102115 AKJ 2005 08 21 Sentra Kerajinan Keris

NASKAH APA KABAR JOGJA
Judul
Lokasi
Reporter & Camerawan
Tanggal Liputan

: sentar pembuatan keris
: Banyu sumurup
: Tarman Budianto, Dono Abdul Aziz & Ermawan Prasetyo
: 14 Agustus 2005

Bila kita mendengar yogyakarta/ pasti benak kita akan langsung terbayang dengan sebuah kota pendidikan/ kota
wisata / maupun kota budaya// sebagai kota budaya / tentunya kota yogyakarta kental sekali dengan budaya yang
adiluhung// Melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa / melalui daya cipta /serta kreasi merupakan hal penting
yang mutlak dilakukan oleh generasi muda saat ini // Untuk mengenal lebih jauh salah satu jenis benda budaya tersebut /
tim apa kabar yogya / hari ini mengajak pemirsa untuk mengenal lebih jauh / sentra pembuatan keris di banyusumurup /
imogiri / bantul yogyakarta// Desa Banyusumurup terletak sekitar 2 kilometer dari makam imogiri / atau bila dihitung dari
kota Yogyakarta/ jauhnya sekitar 20 kilometer ke arah selatan // Bila kita dari tugu yogyakarta / maka kita dapat berjalan ke
kearah selatan melewati jantung kota / diperjalan pemirsa dapat merasakan suasana kota yogyakarta yang begitu khas /
dari padatnya lalulintas / hingga kemewahan bangunan hotel berbintang yang bertebaran di jantung kota // disudut kota
banyak pemirsa temui slogan slogan ajakan kepada masyarakat seperti “wujudkan yogya bersih dan hijau” yang terletak di

perempatan ini //
Setelah beberapa saat berjalan / tak terasa kita sudah sampai di bibir jalan imogiri / hal ini ditujukan dengan papan
petunjuk besar yang terletak di jalan lingkar selatan / atau yang lebih dikenal ring road selatan // setelah menemui papan ini
/ maka kita akan berbelok ke arah kiri menuju jalan imogiri // berjarak sekitar 500 meter / dapat kita temui lagi papan
selamat datang di kawasan wisata / salah satunya di imogiri // dijalan imogiri ini/ pemirsa dapat melihat menyatunya
perumahan warga dengan lahan persawahan// berbeda dengan kota yogyakarta tadi/ dijalan imogiri lalulintasnya agak
lumayan sepi / setiap ada simpangan / pasti nanti pemirsa akan terdapat papan petunjuk yang akan menuntun pemirsa
menuju desa imogiri // sampai nanti terlihat kantor kecamatan imogiri / kecamatan imogiri berada pada ketinggian 100
meter diatas permukaan laut // Kecamatan Imogiri /beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis
/dengan dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya // Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Imogiri adalah 26ºC
dengan suhu terendah 23ºC. Bentangan wilayah di Kecamatan Imogiri 30% berupa daerah yang datar sampai berombak,
70% berombak sampai bernukit dan 0% berbukit sampai bergunung //kantor camat ini menandai bahwa sebentar lagi
perjalanan kita di desa banyusumurup// perjalanan dari imogiri sampai desa banyusumurup bayak kita jumpa masyrakat
yang ramah dan lingkuingannyapun kental dengan nuansa desa/ diujung jalan nampak bukit bukit yang mengelilingi kota
imogiri hingga kita mwenemui petunjuk jalan arah makam imogiri dan dlingo mangunan / maka untuk menuju kedesa
banyu sumurup kita berbelok arah pemirsa dapat melihat berbagia aktivitas para warga// berbeda dengan perjalanan
tadi/ situasi jalan menuju banyusumurup kali ini nampak sepi / sesekali pemirsa dapat melihat beberapa rumah penduduk
// yang lumayan jarang// layaknya daerah perbukitan lainnyaq/ jalan kearah banyusumurup juga berkelok kelok seperti
jalan disampaing lapanjgan ini// karena kondisi jalan yang sepi/ kami bisa menarik gas kendaranan kami dengan lebih


ACC

Redaktur

Narator

Editor

1

NASKAH APA KABAR JOGJA
Judul
Lokasi
Reporter & Camerawan
Tanggal Liputan

: sentar pembuatan keris
: Banyu sumurup
: Tarman Budianto, Dono Abdul Aziz & Ermawan Prasetyo
: 14 Agustus 2005


cepat/ rasanay tak sabar lagi / melihat bagiaman sebenarnya desa banyu sumurup// setelah beberapa waktu berjalan/
kami dikejtkan dengan bangunan batu yang agak tinggi dipinggir jalan setelah kami mengamati denagn cermat
ternyata bangunan ini bukan pondasi rumah/ melainkan makam// dan uniknya / bangunan ini merupakan bibir dari
banyusumurup yang dari tadi kita carai// perbukitan namapak jelas dibibir desa ini // gapura kecil bertuliskan
banyusumurup menandakan kita sudah memasuki desa ini// namapak pemukiman warga desa yang agak jarang /
setelah beberapa ratus meter kita masuk / sampailah kita dirumah salah satu rumah pembuat keris yang sering disebut
empu / Satu-satunya perajin keris bertuah itu adalah Jiwo Dihardjo yqng kini berusia 68 tahun. Oleh almarhum Sri Sultan
HB IX, Mbah Jiwo kemudian diberi gelar Mpu Sarjono Supo, di tahun 1982, // didepan rumaha jawa kuno ini/ nampak
sebuah patung yang dibelaknganmya terdapat berbagai membeler yang terdapat ukiran khas jawa// kursi panjang
dengan ukuran

sedang / nampak jelas di teras rumah empu yang bergelar empau sarjono supo ini/ relief naga

dipadukan dengan bunga bunga jelas terukir di kayu jati ini// sebenarnya bagaimana sesungguhnya seorang empu sopo
?//
==================================Ceu===========================================
rambut putih sudah nampak di rambut di kepalanya/ namun empu sarjono supo masih berkarya dalam empu sarjono
supo adalah keurunan ke 5 dari Mpu Tomo.(ceriata tentang empu supo) ………………………


itu hanya empu sarjono supo / bila kita sejenak keluar dari rumah empu sarjono supo / kita akan melihat aktivitas
pembautan keris di masyrakat lainnya / bagaimana dengan masyarakat yang lainnya //
==============ceu =================
selain empu sarjono supo / di banyu sumurup sebagian besar masyrakatnya juga mempunyai mata pencaharian membuat
keris // salah satunya adalah ……… // suasana damai dan asri akan kita rasakan bila kita melihat tugu ada

setelah menyelesaikan pembuatan kerangka keris bertabur berlian pesanan HB IX/

ACC

Redaktur

Narator

Editor

2

NASKAH APA KABAR JOGJA
Judul

Lokasi
Reporter & Camerawan
Tanggal Liputan

: sentar pembuatan keris
: Banyu sumurup
: Tarman Budianto, Dono Abdul Aziz & Ermawan Prasetyo
: 14 Agustus 2005

Keris adalah salah satu pusaka atau senjata tradisional Indonesia yang fungsinya telah bergeser dari alat untuk membela
diri menjadi perhiasan kelengkapan busana atau koleksi karena bentuknya yang khas.
sebenarnya merupakan cerminan keadaan di wilayah ini. Aeng berarti air, Tongtong berarti jinjing. Artinya masyarakat desa
yang selalu menjinjing air dari luar desa, menggambarkan betapa sulitnya mencari sumber air di desa mereka yang terlihat
kering.
Karena itu usaha pertanian disini hanyalah pekerjaan sampingan. Tiang utama penyangga kehidupan masyarakat Desa
Aeng Tongtong, justru berasal dari industri rumahan membuat keris. Denting logam ditempa, suara raung besi di gerinda,
musik abadi yang membahana disetiap sudut Desa Aeng Tongtong.
Desa Aeng Tongtong dipercaya sebagai daerah asal muasal para empu keris pada jaman kejayaan kerajaan Sumenep,
awal abad ke-14. Bahkan ada yang mengaitkannya dengan nama Aria Wiraraja atau Banyak Wide, seorang adipati
Sumenep yang membantu Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit, pada awal abad ke-13.

Di desa ini sebagian besar penduduknya atau sekitar 75 persen dari 1400 keluarga, hidup dari hasil membuat keris dan
perlengkapannya. Bahkan desa ini mampu mengangkat nama Madura, sebagai daerah pembuat keris bernilai seni tinggi.
Konon, keahlian itu hasil warisan dari Empu Bukabu atau Panembahan Pangeran yang merupakan mahaguru bagi raja-raja
Sumenep.
Tak sepenuhnya keris `made in` Madura adalah buatan masyarakat Desa Aeng Tongtong. Kerangka keris dan pamornya,
yaitu bahan campuran pembuatan keris berupa besi meteor berasal dari angkasa, dikerjakan oleh para pande besi dari
desa tetangga, Lenteng Barat. Bahan bakunya berasal dari besi-besi tua bekas gembok, rantai, kapal atau besi baja.
Untuk membuat sebilah keris dengan ukuran standar, dibutuhkan setengah kilogram hingga satu kilogram besi. Uniknya,
saat menempa besi ini menjadi kerangka keris, para pande besi tak boleh bicara. Mereka berkomunikasi dengan
menggunakan isyarat khusus yang hanya dipahami antara pande besi dengan dua orang pembantunya yang disebut
panjak.
Keris yang telah mengandung pamor ini dijual dengan harga bervariasi tergantung pad pamor dan modelnya. Mulai dari 40
ribu rupiah hingga 1 juta rupiah berbilah keris.

ACC

Redaktur

Narator


Editor

3

NASKAH APA KABAR JOGJA
Judul
Lokasi
Reporter & Camerawan
Tanggal Liputan

: sentar pembuatan keris
: Banyu sumurup
: Tarman Budianto, Dono Abdul Aziz & Ermawan Prasetyo
: 14 Agustus 2005

Keris-keris setengah jadi ini, lalu digerinda, diampelas, dan diukir agar terlihat halus, kokoh dan memancarkan kekuatan
sekaligus keindahan. Ditangan para empu keris Desa Aeng Tongtong inilah, sebuah keris menjadi mempunyai kekuatan
atau kharisma yang bisa memberikan rasa nyaman dalam hidup, kedamaian, perlindungan, kekayaan atau kepercayaan
diri.
Untuk mendapatkan itu semua, ada cara dan syarat khusus yang harus dipenuhi seorang empu keris. Untuk memenuhi

pesanan keris yang bertuah, si empu keris biasanya melakukan ritual khusus atau lelaku puasa selama 3 sampai 7 hari.
Pengerjaannyapun harus memilih hari baik tertentu berdasarkan hari lahir sang pemesan keris.
Simbol-simbol ini jugalah yang menjadikan keris Aeng Tongtong, harganya melonjak. Sebilah keris harganya bisa mencapai
2,5 juta rupiah hingga 10 juta rupiah. Sedang keris-keris yang diekspor ke Malaysia, Brunei, Singapura atau ke daratan
Eropa seperti Belanda atau Jerman, harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Sentuhan seni tangan-tangan terampil empu keris Desa Aeng Tong Tong, menjadi sebuah bukti bahwa karya agung
warisan leluhur, masih dihargai dan terus bertahan hingga kini.(Idh)

Kecamatan Imogiri berbatasan dengan :
• Utara : Kecamatan Jetis dan Pleret;
• Timur : Kecamatan Dlingo;
• Selatan : Kecamatan Pundong dan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul
• Barat : Kecamatan Imogiri dan Pleret.
Kecamatan Imogiri berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatannya berada pada ketinggian 100 meter diatas permukaan
laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 8 Km. Kecamatan Imogiri
beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu
tertinggi yang tercatat di Kecamatan Imogiri adalah 26ºC dengan suhu terendah 23ºC. Bentangan wilayah di Kecamatan

ACC


Redaktur

Narator

Editor

4

NASKAH APA KABAR JOGJA
Judul
Lokasi
Reporter & Camerawan
Tanggal Liputan

: sentar pembuatan keris
: Banyu sumurup
: Tarman Budianto, Dono Abdul Aziz & Ermawan Prasetyo
: 14 Agustus 2005

Imogiri 30% berupa daerah yang datar sampai berombak, 70% berombak sampai bernukit dan 0% berbukit sampai

bergunung.
Pocung Wukirsari, Sentra kerajinan tatah sungging.
• Giriloyo Wukirsari, Sentra kerajinan batik.
• Banyusumurup, Sentra kerajinan keris.
• Imogiri, sentra pembuatan makanan keripik tempe.

Pemakaman Raja-raja Mataram di Kecamatan Imogiri memang sudah menjadi trademark Kabupaten Bantul di dunia
pariwisata. Namun, selain ke makam kuno yang berlokasi di perbukitan itu, wisatawan masih dapat menikmati obyek wisata
budaya yang menyimpan sejarah panjang, lebih dari 300 tahun. Yakni dusun Banyusumurup, sekitar 2 kilometer dari
makam. Bila dihitung dari kota Yogyakarta, jauhnya 20 kilometer ke arah selatan.

Di dusun ini, ada sekitar 200 perajin yang trampil membuat keris. Namun, perajin sebanyak itu, hanya ada satu orang yang
mampu membuat keris pusaka, yakni keris yang dapat diisi mantera-mantera dengan fungsi untuk: keselamatan,
kederajatan, kewibawaan bahkan ada yang diisi anti santet. Pengisian itu sesuai permintaan calon pemiliknya. Sedang
perajin lainnya hanya membuat keris untuk kepentingan seni seperti menari, musik campursari, seragam pengantin atau
sekedar hiasan.

Satu-satunya perajin keris bertuah itu adalah Jiwo Dihardjo, kini berusia 68 tahun. Oleh almarhum Sri Sultan HB IX, Mbah
Jiwo kemudian diberi gelar Mpu Sarjono Supo, di tahun 1982, setelah menyelesaikan pembuatan kerangka keris bertabur
berlian pesanan HB IX.


Sejarah panjang dimulai ketika 300 tahun lalu, saat di Majapahit terjadi peperangan. Salah seorang ahli keris, Tomorejo
namanya, melarikan diri dari Pasuruan menuju Yogyakarta dan akhirnya menetap di Banyusumurup. Mpu Sarjono Supo
adalah keturunan ke 5 dari Mpu Tomo.

Harga keris bertuah dan berkualitas tinggi karya Mpu Supo berkisar antara Rp 2 juta sampai Rp 12 juta per keris. Sedang
ACC

Redaktur

Narator

Editor

5

NASKAH APA KABAR JOGJA
Judul
Lokasi
Reporter & Camerawan
Tanggal Liputan

: sentar pembuatan keris
: Banyu sumurup
: Tarman Budianto, Dono Abdul Aziz & Ermawan Prasetyo
: 14 Agustus 2005

perajin lain hanya Rp 25 ribu sampai Rp 250 ribu per bilah. Kenapa perajin lain tidak membuat keris bertuah? Di samping
butuh modal besar, syaratnya juga teramat berat. Di antaranya: harus jalan kaki 2 hari 2 malam terus menerus tanpa henti,
tidak tidur 2 hari 2 malam terus menerus, bertapa membisu 2 hari 2 malam terus menerus. Hasilnya? Luar biasa. Mpu
Sarjono berpesan, bila sedang mengisi mantera, tidak boleh di foto. Kalau melanggar? Kru salah satu stasiun televisi pusat
nekat mengambil gambar. Akibatnya seluruh kamera dan lampu meledak, kerugian ditaksir Rp 20 juta. Selamat datang di
Banyusumurup

Keris adalah sebilah senjata tajam dengan wujud yang sangat khas. Umumnya terbuat dari bahan logam seperti besi,
nekel, baja, emas, perak, dan kayu. Untuk bahan yang disebutkan belakangan umumnya difungsikan sebagai pegangan
atau danganan keris. Bentuk keris ada yang lurus dan ada juga yang berlekuk-lekuk. Walaupun keberadaannya dikenal
sejak lama, yaitu sejak zaman jayanya kerajaan-kerajaan di Nusantara pada masa lampau, sampai sekarang di abad yang
super modern ini keris masih tetap hidup dan berkembang di masyarakat. Apa saja keunikan-keunikan keris? Benarkah ia
bukan semata barang indah, namun juga menyimpan tuah?
Ditinjau dari cara dan niat pembuatnya, keris dapat dipilah menjadi dua -- keris ageman dan keris tayuhan. Keris ageman
adalah keris yang memang sengaja dibuat untuk mengejar keindahan lahiriahnya saja, sementara keris tayuhan dibuat
lebih mementingkan tuah atau kekuatan gaibnya. Zaman dulu, keris tak hanya berfungsi sebagai senjata tajam, juga
berfungsi lain seperti sebagai pelengkap pakaian adat, benda upacara, tanda ikatan keluarga, atribut jabatan tertentu,
lambang kekuasaan, dan sebagai "wakil" atau "utusan" pribadi pemiliknya.
Keris bagi sebagian masyarakat memang diyakini memiliki kekuatan gaib. Seorang pejabat merasa sangat percaya diri saat
berhadapan dengan orang banyak jika keris kecil berbentuk Semar miliknya sudah dikantonginya. Menurut sang pejabat itu,
keris tersebut membuat dirinya jadi tenang, sabar, dan pandai berdebat. Soal yang satu ini, ia mengaku banyak koleganya
yang juga membawa ajimat selain keris, seperti batu permata, buntelan, dan lainnya.
Pada wilahan keris biasanya terpahat motif-motif tertentu seperti motif manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Motif
manusia mengambil objek dari tokoh-tokoh dewa (Ciwa, Wisnu, Ganesa), manusia kembar, dan raksasa. Motif binatang

ACC

Redaktur

Narator

Editor

6

NASKAH APA KABAR JOGJA
Judul
Lokasi
Reporter & Camerawan
Tanggal Liputan

: sentar pembuatan keris
: Banyu sumurup
: Tarman Budianto, Dono Abdul Aziz & Ermawan Prasetyo
: 14 Agustus 2005

mengambil objek binatang angsa, singa, naga, dan garuda. Sementara itu untuk motif tumbuhan diambil bentuk-bentuk
bunga dan daun.
Bagi pecinta keris pada umumnya, pamor keris merupakan keindahan yang menakjubkan. Pamor pada keris adalah
gambaran tententu yang terdapat pada keris berupa garis, lengkungan, lingkaran, noda, titik, atau belang-belang. Bentuk
atau motif tersebut terjadi karena ketidaksengajaan. Misalnya, pada saat proses pembuatan keris dengan memakai bahan
besi dari dua wilayah berbeda, saat terjadi percampuran di antaranya akan muncul nuansa yang berbeda pada bilahan
keris. Ada empat bahan pembuat pamor yang sering dipakai oleh para empu di antaranya adalah nikel, beberapa senyawa
besi yang berbeda, batu bintang atau batu meteor, dan pamor Luwu. Pamor yang terdapat pada bilahan keris masingmasing memiliki nama.
Sebagai sebuah senjata, keris menyimpan banyak rahasia. Jumlah luk pada keris memiliki arti tertentu yang dapat dikaitkan
dengan cocok tidaknya seseorang menyimpan keris tersebut. Di samping itu, guratan-guratan garis pamor juga menjadi
daya tarik tersendiri bagi peminat keris. Keajaiban terkadang juga ditunjukkan oleh sebilah keris yang bisa berdiri tegak
pada bidang datar, baik ujung keris sebagai penumpunya atau pun sebaliknya. Kiranya keunikan-keunikan semacam inilah
yang menjadi salah satu penyebab mengaapa sampai sekarang keris masih diminati orang.

Dua arti dalam istilah empu, pertama dapat berarti sebutan kehormatan misalnya Empu Sedah atau Empu Panuluh. Arti
yang kedua adalah „Ahli‟ dalam pembuatan „Keris‟.

ACC

Redaktur

Narator

Editor

7