ppl2_2601409065_R112_1349787522. 391.22KB 2013-07-11 22:14:49

LAPORAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2
DI SMP NEGERI 39 SEMARANG

Disusun Oleh :

Nama

: Windi Desi Pratiwi

NIM

: 2601409065

Program studi

: Pendidikan Bahasa Jawa

FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2012

i

PENGESAHAN

Laporan PPL 2 ini disusun sesuai dengan Pedoman PPL UNNES.
Hari

: Senin

Tanggal

: 8 Oktober 2012

Disahkan oleh :

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan PPL2 dan menyusun laporan ini

guna menyelesaikan tugasnya dengan baik tanpa suatu halangan apapun.
Dalam penyusunan laporan PPL2 ini, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai
dengan penyusunan laporannya tentu memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu antara lain sebagai berikut:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Semarang,
2. Drs. Masugino, M.Pd. selaku kepala pusat pengembangan PPL Unnes,
3. Drs. Margono, M.Kes. selaku koordinator dosen pembimbing PPL SMP N 39 Semarang,
4. Drs. Agus Yuwono, M. Si, M.Pd selaku dosen pembimbing mahasiswa PPL jurusan
Pendidikan Bahasa Jawa di SMP N 39 Semarang,
5. Drs. H. Eko Djatmiko, M.Pd selaku kepala SMP N 39 Semarang,
6. Dra. Rini Rusmiasih selaku koordinator guru pamong,
7. Y. Hadiman S.Pd selaku guru pamong mahasiswa PPL Bahasa Inggris di SMP N 39
Semarang,
8. Seluruh Guru dan Staf Karyawan TU serta peserta didik SMP N 39 Semarang,
9. Rekan-rekan PPL dan seluruh pihak yang telah membantu penulis selama pelaksanaan
PPL ini.
Dari terselesaikannya laporan PPL2 ini, penulis berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi semua pihak, baik penulis, sekolah, maupun universitas. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk

kesempurnaan laporan ini. Atas segala kekurangannya, penulis menyampaikan maaf.

Semarang, 8 Oktober 2012
ttd

Penulis

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan ...................................................................................................................... 3
C. Manfaat .................................................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................ 5
A. Pengertian Praktik Pengalaman Lapangan .............................................................. 5
B. Dasar Pelaksanaan ................................................................................................... 5
C. Status, Peserta, dan Bobot Kredit ............................................................................ 6
D. Persyaratan dan Tempat .......................................................................................... 7
E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ..................................................... 7
F. Integritas Pribadi Guru............................................................................................. 7
G. Kompetensi dan Profesional Guru .......................................................................... 8
H. Motivasi Belajar .................................................................................................... 10
I. Pembelajaran Inovatif ............................................................................................. 10
BAB III PELAKSANAAN .................................................................................................. 13
A. Waktu .................................................................................................................... 13
B. Tempat ................................................................................................................... 13
C. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ............................................................................. 13
D. Materi Kegiatan ..................................................................................................... 14
E. Proses Pembimbingan ............................................................................................ 14
F. Faktor Pendukung .................................................................................................. 15
G. Faktor Penghambat ................................................................................................ 15
REFLEKSI DIRI
DAFTAR LAMPIRAN


iv

DAFTAR LAMPIRAN
1. Kalender pendidikan SMP N 39 Semarang
2. Perangkat pembelajaran Bahasa Inggris kelas VII SMP N 39 Semarang
a. Program Tahunan
b. Program semester 1
c. Silabus
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Kartu bimbingan praktik mengajar
4. Rencana kegiatan praktikan
5. Daftar hadir dosen pembimbing
6. Presensi mahasiswa PPL
7. Jadwal praktik mengajar
8. Daftar Hadir Peserta Didik
9. Daftar Nilai Siswa
10. Soal ulangan harian
11. Analisis Hasil Ulangan Harian
12. Program Perbaikan/Remidi

13. Foto Dokumentasi

v

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Unnes merupakan salah satu perguruan tinggi yang mendidik calon guru dan tenaga
kependidikan yang profesional. Calon guru profesional dalam melaksanakan tugas profesi
kependidikan harus mampu menunjukkan keprofesionalannya yang ditandai dengan
penguasaan kompetensi akademik kependidikan dan kompetensi penguasaan substansi
dan atau bidang studi sesuai bidang ilmunya. Kompetensi calon guru yang dimaksud
meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Dalam rangka
menyiapkan calon guru yang profesional, maka sebagai mahasiswa perlu melakukan
kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sesuai dengan kurikulum yang telah
ditetapkan.
Pelaksanaan PPL ini mempunyai dasar hukum sebagai landasan pelaksanaannya
antara lain (1) UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) UU No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; (3) Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan No.19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan; (4) Keputusan Presiden No. 271 Tahun 1965 tentang
Pengesahan Pendirian IKIP Semarang, No. 124/M Tahun 1999 tentang Perubahan Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang, Bandung dan Medan menjadi
Universitas, dan No. 132/M Tahun 2006 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Negeri
Semarang; (5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 59 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri Semarang; (6) Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional No. 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi, No.
225/O/2000 tentang Status Universitas Negeri Semarang, No. 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar, dan No.
045/U/2002 tentang Kurikulum Inti; (6) Keputusan Rektor No. 46/O/2001 tentang
Jurusan dan Program Studi di Lingkungan Fakultas Serta Program Studi Pada Program
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, No. 162/ O/ 2004 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan di Universitas Negeri Semarang, No. 163/O/2004 tentang Pedoman Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, dan No. 22/O/2008 tentang
Pedoman Praktek Pengalaman Lapangan Bagi Mahasiswa Program Kependidikan
Universitas Negeri Semarang.
1

Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah program pendidikan yang

diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan agar menguasai guru
secara utuh sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sehingga dapat
memperoleh pengakuan tenaga pendidik profesional, yang mampu beradaptasi dan
melaksanakan tugas profesi pendidik yang unggul, bermanfaat, dan dibanggakan lembaga
pendidikan pengguna, masyarakat dan bangsa Indonesia.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang
diperoleh dalam semester-semester sebelumnya, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan agar kita sebagai praktikan memperoleh pengalaman dan keterampilan
lapangan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah atau di tempat
latihan. Kegiatan PPL meliputi praktik mengajar, praktik administrasi, praktik bimbingan
dan konseling serta kegiatan yang bersifat kokurikuler dan atau ekstra kurikuler yang
berlaku di sekolah atau tempat latihan.
Dalam praktiknya, pelaksanaan PPL ini terbagi atas dua macam tahapan, yaitu
PPL I (yang sering disebut PPL Dini) dan PPL II yang bentuknya adalah praktek
pengaaman lapangan di kelas secara terbimbing. Program kepelatihan ini merupakan
bekal bagi mahasiswa sebelum meereka berkiprah dilapangan.
Didalam PPL I pelasanaannya terdiri dari atas dua tahapan, tahap pertama adalah
kegiata observasi fisik dan administrasi sekolah. Sedangkan tahapan kedua adalah
kegiatan observasi kegiatan pembelajaran. PPL I ini telah dilaksanakan pada tanggal 30

juli s.d 10 Agustus 2012 lalu. Sedangkan PPL II ini merupakan tindakan lanjut dari
kegiatan PPL I. pada PPL I mahasiswa dilatih menyusun contoh perangkat perangkat
pembelajaran, melihat guru mengajar didalam kelas dan sedikit praktek pengajaran kelas,
pada PPL II mahasiswa terjun langsung mengajar di kelas secara penuh dengan
mempersiapkan seluruh perangkat pembelajaran yang diperlukan. Tugas-tugas yang
dilakukan mahasiswa selama melaksanakan PPL II adalah :
1. Melakukan pengamatan dan pemahaman tentang kuriulum dan Garis-garis Besar
Program Pengajaran (GBPP), kususnya berkaitan dengan bidang studi yang
ditekuni.

2

2. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi :Program Tahunan (PROTA),
Program Semester (PROMES), Silabus, Minggu Efektif dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
3. Melaksanakan perangkat pembelajaran langsung dikelas secara terbimbing dan
berkesinambungan.
4. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru pamong yang berkaitan dengan
pengajaran.
5. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan piket harian.

6. Menyusun laporan PPL.
SMP Negeri 39 Semarang, terpilih menjadi tempat praktik untuk 19
mahasiswa praktikan.


Jurusan Seni Musik dengan jumlah 4 praktikan



Jurusan Bahasa Jawa dengan jumlah 4 praktikan



Jurusan Ekonomi dengan jumlah 3 praktikan



Jurusan Bahasa Inggris dengan jumlah 2 praktikan




Jurusan Bahasa Indonesia dengan jumlah 2 praktikan



Jurusan PKLO dengn jumlah 2 praktikan



Jurusan Geografi dengan jumlah 2 praktikan

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ialah
membentuk mahasiswa praktikan agar menjadi calon tenaga kependidikan yang
profesional, sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan berdasarkan kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk menghasilkan sarjana kependidikan yang berkualitas sehingga nantinya
dapat menjadi tenaga kependidikan yang profesional.
2. Memberi pengalaman langsung kepada mahasiswa sebagai calon pendidik agar
nantinya dapat berperan aktif dan membangun dunia pendidikan yang baik.
3. Memberikan bekal ilmu atau pengetahuan kepada mahasiswa sebagai calon
pendidik tentang pembelajaran yang baik dan berkualitas.

3

4. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa yang nantinya akan menjadi
pendidik tentang caramengajar, cara mengelola administrasi sekolah, cara
mengatasi anak, dan cara melakukan pengelolaan kelas.
C. Manfaat
PPL sangat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat seperti mahasiswa sebagai
calon guru, guru di sekolah latihan sebagai guru pamong, sekolah latihan dan lembagalembaga yang terkait juga tentunya.
Manfaat PPL bagi mahasiswa antara lain:
1. Memberi bekal kepada mahasiswa praktikan agar memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
2. Mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan bekal yang diperoleh selama kuliah
ditempat PPL
3. Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap model-model pembelajaran di kelas.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami profesionalisme guru.
5. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyusunan dan membuat perangkat
pembelajaran.
6. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran di
kelas.
Manfaat bagi guru dan guru pamong antara lain:
1. Dapat melakukan lesson study untuk menambah pengetahuan tentang pembelajaran.
2. Bisa saling bertukar pengetahuan dengan mahasiswa PPL tentang model
pembelajaran yang inovatif serta pembuatan perangkat pembelajarannya.
3. Membagi pengetahuan dan pengalamannya dalam mengajar kepada mahasiswa.
Manfaat bagi sekolah
1. Meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Memberikan masukan kepada sekolah atas hal-hal atau ide-ide baru dalam
perencanaan program pendidikan yang akan datang.
Manfaat bagi Universitas Negeri Semarang:
1. Memeperluas dan meningkatkan jaringan kerja sama dengan sekolah-sekolah latihan.
2. Memperoleh masukan tentang perkembangan pelaksanaan PPL, sehingga kurikulum
dan metode yang dipakai dapat disesuaikan dengan tuntutan yang ada dilapangan.
3. Memperoleh masukan tentang masalah-masalah pendidikan yang dapat dipakai
sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian.
4

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Praktik Pengalaman Lapangan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan semua kegiatan kurikuler yang
harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori
yang diperoleh dalam semester-semester sebelumnya, sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan agar mereka memperoleh pengalaman dan keterampilan lapangan dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah atau di tempat latihan lainnya.
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) meliputi praktik mengajar,
administrasi, bimbingan dan konseling serta kegiatan ekstra kurikuler yang berlaku di
sekolah/tempat latihan. Melalui Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) praktikan banyak
mendapat bekal sikap dan ketrampilan untuk menunjang kemajuan sebagai tenaga
pendidik yang professional.

B. Dasar Pelaksanaan
Dasar pelaksanaan PPL adalah Peraturan Rektor Nomor 09 tahun 2010 tentang
Pedoman PPL bagi mahasiswa progam kependidikan Unnes. Dalam peraturan ini
terdapat 23 pasal yang memuat semua peraturan mengenai pelaksanaan PPL di sekolah
latihan baik PPL 1 maupun PPL 2. Karena itu pelaksanaan PPL hendaknya mengacu
pada Peraturan Rektor tersebut.
Pelaksanaan PPL II ini mempunyai dasar hukum sebagai landasan pelaksanaannya,
yaitu :
1.

UU No. 20 Tahun 2003 tentan Sistem Pendidikan Nasional.

2.

Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3.

Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

4.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

5.

Keputusan Presiden :
a. No. 271 Tahun 1965 tentang pengesahan pendirian IKIP Semarang

5

b. No. 124/M Tahun 1999 tentang perubahan-perubahan Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang, Bandung dan Medan menjadi
Universitas.
c. No. 100/M Tahun 2002 tentang pengangkatan Rektor Universitas Negeri
Semarang.
6.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia :
a. No. 0114/V/1991 tentang angka kredit untuk masing-masing kegiatan
bagi dosen yang mengasuh program pendidikan professional untuk
pengangkatan penetapan jabatan dan kenaikan pangkat.
b. No. 278/O/1999 tentang organisasi dan tata kerja Universitas Negeri
Semarang.

7.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional :
a.

No. 304/U/1999 tentang perubahan penggunaan nama Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Departemen Pendidikan Nasional.

b. No. 225/O/2000 tentang Status Universitas Negeri Semarang.
c. No. 232/U/2000 tentang pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
inggi dan Penilaian Hasil Belajar.
8.

Keputusan Rektor Universitas Negeri Semarang :
a. No. 45/O/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Universitas
Negeri Semarang.
b. No. 46/O/2001 tentang Jurusan dan Program Studi di Lingkungan
Fakultas Serta Program Studi pada Program Pascasarana Universitas
Negeri Semarang.
c. No. 10/O/2003 tentang Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan bagi
mahasiswa program kependidikan Universitas Negeri Semarang.
d. No. 25/O/2004 tentan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Univesitas
Negeri Semarang.

C. Status, Peserta, dan Bobot Kredit
Pratik Pengalaman Lapangan ( PPL) adalah mata kuliah yang wajib diambil oleh
setiap mahasiswa program kependidikan. Adapun mahasiswa yang wajib mengikuti PPL
ini meliputi mahasiswa program S1, dan program lainnya. Mata kuliah ini mempunyai

6

bobot kredit 6 SKS, dengan rincian PPL 1 sebanyak 2 SKS dan PPL 2 sebanyak 4 SKS.
Sedangkan 1 SKS setara dengan 4 x 1 jam (60 menit) x 18 = 72 jam.
D. Persyaratan dan Tempat
Persyaratan yang harus di penuhi oleh mahasiswa (khususnya program S1) agar
dapat mengikuti PPL 2,yaitu sebagai berikut.
1. Mahasiswa telah menempuh minimal 110 SKS, IPK minimal 2,0 dan lulus
mata kuliah: MKDK, SBM 1, SBM 2, Telaaah Kurikulum dan mata kuliah
yang lain yang dibuktikan dengan menunjukan KHS kumulatif.
2. Mendaftarkan diri sebagai calon peserta PPL secara online.
3. PPL 2 dilaksanakan setelah PPL 1.
Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL) tahun ini beda dengan tahun yang
sebelumnya karena pada tahun ini setiap mahasiswa bebas memilih tempat / sekolah.
Praktikan memilih sekolah SMP N 39 Semarang yang beralamat di jalan Sompok No. 43
Semarang./
E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus.
F. Integritas Pribadi Guru
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan
profesional. Untuk itu profesionalisasi guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk
kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas
untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional, maupun internasional. Peranan
guru sangat penting dalam pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan yang
terkait dengan fungsi dan peran guru seperti dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor
7

14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, yaitu guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
Guru merupakan faktor utama dalam menentukan mutu pendidikan, karena guru
berhadapan langsung dengan para peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. Guru
dituntut memiliki Standar Kompetensi (SK) yang meliputi tiga komponen yaitu :
1. Komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran dan wawasan kependidikan.
2. Komponen kompetensi akademik/vokasional sesuai materi pembelajaran.
3. Pengembangan profesi.
Selain itu, guru sebagai pribadi yang utuh harus juga memiliki sikap dan kepribadian
yang positif di mana sikap dan kepribadian tersebut senantiasa melingkupi dan melekat
pada dirinya. Sesuai dengan kompetensi pribadi, seorang guru harus dapat memahami
diri, mengelola diri, mengendalikan diri, dan menghargai diri sendiri.
Menurut Mulyasa (2005) dalam buku pedoman PPL, dalam mengelola kelas guru
perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu kehangatan dan keantusiasan, tantangan,
variasi, keluwesan, penekanan pada hal-hal positif, dan penanaman disiplin diri.
G. Kompetensi Dan Profesional Guru
Menurut Siskandar (2003) dalam buku pedoman PPL, kompetensi adalah
kemampuan yang dapat dilakukan oleh guru yang mencakup kepribadian, sikap dan
tingkah laku guru yang ditunjukkan dalam setiap gerak-gerik sesuai dengan tuntutan
profesi sebagai guru. Kemampuan tersebut ditunjang oleh penguasaan pengetahuan atau
wawasan akademis maupun non akademis (knowledge e/insight/abilities), keahlian
(skills) dan sikap/kepribadian (attitudes). Oleh karena itu berkaitan dengan kompetensi
guru, seseorang sebelum menjadi guru haruslah dipersiapkan proses dan materi yang
diberikan kepada calon guru tidak terlepas dari tujuan belajar secara umum.
Secara keseluruhan kompetensi guru meliputi tiga komponen yaitu:
1. Pengelolaan pembelajaran, meliputi kemampuan menyusun rencana pembelajaran,
kemampuan melakukan interaksi belajar mengajar, kemampuan menilai hasil belajar
peserta didik dan kemampuan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi
peserta didik.
2. Pengembangan potensi diri, meliputi kemampuan mengembangkan diri dan
kemampuan mengembangkan keprofesionalan.
8

3. Penguasaan akademik, meliputi wawasan kependidikan dan penguasaan bahan kajian
akademik.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dan
Johnson (1980), kompetensi guru meliputi:
1. Kompetensi Pedagogik
Merupakan kemampuan dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang
terdiri dari kemampuan memahami peserta didilk, kemampuan merancang dan
melaksanakan
kemampuan

pembelajaran,
membantu

kemampuan

pengembangan

melakukan
peserta

evaluasi

didik

dan

pembelajaran,
kemampuan

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dipunyainya. Kompetensi pedagogik
meliputi memahami karakteristik peserta didik, latar belakang keluarga dan
masyarakat peserta didik, gaya belajar dan kesulitan peserta didik, memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik, menguasai teori, mengembangkan kurikulum,
dan merancang pembelajaran yang mendidik.
2. Kompetensi Profesional
Merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional. Yang termasuk kompetensi
profesional adalah penguasaan materi pelajaran yang terdiri dari penguasaan bahan
yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkan,
penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan,
penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.
Kompetensi profesional meliputi menguasai substansi bidang studi dan metodologi
keilmuan, menguasai struktur dan materi bidang studi, menguasai dan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, mengorganisasikan materi,
meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
3. Kompetensi Sosial
Merupakan kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali serta masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial meliputi komunikasi secara efektif dengan semua pihak, kontribusi
terhadap pengembangan pendidikan,pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
(ICT) untuk berkomunikasi dan pengembangan diri.
4. Kompetensi Kepribadian
9

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang harus melekat pada pendidik
yang merupakan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak
mulia serta dapat dijadikan teladan bagi peserta didik. Kompetensi ini mencakup
penampilan/sikap yang positif terhadap keseluruhan tugas sebagai guru dan terhadap
keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya. Kompetensi kepribadian
mencakup menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, berakhlak mulia, teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi
kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.
H. Motivasi Belajar
Dalam pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Peran
fasilitator dikembangkan melalui metode-motode pembelajaran. Menurut Prastya Irawan,
dkk yang mengutip dari penelitian Fyan dan Meehr dalam Cooperative Learning Teori &
Aplikasi

PAIKEM

(Suprijono,

2010),

mengemukakan

ada

tiga

faktor

yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu latar belakang keluarga, kondisi, dan motivasi. Dan
faktor motivasi merupakan faktor yang paling baik. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa ada hubungan korelasi antara motivasi dan belajar.
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial
terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan (motivasi) yang dilandasi tujuan tertentu
(Suprijono, 2010). Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta
didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Artinya, perilaku yang
termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Suprijono,
2010).
I. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang
dipelajari yang mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan baru. Makna itu bisa
dicapai jika pembelajaran dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang memberi kesempatan
kepada peserta didik menemukan sesuatu melalui aktivitas belajar yang dilakukannya.
Sejumlah karakterisitik yang diterapkan pada proses pembelajaran yang dipandang baik
untuk keberhasilan peserta didik adalah pembelajaran yang menyenangkan, menantang,
mengembangkan keterampilan berpikir, mendorong siswa untuk

bereksplorasi,

memberikan kesempatan untuk sukses, menumbuhkan rasa percaya diri, dan memberikan
umpan balik. Berbagai contoh inovasi pembelajaran antara lain:
1. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)
10

Merupakan suatu model pembelajaran yang intinya membantu guru untuk mengaitkan
materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa mengaitkan antara
pengetahuan yang dipelajari dan penerapannya dalam kehidupan mereka. Ada 7 unsur
dalam pembelajarannya yakni meliputi kontruktivisme, penemuan, bertanya,
pemodelan, masyarakat belajar, refleksi dan penilaian sebenarnya.
2. Pendekatan Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk meningkatkan kerjasama akademik
antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta
meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Menurut Roger dan
david Johnson, ada 5 unsur yang harus diterapkan pada pembelajaran kooperatif
meliputi saling ketergantungan positif, tanggung jawab peseorangan, interaksi
promotif, komunikasi antaranggota, pemrosesan kelompok (Suprijono, 2010). Adapun
macam-macam model pembelajaran kooperatif ada STAD (Student Teams
Achievement Division), Jigsaw, TPS (Think Pair Share), NHT (Numbered Heads
Together), Make a Match, Group Investigation, dan lain sebagainya.
3. Pendekatan Tematik
Merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Tema itu
sendiri dikembangkan dari berbagai mata pelajaran. Karakteristik pembelajaran
tematik meliputi pembelajaran berpusat pada siswa, memberikan pengalaman
langsung, pemisahan mata pelajaran tidak terlihat, menyajikan konsep dari berbagai
mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
4. Pendekatan SETS (Sains, Environment, Technology and Society)
Pendekatan SETS memiliki 4 unsur yakni Sains (Pengetahuan), Environment
(Lingkungan), Technology (Teknologi) dan Society (Masyarakat). SETS membawa
pesan bahwa untuk menggunakan sains ke bentuk teknologi dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat diperlukan pemikiran tentang berbagai implikasinya pada
lingkungan secara fisik maupun mental.
5. Pendekatan PAKEM
Pakem merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Arti dari masing-masing kata itu sendiri yaitu:


Pembelajaran: menunjukkan proses belajar yang menempatkan peserta didik
sebagai center stage performance.
11



Aktif: proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik.



Efektif: memudahkan peserta didik belajar sesuatu yang bermanfaat.



Menyenangkan: pembelajaran dengan suasana sosio emotional climate positif,
artinya bukan belajar dalam jiwa yang tertekan.

Berbagai contoh pembelajaran PAKEM yang dapat diterapkan pada anak usia dasar
biasanya berupa pembelajaran yang dipadukan dengan permainan karena anak akan
menikmati suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menjadi aktif dengan
melakukan pembelajaran berkonsep permainan. Jadi guru menerapakan konsep
belajar sambil bermain. Contoh pembelajaran PAKEM antara lain seperti Snake and
Ledder, Snowball Trowing, Picture and Picture, Course Review Hore, dan tebak kata.

12

BAB III
PELAKSANAAN

A. Waktu
Pelaksanaan

Praktik

Pengalaman

Lapangan

(PPL)

dilaksanakan

secara

berkelanjutan dan berkesinambungan melalui dua tahap, yaitu :
1. PPL 1 dilaksanakan tanggal 31 Juli 2012 s.d 11 Agustus 2012.
2. PPL 2 dilaksanakan tanggal 28 Agustus 2012 s.d 19 Oktober 2012.

B. Tempat
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 2 dilaksanakan di SMP N 39 Semarang yang
berlokasi di Jalan Sompok No. 43 A Semarang. Penempatan ini sesuai dengan yang
ditentukan oleh pihak UPT PPL Unnes yang disetujui oleh Rektorat dengan Kepala Dinas
P dan K Kota Semarang.
C. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
1. Pembuatan perencanaan pembelajaran
Sebelum melaksanakan pembelajaran yang sebenarnya dikelas, dilakukan pembuatan
perencanaan pembelajaran yakni berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),
dimana RPP tersebut merupakan gambaran kegiatan yang akan dterapkan saat
pembelajaran sebagai pedoman bagi praktikan. Didalam RPP, praktikan telah
merancang tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang akan diajarkan,
bentuk kegiatannya, model, metode dan media pembelajaran yang akan dipakai, serta
bentuk evaluasi belajar siswa. Selain RPP, praktikan juga membuat media maupun
alat peraga yang akan dipakai untuk membantu pelaksanaan pembelajarannya dan
alat yang akan dipakai untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.
2. Praktik mengajar terbimbing
Praktik mengajar terbimbing merupakan kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh
mahasiswa praktikan dengan dibimbing oleh guru pamong. Berdasarkan ketentuan,
pelaksanaan pengajaran terbimbing minimal 7x. Dalam pelaksanaannya, praktikan
melaksanakan praktik pengajaran terbimbing sebanyak 13x di kelas VIII.
Pembelajarannya mencakup berbagai mata pelajaran dengan berbagai materi dan
13

menerapkan berbagai model pembelajaran pula. Adapun jadwal mengajar
terbimbingnya terlampir.
3. Praktik mengajar mandiri
Praktik mengajar mandiri merupakan kegiatan pengajaran yang dilakukan setelah
melaksanakan praktik mengajar terbimbing minimal 7x oleh mahasiswa praktikan
dengan dibimbing oleh guru pamong. Berdasarkan ketentuan, pelaksanaan
pengajaran mandiri minimal 7x. Dalam pelaksanaannya, praktikan melaksanakan
praktik pengajaran mandiri sebanyak 12x di kelas VIII. Pembelajaran yang dilakukan
sama dengan praktik mengajar terbimbing, yaitu melaksanakan pembelajaran
berbagai mata pelajaran dengan berbagai materi dan menerapkan berbagai model
pembelajaran pula. Adapun jadwal praktik mengajar mandirinya terlampir.
4. Refleksi pembelajaran
Refleksi pembelajaran dilakukan oleh praktikan dan guru pamong setelah
pembelajaran selesai dilaksanakan. Dari guru pamong dan dosen pembimbing
refleksinya berupa masukan, penyampaian kelebihan dan kekurangan kemampuan
praktikan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
D. Materi Kegiatan
Materi yang kami peroleh dari kegiatan pembekalan yang dilaksanakan 3 hari yaitu mulai
tanggal 25 Juli sampai 27 Juli 2012. Upacara penerjunan yang dilaksanakan di depan
gedung Rektorat UNNES pada hari Senin, tanggal 30 Juli 2012 pukul 06.30 sampai
dengan selesai. Penerjunan dilakasanakan tanggal 31 Juli dan penarikan pada tanggal 19
Oktober 2012 yang bertempat di SMP Negeri 39 Semarang. Ketika pembekalan kami
mendapatkan materi tentang kegiatan PPL sekolah dan kegiatan belajar serta berbagai
permasalahannya yang disampaikan oleh para dosen sebagai pemateri, sedangkan materi
yang lain seperti Pembuatan RPP yang sesuai standar, model pembelajaran yang bisa
diterapkan, metode mengajar, dan cara mengondisikan serta mengatasi siswa diberikan
oleh dosen pembimbing, kepala sekolah dan guru-guru dari Sekolah Dasar Latihan.
E. Proses Pembimbingan
Proses bimbingan yang dilakukan baik dengan Bapak Y. Hadiman sebagai guru pamong
maupun dengan Bapak Agus Yuwono sebagai dosen pembimbing berjalan lancar.
Praktikan selalu bertanya dahulu kepada guru pamong tentang apa yang akan diajarkan.
Kemudian membuat rencana pembelajaran dan dikonsultasikan untuk memperoleh
berbagai masukan. Guru pamong selalu mengikuti proses belajar mengajar dikelas dan
14

memberi evaluasi pada mahasiswa PPL serta memberikan masukan berupa kritik dan
saran agar pengajaran berikutnya menjadi lebih baik.
F. Faktor Pendukung
Seperti pada umumnya setiap kegiatan, selama pelaksanaan PPL di SMP Negeri 39
Semarang, dijumpai banyak hal, baik itu yang mendukung maupun yang menghambat
atau kurang mendukung pelaksanaan PPL tersebut.
Faktor-faktor yang mendukung selama pelaksanaan PPL 2 antara lain :
1. Kesiapan pihak sekolah dalam membantu kelancaran pelaksanaan PPL 2 yang berupa
penyediaan tempat khusus untuk para praktikan PPL untuk melaksanakan kegiatan.
2. Tersedianya perangkat pembelajaran yang berupa silabus,

kalender pendidikan,

program tahunan, dan program semester sehingga mempermudah mahasiswa
praktikan melakukan penyusunan jadwal dan pembuatan RPP.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar.
G. FAKTOR PENGHAMBAT
Adapun faktor-faktor yang menghambat selama pelaksanaan PPL 2 antara lain:
1. Keterbatasan waktu bagi praktikan untuk mengadakan latihan pengajaran yang lebih
maksimal karena siswa masih lambat dalam mengerjakan tugas.
2. Kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran yang diberikan oleh praktikan
sehingga menyebabkan rendahnya nilai. Kebanyakan dari mereka memiliki kesadaran
yang masih rendah untuk mandiri dalam belajar.
3. Terbatasnya fasilitas untuk kegiatan belajar mengajar, seperti tidak adanya LCD
untuk media pembelajaran.
4. Praktikan masih kurang pengetahuannya tentang macam-macam model dan metode
dalam pembelajaran yang inovatif.

15

REFLEKSI DIRI
Adapun hal-hal yang berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa Jawa yang praktikan
amati di SMP Negeri 39 Semarang antara lain:
A. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Bahasa Jawa
1. Keunggulan Pembelajaran Bahasa Jawa
Bidang studi Bahasa Jawa mempunyai beberapa keunggulan dalam proses
pembelajarannya, antara lain:
a. Dalam menyampaikan pembelajaran, guru menggunakan Bahasa Jawa yang
dimengerti siswanya, pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan tanya
jawab kemuduian menghubungkan pembelajaran dengan contoh-contoh dari
kehidupan nyata.
b. Pada awal dan akhir pembelajaran, guru memberikan saran-saran dengan bentuk
peribahasa untuk mengajarkan para siswanya dalam menjalani kehidupanya.
2. Kelemahan Pembelajaran Bahasa Jawa
Adanya anggapan bahwa Bahasa Jawa adalah pelajaran yang sulit sehingga peserta
didik kurang tertarik dan cenderung mengikuti pembelajaran sekadarnya, tanpa ada
perhatian. Selain itu, Bahasa Jawa merupakan pelajaran mulok meskipun bersifat
wajib, namun kebanyakan siswa beranggapan bahwa Bahasa Jawa tidak lebih penting
dari pelajaran yang akan dijadiakan Ujian Nasional. Hal inilah yang menyebabkan
Bahasa Jawa sulit untuk dipahami secara cepat dan juga cara penyampaian
pembelajaran yang mungkin kurang menyenangkan bagi para peserta didik sehingga
perlu adanya pembaruan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh
faktor pendukung yaitu sarana dan prasarana KBM. Sarana dan prasarana KBM di SMP
Negeri 39 Semarang cukup memadai. SMP Negeri 39 Semarang sudah mempunyai
beberapa LCD proyektor yang terpasang di ruang multimedia, ruang guru, ruang
komputer. Walaupun tidak terpasang di setiap kelas, namun sudah cukup membantu
dalam KBM di SMP Negeri 39 Semarang.
C. Kualitas Pembelajaran SMP Negeri 39 Semarang
Pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru pamong sebelum saya masuk sebagai
guru PPL dilaksanakan dengan baik. Hubungan antara guru dan siswa terjalin dengan
baik. Guru dapat memotivasi dan mendidik siswanya walaupun masih ada siswa yang
kurang mampu mengontrol diri.
D. Kualitas Guru Pamong
Guru pamong yang membimbing praktikan di SMP Negeri 39 Semarang adalah
bapak Y. Hadiman, S.Pd memiliki kemampuan yang baik dalam melaksanakan
pengajaran Bahasa Jawa bagi kelas VIII. Pengalaman dan pengetahuan yang sudah
banyak diperoleh membuat beliau dapat menyampaikan pelajaran dengan baik kepada
siswa. Begitu pula dalam hal mengkondisikan kelas dan berkomunikasi dengan siswa.
E. Kemampuan Diri Praktikan
Kemampuan diri praktikan masih sangat terbatas dan masih dalam tahap belajar.
Berbagai arahan, bimbingan, saran dan dorongan dari guru pamong dan dosen
16

pembimbing sangat dibutuhkan guna menambah wawasan dan pengetahuan bagi
praktikan. Berkat bantuan dan bimbingan dari guru pamong mata pelajaran Bahasa Jawa,
guru praktikan dapat menambah pengalaman mengajarnya, sehingga diharapkan dapat
membantu dalam pelaksanaan PPL 2 nantinya di SMP Negeri 39 Semarang.
F. Nilai Tambah yang diperoleh mahasiswa setelah melakukan PPL 2
Setelah mengikuti PPL 2 ini, praktikan memperoleh banyak ilmu antara lain
bagaimana mengelola kelas, membuat perangkat pembelajaran dan bagaimana
berinteraksi dengan guru dan lain-lain.
G. Saran Pengembang bagi Sekolah Latihan dan UNNES
a. Bagi Sekolah
KBM di SMP Negeri 39 Semarang sudah tergolong sangat baik. Namun masih ada
beberapa hal yang perlu diberikan peningkatan. Seperti LCD dan media
pembelajaran untuk pelajaran Bahasa Jawa, agar siswa lebih mudah untuk
memahami materi yang diajarkan.
b. Bagi UNNES
Bagi UNNES, sebagai tempat pencetak produk-produk guru maka UNNES perlu
meningkatkan kualitas dengan benar-benar menyeleksi calon mahasiswa dan ketika
PPL dari pihak UNNES untuk lebih berkoordinasi dengan pihak sekolah yang
digunakan untuk PPL seperti SMP Negeri 39 Semarang.

Semarang, 10 Oktober 2012

17

Dokumen yang terkait