Perda No. 23 Tahun 2007 tentang Penyertaan Modal Daerah Kab. OKU Selatan kepada Pihak Ketiga

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU SELATAN

TAHUN 2007

No. 23
PERATURAN DAERAH
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN
NOMOR 23 TAHUN 2007
TENTANG

PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU SELATAN KEPADA PIHAK KETIGA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN,
Menimbang :

a. bahwa berdasarkan Pasal 155 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah, dinyatakan bahwa Penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari
dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;


b. bahwa Penyertaan Modal Daerah pada pihak Ketiga merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan sumber Pendapatan Daerah;

c. bahwa dalam rangka pengelolaan dan peningkatan serta pengembangan
usaha-usaha Penyertaan Modal Daerah kepada pihak ketiga, perlu diatur
dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4286);

2
3. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu

Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir di Propinsi Sumatera Selatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 152,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4347);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
6. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
7. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4438);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4576);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578) ;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN
dan
BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
SELATAN TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU SELATAN KEPADA PIHAK KETIGA.

3
BAB I
KETENTUAN UMUM


Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1.
2.

3.
4.

5.
6.

7.
8.

Daerah adalah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.
Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.
Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur

Penyelenggara Pemerintah Daerah.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintah Daerah.
Bupati adalah Bupati Ogan Komering Ulu Selatan.
Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Kabupaten Ogan Komering
Ulu Selatan yang tugas dan fungsinya terkait dengan penyertaan modal
daerah pihak ketiga.
Pihak Ketiga adalah BUMN, BUMD, Koperasi, Perusahaan Swasta
Nasional/Asing, Yayasan dan Badan Hukum lainnya.
Modal Daerah adalah kekayaan daerah (yang tidak dipisahkan) baik
berwujud uang maupun barang yang dapat dinilai dengan uang antara
lain berbentuk Tanah, Bangunan, Mesin-mesin, Surat - surat berharga,
Fasilitas dan Hak-hak lainnya.
BAB II
DASAR, MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2

Dasar Penyertaan Modal Daerah adalah untuk memenuhi kepentingan kedua

pihak pihak dengan mengadakan suatu ikatan :
a. Adanya kepastian hukum bagi kedua belah pihak;
b. Memberi manfaat Ekonomi dan Keuntungan bagi kedua belah pihak.
Pasal 3
Maksud Penyertaan Modal hádala upaya meningkatkan Efisiensi,
Produktifitas dan Efektifitas pemanfaatan Tanah dan atau Bangunan serta
kekayaan lainnya milik Pemerintah Daerah membentuk usaha bersama dan
saling menguntungkan.

4
Pasal 4
(1) Penyertaan
Modal
Pemerintah
Daerah
pada
Perusahaan
Negara/Daerah/Swasta bertujuan untuk meningkatkan Sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pertumbuhan ekonomi, Pendapatan
Masyarakat dan penyerapan Tenaga Kerja.

(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyertaan
modal pemerintah daerah pada preusan Negara/Daerah/Swasta
dilaksanakan berdasarkan prinsip - prinsip ekonomi perusahaan yang
trasparan dan akuntabilitas.
BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 5
Ruang Lingkup Penyertaan Modal Daerah, antara lain :
a. Pembelian Saham;
b. Pendirian Perusahaan;
c. Penambahan Modal pada BUMN/BUMD
BAB IV
KEGIATAN PENYERTAAN MODAL DAERAH

Pasal 6
(1) Penyertaan Modal Daerah dapat dilakukan pada perusahaan milik
Negara/Daerah/Swasta.
(2) Penyertaan Modal Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa uang dan/atau barang milik daerah yang dapat dinilai dengan

uang.
(3) Penyertaan Modal Daerah selain dalam bentuk uang dan barang dapat
berupa pembelian saham.
Pasal 7
(1) Penyertaaan Modal Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah
diserahkan dari pengguna kepada pengelola.
(2) Tanah dan/atau Bangunan sejak awal pengadaannya diperuntukan untuk
penyertaan modal.
(3) Tanah dan/atau Bangunan lebih optimal pendayagunaannya bila
dilakukan dengan Penyertaan Modal.

5

Pasal 8
Penyertaan Modal Daerah dalam bentuk Tanah dan/atau Bangunan
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan DPRD.
Pasal 9
(1) Sebelum melakukan kegiatan Penyertaan Modal terlebih dahulu dilakukan
kegiatan kajian antara lain :
a. Kemampuan Keuangan Daerah;

b. Melakukan Penelitian dan Penilaian terhadap tanah dan/atau
bangunan milik/dikuasi Pemerintah Daerah;
c. Penilaian Tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh tim yang
ditetapkan kepala Daerah dan/atau bekerjasama dengan lembaga
Independen bersertifikat dibidang penilaian asset;
d. Melakukan kajian terhadap kelayakan dan bentuk Penyertaan Modal
yang akan dilakukan;
e. Melakukan
kajian
kelayakan
Penyertaan
Modal
dengan
memperhatikan kepentingan umum.
(2) Kajian sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan oleh tim yang
selanjutnya akan ditetapkan dengan keputusan Bupati yang dalam
pelaksanaannya dapat bekerjasama dengan Konsultan Independen yang
sesuai keahliannya.
BAB V
BENTUK PENYERTAAN MODAL

Pasal 10
Bentuk Penyertaan Modal Daerah pada perusahaan Negara/Daerah/Swasta
antara lain dapat berbentuk :
a. Pendirian Perusahaan;
b. Pembelian Saham;
c. Penambahan Modal.
Pasal 11
(1) Penyertaan Modal Daerah dapat ditambah, dikurangi, dijual kepada pihak
lain dan/atau dapat dialihkan kepada Badan Usaha Milik Daerah.
(2) Penyertaan Modal Daerah dalam bentuk uang dianggarkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

6
Pasal 12
(1) Penyertaan Modal Daerah dalam bentuk pendirian perusahaan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah tersendiri.
(2) Sebelum ditetapkan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1)
diadakan kesepakatan bersama dan/atau perjanjian antara Bupati dengan
pihak-pihak yang ikut sebagai pendiri perusahaan yang dituangkan dalam
Nota Kesepakatan bersama dan/atau naskah perjanjian bersama.

(3) Dalam Naskah Nota Kesepakatan dan/atau perjanjian dasar sebagaimana
dimaksud ayat (2) memuat materi pokok :
a. Identitas masing-masing pihak;
b. Jenis dan Nilai Modal Saham para Pihak;
c. Bidang Usaha;
d. Perbandingan Modal;
e. Hak dan Kewajiban para Pihak;
f. Sanksi; dan
g. Lain-lain yang dianggap perlu.
Pasal 13
(1) Berdasarkan perjanjian dasar dan Peraturan Daerah ini, kemudian
dibentuk perusahaan dengan Akta Notaris.
(2) Bupati dapat menunjuk seorang pejabat atau lebih yang bertindak untuk
atas nama pemerintah daerah yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 14
PEMBELIAN SAHAM
(1) Dalam rangka Penyertaan Modal Daerah dalam bentuk pembelian saham,
terlebih dahulu harus dilakukan penilaian dan pengkajian kelayakan oleh
tim atas proposal yang disampaikan oleh pihak ketiga.
(2) Hasil Kajian Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Bupati sebagai bahan pertimbangan untuk pembelian saham pada
pihak ketiga.
(3) Bupati dapat menunjuk pejabat bertindak untuk atas nama pemerintah
daerah dalam pelaksanaan pembelian saham yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
(4) Dalam hal Bupati menyetujui pembelian saham suatu perusahaan maka
terlebih dahulu dialokasikan dananya dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).

7
BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 15
(1) Dalam kepengurusan pada suatu perusahaan, Bupati menunjuk tenaga
profesional sebagai Dewan Komisaris untuk mewakili Pemerintah Daerah.
(2) Bupati dapat mengusulkan calon direksi pada perusahaan.
(3) Tenaga Profesional yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
dan (2) memerlukan uji kelayakan dan kapautan oleh tim independen
dengan mendapat persetujuan DPRD.
Pasal 16
Bupati menunjuk pejabat sesuai dengan bidang tugas untuk melakukan
penatausahaan, monitoring dan evaluasi kegiatan Penyertaan Modal.
BAB VII
HASIL USAHA
Pasal 17
(1) Bagian laba dari pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah pada pihak yang
menjadi pihak daerah disetorkan ke Pemerintah Daerah melalui Kas
Daerah dan dimasukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) sebagai penerimaan daerah.
(2) Laba atau hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
penerimaan daerah pada Tahun Anggaran berikutnya.
(3) Ketentuan mengenai tata cara penyetoran bagian laba sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB VIII
PEMBINANAAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 18
(1) Bupati melakukan pembinaan teknis dan pengendalian terhadap
pelaksanaan penyertaan Modal Daerah.
(2) Dalam melakukan pembinaan teknis dan pengendalian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bupati dibantu oleh Sekretaris Daerah atau
Pejabat yang ditunjuk.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengendalian terhadap
Penyertaan Modal Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2),
ditetapkan dengan Peraturan atau Keputusan Bupati.

8
(4) Pembinaan dan Pengendalian sebagimana dimaksud ayat (1) berpedoman
kepada Perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan diatur dengan Peraturan
dan/atau Keputusan Bupati.
Pasal 20
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan menempatkan dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

Ditetapkan di Muaradua
pada tanggal 6 Agustus 2007
BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN
Cap/dto

MUHTADIN SERA’I
Diundangkan di Muaradua
pada tanggal 7 Agustus 2007
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU SELATAN
Cap/dto

M. ARDIN BACHTIAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN
TAHUN 2007 NOMOR 23