JDIH Murung Raya

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA
NOMOR 2 TAHUN 2010
TENTANG
ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MURUNG RAYA,
Menimbang

: a.

bahwa Alokasi Dana Desa merupakan sumber pembiayaan yang diberikan
untuk menunjang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pemberdayaan
masyarakat sehingga terwujud pembangunan, pembinaan dan pelayanan
kepada masyarakat di Kabupaten Murung Raya;

b. bahwa penetapan Alokasi Dana Desa yang akan diperoleh Desa dihitung
berdasarkan asas pemerataan dan keadilan dengan memperhatikan potensi
yang dimiliki setiap Desa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b di atas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Murung

Raya;
Mengingat

: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12
tahun 1994;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten
Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten
Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di
Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4355);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun

2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548) dan terakhir telah diubah dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4438);
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3258);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4575);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4737);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/ Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4738);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4741);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang jenis dan
Bentuk Hukum Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur
Penyusunan Produk Hukum Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2006 tentang Lembaran
Daerah dan Berita Daerah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 02 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Murung Raya
(Lembaran Daerah Kabupaten Murung Raya Tahun 2008 Nomor 58);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 05 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Murung Raya (Lembaran
Daerah Kabupaten Murung Raya Tahun 2008 Nomor 61);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 06 Tahun 2008 tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Kecamatan
Dan
Kelurahan
Kabupaten Murung Raya (Lembaran Daerah Kabupaten Murung Raya Tahun
2008 Nomor 62);

Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN MURUNG RAYA
dan
BUPATI MURUNG RAYA

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA TENTANG
ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah adalah Pemerintah Kabupaten Murung Raya.
2. Daerah adalah Kabupaten Murung Raya.
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Murung Raya.
4. Bupati adalah Bupati Murung Raya.
5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten dan Kota.
6. Desa selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa atau Perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.
10. Pendapatan Asli Desa adalah semua penghasilan yang diperoleh dari sumber pendapatan asli desa
di daerah Kabupaten Murung Raya.
11. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disebut ADD adalah semua dana yang dialokasikan
Pemerintah Daerah untuk desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah yang diterima oleh Kabupaten.
12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan
BPD, yang ditetapkan dengan peraturan desa.
13. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah sebagai lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintah Desa.
14. Kepala Desa adalah Pejabat Penyelenggara Pemerintahan Desa.
15. Lembaga Kemasyarakatan, adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan

kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.
16. Alokasi Dana Desa Minimal atau disingkat ADDM adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk
setiap Desa ( Azas Merata).
17. Alokasi Dana Desa Proporsional atau disingkat ADDP adalah besarnya bagian ADD yang dibagi
secara Proporsional untuk setiap Desa berdasarkan kriteria tertentu (Azas Adil).
18. Proporsional--------BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Alokasi Dana Desa dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintah Desa dan pemberdayaan
Masyarakat.

Pasal 3
Tujuan alokasi dana desa adalah:
a. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan;
b. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa dan pemberdyaan
masyarakat;
c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan;
d. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan
peningkatan sosial;
e. Meningkatkan ketentaraman dan ketertiban masyarakat;

f. Meningkatkan pelayan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan
ekonomi masyarakat;
g. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat;
h. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui usaha milik desa (BUMDesa).

BAB III
PRINSIP DAN KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA
Pasal 4
(1) Alokasi Dana Desa merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonomi
agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasarkan
Keanekaragaman, Partisipasi, Otonomi Asli, Demokratisasi dan Pemberdayaan Masyarakat;
(2) Alokasi Dana Desa mencakup pembagian keuangan Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah
Desa secara proporsional, demokratis, adil dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi
dan kebutuhan daerah;

BAB IV
SUMBER ALOKASI DANA DESA
Pasal 5
Bagian desa dari penerimaan Alokasi Dana Desa bersumber dari:
a. Pajak daerah

b. Retribusi daerah
c. Perimbangan keuangan pusat dan daerah setelah dikurangi belanja pegawai
d. Dana perimbangan provinsi.

Pasal 6
Sumber pendapatan desa yang berasal dari penerimaan alokasi dana desa sebagaimana pada pasal 5
terdiri dari :
a. Bagian dari dana perimbangan. yang diterima oleh kabupaten paling sedikit 10% (sepuluh per
seratus);
b. Bagi hasil pajak dan retribusi Kabupaten paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk desa;
c. Bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;
d. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan
partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;
e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
PENETAPAN ALOKASI DANA DESA
Pasal 7
(1) Alokasi Dana Desa (ADD) masing-masing desa ditentukan dengan menjumlahkan alokasi dana
desa minimal (ADDM) dan Alokasi Dana Desa Proporsioanal (ADDP) berdasarkan porsi desa yang
bersangkutan.
(2) Porsi desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan porsi bobot desa yang bersangkutan

terhadap jumlah bobot seluruh desa dalam wilyah Kabupaten.
(3) Bobot desa sebagaimana dimaksud ayat 2 ditetapkan berdasarkan variabel/indikator sebagai
berikut:
a. Tingkat Kemiskinan
b. Tingkat Pendidikan Dasar
c. Tingkat Kesehatan
d. Tingkat Keterjangkauan
e. Jumlah Penduduk
f. Luas Wilayah
g. Jumlah Dusun

(4) Alokasi dana desa minimal (ADDM) untuk masing-masing desa sebagaimana dimaksud pada ayat
1 adalah sebesar 60% ( Enam Puluh Per Seratus) diterima secara merata oleh seluruh desa dalam
wilayah kabupaten.
(5) Alokasi dana desa proporsional (ADDP) untuk masing-masing desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah sebesar 40 % ( Enam Puluh Per Seratus ) diberikan secara proporsional kepada
seluruh desa dalam wilayah Kabupaten.
(6) Variabel atau indikator untuk pembobotan dalam perumusan Alokasi Dana Desa dapat ditinjau
ulang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.

BAB VI
PERHITUNGAN ALOKASI DANA DESA
Pasal 8
Perhitungan Alokasi Dana Desa untuk masing-masing Desa dilakukan dengan menggunakan rumus
yang mempertimbangkan faktor pemerataan dan keadilan serta potensi desa dengan rumus-rumus
sebagai berikut :
1. Rumus Alokasi Dana Desa (x) Tahun Anggaran (Pemerataan dan Keadilan) :
ADDx = ADDM + ADDPx
Keterangan :
ADDx = Alokasi Dana Desa untuk Desa x
ADDM = Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima Desa
ADDPx = Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x
X
= Desa

2. Rumus untuk menentukan Pembagian Dana Proporsional :
ADDPx = BDx * (ADD-∑ADDM)
Keterangan :
ADDPx
= Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x
BDx
= Nilai Bobot Desa untuk Desa x
ADD
= Total Alokasi Dana Desa
∑ADDM
= Total Alokasi Dana Desa Minimal
x
= Desa
3. Rumus untuk menentukan Bobot Desa
BDx = a1 KV1x + a2KV2x +a3 KV3x + .........anKVnX
Keterangan :
BDx
= Nilai Bobot Desa untuk desa x
KV1x, KV2x, KVnx = Koefisien Varibel pertama, kedua, dan seterusnya
A1, a2, a3,....an
= Angka Bobot masing-masing variabel

KV1,2,....x = V1,2,..x
∑Vn
Keterangan :
KV1,2...x = Nilai Koefisien Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk Desa x. Misalnya
V1,2,....x = Angka Variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk desa x
∑Vn
= Jumlah Angka Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk seluruh desa;

BAB VII
PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA
Pasal 9
(1) Penggunaan Alokasi Dana Desa tersebut adalah untuk belanja opertansional Pemerintah Dana
sebesar 30% yang dapat digunakan untuk:
a. Tunjangan Pemerintah Desa;
b. Tunjangan Badan Permusyawaratan Desa;
c. Biaya Operasional Sekretariat Desa;
d. Biaya Operasional sekretariat BPD;
e. Biaya Operasional Lembaga Kemasyarakatan Desa;
f. Biaya Perjalanan Dinas ( ke Provinsi, ke Kabupaten ke Kecamatan);
g. Pengadaan Alat Tulis Kantor;
h. Biaya Makan Minum untuk :
1) Biaya makan dan minum rapat;
2) Biaya makan dan minum tamu;
3) Biaya makan dan minum kegiatan;
4) Biaya makan dan minum gotong royong.
i. Pengadaan Perlengkapan Kantor ( mesin tik, computer, kursi, meja, dll);
j. Honor pertanggung jawaban operasional kegiatan, Bendaharawan Desa dan Pemegangan kas;
k. Honor Kepala Dusun, RT/TW, Mantir Adat.
(2) Sedangkan untuk belanja publik sebesar 70% (Tujuh Puluh Per Seratus) digunakan untuk
membangun dan pemberdayaan masyarakat Desa dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Biaya perbaikan publik dalam skala kecil(Pembangunan dan pemeliharaan Gedung, Kantor,
Desa/ Balai Desa / Pos Kamling/ Pasar Desa/ Gapura/ Tempat Ibadah/ Dermaga)
b. Penyertaan modal usaha masyarakat melalui BUM Desa.
c. Biaya untuk pengadaan ketahanan pangan .
d. Perbaikan lingkungan dan pemukiman.
e. Teknologi tepat guna.
f. Perbaikan kesehatan dan pendidikan.
g. Pembangunan sosial budaya.
h. Pembinaan Kelembagaan PKK.
i. Pembinaan kepemudaan dan olahraga.
j. Biaya peringatan hari-hari besar (HUT RI, dll)
k. Bantuan peringatan hari perayaan agama( Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Maulid Nabi, dll )
l. Biaya pemilihan Kepala Desa.
m. melaksanakan dan penegasan tempat Batas Desa.
(3) Perubahan penggunaan Alokasi Dana Desa yang telah ditetapkan dalam APBDes harus
mendapatkan persetujuan Badan Permusyawaratan Desa dan memperoleh pengesahan dari Bupati.
(4) Guna kepentingan pengawasan, maka semua penerimaan dan pengeluaran keuangan dicatat dan
dibukukan sebagai bahan untuk dipertanggung jawabkan.
(5) Alokasi Dana Desa tidak boleh dipergunakan untuk kegiatan politik, melawan hukum dan untuk
kepentingan perorangan.

BAB VIII
MEKANISME PENGELUARAN
Pasal 10
(1) Pengajuan Alokasi Dana Desa baru dapat dilakukan oleh Pemerintah Desa apabila Desa sudah
ditampung dalam APBDesa yang telah ditetapkan dengan Peraturan Desa.
(2) Pelaksanaan penyaluran Alokasi Dana kepada masing-masing Desa diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Bupati.

BAB IX
LAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN
Pasal 11
(1) Pelaporan diperlukan dalam rangka pengendalian dan untuk mengetahui perkembangan proses
pengelolaan dan penggunaan Alokasi Dana Desa mencakup :
a. Perkembangan pelaksanaan dan penyerapan dana
b. Masalah yang dihadapi
c. Hasil akhir penggunaan Alokasi Dana Desa.
(2) Kepala Desa wajib melaporkan penggunaan Alokasi Dana Desa kepada Bupati paling lambat pada
akhir Tahun Anggaran, dengan tembusan kepada Inspektorat Kabupaten, Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dan
Camat masing-masing.
Pasal 12
(1) Peraturan Desa yang berkaitan dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa
harus sudah siap sebelum melaksanakan Alokasi Dana Desa berdasarkan Peraturan Daerah ini.
(2) Pembangunan Desa yang bersumber dari Alokasi Dana Desa dilaksanakan secara swakelola oleh
Lembaga Kemasyarakatan di Desa, yang pertanggung jawabkan secara langsung kepada
masyarakat penerima manfaat dan BPD.
(3) Pertanggung jawaban Alokasi Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan secara
partisipasi, transparan dan akuntabel.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme pertanggung jawaban Alokasi Dana Desa diatur dalam
Peraturan Bupati.
BAB X
PENGAWASAN
Pasal 13
(1) Pengawasan terhadap Alokasi Dana Desa beserta kegatan pelaksanaan dilakukan secara fungsional
oleh pejabat yang berwenang dan oleh masyarakat.
(2) Jika terjadi penyimpangan dan penyalahgunaan Alokasi Dana Desa, maka penyelesaiannya
dilakukan secara berjenjang dari tingkat Desa, kemudian tingkat Kecamatan dan selanjutnya sampai
tingkat Kabupaten sesuai Perundang-undangan yang berlaku.

BAB XI
KETENTUAN SANKSI
Pasal 14
(1) Bupati dengan persetujuan DPRD, berhak mengurangi jumlah Alokasi Dana Desa tertentu pada
tahun berikutnya dari jumlah yang seharusnya secara profesional bagi Desa yang terbukti tidak
mampu melaksanakan pembangunan skala Desa yang bersumber dari Alokasi Dana Desa secara
akuntabel dan transparan serta partisipasif.
(2) Bagi pelaksana pembangunan yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan
pembangunan skala Desa dari dana Alokasi dana Desa akan dilakukan tindakan Hukum sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya.
Pasal 16
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan agar semua dapat mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Murung Raya.

Ditetapkan di Puruk Cahu
Pada tanggal 26 Juli 2010
BUPATI MURUNG RAYA,
ttd

WILLY M. YOSEPH

Diundangkan di Puruk Cahu
Pada tanggal 26 Juli 2010
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN MURUNG RAYA,
ttd

YURIANSON DJATA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN 2010 NOMOR 81