keputusan menteri negara agraria kbpn nomor 4 tahun 1999 ttg formasi pejabat pembuat akta tanah di kabupaten kotamadya

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 4 TAHUN 1999
TENTANG
PENETAPAN FORMASI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DI
KABUPATEN/KOTAMADYA
MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Menimbang

: a. bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor
37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah
formasi PPAT untuk setiap daerah kerja PPAT ditetapkan oleh Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
b. bahwa penetapan formasi Pejabat Pembuat Akta Tanah tersebut perlu
dilakukan dengan Keputusan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional;

Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokokpokok Agraria (Lembaran Negara RI Tahun 1960 Nomor 104 dan

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3696);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (Lembaran Negara RI Tahun 1998 Nomor
2);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1988 tentang
Badan Pertanahan Nasional;
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 1998
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Menteri Negara;
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 122/M Tahun 1998
tentang Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan;
MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN :
PERTAMA

:


Membatalkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Propinsi seluruh Indonesia tentang penetapan
formasi PPAT di daerah yang bersangkutan dan selanjutnya
menetapkan kembali formasi PPAT di masing-masing daerah kerja
PPAT (Kabupaten/Kotamadya) di seluruh Indonesia sebagaimana
tercantum pada LAMPIRAN KEPUTUSAN ini, dengan ketentuan
sebagai berikut :
a.

Para calon PPAT yang sebelum berlakunya Keputusan ini :
1) telah menjabat sebagai Notaris dengan tempat kedudukan di
Kabupaten/Kotamadya yang formasi-nya menurut daftar
Lampiran Keputusan ini telah terpenuhi, dan

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM

-22) telah lulus ujian PPAT atau telah mengajukan permohonan

untuk diangkat sebagai PPAT dalam rangka penyesuaian
dengan tempat kedudukan Notaris,
dapat diangkat sebagai PPAT di daerah tersebut:
b.

dalam hal sebagaimana dimaksud pada huruf a formasi untuk
daerah kerja yang bersangkutan adalah sebesar formasi
sebagaimana tercantum dalam daftar Lampiran Keputusan ini
ditambah jumlah calon PPAT sebagaimana dimaksud huruf a.

KEDUA

:

Kabupaten/Kotamadya yang jumlah PPAT nya, termasuk PPAT
Sementara, sama atau lebih besar dari formasi PPAT yang ditetapkan,
dinyatakan sebagai daerah yang tertutup untuk pengangkatan PPAT.

KETIGA


:

Di Kabupaten/Kotamadya yang sudah merupakan daerah yang tertutup
untuk pengangkatan PPAT, apabila terjadi penggantian Camat maka
Camat baru tidak dapat ditunjuk sebagai PPAT Sementara.

KEEMPAT

:

Pengangkatan PPAT sebelum berlakunya peraturan ini yang
mengakibatkan jumlah PPAT di suatu daerah kerja PPAT lebih besar
dari formasi yang ditetapkan untuk daerah kerja tersebut adalah sah.

KELIMA

:

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di
Pada tanggal

:
:

Jakarta
26 Pebruari 1999

MENTERI NEGARA AGRARIA/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
ttd.
HASAN BASRI DURIN
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth:
1. Menteri Dalam Negeri.
2. Menteri Kehakiman.
3. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I di Seluruh Indonesia.
4. Para Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi.
5. Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II di Seluruh Indonesia.
6. Para Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya.

7. BPP. IPPAT.
8. DPP. ASPPAT.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM

-3-

Lampiran :
Nomor
:
Tanggal :
No.
1

Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
4 TAHUN 1999
26 Pebruari 1999
Kabupaten/Kotamadya

2

Formasi
3

Keterangan
4

Propinsi D.I. Aceh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.


Kod. Banda Aceh
Kod. Sabang
Kab. Aceh Besar
Kab. Aceh Barat
Kab. Aceh Selatan
Kab. Pidie
Kab. Aceh Utara
Kab. Aceh Timur
Kab. Aceh Tengah
Kab. Aceh Tenggara

15 (lima belas)
10 (sepuluh)
40 (empat puluh)
60 (enam puluh)
55 (lima puluh lima)
60 (enam puluh)
60 (enam puluh)
50 (lima puluh)
30 (tiga puluh)

30 (tiga puluh)

Propinsi Sumatera Utara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.


Kod. Medan
Kod. Pematang Siantar
Kod. Tapanuli Selatan
Kod. Sibolga
Kod Tebing Tinggi
Kod. Binjai
Kab. Langkat
Kab. Deli Serdang
Kab. Dairi
Kab. Karo
Kab. Asahan
Kab. Tanjungbalai
Kab. Simalungun
Kab. Nias
Kab. Labuhan Batu
Kab. Tapanuli Tengah
Kab. Tapanuli Utara

100 (seratus)

25 (dua puluh lima)
40 (empat puluh)
15 (lima belas
15 (lima belas
20 (dua puluh)
40 (empat puluh)
105 (seratus lima)
25 (dua puluh lima)
30 (tiga puluh)
40 (empat puluh)
20 (dua puluh)
40 (empat puluh)
30 (tiga puluh)
35 (tiga puluh lima)
15 (lima belas)
55 (lima puluh lima)

Propinsi Sumatera Barat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Kod. Padang
Kod. Bukit Tinggi
Kod. Padang Panjang
Kab. Agam
Kab. Limapuluh Kota
Kod. Payakumbuh
Kab. Pasaman
Kab. Solok
Kod. Solok
Kab. Tanahdatar
Kab. Sawahlunto Sijunjung
Kod. Sawahlunto
Kab. Padang Pariaman
Kab. Pesisir Selatan

60 (enam puluh)
20 (dua puluh)
10 (sepuluh)
25 (dua puluh lima)
20 (dua puluh)
10 (sepuluh)
20 (dua puluh)
30 (tiga puluh)
10 (sepuluh)
25 (dua puluh lima)
20 (dua puluh)
10 (sepuluh)
40 (empat puluh)
20 (dua puluh)

Propinsi Sumatera Selatan
1.
2.

Kod. Palembang
Kab. Musibanyuasin

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

55 (lima puluh lima)
20 (dua puluh)

SJDI HUKUM

-41
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

2
Kab. Ogan Komering Ilir
Kab. Ogan Komering Ulu
Kab. Muara Enim
Kab. Lahat
Kab. Musi Rawas
Kodya Pangkal Pinang
Kab. Bangka
Kab. Belitung

3

4

30 (tiga puluh)
40 (empat puluh)
25 (dua puluh lima)
30 (tiga puluh)
25 (dua puluh lima)
15 (lima belas)
30 (tiga puluh)
20 (dua puluh)

Propinsi Riau
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kod. Pekanbaru
Kab. Kampar
Kab. Bengkalis
Kab. Indragiri Hulu
Kab. Indragiri Hilir
Kab. Kepulauan Riau
Kod. Batam

40 (empat puluh)
35 (tiga puluh lima)
40 (empat puluh)
20 (dua puluh)
25 (dua puluh lima)
50 (lima puluh)
15 (lima belas)

Propinsi Jambi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kod. Jambi
Kab. Batanghari
Kab. Bungotebo
Kab. Sarolangun Bangko
Kab. Kerinci
Kab. Tanjung Jabung

45 (empat puluh lima)
25 (dua puluh lima)
25 (dua puluh lima)
25 (dua puluh lima)
15 (lima belas)
20 (dua puluh)

Propinsi Bengkulu
1.
2.
3.
4.

Kod. Bengkulu
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Rejang Lebong

20 (dua puluh)
25 (dua puluh lima)
20 (dua puluh)
15 (lima belas)

Propinsi Lampung
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kod. Bandar Lampung
Kab. Lampung Selatan
Kab. Lampung Tengah
Kab. Lampung Utara
Kab. Lampung Barat
Kab. Tanggamus
Kab. Tulang Bawang

45 (empat puluh lima)
35 (tiga puluh lima)
55 (lima puluh lima)
35 (tiga puluh lima)
20 (dua puluh)
20 (dua puluh)
25 (dua puluh lima)

Propinsi DKI Jakarta
1.
2.
3.
4.
5.

Jakarta Pusat
Jakarta Selatan
Jakarta Barat
Jakarta Timur
Jakarta Utara

100 (seratus)
115 (seratus lima belas)
115 (seratus lima belas)
75 (tujuh puluh lima)
90 (sembilan puluh)

Propinsi Jawa Barat
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kab. Serang
Kab. Lebak
Kab. Pandeglang
Kab. Tangerang
Kab. Bekasi
Kab. Karawang

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

125 (seratus dua puluh lima)
60 (enam puluh)
60 (enam puluh)
175 (seratus tujuh puluh lima)
150 (seratus lima puluh)
80 (delapan puluh)

SJDI HUKUM

-51
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.

2
Kab.Purwakarta
Kab. Subang
Kab. Bogor
Kod. Bogor
Kab. Sukabumi
Kod. Sukabumi
Kab. Cianjur
Kab. Bandung
Kod. Bandung
Kab. Sumedang
Kab. Garut
Kab. Tasikmalaya
Kab. Ciamis
Kab. Cirebon
Kod. Cirebon
Kab. Kuningan
Kab. Majalengka
Kab. Indramayu
Kod. Tangerang
Kod. Bekasi

3

4

50 (lima puluh)
70 (tujuh puluh)
175 (seratus tujuh puluh lima)
65 (enam puluh lima)
110 (seratus sepuluh)
25 (dua puluh lima)
100 (seratus)
175 (seratus tujuh puluh lima)
150 (seratus lima puluh)
70 (tujuh puluh)
90 (sembilan puluh)
100 (seratus)
90 (sembilan puluh)
80 (delapan puluh)
40 (empat puluh)
60 (enam puluh)
60 (enam puluh)
75 (tujuh puluh lima)
75 (tujuh puluh lima)
75 (tujuh puluh lima)

Propinsi Jawa Tengah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.

Kod. Semarang
Kod. Surakarta
Kod. Salatiga
Kod. Magelang
Kod. Pekalongan
Kod. Tegal
Kab. Semarang
Kab. Kendal
Kab. Demak
Kab. Grobogan
Kab. Pati
Kab. Kudus
Kab. Blora
Kab. Rembang
Kab. Jepara
Kab. Sukoharjo
Kab. Boyolali
Kab. Karanganyar
Kab. Klaten
Kab. Sragen
Kab. Wonogiri
Kab. Magelang
Kab. Kebumen
Kab. Temanggung
Kab. Wonosobo
Kab. Purworejo
Kab. Banyumas
Kab. Banjarnegara
Kab. Purbalingga
Kab. Cilacap
Kab. Pekalongan
Kab. Batang
Kab. Brebes
Kab. Pemalang
Kab. Tegal

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

105 (seratus lima)
50 (lima puluh)
25 (dua puluh lima)
15 (lima belas)
30 (tiga puluh)
30 (tiga puluh)
75 (tujuh puluh lima)
70 (tujuh puluh)
45 (empat puluh lima)
60 (enam puluh)
60 (enam puluh)
55 (limapuluh lima)
60 (enam puluh)
40 (empat puluh)
45 (empat puluh lima)
60 (enam puluh)
60 (enam puluh)
65 (enam puluh lima)
75 (tujuh puluh lima)
50 (lima puluh)
50 (lima puluh)
60 (enam puluh)
50 (lima puluh)
40 (empat puluh)
40 (empat puluh)
45 (empat puluh lima)
75 (tujuh puluh lima)
45 (empat puluh lima)
45 (empat puluh lima)
60 (enam puluh)
50 (lima puluh)
40 (empat puluh)
45 (empat puluh lima)
40 (empat puluh)
50 (lima puluh)

SJDI HUKUM

-61

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.

2
Propinsi Jawa Timur
Kod. Surabaya
Kod. Mojokerto
Kod. Madiun
Kod. Kediri
Kod. Blitar
Kod. Malang
Kod. Pasuruan
Kod. Probolinggo
Kab. Gresik
Kab. Sidoarjo
Kab. Mojokerto
Kab. Jombang
Kab. Bangkalan
Kab. Sampang
Kab. Sumenep
Kab. Pamekasan
Kab. Bojonegoro
Kab. Tuban
Kab. Lamongan
Kab. Madiun
Kab. Ngawi
Kab. Magetan
Kab. Ponorogo
Kab. Pacitan
Kab. Kediri
Kab. Nganjuk
Kab. Tulungagung
Kab. Trenggalek
Kab. Blitar
Kab. Malang
Kab. Probolinggo
Kab. Pasuruan
Kab. Lumajang
Kab. Situbondo
Kab. Jember
Kab. Bondowoso
Kab. Banyuwangi

3

4

170 (seratus tujuh puluh)
10 (sepuluh)
20 (dua puluh)
25 (dua puluh lima)
15 (lima belas)
45 (empat puluh lima)
15 (lima belas)
20 (dua puluh)
65 (enam puluh lima)
85 (delapan puluh lima)
60 (enam puluh)
65 (enam puluh lima)
50 (lima puluh)
30 (tiga puluh)
60 (enam puluh)
30 (tiga puluh)
50 (lima puluh)
50 (lima puluh)
60 (enam puluh)
50 (lima puluh)
45 (empat puluh lima)
40 (empat puluh)
50 (lima puluh)
30 (tiga puluh)
60 (enam puluh)
50 (lima puluh)
60 (enam puluh)
40 (empat puluh)
50 (lima puluh)
115 (seratus lima belas)
60 (enam puluh)
80 (delapan puluh)
45 (empat puluh lima)
55 (Lima puluh lima)
65 (enam puluh lima)
55 (Lima puluh lima)
50 (lima puluh)

Propinsi D.I.Yogyakarta
1.
2.
3.
4.
5.

Kod. Yogyakarta
Kab. Sleman
Kab. Bantul
Kab. Kulonprogo
Kab. Gunung Kidul

70 (tujuh puluh)
90 (sembilan puluh)
65 (enam puluh lima)
40 (empat puluh)
35 (tiga puluh lima)

Propinsi Kalimantan Barat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kod. Pontianak
Kab. Pontianak
Kab. Sambas
Kab. Sanggau
Kab. Sintang
Kab. Kapuas Hulu
Kab. Ketapang

30 (tiga puluh)
60 (enam puluh)
35 (tiga puluh lima)
45 (empat puluh lima)
40 (empat puluh)
35 (tiga puluh lima)
35 (tiga puluh lima)

Propinsi Kalimantan Tengah
1.

Kab. Kotawaringin Barat

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

25 (dua puluh lima)

SJDI HUKUM

-71
2.
3.
4.
5.
6.

2
Kab. Kotawaringin Timur
Kab. Barito Utara
Kab. Barito Selatan
Kab. Palangkaraya
Kab. Kapuas

3
35 (tiga puluh lima)
25 (dua puluh lima)
25 (dua puluh lima)
15 (lima belas)
50 (lima puluh)

4

Propinsi Kalimantan Timur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kod. Samarinda
Kod. Balikpapan
Kab. Kutai
Kab. Tanah Pasir
Kab. Berau
Kab. Bulungan
Kab. Tarakan

20 (dua puluh)
20 (dua puluh)
50 (lima puluh)
25 (dua puluh lima)
20 (dua puluh)
40 (empat puluh)
25 (dua puluh lima)

Propinsi Kalimantan Selatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Kod. Banjarmasin
Kab. Banjar
Kab. Tapin
Kab. Hulu Sungai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah
Kab. Hulu Sungai Utara
Kab. Tabalong
Kab. Tanah Laut
Kab. Barito Kuala
Kab. Kotabaru

35 (tiga puluh lima)
35 (tiga puluh lima)
25 (dua puluh lima)
25 (dua puluh lima)
20 (dua puluh)
25 (dua puluh lima)
25 (dua puluh lima)
20 (dua puluh)
30 (tiga puluh)
45 (empat puluh lima)

Propinsi Sulawesi Utara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kod. Manado
Kod. Bitung
Kod. Gorontalo
Kab. Minahasa
Kab. Bolaang Mongondow
Kab. Gorontalo
Kab. Sangihe Talaud

40 (empat puluh)
15 (lima belas)
10 (sepuluh)
50 (lima puluh)
35 (tiga puluh lima)
35 (tiga puluh lima)
35 (tiga puluh lima)

Propinsi Sulawesi Tengah
1.
2.
3.
4.
5.

Kod. Palu
Kab. Donggala
Kab. Poso
Kab. Banggai
Kab. Bual Toli-Toli

20 (dua puluh)
35 (tiga puluh lima)
45 (empat puluh lima)
30 (tiga puluh)
25 (dua puluh lima)

Propinsi Sulawesi Selatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Kod. Ujung Pandang
Kab. Gowa
Kab. Takalar
Kab. Jeneponto
Kab. Maros
Kab. Pangkajene Kepulauan
Kab. Barru
Kab. Luwu
Kab. Tanah Toraja
Kab. Majene
Kab. Soppeng

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

60 (enam puluh)
30 (tiga puluh)
20 (dua puluh)
15 (lima belas)
25 (dua puluh lima)
25 (dua puluh lima)
15 (lima belas)
40 (empat puluh)
25 (dua puluh lima)
15 (lima belas)
15 (lima belas)

SJDI HUKUM

-8-

1
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

2
Kab. Sinjai
Kab. Poliwali Mamasa
Kab. Mamuju
Kab. Selayar
Kab. Bone
Kab. Wajo Sengkang
Kab. Pare-Pare
Kab. Pinrang
Kab. Sidenreng Rappang
Kab. Enrekang
Kab. Bantaeng
Kab. Bulukumba

3
20 (dua puluh)
20 (dua puluh)
15 (lima belas)
15 (lima belas)
40 (empat puluh)
25 (dua puluh lima)
10 (sepuluh)
20 (dua puluh)
20 (dua puluh)
15 (lima belas)
10 (sepuluh)
20 (dua puluh)

4

Propinsi Sulawesi Tenggara
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kab. Kendari
Kab. Kolaka
Kab. Buton
Kab. Muna
Kod. Kendari
Kod. Bau-Bau

40 (empat puluh)
35 (tiga puluh lima)
40 (empat puluh)
30 (tiga puluh)
10 (sepuluh)
10 (sepuluh)

Propinsi Bali
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kab. Badung
Kab. Bangli
Kab. Buleleng
Kod. Denpasar
Kab. Gianyar
Kab. Jembrana
Kab. Karangasem
Kab. Klungkung
Kab. Tabanan

60 (enam puluh)
20 (dua puluh)
30 (tiga puluh)
60 (enam puluh)
25 (dua puluh lima)
20 (dua puluh)
25 (dua puluh lima)
20 (dua puluh)
35 (tiga puluh lima)

Propinsi Nusa Tenggara Barat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Timur
Kab. Sumbawa Besar
Kab. Bima
Kab. Dompu
Kod. Mataram

25 (dua puluh lima)
25 (dua puluh lima)
25 (dua puluh lima)
30 (tiga puluh)
25 (dua puluh lima)
15 (lima belas)
20 (dua puluh)

Propinsi Nusa Tenggara Timur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Kab. Kupang
Kab. Timor Tengah Selatan
Kab. Timor Tengah Utara
Kab. Belu
Kab. Alor
Kab. Flores Timur
Kab. Sikka
Kab. Ende
Kab. Ngada
Kab. Manggarai
Kab. Sumba Timur
Kab. Sumba Barat
Kod. Kupang

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

50 (lima puluh)
30 (tiga puluh)
20 (dua puluh)
25 (dua puluh lima)
20 (dua puluh)
30 (tiga puluh)
20 (dua puluh)
20 (dua puluh)
20 (dua puluh)
25 (dua puluh lima)
20 (dua puluh)
20 (dua puluh)
20 (dua puluh)

SJDI HUKUM

-9-

1
1.
2.
3.
4.
5.
6.

2
Propinsi Maluku
Kab. Maluku Tengah
Kab. Maluku Tenggara
Kab. Maluku Utara
Kab. Halmahera Tengah
Kod. Ambon
Kod. Maluku Utara

3

4

40 (empat puluh)
20 (dua puluh)
45 (empat puluh lima)
20 (dua puluh)
20 (dua puluh)
15 (lima belas)

Propinsi Irian Jaya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Kab. Jayapura
Kab. Manukwari
Kab. Sorong
Kab. Biak Numfor
Kab. Fak-Fak
Kab. Yapen Waropen
Kab. Merauke
Kab. Jayawijaya
Kod. Jayapura
Kab. Mimika
Kab. Paniai
Kab. Nabire

40 (empat puluh)
25 (dua puluh lima)
35 (tiga puluh lima)
20 (dua puluh)
20 (dua puluh)
15 (lima belas)
40 (empat puluh)
25 (dua puluh lima)
15 (lima belas)
25 (dua puluh lima)
35 (tiga puluh lima)
25 (dua puluh lima)

MENTERI NEGARA AGRARIA/
KEPALA BADAN PERTANAHAN
NASIONAL
ttd.
HASAN BASRI DURIN

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM