M01780

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN
LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

Andaru Dwika Yanuar
MI Mitha Dwi Restuti
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
mitha.restuti@staff.uksw.edu

Abstrak
Corporate governance adalah proses yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin
akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder. Penelitian ini bertujuan untuk
menyelidiki pengaruh corporate governance (berdasarkan indeks corporate
governance) terhadap manajemen laba di Industri Perbankan Indonesia. Sebanyak 37
bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki indeks corporate

governance (2005-2012) dipilih sebagai sampel dalam peneltian ini. Regresi
sederhana digunakan untuk menganalisa data. Hasil analisa data menunjukkan
bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kata Kunci: Corporate governance, Industri Perbankan

ABSTRACT
Corporate governance is a process undertaken to improve corporate performance
through supervision or monitoring management performance and ensure the
accountability of management to stakeholders. This study aims to investigate the
effect of corporate governance (corporate governance index based) on earnings
management in Indonesia’s banking industry. The total of 37 banks listed on Bursa
Efek Indonesia that has a corporate governance index (2005-2012) was chosen as
the sample in this research. Simple regression was used to analyze the data. The
results of the data analysis showed that corporate governance has no effect on
earnings management.

Keywords: Corporate governance, banking industry

PENDAHULUAN
Kebangkrutan perusahaan besar di Amerika Serikat seperti Enron, Merck, dan World

Com telah menarik perhatian dari berbagai pihak. Kebangkrutan yang diakibatkan
1
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

dengan adanya tindakan skandal manajemen laba tersebut memberikan pelajaran
bagi industri-industri di seluruh dunia, termasuk pada industri perbankan. Hal
tersebut mendorong dikeluarkannya peraturan-peraturan baru, salah satunya
mengenai tata kelola perusahaan (corporate governance)
Menurut Adrian dan Restuti (2011), corporate governance merupakan salah satu
elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian
hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham
dan stakeholders lainnya. Sedangkan menurut Darmawati et al. (2005), corporate
governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran

dari suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring

kinerja.
Dalam penyelenggaraan perusahaan perbankan di Indonesia, suatu bank harus
memenuhi standar yang diperlukan, misalnya seperti tingkat CAR (Capital
Adequeacy Ratio) dan GWM (Giro Wajib Minimum). Bank Indonesia menggunakan

laporan keuangan tersebut sebagai dasar penentuan status suatu bank apakah bank
tersebut merupakan bank yang sehat atau tidak. Oleh karena itu, manajer mempunyai
insentif untuk melakukan manajemen laba supaya perusahaan mereka dapat
memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh Bank Indonesia (Adrian dan Restuti, 2011).
Jika manajemen melakukan manajemen laba maka mengakibatkan adanya distorsi
dalam alokasi dana dan hilangnya transparasi dalam melakukan transaksi yang akan
berdampak langsung pada hilangnya kepercayaan masyarakat sebagai pemakai
transaksi keuangan kepada pihak bank.
Menurut Adrian dan Restuti (2011), industri perbankan merupakan industri
kepercayaan, jika investor kurang percaya terhadap laporan keuangannya yang bias
karena tindakan manajemen laba maka mereka akan melakukan penarikan uang
secara besar-besaran (rush), akibatnya industri perbankan akan collapse dan
berdampak serius bagi struktur ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, diperlukan
suatu mekanisme untuk meminimalkan manajemen laba yang dilakukan oleh
perusahaan perbankan. Salah satu mekanisme yang dapat digunakan adalah praktik

corporate governance.

2
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

Penelitian Nasution dan Setiawan (2007) mengindikasikan praktik corporate
governance berpengaruh terhadap manajemen laba apabila dilihat dari beberapa

sudut pandang seperti komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris,
keberadaan

komite

audit,


dan

ukuran

perusahaan.

Penelitian

lain

yang

mengindikasikan praktik corporate governance berpengaruh terhadap manajemen
laba adalah penelitian Wilopo (2004) yang menyatakan bahwa komposisi dewan
komisaris berpengaruh negatif terhadap praktek manajemen laba di perusahaan,
penelitian Midiastuty dan Machfoedz (2003) yang menyatakan bahwa ukuran dewan
komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba perusahaan secara
signifikan, dan penelitian Veronica dan Bachtiar (2004), serta Wilopo (2004), yang
kesemuanya menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba di perusahaan. Namun, penelitian tersebut bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Adrian dan Restuti (2011) yang
mengindikasikan bahwa komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, dan
keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Oleh karena
adanya ketidakkonsistenan dari beberapa penelitian tersebut, maka perlu dilakukan
penelitian lagi terkait pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba.
Masalah dalam penelitian ini adalah apakah corporate governance berpengaruh
terhadap manajemen laba pada perudahaan perbankan di Indonesia.
Penelitian Nasution dan Setiawan (2007), Adrian dan Restuti (2011) menyarankan
agar untuk penelitian selanjutnya, perlu menggunakan Indeks

Corporate

Governance. Maka dari itu, untuk penelitian ini penulis mencoba menggunakan

Indeks Corporate Governance sebagai variabel dari corporate governance. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh corporate
governance terhadap manajemen laba perusahaan perbankan di Indonesia dengan

menggunakan indeks corporate governance.
Indeks Corporate Governance merupakan skor hasil penilaian penerapan Good

Corporate Governance (GCG) dari suatu riset yang dilakukan oleh The Indonesian
Institute for Corporate Governance (IICG). Indeks Corporate Governance

menangkap informasi yang lebih komprehensif mengenai Corporate Governance
dibandingkan hanya menggunakan mekanisme corporate governance. Dengan
3
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

menggunakan Indeks Corporate Governance sebagai variabel dari corporate
governance, maka dalam penelitian ini tidak digunakan lagi beberapa variabel yang

sama dari penelitian-penelitian sebelumnya, dimana variabel-variabel tersebut
memberikan hasil penelitian yang berbeda-beda.
Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya yang berbeda-beda akan mengakibatkan
ketidakyakinan para pembaca terhadap hasil penelitian tersebut. Tujuan dari

penilitian ini, dengan menggunakan Indeks Corporate Governance, untuk
memberikan keyakinan para pembaca dan menunjukkan apakah corporate
governance berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.

KAJIAN TEORI, KAJIAN EMPIRIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Corporate Governence
Corporate governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan

hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan
stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung

jawabnya (FCGI, 2003). Menurut Nasution dan Setiawan (2007), corporate
governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan

melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas
manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan.
Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan
yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan.
Definisi lain mengenai corporate governance yang salah satunya dikemukakan oleh
Darmawati et al. (2005) bahwa corporate governance juga memberikan suatu

struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan
sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja.

Teori Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) terkait dengan
teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang
(principal) atau lebih memperkerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu
jasa dan mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan kepada agent
4
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

tersebut. Pihak agent (manajer) sebagai pengelola perusahaan mempunyai banyak
informasi internal mengenai perusahaan dibandingkan pihak principal (pemilik).
Sedangkan pihak pemilik sulit untuk mengawasi perusahaannya karena sedikitnya
informasi yang dimiliki. Inti Agency Theory menurut Scott dalam Arifin (2005)

adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan principal
dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan. Dari masalah theory tersebut,
corporate governance diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan

kepercayaan kepada para investor agar tidak terjadi kecurangan yang merugikan
pemegang saham, manajer, kreditor, dan stakeholder .

Corporate Governance Index
Corporate Governance Index adalah pemeringkatan penerapan Good Corporate
Governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan di Indonesia oleh The Indonesian
Institute for Corporate Governance (IICG) melalui riset yang dirancang untuk

mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep corporate
governance melalui perbaikan yang berkesinambungan dengan melaksanakan

evaluasi dan melakukan patok banding. Pemeringkatan Corporate Governance Index
tersebut mencakup 11 (sebelas) aspek penerapan Good Corporate Governance
(GCG) yang dinilai, diantaranya adalah aspek komitmen, transparasi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, keadilan, kompetensi, kepemimpinan, strategi, etika,
dan manajemen pengetahuan. Kesebelas aspek tersebut kemudian diwujudkan dalam

satu kesatuan skor penilaian yang disebut Corporate Governance Index.

Manajemen Laba
Manajemen laba menurut Sulistiyanto (2008) dalam Adrian dan Restuti (2011)
adalah campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal, dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan
bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari
sebuah proses). Manajemen laba muncul ketika manajer sebagai agen menggunakan
wewenang untuk mengambil keputusan tertentu terkait dengan pelaporan keuangan

5
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

dan mengubah transaksi laporan keuangan supaya terlihat kinerjanya baik dan untuk
menguntungkan diri dari manajer itu sendiri.
Antara pemilik dan manajer memiliki kepentingan yang berbeda, pemilik
menginginkan nilai perusahaan terus meningkat sehingga investasinya juga
meningkat, sedangkan pihak manajer berkepentingan untuk mengoptimalkan
keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh
kompensasi sesuai dengan kontrak.
Menurut Sulistiyanto (2008) dalam Adrian dan Restuti (2011) manajemen laba
dilakukan dengan mempermainkan komponen-komponen akrual dalam laporan
keuangan. Komponen akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti
kas secara fisik sehingga upaya mempermainkan besar kecilnya komponen akrual
tidak harus disertai dengan kas yang diterima atau dikeluarkan perusahaan. Upaya
awal untuk memahami manajemen laba adalah dengan memahami dasar akuntansi
yang selama ini digunakan dan diakui secara luas, yaitu akuntansi berbasis akrual.
Untuk mengidentifikasi manajemen laba adalah dengan mengeluarkan komponen
kas dari model akuntansi untuk menghitung dan menentukan besarnya komponen
akrual yang diperoleh perusahaan selama satu periode tertentu. Kemudian
memisahkan komponen akrual tersebut menjadi dua komponen utama, yaitu:
a. Discretionary accrual merupakan komponen akrual hasil rekayasa

manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan dalam
estimasi dan pemakaian standar akuntansi.
b. Nondiscretionary accrual merupakan komponen akrual yang diperoleh

secara alamiah dari dasar pencatatan akrual dengan mengikuti standar
akuntansi yang berterima secara umum.

Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya tentang pengaruh corporate governance terhadap manajemen
laba hasilnya berbeda-beda, diantaranya:
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan (2007) mengenai pengaruh
corporate governace terhadap manajemen laba di industri perbankan di Indonesia.

Penelitian tersebut melihat corporate governance melalui komposisi dewan
6
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran
perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut adalah dewan komisaris, ukuran dewan
komisaris, dan keberadaan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba.
Sedangkan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
Adrian dan Restuti (2011) melakukan penelitian yang sama dengan Nasution dan
Setiawan (2007). Hasil penelitian yang dilakukan Adrian dan Restuti (2011)
mengindikasikan bahwa komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, dan
keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan
ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.

Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
Corporate Governance dan Manajemen Laba

Corporate

governance

merupakan suatu mekanisme yang diajukan demi

peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi dan monitoring kinerja manajemen
dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasar pada
peraturan-peraturan yang berlaku. Mekanisme tersebut berfokus pada penerapan
aturan-aturan yang harus ditaati sehingga suatu perusahaan perbankan memiliki tata
kelola perusahaan yang baik.
Manajemen laba merupakan suatu upaya manipulasi laporan keuangan yang
dilakukan oleh pihak manajer supaya kinerja perusahaan terlihat baik. Berdasarkan
teori agensi, kepentingan pihak manajer tidak sama terhadap kepentingan pemilik.
Pihak manajer berusaha untuk mengoptimalkan keuntungan pemilik supaya pihak
manajer menerima kompensasi yang optimal. Sedangkan laporan keuangan dibuat
dan dilaporkan oleh pihak manajer sebagai tanggung jawabnya kepada pemilik.
Kurangnya pengawasan dalam pencatatan dan pelaporan keuangan akan berdampak
pada transparasi pencatatan dan pelaporan keuangan tersebut. Dengan demikian
pihak manajer dapat secara leluasa melakukan manajemen laba.
Penerapan corporate governance yang baik akan mendorong terwujudnya
transparasi dalam pencatatan dan pelaporan keuangan serta pengawasan secara
efektif dan efisien. Adanya transparasi dalam pencatatan dan pelaporan laporan
keuangan memungkinkan pemilik dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja
7
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

dari manajernya sehingga dapat menekan praktik manajemen laba. Dengan demikian
semakin baik penerapan corporate governance diharapkan dapat mengurangi praktik
manajemen laba di perusahaan perbankan.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Corporate Governance dapat
mempengaruhi manajemen laba dengan menggunakan sudut pandang dari komposisi
dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran
perusahaan sebagai variabel corporate governance. Hasil penelitian yang dilakukan
Nasution dan Setiawan (2007) menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris
berpengaruh negatif akan terjadinya manajemen laba.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Xie et al. (2003), Yu (2006), Zhou dan Chen
(2004), dan Chtourou et al. (2001) dalam Nasution dan Setiawan (2007) menyatakan
bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di
perusahaan. Hasil penelitian Veronica dan Bachtiar (2004) menyatakan bahwa
keberadaan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dirumuskan oleh penulis adalah:
H1: Corporate Governance berpengaruh negatif terhadap manajemen laba

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia yang memiliki Corporate Governance Index selama
periode 2005-2012. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive
sampling

dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai

dengan kriteria yang ditentukan, yaitu:
1. Perusahaan perbankan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
memiliki Corporate Governance Index selama periode 2005-2012.
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode
31 Desember 2005-2012, yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).
3. Memiliki data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia
pada publikasi periode 31 Desember 2005-2012) baik data mengenai
8
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

corporate

governance perusahaan dan data yang diperlukan untuk

mendeteksi manajemen laba.
Sesuai dengan kriteria di atas, maka didapat sebanyak 12 Bank yang memiliki
laporan keuangan dan indeks corporate governance pada tahun 2005-2012, sehingga
jumlah sampel yang didapat diobservasi sebanyak 39 sampel, setelah dikurangi
dengan sampel yang tidak mempunyai indeks corporate governance dan data
lengkap pada tahun-tahun tertentu dalam rentang tahun 2005-2012. Hasil
perhitungan sampel dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Kriteria Pemilihan Sampel
Jumlah industri perbankan yang terdaftar di BEI dan memiliki
indeks corporate governance
Tahun
:
2005
4
2006
4
2007
3
2008
3
2009
4
2010
5
2011
9
2012
8
Jumlah sampel
40
Jumlah sampel yang tidak memiliki data lengkap
(3)
Jumlah akhir sampel yang digunakan
37

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
a. Corporate Governance
Corporate Governance diukur menggunakan Corporate Governance Index (CGI).
Corporate Governance Index (CGI) adalah hasil penilaian dalam bentuk nominal

angka terhadap praktik tata kelola perusahaan. Index tersebut dapat dilihat dari
ranking yang dikeluarkan Corporate Governance Perception Index.

2. Variabel Dependen
a. Manajemen Laba

9
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

Manajemen laba dalam industri perbankan diproksikan oleh akrual kelolaan yang
dideteksi dengan model akrual khusus Beaver dan Engel dalam Nasution dan
Setiawan (2007). Model tersebut dituliskan berikut:
NDAit = β0 + β1 COit + β2 LOAN it + β3 NPAit + β4 ∆NPAit + 1 + ε it

(1)

COit

:

loan charge offs (pinjaman yang dihapus bukukan)

LOANit

:

loans outstanding (pinjaman yang beredar)

NPAit

:

non performing assets (aktiva produktif yang bermasalah),

terdiri dari aktiva produktif yang berdasarkan tingkat kolektibilitasnya, digolongkan
menjadi (a) dalam perhatian khusus, (b) kurang lancar, (c) diragukan, dan (d) macet.
∆NPAit +

:

selisih non performing assets t+1 dengan non performing

:

akrual non kelolaan

assets t

NDAit

Sesuai dengan definisinya bahwa:
TAit = NDAit + DAit (2)

DAit adalah akrual kelolaan, TAit adalah total akrual, dan NDAit adalah akrual non

kelolaan, maka
TAit = β0 + β1 COit + β2 LOAN it + β3 NPAit + β4 ∆NPAit + 1 + z it

z it = DAit + ε it

(3)

(4)

Untuk menentukan akrual total dengan menggunakan model Beaver dan Engel
dalam Nasution dan Setiawan (2007) ini maka digunakan total saldo penyisihan
penghapusan aktiva produktif (PAPP). Dalam penentuan koefisien manajemen laba
tersebut semua variabel dideflasi terlebih dahulu dengan nilai buku ekuitas dan
cadangan kerugian pinjaman

Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penilitian ini dilakukan setelah dilakukannya perhitungan
atas data-data terkait manajemen laba perusahaan perbankan. Penelitian ini
menggunakan metode regresi sederhana. Model persamaan berikut adalah sebagai
berikut:
DAit = α + β1 CGI + ε it

(5)
10
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

Keterangan:
DAit

: discretionary accruals

CGI

: index corporate governance

ε

: koefisien error

HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik data didalam
suatu penelitian. Dibawah ini merupakan statistik deskriptif variabel yang
digunakan:
Tabel 2 Statistik Deskriptif

Variabel

Jumlah
Data

Nilai

Nilai

Rata-

Data

Data

Rata

Terendah Tertinggi

Data

Discretionary accrual

37

-2,05

2,38

0,0000

Indeks Corporate Governance

37

77,50

91,91

85,77

Uji Hipotesis
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independent mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen. Data telah lolos uji asumsi klasik.
Tabel 3 Uji F

Hasil regresi

F

Sig.

1,288

0,264

Dari Tabel 3 diatas diketahui bahwa F hitung sebesar 1,288 dengan probabilitas
sebesar 0,264 > 0,05, yang berarti variabel independen yang terdiri dari index
corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Untuk menguji hipotesis dilakukan uji t untuk melihat signifikan dari pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan variabel
lain adalah konstan.

11
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

Tabel 4 Uji t
Variabel
Indeks
governance

Koefisien
corporate

0,039

t

Sig.

1,135

0,264

Hipotesis 1 menyatakan bahwa corporate governance berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba. Dari pengujian regresi sederhana didapat bahwa Indeks Corporate
Governance mempunyai koefisien sebesar 0,039 terhadap manajemen laba.

Probabilitas sebesar 0,264 lebih besar dari 0,05, maka H1 tidak didukung, yang
berarti bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Pembahasan
Corporate governance merupakan mekanisme penerapan aturan-aturan yang harus

ditaati sehingga suatu perusahaan memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Salah
satu fokus dari penerapan aturan-aturan tersebut adalah supervisi dan monitoring
terhadap kinerja manajemen. Seharusnya, dengan supervisi dan monitoring kinerja
manajemen, dapat mendorong terwujudnya transparasi dalam pencatatan dan
pelaporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajer.
Tidak berpengaruhnya corporate governance terhadap manajemen laba dapat
dijelaskan bahwa konsep corporate governance diajukan demi peningkatan kinerja
perusahaan. Hal ini ditegaskan oleh Dhanis (2012) yang menyatakan adanya
pengaruh dari penerapan corporate governance terhadap kinerja perusahaan, dimana
adanya penerapan corporate governance yang baik akan meningkatkan kinerja
perusahaan. Ada kemungkinan juga bahwa penerapan corporate governance
diajukan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal. Dengan demikian, supervisi
dan monitoring kinerja manajemen yang diterapkan dalam mekanisme corporate
governance tidak mampu menelusuri dan menemukan indikasi yang mengarah ke

praktik manajemen laba. Supervisi dan monitoring kinerja tersebut hanya terfokus
pada tujuan peningkatan kinerja perusahaan, sehingga masih tidak efektif dalam
mengawasi kinerja manajemen perusahaan.
Dapat ditegaskan bahwa baik atau buruknya corporate governance bukanlah
menjadi faktor penentu utama dari efektivitas pengawasan terhadap manajemen
12
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

perusahaan. Akan tetapi, efektivitas mekanisme pengendalian tergantung pada nilai,
norma, dan kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi (Jennings 2004;
Oliver, 2004) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007).
Di dalam penelitian ini, corporate governance diukur dengan indeks corporate
governance. Indeks corporate governance menangkap informasi yang lebih

komprehensif mengenai corporate governance dibandingkan hanya menggunakan
mekanisme corporate governance. Indeks corporate governance mencakup 11
(sebelas) aspek penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang dinilai,
diantaranya adalah aspek komitmen, transparasi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi, keadilan, kompetensi, kepemimpinan, strategi, etika, dan manajemen
pengetahuan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adrian dan Restuti (2011) yang
menunjukkan tidak berpengaruhnya corporate governance terhadap manajemen laba
apabila dilihat dari sudut pandang komposisi dewan komisaris, ukuran dewan
komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan. Dengan demikian,
corporate governance tidak dapat dijadikan suatu acuan untuk melihat apakah suatu

perusahan terbebas dari praktik manajemen laba atau tidak.
Penelitian ini tidak mendukung penelitian Nasution dan Setiawan (2007), Midiastuty
dan Machfoedz (2003), Wilopo (2004), dan Veronica dan Utama (2005) yang
menunjukkan corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba apabila
dilihat dari sudut pandang komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris,
keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN
Tujuan dari penilitian ini adalah untuk menguji apakah corporate governance
berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan pengujian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa corporate governance tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Semakin baik atau buruk penerapan corporate governance tidak
menjamin perusahaaan terjauhkan dari praktik manajemen laba.

13
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

Implikasi penelitian bagi perusahaan adalah agar tetap mengedepankan dan lebih
meningkatkan efektivitas pengawasan dan pengendalian manajemen perusahaan
sehingga dapat mencegah praktik manajemen laba. Implikasinya bagi investor
adalah agar lebih berhati-hati dalam menilai sisi keuangan dan non-keuangan
perusahaan yang digunakan untuk menanamkan dananya.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menambahkan jumlah sampel yang
digunakan. Jumlah sampel yang semakin banyak diharapkan akan meningkatkan
kehandalan hasil dari penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Adrian, M Abrar dan M.I. Mitha Dwi Restuti. 2011. Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia.
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan Volume I No. 1 November: 1630.
Arifin. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate
Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori
Keagenan). Artikel yang disampaikan pada Sidang Senat Guru Besar
Universitas Diponegoro Dalam Rangka Pengusulan Jabatan Guru Besar,
Semarang 21 Desember 2005.
Darmawati, Deni, Khomsiyah dan Rika Gelar Rahayu. 2005. Hubungan Corporate
Governance dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
Volume 8 No. 1 Januari: 65-81.
Dhanis, R. 2012. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2010. Skripsi. Sekolah S-1 UNY. Yogyakarta.Tidak Dipublikasikan.
Forum For Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2003. Seri tata kelola
perusahaan (Corporate Governance) Jilid III.
Midiastuty, Pratana P., dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan
Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Prosiding
Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya 16-17 Oktober 2003.
Nasution, Marihout dan Doddy Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Prosiding
Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007.

14
ISSN NO : 1978-6522

The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015
Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development”
Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS

Ujiyantho, Arif dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Prosiding Simposium
Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007.
Veronica, Sylvia, dan Siddharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap
Pengelolaan Laba (Earnings Management). Prosiding Simposium Nasional
Akuntansi VIII, 15-16 September 2005. Universitas Negeri Sebelas Maret,
Solo. Halaman 475-490.
Wilopo. 2004. The Analysis of Relationship of Independent Board of Directors,
Audit Committee, Corporate Performance, and Discretionary Accruals.
Ventura Volume 7 No. 1 April: 73-83.

15
ISSN NO : 1978-6522

Dokumen yang terkait