T1 692008012 Full text

1. Pendahuluan
Promosi pariwisata yang dilakukan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan
Kabupaten Halmahera Utara beberapa masih bersifat konvensional antara
lain pembuatan website pariwisata, pembuatan brosur-brosur wisata, baliho,
spanduk, iklan koran dan media cetak lainnya [1]. Namun promosi yang
dilakukan Dinas Pariwisata masih belum bisa menjangkau calon wisatawan
di luar Halmahera Utara, dikarenakan media promosi yang dipakai masih
memiliki kelemahan dalam mempengaruhi calon wisatawan. Dalam hal ini
media cetak tentunya tidak mempunyai suara, dikehendaki untuk dibaca,
dan hanya dapat dinikmati perindividu [2]. Media promosi ini tentunya
membatasi target yang dituju sehingga berpengaruh terhadap jumlah
wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang akan berkunjung ke
Halmahera Utara.
Melihat masalah yang ada, maka diperlukan sebuah media promosi yang
lebih mudah dinikmati dan dapat menjangkau calon wisatawan baik
domestik maupun mancanegara. Media promosi yang memiliki gambar,
suara, dan mudah dalam penyampaiannya menjadi salah satu pilihan yang
baik dalam melakukan kegiatan promosi, maka dengan ini dibuatlah video
promosi pariwisata. video promosi pariwisata dapat memberikan informasi
berupa suara dan gambar tentang destinasi pariwisata, dapat dinikmati
semua kalangan serta mudah dalam penyebarannya ke masyarakat luas

khususnya calon wisatawan. Selain itu media promosi berupa video juga
mampu membawa unsur realistik atau keadaan sebenarnya kepada target
audience, ini secara tidak langsung akan mempengaruhi perasaan dan emosi
para audience dengan lebih nyata.
2. Kajian Pustaka
Pembuatan media promosi berupa video, sudah ada sebelumnya
berdasarkan penelitian yang menghasilkan karya ilmiah dengan judul
"Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata Melalui Video
Profile". Penelitian ini menjelaskan tentang media promosi berupa audio
visual, dalam hal ini video profile dipakai untuk kegiatan promosi
menggantikan media promosi yang bersifat konvensional. Video profile
yang dibuat memberikan informasi tentang potensi-potensi sumber daya
alam serta memperkenalkan desa Tumang sebagai desa wisata [3].
Penelitian berikutnya juga berupa karya ilmiah dengan judul
"Perancangan dan Pembuatan Video Promosi Wisata Alam dan Edukasi
Lingkungan Dolandeso Boro Daerah Banjar Asri Kabupaten Kulon Progo".
Penelitian ini menghasilkan video promosi yang memperkenalkan tempat
wisata alam. Video promosi berisi fasilitas wisata, hotel, animasi peta, serta
slide foto kegiatan di tempat wisata [4].
Perancangan media komunikasi visual berupa video promosi pariwisata

memiliki keunggulan karena dapat memberikan gambaran dan informasi
kepada calon wisatawan sehingga apa yang disampaikan dan ditampilkan
bisa lebih mudah diterima dan diingat karena video promosi dibuat dengan
sinematografi yang menarik, backsound yang sesuai, narasi yang terdengar
dengan jelas.
Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian
kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan penggunaan media
2

penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi
visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis,
ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya [5].
Multimedia adalah penggunaan beberapa media yang berbeda untuk
menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio,
grafik, animasi dan video. Kata Multimedia sendiri berasal dari bahasa Latin
yang terdiri dari kata multum (multi) yang berarti banyak, bermacammacam, dan medium (media) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk
menyampaikan atau membawa sesuatu. Beberapa definisi Multimedia
menurut beberapa ahli antara lain:
 Kombinasi dari tiga elemen: suara, gambar dan teks,
 Kombinasi antara komputer dan video,

 Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini
dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan
gambar ,
 Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif
yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video,
 Multimedia dalam konteks komputer adalah pemanfaatan komputer
untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio video
dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai
berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi [6].
Sinematografi diartikan sebagai the craft of making picture (pengrajin
gambar). Sebagai pemahaman sinematografi bisa diartikan kegiatan menulis
yang menggunakan gambar bergerak sebagai bahannya. Artinya dalam
sinematografi mempelajari bagaimana membuat gambar bergerak, seperti
apakah gambar-gambar itu, bagaimana merangkai potongan-potongan
gambar yang bergerak menjadi rangkaian gambar yang mampu
menyampaikan maksud tertentu atau menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan suatu ide tertentu [7].
Fotografi Timelapse adalah pengembangan dari bidang fotografi yang
menjadikan sekumpulan foto yang diambil dalam periode tertentu menjadi
sebuah klip video pendek. Periode pemotretan umumnya berdurasi lama,

bisa hingga berjam-jam, sedangkan timing pengambilan foto bisa dibuat
berkala setiap beberapa detik hingga menit, tergantung kebutuhan. Obyek
yang difoto biasanya adalah obyek yang punya gerakan sangat lambat,
seperti gerakan awan, matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Meski
begitu timelapse boleh juga dipakai untuk merekam gerakan yang lebih
cepat seperti manusia yang berjalan, meski nanti hasilnya gerakan manusia
itu akan tampak sangat cepat [8].
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Utara berdiri
pada tahun 2003 berdasarkan surat keputusan Bupati Halmahera Utara
tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas-dinas daerah kabupaten
Halmahera Utara. Selanjutnya melalui surat keputusan Bupati Halmahera
Utara nomor 6 tahun 2005, nama instansi mengalami perubahan menjadi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Utara sampai
sekarang ini, yang dipimpin oleh Drs. E. J. Papilaya, MTP.
Kabupaten Halmahera Utara memiliki berbagai objek wisata yang
sangat beragam. Kebanyakan objek wisata di daerah ini hanya memiliki
daya tarik sebagai objek wisata alamiah dengan panoramanya. Objek wisata
3

budaya maupun rekreatif lain masih kurang berkembang di Kabupaten

Halmahera Utara.
Bagi masyarakat setempat, Kabupaten Halmahera Utara memiliki
panorama alam yang indah dan mempesona serta keanekaragaman seni
budaya yang masih mengakar kuat. Obyek wisata alam, wisata bahari,
wisata budaya dan peninggalan sejarah serta agrowisata ditunjang berbagai
macam tarian budaya serta hasil kerajinan rakyat berupa cinderamata
membuat Halmahera Utara adalah tujuan wisata yang ideal [9].
3. Metode dan Perancangan Sistem
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
cyclic strategy. Strategi berputar ini pada dasarnya memiliki prinsip yang
sama dengan linear strategy, hanya pada strategi ini ada kalanya suatu tahap
perlu diulang kembali untuk menampung umpan balik (feed back) sebelum
tahap berikutnya dilanjutkan. Pengulangan tahap ini lazim disebut loop
[10].Tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan dalam penelitian dapat
dilihat pada Gambar 1.
Tahap 1

Lanjut/kembali

Tahap 2


Tahap 3

Gambar 1. Metode cyclic strategy

Kemudian untuk metode perancangan video promosi menggunakan
perancangan pembuatan film. AdapunTahapan secara garis besar dalam
perancangan video promosi pariwisata Kabupaten Halmahera Utara dapat
dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut :

Gambar 2 Bagan Alur Perancangan

4

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menentukan masalah yang
akan diangkat untuk penelitian ini. Untuk penelitian ini masalah yang
diangkat adalah belum adanya media komunikasi visual untuk
mempromosikan wisata di Kabupaten Halmahera Utara. Media komunikasi
visual yang digunakan untuk mempromosikan adalah video.
Dilakukan juga observasi terhadap beberapa video promosi pariwisata,

misalnya pada video "Destination West Papua" dan "Destination Lombok"
yang dibuat oleh Chundra Setiawan, untuk mengetahui cara penyampaian
pesan dari video promosi, cara mixing backsound, cara melibatkan talent
dalam video, dan pengambilan gambar dengan sudut yang baik .
Sebelum melakukan tahap perancangan, terlebih dahulu harus
mengetahui hasil pengumpulan data, agar dapat menarik kesimpulan yang
membantu dalam proses perancangan. Wawancara dilakukan secara
langsung dengan Bapak E.J Papilaya selaku Kepala Dinas Pariwisata
Kabupaten Halmahera Utara yang dilakukan pada tanggal 19 April 2013.
Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak wisatawan lokal
dan mancanegara yang pernah berkunjung di Kabupaten Halmahera Utara,
apa saja media promosi yang dipakai dalam mempromosikan wisata di
Kabupaten Halmahera Utara. Objek-objek wisata apa saja yang terdapat di
Kabupaten Halmahera Utara serta bagaimana cara penyampaian informasi
atau pelaksanaan kegiatan promosi yang menjadi agenda Dinas Pariwisata
terkait. Wawancara juga dilakukan kepada Mark selaku wisatawan
mancanegara yang sementara berkunjung di Halmahera Utara. Wawancara
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana wisatawan memperoleh
informasi tentang wisata yang ada di Kabupaten Halmahera Utara.
Dari wawancara tersebut, dapat diperoleh data mengenai pengaruh

media promosi yang digunakan bagi angka wisatawan yang berkunjung dan
dapat ditentukan target dari perancangan video promosi yaitu wisatawan
domestik khususnya.
Dari data verbal dan visual dapat diambil kesimpulan antara lain:
 Belum pernah ada video promosi pariwisata Kabupaten Halmahera
utara
 Media promosi yang digunakan belum bisa menggambarkan objek
wisata yang ada di Kabupaten Halmahera Utara dan tidak mencapai
target.
 Kurangnya informasi destinasi pariwisata terhadap calon wisatawan
domestik.
Data visual didapat dengan cara mencari referensi-referensi video
promosi pariwisata suatu daerah atau iklan-iklan visit indonesia yang
digunakan untuk mempromosikan Indonesia di internasional. Seperti yang
terlihat pada Gambar 3.

5

Gambar 3. referensi video promosi pariwisata


Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisa, dimana nantinya
akan digunakan untuk membuat sebuah ide cerita yang akan diangkat
menjadi Video Promosi Kabupaten Halmahera Utara. Berdasarkan masalah
pengaruhnya media promosi dengan angka wisatawan yang berkunjung,
didapatkan ide untuk membuat media komunikasi visual untuk promosi
pariwisata dan kebudayaan berupa video promosi pariwisata.
Konsep utama video yang dibuat bertemakan kemegahan, yang akan
menampilkan sisi megah dari setiap scene, narasi dan backsound serta
menggunakan standar sinematografi sebuah film sehingga nantinya dapat
membuat audience dalam hal ini calon wisatawan ikut terlibat merasakan
keadaan realistik yang disajikan.
Tahap selanjutnya adalah proses pra produksi berupa ide cerita,
storyline, treatment, dan storyboard.
Ide cerita dalam video ini akan menceritakan tentang potensi-potensi
wisata, sejarah, budaya, cinderamata, jenis kesenian dan destinasi pariwisata
yang terdapat di Kabupaten Halmahera Utara.
Storyline adalah cerita rekaan tentang film yang akan diproduksi.
Storyline juga suatu gambar kerja keseluruhan dalam memproduksi film,
jadi dalam memproduksinya akan lebih terarah. Berikut adalah storyline
pada video promosi pariwisata kabupaten Halmahera utara.Video ini

diawali dengan transisi gambar sekilas tentang Halmahera utara seperti
pemandangan pagi hari yang diambil di Tobelo, yaitu hutan, air terjun, dan
pantai. Dilanjutkan dengan gambar-gambar yang membahas tentang sisi
sumber daya alam atau kekayaan hasil bumi yang terdapat di kabupaten
Halmahera utara, dalam hal ini gambar lebih ditekankan pada salah satu
sumber daya alam saja yaitu cengkeh. Berikutnya gambar tentang kerajinan
tangan asli daerah kabupaten Halmahera utara yang diolah dari hasil bumi
oleh penduduk lokal, yaitu pembuatan parang dan salawaku. Gambar
berikutnya dilanjutkan dengan mengangkat kebudayaan Halmahera utara
namun masih berkaitan dengan kerajinan tangan tadi, dimana parang dan
salawaku digunakan dalam melengkapi properti tarian tradisional yaitu
cakalele yang diperagakan oleh tim penari tradisional. Gambar berikutnya
tentang kondisi alam yang lebih memperjelas tentang gambaran daerah
Halmahera Utara dan juga menayangkan tentang peninggalan-peninggalan
sejarah yang ada di Halmahera utara, misalnya tugu, rumah adat, dan
6

monumen. Gambar selanjutnya lebih spesifik kepada keunggulan wisata
Kabupaten Halmahera Utara yaitu keadaan pantai yang memperlihatkan
keindahan daerah kepulauan Tobelo, seperti gambar laut dengan latar

belakang pulau-pulau kecil yang diambil dari atas perahu, kemudian pantai
yang masih alami, objek-objek wisata, jembatan tradisional di pinggir pantai
membuat kesan pantai yang jarang dikunjungi. Gambar berikutnya adalah
gambar wisata bawah laut yang juga merupakan keunggulan wisata daerah
Kabupaten Halmahera Utara karena selain menikmati dunia bawah air, kita
juga dapat menyaksikan peninggalan sejarah perang dunia ke II yang
tenggelam di dasar laut. Selanjutnya adalah adegan wanita yang sedang
melihat-lihat cinderamata asli Halmahera utara di dalam sebuah monumen
tradisional sejarah. Gambar berikutnya adalah gambar tentang sarana dan
prasarana yang mendukung pariwisata di Halmahera utara, seperti hotel
lengkap dengan gambar kamar tidur, wisma, maupun homestay. Selanjutnya
gambar yang memasuki ending video seperti kuliner yang bisa dinikmati di
Halmahera utara, masyarakat yang ramah, beberapa gambar sunset dan
ditutup dengan keindahan landscape malam hari serta tetap
mempertahankan konsep kemegahan video.
Setelah pembuatan storyline, kemudian tahap selanjutnya adalah
pembuatan treatment. Treatment disusun berdasarkan hasil riset awal (baik
langsung maupun tak langsung) dan berdasarkan rumusan ide tentang
bagaimana rangkaian cerita atau adegan yang nantinya diambil. Dalam
penyusunan treatment yang terpenting adalah kumpulan dari jenis shot,
angle dan juga transisi kamera.
1. Scene 1 : Opening (LS, EA)
Int
: (day)
Cuplikan gambar hutan,pantai,air terjun
Cut to....
2. Scene 2 : Pinggir Jalan (FS, LA)
Int
: (day)
Seorang ibu sedang menata cengkeh yang dijemur.
Cut to....
3. Scene 3 : Rumah ( MCU, EA)
Int
: (day)
Seorang bapak sedang mengukir parang dan salawaku.
Cut to....
4. Scene 4 : Lapangan (LS, EA)
Int
: (day)
Memperlihatkan tim penari memperagakan tarian cakalele.
Cut to....
5. Scene 5 : di atas perahu (LS, EA)
Int
: (day)
Cuplikan gambar pantai, laut dan pulau dari atas perahu yang bergerak.
Cut to....
6. Scene 6 : Tempat bersejarah ( MS, LA)
Int
: (day)
Monument van dijken, tugu nusantara, rumah adat hibualamo
Cut to....
7. Scene 7 : Underwater (FT, EA)
Int
: (day)
Penyelam dan keanekaragaman bawah laut.
Cut to....
8. Scene 8 : Rumah adat (MCU, EA)
Int
: (day)

7

Pemeran wanita sedang melihat-lihat cinderamata.
Cut to....
9. Scene 9: Rumah makan (MCU, HA)
Int
: (day)
Tracking kuliner (ikan bakar dan sayur).
Cut to....
10. Scene 10: Hotel (LS, EA)
Int
: (day)
Cuplikan-cuplikan hotel,penginapan dan wisma.

Setelah perancangan treatment dari storyline, langkah berikutnya adalah
pembuatan storyboard yang akan menjadi acuan bagi kameramen dalam
proses pengambilan gambar. Storyboard merupakan deskripsi dari setiap
scene yang secara jelas menggambarkan obyek multimedia serta
perilakunya [11]. Dalam perancangan video promosi ini, storyboard
memegang peranan penting karena storyboard digunakan sebagai acuan
dalam pembuatan setiap scene. Berikut adalah contoh storyboard yang
terdapat pada Gambar 4.

Gambar 4. Storyboard

4. Hasil pembahasan
Setelah dilakukan perancangan tahap berikutnya adalah proses produksi,
pasca produksi yang pada akhirnya akan menghasilkan video promosi yang
hendak dicapai. Berikut adalah capture dari masing-masing scene yang
terdapat dalam video promosi tersebut yang disesuaikan dengan
perencanaan pada storyline, treatment, dan storyboard.
Scene 1 merupakan adegan opening yang salah satunya adalah
pemandangan yang luas dari dataran yang tinggi ke arah dataran rendah,
sehingga didapat gambar hutan, kota, laut dan pulau-pulau. Jenis shot yang
dipakai adalah long shot dan eye angle dengan teknik panning sehingga
dapat menggambarkan dataran tinggi di daerah Halmahera utara. Scene 1
dapat dilihat pada gambar 5.

8

Gambar 5. Scene 1

Scene 2 adalah adegan yang menceritakan tentang sumber daya alam
yang terdapat di Halmahera utara. Salah satu adegannya adalah seorang ibu
yang sedang menata cengkeh yang sedang dijemur. Jenis shot yang dipakai
adalah full shot dan low angle dengan teknik tracking sehingga bisa didapat
komposisi yang menjelaskan kekayaan sumber daya alam yang diolah oleh
masyarakat tradisional. Scene 2 dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Scene 2

Scene 3 adalah adegan yang menceritakan tentang kerajinan tangan yang
terdapat di Halmahera utara. Salah satu adegannya adalah seorang bapak
yang sedang mengukir parang dan salawaku. Jenis shot yang dipakai adalah
medium close up dan low angle sehingga dapat menceritakan apa yang
sedang dikerjakan oleh sang pengrajin. Scene 3 dapat dilihat pada Gambar
7.

Gambar 7. Scene 3

Scene 4 adalah adegan yang menayangkan tentang kebudayaan yang
terdapat di Halmahera utara. Adegan tarian tradisional cakalele diperankan
oleh tim penari tradisional. Jenis shot yang dipakai long shot dan eye angle
sehingga dapat menjelaskan beraneka ragam busana tradisional. Scene 4
dapat dilihat pada Gambar 8.
9

Gambar 8. Scene 4

Scene 5 adalah adegan yang menceritakan tentang potensi-potensi wisata
yang ada di Halmahera utara. Adegan diambil dengan long shot dan eye
angle dari atas perahu yang bergerak sehingga bisa menceritakan tentang
keindahan potensi-potensi wisata yang ada di Halmahera utara. Scene 5
dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Scene 5

Scene 6 adalah adegan yang menceritakan tentang peninggalanpeninggalan sejarah yang bisa dijadikan tempat wisata di Halmahera utara.
Jenis shot yang dipakai dalam adegan adalah long shot dan eye angle
dengan teknik panning sehingga dapat menggambarkan kemegahan dari
monument atau tugu tersebut. Scene 6 dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Scene 6

Scene 7 adalah adegan yang menceritakan tentang keanekaragaman
bawah laut, spesies bawah laut yang menjadi wisata bawah laut di
Halmahera utara. Adegan dibantu dengan beberapa talent penyelam
menggunakan jenis shot follow through dan eye angle sehingga dapat
10

menjelaskan keindahan keanekaragaman bawah laut. Scene 7 dapat dilihat
pada Gambar 11.

Gambar 11. Scene 7

Scene 8 adalah adegan yang menceritakan tentang cinderamata yang
terdapat di Halmahera utara. Adegan dibantu dengan seorang talent wanita,
yang diambil dengan jenis shot medium close up dan eye angle sehingga
membuat video lebih menarik dan menjelaskan apa saja cinderamata yang
ada di Halmahera utara. Scene 8 dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Scene 8

Scene 9 adalah adegan yang menceritakan tentang kuliner khas
Halmahera utara. Adegan diambil dengan jenis shot extreme close up dan
eye angle dengan teknik focus in sehingga bisa menggambarkan detail dari
makanan khas Halmahera utara. Scene 9 dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Scene 9

11

Scene 10 adalah adegan yang menggambarkan akan sarana dan
prasarana pendukung pariwisata yaitu penginapan, hotel, wisma dan
homestay. Adegan diambil dengan long shot dan eye angle dengan teknik
panning sehingga dapat menggambarkan interior sarana dan prasarana
pendukung pariwisata. Scene 10 dapat dilihat pada Gambar 14

Gambar 14. Scene 10

5. Hasil pengujian video
Pengujian kualitatif dilaksanakan pada dinas pariwisata dan kebudayaan
Halmahera Utara yang bertindak sebagai client dan kepada para praktisi
videografer.
Pengujian kualitatif pertama pada dinas pariwisata dalam hal ini Bpk.
E.J Papilaya selaku kepala dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten
Halmahera Utara, didapatkan hasil bahwa video ini dapat menjadi alternatif
promosi potensi pariwisata yang terdapat di kabupaten Halmahera Utara,
serta dapat mewakili dinas pariwisata dan kebudayaan. Video sudah
mencakup informasi yang hendak disampaikan dari segi seni, budaya,
cinderamata, dan potensi pariwisata.
Pengujian kualitatif kedua pada praktisi videografer dalam hal ini
Chandra Makangiras, Novi Nicolaas, Ater Tjaja videografer di pemda,
didapatkan hasil bahwa video yang dibuat sangat menarik dari segi
sinematografi, backsound audio yang jelas dan sesuai, serta memiliki teknik
pengambilan gambar yang baik.
Pengujian kedua adalah pengujian kuantitatif dengan responden
berjumlah 36 mahasiswa DKV FTI pada mata kuliah multimedia.
Pemberian kuisoner dilakukan dua kali dimana kuisoner pertama berisi
pertanyaan mengenai pengetahuan tentang kabupaten Halmahera Utara dan
kuisoner kedua berisi tentang pertanyaan mengenai teknis produksi video
promosi pariwisata.
Tabel hasil Kuisoner 1
Pertanyaan
1
2
3
4
5

A
0
0
0
0
0

B
9
3
0
1
1

C
23
23
27
25
23
12

D
4
10
9
10
12

Total
36
36
36
36
36

0

14

121

45

180

Jawaban A : (0/180 x 100% = 0 % ) (Sangat Mengetahui)
Jawaban B : (14/180 x 100% = 7,8 %) (Mengetahui)
Jawaban C : (121/180 x 100% = 67,2%) (Tidak Mengetahui)
Jawaban D : (45/180 x 100% = 25%) (Sangat Tidak Mengetahui)
0.0%
7.8%
25.0%

Sangat mengetahui
Mengetahui
Tidak Mengetahui
67.2%

Dari hasil kuisoner 1 dapat simpulkan bahwa sebagian besar responden
sebanyak 93,2 % ( dengan asumsi jawaban C dan D dijumhlakan ) belum
mengetahui daerah, kebudayaan, cinderamata dan potensi wisata yang
terdapat di Halmahera Utara. Dan responden belum pernah melihat video
promosi yang berasal dari Dinas pariwisata Halmahera Utara.
Kuisoner 2
Kuisoner ke 2 adalah kuisoner yang dibagikan setelah menonton video
promosi pariwisata, adapun pertanyaan yang dibagikan menyangkut
ketertarikan mengenai daerah kabupaten Halmahera Utara, apakah video ini
dapat menjadi alternative media promosi selain brosur, dan kemudian
menyangkut produksi dari video tersebut seperti sinematografi, narasi,
backsound, dan transisi.
Tabel Kuisoner 2
Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8

A
1
16
23
9
13
7
10
5
84

B
35
20
13
25
22
28
26
31
200

C
0
0
0
2
1
1
0
0
4
13

D
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Total
36
36
36
36
36
36
36
36
288

Jawaban A : (84/288 x 100% = 29,2 % ) (Sangat Tertarik)
Jawaban B : (200/288 x 100% = 29,4%) (Tertarik)
Jawaban C : (4/288 x 100% = 1,4%) (Tidak Tertarik)
Jawaban D : (0/288 x 100% = 0%) (Sangat Tidak Tertarik)
1.4%

0.0%

29.2%
Sangat Tertarik
Tertarik
Tidak Tertarik
Sangat Tidak Tertarik
69.4%

Dari hasil kuisoner 2 dapat simpulkan bahwa sebagian besar responden
sebanyak 98,6% (dengan asumsi jawaban A dan B dijumlahkan) tertarik
dengan video promosi pariwisata yang dibuat, baik dari sisi sinematografi,
narasi, backsound, serta transisi dan juga dapat mewakili keindahan obyekobyek wisata dan kebudayaan di kabupaten Halmahera Utara.
6. Penyampain Video Promosi
Video promosi pariwisata yang akan disebarkan untuk dipromosikan, dirender dengan kualitas High Definition ukuran pixel 1280x720px serta
25fps berformat mp4 sehingga mudah dijalankan di hampir semua pemutar
video sekarang. Disebarkan dalam dua bentuk hardcopy dan softcopy.
Hardcopy dimasukkan dalam CD (Compact Disc) dilengkapi cover dan
case yang didesain serta akan dibagikan ketika Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Halmahera Utara melakukan promosi atau pameran dan juga
bisa didapatkan ketika mengunjungi kantor Dinas Pariwisata.
Softcopy disebarkan lewat jaringan TV baik lokal maupun nasional,
dibawa ke festival-festival film dalam & luar negeri, atau dapat juga
diupload secara massal ke jaringan internet (website pariwisata, youtube,
facebook, vimeo, dll).
Strategi promosi dari video promosi pariwisata tersebut tentu bukanlah
harga mati. Masih dimungkinkan usulan-usulan strategi lain disesuikan
dengan perkembangan teknologi.

14

7. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan penelitian mengenai perancangan
Video Promosi Pariwisata Kabupaten Halmahera Utara dapat disimpulkan
bahwa video promosi pariwisata di Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan
Kabupaten Halmahera Utara telah memenuhi kriteria yang diharapkan
sebagai media promosi pariwisata serta mempermudah Dinas Pariwisata
Dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Utara dalam mempromosikan dan
memberikan infomasi potensi-potensi wisata kepada calon wisatawan baik
domestik maupun mancanegara yang akan berkunjung ke Halmahera Utara.

Pustaka
[1] Papilaya, E.J, 2013. Festival Canga Jumpa Pers. (Ruang Meeting Kantor
Bupati Halmahera Utara). 19 April 2013.
[2]
Nawas,
Abu,
2013,
Kelemahan
Media
Cetak
http://www.iklanizer.com/2013/04/kelemahan-media-cetak.html.
Diakses tanggal 7 Februari 2014
[3] Prihanikasi, 2008, Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa
Wisata Melalui Video Profile, Surakarta : Universitas Sebelas Maret
[4] Permana, Yasa sidik, 2012, Perancangan Dan Pembuatan Video Promosi
Wisata Alam Dan Edukasi Lingkungan Dolandeso Boro Daerah
Banjar Asri Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta : Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika Dan Komputer Amikom
[5] Syamsul, Asep, 2012, Komunikasi Non Verbal, Komunikasi Visual.
http://romeltea.com/komunikasi-non-verbal-komunikasi-visual/#.
Diakses tanggal 11 agustus 2013.
[6] Susanto, Juhaeri, 2007, Pengantar Multimedia Untuk Media
Pembelajaran,
http://ilmukomputer.org/wpcontent/uploads/2009/07/juhaeri-multimedia_bagian1.pdf. (Diakses
tanggal 11 september 2013)
[7] Ardiansyah, Yulian, 2005, Tips & Trik Fotografi : Teori dan Aplikasi
Belajar Cinematografi. Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
[8] Erwin, 2012, Mengenal Timelapse Photography,
http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2009/07/ErwinPhotography_Timelaps.pdf. Diakses tanggal 14 september 2013.
[9] Benisius, 2010, Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Halmahera Utara, http://www.halmaherautara.com/prokam/profildinas-pariwisata-dan-kebudayaan-halmahera-utara. Diakses tanggal
14 september 2013.
[10] Sarwono, Jonathan & Hary Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain
Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi
[11] Sutopo. 2003. Multimedia Interaktif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

15