UNSUR HARA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman merupakan suatu tumbuhan yang di kelola manusia yang berguna untuk
mengambil hasil atau sering juga disebut budidaya pertanian. Dalam kegiatan budidaya tanaman,
sangat rentang sekali terhadap beberapa faktor-faktor yang sangat sensitif di antaranya adalah
adalah unsur hara, iklim, tanaman dan lain-lain. Di antara aspek-aspek yang di sebutkan yang
perlu di perhatikan adalah ketersedian unsur hara di dalam media tanam.
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua
faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang
sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah
tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah.
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber
kehidupan tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe) dan
mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara mikro yang esensial bagi tanaman karena
walaupun diperlukan dalam jumlah relatif sedikit tetapi sangat besar peranannya dalam
metabolisme di dalam tanaman.
Kadar hara dalam tanaman biasanya menurun sejalan dengan pertumbuhan dan
apabila penurunan ini cukup banyak maka laju pertumbuhan menjadi kurang daripada tanaman
yang berkadar hara lebih tinggi. Kadar hara yang menyebabkan laju pertumbuhan tanaman mulai

menurun dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai kadar hara lebih tinggi selagi faktorfaktor tumbuh lainnya berada dalam keadaan memuaskan dinamakan kadar hara genting (critical
nutrient concennatrion). Secara kuantitatif dapat dikatakan, bahwa kadar genting ialah suatu
kadar hara yang menurunkan pertumbuhan tanaman sebanyak 10 % dibandingkan dengan
pertumbuhan maksimum. Makin lama tanaman berada di bawah kadar genting dan makin awal
hal ini terjadi pada musim tumbuh, makin berkuranglah pertumbuhan atau hasilnya dan makin
besar kebolehjadian tanaman memperlihatkan tanggapan terhadap pemupukan. Jadi dengan
analisa jaringan orang dapat menduga apakah pengadaan hara dalam tanah sesuai dengan

keperluan tanaman akan hara. Dengan analisa jaringan yang dirancang secara berulang sepanjang
masa tumbuh tanaman, orang memperoleh serentetan gambaran tentang keadaan pengadaan hara
dalam tanah masing-masing saat selama musim tumbuh itu.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami :
1. Fungsi unsur hara bagi tumbuhan.
2. Jenis-jenis penggolongan unsur hara pada tumbuhan.
3. Pengukuran konsentrasi unsur hara dalam jaringan tumbuhan.
4. Mekanisme penyerapan unsur hara.
5. Dampak akibat dari kekurangan unsur hara pada tumbuhan.


BAB II
PEMBAHASAN

1. Fungsi Unsur Hara Bagi Tumbuhan
Seperti manusia dan mahkluk hidup lainnya, tanaman juga membutuhkan makanan
yang seringkali disebut hara tanaman (plant nutrient). Namun berbeda dengan manusia yang
menggunakan bahan organic sebagai sumber makanannya, tanaman menggunakan bahan
anorganik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya.
Melalui proses fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon dari atmosfir, ditambah
air diubah menjadi bahan organik dengan bantuan sinar matahari. Unsur yang diserap untuk
pertumbuhan dan metabolisme tanaman inilah yang disebut dengan hara tanaman.
Dengan memanfaatkan unsur-unsur hara, tanaman dapat memenuhi siklus
hidupnya. Fungsi suatu unsur hara tidak dapat digantikan oleh unsur lainnya dan apabila tidak
tersedia unsur hara tertentu, maka kegiatan metabolisme terganggu atau bahkan berhenti sama
sekali. Kekurangan unsur hara akan menampakkan gejala spesifik pada suatu organ tertentu yang
biasa disebut gejala kahat. Gejala kahat ini akan hilang apabila unsur hara tanaman ditambahkan
ke tanah atau disemprotkan dalam bentuk cairan melalui daun.
2. Jenis-jenis Penggolongan Unsur Hara pada Tumbuhan
Unsur hara adalah unsur-unsur senyawa kimia anorganik yang diperlukan untuk pembentukan sel
(jaringan) dan proses enzimatik organ tanaman, unsur hara dibedakan menjadi :

A. Unsur hara esensial
Merupakan unsur hara yang sangat penting diperlukan oleh tanaman untuk menyelesaikan siklus
hidupnya dan tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya. ada tiga kriteria yang harus
dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial:
 Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal.
 Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam tubuh
tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur
lain.
 Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan secara
tidak langsung.
Berdasarkan kriteria di atas, maka didapatkan ada 16 unsur hara esensial tumbuhan. Sebagian
besar unsur hara esensial diperoleh tumbuhan dari dalam tanah, yakni sebanyak 13 jenis. Tiga
lainnya yakni C, H dan O berasal dari udara atau air.
B. Unsur hara non esensial

Merupakan unsur yang diperlukan oleh tanaman untuk aktivitas hidupnya dan tanaman masih
dapat hidup normal tanpa adanya unsur hara ini. Unsur hara non-esensial diantaranya adalah Na,
Va, Si, J, Co, Br, dan F.

Tabel unsur hara esensial untuk tumbuhan tingkat tinggi dan konsentrasi internal yang dianggap

berkecukupan.
Unsur

Karbon
Hidrogen
Oksigen
Nitrogen
Kalium
Kalsium
Magnesium
Fosfor
Belerang
Khlor
Besi
Mangan
Boron
Seng
Tembaga
Molibdenum


Simbol

Bentuk
Tersedia

Berat
Atom

C

Konsentrasi
(ppm)

H
O
N

O

1.01

,O

,

16,00
14,01

K

15.000

40,08
24,32
,

,

30,98

1,0

0,5
0,2

0,2

32,07

1.000

35,46

100

54,94
10,82
65,38
63,54
95,95

1,5


5.000
2.000

100

45,0
6,0

10.000

2.000

55,85

450.000
45,0
60.000

39,10


Ca
Mg
P
S
Cl
Fe
Mn
Br
Zn
Cu
Mo

12,01
450.000

Berkecukupan
(%)

0,1

0,01
0,01

50
20
20
6
0,1

0,005
0,002
0,002
0,0006
0,00001

3. Pengukuran Konsentrasi Unsur Hara Dalam Jaringan Tumbuhan
Kandungan unsur hara dalam tumbuhan dihitung berdasarkan total beratnya per
satuan berat bahan kering tumbuhan, disajikan dengan satuan ppm atau persen. Bahan kering
tumbuhan adalah bahan tumbuhan setelah seluruh air yang terkandung didalamnya dihilangkan.
Secar praktis, jika jaringan tumbuhan segar dipanaskan dengan suhu C selama 2 hari sudah

cukup untuk menghilangkan semua air yang terkandung dalam jaringan tersebut.
Pengukuran konsentrasi unsur hara dalam jaringan tumbuhan, tanah atau larutan hara
dapat dilakukan dengan alat spektrometer serapan atomik (atomic absorption spectrometer) atau
dengan alat yang canggih yang disebut spektrometer emisi optikal (optical emission
spectrometer).
Prinsip kerja dari alat spektrometer emisi optikal adalah dengan menguapkan unsurunsur yang akan diukur pada suhu di atas 5000 K maka elektron-elektron pada unsur tersebut
adan mengalami eksistasi, pindah dari orbit asal ke orbit yang lebih tinggi. Saat elektron-elektron
tersebut kembali ke orbit asal akan dilepaskan energi dalam bemtuk gelombang elektromagnetik
yang akan berbeda-beda panjang gelombangnya untuk unsur yang berbeda. Energi untuk
masing-masing panjang gelombang (yang berasal dari masing-masing unsur) diukur dengan
spektrometer. Keunggulan alat ini adalah mampu mengukur konsentrasi 20 jenis unsur dalam
suatu larutan dengan teliti hanya dalam waktu kurang dari 1 menit.
Sebagai patokan kasar, natas konsentrasi unsur hara dalam jaringan tumbuhan yang
menyebabkan pertumbuhan tertekan sebesar 10% dari pertumbuhan maksimum disebut sebagai
“batas kritis” bagi unsur hara tersebut. Suatu tumbuhan dikatakan kekurangan (deficent) unsur
hara tertentu jika pertumbuhan terhambat, yakni hanya mencapai 80% dari pertumbuhan
maksimum, walaupun semua unsur hara esensial lainnya tersedia berkecukupan.
Jika jaringan tumbuhan mengandung unsur hara tertentu dengan konsentrasi yang
lebih tinggi dari konsentrasi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimum, maka pada kondisi
ini dikatakan tumbuhan dalam kondisi konsumsi mewah (luxury consumption). Pada konsentrasi
yang terlalu tinggi, unsur hara esensial dapat juga menyebabkan keracunan bagi tumbuhan. Jadi
bukan hanya logam berat yang dapat meracuni tumbuhan.
4. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara

Penyediaan unsur hara untuk tanaman terdiri dari tiga kategori, yaitu: (1) tersedia dari
udara, (2) tersedia dari air yang diserap akar tanaman, dan (3) tersedia dari tanah. Beberapa unsur
hara yang tersedia dalam jumlah cukup dari udara adalah: (a) Karbon (C), dan (b) Oksigen (O),
yaitu dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Unsur hara yang tersedia dari air (H2O) yang diserap
adalah: hidrogen (H), karena oksigen dari molekul air mengalami proses oksidasi dan dibebaskan
ke udara oleh tanaman dalam bentuk molekul oksigen (O2). Sedangkan untuk unsur hara
essensial lain yang diperlukan tanaman tersedia dari dalam tanah. Mekanisme penyediaan unsur


hara dalam tanah melalui tiga mekanisme, yaitu:
Aliran Massa
Mekanisme aliran massa adalah suatu mekanisme gerakan unsur hara di dalam tanah menuju ke
permukaan akar bersama-sama dengan gerakan massa air. Selama masa hidup tanaman
mengalami peristiwa penguapan air yang dikenal dengan peristiwa transpirasi. Selama proses
transpirasi tanaman berlangsung, terjadi juga proses penyerapan air oleh akar tanaman.
Pergerakan massa air ke akar tanaman akibat langsung dari serapan massa air oleh akar tanaman
terikut juga terbawa unsur hara yang terkandung dalam air tersebut. Peristiwa tersedianya unsur
hara yang terkandung dalam air ikut bersama gerakan massa air ke permukaan akar tanaman
dikenal dengan Mekanisme Aliran Massa. Unsur hara yang ketersediaannya bagi tanaman
melalui mekanisme ini meliputi: nitrogen (98,8%), kalsium (71,4%), belerang (95,0%), dan Mo



(95,2%).
Difusi
Ketersediaan unsur hara ke permukaan akar tanaman, dapat juga terjadi karena melalui
mekanisme perbedaan konsentrasi. Konsentrasi unsur hara pada permukaan akar tanaman lebih
rendah dibandingkan dengan konsentrasi hara dalam larutan tanah dan konsentrasi unsur hara
pada permukaan koloid liat serta pada permukaan koloid organik. Kondisi ini terjadi karena
sebagian besar unsur hara tersebut telah diserap oleh akar tanaman. Tingginya konsentrasi unsur
hara pada ketiga posisi tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari unsur hara
berkonsentrasi tinggi ke posisi permukaan akar tanaman. Peristiwa pergerakan unsur hara yang
terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi unsur hara tersebut dikenal dengan mekanisme
penyediaan hara secara difusi. Perbedaan konsenterasi tersebut terdiri dari aktif dan pasif.
Beberapa unsur hara yang tersedia melalui mekanisme difusi ini, adalah: fosfor (90,9%) dan
kalium (77,7%).



Intersepsi Akar

Mekanisme intersepsi akar sangat berbeda dengan kedua mekanisme sebelumnya. Kedua
mekanisme sebelumnya menjelaskan pergerakan unsur hara menuju ke akar tanaman, sedangkan
mekanisme ketiga ini menjelaskan gerakan akar tanaman yang memperpendek jarak dengan
keberadaan unsur hara. Peristiwa ini terjadi karena akar tanaman tumbuh dan memanjang,
sehingga memperluas jangkauan akar tersebut. Perpanjangan akar tersebut menjadikan
permukaan akar lebih mendekati posisi dimana unsur hara berada, baik unsur hara yang berada
dalam larutan tanah, permukaan koloid liat dan permukaan koloid organik. Mekanisme
ketersediaan unsur hara tersebut dikenal sebagai mekanisme intersepsi akar. Unsur hara yang
ketersediaannya sebagian besar melalui mekanisme ini adalah: kalsium (28,6%).

5. Dampak akibat dari kekurangan unsur hara pada tumbuhan
a. Unsur Hara Makro
Unsur hara makro diambil tanaman dari udara dengan melaui stomata pada daun tanaman
maupun dari tanah melalui akar tanaman. Unsur hara hara diambil tanaman dari udara adalah
karbon dan oksigen yang jumlahnya tidak terbatas, sedangkan hydrogen, nitrogen, fospor,
kalium, kalsium, magnesium dan belerang diambil tanaman dari dalam tanah, yang jumlahnya
terbatas.

1) Hidrogen (H)
Keberadaan hydrogen bagi tanaman sangat penting, yaitu sebagai sumber energy dalam peruses
fotosintesis baik fotosistem I maupun fotosistem II, hydrogen ini diperoleh tanaman bersamaan
dengan air dengan bantuan cahaya biru dari cahaya matahari maka unsure H akan lepas dari H2O,
melalui sitem yang disebut hidrolisis. Hydrogen ini juga berfungsi sebagai salah satu bahan
untuk membuat karbohidrat (C6H12O6), dimana karbihidrat merupakan sumber energy berikutnya
bagi tanaman, yaitu penghasil ATP melalui system glikolisis.
Keberadaan unsure hydrogen bagi tanaman tergantung jumlah air yang ada di dalam tanah. Air
sangat penting bagi tanaman selain penghasil hydrogen, air juga berperan sebagai pelarut zat
hara di dalam tanah sehingga tanaman bisa menyerap zat hara tersebut. Kekurangan air maka
akan menyebabkan kelayuan bagi tanaman bahkan kematian bagi tanaman. Hal ini disebabkan

fotosintesis terganggu karena sumber energinya tidak ada dan zat hara tidak bisa diserap tanaman
karena zat hara tidak dalam bentuk terlarut atau berbentuk ion-ion.
2) Nitrogen (N)
Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah untuk pertumbuhan vegetative (untuk memperbesar,
mempertinggi, dan menghijaukan daun), nitrogen juga berfungsi untuk menyusun klorofil dan
daun. Nitrogen juga sebagai bahan untuk mensintesa asam amino dan protein bagi tanaman.
Kekurangan unsur nitrogen akan menyebabkan tanaman akan mengalami pertumbuhan
lambat/kerdil, daun akan menjadi bewarna hijau kekuningan, ukuran daun sempit atau kecil, dan
daun akan cepat gugur. Selain kekurangan berdampak buruk bagi tanaman, kelebihan unsure
nitrogen juga tidak baik bagi tanaman. Kelebihan unsur nitrogen akan menyebabkan tanaman
akan tumbuh sekulen atau tanaman kegemukan, lemas dan mudah roboh serta mudah terserang
penyakit. Selain itu juga dapat menyebabkan tanaman menjadi lambat berbuah dan lambat
masak.
3) Fosfor (P)
Fungsi unsure fosfor (P) bagi tanaman dalah untuk pertumbuhan akar, pembungaan, pemasakan
buah/biji/gabah. Unsur P juga berfungsi untuk penyusunan inti sel, lemak dan protein. Selain itu
unsure P juga berfungsi untuk meransang pembelaan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel.
Kekurangan unsure P dapat menimbulkan daun menjadi nampak tua warnanya menjadi merah
kecoklatan. Tepi daun, cabang dan batang terdapat warna kecoklatan yang lama-lama menjadi
kuning. Serta pembentukan buah/biji berkurang dan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil.
4) Kalium (K)
Kalium berfungsi untuk mempengaruhi kwalitas (rasa, warna dan bobot) buah serta bunga,
menambah daya tahan tanaman terhadap kekeringan, hama/penyakit,mempercepat pertumbuhan
jaringan meristem, menbantu pembentukan protein dan karbohidrat (katalisator). Selain itu
kalium juga berfungsi dalam dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan
mineral termasuk air. Serta untuk menungkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan
penyakit.
Kekurangan Kalium pada tanaman dapat menyebabkan daun mengerut atau mengeriting
terutama pada daun tua, daun akan berwarna ungu lalu mengering lalu mati, Daya
tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit menjadi berkuran. Selain itu batang tanaman
menjadi lemas atau mudah rebah dan timbul bercak coklat coklat pada pucuk daun.
5) Kalsium (Ca)

Fungsi Kalsium adalah untuk menyusun klorofil, kalsium juga dibutuhkan enzim untuk
metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel meristem. Serta kalsium juga berperan dalam
mengotrol membuka dan menutupnya stomata. Kekurangan Kalsium adalah terjadinya disintegrasi pada ujung-ujung tanaman (ujung batang, akar, dan buah) sehingga ujungnya menjadi
mengering atau mati, tunas daun yang masih muda akan tumbuh abnormal.
6) Magnesium (Mg)
Berfungsi untuk transportasi fosfat, mengaktifkan enzim tansposporilase, menciptakan warna
hijau pada daunkarena magnesium merupakan unsure pembentuk zat hijau daun atau klorofil
pada daun, membentuk karbohidrat, lemak/minyak.tanda-tanda kekurangan magnesium yaitu
menguningnya daun yang dimulai dari ujung sampai bagian bawah daun.
7) Belerang atau Sulfur (S)
Fungsi dari belerang adalah sebagai unsure pembentuk asam amino, tiamin, dan biotin. Tiamin
dan biotin sangat penting sebagai vitamin, belerang juga berfungsi untuk pembentukan bintil
akar pada kacang-kacangan dimana bintil akar tersebut sangat penting untuk menambat nitrogen
( bekerja sama dengan bakteri rhizobium). Kekurangan belerang gejalanya sangat mirip dengan
kekurangan nitrogen sehingga sangat sulit membedakannya, yang membedakanya kuning pada
kekurangan belerang sedikit mengkilap.
a.

Unsur Hara Mikro
Unsure hara mikro adalah unsure hara essensial yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah
sedikit. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun keberadaan unsure hara mikro ini
tidah dapat diabaikan. Seelain kekurangan unsure hara mikro dapat meninbulkan dampak bagi
tanaman, kelebihan unsure hara mikro juga tidak dikehendaki oleh tanaman karena kelebihan
unsure hara mikro dapat menjadi racun bagi tanaman.

1) Besi (Fe)
Besi (Fe) berfungsi untuk pembentukan klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam
perkembangan kloroplas. Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam
proses metabolisme. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan
akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan
kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar

pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan
pengurangan aktivitas semua enzim.
2) Mangan (Mn)
Mangan berfungsi untuk penyusunan klorofil, meransang perkecambahan, dan meransang
pemasakan buah. Selain itu Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan
polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama
dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada
indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil.
Kekurangan unsure Mn antara lain : biji yang terbentuk akan sangat jelek, daun menguning dan
beberapa jaringan akan mati. Khusus pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada
daun muda mirip kekaratan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua.
3) Seng (Zn)
Seng dapat memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena diduga Zn dapat berfungsi
untuk membentuk hormon tumbuh. Selai itu Zn juga berfungsi sebagai pengaktif enim anolase,
aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super
okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Seng Juga
berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Kerurangan seng dapat menyebabkan daun tanaman menjadi berwarna aneh-aneh misal
kekuning-kuningan atau pada daun yang sudah tua berwarna kemerahan . Kalau diperhatikan
dengan seksama cabang dan batangpun ikut terkena bencana yang mengakibatkan terdapatnya
lubang kecil-kecil, tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul
(resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan
ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala
defisiensi Zn, terutama pada tanah berkapur.
4) Tembaga (Cu)
Kehadiran tembaga pada tanama belum banyak diketahui, namun tembaga berfungsi untuk
pembentukan klorofil, mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butiratfenolase dan laktase. Selain itu juga berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat,
berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi Nitrogen secara
simbiotis dan penyusunan lignin Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid,
plastokuinon dan plastosianin.

Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : daun tidak merata dan daun sering layu,
malah terkadang klorosis, pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan
kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.
5) Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar.
Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang
memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar
Mo sering sekitar 1500 ppm.
Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo
dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga
terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering
kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina
hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
6) Boron (B)
Unsur boron berfungsi menangkut karbohidrat kedalam tubuh tanaman dan menghisap unsur
kalsium. Selain itu boron berfungsi dalam perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh
aktif. Pada tanaman penghasil biji unsur ini berpengaruh terhadap pembagian sel. Dan yang
paling nyata ialah perannya terhadap munaikkan mutu tanaman sayuran dan tanaman buah.
Kekurangan unsur boron paling nyata tampak pada tepi-tepi daun yaitu gejala klorosis, mulai
dari bagian bawah daun. daun yang baru muncul terlihat kecil dan tanaman agak kerdil cabang
tumbuh sejajar. kuncup-kuncup mati dan berwarna hitam. Kekurangan unsur ini menimbulkan
penyakit fisiologis, khususnya pada atanaman sayur dan buah, pada tanaman semangka biasanya
ditandai dengan pertumbuhan batang muda yang tegak berdiri, ruas pendek, daun mengecil, dan
bila terkena angin batang muda tersebut mudah patah dan mengeluarkan cairan berwarna
kecoklatan, pada tanaman sayur dan buah kekurangan unsur bini agak sulit dibedakan dengan
tanaman yang terkena serangan virus. Dan pada tanaman jagung kekurangan unsur ini bisa
mengakibaatkan tongkol tanpa biji sama sekali ( mirip jagung yang tidak terbuahi)
7) Klor (Cl)
Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap
pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman
sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah

antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak
diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air drainase. Sumber Cl sering
berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi
justru menimbulkan masalah keracunan tanaman.
Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmosis sel, mencegah
kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain, untuk tanaman kelapa
dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari
proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.
Adapun dampak akibat defisiensi klor adalah antara lain : pola percabangan akar abnormal,
gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol
daun berbentuk mangkuk.