
standar minimum mekanisme penyelesaian pengaduan
nasabah yang mengacu pada Peraturan Bank Indonesia
Nomor 7/7/PBI/2005

Legal risk arises as a result of weaknesses in legal aspects;
weaknesses due to litigation cases, lack of supporting rules
and regulations and lack of clear and binding contracts
such as when the requirements of a legal contract are not
met and insufficient collateral provision.

In managing legal risk, Bank Saudara carries out periodic
review of the Bank's legal documents, agreements and
contracts with third parties and evaluates potential legal
weaknesses that may result to financial losses and expose
Bank Saudara to legal risks.

REPLITATIONAL RISK
Reputational risk arises from risk caused by negative
publicity about the Bank's business activities or negative
perception regarding the bank.
Bank Saudara has established an internal policy on the
minimum standard of response and mechanism for the
resolution of customer complaints, pursuant to Bank
Indonesia Regulation No. 7171PB112005

tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah untuk
menjaga hak-hak nasabah dan mengurangi publikasi
negatif terhadap operasional bank serta menjamin
terselenggaranya mekanisme penyelesaian pengaduan
nasabah secara efektif dalam jangka waktu yang memadai.
Selain itu, Bank Saudara senantiasa mengklarifikasi dan
memberikan tanggapan pada media massa terhadap
setiap pengaduan atau keluhan nasabah yang terdapat
dalam media massa.

on the Resolution of Customer Complaints to protect the
customer interest and mitigate adverse publicity about
operational activities of the Bank and ensure effective
response mechanism to the complaints of the Bank's
customer on a timely manner. Moreover, Bank Saudara
always clarifies matters and responds to comments or
customer's complaints found in the mass media when an
issue is brought to the Bank's attention..

RISIKO STRATEGIK

STRATEGIC RISK

Risiko Strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan
adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang
tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat
atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan
eksternal.

Strategic risk refers to risks caused by inappropriate
decision and application of business strategy, inappropriate
business decisions or insufficient response to external
changes.

Setiap tahun, Bank Saudara menyusun Rencana Bisnis
yang mengacu pada Peraturan Bank Indonesia yang
berlaku yang disusun secara realistis dengan
memperhatikan faktor eksternal dan faktor internal yang
mempengaruhi kelangsungan usaha serta tetap
memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen
risiko. Selain itu agar pelaksanaan usaha sesuai dengan
Rencana Bisnis yang telah ditetapkan, Bank Saudara
menyelenggarakan Kick Off Meeting yang dihadiri oleh
seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank yang
merupakan sarana bagi Direksi dalam
mengkomunikasikan Rencana Bisnis yang telah dibuat.

Every year, Bank Saudara prepares a Business Plan that
conforms to prevailing regulations of Bank Indonesia. The
Business Plan is formulated realistically by considering all
prevailing external and internal conditions that may affect
the sustainability of the Bank's business
withoutcompromising prudent principle and risk
management. In addition, to ensure that the
implementation of the Bank's business will be done
according to the Bank's Business Plan, Bank Saudara
holds a Kick Off Meeting attended by employees from all
levels in the organization. This event has became as a
means for the Board of Directors to communicate the
Bank's Business Plan.

RISIKO KEPATUHAN

COMPLIANCE RISK

Risiko Kepatuhan adalah risiko yang disebabkan Bank
tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Pengelolaan Risiko Kepatuhan dilakukan dengan
melakukan uji kepatuhan terhadap setiap rancangan
kebijakan, prosedur dan limit yang akan ditetapkan agar
setiap kebijakan atau keputusan tersebut tidak
menyimpang dari ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Compliance risk arises from the Bank's non compliance or
failure to follow all prevailing laws and regulations. The
management of compliance risk involves compliance test
on every policy plan, procedure and established limits so
that every policy or decision made by the Bank does not
infringe upon the prevailing laws and regulations.

RISK MANAGEMENT CERTIFICATION
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan
efektivitas manajemen risiko pada industri perbankan
adalah keahlian dan kompetensi sumber daya manusia di
bidang manajemen risiko, baik yang menjalankan fungsi
kegiatan operasional (risk taking), fungsi manajemen risiko
maupun fungsi pengendalian intern. Dalam rangka
meningkatkan kompetensi dan keahlian manajemen risiko
yang lebih memadai, maka Bank Saudara sesuai
Peraturan Bank Indonesia No. 7/25/PBI/2005 yang
dikeluarkan pada tanggal 3 Agustus 2005 tentang
Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat
Bank Umum, mengikutsertakan pengurus dan pejabat
bank dalam sertifikasi manajemen risiko.
Sertifikasi manajemen risiko merupakan standar
kompetensi dan keahlian minimal yang harus dipenuhi oleh
pengurus dan pejabat di industri perbankan untuk
memastikan bahwa kegiatan usaha bank dilaksanakan
oleh sumber daya manusia

One of the determining factors in the success and efficient
management of risks in the banking industry is the skill and
competence of the human resource with respect to risk
management, whether those in the risk-taking or
operational side, or those who are in the role of risk
managers or internal controls. In an effort to increase the
competence and skills of the Bank's risk management,
pursuant to Bank Indonesia Regulation No.
71251PB112005 issued on 3 August 2005 on the Risk
Management Certification for Management and Officer of
Commercial Banks, Bank Saudara has arranged for its
management and bank officials to attend a risk
management certification program. The risk management
certification represents the minimum standard of
competence and skills that must be fulfilled by the
management and officials in the banking industry to ensure
that bank activity is done by those

Bank Saudara Annual Report 2008

SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO

65

yang memiliki kompetensi dan keahlian di bidangnya.
Mengingat kompleksitas dalam kegiatan usaha bank,
maka ditetapkan tingkatan sertifikasi yang dipersyaratkan
bagi pengurus dan pejabat pada masing-masing kelompok
jabatan dan kelompok bank.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Bank Saudara
mengikutsertakan para peserta ujian dalam bimbingan
belajar yang diselenggarakan oleh provider pelatihan yang
mempunyai reputasi baik.
Sesuai Rencana Bisnis Bank Saudara tahun 2007 – 2009,
seluruh kewajiban sertifikasi manajemen risiko bagi
pengurus dan pejabat Bank Saudara akan selesai pada
tahun 2010.

Bank Saudara Annual Report 2008

66

who have the competency and skills in their fields.
Considering the complexity of bank activity, the Bank
established certification levels required for themanagers
and officials in their respective positions and groupings.
To reach an optimum result, Bank Saudara has assigned a
reputable trainer to provide a preparatory program for the
Bank's participants who are going to take the Risk
Management Certificatio Examination.
In line with Bank Saudara's 2007-2009 business plans, all
requirements for risk management certification for the
managers and officers of the Bank will be completed by
2010.

Tata Kelola Perusahaan

Good Coorporate Governance

IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE IMPLEMENTATION

Untuk terus meningkatkan nilai dan perkembangan usaha
perusahaan serta dalam rangka menjamin hak dari
stakeholder, Bank Saudara menyadari pentingnya
penerapan tata kelola perusahaan yang baik dalam
pelaksanaan kegiatan usahanya. Penerapan tata kelola
perusahaan di Bank Saudara dilaksanakan melalui fungsifungsi pengawasan dan manajemen risiko terhadap
seluruh aspek kegiatan.

In order to improve the Bank's value and business
development as well as to guarantee the stakeholder
rights, Bank Saudara recognizes the importance of the
implementation of good corporation governance in all its
business activities. The implementation of good corporate
governance in Bank Saudara is done through supervisory
functions and risk management in all aspects of the Bank's
activities.

Kebijakan tata kelola perusahaan Bank Saudara disusun
dengan memperhatikan prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan
kewajaran. Secara berkala, kebijakan tata kelola
perusahaan Bank Saudara ditinjau dan disesuaikan
dengan perkembangan perusahaan dan ketentuan yang
berlaku di Indonesia.

Bank Saudara's good corporate governance policyis
established by taking into account the principles of
transparency, accountability, responsibility, independence,
and appropriateness. On a periodic basis, the policy is
reviewed and adjusted based on the Bank's development
and applicable rules and regulations in Indonesia.

Rapat Umum Pemegang Saham

The General Meeting of the Shareholders (GMS) is the
highest authority in the structure of Bank Saudara
management system. The Board of Commissioners and
Board of Directors are accountable for their performance to
the Shareholders. The GMS also discusses strategies,
policies, business results and other important issues
including election and discharge of the members of the
Board of Commissioners and Board of Directors. If
requested by the shareholders, the Bank may also
Convene the Extraordinary General Meeting of
Shareholders (EGMS).

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan
otoritas paling tinggi dalam struktur tata kelola perusahaan
Bank Saudara. Melalui RUPS Direksi dan Dewan
Komisaris mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada
pemegang saham. RUPS juga membahas strategi,
kebijakan, hasil-hasil usaha dan hal-hal penting lainnya,
termasuk pemilihan dan pemberhentian anggota Dewan
Komisaris dan Direksi. Apabila diminta oleh pemegang
saham, Bank juga menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Pada tahun 2008 Bank Saudara menyelenggarakan
RUPS dan RUPSLB sebagai berikut :

General Meeting of the Shareholders

In 2008, Bank Saudara had a General Meeting of the
Shareholders and an Extraordinary General Meeting of the
Shareholders as follows:

Annual General Meeting of the Shareholders
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang
diselenggarakan pada tanggal 11 Maret 2008 di
Ramayana Room Hotel Preanger Jl.Asia Afrika No.
81 Bandung telah diputuskan hal-hal sebagai berikut :

In the Annual General Meeting of the
Shareholders on 11 March 2008 at Ramayana
Room, Hotel Preanger, JI. Asia Afrika No. 81,
Bandung, the Shareholders decided the
following:

I.

I.

Agenda 1 dan 2 :
1. Menerima dengan baik Laporan Tahunan
Direksi mengenai kegiatan Perseroan
serta tata usaha keuangan Perseroan
untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2007 dan Rencana
Kerja tahun 2008,
2.

Menyetujui dan mengesahkan Neraca dan
Perhitungan Laba – Rugi Perseroan untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2007 dan Rencana Kerja tahun
2008, serta memberikan pelunasan dan
pembebasan tanggung jawab sepenuhnya
(acquit et de charge) kepada para anggota
Direksi dan Komisaris Perseroan atas
tindakan pengurusan dan pengawasan
yang telah dilakukannya dalam tahun buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2007, sejauh tindakan tersebut tercermin
dalam Perhitungan Tahunan.

Agenda 1 and 2:
1. To accept unconditionally the Board of
Directors'Annual Report on
Company's business activities, the
financial administration of the Company
for he fiscal year ended 31 December
2007 and Work Plan for 2008,
2. To approve and ratify the Company's
Balance Sheet and Statement of
Income for the fiscal year ended 31
December 2007, and Work Plan for
2008, and to accept and fully
release (acquit et de charge) the
Company's Board of Directors and
Commissioners of responsibilities
over their administration
and supervision rendered in the fiscal
year ended 31 December 2007,
provided that the actions are
r e f l e c t e d i n t h e A n n u a l
Calculation.

Bank Saudara Annual Report 2008

?
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

67

II.

Agenda 3 :
1. Menyetujui dan mengesahkan Laba Bersih
Perseroan untuk tahun buku 2007 sebesar
Rp. 31.603.716.557,00 (tiga puluh satu
milyar enam ratus tiga juta tujuh ratus enam
belas ribu lima ratus lima puluh tujuh
rupiah).
2. Menyetujui dan menetapkan dari jumlah
laba bersih untuk tahun buku 2007 setelah
dikurangi akumulasi kerugian tahun
sebelumnya sehingga Perseroan masih
mempunyai saldo laba yang positif sebesar
Rp. 21.558.068.140,00 (dua puluh satu
milyar lima ratus lima puluh delapan juta
enam puluh delapan ribu seratus empat
puluh rupiah) digunakan untuk :

II. Agenda 3:
1.
To approve and ratify the Bank's Net Income for
t
he fiscal year 2007 of Rp 31,603,716,557.00
(thirty one billion six hundred three million
seven hundred sixteen thousand five
hundred fifty seven rupiah).

A. Sebesar Rp. 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah) digunakan untuk
penyisihan Cadangan Peseroan.

A. Rp 1, 000, 000, 000.00 (one billion rupiah) is
set aside for Bank's Reserve.

B. Sebesar Rp. 15.000.000.000,00 (lima
belas milyar rupiah) atau Rp. 10,00
(sepuluh rupiah) per lembar saham,
dibagikan sebagai deviden tunai
kepada pemegang saham.
Pembagian deviden tunai akan
dilakukan sesuai jadwal sebagai
berikut :
?
Tanggal 9 April 2008 : cum deviden
di Pasar Reguler dan Pasar
Negosiasi .
?
Tanggal 14 April 2008 : cum
deviden di Pasar Tunai.
?
Tanggal 10 April 2008 : ex deviden
di Pasar Reguler dan Pasar
Negosiasi.
?
Tanggal 15 April 2008 : ex deviden
di Pasar Tunai
?
Tanggal 14 April 2008 : Penutupan
pencatatan nama pemegang
saham dalam Daftar Pemegang
Saham yang berhak atas deviden
(recording date).
?
Ta n g g a l 2 8 A p r i l 2 0 0 8 :
Pelaksanaan Pembayaran deviden

B. Rp 15,000,000,000.00 (fifteen billion
rupiah) or Rp 10.00 (ten rupiah) per share is
distributed as cash dividend to be paid
to shareholders. Dividend distribution will be
done according to the following schedule:

C. Sebesar Rp. 5.558.068.140,00 (lima
milyar lima ratus lima puluh delapan
juta enam puluh delapan ribu seratus
empat puluh rupiah) digunakan
sebagai laba ditahan Perseroan.
Bank Saudara Annual Report 2008

68

III.

Agenda 4:
Menunjuk Akuntan Publik yang
direkomendasikan oleh Direksi dan Komisaris
Perseroan yang akan mengaudit Laporan
Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, serta
menetapkan honorarium dan persyaratan lain
pengangkatannya.

2.

To approve and settle from the total net income
for the fiscal year 2007, after deducting the
accumulated losses from the previous year,
a positive retained earnings balance of
Rp 21,558,068,140.00 (twenty o n e b i l l i o n
five hundred fifty eight million sixty eight
thousand one hundred forty rupiah)
to be used for:

9 April 2008: cum dividend in Regular and
Negotiable Market
14 April 2008: cum dividend in Cash Market
10 April 2008: ex dividend in Regular and
Negotiable Market
15 April 2008: ex dividend in Cash Market
14 April 2008: Closing date of record for
recording shareholders' name in the List of
Shareholders who are entitled to dividend
28 April 2008: Payment of Dividends.

C. Rp 5,558,068,140.00 (five billion fivehundred
fifty eight million sixty eight thousand
and one hundred forty rupiah) of Earnings is
retained in the Company.

III. Agenda 4:
To appoint the Public Accountants recommended by
the Company Directors and Commissioners to audit
The Bank's Financial Report for the fiscal year ended
31 December 2008, and to settle the fee and other
requirements in regard to their appointment.

IV.
IV.

Agenda 5 :
1. Menegaskan kembali susunan anggota
Komisaris dan Direksi Perseroan terhitung
mulai tanggal 24 Agustus 2007 sampai
dengan tanggal 30 Mei 2012 adalah
sebagai berikut :

Agenda 5:
1. To re-appoint the Commissioners and
Directors with effect from 24 August
2007 until 30 May 2012 as follows:

DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS

Nama

Jabatan

Name

Position

R. Maulana Ibrahim, SE. AK, MA

Komisaris Utama President Commissioner

Maskan Iskandar, SH

Komisaris Commissioner (Komisaris Independen Independent Commissioner)

Dr. Uce K. Suganda, MM

Komisaris Commissioner (Komisaris Independen Independent Commissioner)

DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS

Jabatan

Name

Position

Farid Rahman, SE, MBA

Direktur Utama President Director

Madyantoro Purbo, MBA

Direktur Director

Ir. Arief Budiman

Direktur Director

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR
BIASA
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
yang diselenggarakan pada tanggal 11 Agustus 2008
di Financial Club Gedung Graha Niaga Lantai 27
Jl.Jenderal Sudirman Kaveling 58 Jakarta telah
ditetapkan beberapa keputusan rapat yaitu :
1.

Menyetujui perubahan pasal 3 ayat 2d angka 6
dan 7 Anggaran Dasar Perseroan.

2.

Menyetujui peningkatan Modal Dasar Perseroan
dari semula sebesar Rp. 400.000,000.000,(empat ratus milyar rupiah) menjadi sebesar Rp.
600.000.000.000,- (enam Ratus Milyar Rupian).

3.

Menyetujui perubahan seluruh Anggaran Dasar
Perseroan untuk disesuaikan dengan UndangUndang nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dan peraturan lainnya yang
berlaku.
Memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan
untuk menyatakan dalam suatu akta Notaris
tersendiri perubahan anggaran dasar tersebut
serta unuk membuat dan meminta dibuatkan,
menandatangani dokumen yang diperlukan
untuk memohon pengesahan atas perubahan
anggaran dasar tersebut, termasuk untuk
menandatangani pengubahan dan/atau
penambahan dalam bentuk yang
bagaimanapun juga yang diperlukan untuk
memperoleh pengesahan tersebut, serta untuk
satu dan lain hal tanpa ada yg dikecualikan.

4.

EXTRAORDINARY GENERAL MEETING OF
SHAREHOLDERS
In the Extraordinary General Meeting of the
Shareholders held on 11 August 2008, at the
Financial Club, Graha Niaga Building 27th Floor, Jl.
Jenderal Sudirman, Kavling 58 Jakarta, the
shareholders approved the following resolutions:
1.

To change chapter 3, article 2d, numbers
6 and 7 of the Articles of Association.

2.

To increase the Company's Authorized
Capital from Rp 400, 000, 000, 000.00
(four hundred billion rupiah) to Rp 600,
000, 000, 000.00 (six undred billion rupiah).

3.

To revise the Articles of Association to
comply with Law number 40 year 2007 on
Limited Liability Company and other valid
regulations.

4.

To authorize the Bank's Directors to state
in a separate notary deed the said changes
and to prepare and request for the
preparation, to sign necessary documents
needed to be submitted for the legalization
of the changes in the Articles of
Association, including the authority to sign
changes and or to add in any format other
requirement for the legalization, in one
way or the other without any exception.

Bank Saudara Annual Report 2008

·

Nama

69

·

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR
BIASA

EXTRAORDINARY GENERAL MEETING OF THE
SHAREHOLDERS

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada
tanggal 29 Agustus 2008 di Financial Club Gedung
Graha Niaga Lantai 27 Jl.Jenderal Sudirman Kaveling
58 Jakarta diselenggarakan berhubung tidak
tercapainya korum Rapat pada tanggal 11 Agustus
2008 atas agenda :

Extraordinary General Meeting of the Shareholders was
held on 29 August 2008, at the Financial Club Graha Niaga
Building 27th Floor, Jl. Jenderal Sudirman Kavling 58,
Jakarta, as the required quorum was not met on 11 August
2008 over the following agenda:

?
Persetujuan Transaksi Sewa Menyewa Gedung
Kantor yang merupakan Transaksi Berbenturan
Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bapepam-LK IX.E.1 tentang
Transaksi Berbenturan Kepentingan Tertentu.

Approval of the Lease Transaction of Office
Building which was a Conflict of Interest as
stated in Bapepam Regulation-LK IX.E.1 on
Conflict of Interest of Certain Parties.

?
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR

BIASA
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
yang diselenggarakan pada tanggal 26 September
2008 di Financial Club Gedung Graha Niaga Lantai 27
Jl.Jenderal Sudirman Kaveling 58 Jakarta ditetapkan
beberapa keputusan rapat yaitu :
?
Meratifikasi dan menyetujui semua tindakan
Direksi Perseroan Serta Usulan transaksi
SewaMenyewa Gedung Kantor yang
merupakan Transaksi Benturan Kepentingan
antara Perseroan dengan Terafiliasi Pemegang
Saham Utama sebagaimana diatur dalam
Peraturan Nomor IX.E.1. Lampiran Keputusan
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP32/PM/2000 tanggal 22 Agustus 2000 tentang
Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

Bank Saudara Annual Report 2008

70

EXTRAORDINARY GENERAL MEETING OF
THE SHAREHOLDERS
In the Extraordinary General Meeting of the Shareholders
held on 26 September 2008, at the Financial Club Graha
Niaga Building 27th Floor, Jl. Jenderal Sudirman Kavling
58, Jakarta, the shareholders decided several resolutions:
Ratification and approval for all actions of the
Company's Board of Directors as well as
Recommendation to lease office building that
turned out to be a Conflict of Interest Transaction
between the Company and Affiliated Controlling
Shareholder as regulated in Regulation Number
IX.E.1 Attachment of the Decision of the
Chairman of Financial Market Supervisory
Board No. KEP-32/PM/2000 dated 22 August
2000 on the issue of Conflict of Interest on
Certain Transactions.

DEWAN KOMISARIS

BOARD OF COMMISSIONERS

Pada akhir tahun 2008, Dewan Komisaris Bank Saudara
terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama dan 2 (dua)
orang Komisaris Independen. Komposisi ini telah sesuai
dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006
tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum dan Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 9/12/DPNP tanggal 30 Mei
2007 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance
Bagi Bank Umum. Seluruh anggota Dewan Komisaris
Bank Saudara berdomisili di Indonesia.

At the end of 2008, Bank Saudara's Board of
Commissioners consists of 1 (one) President
Commissioner and 2 (two) Independent Commissioners.
This composition is in line with Bank Indonesia Regulation
No 8/4/PBI/2006 dated 30 January 2006 on
Implementation of Good Corporate Governance for
Commercial Banks and Bank Indonesia's Circular No
9/12/DPNP dated 30 May 2007 on the Implementation of
Good Corporate Governance for Commercial Banks. All
members of Bank Saudara's Board of Commissioners are
domiciled in Indonesia.

Nama

Jabatan

Name

Position

R. Maulana Ibrahim, SE. AK, MA

Komisaris Utama President Commissioner

Maskan Iskandar, SH

Komisaris Commissioner (Komisaris Independen Independent
Commissioner)

Dr. Uce K. Suganda, MM

Komisaris Commissioner (Komisaris Independen Independent
Commissioner)

Komisaris Independen merupakan anggota Komisaris
yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan
anggota Komisaris lainnya, Direksi dan/atau pemegang
saham pengendali. Tugas utama Komisaris Independen
adalah melindungi kepentingan pemegang saham
minoritas Bank.

Independent commissioner is a Commissioner member
who does not have any financial relationship,
administrative Interest, share ownership and/or blood
relation with other Commissioners, Board of Directors
and/or controlling shareholder. The primary duty of the
Independent Commissioner is to protect the interest of the
Bank's minority shareholders.

Anggota Dewan Komisaris dipilih oleh pemegang saham
Bank untuk mengawasi pengelolaan Bank oleh Direksi.
Dewan Komisaris juga memantau efektivitas penerapan
tata kelola perusahaan, memberikan masukan dan
melakukan kajian khusus serta tindakan yang dianggap
perlu untuk memastikan pengelolaan Bank yang sehat dan
berhati-hati.

Members of the Board of Commissioners are elected by the
Bank shareholders to supervise the Bank management
carried out by the Directors. The Board of Commissioners
also monitors system implementation effectiveness,
recommends and perform some actions to ensure healthy
and prudent management of the Bank.

Dewan Komisaris Bank Saudara menjalankan tugasnya
berdasarkan pada Kebijakan dan Pedoman Dewan
Komisaris, Anggaran Dasar Perusahaan, Undang-Undang
Perseroan Terbatas, Peraturan Perbankan, UndangUndang Pasar Modal dan Peraturan Bank Indonesia.
Sesuai dengan Kebijakan dan Pedoman Dewan
Komisaris, Dewan Komisaris mengadakan rapat 12
(periode). Anggota Direksi dan Manajemen terkait serta
Auditor Internal dapat diundang menghadiri rapat untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
kegiatan dan usaha Bank. Hasil rapat Dewan Komisaris
dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh
seluruh peserta rapat dan didokumentasikan secara baik.

Bank Saudara's Board of Commissioners carry out their
duties based on the Policy and Guideline for Board of
Commissioners, Company's Articles of Association,
Limited Liability Company Law, Banking Regulations,
Capital Market Law and Bank Indonesia Regulations.
In line with the Policy and Guideline for the Board of
Commissioners, the commissioners meet at least 12 times
(periodically). Members of the Management and Directors
as well as the Internal Auditor can be invited to attend the
meeting to provide better insight on bank activities and
efforts. The results of the meeting are properly documented
in a minutes of meeting that is signed by all meeting
attendees.

Rapat Dewan Komisaris
Board of Commissioners Meeting

Jumlah Rapat

Kehadiran

Number of Meetings

Attendance

R. Maulana Ibrahim, SE. AK, MA

12

12

Maskan Iskandar, SH

12

12

Dr. Uce K. Suganda, MM

12

12

Membership

Beberapa rekomendasi Dewan Komisaris terhadap
kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan Perseroan
berdasarkan hasil rapat Dewan Komisaris selama tahun
2008 adalah sebagai berikut :

Highlights of the Board of Commissioners
recommendations on Directors policies in managing the
Bank based on the Board of Commissioners Meetings in
2008 include the following:

Bank Saudara Annual Report 2008

Keanggotaan

71

Highlights of the Board of Commissioners recommendations
on Directors policies in managing the Bank

Rekomendasi

No.

Recommendation

1.

Pelaksanaan Self Assesment Good Corporate Governance Bank Saudara

2.

Peninjauan berkenaan dengan penyeluran kredit UMKM untuk disampaikan ke Bank Indonesia termasuk masalah
hukumnya.

Implementation of Bank Saudara Self Assessment of Good Corporate Governanc

Examination on distribution of Micro, Small and Mid-size Business Program to be presented to Bank Indonesia including the legal aspect.

3.

Peninjauan atas pemberian fasilitas kredit kepada debitur sapi perah untuk segera dibuatkan satu sistem yang khusus
sebagai early warning pada jenis usaha tersebut

4.

Peninjauan kembali atas pengelolaan pensiun karyawan Bank Saudara untuk dapat dilakukan pengelolaan sendiri oleh
perseroan.

Examination over approval of credit facility to dairy farmer debitors warrant for a special system to provide early warning for this type of business to be
prepared immediately,

Review over the management of Bank Saudara’s employees pension, so company would be able to self-manage it.

5.

6.

Peninjauan atas kebijakan SDM dalam mengembangkan treatment terjadinya turn over karyawan Bank Saudara