Majalah Simfoni FLS2N 2017

Melestarikan Seni Budaya,
Mengukuhkan Nasionalisme

2

KABAR PEMBUKAAN

Foto : Seno

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

SALAM
REDAKSI

S

SALAM REDAKSI


REDAKSI

alah satu pesan penting Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor
39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan adalah pembinaan terhadap
siswa harus dilakukan secara seimbang
dalam bentuk festival/lomba di bidang seni,
olahraga, dan sains. Dalam bidang seni,
pesan tersebut diwujudkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melalui penyelenggaraan Festival dan
Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).

ketujuh, mengasah kepekaan siswa dalam
menghargai seni dan karya orang lain.

FLS2N adalah perhelatan festival dan lomba

di bidang seni tingkat nasional yang diikuti
oleh peserta didik dari seluruh Indonesia
setelah lolos seleksi pada festival dan
lomba tingkat provinsi. Ada 7 tujuan FLS2N.
Pertama, membina dan meningkatkan
kreativitas siswa dalam bidang seni
dan sastra. Kedua, menanamkan dan
membina apresiasi seni dan sastra,
khususnya terhadap nilai-nilai tradisi yang
berakar pada budaya bangsa. Ketiga,
membangun karakter bangsa. Keempat,
mengembangkan sikap kompetitif dalam
diri siswa yang berwawasan global.
Kelima, sebagai sarana promosi potensi
siswa kepada dunia industri pariwisata.
Keenam, menyediakan wahana kompetensi
putra-putri terbaik Indonesia dalam
mengembangkan minat dan talenta yang
dimiliki khususnya di bidang seni; dan


Pada tahun 2017 ini, FLS2N X di
selenggarakan di dua daerah, yaitu Kupang,
Nusa Tenggara Timur untuk jenjang SMA
dan SMK, serta Surabaya, Jawa Timur untuk
jenjang SD, SMP, dan PKLK.

Sejak
pertama
diselenggarakan
di
Provinsi Jawa Barat pada 21-26 Juli 2008
hingga saat ini, FLS2N sudah berjalan 10
tahun. Kesinambungan dan ketetapan
penyelenggaraan FLS2N ini, merupakan
bentuk
tanggungjawab
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam
pembinaan dan pengembangan bakat dan
prestasi siswa dalam bidang seni.


Sebagai
bentuk
pelayanan
publik,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah menerbitkan Majalah Simfoni
sebagai jendela yang memungkinkan
publik mengetahui ragam peristiwa FLS2N
X yang berlangsung mulai tanggal 24-30
September 2017.
Semoga sajian ini memberi gambaran
umum terhadap pelaksanaan FLS2N X.
Selamat membaca!
Satriyo Wibowo

PENGARAH
DIRJEN DIKDASMEN
PENASIHAT
SESDITJEN DIKDASMEN

PENANGGUNG JAWAB
YUDISTIRA W
PEMIMPIN REDAKSI
SATRIYO WIBOWO
WAKIL PEMIMPIN
REDAKSI
KARTI
REDAKTUR PELAKSANA
MARGO SUBEKTI
REDAKTUR
M. ADIB MINANUROKHIM
| BILLY ANTORO
REPORTER
MUSTOFIK SLAMET
BARA HIKMATYAR
EKKY FAJRIE
SULAEMAN ABDUL R
DERY DAMARA
HARRYS KRISTANTO
ROBERT L. TENGGARA

NGADIRUN
SABRINA AMANDA
ONENG WAHYU
SEPTIYADI GUSLINAR
AIP SAEPUDIN
FOTOGRAFER
SENO AJI
ALVEIN DAMARDANTO
RAIFIANDI
SAMSUDIN
DESAIN DAN TATA LETAK
MUHAMMAD ANHAR
VIDEOGRAFER
T. IKHWANUL GHOFUR
BENNY SUSANTO
EDITOR VIDEO
SONNY HASSAN
KEUANGAN
MUKHIDIN
SULISTYAWATI

M. FITRAH
SEKRETARIAT
JUJU SURGANA
GUNAWAN LAKSONO
TRANSPORTASI
TARYADI
MASHURI
AGIT SUPRIYANTO

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

3

4

DAFTAR ISI

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

6


FL
S2
N,

Ha

Ka
w
ah

Ca
nd
ra
di
m
uk
a

Se

ni
Bu
da
ya

ax
Ho

-1
3

.1

12

l
Ha

an
aw

el
M

l.

6-9
10 -13
16 - 19
24
22
26

4

LAPORAN KHUSUS
INSPIRASI

ga
ja
en

M
n
ka
ar h
Aj su
u
a,
ab i M
at ar
M id
r
ri
Ta rito
Te

KABAR PEMBUKAAN
LAPORAN UTAMA
KABAR LOMBA

2
l.
Ha

DAFTAR ISI

IS

AF

GR

FO

IN

20

RI

LE

GA

GA

LE

RI

PE
LO MB
M UK
BA A
A

N

14

-1
-2 5
1

25

l.

Ha

11

N
S2
FL

Ha
l.

3
-2

an
ng
ba
em
rk
Pe

M
M eles
en t
gu ari
ku ka
hk n S
an en
Na i B
si ud
on ay
al a,
is
m
e

n
da

22

h
ra
ja
Se

9
l.

Ha
n
ka
et
rg
Ta
ni
Ne

as
Em

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

Foto : Kiki

KABAR PEMBUKAAN

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

5

6

KABAR PEMBUKAAN

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

Maria Senang
dan Percaya Diri

Foto : Dery

M

aria
Ferbryani
Loni
Suryadi,
siswi
asal
Maumere,
Nusa
Tenggara Timur (NTT), adalah peserta
lomba seni tari di ajang Festival dan Lomba
Seni Siswa Nasional (FLS2N) di Surabaya,
Jawa Timur. Walaupun persiapan yang ia
lakukan terbilang umum dengan peserta
lainnya, siswi mungil ini begitu senang dan
penuh percaya diri mengikuti ajang tahunan
bergengsi ini.

Sebagai tuan rumah, ada
semangat juara yang membara.
Bersama teman-temannya,
Maria ingin mengharumkan
nama daerahnya.

Tekad Tari
Torehkan
Prestasi

T

ari Destriani, siswi kelas VI SD Negeri
04 Kepahiang, Bengkulu, sangat
senang datang ke Surabaya guna
mengikuti Festival Lomba Seni Siswa
Nasional (FLS2N). Ia datang didampingi
pelatihnya Igha Miranti. Ia akan menyajikan
tarian Temakap Rekacak (menangkap
capung).

“Saya ikut seni tari bersama lima orang
teman saya. Persiapan saya hanya latihan
dan berdoa,” ujar siswi kelas IX SMP Katolik
Virgo Fidelis, Maumere, di sela pembukaan
FLS2N yang diselenggarakan di Ballrom
Hotel Grand Mercure Surabaya, Senin
(25/9/2017).
Proses seleksi yang dijalani Maria terbilang
singkat. Beberapa hari latihan, ia langsung

Sebelum berangkat ke Surabaya mewakili
Bengkulu, Tari telah mengikuti seleksi mulai
tingkat kabupaten hingga provinsi. Ia selalu
menduduki peringkat 1 sehingga bisa melaju
ke tingkat nasional.
Kini Tari ingin terus mempertahankan
prestasinya.
Ia
akan
berusaha
mengharumkan nama provinsinya di ajang
bergengsi ini.

diikutsertakan dalam festival seni tari.
“Sebelumnya ada training center dan ada
proses seleksinya juga di provinsi. Tiga hari
ada tes di Kupang. Hari keempatnya saya
diberangkatkan ke Surabaya,” ujarnya.
Sebagai tuan rumah, Maria cukup
bersemangat mengikuti lomba. Ia dan
teman-temannya saling menyemangati.
“Perwakilan dari NTT itu ada musik kampung,
gitar solo, puisi, tari, dan vokal. Saya senang
karena banyak temannya,” ucapnya.
Walaupun orang tua tidak ikut mendampingi,
Maria tetap percaya diri bisa tampil maksimal.
Ia hanya didampingi bibinya. “Tapi saya
percaya orang tua selalu mendoakan saya
walaupun saya jauh dari mereka. Mendoakan
yang terbaik untuk keberhasilan saya,”
katanya. Ia ingin membanggakan orang tua
dan mengharumkan nama provinsi.*
Dery Damara

Keberhasilan perjuangan di
daerah harus diteruskan. Tari ingin
menunjukkannya di Surabaya.

“Saya harus tetap bersemangat, berlatih
secara intens, dan dibarengi dengan rajin
berdoa serta tetap bersyukur,” ucapnya di
sela pembukaan FLS2N di Garden Palace
Hotel, Surabaya, Senin (25/9/2017).*
Aip Saepudin

Foto : Aip Saepundin

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

KABAR PEMBUKAAN

Senyum
Manis dari
Jambi
Rezeki tidak hanya berupa
anugerah juara. Dapat teman
baru juga merupakan rezeki yang
mahal harganya.
Senin pagi (25/9/2017), seorang siswa di
atas kursi roda tersenyum manis di bagian
belakang

Ballroom

Hotel

Rich

Palace

Surabaya, lokasi pembukaan Festival dan
Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N)

X. Ia

adalah Dhimas Vyatra Arisyah Rahman, siswa
kelas VIII SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi.

Foto : Robert

Latih Kepercayaan
Diri Saat Tampil
Keterbatasan
tak
mengurangi
kepercayaan diri Nurhidayana. Ia terus
melatihnya.

Foto : Septiyadi Guslinar

Ia ditemani guru Pembina dan dua sahabat,

Rekan satu daerah Dhimas yaitu Waisal,

menyimak keseluruhan acara pembukaan.

peserta lomba membaca Al quran. Alasannya
mengikuti lomba terhitung hebat.

Mengikuti lomba di ajang FLS2N merupakan
hal baru bagi Dhimas. Ia belum menetapkan

“Dapat memotivasi orang lain dalam membaca

target medali. “Belum ada target, tapi nanti

Al quran,” katanya. Dengan disertai dukungan

lihat bila ada rezekinya semoga bisa juara,”

dan doa kedua orang tua dan guru, ia berharap

ujarnya.

pulang bawa medali.

Mengikuti
sungguh

perlombaan
dan

7

penuh

dengan
sukacita

sungguhbaginya

Ghalib, rekan Waisal, peserta lomba desain
grafis. Tahun lalu

ia mengikuti FLS2N IX,

adalah kebahagiaan tersendiri. Sebab, itu

Manado dan meraih peringkat ke-4. Kini

membuatnya

targetnya jelas, yaitu medali emas.*

dapat

berkenalan

dengan

sahabat-sahabat baru dari daerah lain.

F

estival dan Lomba Seni Siswa Nasional
(FLS2N) 2017 kali ini berlangsung di
dua kota yaitu Kupang, Nusa Tenggara
Timur, dan Surabaya, Jawa Timur. Untuk
jenjang PKLK, pembukaan berlangsung
pada Senin (25/9/2017), mulai pukul 08.00
WIB di Ballroom Rich Garden Hotel Surabaya.
Ruangan tampak penuh dan meriah.
Poppy
Dewi
Puspitawati,
Direktur
Pembinaan Pendidikan Khusus Layanan
Khusus, mengatakan partisipasi dalam
FLS2N lebih penting dari sekadar
mendapatkan juara. Pengalaman yang
didapat melalui pertemuan dengan temanteman dari seluruh Indonesia adalah hal
yang tidak ternilai.
Salah satu peserta FLS2N yang hadir dalam
acara pembukaan bernama Nurhidayana.
Peserta lomba vokal solo asal SLB Yappat

Septiyadi Guslinar

Pasaman, Sumatera Barat, ini didampingi
oleh guru pendampingnya yaitu Yulidar.
Menurut Yulidar, Nur meraih juara 1 pada
seleksi di tingkat provinsi. “Saat itu ia
menyanyikan lagu nasional Indonesia
Pusaka dan lagu daerah Ayam Den Lapeh,
mengalahkan siswa-siswi lainnya wakil dari
kabupaten dan kota di Sumatera barat,”
jelasnya. Berlatih, tambahnya, merupakan
kunci kesuksesan.
Nurhidayana
membuka
rahasia
kemenangannya. Katanya, ia melatih
kepercayaan diri saat tampil. “Bu Yulidar
juga selalu mengatakan saya pasti bisa
walaupun memiliki keterbatasan dalam
penglihatan. Ini yang memotivasi saya,”
ungkapnya.*
Robert L. Tenggara

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

8

KABAR PEMBUKAAN

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

Naura Bertekad
Tampil Maksimal
Foto : Harys

N

aura Nur Azizah, siswi kelas XII
jurusan IPA SMA Muhammadiyah
Tarakan, bertekad akan tampil
maksimal pada Festival dan Lomba
Seni Siswa Nasional (FLS2N) X, yang
diselenggarakan di Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT). Siswi yang ikut lomba baca
puisi tingkat SMA ini tak mengkuatirkan
hasil yang akan didapat. Sebab, prestasi tak
jarang mengikuti seberapa maksimal usaha
dilakukan.
“Tampil
maksimal,
soal
juara
disampingkan,” ujar wakil Provinsi
Kalimantan Utara ini saat pembukaan
FLS2N X di Millennium Ballroom, Kupang,
NTT, Senin, 25 September 2017.

Bagi Naura, motivasi dapat datang dari
diri sendiri. Namun demikian, motivasi dari
pihak lain juga sangat diperlukan.
“Di antaranya mendapatkan dukungan
dari orang-orang terdekat, panitia-panitia,
dan gubernur. Apalagi kemarin sebelum
berangkat ke Kupang, mereka mengatakan
bahwa dapat juara atau tidak dapat juara,
tidak apa-apa. Karena ke sini saja sudah
juara. Jadi saya tambah semangat saja,”
tuturnya.
Sebelum berangkat ke Kupang, Naura rajin
berlatih dari pagi sampai malam, baik di
rumah maupun di sekolah.
Saat seleksi FLS2N bidang baca puisi,
Naura ditunjuk gurunya untuk mengikuti

seleksi. Mulanya ia sempat bingung karena
ia tak begitu akrab dengan puisi. Ia lebih
akrab dengan seni baca Al-Qur’an, di mana
ia pernah jaura 2 tingkat provinsi. Tapi
kemudian, saat seleksi ia berhasil terpilih,
mulai seleksi antar sekolah, kota, hingga
provinsi. “Akhirnya saya yang terpilih,
walaupun banyak koreksi dan harus saya
diperbaiki,” ceritanya.
Sehari berada di Kota Kupang, Naura sudah
memperoleh teman yang berasal dari
Kalimantan Selatan.
“Kesannya itu intresting banget ngomong
sama mereka karena menggunakan bahasa
mereka sendiri. Kadang-kadang teman
sekamar agak bingung, ngomongnya khas
mereka. Pokoknya unik,” katanya senang.
“Harapan di hari-hari berikutnya dapat
berbaur dengan teman dari provinsi lainnya,
biar tambah banyak pengalaman yang
didapat dan dipetik,” pungkasnya. *
Mustoik Slamet

Ingin Tampil Sempurna dan Menjadi Juara

S

enin, 25 September 2017, nampak kegembiraan terpancar
dari wajah para peserta Pembukaan Festival Lomba Seni
Siswa Nasional (FLS2N) X, yang terdiri dari siswa-siswi
tingkat SMA dan SMK dari 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Bertempat di Gedung Millenium Ballroom, Kupang, Nusa
Tenggara Timur, mereka bersemangat mengikuti
rangkaian acara pembukaan yang meriah.

Untuk menghadapi lomba, mereka
memperoleh
bimbingan
dari
Lilik
Sulistyawati selama tiga minggu. Dicky
bercerita tentang masalah yang tengah ia
hadapi. “Tekanan-tekanan kata, penafsiran
puisinya dan mimik muka harus pas dengan
kata-kata yang ada di puisinya,” ujarnya.

Di antara para peserta tersebut adalah Dicky
J. Payung dan Vonda Rachel Resmol. Keduaduanya berasal dari kelas dan sekolah yang
sama, yaitu kelas XI SMAN 5 Ambon, Maluku.
Dicky mengikuti lomba baca puisi sementara
Rachel megikuti lomba teater monolog.
Bagi mereka, FLS2N X ini merupakan
pengalaman pertama mewakili Provinsi
Maluku.

Sementara Rachel mengatakan bahwa ia
susah menguasai panggung. “Penguasaaan
panggung, harus hafal urutan kata-katanya
dan penafsiran dengan gaya-gaya yang
dilakukan,” ucapnya.

Tidak mudah bagi Dicky dan Rachel menjadi
wakil Provinsi Maluku. Mereka merasa ada
beban harapan di pundak mereka.

Meski mengalami beberapa kesulitan, baik
Dicky atau Rachel optimis meraih juara.
“Menjadi juara dan bisa menampilkan yang
terbaik untuk provinsi Maluku,” pungkas
dua remaja yang merasa senang berada di
Kupang bersama-sama teman seusianya
dari seluruh Indonesia.
Ngadirun

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

KABAR PEMBUKAAN

Foto : Harys

Neni Targetkan Emas

Mimpi Herson
Meningkatkan Pariwisata
Wamena

D

i sela-sela kemeriahan pembukaan
Festival dan Lomba Seni Siswa
Nasional (FLS2N) X di Millenium
Ballroom, Kupang, Nusa Tenggara Timur,
Herson Aula, siswa SMKN 1 Wamena kelas
XI jurusan Pariwisata, membagikan kisah
tentang kampung halamannya di Wamena,
Papua, yang ia tulis dalam sebuah puisi.

Foto : Harys

N

eni Fitriani Dewi, peserta lomba
cipta dan baca puisi tingkat SMK
asal Kendari, Sulawesi Tenggara ini
terlihat sangat antusias mengikuti acara
pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa
Nasional (FLS2N) X di Millenium Ballroom,
Kupang, Nusa Tenggara Timur. Wajahnya
berseri saat lensa kamera membidiknya. Ia
nampak manis.
Berbekal persipan yang cukup lama, Neni
siap untuk menghadapi lomba cipta dan
baca puisi. Dia memasang target meraih
juara I dalam lomba cipta dan baca puisi
tingkat SMK.
“Persiapan yang sudah dilakukan hampir 2
bulan, saya juga menargetkan meraih juara
I,” ujar siswa kelas XII di SMKN 1 Kendari ini.

X didukung oleh hobinya yang gemar
menulis. Ia merupakan anggota Sangar
Rupa, Kendari. Hobi menulis ini juga pernah
mengantarnya mengikuti Festival Sastra
Anak Indonesia, yang diadakan oleh Laskar
Pelangi di Kota Sorong, Papua Barat.
Menurut Neni, hobi dan pengalamannya
tersebut memotivasi dirinya mendalami
dunia tulis menulis, khususnya dalam dunia
drama.
“Di tahun 2012 saya pernah mengikuti
penulisan drama Laskar Pelangi dalam
Festival Sastra Anak Indonesia, yang di gelar
di Kota Sorong, Papua Barat, di situ saya
sebagai penulis naskah drama, saya juga
sebagai seorang penulis naskah drama atau
teater,” ungkapnya.*
Suleman

Keberhasilan Neni menjadi peserta FLS2N

Menurut siswa yang ikut lomba cipta dan
baca puisi tingkat SMK ini, puisi yang ia cipta
dan akan dibacakan berjudul “Indahnya
Alam Negeriku”.
Bagi Herson, puisi tersebut mengajak
anak-anak Indonesia, terutama anak-anak
di Papua, untuk menjaga kelestarian alam
agar dapat bisa menjadi daya tarik wisata
yang dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
“Kalau rakyat sejahtera kan semuanya akan
damai,” ujarnya, Senin, 25 September 2017.
Herson merasa senang dapat mengikuti
ajang FLS2N pada tahun ini. Dia berharap
dapat memberikan yang terbaik bagi Kota
Wamena dan Provinsi Papua.
“Semoga saya bisa lanjut berkarir terus
sampai kancah internasional,” doa Herson
untuk meraih mimpinya. *
Harys Kristanto

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

9

10

KABAR PEMBUKAAN

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

“Negeri ini luas, bangsa ini besar dan
harus kita jaga bersama. Karena itu
persaudaraan harus terus-menerus kita
rajut supaya sesama anak bangsa merasa
bersaudara. Tidak boleh saling menyakiti
satu dengan yang lain, apa lagi mau
berpisah dari satu dengan yang lain!”

Gubernur NTT,
Frans Lebu Raya

Foto : Seno

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

LAPORAN UTAMA

Melestarikan Seni Budaya,
Mengukuhkan Nasionalisme
Menjadi peserta FLS2N tak hanya berarti berkompetisi menjadi yang terbaik dalam bidang seni, tapi juga berarti turut serta
merawat seni budaya Indonesia sekaligus nasionalisme dan kebangsaan Indonesia.

T

pelestarian sumber daya alam.

ahun 2017 ini, Festival dan Lomba
Seni Siswa Nasional (FLS2N)
diselenggrakan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT), yaitu sebuah provinsi
yang berada di bagian tenggara Indonesia,
yang terdiri dari beberapa pulau seperti
Flores, Sumba, Alor, Lembata, Rote, Sabu,
Adonara, Solor, Komodo dan Palue. Pusat
penyelenggaraan FLS2N berada di Kupang,
Ibukota Provinsi NTT yang berada di bagian
barat Pulau Timor.
Pemilihan
NTT
sebagai
tempat
penyelenggaraan FLS2N memiliki makna
strategis, karena siswa-siswi Indonesia
dapat mengenal lebih jauh batas-batas
teritorial Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Hal Ini seperti disampaikan oleh
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.
“Kami berterima kasih menjadi tuan
rumah, supaya kami dikenal. Supaya NTT
itu dikenal, supaya seluruh bangsa ini
tahu bahwa ada bagian lain dari NKRI ini
namanya NTT. Karena itu saya minta supaya
FLS2N ini diselenggarakan di Kupang,”
tegas Frans pada acara Pembukaan FLS2N X
di Millennium Ballroom, Kota Kupang, NTT,
Senin, 25 September 2017.
Pada kesempatan itu, Frans bercerita
tentang daerahnya yang terkenal memiliki
Taman Nasional Komodo, dan diakui
UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada
1986. Menurut Frans, NTT adalah sebuah
daerah yang terdiri dari pulau-pulau.
Pemerintah dan masyarakat NTT menjaga
1.192 pulau dari total 17.000 pulau yang
dimiliki Indonesia. Provinsi NTT berbatasan
dengan dua negara, yaitu Negara Timor
Leste dan Negara Australia.

“Yang tidak akan habis adalah inovasi dan
kreasi. Karena itu melalui FLS2N ini kita
berharap akan tampil anak-anak kita yang
cerdas, pintar, berkarakter Indonesa, yang
menjaga nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945,
menjaga NKRI, menjaga kebangsaaan, dan
menjaga Bhineka Tunggal Ika,” tegasnya.
Kepedulian Frans tersebut didukung
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Hamid Muhammad. Menurut
Hamid, FLS2N juga bertujuan merajut tenun
kebangsaan, merajut masa depan Indonesia
dengan nasionalisme yang utuh.
“Pemerintah dan masyarakat NTT terus
menjaga NKRI di wilayah perbatasan. Kami
terus menegaskan sikap bahwa kami tidak
ingin bergabung dengan mereka,” tegas
Frans yang disambut tepuk tangan peserta
FLS2N.
Frans melanjutkan, NTT merupakan daerah
yang memiliki kekayaan alam dan seni
budaya. Banyak orang yang mengenalnya
melalui Sasando, yaitu musik tradisional
di Rote. Ada juga yang mengenal NTT
melalui kampung Boti, Danau Kelimutu,
Wisata Bawah Laut di Pulau Alor, dan
atau ikan paus di Kabupaten Lembata.
Namun demikian, segala sumber daya alam
tersebut dapat habis. Ikan paus yang ada
di Kabupaten Lembata akan punah bila
ditangkap tanpa batasan. Minyak gas juga
akan akan habis manakala dieksploitasi
dengan tidak bertanggungjawab. Karena
itu, Frans berpendapat bahwa masyarakat
Indonesia, khususnya masyarakat NTT
harus dibekali wawasan yang kuat tentang

“Mereka datang dari Sabang sampai
Merauke, dari Miangas sampai Rote dengan
membawa
kekhasan
masing-masing.
Mereka bersatu padu di sini, bersama-msaa
untuk membangun kebangsaan, merespon
kebhinekaan, bersatu dalam Bhineka
Tunggal Ika. Ini akan kita perjuangkan terus
sehingga anak-anak kita ini, ketika kelak
mereka sudah menjadi sarjana, pejabat, dan
atau konglomerat, mereka nanti akan saling
menyapa bahwa mereka pernah berkumpul
di Kupang dan Surabaya untuk satu tujuan;
bagaimana kita istiqomah menyatukan
NKRI,” tegas Hamid.
“Saya setuju dengan Pak Dirjen. Negeri ini
luas, bangsa ini besar dan harus kita jaga
bersama. Karena itu persaudaraan harus
terus-menerus kita rajut supaya sesama
anak bangsa merasa bersaudara. Tidak
boleh saling menyakiti satu dengan yang
lain, apa lagi mau berpisah dari satu dengan
yang lain!” pungkas Frans.*
M. Adib Minanurokhim

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

11

12

LAPORAN UTAMA

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

FLS2N, Kawah Candrad

FLS2N menjadi ruang penggemblengan diri bidang seni budaya bagi siswa-siswi Indonesia agar menjadi manusia Indonesia
bawakan melalui gerak, s
tumbuh dan berkembang secara terusmenerus dalam kesadaran masyarakat,
sekaligus berfungsi mengatur kehidupan
masyarakat, baik yang sakral sampai yang
profan.

Menyadari signiikansi kesenian dalam
penguatan pendidikan karakter
tersebut,
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
melalui

Salah satu nilai kearifan lokal tentang
keberanian misalkan, dapat dilihat pada
Seni Tari Pumamasari dari Provinsi Jawa
Barat. Seni tari ini menggambarkan aksi
heroik putri Raja Pajajaran bernama
Pumamasari saat mengalahkan Jaya Antea
yang telah memporak-porandakan kerajaan
Pajajaran.

Foto : Seno

K

esenian merupakan salah satu
kelompok mata pelajaran yang
strategis dan merupakan salah
satu wahana bagi siswa-siswi Indonesia
untuk berekspresi melalui gerak, suara,
dan simbol-simbol. Ekspresi yang mereka
tampilkan dalam bentuk seni tari, teater,
dan atau baca puisi penuh dengan nilai-nilai
kearifan lokal, yang mengandung banyak
sekali keteladanan dan kebijaksanaan
hidup.
Kearifan lokal merupakan suatu gagasan
konseptual yang hidup dalam masyarakat,

Ada juga nilai kearifan lokal tentang cinta
tanah air, yang berujung kegelisahan
manakala dihadapkan dengan kondisi
bangsa Indonesia dewasa ini. Nilai ini
dapat dijumpai pada Puisi budayawan
ternama Indonesia, KH. Mustofa
Bisri, berjudul Aku Masih Sangat Hafal
Nyanyian Itu. Dari puisi ini, sang penulis
menggambarkan tentang kenangannya
bersama sahabat kecilnya saat berada di
sekolah rakyat, yang senantiasa berebut
saat menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.
Kesenian yang sarat nilai-nilai kearifan lokal
tersebut, sangat menunjang Penguatan
Pendidikan Karakter yang nota bene
merupakan salah satu program unggulan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menonjolkan
kearifan
lokal
dalam
pendidikan, dapat pula diartikan sebagai
upaya meningkatkan ketahanan nasional
dari perspektif kebangsaan.

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Direktorat
J e n d e r a l
P e n d i d i k a n
Dasar dan Menengah
menyelenggarakan Festival dan
Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), yaitu

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

LAPORAN UTAMA

dimuka Seni Budaya

a yang berkarkater kuat, sekaligus media penyampaian nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam karya yang mereka
suara, dan simbol-simbol.
perhelatan festival dan lomba di bidang seni
tingkat nasional yang diikuti oleh
peserta didik dari seluruh
Indonesia setelah
lolos
seleksi
p a d a
festival
d a n

di tingkat provinsi. Mereka telah berdarahdarah mengikuti seleksi mulai tingkat
satuan pendidikan, kecamatan, kabupaten/
kota hingga provinsi, dan menjadi duta
provinsi masing-masing pada FLS2N, yang
tahun ini diselenggarakan di Kupang, Nusa
Tenggara Timur dan Surabaya, Jawa Timur.
Di Kupang, peserta FLS2N terdiri dari siswasiswi jenjang SMA dan SMK. Sementara di
Surabaya terdiri dari siswa-siswi jenjang SD,
SMP, dan PKLK.
“Kita ingin membangun karakter bangsa.
Melalui pendidikan seni dan budaya,
karakter anak-anak itu akan dibentuk,”
tegas Hamid Muhammad, Direktur
Jenderal
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah, saat mewakili Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada acara
Pembukaan FLS2N X di Millennium
Ballroom, Kupang, Nusa Tenggara Timur,
Senin, 25 September 2017.
Hal senada disampaikan Gubernur Nusa
Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya.
Menurutnya, selain membuat anakanak Indonesia merasa tertantang dan
berkompetisi secara sehat, FLS2N juga
membentuk karakter anak menjadi kokoh.

lomba
tingkat
provinsi.
Para peserta FLS2N terdiri
dari siswa-siswi SD, SMP, PKLK,
SMA dan SMK, dan merupakan para juara

“Kita mesti punya tanggung jawab
untuk membangun karakter seperti ini
supaya anak-anak Indonesia ke depan
menjadi anak-anak yang cerdas pintar dan
berkarakter, sehingga bila bersaing maka
bersaing secara sehat. Itu karakter orang
Indonesia,” ujarnya.

Dengan
demikian,
FLS2N
dapat
diartikan sebagai pembelajaran berbasis
kearifan lokal, yaitu pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai pusat
pembelajaran (student centered) dari pada
teacher centered. Karena di dalamnya, siswa
tak sekedar berkompetisi meraih prestasi,
namun juga berproses aktif menggali
pengalaman lama, mencari dan menemukan
pengalaman baru serta mengasimilasi dan
menghubungkan antara keduanya sehingga
membentuk makna. Makna tercipta dari apa
yang siswa lihat, dengar, rasakan, dan alami.
Dengan kata lain, FLS2N adalah kawah
candradimuka seni budaya Indonesia bagi
siswa-siswi Indonesia.*
M. Adib MInanurokhim

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

13

14

GALERI PEMBUKAAN

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Foto : Seno, Alvein, Kiki, Samsudin

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

Foto : Seno, Alvein, Kiki, Samsudin

GALERI PEMBUKAAN

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

15

16

KABAR LOMBA

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

Foto : Ngadirun

B

ukan rahasia bila dewasa ini, seiring
kemajuan dunia teknologi dan
informasi, fenomena hoax, yaitu
berita palsu atau informasi tidak benar
yang dibuat seolah-olah benar adanya,
begitu bertebaran di Indonesia. Lebih-lebih
tatkala musim pemilihan kepada daerah,
perkembangan hoax ibarat jamur di musim
hujan.
Persoalan
tersebut,
tentu
sangat
menyedihkan dan menjadi kekhawatiran
tersendiri bagi sebagian besar stakeholder
pendidikan, terutama terkait nasib dan
masa depan bangsa Indonesia. Berangkat
dari kondisi ini, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas, mengangkat tema
hoax pada lomba desain poster tingkat
SMA, dalam Festival dan Lomba Seni
Siswa Nasional (FLS2N) X, di Kupang, Nusa
Tenggara Timur. Lomba ini bertempat di
Swiss-Belinn Kristal, Kupang, Nusa Tenggara
Timur.
Selasa siang, 26 September 2017, salah
satu peserta lomba desain poster,

MELAWAN
HOAX
Miftah Fauzi, nampak tenggelam dalam
karyanya yang bertema melawan hoax.
Duta Provinsi Maluku Utara yang duduk di
kelas X SMAN 1 Kota Ternate ini, terlihat
sedang menggambar seorang pelajar yang
memakai sebuah pelindung dan bendera
negaranya untuk melindungi bangsanya
dari serangan hoax. Berita-berita hoax ia
gambarkan sebagai benda-benda tajam
yang dapat merobek–robek bendera dan
melukai bangsanya.
Siswa kelahiran Makassar 7 April 2002 ini
baru pertama kali mengikuti FLS2N. Ia
bercerita bahwa keikutsertaannya dalam
lomba desain poster dibimbing oleh Aswin
A. Ilyas. Ia memperoleh pelajaran tentang

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

bagaimana cara menggambar dengan benar
dan mengartikan maksud dari gambar itu.
“Mulai dari latihan mengambar dengan
cara manual sampai menggambar dengan
menggunakan komputer,” ujarnya.
Lomba desain poster cukup bermanfaat
bagi Miftah yang bercita-cita menjadi
komikus, arsitek dan desainer ini. “Saya bisa
berkarya dan karya kita di publikasikan,”
tambahnya. “Karena di karya itu terdapat
kata-kata atau pesan ajakan yang dapat
mengajak seperti anak-anak bangsa untuk
berkreasi untuk melawan sesuatu yang
tidak diinginkan.”
Sebagai siswa yang suka terhadap seni,
Miftah ingin terus berkarya.
“Banyak berkreasi dan tunjukan yang
terbaik untuk bangsa Indonesia,” ujar
siswa yang berharap generasinya menjadi
generasi berkarakter baik, bermoral dan
bertanggungjawab ini.*
Ngadirun

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

D

:
to
Fo

rys

Ha

Isi Hati
Cindy Sambite

KABAR LOMBA

engan bernyanyi, seseorang dapat
mengungkapkan segala isi hatinya
melalui lagu yang dilantunkan. Hal
ini diakui oleh salah satu peserta lomba
menyanyi tingkat SMK asal Manokwari,
Papua Barat, yaitu Cindy Sambite. Pada
FLS2N X di Kupang, Nusa Tenggara
Timur, siswi SMKN 1 Manokwari kelas XI
Jurusan Administrasi Perkantoran ini ingin
mengungkapkan perasaannya kepada
seluruh masyarakat Indonesia yang
menghadiri FLS2N X.

rumah untuk bertemu dengan Cindy dan
keluarganya.

Bertempat di Hotel Neo Kupang, saat
lomba Cindy menyanyikan lagu Sasidere
Kubiri yang merupakan lagu khas Papua.
Menurutnya, pesan dalam lagu tersebut
mengingatkan Cindy tentang ayahnya yang
merupakan seorang pelaut. Cindy sering
kali ditinggal ayahnya untuk melaut mencari
nakah, tetapi ayah Cindy tetap ingat

Cindy merasa pasrah apa pun keputusan juri
pada penampilannya.

“Na diru pesi imesaripa, imasoina sasi dere,
isayortopui masorai munei, yosae isayor
tutir reru karu,” nyanyi Cindy, selasa, 26
September 2017.
Lirik lagu itu, menurut Cindy berarti di waktu
malam aku sendiri, ku duduk di pinggir
pantai, aku memandang jauh kesana, air
mataku tumpah ingat kampungku.

“Harapan saya hanya ingin menang aja,
ingin banggain orang tua dan Provinsi
Papua Barat, doain aja,” ujar gadis yang
bercita-cita menjadi Polwan ini.*
Harys Kristanto

Bersyukur Berhasil Tampil
dengan Performa Terbaik

B

erhasil tampil pada lomba gitar solo
tingkat SMK, membuat Abdul Wahid
merasa lega dan bersyukur. Lebihlebih, peserta dengan nomor urut 04 ini
berhasil menampilkan performa terbaiknya
di depan para dewan juri dan penonton
yang membanjiri ruang Ballroom Hotel
Sotis, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Alhamdulillah sangat lega karena bisa
tampil secara maksimal,” ujar Abdul Wahid,
Selasa, 26 September 2017.
Siswa SMK Muhammadiyah I Palu ini
mulai belajar gitar semenjak kelas 3 SMP.
Karena itu, tak mengherankan bila ia dapat
memainkan gitar dengan piawai. Bahkan
dia juga sempat mendapatkan pujian positif
dari dewan juri.

“Saya belajar gitar semenjak kelas 3 SMP,”
ujar pengagum Sungha Jun dan Iwan Fals
ini.
Walaupun baru pertama kali mengikuti
lomba gitar solo tingkat nasional, Wahid
cukup optimis dapat meraih juara I.
“Saya baru pertama kali mengikuti lomba
gitar solo tingkat nasional, dan saya
menargetkan meraih juara I,” ujar Wahid
optimis.
Selain bermain gitar, Wahid juga mahir
memainkan alat musik piano. Ia berharap di
tahun akan datang bisa beralih ke piano solo
dan mengukir prestasi di lomba tersebut. *
Suleman
Foto : Suleman

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

17

18

KABAR LOMBA

Tampil Sungguh-sungguh Jika Ingin Menang
Kemenangan dimulai dari rasa percaya diri dan rasa percaya diri
diawali dengan latihan yang tekun. Yohanes berupaya membuktikan
keyakinannya.

Y

ohanes Dedeo Oscar, siswa SD
Fransiscus Gisting, Tanggamus,
Lampung, mengenakan kostum
nyentrik perpaduan kuning dan hitam.
Wajahnya tertutup cat masker warna putih.

Foto : Ekky

Menurut Yohanes, penampilan peserta lain
bagus dan agak sulit jika ingin mengalahkan
mereka. “Jadi sungguh-sungguh kalau
mau menang,” katanya di ballroom Hotel
Garden Palace Surabaya, Jawa Timur, Selasa
(26/9/2017). Namun ia tetap yakin dengan
kemampuannya. “Yakin saya bisa menang
menjuarai pertandingan pantomim tahun
ini.”

Perjuangan Yohanes untuk dapat tampil
di ajang Festival dan Lomba Seni Siswa
Nasional (FLS2N) patut diacungi jempol.
Jauh-jauh hari, ia selalu berlatih sepulang
sekolah bersama Hendra, pembinanya.
Ia ingin benar-benar menekuni dunia
pantomim.
Yohanes punya strategi agar tampil
memukau para juri dan penonton. Ia tampil
dengan menjadi sosok yang lucu dan centil
di atas panggung. “Buat temen-temen
yang ingin ikut lomba pantomim, pokoknya
harus berani, lucu, tidak boleh malu,” pesan
Yohanes.*
Ekky Fajrie

Tema Lomba

Lestarikan
Budaya
Tradisional
Foto : Robert

Tema lomba dapat mengarahkan siswa mengeksplorasi imajinasinya.
Pintu masuk pelestarian budaya tradisional
Tema lomba menggambar pada Festival
dan Lomba Seni Siswa Nasional jenjang
PKLK tahun ini yaitu ‘Dunia Mainanku’. Sri
Suryanti, guru SLB Swasta Yapsi, Tebing
Tinggi, Sumatera Utara, menganggap tema
tersebut sangat tepat karena dunia siswa
SD masih dunia bermain.
”Dengan tema tersebut, anak dapat
mengembangkan
imajinasinya
sesuai
dengan usia mereka,” ujarnya di Hotel
Rich Palace Surabaya, Jawa Timur, Selasa
(26/9/2017). Ia mendampingi anak didiknya
bernama Lili Anggraini, siswi kelas III SDLB
tersebut.
Sri menjelaskan lukisan yang dibuat
Lili. Katanya, lukisan Lili menampilkan

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

tema permainan tradisional enggrang.
Menurutnya, enggrang dipilih karena dirasa
mewakili permainan tradisional yang perlu
dilestarikan ditengah ancaman zaman yang
kebanyakan alat permainannya berbasis
terknologi.
“Tema ini memang hasil pemikiran gurugurunya. Namun pada tahap praktik, tetap
Lili yang mengembangkan bentuk gambar
dengan imajinasinya sendiri,” jelasnya.
Selepas keikutsertaan FLS2N, Sri berencana
mengajarkan cara membatik kepada Lili.
Tujuannya agar kelak keterampilan tersebut
dapat membantu Lili untuk mandiri.*
(Robert L. Tenggara)

KABAR LOMBA

Tenang, Cara Sederhana
Hadapi Gugup
Tenang adalah cara sederhana menghadapi
gugup. Julian telah membuktikannya.
“Strategi saya hanya
sapa juri dan temanteman semua yang nonton,”
katanya usai tampil dalam lomba
seni gitar solo di Hotel Grand Mercure
Mirama Surabaya, Selasa (26/9/2017).
“Cuma dibawa enak saja memandangi
orang agar mainnya santai.”

J

ulian Stefanus, siswa SMP Kristen
Immanuel 2 Pontianak, Kalimantan
Barat, punya cara sederhana untuk
menghadapi rasa gugup. Cara ini bisa ditiru
oleh orang lain.

Foto : Oneng W. Panuju

FLS2N Juga Ajang
Menambah Teman

Julian tidak pernah ikut les musik. Ia hanya
berlatih sendiri sejak kelas VII SMP. Gitar
yang digunakannya pun bukanlah impor.
Ia cukup memainkannya dengan baik dan
melaju ke Surabaya untuk adu kemampuan.
“Buatan lokal. Gitar ini pun punya sekolah.
Saya hanya dipinjamkan untuk tanding,”
ujarnya. “Tapi saya pergunakan semaksimal
mungkin.”

F

estival dan Lomba Seni Siswa Nasional
(FLS2N) tidak hanya ajang kompetisi.
Bagi Dorinda Aretha Azarine, siswi
SMP Negeri 1 Pandakan, Pasuruan, Jawa
Timur, FLS2N juga ajang menambah teman.
Selama dua hari di Surabaya, Etha, demikian
panggilan akrabnya, sudah mendapatkan
banyak teman baru.

“Sudah berkenalan dan bertukar nomor
telepon. Mudah-mudahan bisa berlanjut
persahabatannya,” kata peserta
lomba menyanyi solo ini usai
tampil
di
Hotel
Grand
Mercure Surabaya, Selasa
(26/9/2017).
Menurut
FLS2N bukan
Etha, selain menambah
sekadar ajang
ilmu dan pengalaman
bersaing. Ia juga
tentang musik, FLS2N juga
momen tepat untuk
merupakan arena menjalin
menambah teman.
persahabatan antar siswa
seluruh Indonesia. Ia sudah

Julian selalu berusaha tampil sempurna
saat pentas. Sering ia terbawa suasana
saat memainkan gitar klasik. Penonton juga
menikmati penampilannya.
”Tadi yang dibawakan lagu Syukur, Green
Sleeve, dan Jubata,” tuturnya. Green Sleeve
adalah lagu wajib yang harus dibawakan,
sedangkan Syukur dan Jubata pilihan
sendiri.
Bagi Julian, kemenangan bukan segalanya.
Kemenangan, katanya, hanyalah bonus.
Kendati demikian, ia punya harapan untuk
membawa pulang medali. “Target saya
minimal juara 2. Tapi saya akan maksimalkan
performa saya untuk meraih juara 1,”
katanya.*
Derry Damara

dapat teman asal Jambi, Kalimantan
Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Etha punya pengalaman menjadi peserta
FLS2N. Pada 2014 lalu, ia peserta FLS2N
jenjang SD. Kendati demikian, saat
mengikuti babak penyisihan Hotel Grand
Mercure Surabaya, perasaan canggung
masih menghinggapinya. Namun kehadiran
orang tua menjadi penambah semangat
baginya.
“Masih canggung, tapi saya harus tetap
konsentrasi dan banyak-banyak senyum,”
ujar siswa yang bercita-cita menjadi penyanyi
profesional ini. “Saya ingin menekuni
bidang musik. Saya harus terus berlatih agar
bisa meningkatkan kemampuan saya dalam
bernyanyi. Semoga bisa meneruskan citacita orang tua.”*
Oneng W. Panuju

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

19

20

GALERI LOMBA

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Foto : Seno, Alvein, Kiki, Samsudin

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

Foto : Seno, Alvein, Kiki, Samsudin

GALERI LOMBA

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

21

22

SEPUTAR FLS2N

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

Foto : Kiki

Sejarah dan Perkembangan FLS2N
Sejak diselenggarakan di Provinsi Jawa Barat pada 21-26 Juli 2008 hingga saat ini,
FLS2N sudah berjalan 10 tahun.

M

enurut
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
(Permendiknas) Nomor 39 Tahun
2008 tentang Pembinaan Kesiswaan,
tujuan pembinaan kesiswaan ada empat.
Pertama, mengembangkan potensi siswa
secara optimal dan terpadu yang meliputi
bakat, minat, dan kreativitas. Kedua,
memantapkan kepribadian siswa untuk
mewujudkan ketahanan sekolah sebagai
lingkungan pendidikan sehingga terhindar
dari usaha dan pengaruh negatif, dan
bertentangan dengan tujuan pendidikan.
Ketiga, mengaktualisasikan potensi siswa
dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai
bakat dan minat. Keempat, menyiapkan
siswa agar menjadi warga masyarakat yang
berakhlak mulia, demokratis, menghormati
hak-hak asasi manusia dalam rangka

mewujudkan masyarakat madani (civil
society).
Pasal 3 Permendiknas itu juga menyebutkan
bahwa materi pembinaan kesiswaan
meliputi prestasi akademik, seni, dan/atau
olahraga sesuai bakat dan minat, serta
sastra dan budaya. Pasal ini diperjelas
dalam lampiran yang menyebutkan bahwa
bentuk pembinaan kesiswaan itu dengan
cara menyelenggarakan festival dan lomba
seni. Aturan inilah yang menjadi dasar
penyelenggaraan Festival dan Lomba Seni
Siswa Nasional (FLS2N).
Sebelum terbit Permendiknas tentang
Pembinaan Kesiswaan tersebut, kegiatan
festival dan lomba seni siswa sudah
diselenggarakan oleh direktorat teknis di

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah (sekarang
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah), Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat teknis tersebut
yaitu Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Pertama, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas, Direktorat Pembinaan
Sekolah
Menengah
Kejuruan,
dan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus
dan Layanan Khusus.
Penyelenggaraan kegiatan oleh masingmasing direktorat tersebut kemudian
dievaluasi karena dipandang tidak efektif
dan ekonomis. Lebih baik jika dilakukan
secara integratif. Maka, sejak 2008, festival
dan lomba yang kemudian akrab disebut

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

SEPUTAR FLS2N

FLS2N digelar dalam waktu bersamaan.
Sekretariat Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah (sekarang
Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah) ditugaskan sebagai
koordinator.
Ajang
FLS2N
dilaksanakan
setiap
tahun dengan lokasi berbeda-beda.
Penyelenggaraan perdana dilaksanakan di
Bandung, Jawa Barat, pada 21-26 Juli 2008.
Penyelenggaraan berikutnya berturutturut, yaitu: di Yogyakarta, D.I. Yogyakarta;
Surabaya, Jawa Timur; Makassar, Sulawesi
Selatan; Mataram, Nusa Tenggara Barat;
Medan, Sumatera Utara; Semarang, Jawa
Tengah; Palembang, Sumatera Selatan;
Manado, Sulawesi Utara; dan Kupang, Nusa
Tenggara Timur-Surabaya, Jawa Timur.
Pelaksanaan FLS2N dilakukan secara
berjenjang mulai dari tingkat sekolah hingga
nasional. Sebelum ke tingkat nasional, para
peserta menjalani sejumlah seleksi ketat
di tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten/
kota, hingga provinsi. Para juara di tingkat
provinsi adalah para duta yang mewakili
provinsi masing-masing pada FLS2N.
Penyelenggaraan FLS2N di tiap jenjang
mengikuti petunjuk teknis (Juknis) yang
diberikan oleh Pusat, dalam hal ini adalah
direktorat teknis di lingkungan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Juknis berisi jenis festival/lomba dan aturan
standar yang digunakan dalam penilaian
FLS2N tingkat nasional.
Jenis
festival
dan
lomba
yang
diselenggarakan sejak 2008 hingga 2017,
berjumlah 24 buah. Namun, tak semua jenis
festival dan lomba diselenggarakan tiap
tahun. Bahkan sejumlah festival/lomba tak
lagi digelar setelah pelaksanaan pertama
kalinya. Hal ini terjadi karena adanya
perubahan struktur di tubuh Kementerian,
yang cukup berpengaruh pada pola
penganggaran.

Selama penyelenggaraan FLS2N, ada
dua provinsi yang cukup mendominasi
perebutan prestasi jura umum, yaitu
Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa
Barat. Provinsi Jawa Tengah berhasil
menjadi juara umum pada FLS2N tahun
2008, 2010, 2015, dan 2016. Sementara
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2009, 2011,

2013, dan 2014. Adapun tahun 2012, juara
umum FLS2N diraih Provinsi Jawa Timur.
Dominasi 3 provinsi dari tanah Jawa tersebut,
tentu akan berakhir apabila provinsi-provinsi
di luar Jawa serius melakukan pembinaan
terhadap siswa-siswi mereka dalam bidang
seni dan budaya. *
M. Adib Minanurokhim

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

23

24

KABAR LOMBA

B

ukan rahasia bila beberapa daerah di
Indonesia kaya dengan seni tari. Salah
satunya adalah Provinsi Sulawesi
Utara. Di daerah yang terletak diujung
utara Pulau Sulawesi ini, banyak ditemukan
tarian tradisional. Salah satunya adalah Tari
Maengkat, yaitu tarian tradisional etnis
Minahasa, yang merupakan simbol ucapan
rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah.

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

Tari Mataba,
Ajarkan Menjaga
Teritori dari Musuh

Berkumpul bersama para penari dari 34
provinsi, membuat Geraldy dan Gracia
senang. “Perasaan senang dan dapat
pengalaman baru tentang tari menjadi
motivasi untuk meraih yang terbaik di FLS2N
yang ke X,” tegas dua siswa yang bercitacita ingin mejadi penari profesional ini.*
Ngadirun
Foto : Ngadirun

Kepiawaian Mengatur Waktu
Menunjang Penampilan Faisal
Keberhasilan seseorang acapkali ditunjang
kepiawaiannya dalam mengatur waktu.
Semakin piawai mengatur waktu, maka
pekerjaan yang ia pikul akan mudah
diselesaikan. Kemampuan mengatur waktu
secara efektif dan eisien ini nampak dimiliki
oleh salah satu peserta Festival dan Lomba
Seni Siswa Nasional (FLS2N) X, Faisal Hasan.
Siswa kelas XI asal SMKN 3 Gorontalo
jurusan teknik audio video ini mampu
menjalani tiga kegiatan yang membutuhkan
perhatiannya, yaitu sekolah, praktik kerja
lapangan (PKL), dan latihan untuk tampil
dalam lomba piano klasik tingkat SMK pada
FLS2N X di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Jika memang harus ada kegiatan belajar
di sekolah ya sekolah, kalau kerja ya
harus kerja, untuk latihan piano biasanya

Sebagai seorang penari, kedua siswa
tersebut memiliki tekad untuk melestarikan
seni tari asal Provinsi Sulawesi Utara.
“Untuk menjaga kearifan lokal serta
budaya lokal dengan membudayakan dan
mengajarkan kepada orang-orang yang
ingin belajar, dan tentunya lebih mendalami
tarian tersebut,” ujar mereka di Hotel
Swissbelin Krystal, Selasa, 26 September
2017.

Selain Tari Maengkat, ada juga Tari Mataba,
sebuah seni tari kreasi yang kini dibawakan
oleh dua duta Provinsi Sulawesi Utara dalam
Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional
(FLS2N) X, bidang lomba Tari Kreasi
Berpasangan tingkat SMA, di Kupang, Nusa
Tenggara Timur.
Duta-duta Provinsi Sulawesi Utara itu
adalah Geraldy Mikhael Anaktototy dan
Gracia Isabell Sampelan, siswa SMAN 4
Manado. Menurut Geraldy dan Gracia,
Tari Kreasi Mataba menceritakan tentang
bagaimana
menjaga
suatu
wilayah

kekuasaan atau teritori dari musuh yang
ingin menghancurkan kerajaannya.

dilakukan setelah pulang sekolah atau
pulang kerja, atau juga dilakukan di hari
libur seperti sabtu-minggu,” ujar siswa yang
bercita-cita menjadi guru musik ini, di Hotel
Neo, Rabu, 27 September 2017.
Berkat kepiawaian Faisal mengatur waktu
tersebut, ia berhasil memainkan piano klasik
dengan lagu Hulondalo Lipu’u dengan baik.
Tak berlebihan bila kemudian ia berharap
meraih juara pada FLS2N X bidang lomba
piano klasik tingkat SMK.
“Semua sudah berjalan dengan baik, walau
tadi sempet deg-degan, saya serahkan saja
sama para juri dan Tuhan, semoga bisa
juara,” doa duta Gorontalo yang berharap
menempati posisi 3 besar ini.*
Harys Kristanto

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Foto : Harys

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

KABAR LOMBA

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

25

26

INSPIRASI

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

Persahabatan, Kearifan Lokal dari Tari Petuyang
Tiap karya seni yang ditampilkan siswa-siswi peserta FLS2N X, baik di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Surabaya, Jawa Timur, sarat
dengan nilai-nilai kearifan lokal seperti keteladanan dan kebijaksanaan hidup.
Foto : Ngadirun

“Untuk melestarikan kebudayaan, mungkin
bisa mengikuti pagelaran terus,” ujar Alwi
di Swiss Bell Kristal hotel, Kupang, Nusa
Tenggara Timur, Selasa, 26 September 2017.
Senada dengan Alwi, Pamela ingin
melestarikan Tari Petuyang dan seni budaya
Suku Dayak lainnya melalui berbagai
kegiatan, salah satunya ekstrakurikuler.
“Kalau di sekolah ikut ekstrakuler, di situ
banyak sekali memperoleh pelajaran
melestarikan kebudayaan tari di daerah
sendiri,” tegasnya.

S

etiap
pertunjukan
seni
yang
dibawakan
siswa-siswi
peserta
Festival dan Lomba Seni Siswa
Nasional (FLS2N) sarat dengan nilai-nilai
kearifan lokal yang berasal dari daerah
masing-masing. Hal ini seperti yang
tergambar dari pertunjukkan Tari Petuyang
yang dibawakan Ahmad Alwi dan Pamela
Rimarta Agimat, siswa SMAN 2 Sanggata
Utara, Kabupaten Kutai Timur, pada lomba
Tari Kreasi Berpasangan tingkat SMA.
Menurut duta Provinsi Kalimantan Timur
ini, Tari Petuyang kental dengan pesan
persahabatan.
Dilihat dari rangkaian gerakan Tari Petuyang
yang dibawakan Alwi dan Pamela, nilai
persahabatan memang jelas tergambar. Hal
ini diperkuat dengan sinopsis Tari Petuyang,
bahwa
tarian
ini
menggambarkan
persahabatan
(petuyang)
sepasang
remaja Suku Dayak yang terbangun atas
nilai adat leluhur nan agung. Keduanya
sangat berkeinginan agar nilai budaya
dan keterampilan seperti menari, bermain
senjata tradisional, berburu, dan lainnya
tetap terpelihara. Dengan gigih dan penuh

semangat persahabatan, kedua remaja
Suku Dayak itu mengembangkan nilai
budaya tersebut dengan sentuhan kekinian
tanpa meninggalkan ciri khasnya, dengan
harapan nilai budaya mereka tak akan
lekang dimakan zaman.
Nilai-nilai kearifan lokal juga dapat dijumpai
pada kostum, tata rias, dan properti yang
dikenakan para penari Tari Petuyang.
Kostum yang digunakan merupakan
pengembangan dari kostum suku Dayak
Kenyah, yang dikreasi tanpa meninggalkan
ciri aslinya. Tata rias mempertegas garis
wajah dan karakter penari. Sedangkan
properti yang digunakan adalah Perisai
Dayak, atau yang biasa disebut Mandau,
yaitu senjata Dayak sejenis Pedang. Ada
juga gong dan bulu burung enggang yang
dikenakan di tangan.

Tekad Melestarikan Seni Budaya
Baik Alwi dan Pamela bertekad ingin
melestarikan seni budaya asli Suku
Dayak. Apabila memperoleh kesempatan
untuk penampilan seni tari, mereka akan
menyanggupinya dengan senang hati.

Dalam lomba tari kreasi berpasangan, Alwi
dan Pamela cukup berhasil menyelaraskan
gerak, hingga dapat menyampaikan inti dari
cerita Tari Petuyang.
“Ke depan kami ingin lebih melestarikan
seni budaya Suku Dayak, karena semakin
modern kan semakin banyak orang yang
tidak tahu tentang Suku Dayak,” ujar dua
siswa yang mengaku berjuang keras pada
proses seleksi FLS2N X.
“Yang pasti hasil itu tidak menghianati
usaha,” tegas mereka, ketika ditanya soal
target dalam FLS2N X.
Sebagai perwakilan Provinsi Kalimantan
Timur, baik Alwi dan Pamela merupakan
peserta
yang
beruntung
karena
memperoleh banyak dukungan, orangtua,
sahabat, sekolah, Pemerintah Kabupaten
Kutai Timur, hingga Pemda Provinsi
Kalimantan Timur.
“Kesan yang saya dapat selama mengikuti
FLS2N di Kupang cukup menarik. Saya
dapat sahabat dari lain daerah, ada juga dari
Bengkulu. Pokok macam-macam daerah.
Jadi lebih tahu, ternyata budaya Indonesia
itu banyak,” pungkas mereka senang.*
Mustoik Slamet

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

Seno
Foto : Alvein

KABAR PEMBUKAAN

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

27

28

KABAR PEMBUKAAN

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

SAMPAI JUMPA
PADA FLS2N XI
TAHUN 2018

Foto : Kiki

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017