TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA “TANPA HAK MENYIMPAN DAN MENGUASAI NARKOTIKA” (STUDI PUTUSAN PENGADILAN MILITER BALIKPAPAN NOMOR 05-K/PM I-07/AD/I/2012).

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANGGOTA
MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA “TANPA
HAK MENYIMPAN DAN MENGUASAI NARKOTIKA” (STUDI
PUTUSAN PENGADILAN MILITER BALIKPAPAN NOMOR 05K/PM I-07/AD/I/2012)
SKRIPSI

Oleh :
ABDUL SYUKUR
NIM. C03212032

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Publik Islam
Prodi Hukum Pidana Islam
Surabaya
2016

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Anggota
Militer Yang Melakukan Tindak Pidana “Tanpa Hak Menyimpan Dan Menguasai

Narkotika” (Studi Putusan Pengadilan Militer Balikpapan Nomor 05-K/PM I07/AD/I/2012)”. Skripsi ini merupakan penelitian untuk menjawab pertanyaan, 1)
Bagaimana pertimbangan Hakim dalam Putusan Pengadilan Militer Balikpapan
Nomor 05-K/PM I-07/AD/I/2012 tentang anggota militer yang melakukan tindak
pidana “tanpa hak menyimpan dan menguasai narkotika”? 2) Bagaimana analisis
hukum pidana Islam terhadap putusan Pengadilan Militer Balikpapan Nomor: 05K/PM I-07/AD/I/2012 tentang anggota militer yang melakukan tindak pidana
“tanpa hak menyimpan dan menguasai narkotika”?
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik dokumenter. Selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan metode deskriptif analisis yang menggambarkan atau menguraikan
suatu hal menurut apa adanya tanpa membuat perbandingan atau mengembangkan
satu dengan yang lainnya, yakni menguraikan kasus tentang hukuman anggota
militer yang melakukan tindak pidana tanpa hak menyimpan dan menguasai
narkotika yang di putuskan oleh Pengadilan Militer I-07 Balikpapan secara
keseluruhan, mulai dari deskripsi kasus, landasan hukum yang dipakai oleh Hakim,
isi putusan kemudian dilakukan analisis berdasarkan berkas-berkas yang ada dan
menilai secara hukum Islam.
Dari skripsi ini dapat disimpulkan bahwa Serma Totok Suharsoyo anggota
Kesatuan Kodim 0908/ Bontan telah dinyatakan bersalah oleh mejelis hakim
Pengadilan Militer Balikpapan Nomor 05-K/PM I-07/AD/I/2012 melakukan tindak
pidana tanpa hak menyimpan dan menguasai Narkotika Golongan I bukan

tanaman. dijatuhi pidana penjara selama 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) subsidair kurungan pengganti selama 2 (dua) bulan,
tanpa adanya pidana tambahan pemecatan dari kesatuan militer. Dalam hukum
Islam narkotika dikiyaskan dengan khamr karena sama yaitu memabukkan.
Hukuman bagi pengedar narkotika adalah jarimah takzir karena belum diatur
secara khusus dalam Alquran maupun hadis. Adapun sanksi takzir marupakan
otoritas Ulil Al-amri namun tetap mengacu terhadap ketentuan takzir dan macammcam sanksi takzir yakni pidana penjara dan pidana pemecatan bagi pegawai atau
pejabat yang melakukan tindak pidana.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, sebaiknya sebagai aparatur negara
khususnya TNI untuk sebisa mungkin memberikan contoh serta memberikan
pendidikan moral kepada masyarakat agar untuk mematuhi peraturan yang telah
dibuat oleh pemerintah agar tidak terjadi pelanggaran yang merugikan diri
sendiri dan orang lain.

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI


Halaman
SAMPUL DALAM ............................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................................

iii

PENGESAHAN .................................................................................................

iv

MOTTO .............................................................................................................

v


PERSEMBAHAN ..............................................................................................

vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................

x

DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................ xii
BAB I

PENDAHULUAN .....................................................................

1

A. Latar Belakang .....................................................................


1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ........................................

6

C. Rumusan Masalah ................................................................

7

D. Kajian Pustaka .....................................................................

7

E. Tujuan Penelitian .................................................................

9

F. Kegunaan Hasil Penelitian................................................... 10
G. Definisi Operasional ............................................................ 10

H. Metode Penelitian ................................................................ 12
I. Sistematika Pembahasan ..................................................... 15
BAB II

TEORI JARIMAH TAKZIR ..................................................... 17

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Pengertian Takzir ................................................................. 17
B. Dasar Hukum Takzir ............................................................ 19
C. Maksud Sanksi Takzir.......................................................... 21
D. Macam-macam Sanksi Hukuman Takzir............................. 21
E. Pendapat Ulama tentang Penerapan sanksi Takzir ............. 33
F. Pengertian Narkotika ......................................................... 38
G. Sanksi Bagi Pengedar Narkotika dalam Hukum Islam ....... 39
BAB III

PUTUSAN PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN

NOMOR : 05-K/PM I-07/AD/I/2012......................................... 42
A. Tentang Pengadilan Militer Balikpapan.............................. 42
B. Kronologi Kasus .................................................................. 45
C. Keterangan Saksi ................................................................. 48
D. Keterangan Terdakwa dalam Persidangan .......................... 50
E. Pertimbangan Hakim ........................................................... 50
ANALISIS

BAB IV

HUKUM

PIDANA

ISLAM

TERHADAP

ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK
PIDANA NARKOTIKA ............................................................ 59

A. Analisis Hukum Pidana Terhadap Anggota Militer Yang
Melakukan Tindak Pidana Narkotika .................................. 59
B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Anggota Militer
Yang Melakukan Tindak Pidana Narkotika ........................ 64
BAB V

PENUTUP ...................................................................................... 66
A. Kesimpulan .......................................................................... 66
B. Saran .................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Indonesia telah lama menjadi target pemasaran narkoba yang besar,
antara lain karena jumlah penduduknya yang tergolong padat di dunia. Selain
itu, sebagian besar bahan-bahan narkoba juga gampang tumbuh di Indonesia.
Bukan hanya menjadi target para pebisnis narkoba (lebih tepat disebut
mafia), yang sangat memprihatinkan konsumen narkoba di Indonesia
mayoritas adalah generasi muda, khususnya kaum remaja.
Usia remaja memang merupakan periode labil dan fase mencari identitas
bagi seorang manusia. Sementara di masa modern problem hidup semakin
rumit. Kenyataan itu makin diperparah dengan kondisi keluarga dari kaum
remaja di Indonesia yang kurang harmonis. Hal ini masih ditambah dengan
problem-problem lain yang membuat kaum generasi muda mengalami stres
dan depresi, dari tingkat ringan, sedang, berat, sampai yang akut. Generasi
muda, khususnya kaum remaja seperti inilah yang menjadi target para
pengedar narkoba. Bermula dari mencoba-coba, iseng, ikut-ikutan teman,
stres, pelarian, atau motif lainnya, akhirnya mereka ketagihan narkoba.
Merekalah golongan mayoritas pemakai narkotika di Indonesia dari waktu ke
waktu.
Ditinjau dari berbagai segi, para pemakai narkoba (juga psikotropika,
minuman keras, dan bahan-bahan berbahaya lainnya) bisa membahayakan diri


1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

sendiri dan masyarakat. Narkotika memunculkan sekian banyak madharat dan
nyaris tidak ada manfaatnya. Beberapa jenis Narkotika hanya ada manfaatnya
jika dipakai untuk keperluan ilmu pengetahuan, pengobatan, dan medis.
Syaratnya harus dalam pengawasan ahlinya yang berkompeten secara ketat
dan terarah. Pemakaiannya pun sangat terbatas dan menurut petunjuk dokter.
Di luar itu semua, maka Narkotika bisa merusak fisik dan psikis, raga dan
jiwa. Narkotika juga sangat dekat dengan dunia kejahatan dan kekerasan.
Narkoba yang dikonsumsi akan masuk dalam peredaran darah, kemudian
mengganggu pusat syaraf dan otak. Narkotika potensial mengganggu pikiran,
perasaan, mental dan perilaku para pemakainya. Para pemakai Narkotika
lama kelamaan akan mengalami perubahan kepribadian, sifat, tabiat,
karakter, dan tidak mampu lagi mempergunakan akal sehatnya. bisa
dikatakan para pemakai Narkotika keluar dari kepribadian dirinya menuju
kepribadian lain yang menyimpang. Bukan hanya merugikan diri sendiri, para

pemakai Narkotika juga bisa mengganggu masyarakat. Pemakai narkoba
seringkali melakukan tindak kejahatan dan kekerasan yang merugikan orang
lain. para pemakai Narkotika seringkali membuat ulah, keributan, dan
mengganggu masyarakat.1
Seorang pemakai Narkotika semakin lama akan bangkrut secara
ekonomis karena harga narkoba yang harus dikonsumsinya tergolong mahal.
Seseorang yang telah kecanduan Narkotika yang sulit sekali melepaskan diri

M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba-Alkohol: Cara Islam Mengatasi, Mencegah dan Melawan,
(Bandung: Nuansa, 2004), 71.
1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

akan melakukan segala cara, misalnya kejahatan dan kekerasan untuk
mendapatkan Narkotika.
Narkoba telah menjadi musuh besar bangsa ini, sehingga tidak ada lagi
bagian yang bersih dari Narkotika. Ini berarti bisa menjadi kehancuran bagi
generasi muda masa depan. Sebab pasar narkoba paling hebat adalah pada
usia 15 hingga 24 tahun. Kenyataan yang telah terjadi, seseorang yang telah
mencoba narkoba akan kecanduan dan susah untuk lepas dari narkoba.
Mengenai kasus yang akan diteliti oleh penulis dalam putusan
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan Nomor: 05-K/PM I-07/AD/I/2012 tentang
tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh militer, yakni dengan kronologi
kasus bahwa Serma Totok Suharsoyo (Terdakwa) adalah anggota TNI AD
pada pada hari Sabtu tanggal 01 Oktober sekitar pukul 11.30 WITA terdakwa
membeli 2 (dua) poket shabu-shabu dari Sdr Jepri yang beralamat di Jalan
Pelabuhan (Peti Kemas) Samarinda seharga Rp. 700.000 (Tujuh Ratus Ribu
Rupiah). Pada hari Kamis tanggal 06 Oktober 2011 sekira pukul 14.00 WITA
terdakwa berangkat dari rumah menuju hotel CB untuk mengantarkan 2 (dua)
poket shabu-shabu beserta bong dan sedotan pesanan Sdri Mimi, kemudian
sekira pukul 14.15 WITA Terdakwa tiba di halaman depan parkiran Hotel CB
di Jalan Letnan Jenderal S.Parman Nomor 02 Rt 08 Kelurahan Gunung
Telihan Kecamatan Bontang Barat, di halaman depan parkiran Hotel CB
tersebut terdakwa langsung ditangkap oleh Briptu Kristian Saman (Saksi 2)
dan Aipda Marten Lalo bersama 5 (lima) anggota Satres Narkoba lainnya,
selanjutnya Briptu Hamsir (Saksi 1) membawa Terdakwa ke dalam lobi Hotel

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

dan langsung melakukan penggeledahan badan terhadap terdakwa dan disita
tas terdakwa yang berisi 2 (dua) poket shabu-shabu, 1 (satu) buah alat
hisap/bong, 2 (dua) korek api gas, 2 (dua) potong sedotan berwarna putih, 1
(satu) lembar plastik berperekat, 1 (satu) buah potongan sedotan. Selanjutnya
sekira pukul 20.30 WITA Polres Bontang menyerahkan Terdakwa beserta
barang bukti ke Subdenpom VI/1-2 Bontang. Pada tanggal 31 Oktober 2011
berdasarkan pengujian Badan Pom RI Nomor: PM.01.05.1011.11.11.0089
yang dikeluarkan di Samarinda pada tanggal 7 November 2011 yang ditanda
tangani Manajer Teknis Pengujian Terapetik Dra. Lisni Syarifah H.Apt NIP
195807121989032001 disimpulkan bahwa contoh yang diuji mengandung
metamfetamin yang termasuk Golongan I UU No. 35 tahun 2009 tentang
Narkotika dan Terdakwa membenarkan bong dan 2 (dua) poket shabu-shabu
yang ditunjukan penyidik Denpom VI/1 Smd adalah milik Terdakwa.
Mengenai hal tersebut terdakwa divonis dengan hukuman penjara
selama 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah)
subsidair kurungan pengganti selama 2 (dua) bulan. menetapkan masa
penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari
pidana yang dijatuhkan.2 Namun dalam Undang-undang Nomor 35 tahun
2009 tentang Narkotika Pasal 112 ayat 1 “setiap orang yang tanpa hak atau
melawan hukum menanam, memelihara, memilik, menyimpan, menguasai,
atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 4 (empat) Tahun dan paling lama 12 (dua belas)
2

Direktorat Putusan Nomor: 05-K/PM I-07/AD/I/2012

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 800.000.000 (delapan ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp. 8.000.000.000 (delapan miliar rupiah)”. dan
pada ayat 2 “Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidan
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 ditambah 1/3 (sepertiga)”.
Hukum pidana Islam merupakan hukum yang bersumber dari agama
maka di dalamnya terkandung dua aspek, yaitu aspek moral dan aspek
yuridis. Aspek moral dapat dilaksanakan oleh setiap individu karena
berkaitan dengan pelaksanaan perintah dan larangan. Aspek yuridis
dilaksanakan oleh pemerintah karena menyangkut sanksi hukum dan ini tidak
bisa dilaksanakan oleh perorangan, seperti halnya dalam hukum perdata.3
Dalam hukum pidana Islam, terkait dengan kasus narkotika tersebut
diatas dapat dikenakan jarimah takzir.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berkaitan dengan “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap
Anggota Militer Yang Melakukan Tindak Pidana “Tanpa Hak Menyimpan
Dan Menguasai Narkotika” (Studi Putusan Pengadilan Militer Balikpapan
Nomor

05-K/PM

I-07/AD/I/2012)”.

Penelitian

ini

dilakukan

untuk

mengetahui apakah landasan hukum yang digunakan Hakim Pengadilan
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,
2004), vii.
3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Militer I-07 Balikpapan dalam menyelesaikan perkara anggota militer yang
melakukan tindak pidana tanpa hak menyimpan dan menguasai narkotika
sesuai dengan hukum pidana Islam dan perundang-undangan yang berlaku,
serta tinjauan hukum pidana Islam tentang tindak pidana tersebut.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Unsur-unsur yang terdapat pada tindak pidana narkotika yang di
lakukan oleh militer.
2. Bentuk hukuman yang diberikan kepada anggota militer yang
melakukan tindak pidana tanpa hak menyimpan dan menguasai
narkotika.
3. Pertimbangan hakim dalam Putusan Pengadilan Militer Balikpapan
Nomor 05-K/PM I-07/AD/I/2012 tentang anggota militer yang
melakukan tindak pidana “tanpa hak menyimpan dan menguasai
narkotika”.
4. Tinjauan hukum pidana Islam terhadap anggota militer yang
melakukan tindak pidana “tanpa hak menyimpan dan menguasai
narkotika” (Studi Putusan Pengadilan Militer Balikpapan Nomor
05-K/PM I-07/AD/I/2012).
Kemudian untuk menghasilkan penelitian yang lebih fokus pada
permasalahan yang akan dikaji, maka penulis membatasi penelitian pada:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

1. Dasar hukum pertimbangan Hakim terhadap anggota militer yang
melakukan tindak pidana “tanpa hak menyimpan dan menguasai
narkotika” (Studi Putusan Pengadilan Militer Balikpapan Nomor 05K/PM I-07/AD/I/2012).
2. Perspektif hukum pidana Islam terhadap anggota militer yang
melakukan tindak pidana “tanpa hak menyimpan dan menguasai
narkotika” (Studi Putusan Pengadilan Militer Balikpapan Nomor 05K/PM I-07/AD/I/2012).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pertimbangan Hakim dalam Putusan Pengadilan Militer
Balikpapan Nomor 05-K/PM I-07/AD/I/2012 tentang anggota
militer yang melakukan tindak pidana “tanpa hak menyimpan dan
menguasai narkotika”?
2. Bagaimana analisis hukum pidana Islam terhadap putusan
Pengadilan Militer Balikpapan Nomor: 05-K/PM I-07/AD/I/2012
tentang anggota militer yang melakukan tindak pidana “tanpa hak
menyimpan dan menguasai narkotika”?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian
yang pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti sehingga terlihat jelas
bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.4 Berkaitan dengan
beberapa tema diantaranya ialah:
1. Skripsi yang disusun oleh Sayyid Abdullah yang berjudul “Perlindungan

Khusus Terhadap Anak Di Bawah Umur Terpidana Narkotika Di
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sidoarjo Menurut Fiqh Siyasah”.
Skripsi ini lebih menitik beratkan kepada perlindungan anak di bawah
umur yang menggunakan narkotika.5
2. Skripsi yang disusun oleh Fitria Ika Firdaus yang berjudul “Analisis

Putusan No. 202/Pid.B/2012/PN.Mkt Perihal Pidana Narkotika Golongan
1 Dalam Perspektif Fiqih Jinayah”. Skripsi ini membahas tentang
hukuman pengguna narkotika dalam perspektif fiqih jinayah yakni ta’zir
kemudian ditarik permasalahan yang lebih bersifat khusus tentang
hukuman dalam putusan No. 202/Pid.B/2012/PN.Mkt. Pertimbangan
Hakim dalam pandangan fiqih jinayah terhadap pelaku kejahatan
narkotika golongan 1.6
3. Skripsi yang disusun oleh Resah Anika Maria yang berjudul “Analisis

Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Kumulatif Dalam Putusan Nomor
382/Pid.Sus/2013/PN.Mkt Tentang Penyalahgunaan Narkotika Golongan
I Berupa Sabu-Sabu” dalam penelitian ini menjelaskan bahwa dasar
hukum yang digunakan oleh hakim dalam menjatuhkan sanksi kumulatif
4

Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan

Skripsi, (Surabaya: t.p., 2015), 8.
5
Sayyid Abdullah, “Perlindungan Khusus Terhadap Anak Di Bawah Umur Terpidana Narkotika
Di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sidoarjo Menurut Fiqh Siyasah” (Skripsi--IAIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2012).
6
Fitria Ika Firdaus, “Analisis Putusan No. 202/Pid.B/2012/PN.Mkt Perihal Pidana Narkotika
Golongan 1 Dalam Perspektif Fiqih Jinayah” (Skripsi—IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2013).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

yaitu karena pelaku penyalahgunaan narkotika melanggar ketentuan pasal
114 ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2009 tentang narkotika.7
Penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian
yang sudah pernah dibahas sebelumnya. Yang membedakan dalam penulisan
skripsi ini adalah penulis akan menganalisis terhadap putusan Nomor: 05K/PM I-07/AD/I/2012 tentang anggota militer yang melakukan tindak pidana
“tanpa hak menyimpan dan menguasai narkotika”. Kajian pustaka yang
dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mendapat gambaran mengenai
pembahasan dan topik yang akan diteliti oleh peneliti.
E. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pertimbangan Hakim dalam Putusan Pengadilan
Militer Balikpapan Nomor 05-K/PM I-07/AD/I/2012 tentang
anggota militer yang melakukan tindak pidana “tanpa hak
menyimpan dan menguasai narkotika”.
2. Untuk mengetahui analisis hukum pidana Islam terhadap putusan
Pengadilan Militer Balikpapan Nomor: 05-K/PM I-07/AD/I/2012
tentang anggota militer yang melakukan tindak pidana “tanpa hak
menyimpan dan menguasai narkotika”.

Resah Anika Maria, “Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Kumulatif Dalam Putusan
Nomor 382/Pid.Sus/2013/PN.Mkt Tentang Penyalahgunaan Narkotika Golongan I Berupa SabuSabu” (Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014).
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
pemikiran bagi disiplin keilmuan secara umum dan sekurang-kurangnya dapat
digunakan untuk 2 (dua) aspek, yaitu:
1. Aspek teoritis yaitu sebagai masukan dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang hukum pidana Islam yang berkaitan
dengan masalah tentang anggota militer yang melakukan tindak pidana
tanpa hak menyimpan dan menguasai narkotika.
2. Aspek praktis
a. Dapat dijadikan sebagai bahan penyusunan hipotesa bagi penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan masalah tentang anggota militer
yang melakukan tindak pidana “tanpa hak menyimpan dan menguasai
Narkotika”.
b. Sebagai sumbangan informasi bagi masyarakat tentang betapa
pentingnya hukuman bagi anggota militer yang melakukan tindak
pidana “tanpa hak menyimpan dan menguasai narkotika”.
c. Penyusunan skripsi ini sebagai upaya untuk memenuhi persyaratan
akademis dan memperoleh gelar sarjana dalam Prodi Hukum Pidana
Islam Jurusan Hukum Publik pada Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
G. Definisi Operasional
Sebagai gambaran di dalam memahami suatu pembahasan maka perlu
adanya pendefinisian terhadap judul yang bersifat operasional dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

penulisan skripsi ini agar mudah untuk memahami penelitian ini dengan jelas
tentang arah dan tujuannya. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam
memahami maksud yang terkandung.
Adapun judul skripsi “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Anggota
Militer Yang Melakukan Tindak Pidana “Tanpa Hak Menyimpan Dan
Menguasai Narkotika” (Studi Putusan Pengadilan Militer Balikpapan Nomor
05-K/PM I-07/AD/I/2012)”, untuk memperoleh gambaran yang luas dan
pemahaman yang utuh tentang judul penelitian ini, maka penulis sertakan
beberapa definisi hal-hal yang terkait dengan penelitian ini:
1. Hukum pidana Islam adalah segala ketentuan hukum mengenai
tindak pidana atau perbuatan kriminal yang dilakukan oleh orangorang mukallaf (orang yang dapat dibebani kewajiban), sebagai hasil
dari pemahaman atas dalil-dalil hukum yang terperinci dari Alquran
dan hadis. Dalam penelitian ini merupakan teori jarimah takzir.
2. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi

sampai

menghilangkan

rasa

nyeri,

dan

dapat

menimbulkan ketergantungan.
3. Tindak pidana narkotika adalah tindak Pidana yang dilakukan oleh
seorang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam,
memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan
narkotika.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

4. Tanpa hak adalah memiliki atau mnggunakan sesuatu yang bukan
miliknya atau tanpan izin terhadap benda yang akan di gunakan .
5. Militer adalah mereka yang berikatan dinas sukarela pada angkatan
perang, yang wajib berada dalam dinas secara terus menerus.
Sukarelawan lainnya pada angkatan perang dan para militer wajib,
sesering dan selama mereka itu berada dalam dinas, demikian juga
jika mereka berada di luar dinas yang sebenarnya dalam tenggang
waktu selama mereka dapat dipanggil untuk masuk dalam dinas
melakukan salah satu tindakan yang dirumuskan dalam pasal 97, 99,
dan 139 KUHPM.
H. Metode Penelitian
Penelitian ini dapat digolongkan dalam jenis penelitian kualitatif dengan
prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif berupa data
tertulis dari dokumen, Undang-undang Hukum Pidana Militer, UndangUndang tentang Narkotika dan Putusan Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
Nomor: 05-K/PM I-07/AD/I/2012 yang dapat ditelaah. Untuk mendapatkan
hasil penelitian yang akurat dalam menjawab beberapa persoalan yang
diangkat dalam penulisan ini, maka menggunakan metode:
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian normatif yaitu metode
penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka.8 Dalam
hal ini penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi Tinjauan Hukum
Soerjono Sukanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: RajaGrafindo, 1994),
13.
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Pidana Islam Terhadap Anggota Militer Yang Melakukan Tindak Pidana
“Tanpa Hak Menyimpan Dan Menguasai Narkotika” (Studi Putusan
Pengadilan Militer Balikpapan Nomor 05-K/PM I-07/AD/I/2012). Metode
berfikir yang digunakan adalah metode berfikir deduktif (cara berfikir
dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya
umum yang sudah dibuktikan bahwa dia benar dan kesimpulan itu
ditujukan untuk sesuatu yang sifatnya khusus). Dalam kaitannya dengan
penelitian normatif disini akan digunakan beberapa pendekatan, yaitu
pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konsep.9
2. Data yang dikumpulkan
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research).
Penelitian dilakukan terhadap buku-buku rujukan yang membicarakan
tentang Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Anggota Militer Yang
Melakukan Tindak Pidana “Tanpa Hak Menyimpan Dan Menguasai
Narkotika” (Studi Putusan Pengadilan Militer Balikpapan Nomor 05K/PM I-07/AD/I/2012). Hal ini dilakukan guna meninjau pertimbangan
hakim terhadap tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh militer
berdasarkan Pasal 112 ayat 1 dan 2 Undang-undang Nomor 35 tahun 2009
tentang Narkotika dan sanksi berdasarkan hukum pidana Islam.
3. Sumber data

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif , (Malang: Bayumedia,
2007), 300.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Sumber data, yakni sumber dari mana data akan digali, baik primer
maupun sekunder.10 Adapun sumber-sumber data tersebut adalah sebagai
berikut:

a. Sumber data primer
Sumber data primer merupakan data yang bersifat utama dan
penting yang memungkinkan untuk mendapat sejumlah informasi
yang diperlukan dan berkaitan dengan penelitian yaitu putusan
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan Nomor. 05-K/PM I-07/AD/I/2012
tentang anggota militer yang melakukan tindak pidana “tanpa hak
menyimpan dan menguasai narkotika” dan Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP).
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diambil dan
diperoleh dari bahan pustaka dengan mencari data atau informasi
berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku literatur yang dipakai
sebagai berikut:
1) Wirdjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di

Indonesia.
2) Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam.
3) Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam.
4. Teknik pengumpulan data
10

Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis…, 9.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Sesuai dengan bentuk penelitiannya yakni kajian pustaka (library

research), maka penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
berbagai buku yang terkait dengan permasalahan yang diteliti, kemudian
memilih secara mendalam sumber data kepustakaan yang relevan dengan
masalah yang dibahas.
5. Teknis analisis data
Teknis

analisis

data

yang

digunakan

dalam

penelitian

ini

menggunakan teknik deskriptif analisis yang menggambarkan atau
menguraikan suatu hal menurut apa adanya tanpa membuat perbandingan
atau mengembangkan satu dengan yang lainnya, yakni menguraikan kasus
tentang hukuman anggota militer yang melakukan tindak pidana tanpa
hak menyimpan dan menguasai narkotika yang diputuskan oleh
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan secara keseluruhan, mulai dari
deskripsi kasus, landasan hukum yang dipakai oleh Hakim, isi putusan
kemudian dilakukan analisis berdasarkan berkas-berkas yang ada dan
menilai secara hukum Islam.
I. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini membutuhkan pembahasan yang sistematis agar lebih
mudah dalam memahami dan penulisan skripsi. Oleh karena itu, penulis akan
menyusun penelitian ini ke dalam 5 (lima) bab pembahasan. Adapun
sistematika pembahasan skripsi tersebut secara umum adalah sebagai berikut:
Bab I, pada bab ini diuraikan tentang pendahuluan yaitu meliputi latar
belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II, bab ini merupakan tinjauan hukum pidana Islam terhadap sanksi
narkotika yang meliputi definisi, macam-macam, jenis-jenis, dan sanksi
hukumannya.
Bab III, bab ini membahas tentang putusan hakim terhadap anggota
militer yang melakukan tindak pidana tanpa hak menyimpan dan menguasai
narkotika (Studi Putusan Pengadilan Militer Balikpapan Nomor 05-K/PM I07/AD/I/2012), isi putusan, dasar, pertimbangan, putusan dan implikasi.
Bab IV, bab ini mengemukakan tentang analisis hukum pidana Islam
terhadap anggota militer yang melakukan tindak pidana tanpa hak
menyimpan dan menguasai narkotika (Studi Putusan Pengadilan Militer
Balikpapan Nomor 05-K/PM I-07/AD/I/2012).
Bab V, bab ini merupakan kesimpulan dan saran yang memuat uraian
jawaban permasalahan dari penelitian.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TEORI JARIMAH TAKZI>R

A. Pengertian Takzir
Takzir berasal dari kata ‫ع ِزر‬
ْ ‫عزر – ي‬

yang secara etimologis berarti

ْ ‫الردوا ْل م‬, yaitu menolak dan mencegah. Akan tetapi menurut istilah, Imam
‫نع‬
Al-Mawardi sebagaimana dikutip oleh M. Nurul Irfan menjelaskan bahwa
taklzir adalah hukuman bagi tindak pidana yang belum ditentukan
hukumannya oleh syarak yang bersifat mendidik.1
Secara ringkas dikatakan bahwa hukuman takzir adalah hukuman yang
belum ditetapkan oleh syara’, melainkan diserahkan kepada Ulil Al-amri,
baik penentuan maupun pelaksanaannya.
Takzir

menurut

Wahbah

Zuhaili

mirip

dengan

definisi

yang

dikemukakan oleh Al-Mawardi yaitu hukuman yang ditetapkan atas
perbuatan maksiat yang tidak dikenakan hukuman had dan tidak pula
kifarat. 2
Takzir berasal dari kata ‘azzara yang berarti menolak dan mencegah
kejahatan, atau berarti menguatkan, memuliakan, dan membantu. Dalam
Alquran disebutkan:

ْ ‫بحوهب‬
.‫ي ل‬
ْ‫ص‬
ِ ‫ب الِ ورسو ِل ِه وتع ِزر ْوه وتو‬
ِ ‫كرة وأ‬
ْ ‫ق‬
ِ ‫ِلتؤْ ِمن ْوا‬
ِ ‫روه وتس‬

1
2

M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2013), 136.
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta:Sinar Grafika, 2005),249.

17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul- Nya,
menguatkan (agama)–Nya, membesarkan-Nya dan bertasbih kepadamu
diwaktu pagi dan petang. (Q.S Alfath:9)3
Secara ringkas dikatakan bahwa hukuman takzir adalah hukuman yang
belum ditetapkan oleh syarak, melainkan diserahkan kepada Ulil Al-amri,
baik penentuan maupun pelaksanaannya. Dalam penentuan hukuman
tersebut, penguasa hanya menetapkan hukumannya secara global saja.
Artinya pembuat undang-undang tidak menetapkan hukuman untuk masingmasing jarimah takzir melainkan hanya menetapkan sejumlah hukuman, dari
yang seringan-ringannya hingga yang seberat-beratnya.4
Hakim diperkenankan untuk mempertimbangkan baik untuk bentuk
hukuman yang akan dikenakan maupun kadarnya. Bentuk hukuman dengan
kebijaksanaan ini diberikan dengan pertimbangan khusus tentang berbagai
faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dalam peradaban manusia dan
bervariasi berdasarkan pada keanekaragaman metode yang digunakan
pengadilan ataupun jenis tindak pidana yang dapat ditunjukan dalam
undang-undang.5
Syarak tidak menentukan macam-macam hukuman untuk setiap
jarimah takzir tetapi hanya menyebutkan sekumpulan hukuman, dari yang
paling ringan hingga paling berat. Hakim diberi kebebasan untuk memilih

Ibid.,166.
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam :Fikih Jinayah , (Jakarta: Sinar
Grafika, 2004), 19.
5
Abdur Rahman I Doi, Tindak Pidana dalam Syariat Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 14.
3

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

hukuman mana yang sesuai. Dengan demikian sanksi takzir tidak
mempunyai batas tertentu.6
Tidak adanya ketentuan mengenai macam-macam hukuman dari
jarimah takzir dikarenakan jarimah ini berkaitan dengan perkembangan
masyarakat dan kemaslahatannya, dan kemaslahatan tersebut selalu berubah
dan berkembang. Sesuatu dapat dianggap maslahat pada suatu waktu, belum
tentu dianggap maslahat pula pada waktu yang lain. Demikian pula sesuatu
dianggap maslahat pada suatu tempat, belum tentu dianggap maslahat pula
pada tempat l ain.7
B. Dasar Hukum Takzir
Dasar hukum disyariatkannya takzir terdapat dalam beberapa hadis
Nabi dan tindakan sahabat ant ara lain sebagai berikut: 8
1. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bahz ibn Hakim :

‫ ع ْنب ْه ِز‬،‫ع مر‬
ْ ‫ ع ْن م‬،‫ق‬
ِ ‫ أ ْحبرنا عبْد الرزا‬،‫حدثناإِبْرا ِهيْمبْن موسى الر ِازي‬
‫ي ِه وسلم حبس رج ل‬
ْ ‫بي صلى ل عل‬
ِ ‫ب ِْن ح‬
ِ ‫ أن الن‬: ‫ ع ْن ج ِد ِه‬،‫بي ِه‬
ِ ‫ ع ْن أ‬،‫كيم‬
.)‫فِيت ْه م ة (رواهابو داودو الترمذى والنساءى والبيهقى وصححة الحاكم‬
Telah menceritakan Ibrahim bin Musa ar-Razi, Abdur Razaq memberi
kabar kepada kami, dari Ma’mar, dari Bahz ibn Hakim, dari ayahnya, dari
kakeknya bahwa Nabi saw menahan seseorang karena disangka melakukan
kejahatan‛ (hadis diriwayatkan oleh Abu Daud, Turmudzi, Nasa’I dan
Baihaqi serta dishahihkan oleh Hakim).

M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah..., 143.
Mustofa Hasan dan Beni Ahmad Saebani, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah), (Bandung:
Pustaka Setia, 2013), 75.
8
M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah..., 140-142.
6

7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Hadis diatas menjelaskan tentang tindakan Nabi yang menahan
tersangka pelaku tindak pidana untuk memudahkan proses penyelidikan.
Apabila tidak ditahan, dikhawatirkan orang tersebut melarikan diri,
menghilangkan barang bukti atau mengulangi perbuatan t indak pidana.
2. Hadis nabi yang diriwayatkan oleh Abi Burdah yang berbunyi:

ْ ‫ضى ل ع‬
ْ ْ‫ع ْن أبِىب ْردة ْا‬
‫ي ِه‬
ْ ‫ن ه أن هس ِمع رس ْول لِصلى ل عل‬
ِ ‫ىر‬
ْ ‫نص ِار‬
ْ ‫ لي ْجلدف ْوق ع‬: ‫وسلميق ْول‬
‫شرة أسْواط ِإ لفِى حد ِم ْن حد ْو ِد لِتعالى‬
.)‫تفقعليه‬
‫(م‬
Dari Abi Burdah Al-Ansari ra bahwa ia mendengar Rasulullah SAW
bersabda: tidak boleh dijilid diatas sepuluh cambuk kecuali didalam
hukuman yang telah ditentukan oleh Allah ta’ala (Mutt afaq Alaih).
Hadis tersebut menjelaskan tentang batas hukuman ta’zi>ryang tidak
boleh lebih dari sepuluh kali cambukan untuk membedakannya dengan
hudud. Dengan batas hukuman ini, dapat diketahui mana yang termasuk
jarimah hudud dan mana yang termasuk jarimah takzir.
3. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh A isyah:

ْ ‫ضى ل ع‬
‫يل ْوا‬
ْ‫ق‬
ْ ‫بي صلى ل عل‬
ِ ‫ أ‬: ‫ي ِه وسلمقال‬
ِ ‫وع ْن عا‬
ِ ‫ئش ة ر‬
ِ ‫ن ها أن الن‬
‫النسائى‬
‫ت ِه ْم ِإ ل ا ْلحد ْود (رواه أحمد وأبو داود و‬
ْ ‫ذ ِوى ا ْل ه‬
ِ ‫يئا‬
ِ ‫ت عثرا‬
.)‫والبيهقى‬
Dari Aisyah ra. Bahwa Nabi sw. bersabda: “Ringankanlah hukuman
bagi orang-orang yang tidak melakukan kejahatan atas perbuatan mereka,
kecuali dalam jarimah-jarimah Hudu>
d. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu
Dawud, Nasa’I, dan Baihaqi)
Adapun hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah menjelaskan tentang
aturan teknis

pelaksanaan hukuman takzir yang bisa jadi berbeda-beda

penerapannya, tergantung status pelaku dan hal lainnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

C. Maksud Sanksi Takzir
Adapun maksud utama sanksi takzir yaitu sebagai berikut: 9
1. Fungsi Preventif (Pencegahan), yakni bahwa sanksi takzir harus
memberikan dampak positif bagi orang lain (orang yang tidak dikenai
hukuman) sehingga orang lain tidak melakukan perbuatan yang sama
dengan perbuatan t erhukum.
2. Fungsi Represif (membuat pelaku jera), dimaksudkan agar para pelaku
tidak mengulangi perbuatan jarimah di kemudian hari.
3. Fungsi Kuratif (Islah), yang maksudnya takzir harus mampu membawa
perbaikan perilaku terpidana di kemudian hari.
4. Fungsi Edukatif (pendidikan), diharapkan dapat

mengubah pola

hidupannya ke arah yang lebih baik.
D. Macam-Macam Sanksi Hukuman Takzir
Sanksi takzir itu macamnya beragam antara lain sebagai berikut:
1. Hukuman takzir yang berkaitan dengan badan.
Hukuman takzir yang berkaitan dengan badan terdapat dua jenis,
yakni hukuman mati dan jilid.
a. Hukuman Mati
Hukuman mati umumnya diterapkan sebagai hukuman kisas
untuk pembunuhan sengaja dan sebagai hukuman h{ad untuk jarimah

hira<
bah, zina muhsan, riddah, dan jarimah pemberontakan, untuk
A. Djazuli, Fiqh Jinayah: Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam , (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2000), 190-191.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

jarimah takzir, tentang hukuman mati sendiri ada beberapa pendapat
dari para fuqaha.10
Mazhab Hanafi membolehkan sanksi takzir dengan hukuman
mati tetapi dengan syarat bila perbuatan itu dilakukan secara berulangulang. Sedangkan Mazhab Maliki juga membolehkan hukuman mati
sebagai sanksi takzir yang tertinggi. Demikian juga mazhab Syafi’i,
sebagian mazhab Syafi’iyah membolehkan hukuman mati, seperti
dalam kasus homoseks.11
Sebagian ulama Hanabilah juga membolehkan penjatuhan
hukuman mati sebagai sanksi takzir tertinggi. Para ulama yang
membolehkan hukuman mati sebagai sanksi takzir beralasan dengan
adanya hadis-hadis yang menunjukkan adanya hukuman mati selain
pada jarimah hudu>
d, seperti:

‫ي ِه وسلميقول م ْن أتاك ْم‬
‫ع ْن ع ْر‬
ْ ‫عت رسول لِ صلى ل عل‬
ْ ‫فج ةقالس ِم‬
‫ف ِرق ج ماعتك ْم‬
‫احدي ِريْد أ ْنيشق عصاك ْم أ ْوي‬
ِ ‫وأ ْمرك ْم ج ِميع على رجل و‬
ْ ‫فا‬
.‫قتلوه‬
Dari ‘Arfajah berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Bila datang kepadamu seseorang yang
hendak mematahkan tongkatmu (memecah belah jama’ah) atau
memecah belah persatuan kalian, maka bunuhlah dia.” (HR. Muslim)12
Adapun para ulama yang melanggar penjatuhan sanksi hukuman
mati sebagai sanksi takzir beralasan dengan hadis:

Makrus Munajat, Hukum Pidana Islam..., 196.
A. Djazuli, Fiqh Jinayah..., 192-193.
12
Lidwa Pustaka Software Kitab 9 Imam Hadits, Kitab Muslim, Bab Hukum Bagi Orang yang
Memecah Belah Urusan Kaum Muslimin, Hadits No. 3443
10

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

‫ي ِه وسلم لي ِحل دم ْام ِرئ‬
ْ ‫ل صلى ل عل‬
ْ ‫ع ْن ع‬
ِ ‫ب ِد لِقالقال رسول‬
ْ ‫س ِلمي‬
‫يب الزا‬
ْ ‫م‬
ِ ‫بإ ِ ْحدىث لث الث‬
ِ ‫ش هد أ ْن ل ِإل ه ِإ ل ل وأنِي رسول لِ ِإ ل‬
ْ ‫فسبِالن‬
ْ ‫نِي والن‬
.‫ف ِارق ِل ْلج ماع ِة‬
‫ف ِس والت ِارك ِل ِدينِ ِه ا ْل م‬
Dari Abdullah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Tidak halal darah seseorang muslim yang telah
bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah
dan aku adalah utusan Allah, kecuali satu dari tiga orang berikut ini:
seorang janda yang berzina, seseorang yang membunuh orang lain,
orang yang keluar dari agamanya, memisahkan diri dari Jama’ah
(murtad). (HR. Ibnu Majah)13
Dari beberapa hadis diatas, yang lebih kuat adalah pendapat yang
membolehkan hukuman mati. Hukuman mati sebagai sanksi ta’zi>r
tertinggi hanya diberikan kepada pelaku jarimah yang berbahaya
sekali, berkaitan dengan jiwa, keamanan dan ketertiban masyarakat,
disamping sanksi hudud yang tidak memberi pengaruh baginya.14
b. Hukuman Jilid
Jilid adalah sanksi badan yang langsung dirasakan sakitnya oleh
badan terhukum, sehingga menjadikan si terhukum jera dengan
mempertimbangkan kejahatannya, pelakunya, tempat, dan waktunya.15
Hukuman jilid dalam jarimah hudu>
d, baik zina maupun tuduhan
zina dan sebagainya telah disepakati oleh para ulama. Adapun
hukuman jilid pada pidana takzir juga berdasarkan Alquran dan Hadis

13
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Shahih Sunan Ibnu Majah, Jilid 2. (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007), 460-461
14
A. Djazuli, Fiqh Jinayah..., 195.
15
Ibid., 203-204.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

dan Ijma’.16 Dalam Alquran misalnya adalah pada surat Annisa’ ayat
34:

ْ
‫واللتِي تخا‬
ِ‫فون نشوز هن ف ِعظو هن وا ْهجرو هن فِي ال مضا ِجع‬
.‫بيرا‬
. ‫واض ِْربو هن‬
ْ ‫فإ ِ ْن أط‬
ِ ‫ ِإن ل كان ع ِليًا ك‬. ‫بيل‬
ِ ‫عنك ْمف لتبْغوا علي ِهنس‬
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan
pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah
Maha Tinggi lagi Maha besar.17
Meskipun pada ayat diatas ta’zi>r tidak dijatuhkan oleh Uli Al-

amri, melainkan oleh suami. Adapun hadis yang menunjukkan
bolehnya ta’zi>rdengan jilid adalah hadis Abu Burdah yang mendengar
langsung bahwa Nabi Saw. berkata:

ْ ْ‫بر أن أباه حدث ه أن هس ِمع أباب ْردة ْا‬
‫نص ِاري‬
ْ ‫حدثنِي عبْد الر ْح م ِن‬
ِ ‫بن ج ا‬
ْ ‫ي ِه وسلميقول " لت ْج ِلدواف ْوق ع‬
ْ ‫بي صلى ل عل‬
ِ‫شرة‬
ْ ‫قال س ِم‬
ِ ‫عت الن‬
‫أسْواط ِإ لفِي حد ِم ْن حدو ِد ل‬
Kemudian Sulaiman bin Yasar menghadap ke kami dan berkata;
Abdurrahman bin Jabir telah menceritakan kepadaku; bahwa bapaknya
telah menceritakan kepadanya, bahwasanya dia telah mendengar Abu
Burdah Al Anshari berkata; aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: Janganlah kalian menjilid diatas sepuluh
cambukan, kecuali dalam salah satu hukuman h{ad Allah. (HR.
Bukhari).
2. Hukuman takzir yang berkaitan dengan kemerdekan seseorang.
Sanksi Hukuman takzir jenis ini ada dua macam yaitu penjara dan
hukuman buang/pengasingan.
a. Hukuman Penjara (Al-Habsu).
16
17

Ibid., 196.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya..., 123.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Menurut bahasa Al-Habsu itu menahan. Menurut Ibnu Qayyim,

Al-Habsu adalah menahan seseorang untuk tidak melakukan perbuatan
hukum, baik tahanan itu di rumah, di masjid, maupun di tempat lain.
Seperti itulah yang dimaksud dengan al-Habsu di masa Nabi dan Abu
Bakar. Akan tetapi , setelah Umat Islam berkembang dan meluas pada
masa Umar, maka Umar membeli rumah Syafwan bin Umayyah untuk
dijadikan sebagai penjara. Atas dasar tindakan umar tersebutlah para
ulama membolehkan Ulil Al-mri untuk membuat penjara.18 Dalam
syari’at islam sendiri, hukuman penjara dibagi menjadi dua yaitu
penjara terbatas dan penjara tidak terbatas.
Hukuman penjara terbatas adalah hukuman penjara yang lama
waktunya dibatasi secara tegas. Hukuman penjara terbatas ini
diterapkan pada jarimah penghinaan, menjual khamr, memakan riba
dan saksi palsu. Sedangkan hukuman penjara tidak terbatas adalah
hukuman

penjara

yang

tidak

dibatasi

waktunya,

melainkan

berlangsung terus hingga pelaku yang terhukum mati, atau setidaknya
hingga dia bertaubat .19
Dalam istilah lain dikenal juga dengan hukuman penjara seumur
hidup. Hukuman penjara tidak terbatas ditujukan kepada Pelaku
Tindak Pidana yang sangat berbahaya misalnya seperti pembunuhan
yang terlepas dari sanksi qishas20

A. Djazuli, Fiqh Jinayah..., 204-205.
M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah..., 153-154.
20
Makrus Munajat, Hukum Pidana Islam di Indonesia..., 205.
18

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

b. Hukuman Buang/Pengasingan.
Dasar hukum buang terdapat pada firman Allah dalam surah Almaidah ayat 33 yang be rbunyi sebagai berikut:

‫ضفسادا أ ْن‬
ِ ‫ِإن ما جزاء ال ِذينيح ِاربون ل ورسول ه ويسْع ْون‬
ِ ‫في ْاْ ْر‬
ْ ‫ي ِدي ِه ْم وأ ْرجل ه ْم ِم ْن ِخ لف أ ْو ي‬
‫ف ْوا ِمن‬
‫ن‬
ْ ‫يقتلوا أ ْو يصلبوا أ ْوتقطع أ‬
ْ ‫في الد‬
.‫اآخرةِ عذاب ع ِظيم‬
ِ ‫نيا ول ه ْمفِي‬
ِ ‫ض ذ ِلكل ه ْم ِخ ْزي‬
ِ ‫اْ ْر‬
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang
memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka
bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan
kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat
kediamannya) yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk
mereka didunia dan di akhirat mereka memperoleh siksaan yang besar.
Meskipun ketentuan hukuman buang dalam ayat tersebut di atas
diancamkan kepada pelaku jarimah hudu>
d, tetapi

para ulama

menerapkan hukuman buang ini dalam jarimah takzir juga. Tampaknya
hukuman buang ini dijatuhkan kepada pelaku-pelaku jarimah yang
dikhawatirkan berpengaruh kepada orang lain, sehingga pelakunya
harus dibuang untuk menghindarkan pengaruh-pengaruh tersebut.21
Adapun mengenai tempat pengasingan, fuqaha berpendapat
sebagai berikut: 22
a) Menurut Imam Malik bin Anas, pengasingan artinya membuang
(menjauhkan) pelaku dari negara Islam ke negara Non Islam.
b) Menurut Umar bin Abdul Aziz dan Said bin Jubair, pengasingan
artinya dibuang dari satu kot a ke kota lain.

21
22

A. Djazuli, Fiqh Jinayah..., 209.
M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah..., 156.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

c) Menurut Imam Al-Syafi’i, jarak antara kota asal dan kota
pengasingan sama seperti perjalanan shalat qasar. Sebab, apabila
pelaku diasingkan di daerah sendiri, pengasingan itu untuk
menjauhkannya dari keluarga dan tempat t inggal.
d) Men

Dokumen yang terkait

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II – 11 YOGYAKARTA.

0 2 15

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II – 11 YOGYAKARTA.

0 5 11

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II – 11 YOGYAKARTA.

0 2 13

PERTANGGUNG JAWABAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA MILITER (Studi Kasus Putusan Pengadilan Militer Tinggi Nomor: 05- K/PMT.III/BDG/AD/I/2011).

1 1 79

PERTANGGUNG JAWABAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA MILITER (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN MILITER TINGGI NOMOR: 05- K/PMT.III/BDG/AD/I/2011).

0 8 79

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DESERSI Studi Kasus Putusan Pengadilan Militer III-12 Surabaya Nomor: PUT/29-K/PM.III-12/AD/II/2009.

0 0 74

TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA (STUDI PUTUSAN PENGADILAN MILITER III-13 MADIUN NOMOR : 09-K/PM.III-13/AD/II/2012).

0 0 10

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DESERSI Studi Kasus Putusan Pengadilan Militer III-12 Surabaya Nomor: PUT/29-K/PM.III-12/AD/II/2009

0 0 56

PERTANGGUNG JAWABAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA MILITER (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN MILITER TINGGI NOMOR: 05- K/PMT.III/BDG/AD/I/2011)

0 0 50

PERTANGGUNG JAWABAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA MILITER (Studi Kasus Putusan Pengadilan Militer Tinggi Nomor: 05- K/PMT.III/BDG/AD/I/2011)

0 1 50