Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945 T1 152009020 BAB V

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat
diketahui bahwa sejak kedatangan pemerintah militer Jepang pada tanggal
9 Maret 1942, kondisi kota Salatiga kacau, terutama dalam bidang
ekonomi, sosial dan pemerintahannya. Mata pencaharian penduduk pada
waktu itu ialah menjadi petani, peternak, pedagang, pegawai negeri dan
buruh kasar dengan pendapatan yang rendah. Masyarakat dipaksa
menanam tanaman jarak, rami dan rosella. Perekonomian masyarakat
Salatiga merosot akibat banyak yang dijadikan romusha dan hanya digaji
secangkir beras. Pedagang juga semakin banyak yang enggan untuk
berjualan karena takut dengan tentara Jepang serta daya beli masyarakat
yang turun, harga-harga yang melambung tinggi membuat transaksi tidak
berjalan lancar.
Harga beras yang melambung tinggi tidak diimbangi dengan
pendapatan masyarakat. Sehingga banyak yang mengkonsumsi makanan
pelengkap seperti gaplek, jagung, singkong, siput, bahkan batang pisang.
Kondisi masyarakat semakin memprihatinkan dengan pakaian yang
digunakan yang terbuat dari karung goni.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah militer Jepang di Salatiga

mendirikan sekolah-sekolah formal dan membuka berbagai kursus yang
diperuntukkan untuk umum. Kurikulum dan sistem pengajaran disesuaikan

55

untuk kepentingan perang. Oleh karena itu Jepang mewajibkan siswa
mengikuti latihan dasar kemiliteran. Namun, siswa hanya memiliki sedikit
waktu untuk belajar di dalam kelas. Siswa seringkali diperintahkan untuk
melakukan kerja bakti untuk kepentingan Jepang.
Perubahan sosial yang terjadi ialah merosotnya kedudukan
golongan Eropa, peranakan Cina dan Arab, serta naikya golongan pribumi.
Kelompok guru, golongan ulama mengalami perubahan status dan
memiliki kedudukan yang penting dalam masyarakat. Pada masa
pendudukan Jepang, muncul golongan baru yaitu golongan pemuda yang
berbeda dengan golongan pemuda yang muncul pada tahun 1908.
Golongan pemuda pada jaman pendudukan Jepang merupakan golongan
baru yang militan. Mereka memiliki pendidikan dan dilatih kemiliteran.
Terbukti dengan dibentuknya berbagai organisasi kemiliteran seperti
Heiho, Seinendan, Keibodan, Peta, dan Fujinkai. Berbeda dengan
golongan pemuda di tahun 1908 yang lahir sebagai golongan intelektual

dan tidak dilatih kemiliteran. Perubahan tersebut terjadi berdasarkan
kepentingan pemerintah militer Jepang yang melliputi propaganda untuk
mempengaruhi rakyat.
Pada sisi negatif, pendudukan Jepang di Salatiga menimbulkan
trauma

tersendiri

bagi

masyarakat

yang

mengalaminya.

Banyak

penyiksaan, wabah penyakit, kelaparan yang luar biasa, kemiskinan dan
kematian. Sehingga jaman pendudukan Jepang ini disebut sebagai “jaman

susah” jika dibandingkan dengan jaman pemerintahan Hindia Belanda di

56

Salatiga. Meskipun begitu, sisi positif yang dapat diambil dari pendudukan
Jepang ialah Jepang menanamkan rasa cinta tanah air kepada para pemuda
yang pada akhirnya semangat inilah yang mendorong pemuda untuk
melawan penjajah, mengenalkan pendidikan militer serta mengenalkan
Tonari Gumi (RT/Rukun Tetangga) yang masih ada sampai sekarang.
B. Saran
1. Akademisi
Mengenai sejarah Salatiga pada masa pendudukan Jepang, banyak
yang dapat ditulis dan dikaji. Akan tetapi belum banyak peneliti yang
meneliti tentang pendudukan Jepang di Salatiga. Kendala utama yang
dihadapi adalah mengenai sumber. Akan tetapi banyak sumber yang
masih dapat digali yakni melalui koran-koran dan sumber-sumber dari
masyarakat langsung karena dokumen-dokumen penting banyak yang
dimusnahkan oleh pemerintah Jepang. Para Akademisi Salatiga
diharapkan dapat melakukan penelitian yang berkaitan mengenai
pendudukan Jepang di Salatiga maupun sejarah Salatiga lainnya.

2. Guru
Guru diharapkan mampu mengembangkan ilmu sejarah dan
mengajarkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Hendaknya guru
tidak mengajarkan hal-hal yang negatif saja mengenai pendudukan
Jepang di Indonesia maupun penjajahan bangsa lainnya tetapi juga
mengajarkan sisi positif yang bisa kita peroleh.

57