Perdirjen BUK No 5 Tahun 2014 Lamp 4

Lampiran 4. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan
Nomor
: P.5/VI-BPPHH/2014
Tanggal
: 14 Juli 2014
Tentang
: Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu
TATA CARA DAN PEDOMAN PEMANTAUAN INDEPENDEN
DALAM PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN
PRODUKSI LESTARI, VERIFIKASI LEGALITAS KAYU DAN PENERBITAN
DEKLARASI KESESUAIAN PEMASOK

A. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pemantauan meliputi :
1. Proses dan hasil akreditasi LPPHPL atau LVLK.
2. Kinerja Pemegang Izin, Pemegang Hak Pengelolaan, ETPIK Non-Produsen,
Pemilik Hutan Hak, Industri rumah tangga/pengrajin, yang dinilai oleh
LP-PHPL dan/atau diverifikasi LVLK dan/atau penerbitan Deklarasi
Kesesuaian Pemasok.
3. Proses dan hasil penilaian kinerja PHPL dan/atau verifikasi LK pada

Pemegang Izin, Pemegang Hak Pengelolaan, Pemilik Hutan Hak, industri
rumah tangga/pengrajin, dan ETPIK Non-Produsen serta penerbitan
Deklarasi Kesesuaian Pemasok.
4. Penyelesaian keluhan atau banding oleh LPPHPL, LVLK atau KAN.
5. Penggunaan Tanda V-Legal.
6. Penerbitan Dokumen V-Legal.
B. ACUAN
1.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.7/Menhut-II/2011 tentang
Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan.

2.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.18/Menhut-II/2013 tentang
Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Sistem Informasi Legalitas
Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal.

3.


Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2014 tentang
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi
Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak.

4.

SNI ISO/IEC 10002:2009 Manajemen Mutu – Kepuasan Pelanggan
Pedoman Penanganan Keluhan pada Organisasi.

5.

SNI ISO/IEC 17011:2011 Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum
Badan Akreditasi dalam Mengakreditasi Lembaga Penilaian Kesesuaian.

6.

SNI ISO/IEC 17065:2012 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan
Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.

7.


SNI ISO 19011:2012 Panduan Audit Sistem Manajemen.

8.

Prosedur Sistem Manajemen (PSM) KAN Nomor 08. Complaint Handling.

9.

Prosedur Sistem Manajemen (PSM) KAN Nomor 09. Appeal Handling.

C. PENGERTIAN
L4 - 1

untuk

1.

Pemantau Independen :
a. Pemantau Independen yang selanjutnya disebut dengan PI adalah :

1) Lembaga Swadaya Masyarakat
berbadan hukum Indonesia,

(LSM)

pemerhati

kehutanan

2) masyarakat yang tinggal/berada di dalam atau sekitar areal
Pemegang Izin, Pemegang Hak Pengelolaan atau Pemilik Hutan
Hak berlokasi/beroperasi, dan
3) warga negara Indonesia lainnya yang memiliki kepedulian di
bidang kehutanan.
b. Lembaga (termasuk personil lembaga) atau individu PI yang tidak
memiliki konflik kepentingan dengan LPPHPL dan/atau LVLK,
Pemegang Izin, Pemegang Hak Pengelolaan atau Pemilik Hutan Hak.
c. Individu, lembaga atau kelompok masyarakat di luar kriteria a dan b
dapat menyampaikan informasi atau laporan kepada PI untuk
ditindaklanjuti sebagai bahan pemantauan dan/atau penyampaian

keluhan.
d. menjalankan fungsi pemantauan yang berkaitan dengan pelayanan
publik di bidang kehutanan untuk penerbitan S-PHPL, S-LK atau
Dokumen V-Legal.
2.

Komite Akreditasi Nasional yang selanjutnya disebut KAN adalah lembaga
yang mengakreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
(LPPHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK).

3.

Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen yang selanjutnya disebut
LP&VI adalah perusahaan berbadan hukum Indonesia yang diakreditasi
untuk melaksanakan penilaian kinerja Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (PHPL) dan/atau Verifikasi Legalitas Kayu (VLK).

4.

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang selanjutnya

disebut LPPHPL adalah LP&VI yang melakukan penilaian kinerja
pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL).

5.

Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu yang selanjutnya disebut LVLK adalah
LP&VI yang melakukan verifikasi legalitas kayu (LK).

6.

Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang selanjutnya disebut SPHPL adalah surat keterangan yang diberikan kepada Pemegang Izin atau
Pemegang Hak Pengelolaan yang menjelaskan keberhasilan pengelolaan
hutan lestari.

7.

Sertifikat Legalitas Kayu yang selanjutnya disebut S-LK adalah surat
keterangan yang diberikan kepada pemegang izin atau pemilik hutan
hak yang menyatakan bahwa Pemegang Izin, Pemegang Hak Pengelolaan
atau Pemilik Hutan Hak telah memenuhi standar legalitas kayu.


8.

Pemegang izin adalah pemegang IUPHHK-HA, IUPHHK-HT, IUPHHK-HTR,
IUPHHK-RE, IUPHHK-HKm, IUPHHK-HD, IUPHHK-HTHR, IPK, IUIPHHK,
IUI, TDI, TPT.

9.

Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan Non-Produsen yang
selanjutnya
disebut
ETPIK
Non-Produsen
adalah
perusahaan
perdagangan yang telah mendapat pengakuan untuk melakukan ekspor
produk industri kehutanan.

10. Pemegang Hak Pengelolaan adalah badan usaha milik negara bidang

L4 - 2

kehutanan yang mendapat pelimpahan penyelenggaraan pengelolaan
hutan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
11. Pemilik Hutan Hak adalah pemilik hutan yang berada pada tanah yang
telah dibebani hak atas tanah yang berada di luar kawasan hutan dan
dibuktikan dengan alas titel atau hak atas tanah.
12. Industri rumah tangga/pengrajin adalah industri kecil skala rumah
tangga dengan nilai investasi sampai dengan Rp5.000.000,- (lima juta
rupiah) di luar tanah dan bangunan dan/atau memiliki tenaga kerja 1
sampai dengan 4 orang.
13. Tempat Penampungan Terdaftar yang selanjutnya disebut TPT adalah
tempat pengumpulan kayu bulat dan/atau kayu olahan yang berasal
dari satu atau beberapa sumber, milik badan usaha atau perorangan
yang ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan yang
berlaku.
14. Deklarasi Kesesuaian Pemasok adalah pernyataan kesesuaian yang
dilakukan oleh pemasok berdasarkan telah dapat dibuktikannya
pemenuhan atas persyaratan.
15. Dokumen V-Legal adalah dokumen yang diterbitkan LVLK untuk

keperluan ekspor bagi pemegang IUIPHHK, IUI atau TDI, termasuk
industri pengrajin/rumah tangga dan pedagang ekspor yang telah
mendapat S-LK.
D. HAK DAN KEWAJIBAN PEMANTAU INDEPENDEN
1. Pemantau Independen baik individu maupun lembaga dapat memilih
bekerja secara sendiri-sendiri atau mengikat dirinya dalam suatu jaringan
atau asosiasi pemantau independen.
2. Jaringan Pemantau Independen:
a. Memberikan pengakuan kepada anggotanya serta memiliki code of
conduct yang mengikat anggotanya untuk memastikan akuntabilitas
dan kredibilitas pemantauan atas nama jaringan tersebut.
b. Bertindak sebagai perantara (intermediary) bagi keluhan yang berasal
dari individu, lembaga atau kelompok masyarakat sipil yang tidak
memenuhi kriteria sebagai PI atau tidak bersedia menyampaikan
keluhan sendiri.
3. Pemantau Independen mempunyai hak mengakses dokumen
informasi publik yang diperlukan dalam kegiatan pemantauan.

atau


a. Permohonan informasi disampaikan secara tertulis kepada pejabat
pengelola informasi pada instansi terkait, sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
b. Penolakan terhadap permohonan informasi tanpa disertai alasan yang
jelas dapat ditindaklanjuti sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
4. Pemantau Independen dapat mengakses data dan informasi lain yang
mendukung kegiatan pemantauan melalui permohonan tertulis kepada
pemegang informasi sesuai dengan peraturan perundangan.
5. Pemantau Independen wajib memelihara dan melindungi
catatan,
dokumen dan informasi hasil pemantauan dari penggunaan di luar
L4 - 3

kepentingan pemantauan.
E. TATA CARA PEMANTAUAN
1. Pemantau Independen melakukan pemantauan :
a. sejak proses penilaian kinerja PHPL dan/atau verifikasi legalitas kayu
diumumkan hingga terbitnya S-PHPL, S-LK;
b. penggunaan Tanda V-Legal serta penerbitan Dokumen V-Legal;

c. penerbitan Deklarasi Kesesuaian Pemasok.
2. Pemantau Independen juga dapat melakukan pemantauan berdasarkan
laporan/informasi dari masyarakat, LSM, atau media mengenai kinerja
Pemegang Izin, Pemegang Hak Pengelolaan, Pemilik Hutan Hak, industri
rumah tangga/pengrajin dan ETPIK Non-Produsen.
3. Pemantau Independen mencermati proses dan hasil penilaian kinerja
PHPL dan/atau verifikasi LK, penerbitan Deklarasi Kesesuaian Pemasok,
penggunaan Tanda V-Legal, penerbitan Dokumen V-Legal, proses dan
hasil akreditasi LPPHPL dan/atau LVLK, dan proses penanganan keluhan
oleh LPPHPL, LVLK dan KAN.
4. Pemantau Independen dapat menggunakan dan mengembangkan metode
pemantauan sendiri untuk menghasilkan hasil pemantauan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Materi masukan dan/atau keluhan merupakan hasil pemantauan dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun ke belakang untuk verifikasi LK dan/atau 5
(lima) tahun ke belakang untuk penilaian kinerja PHPL atau sesuai
dengan cakupan penilaian atau verifikasi yang dilakukan oleh LPPHPL
dan LVLK.
6. Pemantau Independen dapat mengolah laporan hasil pemantauan sebagai
bahan evaluasi sistem. Hasil evaluasi serta rekomendasi perbaikan sistem
disampaikan secara tertulis kepada Menteri cq. Direktur Jenderal.
F. PELAPORAN
1. Laporan hasil pemantauan dibedakan atas:
a. Laporan pemantauan sebagai masukan dalam proses akreditasi,
penilaian PHPL atau verifikasi LK, yaitu
1) laporan tertulis yang berbasis pada data/informasi relevan yang
diperoleh dari hasil pemantauan dan/atau berbagai pihak/sumber
yang ditujukan sebagai masukan dalam proses akreditasi LPPHPL
dan LVLK. Laporan disampaikan sebelum terbitnya keputusan
akreditasi yang ditujukan kepada KAN dan ditembuskan kepada
Kementerian Kehutanan.
2) laporan tertulis yang berbasis pada data/informasi relevan yang
diperoleh dari hasil pemantauan dan/atau berbagai pihak/sumber
yang ditujukan sebagai masukan dalam penilaian kinerja PHPL
dan/atau verifikasi LK. Laporan disampaikan sebelum terbitnya
keputusan sertifikasi yang ditujukan kepada LPPHPL dan/atau
LVLK dan ditembuskan kepada Kementerian Kehutanan dan/atau
instansi terkait.
b. Laporan keluhan, yaitu laporan tertulis yang berisi:
L4 - 4

1) ketidakpuasan dalam:
a) proses pelaksanaan dan hasil akreditasi LPPHPL dan/atau
LVLK;
b) proses penilaian kinerja PHPL dan/atau verifikasi LK dan/atau
keputusan hasil penilaian PHPL dan/atau verifikasi LK;
c) penggunaan Tanda V-Legal;
d) penerbitan Dokumen V-Legal;
e) penerbitan Deklarasi Kesesuaian Pemasok.
2) temuan ketidaktaatan (incompliance) setelah pemberian akreditasi,
penerbitan sertifikat, penerbitan Deklarasi Kesesuaian Pemasok,
penggunaan Tanda V-Legal, atau penerbitan Dokumen V-Legal.
2. Penyampaian laporan keluhan:
a. Laporan disampaikan kepada KAN dan ditembuskan
Kementerian Kehutanan untuk keluhan terkait akreditasi.

kepada

b. Laporan disampaikan kepada LP-PHPL atau LVLK, dan ditembuskan
kepada KAN dan Kementerian Kehutanan untuk keluhan atas
keputusan sertifikasi, penggunaan Tanda V-Legal dan/atau penerbitan
Dokumen V-Legal.
c. Laporan disampaikan kepada Kementerian Kehutanan untuk keluhan
atas penerbitan Deklarasi Kesesuaian Pemasok.
d. Laporan dari Pemantau Independen harus dilengkapi dengan identitas
pelapor sekurang-kurangnya:
1) nama;
2) alamat;
3) nomor telepon yang bisa dihubungi dan/atau alamat email;
4) bahan bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan,
meliputi:
a) Data/informasi awal yang diperoleh dari berita media dan/atau
kesaksian langsung narasumber (pemberi informasi, responden
atau informan) yang dilengkapi dengan bahan penguat/
pendukung, namun belum diuji silang atau divalidasi.
b) Data/informasi tak terbantah yang merupakan kesaksian
langsung PI yang dilengkapi dengan bahan penguat/
pendukung, dan/atau data/informasi awal yang telah diuji
silang atau divalidasi.
c) pernyataan bahwa informasi yang disampaikan adalah benar
dan dibubuhi dengan meterei yang cukup.
G. PENDANAAN DAN KEAMANAN
1. Pendanaan
a. Kegiatan peningkatan kapasitas dan pemantauan oleh PI didanai
melalui pengembangan biaya mandiri.
b. Kegiatan peningkatan kapasitas PI dapat berasal dari anggaran
Kemenhut dan sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat.
c. Pembiayaan pemantauan oleh PI

L4 - 5

dapat berasal dari anggaran

Kemenhut dan sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat.
2. Keamanan
a. Untuk alasan keamanan dan keselamatan sumber informasi, PI dapat
merahasiakan identitas responden dan/atau informan.
b. Pemantau Independen berhak mendapatkan jaminan keamanan dari
instansi terkait.

DIREKTUR JENDERAL,
ttd.
BAMBANG HENDROYONO
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM DAN KERJASAMA TEKNIK,
ttd.
IMAM SETIOHARGO

L4 - 6