Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Percobaan Sains Sederhana pada Anak Kelompok B2 TK Gamaliel Palu | Kuswartiningsih | Bungamputi 1932 5625 1 PB
MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN
SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2
TK GAMALIEL PALU
Kuswartiningsih1
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian adalah rendahnya kreativitas anak
kelompok B2 TK Gamaliel Palu? Tujuan penelitian adalah meningkatkan
kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana di kelompok B TK
Gamaliel Palu. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan
Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Gamaliel Palu berjumlah
20 anak terdiri dari 11 laki-laki dan 9 perempuan. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh hasil siklus I 55% meningkat pada siklus II menjadi
77%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak dapat
ditingkatkan melalui percobaan sains sederhana di kelompok B2 TK
Gamaliel Palu.
Kata Kunci: Kreativitas, Percobaan Sains Sederhana
PENDAHULUAN
Bentuk program pendidikan anak usia dini yang merupakan bentuk pendidikan jalur
formal yaitu Taman Kanak-kanak (TK). Pendidikan di TK bertujuan untuk menfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh. Proses pembelajaran
di TK ada beberapa pengembangan yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, bahasa,
kognitif, dan sosial emosional. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi di TK Gamaliel
Palu sebagian besar anak-anak kelompok B2 belum menunjukkan hasil belajar yang
maksimal salah satunya adalah kreativitas anak. Faktor penyebabnya yaitu
model
pembelajaran yang digunakan belum terlalu melibatkan anak-anak secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar, karena anak-anak hanya sebagai pendengar dari penjelasan guru.
Hal ini menyebabkan pembelajaran kurang efesien sehingga anak didik kurang aktif dan
perhatiannya tidak terfokus pada pembelajaran, sehingga apa yang disampaikan oleh guru
dalam proses belajar mengajar kurang dimengerti dan dipahami oleh anak. Selain itu anak
juga kurang tertarik, sehingga tidak memiliki minat untuk belajar yang juga disebabkan
karena sarana dan prasarana yang disediakan belum memadai.
Menghindari permasalahan tersebut, diupayakan meningkatkan kreativitas dengan
menggunakan percobaan sains sederhana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar,
1
Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tadulako, No. Stambuk: A 451 07 383.
1
sehingga anak-anak kelompok B2 dapat lebih mudah meningkatkan kreativitasnya dengan
cepat. Percobaan sains sederhana yang dilakukan di TK dapat membuat suasana belajar
menjadi asyik dan menyenangkan. Melalui percobaan sains sederhana dapat memberikan
kesempatan kepada anak untuk bereksperimen sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain
itu percobaan juga merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru untuk merangsang pertumbuhan otak anak dan mengembangkan seluruh aspek
kemampuan dan kreativitas yang dimiliki oleh anak. Akan tetapi percobaan yang dilakukan
di TK merupakan percobaan yang sangat sederhana sesuai dengan materi pembelajaran
yang diajarkan kepada anak.
Percobaan yang dilakukan tentunya tidak membahayakan bagi anak TK karena
percobaan yang dimaksud ini hanyalah percobaan yang menggunakan alat dan bahan yang
aman bagi anak TK serta mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Percobaan sains
merupakan kegiatan bermain sambil belajar, kegiatan ini dapat mengembangkan berbagai
kreativitas yang dimiliki oleh anak. Kegiatan ini anak akan mencoba sesuatu yang baru
yang belum pernah diketahui sebelumnya melalui eksperimen-eksperimen yang sederhana.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan perbaikan pada proses pembelajaran
dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul yaitu “Meningkatkan Kreativitas
Anak melalui Percobaan Sains Sederhana pada anak Kelompok B2 TK Gamaliel Palu”.
Menurut Supriadi (dalam Ahmad Susanto, 2012:114), definisi “Kreativitas pada intinya
adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya”. Oleh karena
itu, itu menimbulkan kreativitas pada anak TK dapat digunakan berbagai macam metode
pembelajaran. Dalam hal ini metode pembelajaran tersebut harus dapat melibatkan secara
langsung anak didik tersebut dalam menemukan sesuatu yang baru.
Sehingga dalam
meningkatkan kreativitas anak dapat digunakan percobaan sains sederhana.
Dari pandangan konstruktivis (dalam Agung Triharso, 2013:40) “Sains untuk anak
usia dini harus mengajak anak bermain dan bereksplorasi lingkungannya. Dalam bermain,
ketika bereksplorasi dan bereksperimen anak akan mendapatkan pemahaman baik dari
keterampilan proses dan juga konsep sains, bukan sekedar berfokus pada hasil akhir dari
suatu jawaban yang benar”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
percobaan sains sederhana dapat meningkatkan kreativitas anak dan pengetahuan sesuai
dengan tema yang disampaikan oleh guru. Percobaan merupakan kegiatan yang
memungkinkan terjadinya aktivitas kegiatan anak apakah itu bermain atau aktivitas yang
lainnya.
2
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan permasalahan dan kajian pustaka yang telah diuraikan di atas, maka
hipotesis tindakannya yaitu “Mengajar dengan menggunakan metode percobaan sains
sederhana, dapat meningkatkan kreativitas anak di kelompok B2 TK Gamaliel Palu”.
METODE PENELITIAN
Setting atau tempat penelitian ini dilaksanakan di TK Gamaliel Palu. Subyek
penelitian ini, yaitu anak kelompok B2 berjumlah 20 anak terdiri dari 11 anak laki-laki dan
9 anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas, desain penelitian Kemmis dan Mc.Taggart (dalam Aip
Badrujaman dan Dede Rahmat Hidayat, 2010:12). Di mana alur pelaksanaan dalam
penelitian tindakan kelas ini dimulai dari (1) perencanaan, (2) tindakan (3)
pengamatan/observasi dan (4) refleksi. Perencanaan yaitu 1) membuat skenario tindakan
pembelajaran dalam penelitian ini adalah Rencana Kegiatan Harian (RKH), 2) menyediakan
lembar observasi aktivitas guru dan lembar penilaian kreativitas anak, dan 3) menentukan
penilaian berdasarkan Pedoman Penilaian di Taman Kanak-Kanak (2010:11).
= Berkembang Sangat Baik
= Berkembang Sesuai Harapan
= Mulai Berkembang
= Belum Berkembang
Pelaksanaan yaitu melakukan kegiatan penelitian berdasarkan Rencana Kegiatan
Harian (RKH) yang telah dibuat disesuaikan dengan tema yang dipilih. Pelaksanaan ini
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
kreativitas anak yaitu melalui percobaan sains
sederhana. Observasi yaitu mengamati aktivitas guru dan anak pada saat melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan refeleksi yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
mengamati pelaksanaan dan observasi, maka pada tahap terakhir melakukan refleksi untuk
melihat kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan penelitian, Sehingga dengan
kekurangan tersebut harus dilakukan perbaikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Jenis data yaitu data kualitatif yang diperoleh melalui hasil pengamatan seperti
observasi, pemberian tugas dan dokumentasi. Untuk mengetahui persentase keberhasilan
tindakan, data diolah dengan menggunakan perhitungan berdasarkan persentase (%) yang
dikemukakan oleh Anas Sudijono (2012:43) sebagai berikut:
3
Keterangan: P = Angka Persentase
�=
�
×
�
%
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Banyaknya Individu
HASIL PENELITIAN
1. Pra Tindakan
Tabel 1 Hasil Pra Tindakan
Aspek yang diamati
No
1
2
3
4
Kategori
Berkembang Sangat Baik
Berkembang Sesuai Harapan
Mulai Berkembang
Belum Berkembang
Jumlah
Kreativitas
Mencampurkan
Warna
Kreativitas
Membedakan
Macammacam Rasa
F
2
3
5
10
20
F
2
3
4
11
20
%
10
15
25
50
100
%
10
15
20
55
100
Kreativitas
Melakukan
Percobaan
F
2
3
3
12
20
%
10
15
15
60
100
Jumlah
%
6
9
12
33
60
10
15
20
55
100
2. Tindakan Siklus I
Tabel 2 Hasil Tindakan Siklus I
Aspek yang diamati
No
1
2
3
4
Kategori
Berkembang Sangat Baik
Berkembang Sesuai Harapan
Mulai Berkembang
Belum Berkembang
Jumlah
Kreativitas
Mencampurkan
Warna
Kreativitas
Membedakan
Macammacam Rasa
Kreativitas
Melakukan
Percobaan
F
10
3
2
5
20
F
11
3
2
4
20
F
12
3
2
3
20
%
50
15
10
25
100
4
%
55
15
10
20
100
%
60
15
10
15
100
Jumlah
%
33
9
6
12
60
55
15
10
20
100
3. Tindakan Siklus II
Tabel 3 Hasil Tindakan Siklus II
Aspek yang diamati
No
1
2
3
4
Kategori
Berkembang Sangat Baik
Berkembang Sesuai Harapan
Mulai Berkembang
Belum Berkembang
Jumlah
Kreativitas
Mencampurkan
Warna
Kreativitas
Membedakan
Macammacam Rasa
F
15
2
2
1
20
F
16
2
1
1
20
%
75
10
10
5
100
%
80
10
5
5
100
Kreativitas
Melakukan
Percobaan
F
15
2
2
1
20
%
75
10
10
5
100
Jumlah
%
46
6
5
3
60
77
10
8
5
100
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pra tindakan, dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang menjadi subjek
penelitian, pada pengamatan kreativitas anak mencampurkan warna terdapat 2 anak (10%)
yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat melakukan
pencampuran warna sehingga menghasilkan 3 warna baru, 3 anak (15%) yang masuk
kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan pencampuran warna
sehingga menghasilkan 2 warna baru, 5 anak (25%) yang masuk kategori kategori mulai
berkembang karena hanya dapat melakukan pencampuran warna sehingga menghasilkan 1
warna baru dan 10 anak (50%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak belum
mampu mencampurkan warna.
Pengamatan kreativitas anak membedakan macam-macam rasa terdapat 2 anak (10%)
yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat membedakan 4
macam rasa, 3 anak (15%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak
dapat membedakan 3 macam rasa, 4 anak (20%) yang masuk kategori kategori mulai
berkembang karena anak dapat membedakan 2 macam rasa dan 11 anak (55%) yang masuk
kategori belum berkembang karena anak hanya dapat membedakan 1 macam rasa.
Pengamatan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam terdapat 2 anak
(10%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat melakukan
percobaan terapung dan tenggelam dengan baik tanpa bantuan guru, 3 anak (15%) yang
masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan percobaan
terapung dan tenggelam dengan bantuan guru, 3 anak (15%) yang masuk kategori kategori
mulai berkembang karena anak hanya dapat melakukan percobaan terapung atau tenggelam
5
dan 12 anak (60%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak belum dapat
melakukan percobaan terapung dan tenggelam meskipun dengan bantuan guru.
Dengan demikian persentase yang diperoleh pada pengamatan pra tindakan belum
mencapai persentase keberhasilan maksimal dalam 3 aspek pengamatan yaitu kreativitas
anak mencampurkan warna, kreativitas anak membedakan macam-macam rasa dan
kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan proses perbaikan kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana pada
pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan hasil tindakan siklus I, maka dapat dilihat bahwa
dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian, pada pengamatan kreativias anak membedakan
macam-macam rasa terdapat 11 anak (55%) yang masuk kategori berkembang sangat baik
karena anak telah dapat membedakan 4 macam rasa, 3 anak (15%) yang masuk kategori
berkembang sesuai harapan karena anak dapat membedakan 3 macam rasa, 2 anak (10%)
yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena anak dapat membedakan 2 macam
rasa dan 4 anak (20%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak hanya dapat
membedakan 1 macam rasa.
Pengamatan kreativias anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam terdapat
12 anak (60%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat
melakukan percobaan terapung dan tenggelam dengan baik tanpa bantuan guru, 3 anak
(15%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan
percobaan terapung dan tenggelam dengan bantuan guru, 2 anak (10%) yang masuk
kategori kategori mulai berkembang karena anak hanya dapat melakukan percobaan
terapung atau tenggelam dan 3 anak (15%) yang masuk kategori belum berkembang karena
anak belum dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam meskipun dengan bantuan
guru. Dengan demikian persentase yang diperoleh pada pengamatan tindakan siklus I belum
mencapai persentase keberhasilan maksimal dalam 3 aspek pengamatan yaitu kreativitas
anak mencampurkan warna, kreativitas anak membedakan macam-macam rasa dan
kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan proses perbaikan kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana pada
pelaksanaan tindakan siklus II.
Berdasarkan hasil tindakan siklus II, maka dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang
menjadi subjek penelitian, pada pengamatan kreativias anak mencampurkan warna terdapat
15 anak (75%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat
melakukan pencampuran warna sehingga menghasilkan 3 warna baru, 2 anak (10%) yang
masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan pencampuran
6
warna sehingga menghasilkan 2 warna baru, 2 anak (10%) yang masuk kategori kategori
mulai berkembang karena hanya dapat melakukan pencampuran warna sehingga
menghasilkan 1 warna baru dan 1 anak (5%) yang masuk kategori belum berkembang
karena anak belum mampu mencampurkan warna. Pengamatan kreativias anak
membedakan macam-macam rasa terdapat 16 anak (80%) yang masuk kategori berkembang
sangat baik karena anak telah dapat membedakan 4 macam rasa, 2 anak (10%) yang masuk
kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat membedakan 3 macam rasa, 1 anak
(5%) yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena anak dapat membedakan 2
macam rasa dan 1 anak (5%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak hanya
dapat membedakan 1 macam rasa.
Pengamatan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam terdapat
15 anak (75%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat
melakukan percobaan terapung dan tenggelam dengan baik tanpa bantuan guru, 2 anak
(10%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan
percobaan terapung dan tenggelam dengan bantuan guru, 2 anak (10%) yang masuk
kategori kategori mulai berkembang karena anak hanya dapat melakukan percobaan
terapung atau tenggelam dan 1 anak (5%) yang masuk kategori belum berkembang karena
anak belum dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam meskipun dengan bantuan
guru. Dengan demikian persentase yang diperoleh pada pengamatan tindakan siklus II
sudah mencapai persentase keberhasilan maksimal dalam 3 aspek pengamatan yaitu
kreativitas anak mencampurkan warna, kreativitas anak membedakan macam-macam rasa
dan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam. Oleh sebab itu, tidak
perlu dilakukan proses perbaikan kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana pada
pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian adalah terjadinya
peningkatan kemampuan anak mengenal macam-macam makanan bergizi di kelompok B2
TK Gamaliel Palu. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan persentase keberhasilan
tindakan siklus I 55% meningkat menjadi 77% pada siklus II atau terjadi peningkatan 22%
dari masing-masing kreativitas anak yang diamati. Berdasarkan kesimpulan di atas dan
kondisi selama melaksanakan penelitian, maka saran yang ingin disampaikan yaitu kepada:
1) Anak, harus selalu mengembangkan kreativitas yang dimiliki dalam melakukan berbagai
macam percobaan yang diajarkan oleh guru.
7
2) Guru sebaiknya lebih memperhatikan kemampuan yang dimiliki oleh anak dan dapat
membantu anak untuk meningkatkan kreativitasnya. Selain itu guru harus selalu
mengajak anak untuk melakukan percobaan-percobaan yang baru.
3) Kepala TK, harus selalu menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung dalam
melakukan percobaan di TK, untuk peningkatan mutu pendidikan dan demi tercapainya
visi dan misi di TK Gamaliel Palu.
4) Peneliti lain, seharusnya dapat mengambil hasil penelitian ini sebagai acuan untuk
melaksanakan penelitian selanjutnya dengan rumusan masalah yang sama.
DAFTAR RUJUKAN
Badrujaman, Aip; Hidayat, Dede Rahmat. (2010). Cara Mudah Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru Mata Pelajaran dan Guru Kelas. Jakarta: Trans Info Media.
MENDIKNAS. (2010). Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah
Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Susanto, Ahmad. (2012). Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai
Aspeknya. Jakarta: Kencana.
Tim Penyusun. (2013). Panduan Tugas Akhir (Skripsi) Artikel Penelitian. Palu: FKIP
UNTAD
Triharso, Agung. (2013). Permainan Kreatif dan Edukatif untuk Anak Usia Dini.
Yogyakarta:CV. Andi Offset
8
SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2
TK GAMALIEL PALU
Kuswartiningsih1
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian adalah rendahnya kreativitas anak
kelompok B2 TK Gamaliel Palu? Tujuan penelitian adalah meningkatkan
kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana di kelompok B TK
Gamaliel Palu. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan
Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Gamaliel Palu berjumlah
20 anak terdiri dari 11 laki-laki dan 9 perempuan. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh hasil siklus I 55% meningkat pada siklus II menjadi
77%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak dapat
ditingkatkan melalui percobaan sains sederhana di kelompok B2 TK
Gamaliel Palu.
Kata Kunci: Kreativitas, Percobaan Sains Sederhana
PENDAHULUAN
Bentuk program pendidikan anak usia dini yang merupakan bentuk pendidikan jalur
formal yaitu Taman Kanak-kanak (TK). Pendidikan di TK bertujuan untuk menfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh. Proses pembelajaran
di TK ada beberapa pengembangan yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, bahasa,
kognitif, dan sosial emosional. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi di TK Gamaliel
Palu sebagian besar anak-anak kelompok B2 belum menunjukkan hasil belajar yang
maksimal salah satunya adalah kreativitas anak. Faktor penyebabnya yaitu
model
pembelajaran yang digunakan belum terlalu melibatkan anak-anak secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar, karena anak-anak hanya sebagai pendengar dari penjelasan guru.
Hal ini menyebabkan pembelajaran kurang efesien sehingga anak didik kurang aktif dan
perhatiannya tidak terfokus pada pembelajaran, sehingga apa yang disampaikan oleh guru
dalam proses belajar mengajar kurang dimengerti dan dipahami oleh anak. Selain itu anak
juga kurang tertarik, sehingga tidak memiliki minat untuk belajar yang juga disebabkan
karena sarana dan prasarana yang disediakan belum memadai.
Menghindari permasalahan tersebut, diupayakan meningkatkan kreativitas dengan
menggunakan percobaan sains sederhana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar,
1
Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tadulako, No. Stambuk: A 451 07 383.
1
sehingga anak-anak kelompok B2 dapat lebih mudah meningkatkan kreativitasnya dengan
cepat. Percobaan sains sederhana yang dilakukan di TK dapat membuat suasana belajar
menjadi asyik dan menyenangkan. Melalui percobaan sains sederhana dapat memberikan
kesempatan kepada anak untuk bereksperimen sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain
itu percobaan juga merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru untuk merangsang pertumbuhan otak anak dan mengembangkan seluruh aspek
kemampuan dan kreativitas yang dimiliki oleh anak. Akan tetapi percobaan yang dilakukan
di TK merupakan percobaan yang sangat sederhana sesuai dengan materi pembelajaran
yang diajarkan kepada anak.
Percobaan yang dilakukan tentunya tidak membahayakan bagi anak TK karena
percobaan yang dimaksud ini hanyalah percobaan yang menggunakan alat dan bahan yang
aman bagi anak TK serta mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Percobaan sains
merupakan kegiatan bermain sambil belajar, kegiatan ini dapat mengembangkan berbagai
kreativitas yang dimiliki oleh anak. Kegiatan ini anak akan mencoba sesuatu yang baru
yang belum pernah diketahui sebelumnya melalui eksperimen-eksperimen yang sederhana.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan perbaikan pada proses pembelajaran
dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul yaitu “Meningkatkan Kreativitas
Anak melalui Percobaan Sains Sederhana pada anak Kelompok B2 TK Gamaliel Palu”.
Menurut Supriadi (dalam Ahmad Susanto, 2012:114), definisi “Kreativitas pada intinya
adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya”. Oleh karena
itu, itu menimbulkan kreativitas pada anak TK dapat digunakan berbagai macam metode
pembelajaran. Dalam hal ini metode pembelajaran tersebut harus dapat melibatkan secara
langsung anak didik tersebut dalam menemukan sesuatu yang baru.
Sehingga dalam
meningkatkan kreativitas anak dapat digunakan percobaan sains sederhana.
Dari pandangan konstruktivis (dalam Agung Triharso, 2013:40) “Sains untuk anak
usia dini harus mengajak anak bermain dan bereksplorasi lingkungannya. Dalam bermain,
ketika bereksplorasi dan bereksperimen anak akan mendapatkan pemahaman baik dari
keterampilan proses dan juga konsep sains, bukan sekedar berfokus pada hasil akhir dari
suatu jawaban yang benar”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
percobaan sains sederhana dapat meningkatkan kreativitas anak dan pengetahuan sesuai
dengan tema yang disampaikan oleh guru. Percobaan merupakan kegiatan yang
memungkinkan terjadinya aktivitas kegiatan anak apakah itu bermain atau aktivitas yang
lainnya.
2
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan permasalahan dan kajian pustaka yang telah diuraikan di atas, maka
hipotesis tindakannya yaitu “Mengajar dengan menggunakan metode percobaan sains
sederhana, dapat meningkatkan kreativitas anak di kelompok B2 TK Gamaliel Palu”.
METODE PENELITIAN
Setting atau tempat penelitian ini dilaksanakan di TK Gamaliel Palu. Subyek
penelitian ini, yaitu anak kelompok B2 berjumlah 20 anak terdiri dari 11 anak laki-laki dan
9 anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas, desain penelitian Kemmis dan Mc.Taggart (dalam Aip
Badrujaman dan Dede Rahmat Hidayat, 2010:12). Di mana alur pelaksanaan dalam
penelitian tindakan kelas ini dimulai dari (1) perencanaan, (2) tindakan (3)
pengamatan/observasi dan (4) refleksi. Perencanaan yaitu 1) membuat skenario tindakan
pembelajaran dalam penelitian ini adalah Rencana Kegiatan Harian (RKH), 2) menyediakan
lembar observasi aktivitas guru dan lembar penilaian kreativitas anak, dan 3) menentukan
penilaian berdasarkan Pedoman Penilaian di Taman Kanak-Kanak (2010:11).
= Berkembang Sangat Baik
= Berkembang Sesuai Harapan
= Mulai Berkembang
= Belum Berkembang
Pelaksanaan yaitu melakukan kegiatan penelitian berdasarkan Rencana Kegiatan
Harian (RKH) yang telah dibuat disesuaikan dengan tema yang dipilih. Pelaksanaan ini
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
kreativitas anak yaitu melalui percobaan sains
sederhana. Observasi yaitu mengamati aktivitas guru dan anak pada saat melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan refeleksi yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
mengamati pelaksanaan dan observasi, maka pada tahap terakhir melakukan refleksi untuk
melihat kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan penelitian, Sehingga dengan
kekurangan tersebut harus dilakukan perbaikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Jenis data yaitu data kualitatif yang diperoleh melalui hasil pengamatan seperti
observasi, pemberian tugas dan dokumentasi. Untuk mengetahui persentase keberhasilan
tindakan, data diolah dengan menggunakan perhitungan berdasarkan persentase (%) yang
dikemukakan oleh Anas Sudijono (2012:43) sebagai berikut:
3
Keterangan: P = Angka Persentase
�=
�
×
�
%
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Banyaknya Individu
HASIL PENELITIAN
1. Pra Tindakan
Tabel 1 Hasil Pra Tindakan
Aspek yang diamati
No
1
2
3
4
Kategori
Berkembang Sangat Baik
Berkembang Sesuai Harapan
Mulai Berkembang
Belum Berkembang
Jumlah
Kreativitas
Mencampurkan
Warna
Kreativitas
Membedakan
Macammacam Rasa
F
2
3
5
10
20
F
2
3
4
11
20
%
10
15
25
50
100
%
10
15
20
55
100
Kreativitas
Melakukan
Percobaan
F
2
3
3
12
20
%
10
15
15
60
100
Jumlah
%
6
9
12
33
60
10
15
20
55
100
2. Tindakan Siklus I
Tabel 2 Hasil Tindakan Siklus I
Aspek yang diamati
No
1
2
3
4
Kategori
Berkembang Sangat Baik
Berkembang Sesuai Harapan
Mulai Berkembang
Belum Berkembang
Jumlah
Kreativitas
Mencampurkan
Warna
Kreativitas
Membedakan
Macammacam Rasa
Kreativitas
Melakukan
Percobaan
F
10
3
2
5
20
F
11
3
2
4
20
F
12
3
2
3
20
%
50
15
10
25
100
4
%
55
15
10
20
100
%
60
15
10
15
100
Jumlah
%
33
9
6
12
60
55
15
10
20
100
3. Tindakan Siklus II
Tabel 3 Hasil Tindakan Siklus II
Aspek yang diamati
No
1
2
3
4
Kategori
Berkembang Sangat Baik
Berkembang Sesuai Harapan
Mulai Berkembang
Belum Berkembang
Jumlah
Kreativitas
Mencampurkan
Warna
Kreativitas
Membedakan
Macammacam Rasa
F
15
2
2
1
20
F
16
2
1
1
20
%
75
10
10
5
100
%
80
10
5
5
100
Kreativitas
Melakukan
Percobaan
F
15
2
2
1
20
%
75
10
10
5
100
Jumlah
%
46
6
5
3
60
77
10
8
5
100
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pra tindakan, dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang menjadi subjek
penelitian, pada pengamatan kreativitas anak mencampurkan warna terdapat 2 anak (10%)
yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat melakukan
pencampuran warna sehingga menghasilkan 3 warna baru, 3 anak (15%) yang masuk
kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan pencampuran warna
sehingga menghasilkan 2 warna baru, 5 anak (25%) yang masuk kategori kategori mulai
berkembang karena hanya dapat melakukan pencampuran warna sehingga menghasilkan 1
warna baru dan 10 anak (50%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak belum
mampu mencampurkan warna.
Pengamatan kreativitas anak membedakan macam-macam rasa terdapat 2 anak (10%)
yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat membedakan 4
macam rasa, 3 anak (15%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak
dapat membedakan 3 macam rasa, 4 anak (20%) yang masuk kategori kategori mulai
berkembang karena anak dapat membedakan 2 macam rasa dan 11 anak (55%) yang masuk
kategori belum berkembang karena anak hanya dapat membedakan 1 macam rasa.
Pengamatan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam terdapat 2 anak
(10%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat melakukan
percobaan terapung dan tenggelam dengan baik tanpa bantuan guru, 3 anak (15%) yang
masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan percobaan
terapung dan tenggelam dengan bantuan guru, 3 anak (15%) yang masuk kategori kategori
mulai berkembang karena anak hanya dapat melakukan percobaan terapung atau tenggelam
5
dan 12 anak (60%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak belum dapat
melakukan percobaan terapung dan tenggelam meskipun dengan bantuan guru.
Dengan demikian persentase yang diperoleh pada pengamatan pra tindakan belum
mencapai persentase keberhasilan maksimal dalam 3 aspek pengamatan yaitu kreativitas
anak mencampurkan warna, kreativitas anak membedakan macam-macam rasa dan
kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan proses perbaikan kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana pada
pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan hasil tindakan siklus I, maka dapat dilihat bahwa
dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian, pada pengamatan kreativias anak membedakan
macam-macam rasa terdapat 11 anak (55%) yang masuk kategori berkembang sangat baik
karena anak telah dapat membedakan 4 macam rasa, 3 anak (15%) yang masuk kategori
berkembang sesuai harapan karena anak dapat membedakan 3 macam rasa, 2 anak (10%)
yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena anak dapat membedakan 2 macam
rasa dan 4 anak (20%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak hanya dapat
membedakan 1 macam rasa.
Pengamatan kreativias anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam terdapat
12 anak (60%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat
melakukan percobaan terapung dan tenggelam dengan baik tanpa bantuan guru, 3 anak
(15%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan
percobaan terapung dan tenggelam dengan bantuan guru, 2 anak (10%) yang masuk
kategori kategori mulai berkembang karena anak hanya dapat melakukan percobaan
terapung atau tenggelam dan 3 anak (15%) yang masuk kategori belum berkembang karena
anak belum dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam meskipun dengan bantuan
guru. Dengan demikian persentase yang diperoleh pada pengamatan tindakan siklus I belum
mencapai persentase keberhasilan maksimal dalam 3 aspek pengamatan yaitu kreativitas
anak mencampurkan warna, kreativitas anak membedakan macam-macam rasa dan
kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan proses perbaikan kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana pada
pelaksanaan tindakan siklus II.
Berdasarkan hasil tindakan siklus II, maka dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang
menjadi subjek penelitian, pada pengamatan kreativias anak mencampurkan warna terdapat
15 anak (75%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat
melakukan pencampuran warna sehingga menghasilkan 3 warna baru, 2 anak (10%) yang
masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan pencampuran
6
warna sehingga menghasilkan 2 warna baru, 2 anak (10%) yang masuk kategori kategori
mulai berkembang karena hanya dapat melakukan pencampuran warna sehingga
menghasilkan 1 warna baru dan 1 anak (5%) yang masuk kategori belum berkembang
karena anak belum mampu mencampurkan warna. Pengamatan kreativias anak
membedakan macam-macam rasa terdapat 16 anak (80%) yang masuk kategori berkembang
sangat baik karena anak telah dapat membedakan 4 macam rasa, 2 anak (10%) yang masuk
kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat membedakan 3 macam rasa, 1 anak
(5%) yang masuk kategori kategori mulai berkembang karena anak dapat membedakan 2
macam rasa dan 1 anak (5%) yang masuk kategori belum berkembang karena anak hanya
dapat membedakan 1 macam rasa.
Pengamatan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam terdapat
15 anak (75%) yang masuk kategori berkembang sangat baik karena anak telah dapat
melakukan percobaan terapung dan tenggelam dengan baik tanpa bantuan guru, 2 anak
(10%) yang masuk kategori berkembang sesuai harapan karena anak dapat melakukan
percobaan terapung dan tenggelam dengan bantuan guru, 2 anak (10%) yang masuk
kategori kategori mulai berkembang karena anak hanya dapat melakukan percobaan
terapung atau tenggelam dan 1 anak (5%) yang masuk kategori belum berkembang karena
anak belum dapat melakukan percobaan terapung dan tenggelam meskipun dengan bantuan
guru. Dengan demikian persentase yang diperoleh pada pengamatan tindakan siklus II
sudah mencapai persentase keberhasilan maksimal dalam 3 aspek pengamatan yaitu
kreativitas anak mencampurkan warna, kreativitas anak membedakan macam-macam rasa
dan kreativitas anak melakukan percobaan terapung dan tenggelam. Oleh sebab itu, tidak
perlu dilakukan proses perbaikan kreativitas anak melalui percobaan sains sederhana pada
pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian adalah terjadinya
peningkatan kemampuan anak mengenal macam-macam makanan bergizi di kelompok B2
TK Gamaliel Palu. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan persentase keberhasilan
tindakan siklus I 55% meningkat menjadi 77% pada siklus II atau terjadi peningkatan 22%
dari masing-masing kreativitas anak yang diamati. Berdasarkan kesimpulan di atas dan
kondisi selama melaksanakan penelitian, maka saran yang ingin disampaikan yaitu kepada:
1) Anak, harus selalu mengembangkan kreativitas yang dimiliki dalam melakukan berbagai
macam percobaan yang diajarkan oleh guru.
7
2) Guru sebaiknya lebih memperhatikan kemampuan yang dimiliki oleh anak dan dapat
membantu anak untuk meningkatkan kreativitasnya. Selain itu guru harus selalu
mengajak anak untuk melakukan percobaan-percobaan yang baru.
3) Kepala TK, harus selalu menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung dalam
melakukan percobaan di TK, untuk peningkatan mutu pendidikan dan demi tercapainya
visi dan misi di TK Gamaliel Palu.
4) Peneliti lain, seharusnya dapat mengambil hasil penelitian ini sebagai acuan untuk
melaksanakan penelitian selanjutnya dengan rumusan masalah yang sama.
DAFTAR RUJUKAN
Badrujaman, Aip; Hidayat, Dede Rahmat. (2010). Cara Mudah Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru Mata Pelajaran dan Guru Kelas. Jakarta: Trans Info Media.
MENDIKNAS. (2010). Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah
Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Susanto, Ahmad. (2012). Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai
Aspeknya. Jakarta: Kencana.
Tim Penyusun. (2013). Panduan Tugas Akhir (Skripsi) Artikel Penelitian. Palu: FKIP
UNTAD
Triharso, Agung. (2013). Permainan Kreatif dan Edukatif untuk Anak Usia Dini.
Yogyakarta:CV. Andi Offset
8