7446Rakor LH Wilayah Barat Batam 8 April 2016 Bp Nurdin

ARAH KEBIJAKAN PENATAAN KELEMBAGAAN
PERANGKAT DAERAH BERDASARKAN AMANAT
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAHDAN REVISI
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN
2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT
DAERAH

oleh :
DR. NURDIN, S.Sos, M.Si
Kasubdit Wilayah I
Direktorat Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah

Disampaikan pada
Workshop Pemetaan Urusan Persandian Dalam Rangka Fasilitasi Pelaksanaan
Kelembagaan Perangkat Daerah Bidang Persandian
Jakarta, 6 April 2016

I . TA H A P A N P E R K E M B A N G A N B I R O K R A S I
Fase pertama adalah birokrasi konvensional.

memiliki ciri-ciri antara lain; memposisikan diri hanya sebagai regulator (rule driven), lebih
banyak berperan untuk mengatur masyarakat, membatasi ruang partisipasi bagi
masyarakat untuk terlibat dalam proses pengambilan kebijakan, sistem manajemen SDM
berbasis pada kolusi dan nepotisme, serta tidak memiliki standar kinerja.
Fase kedua adalah reformasi birokrasi.
Mulai mempergunakan paradigma ͞New Public Administration͟ dimana pengelolaan
mekanisme kerja dan pengambilan keputusan banyak mempergunakan pendekatan ilmu
manajemen, seperti penggunaan standar kinerja, pengukuran kinerja, adanya penyusunan
standar kompetensi bagi SDM, serta senantiasa mendasarkan diri pada tuntutan dan
kebutuhan masyarakat (customer driven) dalam setiap pengambilan keputusan.
Fase ketiga adalah birokrasi profesional.
Pada fase ini, birokrasi memiliki ciri seperti yang banyak ditemukan di negara-negara maju,
mengembangkan pendekatan ͞Open Government Partnership͟ dimana kinerja birokrasi
senantiasa mendasarkan pada keterbukaan informasi dan partisipasi masyarakat sehingga
tercipta adanya sinergi kebijakan. Sistem manajemen SDM birokrasi dirancang bukan hanya
didasarkan pada penerapan dan penilaian standar kompetensi, tapi pada penciptaan inovasiinovasi kerja dan layanan berbasis teknologi informasi guna meningkatkan daya saing negara di
kompetisi global.

II. Arah Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui:
• peningkatan pelayanan,
• pemberdayaan, dan
• peran serta masyarakat, serta
• peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;

Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan
dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antara Pemerintah Pusat dengan
daerah dan antardaerah, potensi dan keanekaragaman daerah, serta peluang dan
tantangan persaingan global dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan
negara

III. KONDISI PERANGKAT DAERAH SAAT INI
Daerah Kecil (Nilai 70):

1.

1.


a. Setda, terdiri dari paling
banyak 4 (empat) asisten;
b. sekretariat DPRD;
c. dinas paling banyak 18
(delapan belas); dan
.lembaga teknis daerah
paling banyak 12
(duabelas).

2.
3.
4.



Setda: paling banyak 3
(tiga) asisten;
Sekretariat DPRD;
dinas paling banyak 12

(dua belas);
lembaga teknis daerah
paling banyak 8
(delapan).

2.
3.
4.

Setda paling banyak 3
(tiga) asisten;
Sekretariat DPRD;
Dinas paling banyak 15
(lima belas);
lembaga teknis daerah
paling banyak 10
(sepuluh).

DAPAT DIBENTUK LEMBAGA LAIN Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pelaksanaan
peraturan perundang- undangan


Akibatnya:
1. Tidak sinergis kelembagaan daerah dengan Urusan pemerintahan (Misal: Dinas Perhubungan dan Kominfo,
Dinas Perdagangan, Perindustrian, UMKM dan Tenaga Kerja).
2. Dengan dibukanya lembaga lain, perangkat daerah berkembang tanpa batas walaupun jumlah dinas dan badan
sudah dibatasi
3. Kriteria penentuan nilai dilakukan berdasarkan kriteria besaran daerah, sehingga tidak mencerminkan beban
dari urusan pemerintahan tersebut

III. ARAH KEBIJAKAN PENATAAN KELEMBAGAAN


Menata ulang Kelembagaan Pemda sesuai dengan perubahan kewenangan antar susunan
pemerintahan sebagai bagian dari penguatan otonomi daerah dan reformasi birokrasi.



Penyesuaian harus menjadikan Kelembagaan efektif dalam melaksanakan tugasnya




Kelembagaan bersifat asimetris yang memungkinkan kelembagaan dari satu daerah berbeda
dengan daerah yang lain



Mendorong terwujudnya sinergi kelembagaan antara Pemerintah Pusat dan Daerah agar
jelas pemangku kepentingan (stakeholder) dari kementerian/lembaga di Daerah



Menciptakan sinergi dalam perencanaan pembangunan h untuk mencapai target nasional
dengan akselerasi realisasi target nasional tersebut.



Memastikan tersedianya dukungan personel yang memadai baik dalam jumlah maupun
standar kompetensi yang diperlukan

MENJADIKAN DAERAH SEBAGAI UJUNG

TOMBAK PELAKSANAAN NAWACITA

IV. KONSEP PENGELOMPOKAN PERANGKAT DAERAH
Perangkat Daerah provinsi:
a. sekretariat daerah;
b. sekretariat DPRD;

Secara teoritis pengelompokan perangkat
daerah terdiri atas 5 (lima) komponen,
yaitu:

kepala Daerah (strategic apex)
• sekretaris Daerah (middle line)
• dinas Daerah (operating core)
• Badan sebagai fungsi penunjang
(technostructure)
• staf pendukung (supporting staff).

c. inspektorat;
d. dinas; dan

e. badan.

Perangkat Daerah Kab/Kota

a. sekretariat daerah;
b. sekretariat DPRD;
c. inspektorat;
d. dinas;

e. badan; dan
f. kecamatan
Dinas dibentuk untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
Badan sebagaimana dibentuk untuk melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
(Dinas dan Badan melaksanakan fungsi manajemen (yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengoordinasian,

penganggaran, pengawasan, penelitian dan pengembangan, standardisasi, dan pengelolaan informasi)

V. TIPOLOGI PERANGKAT DAERAH

PADA

PRINSIPNYA
SETIAP
DILAKSANAKAN OLEH 1 DINAS
PADA
PRINSIPNYA
SETIAP
DILAKSANAKAN OLEH 1 BADAN

URUSAN

FUNGSI

PEMERINTAHAN

PENUNJANG

UNTUK MELAKSANAKAN PRINSIP TERSEBUT DI ATAS, DINAS DAN
BADAN DIKATEGORIKAN KE DALAM
•TIPE A (Skor lebih 800)
•TIPE B. dan (Skor 601-800)

•TIPE C (Skor lebih dari 400 – 600)
TIDAK LAGI DIKENAL PERUMPUNAN DINAS DAN BADAN, KECUALI
URUSAN YANG SANGAT KECIL SEHINGGA BEBAN TUGASNYA TIDAK
MASUK KATEGORI TIPE C, DIWADAHI DENGAN KRITERIA:
SKOR 300-400, SETINGKAT BIDANG
SKOR KURANG DARI 300, SETINGKAT SUB BIDANG

VI. UPT DAN CABANG DINAS

Pada dinas dan Badan dapat
dibentuk UPT dinas untuk
melaksanakan kegiatan
teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang
tertentu;

Untuk urusan yang hanya
diotonomikan kepada daerah
provinsi dibentuk cabang dinas
di kabupaten/kota yang

mempunyai urusan tersebut
 Kehutanan
 Energi dan Sumber Daya
Mineral
 Kelautan
 Pendidikan Menengah

VII. KRITERIA UPT DAN CABANG DINAS

1. UPT pada dinas Provinsi:
• Kelas A, dipimpin oleh
Pejabat Administrator,
dengan 1 subbag Tu dan
dua Seksi
• Kelas B, dipimpin oleh
Pengawas tanpa kepala
seksi
1. UPT pada dinas Kab/Kota:
• Kelas A, dipimpin oleh
Pejabat Pengawas dg satu
subbag TU
• Kelas B, dipimpin oleh
Pengawas tanpa subbag
TU

1. Cabang dinas Provinsi:
• Kelas A, dipimpin oleh
Pejabat Administrator,
dengan 1 subbag Tu dan
dua Seksi
• Kelas B, dipimpin oleh
Pengawas tanpa kepala
seksi

VIII. BESARAN DINAS/BADAN DAERAH PROVINSI
URUSAN PEMERINTAHAN

Administrator: 4
Pengawas : 12
Pelaksana: ?

Administrator: 3
Pengawas : 9
Pelaksana: ?

Administrator 2
Pengawas : 6
Pelaksana: ?

IX. BESARAN DINAS/BADAN DAERAH KAB/KOTA
URUSAN PEMERINTAHAN

Administrator: 4
Pengawas : 12
Pelaksana: ?

Administrator: 3
Pengawas : 9
Pelaksana: ?

Administrator 2
Pengawas : 6
Pelaksana: ?

X. BESARAN PERANGKAT KAB/KOTA (KECAMATAN)

BUPATI/WALIKOTA

SEKRETARIAT DAERAH

XIII. INTEGRASI KEBIJAKAN BIDANG KEPEGAWAIAN DALAM
PENATAAN KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH

UU 5/2014  SISTEM MERIT
SEBAGAI STRATEGI UNTUK
MEMBANGUN PROFESIONALISME DAN INTEGRITAS
APARATUR SIPIL NEGARA
• mengatur fungsi, tugas dan peranan, serta hak dan kewajiban
Aparatur Sipil Negara.
• memberi landasan bagi penerapan sistem merit dalam
manajemen Aparatur Sipil Negara.

XIV. Implikasi terhadap Organisasi
• Penataan jabatan ( restructuring dan rightsizing) agar
semua jabatan jelas kontribusinya terhadap
pencapaian target kinerja organisasi.
• Penyusunan kualifikasi, standar kompetensi, target
kinerja untuk setiap jabatan
• Penerapan sistem penilaian kinerja yang obyektif dan
transparan
• Penyempurnaan sistem remunerasi
• Penempatankembali pegawai, termasuk redistribusi
• Penyusunan rencana pengembangan karier, termasuk
program Diklat

XV. KERANGKA INTEGRASI PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN DAN
KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH SERTA PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN

Urusan
Pemerintahan
Kelembagaan
Perangkat
Daerah

Program &
Anggaran

IKU

PROGRAM
ANGGARAN

Peta Jabatan dan
Atributnya






Kepala
Administrator
Pengawas
JFT
JFU

Sub Urusan
Pemerintahan
Kewenangan

Fungsi Dasar/ Tugas
Urusan Pemerintahan
Indikator

Langkah
Kerja

Kriteria Unjuk Kerja
Pemaketan dan
Penilaian Kompetensi
Penilaian Kinerja Individu
Kinerja Organisasi, Daerah,
Program dan K/L di Daerah

Pegawai ASN pd
Perangkat Daerah

Kualifikasi Pegawai
ASN pada Perangkat
Daerah
• JPT/Admnistrator
• Administrator
• Pengawas
• JFT
• JFU

XVI. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN
KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH
Urusan
Pemerintahan
Kelembagaan
Perangkat
Daerah

TIPELOGI
Perangkat
Daerah
• Kepala
• Administrator
• Pengawas
• Pelaksana
• JFungsional

Analisis Jabatan
Peta Jabatan
Uraian Jabatan

KEBUTUHAN
PEGAWAI

ANALISIS BEBAN
KERJA

Sub Urusan
Pemerintahan
Kewenangan
Jenis Layanan/Fungsi
Dasar/Tugas Urusan
Pemerintahan
Jangkauan
Layanan/Indikator

Jabatan Utama
URAIAN TUGAS
TUGAS UTAMA
TUGAS PENUNJANG

JUMLAH LAYANAN

Jabatan Penunjang

Evaluasi Jabatan

XVII. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN KOMPETENSI SDM
PERANGKAT DAERAH
Urusan
Pemerintahan

Program &
Anggaran

IKU

Kelembagaan
Perangkat
Daerah
Peta Jabatan dan
Atributnya

Sub Urusan
Pemerintahan
Kewenangan

Fungsi Dasar/ Tugas
Urusan Pemerintahan
Langkah
Kerja

Kriteria Unjuk Kerja
Pemaketan
Kompetensi
Penilaian Kompetensi
dan Sertifikasi

Pegawai ASN pd
Perangkat Daerah

Kualifikasi Pegawai
ASN pada Perangkat
Daerah
JPT/
Admnistrator
Administrator
Pengawas
JFT
JFU

KKNIPDN:
Ahli
Suvervisor
Operator

XVIII. PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN DAN KEPEGAWAIAN PADA
PERANGKAT DAERAH DEGAN PROGRAM DAN PENGANGGARAN
Urusan
Pemerintahan

Sub Urusan
Pemerintahan
Program &
Anggaran

Kewenangan

Fungsi Dasar/ Tugas
Urusan Pemerintahan

IKU
PROGRAM

SPM

Indikator

Langkah
Kerja

ANGGARAN

Kriteria Unjuk Kerja
Penilaian Kinerja Individu
Kinerja Organisasi, Daerah,
Program dan K/L di Daerah

XIX. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KEPADA
MASYARAKAT
(1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas, efisiensi,
dan kualitas pelayanan kepada masyarakat,
Perangkat Daerah secara bertahap menerapkan
sistem informasi yang terintegrasi
antarkabupaten/kota, provinsi, dan Pemerintah
Pusat dengan menggunakan infrastruktur dan
aplikasi secara berbagi pakai.
(2) Penerapan sistem informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikonsultasikan kepada
kementerian yang menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan di bidang komunikasi dan
26
informatika.

Evolusi Layanan Pemerintah
1

3

2

Loket
Bergerak

Web Online

Loket Kantor

Sms

Messenger

Live Chat

Telephon
analog

Ip-Phone

Video
Converence

Anjungan
Layanan

Televisi

Jejaring
sosial

XXI. TINDAK LANJUT

• Untuk pertama kalinya, pemetaan urusan pemerintahan harus
sudah selesai dilaksanakan paling lambat bulan April tahun 2016.
• hasil pemetaan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
sudah ditetapkan paling lambat bulan bulan Mei tahun 2016.
• Perda pembentukan perangkat daerah harus sudah ditetapkan
paling lambat akhir Juni 2016.

• Pengisian kepala perangkat daerah dan kepala unit kerja pada
perangkat daerah paling lambat awal Desember 2016.

TINDAK LANJUT

• Dalam hal hasil pemetaan urusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) belum ditetapkan, untuk pertama kali, Daerah dapat
menetapkan peraturan daerah tentang pembentukan perangkat
daerah tanpa menunggu hasil penetapan sesuai jadwal
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).

SIMULASI PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN
TIPELOGI KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH
BIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
http://fasilitasi.otda.kemendagri.go.id

• nurdindiklat@yahoo.com
• 0852 1042 0329


DI PAPUA
TEMPATNYA
BURUNG CENDRAWASIH
CUKUP SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

28