132023991.doc 77.81KB 2015-10-12 00:17:30

Program Kreativitas Mahasiswa
“Produksi Kerupuk Dari Ubi Gadung Yang Dianggap
Beracun Sebagai Lapangan Pekerjaan Baru Bagi Ibu
Rumah Tangga Di Desa Cabak Tlogowungu Pati”

Bidang Kegiatan :
PKM Kewirausahaan

Diusulkan Oleh :
Nama : Siti Rohana
NIM : 3201414073

Universitas Negeri Semarang
Tahun 2015

HALAMAN PENGESAHAN
Usul PKM-K
1. Judul Kegiatan : Produksi Kerupuk Dari Ubi Gadung Yang Dianggap Beracun
Sebagai Lapangan Pekerjaan Baru Bagi Ibu Rumah Tangga Di Desa Cabak
Tlogowungu Pati.
2. Bidang Kegiatan :

( ) PKM-K
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama lengkap
: Siti Rohana
b. NIM
: 3201414073
c. Jurusan
: Geografi
d. Universitas
: Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah
: Desa Cabak Tlogowungu Pati
f. Nomor Telepon
: 085641082880
g. Alamat email
: [email protected]
4. Anggota Pelaksana :
5. Dosen Pembimbing :
Semarang, …… 2015


Menyetujui
Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si
NIP :

Pembantu Rektor III

Ketua Pelaksana

Siti Rohana
NIM :3201414073

Dosen Pembimbing

Universitas Negeri Semarang

2

DAFTAR ISI


HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
RINGKASAN................................................................................................. 1
BAB I........................................................................................................... 2
PENDAHULUAN............................................................................................ 2
A.

LATAR BELAKANG.............................................................................. 2

B.

PERUMUSAN MASALAH......................................................................3

C. TUJUAN.............................................................................................. 3
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN..............................................................3
E.

KEGUNAAN PROGRAM.......................................................................3


BAB II.......................................................................................................... 4
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA..........................................................4
A.

Umbi Gadung................................................................................. 4

B.

Peluang Pasar................................................................................. 4

C. Proses Produksi.............................................................................. 4
D. Pengolahan Umbi Gadung..............................................................5
E.

Analisis........................................................................................... 6

BAB III......................................................................................................... 7
METODE PELAKSANAAN PROGRAM.............................................................7
BAB IV......................................................................................................... 8
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.....................................................................8

LAMPIRAN................................................................................................. 10

3

RINGKASAN
Gadung (Dioscorea hispida) tergolong tanaman umbi-umbian yang
mendapat perhatian. Gadung menghasilkan umbi yang dapat dimakan,
mengandung racun yang dapat mengakibatkan pusing dan muntah apabila
benar dalam pengolahannya. Produk gadung yang paling terkenal dan paling
diproduksi adalah dioleh dalam bentuk keripik atau kerupuk.

kurang
namun
kurang
banyak

Zat racun yang terdapat dalam umbi gadung yang menyebabkan masyarakat
Desa Cabak Tlogowungu Pati tidak yakin dapat mengolahnya seperti yang telah
dilakukan oleh masyarakat daaerah lain. Produksi keripik dan kerupuk gadung ini
sudah banyak dikembangkan di daerah – daerah lain. Namun di Desa Cabak

Tlogowungu Pati, masyarakat hanya membeli olahan yang sudah jadi atau sudah siap
digoreng dan kemudian dimakan. Padahal, di ladang – ladang masyarakat ini banyak
tumbuh tanaman gadung liar yang kurang di manfaatkan. Bagi masyarakat desa
Cabak gadung adalah jenis umbi yang susah diolah dan dapat menyebabkan
keracunan bagi mereka yang memakannya. Jika gadung yang ada di ladang – ladang
masyarakat ini dimanfaatkan seperti di daerah lain maka akan menghasilkan lapangan
pekerjaan dan menambah penghasilan bagi para ibu rumah tangga yang menganggur
setelah mengurus rumah tangga. Dengan mengajarkan pengolahan yang benar tentang
cara pembuatan kerupuk dan keripik gadung yang benar, diharapkan Desa Cabak
dapat menjadi salah satu desa di kecamatan Tlogowungu atau di Kabupaten Pati
sebagai penghasil keripik dan kerupuk dari umbi gadung. Hal ini juga dapat menjadi
peluang bagi mahasiswa daerah setempat untuk berwirausaha sebagai penghasilan
tambahan atau uang saku mahasiswa. Produksi kerupuk dan keripik gadung ini dapat
dilakukan dengan cara manual tanpa menggunakan mesin apapun, cukup dengan
tenaga manusia. Dengan keunggulan tersebut, maka sumber daya manusia yaitu ibu
rumah tangga dapat di optimalkan. Alat yang digunakan untuk proses pengolahan
juga cukup sederhana sehingga dapat mempermudah produksi kerupuk dan keripik
gadung di Desa Cabak Tlogowungu Pati. Dengan penyuluhan tentang khasiat dan
manfaat umbi yang dianggap beracun ini, masyarakat dapat memberdayakan bahkan
dapat menanam umbi gadung ini diladang mereka diantara tanaman pokok tanpa

menggangu tanaman pokok mereka karena umbi ini bukan tanaman parasit dan dapat
tubuh dengan mudah tanpa lahan yang luas.

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gadung, tentu kita sebagai masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan jenis
umbi yang satu ini. Gadung (Dioscorea hispida) tergolong tanaman umbi-umbian
yang kurang mendapat perhatian. Gadung menghasilkan umbi yang dapat dimakan,
namun mengandung racun yang dapat mengakibatkan pusing dan muntah apabila
kurang benar dalam pengolahannya. Produk gadung yang paling terkenal dan paling
banyak diproduksi adalah dioleh dalam bentuk keripik atau kerupuk. Gadung rebusan
juga dapat dimakan. Umbinya dapat pula dijadikan arak (difermentasi) sehingga di
Malaysia dikenal pula sebagai ubi arak. Di Indonesia, tumbuhan ini memiliki nama
seperti bitule (Gorontalo), gadu (Bima), gadung (Bali, Jawa, Sumatra, Sunda), iwi
(Sumba), kapak (Sasak), salapa (Bugis) dan sikapa (Makassar).
Zat racun yang terdapat dalam umbi gadung inilah yang menyebabkan
masyarakat Desa Cabak Tlogowungu Pati tidak yakin dapat mengolahnya seperti

yang telah dilakukan oleh masyarakat daaerah lain. Produksi keripik dan kerupuk
gadung ini sudah banyak dikembangkan di daerah – daerah lain. Namun di Desa
Cabak Tlogowungu Pati, masyarakat hanya membeli olahan yang sudah jadi atau
sudah siap digoreng dan kemudian dimakan. Padahal, di ladang – ladang masyarakat
ini banyak tumbuh tanaman gadung liar yang kurang di manfaatkan. Bagi masyarakat
desa Cabak gadung adalah jenis umbi yang susah diolah dan dapat menyebabkan
keracunan bagi mereka yang memakannya. Jika gadung yang ada di ladang – ladang
masyarakat ini dimanfaatkan seperti di daerah lain maka akan menghasilkan lapangan
pekerjaan dan menambah penghasilan bagi para ibu rumah tangga yang menganggur
setelah mengurus rumah tangga. Dengan mengajarkan pengolahan yang benar tentang
cara pembuatan kerupuk dan keripik gadung yang benar, diharapkan Desa Cabak
dapat menjadi salah satu desa di kecamatan Tlogowungu atau di Kabupaten Pati
sebagai penghasil keripik dan kerupuk dari umbi gadung. Hal ini juga dapat menjadi
peluang bagi mahasiswa daerah setempat untuk berwirausaha sebagai penghasilan
tambahan atau uang saku mahasiswa. Produksi kerupuk dan keripik gadung ini dapat
dilakukan dengan cara manual tanpa menggunakan mesin apapun, cukup dengan
tenaga manusia. Dengan keunggulan tersebut, maka sumber daya manusia yaitu ibu
rumah tangga dapat di optimalkan. Alat yang digunakan untuk proses pengolahan
juga cukup sederhana sehingga dapat mempermudah produksi kerupuk dan keripik
gadung di Desa Cabak Tlogowungu Pati. Dengan penyuluhan tentang khasiat dan

manfaat umbi yang dianggap beracun ini, masyarakat dapat memberdayakan bahkan

2

dapat menanam umbi gadung ini diladang mereka diantara tanaman pokok tanpa
menggangu tanaman pokok mereka karena umbi ini bukan tanaman parasit dan dapat
tubuh dengan mudah tanpa lahan yang luas.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah memanfaatkan gadung sebagai penambah penghasilan di
desa cabak ?
2. Bagaimana cara mengolah gadung secara tepat ?
C. TUJUAN
1. Memanfaatkan umbi gadung sebagai penambah penghasilan bagi
masyarakat desa Cabak.
2. Mengetahui cara pengolahan yang tepat dan benar tentang umbi gadung
bagi masyarakat desa Cabak.
3. Menjadikan umbi gadung menjadi bahan makanan siap saji.
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dari hasil PKM ini luaran yang diharapkan adalah :
1. Dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat desa Cabak yang

berorientasi pada profit.
2. Dapat menjadikan umbi gadung sebagai makanan yang lezat pada
masyarakat desa Cabak.
3. Dapat mengembangkan peluang usaha dari umbi gadung.
E. KEGUNAAN PROGRAM
a. Untuk Mahasiswa
1. Melatih kreativitas

mahasiswa dalam menciptakan inovasi bisnis

untuk membentuk jiwa kewirausahaan.
2. Menambah pengalaman dan pengetahuan bagi mahasiswa
b. Untuk Masyarakat
1. Menambah bahan makanan olahan di desa Cabak
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa Cabak
3. Memberdayakan ibu rumah tangga yang menganggur setelah
mengurus urusan rumah tangga.

3


BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
A. Umbi Gadung
Gadung (Dioscorea hispida) tergolong tanaman umbi-umbian yang
kurang mendapat perhatian. Gadung menghasilkan umbi yang dapat dimakan,
namun mengandung racun yang dapat mengakibatkan pusing dan muntah
apabila kurang benar dalam pengolahannya. Produk gadung yang paling
terkenal dan paling banyak diproduksi adalah dioleh dalam bentuk keripik
atau kerupuk.
B. Peluang Pasar
Masyarakat desa cabak sebagian besar adalah seorang petani. Sebagia
seorang petani, mereka memiliki ladang untuk berkebun. Mereka berkebun
dan bercocok tanam untuk menghasilkan suatu hasil pertanian. Di daerah
tersebut sebagian besar ladang di tanami ketela yang diolah mereka dan siap
dipanen satu tahun bisa sampai 2-3 kali. Setelah mereka mengolah ketela,
mereka menunggu panen tiba. Biasanya, kaum laki-laki mencari pekerjaan
lain misalnya jadi kuli pemikul tebu (tebang dalam bahasa jawa). Sedang
masyarakat kaum perempuan sebagian besar hanya menjadi ibu rumah tangga.
Ibu rumah tangga inilah yang menjadi potensi sumber daya manusia yang
dapat dimanfaatkan dalam produksi kerupuk dan keripik umbi gadung. Hal ini
di dukung dengan tumbuhnya tanaman gadung secara liar di sekeliling tanah
garapan mereka. Masyarakat tidak menghiraukan adanya tanaman ini karena
sepengetahuan mereka tanaman ini sulit untuk diolah dan dimanfaatkan. Jika
produksi kerupuk dan keripik umbi gadung ini berhasil maka pemasarannya
dapat dilakukan di rumah produksi (rumah salah satu warga). Pemasarannya
bisa dengan mempacking atau membungkus kerupuk dan keripik setelah jadi
bahan siap goreng dan siap makan. Kemudian didistribusikan ke toko - toko
terdekat dan pasar. Di desa Cabak terdapat cukup banyak toko kelontong yang
dapat menjadi sasaran pendistribusian. Selain itu, desa Cabak juga di apit oleh
tiga pasar yang menjadi pusat perbelanjaan yaitu pasar Lahar, pasar Ngemplak
dan pasar Kajen sehingga letaknya strategis.
C. Proses Produksi
1. Peralatan
Pisau

Sebagai memotong umbi menjadi tipis - tipis

4

Wadah

Sebagai tempat gadung setelah diiris

Tampah

Wadah besar untuk menjemur gadung yang telah diiris

Ember

Untuk mencuci gadung setelah diiris

Panci besar

Untuk tempat merebus gadung

Kompor

Untuk merebus gadung

Irus

Untuk pengaduk gadung saat direbus

Serok

Untuk pengaduk gadung saat direbus

Timbangan

Untuk menimbang berat keripik dan kerupuk setelah
proses selesai atau pem-packingan.

2. Bahan
Bahan
Umbi gadung
Garam dapur
Abu dapur
Penyedap rasa

Keterangan
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya (bila diinginkan)

D. Pengolahan Umbi Gadung
1. Ambil umbi gadung yang segar dan terpilih
2. Kupas kulitnya
3. Kemudian Iris tipis – tipis gadung
4. Campur dan lapisi gadung dengan tanah abu putih
5. Jemur gadung yang telah dilapisi dengan tanah abu putih pada sinar
matahari yang cukup sampai kering.
6. rendam dengan air yang mengalir selama 2 hari 2 malam. Apabila air
perendaman tidak mengalir, maka air perendaman harus diganti setiap 2
sampai 3 jam sekali selama 3 sampai 4 hari.
7. Angkatlah irisan umbi gadung tersebut dari air perendaman kemudian cuci
dengan air bersih hingga abu dapurnya benarbenar hilang.
8. Di rebus sampai matang dan diberi garam secukupnya ( sekaligus proses
pembumbuan ). Cara merebusnya sedikit demi sedikit agar matang secara
merata dengan menggunakan serok.
9. Angkatlah irisan umbi gadung tersebut kemudian Dijemur lagi sampai
benar – benar kering.
10. Setelah kering, lakukan penimbangan dan pem-packingan.

5

E. Analisis
Keripik gadung mempunyai penampilan yang cukup menarik dan
apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping rasa pusing serta mual
maka akan banyak diminati oleh para konsumen. Pembuatan keripik gadung
yang aman dikonsumsi atau tidak menimbulkan efek samping yang negatif
pada tubuh, harus benar benar teliti serta dibutuhkan pengalaman untuk
memprosesnya mulai dari bentuk umbi gadung sampai pada tahap akhir
pemrosesannya menjadi keripik gadung. Oleh karena itu pengolahannya harus
secara tepat seperti yang telah dikemukakan diatas agar dapat dikonsumsi
secara aman.

BAB III
METODE PELAKSANAAN PROGRAM

6

A. Proses Produksi
Proses produksi dilakukan di rumah salah satu warga yang memang di
ladangnya terdapat tanaman umbi gadung yang berlokasi di desa Cabak
Tlogowunu Pati. Diperkirakan per minggu dapat memproduksi kiloan
kerupuk mentah.
1.

2.
3.

4.

B. Strategi Pemasaran
Produk
Gadung (Dioscorea hispida) tergolong tanaman umbi-umbian yang
kurang mendapat perhatian. Gadung menghasilkan umbi yang dapat
dimakan, namun mengandung racun yang dapat mengakibatkan pusing
dan muntah apabila kurang benar dalam pengolahannya. Produk gadung
yang paling terkenal dan paling banyak diproduksi adalah dioleh dalam
bentuk keripik atau kerupuk.
Harga
Produk ini dapat dijual dengan harga perkilonya Rp. 10.000, 00
Distribusi
Didistribusikan ke toko - toko terdekat dan pasar. Di desa Cabak
terdapat cukup banyak toko kelontong yang dapat menjadi sasaran
pendistribusian. Selain itu, desa Cabak juga di apit oleh tiga pasar yang
menjadi pusat perbelanjaan yaitu pasar Lahar, pasar Ngemplak dan pasar
Kajen sehingga letaknya strategis.
Promosi
Dapat dilakukan melakukan test taste, sebagai langkah awal yaitu
membagi atau memberikan kerupuk yang telah siap makan kepada warga
sekitar terlebih dahulu. Kemudian didistribusikn ke toko kelontong
terdekat.

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

7

A. ANGGARAN BIAYA
No
Nama

Jumlah

Harga / satuan

Total

1

Panci besar

2

Rp600.000

Rp 600.000

2

Peralatan

1

Rp400.000

Rp 400.000

1

Rp 400.000

Rp 400.000

produksi (tampah
besar,

ember,

wadah

dan

lainnya)
3

Perlengkapan
lain-lain

(gas,

bayar air untuk
merendam di air
mengalir dll )
Jumlah

Rp
1.400.000,00

No

Nama

Jumlah

1

Umbi gadung Sesuai

Harga/satuan

Total

-

Rp 500.000

keperluan
2

Garam dapur

50 bks

Rp 4000

Rp 200.000

3

Abu dapur

50 kg

Rp. 2000

Rp100.000

4

Penyedap

50 bks

Rp4.500

Rp 225.000

rasa
Jumlah

Rp1.025.000

8

Nomo
r
1.

Nama

Harga
Jumlah
Satuan
*
Tenaga (5 orang) Rp 50.000,- per Rp
hari
1.500.000,00
*
dihitung perminggu sebagai jaminan awal
Jadi, jumlah biaya yang dibutuhkan adalah Rp 3.925.000,00

B. JADWAL KEGIATAN

LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata
A. Identitas diri
Nama
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat, tanggal lahir

: Siti Rohana (Ketua)
: Perempuan
: S-1 Pendidikan Geografi
: 3201414073
: Pati, 02 April 1996
9

E-mail
Nomor telepon

: [email protected]
: 085641082880

B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi

SD N 1 Cabak

SMP
SMP N 2

SMA
MA Silahul Ulum

Tlogowungu
IPA

Jurusan
TahunMasuk-

2002-2008

2008-2011

2011-2014

Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-K Produksi Kerupuk Dari Ubi Gadung Yang
Dianggap Beracun Sebagai Lapangan Pekerjaan Baru Bagi Ibu Rumah Tangga Di
Desa Cabak Tlogowungu Pati.

10

Dokumen yang terkait