264956355.doc 73.05KB 2015-10-12 00:17:39
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG DUKUNGAN SISTEM DALAM
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan oleh:
Abdul Kholiq
1301412110/2012
Selma Nugrahani
1511411101/2011
Suharni
1301413064/2013
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
PENGESAHAN PKM ARTIKEL ILMIAH
1. Judul Kegiatan
:
PEMAHAMAN
KONSELOR
TENTANG
DUKUNGAN
SISTEM
DALAM
PELAKSANAAN
LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
2. Bidang Kegiatan
: PKM-AI
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
: Abdul Kholiq
b. NIM
: 1301412110
c. Jurusan
: Bimbingan dan Konseling
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Pendowo nomor 508 RT4 RW2
Kranggan Temanggung/ 085729370081
f. Alamat email
: abdulkholiq11@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Muslikah, S.Pd., M.Pd
b. NIDN
: 0608118602
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dukuh Kepoh RT 02/04, Kel Nongkosawit.
Gunung Pati Semarang.
Semarang, 25 Maret 2015
Menyetujui,
Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan
Ketua Pelaksana Kegiatan
Drs. Eko Nusantoro
NIP.1960020519980221001
Abdul Kholiq
NIM.1301412110
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si
Muslikah, S.Pd., M.Pd
NIP. 196012171986011001
NIP. 198611082014042002
PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG DUKUNGAN SISTEM DALAM
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Abdul Kholiq
ABSTRAK
Bimbingan konseling merupakan disiplin ilmu yang saat ini semakin dibutuhkan
di lingkungan pendidikan, sebagai penyelaras perkembangan peserta didik di
sekolah agar kehidupan sehari-harinya efektif. Setelah dikeluarkannya peraturan
kementerian pendidikan dan kebudayaan nomor 111 tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling di sekolah dasar dan menengah, semakin meyakinkan
eksistensi bimbingan konseling di sekolah dasar dan sekolah menengah.
Komponen bimbingan konseling ialah layanan dasar, layanan responsif,
perencanaan individual, dan dukungan sistem. Namun di lapangan, masih terdapat
kesimpangsiuran informasi terkait bimbingan konseling yakni berupa
kesalahpahaman serta pandangan kurang normatif tehadap bimbingan konseling
di sekolah. Hal ini merupakan permasalahan dalam komponen dukungan sistem
bimbingan konseling. Maka upaya yang dapat dilakukan ialah melakukan
penelitian tentang dukungan sistem tersebut di beberapa sekolah. Penelitian
dilakukan menggunakan metode survei di kecamatan Gajahmungkur Semarang
Jawa Tengah.
Kata kunci: bimbingan konseling, dukungan sistem, pemahaman
Nowadays guidance and counseling is a science which is getting needed in
educational institution, as students development stabilizer in order to keep their
life effectiveness as always. After had been released the goverment regulation
about guidance and counseling in elementary and junior-high school number 111
in 2014, the existance of guidance and counseling becomes stronger. Guidance
and counseling components are basic services, responsive services, individual
planning and system supports. But, the condition in fields there is still happens
inconsistencies
information about guidance and counseling like
missunderstanding and abnormal overviews toward guidance and counseling in
school. These situation were problem in system support of guidance and
counseling. So that, effort to be taken will be doing research about system support
in several schools. This research had been done by survey method in
Gajahmungkur subdistrict, Semarang Central Java.
Keywords: guidance and counseling, system support, understanding
PENDAHULUAN
1. Latar belakang Masalah
Bimbingan konseling merupakan komponen pendidikan yang
terintegrasi dan berperan penting
dalam pencapaian
pendidikan.
Bimbingan konseling di sekolah memiliki makna yang luas bukan hanya
menangani siswa yang bermasalah saja melainkan menangani seluruh
siswa yang ada di sekolah. Fungsi layanan bimbingan konseling luas tidak
hanya mengentaskan siswa yang mengalami masalah saja karena
layanannya juga mencakup pemberian informasi dalam fungsi pemahaman
serta terdapat fungsi pencegahan, pemeliharaan dan pengembangan.
Namun kondisi yang ada di masyarakat sekarang kebanyakan orang
memandang bahwa bimbingan konseling hanya menangani siswa tertentu
saja yaitu siswa yang bermasalah. Fenomena tersebut dapat ditemui di
beberapa sekolah menengah pertama di kecamatan Gunungpati Semarang
Jawa Tengah.
Fenomena dan anggapan kurang tepat yang terjadi tersebut muncul
di dalam masyarakat luas yang termasuk juga stakeholder konselor
sekolah seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran, staf dan karyawan.
Kemudian pihak-pihak yang berkaitan dengan konselor sekolah tersebut.
Bimbingan konseling saat ini tengah dihadapkan pada berbagai
permasalahan yang semakin kompleks. Seperti halnya dukungan sistem di
sekolah yang memiliki kesalahpahaman terhadap konselor sekolah,
kurangnya tenaga profesional konselor, kurangnya perhatian pihak-pihak
sekolah terhadap konselor sekolah. Sebagian kepala sekolah masih
memposisikan konselor sekolah sebagai tenaga yang belum banyak
berkontribusi terhadap kualitas pendidikan di sekolah bahkan tenaga
konselornya dinilai dapat dilakukan oleh siapa saja. Padahal dalam
undang-undang nomor 20 tahun 2003 telah jelas disebutkan posisi
konselor sebagai tenaga pendidik setara dengan guru. Konselor sekolah
juga memiliki organisasi keprofesionalannya yang terakui dan mengatur
kode etik profesinya.
Dampaknya ialah layanan bimbingan dan konseling di sekolah
yang berimbas terhadap kualitas pendidikan. Hal tersebut dapat
menyebabkan kurang optimalnya layanan dalam bimbingan konseling di
sekolah yang dapat memperburuk kualitas pendidikan di Indonesia.
Idealnya dukungan sistem bimbingan konseling di sekolah sebagai
salah satu program layanan bimbingan dan konseling di sekolah
menjalankan
perannya
sebagai
komponen
layanan
dan
kegiatan
manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa
atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan sistem
berintikan
kegiatan-kegiatan
manajemen
yang
bertujuan
untuk
memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara
menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan
staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih
luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan.
Program ini memberikan dukungan kepada konselor sekolah dalam
memperlancar penyelenggaraan layanan bimbingan konseling. Dukungan
sistem ini menurut Depdiknas (2008) meliputi dua aspek, yaitu pemberian
layanan dan kegiatan manajemen. Aspek pemberian layanan meliputi
pemberian layanan yang menyangkut kegiatan konselor yang meliputi (a)
konsultasi dengan guru-guru, (b) menyelenggarakan program kerjasama
dengan orang tua atau masyarakat, (c) berpartisipasi dalam merencanakan
kegiatan-kegiatan sekolah, (d) bekerjasama dengan personel sekolah
lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi
perkembangan siswa, serta (e) melakukan penelitian tentang masalahmasalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling.
Dukungan sistem dalam aspek pemberian layanan inilah yang
menjadi fokus penelitian survei penulis. Agar nantinya dihasilkan
informasi yang akurat dan dapat dijadikan sebagai sarana perbaikan dan
solusi permasalahan bimbingan dan konseling di sekolah maka penulis
akan melakukan penelitian survei dengan judul “Pemahaman Konselor
Tentang Dukungan Sistem dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan
Konseling di Smk Swasta di Kecamatan Gajahmungkur Semarang”.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan
masalah dalam penelitian ini ialah:
a. Seberapa besar tingkat pemahaman konselor tentang layanan
dukungan sistem dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SMK swasta di kecamatan Gajahmungkur Semarang?
b. Apa hambatan yang dialami konselor di SMK swasta mengenai
dukungan sistem?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian survei ini adalah:
a. Mengetahui tingkat pemahaman konselor tentang layanan dukungan
sistem dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMK
swasta di kecamatan Gajahmungkur Semarang.
b. Mengetahui apa saja hambatan yang dialami konselor di SMK swasta
kecamatan Gajahmungkur Semarang mengenai dukungan sistem
4. Manfaat Penelitian
1) Manfaat penelitian secara teoritis
a. Bagi ilmu pengetahuan
Merupakan sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan dalam
bimbingan dan konseling aspek layanan dukungan sistem konselor
di sekolah. Menambah khasanah keilmuan konseling mengenai
dukungan sistem.
2) Manfaat penelitian secara praktis
a. Bagi Konselor
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai
tambahan informasi khususnya bagi konselor sekolah atau guru
bimbingan dan konseling sekolah dalam upaya pemberian layanan
dukungan sistem. Konselor sekolah dapat mengantisipasi hambatan
yang muncul dalam pelaksanaan konseling yang berkaitan dengan
dukungan sistem.
b. Bagi institusi
Penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan
dan pengembangan layanan bimbingan dan konseling di sekolah,
institusi perguruan tinggi maupun asosiasi bimbingan konseling
nasional. Menumbuhkan semangat meneliti bagi institusi-institusi
demi perbaikan bimbingan dan konseling.
c. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran, masukan dan
perbaikan dalam pelaksanaan bimbingan konseling oleh konselor
sekolah yang berkaitan dengan pihak-pihak luar sekolah seperti
masyarakat atau orang tua siswa.
TUJUAN
Tujuan penulisan artikel ilmiah ini adalah:
a) Memberikan informasi mengenai kondisi terkini bimbingan dan
konseling di beberapa wilayah di Semarang Jawa Tengah
b) Memberikan rekomendasi tindak lanjut pemerintah terkait keadaan
bimbingan dan konseling di lapangan dapat berupa pengeluaran
kebijakan atau pemberian pelatihan dan penguatan keterampilan
konselor sekolah.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
jenis deskriptif. Data diperoleh dari hasil penelitian, diproses kemudian dianalisis
serta diinterpretasikan dengan menggunakan teori yang ada. Metode penelitian
survei ini mengambil populasi di sebuah kecamatan di Semarang dan
menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang pokok. Variabel dalam
penelitian ini adalah pemahaman konselor tentang dukungan sistem. Terdapat satu
(1) variabel utama yaitu ”Pemahaman konselor tentang dukungan sistem layanan
bimbingan dan konseling di SMK swasta di Kecamatan Gajahmungkur di
Semarang”.Ada dua sub variabel pemahaman konselor dalam dukungan sistem
yaitu: 1) Pengembangan jejaring dan 2) Kegiatan manajemen.
Populasi penelitian di SMK swasta di kecamatan gajahmungkur ialah
SMK Pelayaran, SMK LPI Semarang, SMK Perintis 29-01, SMK Perintis 29-02
dan SMK Teuku Umar. Keseluruhan populasi tersebut dijadikan sebagai sampel,
maka teknik sampling kali ini ialah teknik sampling jenuh.
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah Distribusi
Frekuensi yaitu menganalisa data dengan melihat distribusi jawaban responden
dalam jawaban kuesioner (angket) yang telah disebarkan pada saat penelitian,
dengan rumus deskriptif persentase sebagai berikut:
r
N x100%
i
Dimana:
N
: Persentase
r
: Skor jawaban responden
i
: Skor jawaban ideal
Dalam analisis data ini, peneliti mengemukakan hasil pengukuran data
penelitian berupa data kuantitas yang akan dihitung dengan teknik deskriptif
presentase. Teknik deskriptif presentase dimaksudkan untuk mengetahui status
variabel yaitu mendeskripsikan pemahaman konselor tentang dukungan sistem
yang disajikan melalui presentase.
HASIL
Dilihat dari pemahaman konselor tentang dukungan system dapat dilihat pada
Grafik di bawah ini.
Persentase Pemahaman Konselor
100
95
90
85
80
valu 75
e (%)
Grafik 1. persentase pemahaman tentang dukungan sistem
masing-masing
sekolah. Rata-rata persentase pemahaman mereka tentang dukungan sistem ialah
88,22857%.
Hambatan
yang
dialami
konselor
di
SMK
swasta
kecamatan
Gajahmungkur Semarang mengenai dukungan sistem, dilihat dari butir pernyataan
yang paling mendapatkan nilai rendah (0-20%) maka hambatan yang dialami
kebanyakan konselor SMK swasta di kecamatan Gajahmungkur ialah:
85: Saya mampu melakukan PTBK di sekolah
121: Saya tekun mengelola dana pelaksanaan program BK
142: Koordinator guru BK di sekolah saya mampu membagi tugas
guru BK di bawahnya dengan baik
148: Tanpa sarana prasarana yang lengkap kinerja saya sebagai
konselor kurang optimal
158: Saya berpandangan bahwa kebijakan kepala sekolah mengenai
fungsi dan posisi BK di sekolah bersifat mutlak
173: Saya memilih untuk bersikap menerima apapun keadaan yang
dialami saya sebagai guru BK meskipun diperlakukan kurang
bijaksana
Berdasarkan penelitian survei yang telah dilakukan, diketahui rata-rata
persentase
tingkat
pemahaman
konselor
di
SMK
swasta
kecamatan
Gajahmungkur kota Semarang dengan analisis per butir ialah 88%. Hasil ini
menunjukkan tingkat pemahaman konselor tentang dukungan sistem yang baik.
Dari range 0-100%, konselor di kecamatan Gajahmungkur ini berada pada tingkat
yang baik. Hanya saja yang perlu dilakukan ialah menganalisis 12% yang menjadi
hambatan konselor tentang dukungan sistem tersebut.
Berdasarkan grafik di atas, pemahaman konselor di tiap sekolah sebagai
berikut:
Tabel 1. Tingkat pemahaman konselor di tiap sekolah
Instansi
SMK Perintis 29-01 SMG
SMK Perintis 29-02 SMG
SMK Pelayaran (SPM) SMG
SMK LPI SMG
SMK Teuku Umar SMG
value (%)
86,85714
84
90,85714
95,42857
84
Data yang didapatkan tersebut kemudian dianalisis satu per satu. Untuk
SMK Perintis 29-01, dengan responden seorang konselor berusia 27 tahun, selama
beberapa tahun menjadi konselor sekolah menunjukkan pemahamannya terhadap
dukungan sistem sebesar 86,8% yang merupakan tingkat tertinggi ketiga. Tentu
hal ini didukung oleh pengalamannya selama menjadi konselor ditambah ilmu
yang didapatkannya sewaktu belajar di jenjang sarjana. Hanya ada satu konselor
di sekolah ini dan hasil tersebut menunjukkan bahwa memang selama ini proses
konseling berjalan dengan baik. Dengan jumlah siswa yang melebihi rasio ideal
1:150 maka konselor di sekolah ini cukup merasa kekurangan tenaga dalam
pelayanannya. Yang perlu diperbaiki dan dikembangkan dari dukungan sistem di
sekolah ini ialah peran konselor yang lebih luas dan efisien mencakup seluruh
siswa, pelatihan penelitian tindakan bimbingan konseling bagi siswa di kelas,
keaktifan konselor dalam mengikuti kegiatan pengembangan profesi, turut serta
dalam kegiatan penelitian oleh pemerintah, pengelolaan anggaran biaya konselor
dengan baik, menggunakan alat ungkap masalah siswa dalam kegiatan need
assesment, mengadakan sarana prasarana yang mendukung serta mengupayakan
kebijakan kepala sekolah yang lebih kooperatif terhadap layanan bimbingan
konseling.
Selanjutnya SMK Perintis 29-02 tingkat pemahaman konselornya sebesar
84%, dengan usia konselor 28 tahun. Jumlah konselor di sekolah ini hanya satu
orang, padahal muridnya melebihi 150 siswa. Maka beberapa kendala dalam
manajemen tenaga kerja di sekolah perlu diperbaiki. Selain itu, tindakan
perbaikan yang hendaknya dilakukan kaitannya dengan dukungan sistem konselor
di sekolah ini ialah dalam hal menjalin hubungan yang lebih kooperatif dan
komunikatif dengan guru lain, menjalin kerjasama yang lebih baik dengan guru
mata pelajaran dan wali kelas khususnya dalam menerima permintaan konsultasi
siswa karena siswa memiliki kenyamanan dalam berkonsultasi masing-masing,
turut aktif berkontribusi mewujudkan kebijakan sekolah khususnya terkait
bimbingan konseling, aktif serta dalam kegiatan pengembangan diri siswa seperti
dalam kompetisi atau ekstrakurikuler, pembinaan hubungan baik dengan siswa,
berlatih
melakukan penelitian tindakan bimbingan
konseling di
kelas,
mensosialisasikan program kerjanya bagi pihak yang bersangkutan agar mereka
mengetahui kinerja konselor tersebut, mengelola anggaran bagi layanan
bimbingan konseling dengan baik, melakukan need assesment sebelum
memberikan layanan, mengikuti pembinaan yang diselenggarakn oleh menteri
pendidikan atau lembaga serupa, lebih kreatif mengelola sarana bimbingan
konseling serta turut serta menegakkan hak dan kewajiban konselor sekolah
secara normatif.
Berikutnya SMK Pelayaran, dengan konselor berusia 26 tahun dengan
nilai tingkat pemahaman tentang dukungan sistem tertinggi kedua di kecamatan
Gajahmungkur. Tentu hal tersebut didukung oleh ilmu yang telah diperoleh dan
pengalamannya selama mendidik dan membimbing menjadi konselor sekolah.
Hanya sedikit hal yang perlu diperbaiki oleh konselor di sekolah ini kaitannya
dengan dukungan sistem agar layanan konseling dapat berjalan dengan lebih baik.
Konselor di sekolah ini perlu meningkatkan kerja samanya dengan guru atau wali
kelas dalam upaya dukungan sistem bimbingan konseling, melakukan analisis
PTBK bagi siswa di kelas, aktif serta dalam pembinaan oleh pemerintah,
mempublikasikan peran dan tugas pokok konselor sekolah, aktif mengelola
pendanaan untuk layanan bimbingan konseling, mengelola sarana prasarananya,
mengevaluasi program bimbingan konseling secara berkala, kreatif mengelola
bahan atau alat yang ada untuk bekerja sebagai konselor, mengevaluasi kebijakan
bimbingan konseling, asertif mengupayakan haknya sebagai konselor serta
menunaikan segala kewajiban konselor dengan baik.
Kemudian SMK LPI Semarang dengan konselor tunggalnya yang berusia
60 tahun, konselor ini sangat berpengalaman dalam bekerja sebagai konselor.
Maka sekolah ini menduduki peringkat tertinggi yakni 95,42% dalam tingkat
pemahamannya terkait dukungan sistem. Beberapa hal saja yang perlu diperbaiki
agar konseling di sekolah ini berjalan lebih baik. Menurut catatan yang ada, dari
hasil wawancara menunjukkan layanan bimbingan konseling di sekolah ini
berjalan dengan baik. Perbaikan yang dapat diambil ialah melatih diri melakukan
PTBK, memanfaatkan fasilitas pemerintah untuk pengembangan bimbingan
konseling, memaksimalkan peran konselor, mengoptimalkan peran kepala
sekolah, mengikuti kegiatan pengembangan profesi, menegakkan kebijakan yang
adil bagi konselor sekolah serta mengupayakan hak konselor secara normatif.
Selanjutnya SMK Teuku Umar Semarang yang memiliki tingkat
pemahaman konselor tentang dukungan sistem sebesar 84% dengan responden
seorang konselor berusia 50 tahun. Konselor ini perlu mengembangakn diri dalam
beberapa hal terkait dukungan sistem agar layanan bimbingan konseling berjalan
lebih efektif. Konselor harus berlatih menjalin kerja sama dengan wali kelas dan
guru mata pelajaran yang lebih baik agar tugasnya sebagai konselor lebih optimal,
melakukan komunikasi dengan baik dengan orang tua siswa, mampu melakukan
penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK), mampu membedakan masingmasing ranah kerja profesi yang berdekatan dengan profesi konselor, mampu
mensosialisasikan program-program bimbingan konseling. Mampu mendata
daftar sarana prasarana yang dibutuhkan, mampu menggunakan alat ungkap
masalah siswa, menganalisis dan mengevaluasinya selama memberikan layanan
bimbingan konseling, aktif berperan serta dalam kegiatan pengembangan
keterampilan, mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan atau tanpa
sarana prasarana, turut serta dalam menegakkan kebijakan yang adil bagi konselor
sekolah, aktif mengawasi pelaksanaan & penetapan kebijakan berkaitan dengan
bimbingan konseling di sekolah serta mampu menegakkan hak-nya sebagai
konselor di sekolah.
PEMBAHASAN
Berlandaskan pada teori yang ada bahwa dukungan sistem memberikan
dampak yang besar dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling di sekolah.
Secara mendasar dukungan sistem ini termasuk dalam layanan konseling
komprehensif. Secara garis besar dukungan sistem yang menjadi pembahasan
adalah dalam pembinaan hubungan dengan stakeholder konselor (pengembangan
jejaring konselor) serta kegiatan manajemen di sekolah.
Berdasarkan
data
yang
didapat
dilengkapi
dengan
hasil
wawancara,diperoleh keterangan bahwa permasalahan yang menjadi hambatan
tersebut bersifat umum di SMK swasta di kecamatan Gajahmungkur. Pertama
ialah kurangnya keterampilan, kesempatan serta kemauan konselor dalam
melaksanakan tindak penelitian bimbingan konseling. Kedua, berkaitan dengan
pengelolaan dana yang dibutuhkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
Ketiga, poin koordinasi antara koordinator bimbingan konseling dengan konselor
sekolah yang belum terlaksana. Akarnya ialah karena di sekolah hanya ada satu
konselor sehingga tidak ada koordinasi antarkonselor di sekolah. Keempat,
kurangnya sarana prasarana yang lengkap kinerja saya sebagai konselor kurang
optimal. Didukung dengan kurangnya tenaga konselor di sekolah sehingga
mengurangi peluang bagi konselor untuk dapat kreatif memanfaatkan bahan atau
sarana prasarana yang ada. Kelima, pandangan bahwa kebijakan kepala sekolah
mengenai fungsi dan posisi bimbingan konseling
di sekolah bersifat mutlak
masih menjadi keterbatasan mereka. Karena posisi kepala sekolah bersifat utama
di sekolah di bawah naungan yayasan ini. Keenam, kebanyakan mereka memilih
untuk bersikap menerima apapun keadaan yang dialami sebagai guru bimbingan
konseling meskipun diperlakukan kurang bijaksana. Hal ini terkadang menjadi hal
yang tidak bisa ditawar karena posisi guru dan tenaga pengajar di sekolah swasta
terbatas.
KESIMPULAN
Tingkat pemahaman konselor tentang dukungan sistem di SMK swasta
kecamatan Gajahmungkur kota Semarang ialah sebesar 88%. Angka tersebut
merupakan rata-rata dari lima sampel yang diteliti menggunakan instrumen
kuesioner dan dilengkapi dengan wawancara. Tingkat pemahaman konselor
tersebut menunjukkan pemahaman yang baik. Ada beberapa yang perlu dibenahi
agar layanan bimbingan konseling di kecamatan ini dapat berjalan lebih baik
seperti pelatihan penelitian tindakan bimbingan konseling, manajemen dana dan
sarana bagi konselor yang lebih baik serta sosialisasi peran, tugas, kewenangan
dan kewajiban konselor melalui program-programnya sehingga dapat berjalan
baik secara sistematis didukung oleh pihak-pihak lainnya.
Beberapa hambatan yang dialami kebanyakan konselor di kecamatan
Gajahmungkur ialah permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan melakukan
penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK) di sekolah; pengelolaan dana
pelaksanaan program bimbingan konseling ; koordinasi guru bimbingan konseling
di sekolah supaya mampu membagi tugas guru bimbingan konseling di bawahnya
dengan baik; kurangnya sarana prasarana yang lengkap sehingga kinerja konselor
kurang optimal;pandangan bahwa kebijakan kepala sekolah mengenai fungsi dan
posisi bimbingan konseling di sekolah bersifat mutlak dan kebanyakan mereka
memilih untuk bersikap menerima apapun keadaan yang dialaminya sebagai guru
bimbingan konseling meskipun diperlakukan kurang bijaksana.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih tim penyusun ucapkan kepada:
1)
2)
3)
4)
Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Negeri Semarang,
Dosen pembimbing Dra. Sinta Saraswati, M.Pd., Kons.,
Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Drs. Eko Nusantoro, M.Pd., Kons.
Kepala Sekolah dan Guru BK di SMK Swasta di Kecamatan
Gajahmungkur Semarang
5) Teman-teman mahasiswa Bimbingan Konseling FIP Unnes
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Carkhuff, Robert R. 1987. The Skills of Helping. Massachusett : Human Resource
Development Press.
Depdiknas, 2004. DasarStandarisasi Profesi Konseling. Jakarta : Bagian Proyek
Peningkatan Tenaga Akdemik Dirjen Dikti
Depdiknas.2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bahan Belajar Mandiri
Pelatihan Pengawas Sekolah), Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Hadi, Sutrisno. 1977. Statistika Jilid 2. Yogyakarta: Andi.
Mugiarso, Heru. 2005. Bimbingan dan Konseling. Pemalang: UPT MKDK
Universitas Negeri Semarang.
Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling di Sekolah
Dasar dan Menengah.
Prayitno. 2004. Layanan Konsultasi. Padang: jurusan bimbingan dan konseling
FIP UNP.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar- dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Sugiyono.2012.Statistika untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta.
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional.
Winkel, W.S. 2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan. Edisi
Revisi,Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 3.2. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan gelar)
Abdul Kholiq
Jenis Kelamin L/P
Laki – laki
Program Studi
Bimbingan dan Konseling
NIM/NIDN
1301412110
Tempat dan Tanggal Lahir
Temanggung 11 Juli 1993
E-mail
abdulkholiq11@gmail.com
Nomor Telepon/HP
085729370081
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
SDN 1 Karanggan
SMP
SMPN 1 Kranggan
SMA
SMKN
1
Temanggung
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
-
-
1999 – 2005
2005 – 2008
Progam 4 tahun
Post Harvest
Technology
2008 – 2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu
Seminar
Ilmiah
Tempat
1
Seminar Nasional
Coping Skill Selasa 11
Pelecehan Seksual dan
dan
Kekerasan pada Siswa
Dukungan
( Strategi dan
Sosial untuk
Penangannya )
Membantu
Hotel Grasia
November 2014 Semarang
Anak – anak
Korban
Kekerasan
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No
1
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Juara 1 Artikel Ilmiah Universitas Ahmad Dahlan
Tahun
2014
2
Nasional
Juara II Olimpiade Universitas Negeri Padang
Konseling Nasional
2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM - A1.
Semarang, 25 Maret 2015
Pengusul/Pembimbing
Tanda tangan
Abdul Kholiq
1301412110
Anggota 1
Nama Lengkap (dengan gelar)
Selma Nugrahani
Jenis Kelamin L/P
Perempuan
Program Studi
Psikologi
NIM/NIDN
1511411101
Tempat dan Tanggal Lahir
Tegal 2 November 1993
E-mail
namaku_emma@yahoo.com
Nomor Telepon/HP
087771130831
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
SMP
SDN
SMPN 7 Tegal
SMA
SMAN 1 Tegal
Mangkukusuman 8
Tegal
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
-
-
1999 – 2005
2005 – 2008
IPS
2008 – 2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Semarang, 25 Maret 2015
Tanda tangan
Selma Nugrahani
1511411101
Anggota 2
Nama Lengkap (dengan gelar)
Suharni
Jenis Kelamin L/P
Perempuan
Program Studi
Bimbingan dan Konseling
NIM/NIDN
1301413064
Tempat dan Tanggal Lahir
Kab. Semarang 17 November 1993
E-mail
harnizahrotul@yahoo.co.id
Nomor Telepon/HP
08988283507
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
SDN 02
SMP
SMPN 1 Pringapus
SMA
MA Al Asror
Penawangan
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
1999 – 2005
2005 – 2008
IPA
2008 – 2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Semarang, 25 Maret 2015
Tanda tangan
Suharni
1301413064
Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Abdul Kholiq
NIM
: 1301412110
Program Studi : Bimbingan Konseling
Fakultas
: Fakultas Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa proposal (Isi sesuai dengan bidang PKM) saya
dengan judul: PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG DUKUNGAN
SISTEM DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarbenarnya.
Semarang, 25 Maret 2015
Mengetahui,
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
yang menyatakan,
Meterai Rp6.000
Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si
Abdul Kholiq
NIP. 196012171986011001
NIM.1301412110
Lampiran 3. Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKMAI
Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI
Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:
- Nama: Abdul Kholiq
- NIM : 1301412110
1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya
benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
- Program Kegiatan : Tugas kuliah kelompok
- Topik Kegiatan
: Bimbingan Konseling di lapangan aspek dukungan sistem
- Tahun dan Tempat Pelaksanaan : 2014 (Desember) di kecamatan Gajahmungkur
Semarang
2) Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding
maupun jurnal sebelumnya.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 25 Maret 2015
Yang Membuat Pernyataan
Mengetahui/Menyetujui
Ketua Jurusan/Prodi CAP
Abdul Kholiq
Drs. Eko Nusantoro
NIM 1301412110
NIP.1960020519980221001
JUDUL PROGRAM
PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG DUKUNGAN SISTEM DALAM
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan oleh:
Abdul Kholiq
1301412110/2012
Selma Nugrahani
1511411101/2011
Suharni
1301413064/2013
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
PENGESAHAN PKM ARTIKEL ILMIAH
1. Judul Kegiatan
:
PEMAHAMAN
KONSELOR
TENTANG
DUKUNGAN
SISTEM
DALAM
PELAKSANAAN
LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
2. Bidang Kegiatan
: PKM-AI
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
: Abdul Kholiq
b. NIM
: 1301412110
c. Jurusan
: Bimbingan dan Konseling
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Pendowo nomor 508 RT4 RW2
Kranggan Temanggung/ 085729370081
f. Alamat email
: abdulkholiq11@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Muslikah, S.Pd., M.Pd
b. NIDN
: 0608118602
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dukuh Kepoh RT 02/04, Kel Nongkosawit.
Gunung Pati Semarang.
Semarang, 25 Maret 2015
Menyetujui,
Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan
Ketua Pelaksana Kegiatan
Drs. Eko Nusantoro
NIP.1960020519980221001
Abdul Kholiq
NIM.1301412110
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si
Muslikah, S.Pd., M.Pd
NIP. 196012171986011001
NIP. 198611082014042002
PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG DUKUNGAN SISTEM DALAM
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Abdul Kholiq
ABSTRAK
Bimbingan konseling merupakan disiplin ilmu yang saat ini semakin dibutuhkan
di lingkungan pendidikan, sebagai penyelaras perkembangan peserta didik di
sekolah agar kehidupan sehari-harinya efektif. Setelah dikeluarkannya peraturan
kementerian pendidikan dan kebudayaan nomor 111 tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling di sekolah dasar dan menengah, semakin meyakinkan
eksistensi bimbingan konseling di sekolah dasar dan sekolah menengah.
Komponen bimbingan konseling ialah layanan dasar, layanan responsif,
perencanaan individual, dan dukungan sistem. Namun di lapangan, masih terdapat
kesimpangsiuran informasi terkait bimbingan konseling yakni berupa
kesalahpahaman serta pandangan kurang normatif tehadap bimbingan konseling
di sekolah. Hal ini merupakan permasalahan dalam komponen dukungan sistem
bimbingan konseling. Maka upaya yang dapat dilakukan ialah melakukan
penelitian tentang dukungan sistem tersebut di beberapa sekolah. Penelitian
dilakukan menggunakan metode survei di kecamatan Gajahmungkur Semarang
Jawa Tengah.
Kata kunci: bimbingan konseling, dukungan sistem, pemahaman
Nowadays guidance and counseling is a science which is getting needed in
educational institution, as students development stabilizer in order to keep their
life effectiveness as always. After had been released the goverment regulation
about guidance and counseling in elementary and junior-high school number 111
in 2014, the existance of guidance and counseling becomes stronger. Guidance
and counseling components are basic services, responsive services, individual
planning and system supports. But, the condition in fields there is still happens
inconsistencies
information about guidance and counseling like
missunderstanding and abnormal overviews toward guidance and counseling in
school. These situation were problem in system support of guidance and
counseling. So that, effort to be taken will be doing research about system support
in several schools. This research had been done by survey method in
Gajahmungkur subdistrict, Semarang Central Java.
Keywords: guidance and counseling, system support, understanding
PENDAHULUAN
1. Latar belakang Masalah
Bimbingan konseling merupakan komponen pendidikan yang
terintegrasi dan berperan penting
dalam pencapaian
pendidikan.
Bimbingan konseling di sekolah memiliki makna yang luas bukan hanya
menangani siswa yang bermasalah saja melainkan menangani seluruh
siswa yang ada di sekolah. Fungsi layanan bimbingan konseling luas tidak
hanya mengentaskan siswa yang mengalami masalah saja karena
layanannya juga mencakup pemberian informasi dalam fungsi pemahaman
serta terdapat fungsi pencegahan, pemeliharaan dan pengembangan.
Namun kondisi yang ada di masyarakat sekarang kebanyakan orang
memandang bahwa bimbingan konseling hanya menangani siswa tertentu
saja yaitu siswa yang bermasalah. Fenomena tersebut dapat ditemui di
beberapa sekolah menengah pertama di kecamatan Gunungpati Semarang
Jawa Tengah.
Fenomena dan anggapan kurang tepat yang terjadi tersebut muncul
di dalam masyarakat luas yang termasuk juga stakeholder konselor
sekolah seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran, staf dan karyawan.
Kemudian pihak-pihak yang berkaitan dengan konselor sekolah tersebut.
Bimbingan konseling saat ini tengah dihadapkan pada berbagai
permasalahan yang semakin kompleks. Seperti halnya dukungan sistem di
sekolah yang memiliki kesalahpahaman terhadap konselor sekolah,
kurangnya tenaga profesional konselor, kurangnya perhatian pihak-pihak
sekolah terhadap konselor sekolah. Sebagian kepala sekolah masih
memposisikan konselor sekolah sebagai tenaga yang belum banyak
berkontribusi terhadap kualitas pendidikan di sekolah bahkan tenaga
konselornya dinilai dapat dilakukan oleh siapa saja. Padahal dalam
undang-undang nomor 20 tahun 2003 telah jelas disebutkan posisi
konselor sebagai tenaga pendidik setara dengan guru. Konselor sekolah
juga memiliki organisasi keprofesionalannya yang terakui dan mengatur
kode etik profesinya.
Dampaknya ialah layanan bimbingan dan konseling di sekolah
yang berimbas terhadap kualitas pendidikan. Hal tersebut dapat
menyebabkan kurang optimalnya layanan dalam bimbingan konseling di
sekolah yang dapat memperburuk kualitas pendidikan di Indonesia.
Idealnya dukungan sistem bimbingan konseling di sekolah sebagai
salah satu program layanan bimbingan dan konseling di sekolah
menjalankan
perannya
sebagai
komponen
layanan
dan
kegiatan
manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa
atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan sistem
berintikan
kegiatan-kegiatan
manajemen
yang
bertujuan
untuk
memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara
menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan
staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih
luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan.
Program ini memberikan dukungan kepada konselor sekolah dalam
memperlancar penyelenggaraan layanan bimbingan konseling. Dukungan
sistem ini menurut Depdiknas (2008) meliputi dua aspek, yaitu pemberian
layanan dan kegiatan manajemen. Aspek pemberian layanan meliputi
pemberian layanan yang menyangkut kegiatan konselor yang meliputi (a)
konsultasi dengan guru-guru, (b) menyelenggarakan program kerjasama
dengan orang tua atau masyarakat, (c) berpartisipasi dalam merencanakan
kegiatan-kegiatan sekolah, (d) bekerjasama dengan personel sekolah
lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi
perkembangan siswa, serta (e) melakukan penelitian tentang masalahmasalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling.
Dukungan sistem dalam aspek pemberian layanan inilah yang
menjadi fokus penelitian survei penulis. Agar nantinya dihasilkan
informasi yang akurat dan dapat dijadikan sebagai sarana perbaikan dan
solusi permasalahan bimbingan dan konseling di sekolah maka penulis
akan melakukan penelitian survei dengan judul “Pemahaman Konselor
Tentang Dukungan Sistem dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan
Konseling di Smk Swasta di Kecamatan Gajahmungkur Semarang”.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan
masalah dalam penelitian ini ialah:
a. Seberapa besar tingkat pemahaman konselor tentang layanan
dukungan sistem dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SMK swasta di kecamatan Gajahmungkur Semarang?
b. Apa hambatan yang dialami konselor di SMK swasta mengenai
dukungan sistem?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian survei ini adalah:
a. Mengetahui tingkat pemahaman konselor tentang layanan dukungan
sistem dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMK
swasta di kecamatan Gajahmungkur Semarang.
b. Mengetahui apa saja hambatan yang dialami konselor di SMK swasta
kecamatan Gajahmungkur Semarang mengenai dukungan sistem
4. Manfaat Penelitian
1) Manfaat penelitian secara teoritis
a. Bagi ilmu pengetahuan
Merupakan sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan dalam
bimbingan dan konseling aspek layanan dukungan sistem konselor
di sekolah. Menambah khasanah keilmuan konseling mengenai
dukungan sistem.
2) Manfaat penelitian secara praktis
a. Bagi Konselor
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai
tambahan informasi khususnya bagi konselor sekolah atau guru
bimbingan dan konseling sekolah dalam upaya pemberian layanan
dukungan sistem. Konselor sekolah dapat mengantisipasi hambatan
yang muncul dalam pelaksanaan konseling yang berkaitan dengan
dukungan sistem.
b. Bagi institusi
Penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan
dan pengembangan layanan bimbingan dan konseling di sekolah,
institusi perguruan tinggi maupun asosiasi bimbingan konseling
nasional. Menumbuhkan semangat meneliti bagi institusi-institusi
demi perbaikan bimbingan dan konseling.
c. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran, masukan dan
perbaikan dalam pelaksanaan bimbingan konseling oleh konselor
sekolah yang berkaitan dengan pihak-pihak luar sekolah seperti
masyarakat atau orang tua siswa.
TUJUAN
Tujuan penulisan artikel ilmiah ini adalah:
a) Memberikan informasi mengenai kondisi terkini bimbingan dan
konseling di beberapa wilayah di Semarang Jawa Tengah
b) Memberikan rekomendasi tindak lanjut pemerintah terkait keadaan
bimbingan dan konseling di lapangan dapat berupa pengeluaran
kebijakan atau pemberian pelatihan dan penguatan keterampilan
konselor sekolah.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
jenis deskriptif. Data diperoleh dari hasil penelitian, diproses kemudian dianalisis
serta diinterpretasikan dengan menggunakan teori yang ada. Metode penelitian
survei ini mengambil populasi di sebuah kecamatan di Semarang dan
menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang pokok. Variabel dalam
penelitian ini adalah pemahaman konselor tentang dukungan sistem. Terdapat satu
(1) variabel utama yaitu ”Pemahaman konselor tentang dukungan sistem layanan
bimbingan dan konseling di SMK swasta di Kecamatan Gajahmungkur di
Semarang”.Ada dua sub variabel pemahaman konselor dalam dukungan sistem
yaitu: 1) Pengembangan jejaring dan 2) Kegiatan manajemen.
Populasi penelitian di SMK swasta di kecamatan gajahmungkur ialah
SMK Pelayaran, SMK LPI Semarang, SMK Perintis 29-01, SMK Perintis 29-02
dan SMK Teuku Umar. Keseluruhan populasi tersebut dijadikan sebagai sampel,
maka teknik sampling kali ini ialah teknik sampling jenuh.
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah Distribusi
Frekuensi yaitu menganalisa data dengan melihat distribusi jawaban responden
dalam jawaban kuesioner (angket) yang telah disebarkan pada saat penelitian,
dengan rumus deskriptif persentase sebagai berikut:
r
N x100%
i
Dimana:
N
: Persentase
r
: Skor jawaban responden
i
: Skor jawaban ideal
Dalam analisis data ini, peneliti mengemukakan hasil pengukuran data
penelitian berupa data kuantitas yang akan dihitung dengan teknik deskriptif
presentase. Teknik deskriptif presentase dimaksudkan untuk mengetahui status
variabel yaitu mendeskripsikan pemahaman konselor tentang dukungan sistem
yang disajikan melalui presentase.
HASIL
Dilihat dari pemahaman konselor tentang dukungan system dapat dilihat pada
Grafik di bawah ini.
Persentase Pemahaman Konselor
100
95
90
85
80
valu 75
e (%)
Grafik 1. persentase pemahaman tentang dukungan sistem
masing-masing
sekolah. Rata-rata persentase pemahaman mereka tentang dukungan sistem ialah
88,22857%.
Hambatan
yang
dialami
konselor
di
SMK
swasta
kecamatan
Gajahmungkur Semarang mengenai dukungan sistem, dilihat dari butir pernyataan
yang paling mendapatkan nilai rendah (0-20%) maka hambatan yang dialami
kebanyakan konselor SMK swasta di kecamatan Gajahmungkur ialah:
85: Saya mampu melakukan PTBK di sekolah
121: Saya tekun mengelola dana pelaksanaan program BK
142: Koordinator guru BK di sekolah saya mampu membagi tugas
guru BK di bawahnya dengan baik
148: Tanpa sarana prasarana yang lengkap kinerja saya sebagai
konselor kurang optimal
158: Saya berpandangan bahwa kebijakan kepala sekolah mengenai
fungsi dan posisi BK di sekolah bersifat mutlak
173: Saya memilih untuk bersikap menerima apapun keadaan yang
dialami saya sebagai guru BK meskipun diperlakukan kurang
bijaksana
Berdasarkan penelitian survei yang telah dilakukan, diketahui rata-rata
persentase
tingkat
pemahaman
konselor
di
SMK
swasta
kecamatan
Gajahmungkur kota Semarang dengan analisis per butir ialah 88%. Hasil ini
menunjukkan tingkat pemahaman konselor tentang dukungan sistem yang baik.
Dari range 0-100%, konselor di kecamatan Gajahmungkur ini berada pada tingkat
yang baik. Hanya saja yang perlu dilakukan ialah menganalisis 12% yang menjadi
hambatan konselor tentang dukungan sistem tersebut.
Berdasarkan grafik di atas, pemahaman konselor di tiap sekolah sebagai
berikut:
Tabel 1. Tingkat pemahaman konselor di tiap sekolah
Instansi
SMK Perintis 29-01 SMG
SMK Perintis 29-02 SMG
SMK Pelayaran (SPM) SMG
SMK LPI SMG
SMK Teuku Umar SMG
value (%)
86,85714
84
90,85714
95,42857
84
Data yang didapatkan tersebut kemudian dianalisis satu per satu. Untuk
SMK Perintis 29-01, dengan responden seorang konselor berusia 27 tahun, selama
beberapa tahun menjadi konselor sekolah menunjukkan pemahamannya terhadap
dukungan sistem sebesar 86,8% yang merupakan tingkat tertinggi ketiga. Tentu
hal ini didukung oleh pengalamannya selama menjadi konselor ditambah ilmu
yang didapatkannya sewaktu belajar di jenjang sarjana. Hanya ada satu konselor
di sekolah ini dan hasil tersebut menunjukkan bahwa memang selama ini proses
konseling berjalan dengan baik. Dengan jumlah siswa yang melebihi rasio ideal
1:150 maka konselor di sekolah ini cukup merasa kekurangan tenaga dalam
pelayanannya. Yang perlu diperbaiki dan dikembangkan dari dukungan sistem di
sekolah ini ialah peran konselor yang lebih luas dan efisien mencakup seluruh
siswa, pelatihan penelitian tindakan bimbingan konseling bagi siswa di kelas,
keaktifan konselor dalam mengikuti kegiatan pengembangan profesi, turut serta
dalam kegiatan penelitian oleh pemerintah, pengelolaan anggaran biaya konselor
dengan baik, menggunakan alat ungkap masalah siswa dalam kegiatan need
assesment, mengadakan sarana prasarana yang mendukung serta mengupayakan
kebijakan kepala sekolah yang lebih kooperatif terhadap layanan bimbingan
konseling.
Selanjutnya SMK Perintis 29-02 tingkat pemahaman konselornya sebesar
84%, dengan usia konselor 28 tahun. Jumlah konselor di sekolah ini hanya satu
orang, padahal muridnya melebihi 150 siswa. Maka beberapa kendala dalam
manajemen tenaga kerja di sekolah perlu diperbaiki. Selain itu, tindakan
perbaikan yang hendaknya dilakukan kaitannya dengan dukungan sistem konselor
di sekolah ini ialah dalam hal menjalin hubungan yang lebih kooperatif dan
komunikatif dengan guru lain, menjalin kerjasama yang lebih baik dengan guru
mata pelajaran dan wali kelas khususnya dalam menerima permintaan konsultasi
siswa karena siswa memiliki kenyamanan dalam berkonsultasi masing-masing,
turut aktif berkontribusi mewujudkan kebijakan sekolah khususnya terkait
bimbingan konseling, aktif serta dalam kegiatan pengembangan diri siswa seperti
dalam kompetisi atau ekstrakurikuler, pembinaan hubungan baik dengan siswa,
berlatih
melakukan penelitian tindakan bimbingan
konseling di
kelas,
mensosialisasikan program kerjanya bagi pihak yang bersangkutan agar mereka
mengetahui kinerja konselor tersebut, mengelola anggaran bagi layanan
bimbingan konseling dengan baik, melakukan need assesment sebelum
memberikan layanan, mengikuti pembinaan yang diselenggarakn oleh menteri
pendidikan atau lembaga serupa, lebih kreatif mengelola sarana bimbingan
konseling serta turut serta menegakkan hak dan kewajiban konselor sekolah
secara normatif.
Berikutnya SMK Pelayaran, dengan konselor berusia 26 tahun dengan
nilai tingkat pemahaman tentang dukungan sistem tertinggi kedua di kecamatan
Gajahmungkur. Tentu hal tersebut didukung oleh ilmu yang telah diperoleh dan
pengalamannya selama mendidik dan membimbing menjadi konselor sekolah.
Hanya sedikit hal yang perlu diperbaiki oleh konselor di sekolah ini kaitannya
dengan dukungan sistem agar layanan konseling dapat berjalan dengan lebih baik.
Konselor di sekolah ini perlu meningkatkan kerja samanya dengan guru atau wali
kelas dalam upaya dukungan sistem bimbingan konseling, melakukan analisis
PTBK bagi siswa di kelas, aktif serta dalam pembinaan oleh pemerintah,
mempublikasikan peran dan tugas pokok konselor sekolah, aktif mengelola
pendanaan untuk layanan bimbingan konseling, mengelola sarana prasarananya,
mengevaluasi program bimbingan konseling secara berkala, kreatif mengelola
bahan atau alat yang ada untuk bekerja sebagai konselor, mengevaluasi kebijakan
bimbingan konseling, asertif mengupayakan haknya sebagai konselor serta
menunaikan segala kewajiban konselor dengan baik.
Kemudian SMK LPI Semarang dengan konselor tunggalnya yang berusia
60 tahun, konselor ini sangat berpengalaman dalam bekerja sebagai konselor.
Maka sekolah ini menduduki peringkat tertinggi yakni 95,42% dalam tingkat
pemahamannya terkait dukungan sistem. Beberapa hal saja yang perlu diperbaiki
agar konseling di sekolah ini berjalan lebih baik. Menurut catatan yang ada, dari
hasil wawancara menunjukkan layanan bimbingan konseling di sekolah ini
berjalan dengan baik. Perbaikan yang dapat diambil ialah melatih diri melakukan
PTBK, memanfaatkan fasilitas pemerintah untuk pengembangan bimbingan
konseling, memaksimalkan peran konselor, mengoptimalkan peran kepala
sekolah, mengikuti kegiatan pengembangan profesi, menegakkan kebijakan yang
adil bagi konselor sekolah serta mengupayakan hak konselor secara normatif.
Selanjutnya SMK Teuku Umar Semarang yang memiliki tingkat
pemahaman konselor tentang dukungan sistem sebesar 84% dengan responden
seorang konselor berusia 50 tahun. Konselor ini perlu mengembangakn diri dalam
beberapa hal terkait dukungan sistem agar layanan bimbingan konseling berjalan
lebih efektif. Konselor harus berlatih menjalin kerja sama dengan wali kelas dan
guru mata pelajaran yang lebih baik agar tugasnya sebagai konselor lebih optimal,
melakukan komunikasi dengan baik dengan orang tua siswa, mampu melakukan
penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK), mampu membedakan masingmasing ranah kerja profesi yang berdekatan dengan profesi konselor, mampu
mensosialisasikan program-program bimbingan konseling. Mampu mendata
daftar sarana prasarana yang dibutuhkan, mampu menggunakan alat ungkap
masalah siswa, menganalisis dan mengevaluasinya selama memberikan layanan
bimbingan konseling, aktif berperan serta dalam kegiatan pengembangan
keterampilan, mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan atau tanpa
sarana prasarana, turut serta dalam menegakkan kebijakan yang adil bagi konselor
sekolah, aktif mengawasi pelaksanaan & penetapan kebijakan berkaitan dengan
bimbingan konseling di sekolah serta mampu menegakkan hak-nya sebagai
konselor di sekolah.
PEMBAHASAN
Berlandaskan pada teori yang ada bahwa dukungan sistem memberikan
dampak yang besar dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling di sekolah.
Secara mendasar dukungan sistem ini termasuk dalam layanan konseling
komprehensif. Secara garis besar dukungan sistem yang menjadi pembahasan
adalah dalam pembinaan hubungan dengan stakeholder konselor (pengembangan
jejaring konselor) serta kegiatan manajemen di sekolah.
Berdasarkan
data
yang
didapat
dilengkapi
dengan
hasil
wawancara,diperoleh keterangan bahwa permasalahan yang menjadi hambatan
tersebut bersifat umum di SMK swasta di kecamatan Gajahmungkur. Pertama
ialah kurangnya keterampilan, kesempatan serta kemauan konselor dalam
melaksanakan tindak penelitian bimbingan konseling. Kedua, berkaitan dengan
pengelolaan dana yang dibutuhkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
Ketiga, poin koordinasi antara koordinator bimbingan konseling dengan konselor
sekolah yang belum terlaksana. Akarnya ialah karena di sekolah hanya ada satu
konselor sehingga tidak ada koordinasi antarkonselor di sekolah. Keempat,
kurangnya sarana prasarana yang lengkap kinerja saya sebagai konselor kurang
optimal. Didukung dengan kurangnya tenaga konselor di sekolah sehingga
mengurangi peluang bagi konselor untuk dapat kreatif memanfaatkan bahan atau
sarana prasarana yang ada. Kelima, pandangan bahwa kebijakan kepala sekolah
mengenai fungsi dan posisi bimbingan konseling
di sekolah bersifat mutlak
masih menjadi keterbatasan mereka. Karena posisi kepala sekolah bersifat utama
di sekolah di bawah naungan yayasan ini. Keenam, kebanyakan mereka memilih
untuk bersikap menerima apapun keadaan yang dialami sebagai guru bimbingan
konseling meskipun diperlakukan kurang bijaksana. Hal ini terkadang menjadi hal
yang tidak bisa ditawar karena posisi guru dan tenaga pengajar di sekolah swasta
terbatas.
KESIMPULAN
Tingkat pemahaman konselor tentang dukungan sistem di SMK swasta
kecamatan Gajahmungkur kota Semarang ialah sebesar 88%. Angka tersebut
merupakan rata-rata dari lima sampel yang diteliti menggunakan instrumen
kuesioner dan dilengkapi dengan wawancara. Tingkat pemahaman konselor
tersebut menunjukkan pemahaman yang baik. Ada beberapa yang perlu dibenahi
agar layanan bimbingan konseling di kecamatan ini dapat berjalan lebih baik
seperti pelatihan penelitian tindakan bimbingan konseling, manajemen dana dan
sarana bagi konselor yang lebih baik serta sosialisasi peran, tugas, kewenangan
dan kewajiban konselor melalui program-programnya sehingga dapat berjalan
baik secara sistematis didukung oleh pihak-pihak lainnya.
Beberapa hambatan yang dialami kebanyakan konselor di kecamatan
Gajahmungkur ialah permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan melakukan
penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK) di sekolah; pengelolaan dana
pelaksanaan program bimbingan konseling ; koordinasi guru bimbingan konseling
di sekolah supaya mampu membagi tugas guru bimbingan konseling di bawahnya
dengan baik; kurangnya sarana prasarana yang lengkap sehingga kinerja konselor
kurang optimal;pandangan bahwa kebijakan kepala sekolah mengenai fungsi dan
posisi bimbingan konseling di sekolah bersifat mutlak dan kebanyakan mereka
memilih untuk bersikap menerima apapun keadaan yang dialaminya sebagai guru
bimbingan konseling meskipun diperlakukan kurang bijaksana.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih tim penyusun ucapkan kepada:
1)
2)
3)
4)
Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Negeri Semarang,
Dosen pembimbing Dra. Sinta Saraswati, M.Pd., Kons.,
Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Drs. Eko Nusantoro, M.Pd., Kons.
Kepala Sekolah dan Guru BK di SMK Swasta di Kecamatan
Gajahmungkur Semarang
5) Teman-teman mahasiswa Bimbingan Konseling FIP Unnes
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Carkhuff, Robert R. 1987. The Skills of Helping. Massachusett : Human Resource
Development Press.
Depdiknas, 2004. DasarStandarisasi Profesi Konseling. Jakarta : Bagian Proyek
Peningkatan Tenaga Akdemik Dirjen Dikti
Depdiknas.2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bahan Belajar Mandiri
Pelatihan Pengawas Sekolah), Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Hadi, Sutrisno. 1977. Statistika Jilid 2. Yogyakarta: Andi.
Mugiarso, Heru. 2005. Bimbingan dan Konseling. Pemalang: UPT MKDK
Universitas Negeri Semarang.
Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling di Sekolah
Dasar dan Menengah.
Prayitno. 2004. Layanan Konsultasi. Padang: jurusan bimbingan dan konseling
FIP UNP.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar- dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Sugiyono.2012.Statistika untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta.
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional.
Winkel, W.S. 2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan. Edisi
Revisi,Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 3.2. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan gelar)
Abdul Kholiq
Jenis Kelamin L/P
Laki – laki
Program Studi
Bimbingan dan Konseling
NIM/NIDN
1301412110
Tempat dan Tanggal Lahir
Temanggung 11 Juli 1993
abdulkholiq11@gmail.com
Nomor Telepon/HP
085729370081
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
SDN 1 Karanggan
SMP
SMPN 1 Kranggan
SMA
SMKN
1
Temanggung
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
-
-
1999 – 2005
2005 – 2008
Progam 4 tahun
Post Harvest
Technology
2008 – 2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No
Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu
Seminar
Ilmiah
Tempat
1
Seminar Nasional
Coping Skill Selasa 11
Pelecehan Seksual dan
dan
Kekerasan pada Siswa
Dukungan
( Strategi dan
Sosial untuk
Penangannya )
Membantu
Hotel Grasia
November 2014 Semarang
Anak – anak
Korban
Kekerasan
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No
1
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Juara 1 Artikel Ilmiah Universitas Ahmad Dahlan
Tahun
2014
2
Nasional
Juara II Olimpiade Universitas Negeri Padang
Konseling Nasional
2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM - A1.
Semarang, 25 Maret 2015
Pengusul/Pembimbing
Tanda tangan
Abdul Kholiq
1301412110
Anggota 1
Nama Lengkap (dengan gelar)
Selma Nugrahani
Jenis Kelamin L/P
Perempuan
Program Studi
Psikologi
NIM/NIDN
1511411101
Tempat dan Tanggal Lahir
Tegal 2 November 1993
namaku_emma@yahoo.com
Nomor Telepon/HP
087771130831
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
SMP
SDN
SMPN 7 Tegal
SMA
SMAN 1 Tegal
Mangkukusuman 8
Tegal
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
-
-
1999 – 2005
2005 – 2008
IPS
2008 – 2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Semarang, 25 Maret 2015
Tanda tangan
Selma Nugrahani
1511411101
Anggota 2
Nama Lengkap (dengan gelar)
Suharni
Jenis Kelamin L/P
Perempuan
Program Studi
Bimbingan dan Konseling
NIM/NIDN
1301413064
Tempat dan Tanggal Lahir
Kab. Semarang 17 November 1993
harnizahrotul@yahoo.co.id
Nomor Telepon/HP
08988283507
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
SDN 02
SMP
SMPN 1 Pringapus
SMA
MA Al Asror
Penawangan
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
1999 – 2005
2005 – 2008
IPA
2008 – 2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Semarang, 25 Maret 2015
Tanda tangan
Suharni
1301413064
Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Abdul Kholiq
NIM
: 1301412110
Program Studi : Bimbingan Konseling
Fakultas
: Fakultas Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa proposal (Isi sesuai dengan bidang PKM) saya
dengan judul: PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG DUKUNGAN
SISTEM DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarbenarnya.
Semarang, 25 Maret 2015
Mengetahui,
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
yang menyatakan,
Meterai Rp6.000
Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si
Abdul Kholiq
NIP. 196012171986011001
NIM.1301412110
Lampiran 3. Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKMAI
Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI
Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:
- Nama: Abdul Kholiq
- NIM : 1301412110
1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya
benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
- Program Kegiatan : Tugas kuliah kelompok
- Topik Kegiatan
: Bimbingan Konseling di lapangan aspek dukungan sistem
- Tahun dan Tempat Pelaksanaan : 2014 (Desember) di kecamatan Gajahmungkur
Semarang
2) Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding
maupun jurnal sebelumnya.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 25 Maret 2015
Yang Membuat Pernyataan
Mengetahui/Menyetujui
Ketua Jurusan/Prodi CAP
Abdul Kholiq
Drs. Eko Nusantoro
NIM 1301412110
NIP.1960020519980221001