ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETANI TEMBAKAU MITRA PT. DJARUM DI KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETANI MITRA TEMBAKAU
PT.DJARUM DI KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

JURNAL PENELITIAN

Oleh :
DEAZ ARGA PRADIPTA
NIM : 23040113190018

PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017

iv

ANALISIS PENDAPATAN USAHA
PETANI TEMBAKAU MITRA PT. DJARUM
DI KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG
Oleh :

D.A. Pradipta, 2)S.I. Santoso dan 2)B.M. Setiawan
1
Mahasiswa Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro
Email : deaz.arga@yahoo.com
1)

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2016 hingga 31 Desember
2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan petani mitra
tembakau pada usahatani tembakau dan mengetahui tingkat profitabilitas usahatani
tembakau di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode sensus dengan jumlah sampel yaitu 100 orang. Analisis yang digunakan adalah
analisis pendapatan, analisis rasio profitabilitas dan uji One Sample t-Test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani tembakau per responden yaitu
Rp 114.045.867,00 per musim tanam dengan rata-rata profitabilitas adalah 1.062%. Hasil
ini menunjukkan bahwa usahatani tembakau menguntungkan karena nilai profitabilitas
lebih besar dari suku bunga bank deposito dan suku bunga bank kredit (2,5% dan 5%).
Kata kunci : pendapatan, petani mitra, profitabilitas, tembakau, usahatani.


ABSTRACT
This research was done on 15th December 2016 until 31st December 2016. The
purpose of this research was to know the income of cooperated tobacco farmers and to
know the profitability of the tobacco farm in Tajuk Village, Getasan District. The method
that used in this research was census method and the respondents that was taken by this
method was 100 people. Data were analyze by income analysis, profitability ratio
analysis and One Sample t-Test. The result showed that the average of the income from
tobacco each farmer was IDR 114,045,867.00 each season with 1,062% profitability. The
results showed that tobacco farm is profitable because the value of the profitability is
greater than deposits interest rate and credit interest rate (2.5% and 5%).
Keywords : cooperated farmer, farming, income, profitability, tobacco.

v

PENDAHULUAN
Perkebunan adalah subsektor
dari sektor perkebunan yang berperan
penting dalam perekonomian sosial.
Subsektor


perkebunan

mempunyai

kontribusi yang terlihat dari pencapaian
PDB yang mencapai Rp 57,80 triliyun
pada tahun 2008 dan penerimaan dari
ekspor perkebunan pada tahun 2008

satu

tembakau

rakyat

(rajangan).

Sebanyak 43,6% (101.095 ha) ditanam
di Jawa Timur, 26,7% (61.295 ha) di

Jawa Tengah dan sisanya ada di Nusa
Tenggara

Barat

(NTB),

Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY), serta Bali.
Tembakau

rajangan

atau

tembakau

rakyat dengan persentase 30% umumnya
digunakan sebagai bahan baku rokok


mencapai US$ 13,97 milyar.

Salah

adalah

komoditas

perkebunan yang berpeluang untuk
berkembang

adalah

tembakau.

Tembakau

(Nicotiana


sp.)

kretek.
Kabupaten

Semarang

salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah

yang

memiliki

mengembangkan

lahannya

merupakan komoditas perkebunan


memproduksi

yang menjadi bahan baku utama

Lokasi

Penelitian

yang

dalam

adalah

Kecamatan

Getasan,

industri


rokok.

Indonesia

adalah

tanaman

dan
untuk

tembakau.
digunakan
karena

merupakan salah satu dari sepuluh

menurut Badan Pusat Statistika (2014),

negara produsen daun tembakau


Kecamatan Getasan memiliki luas lahan

dengan kontribusi yaitu 15.000 ton

penanaman tembakau yaitu 840 Ha.

atau 2,3% suplai dunia (Putri et al.,

Lahan tersebut merupakan yang terluas

2015). Tembakau juga merupakan salah
satu penghasil devisa negara yang besar
bagi negara. Hal tersebut terlihat pada
tahun 2004, dimana ekspor tembakau
memberikan kontribusi sebesar US $
180 ribu dan cukai pada tahun 2008
yaitu sebesar Rp 36,5 triliun (Hartoyo et
al., 2010).
Menurut jenisnya, sebanyak 75%


dibandingkan dengan kecamatan lain
yang ada di Kabupaten Semarang.
Berdasarkan Tabel 1, diketahui
bahwa pada tahun 2014, Kecamatan
Getasan memiliki lahan penanaman
tembakau paling luas

di Kabupaten

Semarang yaitu 840 ha dengan produksi
tembakau paling banyak di Kabupaten
Semarang yaitu 674,52 ton ton.

tembakau yang ditanam di Indonesia

6

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan
Produktivitas Tembakau di

Kabupaten Semarang
Kecamatan
Getasan
Tengaran
Banyubiru
Sumowono
Bandungan
Bergas
Kaliwungu

Luas
panen
(ha)
840,00
26,00
26,00
24,00
21,00
18,00
3,00

Produkt
ivitas
(ton/ha)
0,80
0,80
0,79
0,80
0,79
0,67
0,75

Produksi
(ton)
674,52
20,83
20,67
19,24
16,71
12,21
2,25

Sumber : Badan Pusat Statistik
Kabupaten Semarang, 2014.
Petani

produksi

untuk

menjalankan

usahatani. Biaya tetap meliputi sewa
tanah dan pembelian alat-alat pertanian,
sedangkan biaya variabel meliputi biaya
bibit atau benih, biaya pupuk, biaya
pestisida dan termasuk ongkos tenaga
kerja

yang

dibayar

berdasarkan

penghitungan volume produksi (Erhans,
2000).
Penerimaan

adalah

seluruh

pendapatan yang diperoleh selama satu

yang

periode yaitu dengan cara mengalikan

responden

produksi yang diperoleh dengan harga

merupakan petani yang bermitra dengan

jual. Pendapatan adalah uang yang

PT.

diterima

digunakan

sebagai

Djarum

kemitraan

tembakau

biaya

dimana

tersebut

bentuk

adalah

dari

berupa

oleh

setiap

orang

dan

merupakan balas jasa untuk faktor-

pemberian kredit bibit, pupuk, pestisida

faktor

dan keranjang. Pola kemitraan ini

dipengaruhi

dianggap menguntungkan karena petani

dimiliki oleh petani. Besar atau kecilnya

tidak harus membeli sarana produksi

luas lahan sangat berpengaruh terhadap

sendiri melainkan diberi kredit sarana

produksi

produksi tanpa bunga oleh pihak PT.

usahatani

Djarum. Petani harus menjual ke pihak

Profitabilitas

perusahaan kemitraan dengan harga

usahatani memperoleh laba melalui

yang ditentukan perusahaan.

kemampuan dan sumber daya yang ada

Kemitraan

oleh

pertanian

Pendapatan

dapat

luas

yang

lahan

dan

(Mawardati,
adalah

pendapatan
2015).
kemampuan

tembakau

seperti kegiatan penjualan, kas, modal

dengan pihak PT. Djarum sudah berjalan

dan jumlah tenaga kerja. Semakin tinggi

cukup lama dan perlu diketahui seberapa

rasio profitabilitas maka semakin baik

menguntungkan

bagi

karena memberikan tingkat kembalian

petani sehingga analisis profitabilitas

yang lebih besar (Darsono dan Ashari,

perlu dilakukan untuk melihat seberapa

2005).

besar

petani

produksi.

usahatani

keuntungan

yang

ini

diperoleh

usahatani tembakau tersebut. Dalam
menjalankan usahatani diperlukan pula

7

METODE PENELITIAN
Tujuan

Penelitian ini dilakukan dengan
metode sensus. Lokasi yang digunakan
sebagai penelitian adalah Desa Tajuk,
Kecamatan Getasan yang terletak di
Kabupaten

Semarang.

Penelitian

dilakukan pada tanggal 15 Desember
2016

hingga

31

Desember

2016.

Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode sensus dimana
metode sensus adalah pengambilan data
dari populasi dengan cara mengambil
seluruh anggota populasi untuk diambil
datanya (Subana dan Sudrajad, 2001).
Responden pada penelitian adalah petani
mitra

PT.

Djarum

yang

menjual

tembakau dalam bentuk rajangan kering.
Jumlah sampel ini adalah 100 orang.
Analisis yang digunakan adalah analisis
pendapatan usahatani dengan rumus
sebagai berikut (Soekartawi, 2002) :
Total Revenue (TR)
= P.Q……... (1)
Total Cost (TC) = TFC + TVC……...(2)
Pendapatan (π) = TR - TC………….(3)

1

diuji

dengan

menggunakan uji One Sample t-Test. Uji
One Sample T-Test ini digunakan untuk
menguji apakah rata-rata satu sampel
berbeda nyata atau tidak dengan suatu
nilai tertentu yang digunakan sebagai
pembanding

(Prastito,

2004).

Pendapatan petani tembakau mitra akan
dibandingkan dengan Upah Minimum
Kabupaten (UMK). Menurut Keputusan
Gubernur Jawa Tengah No. 560/66
Tahun 2016, Upah Minimum Kabupaten
(UMK)

untuk

wilayah

Kabupaten

Semarang yaitu Rp 1.745.000,00 per
bulan.
Hipotesis Statistik :
a. H0 : µ 0 = Rp 1.745.000,00, artinya
tidak terdapat perbedaan yang nyata
antara

pendapatan

petani

mitra

dengan UMK Kabupaten Semarang
b. H1 : µ 1 ≠ Rp 1.745.000,00, artinya
terdapat perbedaan yang nyata antara
pendapatan

petani

mitra

dengan

UMK Kabupaten Semarang
Keterangan :
π
= Pendapatan
(Rp/Responden/MT)
TR
= Total Penerimaan
(Rp/Responden/MT)
TC
= Total Biaya Produksi
(Rp/Responden/MT)
P
= Harga produk tembakau
(Rp/Kg)
Q
= Jumlah produk (Kg)
TFC = Total Biaya Tetap (Rp)
TVC = Total Biaya Variabel (Rp)
MT
= Musim Tanam

Dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut :
a. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka
H1

diterima,

artinya

pendapatan

petani tembakau mitra per bulan
lebih besar dan lebih tinggi dari
UMK Kabupaten Semarang
b. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka
H1 ditolak, artinya pendapatan petani

8

tembakau mitra per bulan kurang dari

Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H1

atau sama dengan UMK Kabupaten

ditolak, artinya profitabilitas = tingkat

Semarang.

suku bunga deposito dan suku bunga

Analisis

profitabilitas

kredit sehingga usahatani tembakau

dihitung dengan rumus sebagai berikut

tidak menguntungkan dan tidak layak

(Soekartawi, 2002) :

untuk diberi pinjaman

Pendapatan
ota

ia a P od

rasio

x 100%…………(4)
i

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Pendapatan Usahatani

Tujuan

2

diuji

dengan

menggunakan uji One Sample t-Test.

Analisis Pendapatan usahatani

Profitabilitas usahatani tembakau mitra

tembakau bersumber yang bersumber

akan dibandingkan dengan suku bunga

dari 100 responden pada Musim Tanam

deposito dan suku bunga kredit Bank

tahun 2016 dengan jumlah luas lahan

Rakyat Indonesia (BRI)

tanam yaitu 274.800 m2 dan rata-rata

Hipotesis :

luas

a. H0 : µ 0 = tingkat suku bunga deposito

responden.

dan suku bunga kredit, artinya tidak
terdapat perbedaan yang nyata antara
profitabilitas dengan tingkat suku

tanam

yaitu

2.748

m2

per

Biaya Produksi usahatani mitra
tembakau dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
rata-rata total biaya tetap per responden

bunga bank yang berlaku
b. H1 : µ 1 ≠ tingkat suku bunga deposito
dan suku bunga kredit, artinya
terdapat perbedaan yang nyata antara

yaitu Rp 2.891.853,00 selama satu
musim tanam yang diperoleh dari biaya
penyusutan, biaya Pajak Bumi dan

profitabilitas dengan tingkat suku

Bangunan (PBB) dan biaya sewa lahan.

bunga bank yang berlaku

Rata-rata

total

biaya

variabel

per

Dasar pengambilan keputusan sebagai

responden yaitu Rp 6.537.830,00 selama

berikut :

satu musim tanam yang diperoleh dari

a. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka

biaya pupuk kandang, pupuk ZA, pupuk

H1 diterima, artinya profitabilitas ≠

NPK Fertila, pupuk KNO3, pestisida

tingkat suku bunga deposito dan suku

ridomil, pestisida kanfidor, pestisida

bunga

usahatani

marcis, pestisida ortien, biaya benih dan

tembakau menguntungkan dan layak

upah tenaga kerja. Dari total biaya biaya

untuk diberi pinjaman

tetap dan biaya variabel maka diperoleh

kredit sehingga

9

rata-rata

total

biaya

produksi

per

responden yaitu Rp 9.429.683,00 per

pemetikan daun tengah dan panen ketiga
merupakan pemetikan daun atas.

musim tanam.
Tabel 2. Tabel Biaya Produksi RataRata Usahatani per Responden per
Musim Tanam
Keterangan
Biaya Tetap :
Penyusutan
Biaya PBB
Sewa Lahan
Jumlah
Biaya Variabel :
Pupuk :
- Kandang
- ZA
- NPK Fertilla
- KNO3
Pestisida :
- Ridomil
- Kanfidor
- Marcis
- Ortien
Benih
Tenaga Kerja
Jumlah
Total

Jumlah
(Rp)

Persentase
(%)

133.710
101.602
2.656.541
2.891.853

1,42
1,08
28,17
30,67

1.243.375
101.288
888.650
717.950

13,19
1,07
9,42
7,61

210.572
98.115
23.646
43.534
50.000
3.160.700
6.537.830
9.429.683

2,23
1,04
0,25
0,46
0,53
33,52
69,33
100,00

Tabel 3. Penerimaan Usahatani Mitra
Tembakau Per Responden Per Musim
Tanam
Harga
Jual
(Rp/kg)
31.500
49.730
62.745

Panen Produksi
(Kg)
632,5
796,4
1.011

Panen I
Panen II
Panen III
Total

Jumlah
(Rp)
20.301.250
39.601.700
63.572.600
123.475.550

Sumber : Data Primer Diolah, 2017.
Rata-rata

penerimaan

usahatani

tembakau dari panen pertama hingga
panen ketiga dapat terlihat pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa
total penerimaan dari panen pertama
hingga ketiga per responden adalah Rp
123.475.550,00 per musim tanam.
Pendapatan
Pendapatan adalah uang yang
diterima

oleh

segenap

orang

dan

Sumber : Data Primer Diolah, 2017.

merupakan balas jasa untuk faktor-

Penerimaan

faktor produksi. Total pendapatan sama

Penerimaan adalah seluruh pendapatan
yang diperoleh selama satu periode
diperhitungkan dari hasil penjualan atau
penaksiran kembali (Suratiyah, 2006).
Penerimaan pada usahatani tembakau
diperoleh selama tiga kali yaitu pada

dengan

total

penerimaan

dengan total biaya produksi (Case dan
Fair, 2007).
Tabel 4. Pendapatan Usahatani Mitra
Tembakau Per Responden Per Musim
Tanam
Keterangan

panen pertama hingga panen ketiga.
Panen pertama merupakan pemetikan
daun bawah, panen kedua merupakan

dikurangi

Penerimaan
Total Biaya Produksi
Pendapatan (π)

Jumlah
(Rp)
123.475.550
9.429.683
114.045.867

Sumber : Data Primer Diolah, 2017.

10

Rata-rata

pendapatan

petani

tingkat suku bunga deposito, sehingga

tembakau per responden adalah Rp

dapat

114.045.867,00 selama 1 musim tanam

tembakau tersebut menguntungkan dan

dan pendapatan petani per bulannya

semakin tinggi rasio profitabilitas maka

adalah Rp 19.007.644,50. Pendapatan

akan semakin baik

dikatakan

bahwa

usahatani

dibandingkan dengan Upah Minimum
Kabupaten

(UMK)

di

Kabupaten

Semarang yaitu Rp 1.745.000,00 per

Tabel 5. Hasil Uji One Sample t-Test
dengan Perbandingan Suku Bunga
Deposito
One-Sample Test
Test Value = 2.5

bulan. Berdasarkan hasil uji One Sample
t-Test, diketahui nilai sig (0.000) maka

95%

ni ai ig ≤ 0,05 ehingga dapat di ata an

Confidence

bahwa pendapatan petani tembakau

Interval of the

yang bermitra dengan PT. Djarum lebih
besar dan lebih tinggi dari UMK yang
ada di Kabupaten Semarang dan dari
hasil pengujian ini menunjukkan bahwa

Sig. (2t

Mean

Difference

df tailed) Difference Lower Upper

19.1 99

.000

1059.030 949.06 1169.0

Sumber : Data Primer Diolah, 2017.

petani tergolong sejahtera.

Tabel 6 menunjukkan hasil uji
One Sample t-Test dengan perbandingan

Profitabilitas

suku bunga kredit BRI yaitu 10%

Berdasarkan

hasil

penelitian

diperoleh rata-rata nilai profitabilitas
yaitu 1.062% yang kemudian akan
dibandingkan

dengan

suku

bunga

deposito dan suku bunga kredit Bank
Rakyat Indonesia (BRI).
Tabel 5 menunjukkan hasil uji
One Sample t-Test dengan perbandingan
suku bunga deposito BRI yaitu 2,5% per
6 bulan dan diperoleh nilai sig yaitu
(0.000) ehingga ni ai ig ≤ 0,05 ma a
H1 diterima H0 ditolak. Rata - rata nilai

selama 1 tahun sehingga diperoleh suku
bunga

yaitu

5,0%

per

6

bulan.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
nilai sig yaitu (0.000) sehingga nilai sig
≤ 0,05 ma a H1 diterima dan H0 ditolak.
Hasil

analisis

menyatakan

bahwa

terdapat perbedaan yang nyata antara
profitabilitas dengan suku bunga kredit
yang berlaku, sehingga dapat dikatakan
bahwa usahatani tembakau di Desa
Tajuk tersebut layak untuk diberikan
pinjaman.

profitabilitas petani responden sudah
cukup baik karena sudah lebih dari

11

Tabel 6. Hasil Uji One Sample t-Test
dengan Perbandingan Suku Bunga
Kredit

t

.000

Confidence

penyuluh pertanian pihak perusahaan

Difference

Sumber : Data Primer Diolah, 2017.

tembakau

kredit yaitu modal Rp 100.000,00, benih
gram,

pupuk,

pestisida

dan

keranjang.. Petani yang ingin bermitra
dengan PT. Djarum harus mengisi
formulir

registrasi

yang

diberikan

kepada pihak PT. Merabu dan kemudian
petani

petani mitra sesuai dengan standar pihak
perusahaan.

Berdasarkan

dengan PT. Djarum berupa pemberian
10

agar budidaya yang dijalankan oleh

SIMPULAN

Kemitraan
petani

tersebut

akan

diberi

SOP

(Standart Operating Procedure). SOP
merupakan perjanjian standar antara
pihak petani dan PT. Djarum. Petani
yang bermitra tersebut harus menjual
hasil tembakau dalam bentuk rajangan
kering ke PT. Merabu dimana PT.
Merabu merupakan produsen tembakau
dengan PT. Djarum.
Berdasarkan

SOP

di

Petani juga mendapat bimbingan dari

1056.530 946.56 1166.5

Kemitraan

tersebut

95%

df tailed) Difference Lower Upper

19.06 99

kredit

periode tanam tembakau selanjutnya.

Interval of the
Mean

hasil panennya maka petani harus
mengembalikan

One-Sample Test
Test Value = 5,0

Sig. (2-

petani tidak dapat membayar kredit dari

(Standart

Operating Procedure), petani harus

disimpulkan

penelitian dapat

bahwa

petani

mitra

tembakau yang berada di Desa Tajuk,
Kecamatan Getasan memperoleh ratarata pendapatan dari panen pertama
hingga ketiga per responden yaitu Rp
114.045.867,00

selama

satu

musim

tanam (Rp 19.007.644,50 per bulan) dan
rata-rata profitabilitas usahatani mitra
tembakau adalah 1.062%. Dari hasil
tersebut diketahui bahwa usahatani mitra
tembakau sangat menguntungkan dan
layak untuk diberi pinjaman.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2014. Data
Strategis Kabupaten Semarang.
Badan Pusat Statistik, Semarang.
Case, K.E. dan R.C. Fair. 2007. PrinsipPrinsip
Ekonomi.
Erlangga,
Jakarta. (Diterjemahkan oleh Y.A.
Zaimur).

membayar kredit dari pihak PT. Djarum
dengan hasil panennya dan apabila

12

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman
Praktis
Memahami
Laporan
Keungan. Andi, Yogyakarta.
Erhans. 2000. Akuntansi Berdasarkan
Prinsip Akuntansi Indonesia.
Ercontara Rajawali, Jakarta.
Hartoyo, S., N. Kusnadi dan S.U.
Kuntjoro.2010.
Analisis
produktivitas usahatani tembakau
di kabupaten Pamekasan. J.
Organisasi dan Manajemen. 6 (2):
119-131.
Mawardati. 2015. Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi pendapatan
usahatani
pinang
kecamatan
Sawang kabupaten Aceh Utara. J.
Agrisep. 16 (1): 61-65.
Prastito, A. 2004. Masalah Statistik dan
Rancangan Percobaan dengan
SPSS. Elex Media Komputindo,
Jakarta
Putri, E.A., A. Suwandari dan J.A.
Ridjal. 2015. Analisis pendapatan
dan efisiensi biaya usahatani
tembakau Maesan 2 di kabupaten
Bondowoso. J.SEP. 8 (1): 64-69.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani.
UI Press, Jakarta.
Subana, M. dan Sudrajat. 2001. Dasar Dasar Penelitian Ilmiah. Pustaka
Setia, Bandung.
Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani.
Penebar Swadaya, Jakarta.

13