MAKALAH

MAKALAH
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN
PERDESAAN

OLEH :
ASMAWATI
B1A316 014

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN KOSENTRASI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor penggerak utama ekonomi di
pedesaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan sebagian besar masyarakat desa yang
bekerja di sektor pertanian. Data BPS tahun 2004 menunjukkan, dari 90,8

penduduk Indonesia yang bekerja, sekitar 44,3 persennya bekerja di sektor
pertanian. Namun demikian, sumbangan sektor pertanian terhadap perekonomian
Indonesia cenderung menurun tiap tahunnya. Menurunnya sumbangan sektor
pertanian disebabkan oleh beragam faktor. Penurunan sumbangan sektor pertanian
salah satunya disebabkan oleh permasalahan yang terjadi dalam kegiatan
pertanian.
Permasalahan tersebut, antara lain dalam hal permodalan petani.
Permasalahan permodalah yang terjadi, yaitu kelangkaan dan tingginya harga
pupuk di pasaran. Faktor yang menyebabkan permasalahan tersebut, adalah
kebijakan yang tidak memihak petani kebijakan yang ada sangat dipengaruhi erat
oleh faktor ekonomi dan politik. Permasalahan kebijakan yang tidak memihak
petani tersebut tergolong kedalam permasalahan struktural petani yang perlu di
atasi dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani. Kebijakan ini merupakan
kesalahan strategi pembangunan, yang harus diubah dengan memberikan
penguasaan dan pengelolaan sumberdaya domestik pada petani dan masyarakat
pedesaan secara berkeadilan (Sajogyo, 2003).
Permasalahan petani yang terjadi di Desa Simare salah satunya adalah
penguasaan dan pemanfaatan lahan pertanian oleh petani yang semakin menyusut.
Hal tersebut terjadi sebagian besar diakibatkan oleh pengalihfungsian lahan pada
pihak perusahaan. Petani menjadi terbatas dalam penguasaan maupun

pemanfaatan lahan pertanian. Permasalahan tersebut berakibat pada rendahnya
pendapatan petani. Permasalahan petani tersebut tergolong kedalam permasalahan

struktural, karena kebijakan dalam hal pemanfaatan dan pengolahan lahan
pertanian yang tidak berpihak pada petani.
Pengalihfungsian lahan yang terjadi menyebabkan petani semakin terpisah
dari tanah sebagai sumber mata pencaharian utama petani. Dalam mendapatkan
tanah untuk kegiatan usahatani, petani menjadi tergantung pada pihak di luar
mereka, pilihan-pilihan petani menjadi sangat ditentukan oleh pihak di luar petani.
Kompleksnya permasalahan yang dihadapi petani menuntut suatu pemecahan
dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas komoditi pertanian, salah satunya
yaitu melalui kebijakan pertanian yang lebih memihak petani.
Pembangunan pertanian dilaksanakan melalui program dan proyek yang
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani. Pembangunan
pertanian yang ada perlu dilaksanakan berdasar pada kebijakan pembangunan
pertanian yang berpihak pada kepentingan petani. Kebijakan baru tersebut, antara
lain, partisipasi aktif petani dan masyarakat pedesaan disertai pengembangan
sumberdaya manusia, peningkatan penguasaan lahan dan aset produktif per tenaga
kerja pertanian dan pemerataan jangkauan pada asset produktif pertanian,
teknologi, dan pembiayaan, pengembangan lembaga keuangan pedesaan yang

mandiri, pengembangan kelembagaan pertanian dan pengembangan prasarana
pertanian di pedesaan, dan pengembangan basis sumberdaya pertanian (Sajogyo,
2002).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pembangunan pertanian?
2. Usaha-usaha apa saja yang terdapat dalam pokok pembangunan pertanian?
3. Syarat-syarat apa saja yang ada dalam pembangunan pertanian dan
pedesaan?
4. Apa peran pembangunan pertanian dan pedesaan di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan pengertian pembangunan pertanian

2. Menjelaskan usaha-usaha pokok pembangunan pertanian
3. Menjelaskan syarat-syarat pembangunan pertanian dan pedesaan
4. Menjelaskan peran pembangunan pertanian dan pedesaan di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN


A. Definisi Pembangunan Pertanian
Kata pembangunan sering diartikan pada pertumbuhan dan perubahan.
Sehingga pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi
pertumbuhan sector pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan
masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik (Dr. Soekartawi,
1994;1). Pembangunan Pertanian adalah suatuproses yang ditujukan untuk selau
menambah produksi pertanian untuk menambah produksi pertanian untuk tiaptiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha
tiap-tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar turut
campur tangannya manusia di dalam perkembangan tumbuhtumbuhan dan hewan.
Pembangunan pertanian merupakan suatu upaya peningkatan produksi
pertanian melalui ketahanan pangan yang tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan petani (Syahyuti, 2006). Beberapa alasan yang
mendasari pentingnya pembangunan pertanian di Indonesia yaitu:
1. potensi sumberdayanya yang besar dan beragam,
2. pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar,
3. besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan
4. menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Upaya untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga pertanian di
pedesaan ditempuh melalui kebijakan pemerintah yang berupa:

1. peningkatkan kualitas sumberdaya manusia,
2. pengembangkan infrastruktur di pedesaan
3. peningkatkan aksesibilitas modal bagi petani, dan
4. pengembangan agribisnis (Hutabarat, 2001).

B. Usaha Pokok Pembangunan Pertanian di Pedesaan
Dalam dunia pembangunan pertanian di pedesaan ada beberapa usaha
pokok yang dilakukan demi terciptanya pembangunan yang merata dari segi
sektor pertanian yang ada di pedesaan yaitu sebagai berikut:
1. Intensifikasi adalah upaya peningkatan produktivitas sumber daya alam
seperti peningkatan penggunaan lahan kering, perairan dan area pasang
surut serta pemanfaatan sarana produksi, pestisida, pupuk, air, dan lain
lain.
2. Ekstensifikasi adalah usaha untuk memperluas sumber daya alam seperti
memeperluas area panen baik tanaman pangan atau tanaman perkebunan,
perluasan area tangkapan ikan, perluasan penanaman rumput untuk pakan
ternak, serta memperluas sumber daya lainya.
3. Diversifikasi dilakukan sebagai upaya menciptakan keanekaragaman
dalam melakukan usaha tani baik secara vertikal mulai kegiatan produksi
hingga pemasaran, maupun horizontal yakni merupakan penyeimbangan

antara komoditi dan wilayah. Diversifikasi juga dapat diterapkan dalam
pemilihan lokasi pembangunan pertanian sehingga terjadi keseimbangan
antara provinsi maju dan provinsi kurang maju.
4. Rehabilitasi

dilakukan

untuk

memulihkan

atau

mengembalikan

kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang rusak atau
kritis serta membahayakan kondisi lingkungan.

Serta memulihkan


kemampuan produktifitas usaha tani di daerah rawan, hal ini dilakukan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
C. Syarat-Syarat untuk pembangunan pertanian

Syarat-syarat

dalam

Pembangunan

Pertanian

A.T

Mosher

telah

menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak Negara dan
menggolong-golongkannya menjadi syarat-syarat mutlak dan syarat-syarat

pelancar. Terdapat lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya
pembangunan pertanian. Kalau satu saja syarat-syarat tersebut tidak ada, maka
terhentilah pembangunan pertanian, pertanian dapat berjalan terus tetapi sifatnya

statis. Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian (A.T
Mosher, 1965;77) adalah :
1.

Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani
Pembangunan pertanian meningkatkan produksi hasil pertanian.Untuk

hasil-hasil itu perlu ada pasaran serta harga yang cukup tinggi guna membayar
kembali biaya-biaya tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu
memproduksikannya.
2. Teknologi yang senantiasa berkembang
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan
dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesinmesin dan caracara baru dalam bidang pertanian.. Teknologi sering diartikan
sebagai ilmu yang berhubungan dengan keterampilan di bidang industri. Tetapi
A.T Mosher (1965;93) mengartikan teknologi pertanian sebagai cara-cara untuk
melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya termasuk cara-cara bagaimana

petani menyebarkan benih, memelihara tanaman dan memungut hasil serta
memelihara ternak.Termasuk pula didalamnya benih, pupuk, pestisida, obatobatan serta makanan ternak yang dipergunakan, perkakas, alat dan sumber
tenaga.Termasuk juga didalamnya berbagai kombinasi cabang usaha, agar tenaga
petani dan tanahnya dapat digunakan sebaik mungkin. Sedangkan inovasi berarti
pula suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah
dikenal sebelumnya, artinya selalu bersifat baru.Sebagai contoh, penerapan bibit
karet yang unggul dalam penanaman baru adalah inovasi.
3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.
Ketersediaan bahan-bahan dan alat produksi secara local bila petani telah
terangsang untuk membangun dan menaikkan produksi maka ia tidak boleh
dikecewakan. Kalau pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan kebaikan
mutu suatu jenis bibit unggul atau oleh efektivitas penggunaan pupuk tertentu atau
oleh mujarabnya obat pemberantas hama dan penyakit, maka bibit unggul, pupuk
dan obat –obatan yang telah didemonstrasikan itu harus benar-benar tersedia

secara lokal di dekat petani, di mana petani dapat membelinya. Kebanyakan
metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian, memerlukan
penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani. Diantaranya
termasuk


bibit,

pupuk,

pestisida,

makanan

dan

obat

ternak

serta

perkakas.Pembangunan pertanian menghendaki kesemuanya itu tersedia di atau
dekat pedesaan (lokasi usaha tani), dalam jumlah yang cukup banyak untuk
memenuhi keperluan tiap petani yang membutuhkan dan menggunakannya dalam
usaha taninya.

5.

Adanya perangsang produksi bagi petani
Perangsang Produksi bagi Pertanian. Cara-cara kerja usaha tani yang lebih

baik, pasar yang mudah dijangkau dan tersedianya sarana dan alat produksi
memberi kesempatan kepada petani untuk menaikkan produksi. Begitu pula
dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi
perangsang produksi bagi petani. Jadi perangsang yang dapat secara efektif
mendorong petani untuk menaikkan produksinya adalah terutama bersifat
ekonomis (A.T Mosher, 1965;124), yaitu :
o Perbandingan harga yang menguntungkan.
o Bagi hasil yang wajar.Tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli oleh
petani untuk keluarganya.
D. Peran Pembangunan Pertanian di Indonesia
Salah satu teori yang menjelaskan peranan sektor pertanian dalam
perekonomian adalah teori petumbuhan ekonomi model lewis tentang proses
tranformasi pembangunan ekonomi di Negara berkembang. Teori petumbuhan
ekonomi lewis diasumsikan bahwa terdapat kelebihan jumlah tenaga kerja dan
perekonomian terdiridari sektor industri (kapitalis) dan sektor pertanian atau
disebut dengan sektor subsisten. Sektor ekonomi pertanian dicirikan dengan
sektor yang memberikan tingkat produktifitas ( marginal physical produck ) relatif
lebih rendah dari pada sektor industri karena jumlah tenaga kerja yang bekerja di
sektor pertanian lebih banyak dengan tingkat keterampilan lebih rendah

dibandingkan yang bekerja di sektor industri. Adapun menurut Kuznet sektor
pertanian mampu menghasilkan surplus atau neraca pembayaran karena
sumbangannya terhadap ekspor maupun pengembangan produk substitusi impor
dan ekspansi sektor non pertanian melalui penyediaan pangan dan bahan baku
bagi industri pengolahan.
Peranan penting pembangunan pertanian antara lain adalah :
Menyediakan kebutuhan bahan pangan yang diperlukan masyarakat untuk
menjamin ketahanan pangan.
Menyediakan bahan baku industri.
Sebagai pasar potensial bagi produk-produk yang dihasilkan industri.
Sumber tenaga kerja dan pembentukan modal yang diperlukan bagi
pembangunan sector lain
Sumber perolehan devisa (Kuznets, 1964)
Mengurangi tingkat kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan
Menyumbang pembangunan perdesaan dan pelestarian lingkungan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara luas pembangunan pertanian bukan hanya proses atau kegiatan
menambah produksi pertanian melainkan sebuah proses yang menghasilkan
perubahan sosial baik nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial dan sebagainya demi
mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani dan
masyarakat yang lebih baik. Pertanian merupakan sektor utama penghasil bahanbahan makanan dan bahan-bahan industri yang dapat diolah menjadi bahan
sandang, pangan, dan papan yang dapat dikonsumsi maupun diperdagangkan,
maka dari itu pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan
ekonomi.
3.2 Saran
Adapun saran penulis dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Didalam pembangunan sektor pertanian peran pemerintah daerah perlu
ditingkatkan terutama didalam menganalisa dan meningkatkan komoditi
sumber pangan unggulan dari tiap daerah masing-masing, sehingga
masing-masing daerah memiliki ketersediaan pangan unggulan yang dapat
saling memenuhi dengan daerah lainnya.
2. Perlu adanya undang-undang peningkatan produksi pertanian serta
perlindungan petani sebagai subjek utama produksi pangan di daerah/
pedesaan.

DAFTAR PUSTAKA
Daniel, Moehar. Darmawati, dan Nieldalina. 2005. PRA Participatory Rural
Appraisal (Pendekatan Efektif Mendukung Penerapan Penyuluhan
Partisipatif dalam Upaya Percepatan Pembangunan Pertanian). Bumi
Aksara. Jakarta.
Kuznets. 1964. Laporan Penelitian: Persepsi Masyarakat Terhadap Hambatan
Struktural dalam Pengembangan Masyarakat Pedesaan (Studi Kasus Pada
Desa Sausu di Parigi, Kabupaten Donggala). Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nasdian,

Fredian

Tony.

2003.

Pengembangan

Masyarakat

(Community

Development). Bogor: Bagian Ilmu-ilmu Sosial, Komunikasi, dan
Ekologi Manusia Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas
Pertanian Institut Pertanan Bogor.
Rojak, Abdul. l983. Struktur Permodalan Petani Kecil Hubungannya Dengan
Kemampuan Pengambilan Kredit Produksi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Universitas Padjajaran. Bandung.
Sajogyo, 2003. Kebijakan Publik dalam Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.
(Artikel – Th. II – No. 2 – April 2003).