Edaran Menteri, Sekjen, Para Dirjen dan Direktur Kemristekdikti (Update 11 Mei 2017)

/home/ssh_hocvt/code/converters/storage/tmp/GldocConverterVvrS2Y (62 Kb)Last saved: Monday, 24 October 2011

SALINAN
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 2011
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 18
TAHUN 2011 TENTANG KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PROGRAM
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang

: a.

bahwa dalam rangka penguatan tata kelola, akuntabilitas,
dan citra publik Kementerian Pendidikan Nasional, perlu
dilakukan koordinasi dan pengendalian program secara
terpadu;


b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Koordinasi Dan Pengendalian
Program Di Lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional;
Mengingat

:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
5. Undang-Undang
Nomor
33
Tahun
2004

tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

hal. 1

/home/ssh_hocvt/code/converters/storage/tmp/GldocConverterVvrS2Y (62 Kb)Last saved: Monday, 24 October 2011

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2006 tentang Hibah
Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4577 );
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

2010

tentang

9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010;
10. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4212) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua
Atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2022 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara;
11. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II;

hal. 2

/home/ssh_hocvt/code/converters/storage/tmp/GldocConverterVvrS2Y (62 Kb)Last saved: Monday, 24 October 2011

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG
KOORDINASI
DAN
PENGENDALIAN
PROGRAM
DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL.
BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1 *)

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Daftar isian pelaksanaan anggaran yang selanjutnya disebut DIPA atau dokumen
lain yang dipersamakan dengan DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang dibuat oleh Meteri/Pimpinan Lembaga atau satuan kerja serta disahkan oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai
dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan
pencairan dana atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi
pemerintah.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disebut APBN
adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
3. Kementerian adalah Kementerian Pendidikan Nasional.
4. Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional.
5. Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal Kementerian.
6. Inspektur Jenderal adalah Inspektur Jenderal Kementerian.
Pasal 2 *)

(1) Koordinasi dan pengendalian program, kegiatan, dan anggaran Kementerian
dilaksanakan baik pada tahap persiapan, pelaksanaan, maupun pasca
pelaksanaan program/kegiatan, baik di kantor pusat, perguruan tinggi negeri
yang diselenggarakan Kementerian, unit pelaksana teknis, koordinasi perguruan
tinggi swasta, dan satuan kerja perangkat daerah yang melaksanakan anggaran
Kementerian.
(2) Koordinasi dan pengendalian program, kegiatan, dan anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi belanja pegawai, belanja modal, belanja
barang/jasa, dan bantuan sosial.
BAB II
MEKANISME PENGGUNAAN ANGGARAN
Pasal 3 *)
(1) Belanja modal dan belanja barang/jasa yang memerlukan proses lelang di
kantor pusat, unit pelaksana teknis, perguruan tinggi negeri yang
diselenggarakan Kementerian, koordinator perguruan tinggi swasta, dan satuan
kerja perangkat daerah yang melaksanakan anggaran Kementerian
hal. 3

/home/ssh_hocvt/code/converters/storage/tmp/GldocConverterVvrS2Y (62 Kb)Last saved: Monday, 24 October 2011


dilaksanakan melalui mekanisme e-procurement.
(2) Proses lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai tahun 2012 wajib
dilaksanakan melalui mekanisme e-procurement.
(3) Belanja modal dan belanja barang/jasa yang memerlukan proses lelang di kantor
pusat, perguruan tinggi negeri yang diselenggarakan Kementerian, unit
pelaksana teknis, koordinasi perguruan tinggi swasta, dan satuan kerja
perangkat daerah yang melaksanakan anggaran Kementerian mengikuti tata
waktu sebagai berikut:
a. pengumuman pada laman (web site) sesuai dengan peraturan perundangundangan dilaksanakan paling lambat 1 (satu) minggu setelah DIPA tahun
berjalan diserahkan ke Kementerian;
b. proses lelang diselesaikan paling lambat tanggal 11 Mei tahun berjalan,
kecuali untuk kegiatan yang dananya bersumber dari pinjaman atau hibah
luar negeri; dan
c. pelaksanaan program/kegiatan yang telah dilelangkan diselesaikan sesuai
jadwal yang ditentukan dan paling lambat tanggal 12 Desember tahun
berjalan.
Pasal 4 *)
Belanja modal dan belanja barang/jasa yang dilaksanakan dengan penunjukan
langsung di kantor pusat, unit pelaksana teknis, perguruan tinggi negeri yang
diselenggarakan Kementerian, koordinasi perguruan tinggi swasta, dan satuan kerja

perangkat daerah yang melaksanakan anggaran Kementerian mengikuti tata waktu
sebagai berikut:
a. proses administrasi penunjukan langsung diselesaikan paling lambat tanggal 11
Februari tahun berjalan; dan
b. pelaksanaan program/kegiatan oleh rekanan yang ditunjuk diselesaikan sesuai
jadwal yang ditentukan dan paling lambat tanggal 15 Desember tahun berjalan
Pasal 5 *)
Belanja modal dan belanja barang/jasa yang dilaksanakan dengan swakelola di
kantor pusat, unit pelaksana teknis, perguruan tinggi negeri yang diselenggarakan
Kementerian, koordinasi perguruan tinggi swasta, dan satuan kerja perangkat daerah
yang melaksanakan anggaran Kementerian mengikuti tata waktu sebagai berikut:
a. jadwal kegiatan yang dilaksanakan secara swakelola selesai disusun paling
lambat tanggal 11 Februari tahun berjalan; dan
b. pelaksanaan program dan kegiatan secara swakelola dilaksanakan sesuai
jadwal dan selesai paling lambat tanggal 12 Desember tahun berjalan.
Pasal 6
(1)

Dalam hal terjadi efisiensi pemanfaatan anggaran belanja modal atau belanja
barang/jasa setelah lelang selesai dilaksanakan, satuan kerja yang

bersangkutan setelah berkonsultasi dengan Sekretaris Jenderal dapat
mengajukan revisi DIPA untuk memanfaatkan sisa anggaran.

(2)

Revisi DIPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan terutama untuk
hal. 4

/home/ssh_hocvt/code/converters/storage/tmp/GldocConverterVvrS2Y (62 Kb)Last saved: Monday, 24 October 2011

mendanai kegiatan prioritas menurut Rencana Strategis Kementerian yang
masih kurang pendanaannya dalam DIPA Tahun berjalan.
(3)

Revisi DIPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 7

(1)


Untuk pelaksanaan belanja modal atau belanja barang/jasa yang dananya
bersumber dari DIPA hasil revisi dan dilaksanakan melalui lelang,
pengumuman pada laman (web site) dan media cetak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dilaksanakan paling lambat 2 (dua) minggu setelah
diterbitkannya persetujuan revisi DIPA oleh Kementerian Keuangan.

(2)

Proses lelang sebagai pelaksanaan dari belanja modal atau belanja
barang/jasa yang dananya bersumber dari DIPA hasil revisi harus selesai paling
lambat 8 (delapan) minggu setelah diterbitkannya persetujuan revisi DIPA oleh
Kementerian Keuangan.

(3)

Pelaksanaan program/kegiatan yang telah dilelangkan harus selesai sesuai
jadwal yang ditentukan dan paling lambat tanggal 12 Desember tahun berjalan.
Pasal 8

Belanja modal dan belanja barang/jasa yang dananya bersumber dari DIPA revisi
dan dilaksanakan dengan swakelola mengikuti tata waktu sebagai berikut:
a. jadwal kegiatan yang dilaksanakan secara swakelola selesai disusun paling
lambat 2 (dua) minggu setelah diterbitkannya persetujuan revisi DIPA oleh
Kementerian Keuangan;
b. pelaksanaan program/kegiatan yang dilaksanakan secara swakelola harus
dilaksanakan sesuai jadwal dan selesai paling lambat tanggal 12 Desember
tahun berjalan.
Pasal 9
Belanja modal dan belanja barang/jasa yang dananya bersumber dari DIPA revisi
dan dilaksanakan dengan penunjukan langsung mengikuti tata waktu sebagai
berikut:
a. proses administrasi penunjukan langsung harus selesai paling lambat 3 (tiga)
minggu setelah diterbitkannya persetujuan revisi DIPA oleh Kementerian
Keuangan; dan
b. pelaksanaan program/kegiatan oleh rekanan yang ditunjuk harus selesai sesuai
jadwal yang ditentukan dan paling lambat tanggal 12 Desember tahun berjalan.
Pasal 10
(1) Bantuan sosial dilaksanakan dengan mengikuti tata waktu sebagai berikut:
a. peraturan menteri, petunjuk pelaksanaan, panduan, jadwal pelaksanaan
kegiatan, dan lain-lain aturan/acuan pelaksanaan penggunaan dana bantuan
sosial harus selesai disusun paling lambat tanggal 11 Februari tahun
berjalan;
hal. 5

/home/ssh_hocvt/code/converters/storage/tmp/GldocConverterVvrS2Y (62 Kb)Last saved: Monday, 24 October 2011

b. penyaluran dana bantuan sosial harus dilaksanakan sesuai jadwal yang
ditentukan dan harus selesai paling lambat tanggal 12 Desember tahun
berjalan.
(2)

Petunjuk pelaksanaan penggunaan dana bantuan sosial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh pemimpin unit utama yang
bersangkutan.

(3)

Panduan, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan lain-lain aturan/acuan pelaksanaan
penggunaan dana bantuan sosial yang merupakan operasionalisasi dari
petunjuk pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditandatangani
sekurang-kurangnya oleh pejabat Eselon II yang bersangkutan.

(4)

Panduan, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan lain-lain aturan/acuan pelaksanaan
penggunaan dana bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2), tidak diwujudkan dalam bentuk peraturan atau keputusan yang ditetapkan
oleh Pemimpin Unit Utama.
BAB III
KOORDINASI DAN PENGENDALIAN
Pasal 11 *)

Setiap unit kerja Eselon I menyampaikan rencana pelaksanaan pencapaian target
indikator kinerja utama, indikator kinerja kegiatan dan daya serap anggaran untuk
belanja pegawai, belanja modal, belanja barang, dan belanja bantuan sosial,
termasuk jadwal kegiatannya kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Biro
Keuangan, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri, dan Inspektur
Jenderal paling lambat akhir bulan Januari tahun berjalan.
Pasal 12 *)
(1)

Perkembangan pencapaian bulanan pelaksanaan program, kegiatan dan daya
serap anggaran serta pencapaian penetapan kinerja pejabat Eselon I dan
Eselon II di masing-masing unit utama dilaporkan secara tertulis dan melalui
sistem informasi yang disediakan kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal
u.p. Kepala Biro Keuangan, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar
Negeri, dan Inspektur Jenderal melalui pentahapan sebagai berikut:
a. pimpinan satuan kerja perangkat daerah menyampaikan laporan
perkembangan pencapaian bulanan pelaksanaan program, kegiatan dan
anggaran secara tertulis dan melalui sistem informasi yang disediakan
kepada pimpinan unit utama terkait paling lambat pada setiap akhir bulan;
b. pimpinan Unit Eselon II/unit pelaksana teknis menyampaikan laporan
perkembangan pencapaian bulanan pelaksanaan program, kegiatan dan
anggaran secara tertulis dan melalui sistem informasi yang disediakan
kepada pimpinan unit utama terkait paling lambat pada setiap akhir bulan;
c. pimpinan Unit Eselon II menyampaikan laporan perkembangan pencapaian
indikator kinerja kegiatan yang dicantumkan dalam penetapan kinerja
kepada pimpinan unit utama terkait paling lambat pada setiap akhir bulan;
d. pimpinan Unit Eselon I menyampaikan laporan perkembangan pencapaian
bulanan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran secara tertulis dan

hal. 6

/home/ssh_hocvt/code/converters/storage/tmp/GldocConverterVvrS2Y (62 Kb)Last saved: Monday, 24 October 2011

melalui sistem informasi yang disediakan kepada Menteri paling lambat
pada setiap akhir bulan; dan
e. pimpinan Unit Eselon I menyampaikan laporan perkembangan pencapaian
indikator kinerja utama yang dicantumkan dalam penetapan kinerja kepada
Menteri paling lambat pada setiap akhir bulan.
(2)

Sekretaris Jenderal mengkoordinasikan penyusunan laporan perkembangan
pencapaian bulanan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran
Kementerian secara tertulis dan melalui sistem informasi yang disediakan
kepada Menteri paling lambat pada setiap akhir bulan.

(3)

Perkembangan pencapaian bulanan pelaksanaan program, kegiatan, dan daya
serap anggaran serta pencapaian penetapan kinerja pejabat Eselon I dan
Eselon II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 13 *)

(1)

Pada hari Kamis minggu pertama setiap bulan, diadakan rapat pimpinan tingkat
Kementerian yang membahas tentang laporan perkembangan pelaksanaan
program, kegiatan, dan daya serap anggaran serta pencapaian penetapan
kinerja pejabat Eselon I dan Eselon II yang dipimpin oleh Menteri atau Wakil
Menteri.

(2)

Sekretaris Jenderal bersama pimpinan unit utama terkait, berdasarkan arahan
Menteri segera menindaklanjuti apabila terjadi permasalahan yang bersifat
kritis atau mendesak untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan.
Pasal 14

Pengecualian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sampai
dengan Pasal 10 hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin Menteri.
BAB IV
PENUTUP
Pasal 15
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 September 2011
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
TTD
MOHAMMAD NUH

hal. 7

/home/ssh_hocvt/code/converters/storage/tmp/GldocConverterVvrS2Y (62 Kb)Last saved: Monday, 24 October 2011

Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan Nasional,
TTD
Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H., M.H., DFM.
NIP196108281987031003
Keterangan:
*) hasil perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2011

hal. 8