T1 212009005 Full text
TINJAUAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELATIHAN
KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI
PABRIK GULA SUMBERHARJO PEMALANG
Oleh:
FRISKA MERIANA DEWI
212009005
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
PROGRAM STUDI
: EKONOMIKA DAN BISNIS
: MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
i
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan diponegoro 52-60
:(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia
Salatiga 50711- Indonesia
Fax. (0298) -321433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Friska Meriana Dewi
NIM
: 212009005
Program Studi : Manajemen – Sumber Daya Manusia
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,
Judul
: Tinjauan Terhadap Efektivitas Pelatihan Kerja Karyawan Bagian
Produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang.
Pembimbing
: Rosaly Fransiska, SE, MBA
Tanggal diuji : 21 Juni 2013
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian
kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan
pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru
tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 4 Juni 2013
Yang memberi pernyataan,
FRISKA MERIANA DEWI
ii
TINJAUAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELATIHAN
KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI
PABRIK GULA SUMBERHARJO PEMALANG
Oleh:
FRISKA MERIANA DEWI
212009005
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
PROGRAM STUDI
: EKONOMIKA DAN BISNIS
: MANAJEMEN
Disetujui oleh:
Rosaly Fransiska, SE, MBA
Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan anugerah dan rahmat-Nya
yang sungguh luar biasa kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja
ini dengan baik. Penyusunan kertas kerja ini digunakan sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
Penulisan kertas kerja ini mungkin tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari pihakpihak yang telah mengorbankan waktu dan tenaga mereka. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis menyelesaikan kertas kerja ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yesus, karena penyertaan dan segalanya yang diberikan pada penulis sehingga
dapat menyelesaikan penelitian ini.
2. Ibu Rosaly Fransiska, SE, MBA selaku pembimbing yang dengan sabar dan telah
memberikan waktu, arahan, motivasi, dan nasihat kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan kertas kerja ini.
3. Ibu Lieli Suharti, Ir., MM., PhD selaku wali studi yang telah mengarahkan dan
memberikan dukungan sampai akhir masa studi penulis.
4. Seluruh dosen dan staff pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW, yang
selama ini telah membagi pengetahuan kepada penulis selama penulis menuntut ilmu
di FEB UKSW.
5. Seluruh keluarga besarku, orang tuaku, ciciku (Christine Natalia) serta adik tercintaku
(Lewi Afriudi Mulato), serta saudara-saudaraku tercinta yang telah membantu,
mendoakan dan memberi dukungan.
6. Yogi Sugianto yang dengan sabar membantu, memberi dukungan kepada penulis,
serta mendoakan sampai akhir penelitian selesai.
7. Teman-temanku: Driska, Agnes, Dian, Eka, Grup PD (Anne, Helen, Lolerai, Daniel,
Ivan, Riyadi, Arif, David, Helen, Monika, Marcel, Lia, Fela, Budi) yang selalu
membantu dan membuat penulis semangat untuk terus menyelesaikan penelitian.
8. Pihak Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang yang telah membantu dan memberikan
data sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.
9. Semua pihak yang telah ikut andil dalam penyelelesaian kertas kerja ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
iv
Penulis mohon maaf jika dalam penulisan kertas kerja banyak terdapat kesalahan.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca terutama Pabrik Gula Sumberharjo
Pemalang.
Friska Meriana Dewi
v
DAFTAR ISI
Halaman judul ........................................................................................................... i
Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja .................................................................... ii
Halaman Persetujuan/ Pengesahaan ........................................................................... iii
Ucapan Terima Kasih ................................................................................................ iv
Daftar Isi .................................................................................................................... vi
Daftar Tabel............................................................................................................... viii
Daftar Lampiran ......................................................................................................... ix
Abstract ...................................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................... 2
Telaah Literatur ......................................................................................................... 4
Kinerja Karyawan .......................................................................................... 4
Pelatihan ......................................................................................................... 4
Metode Pelatihan ............................................................................................ 5
Efektivitas Pelatihan....................................................................................... 8
Metode Penelitian ......................................................................................................12
Obyek Penelitian dan Populasi ......................................................................12
Sumber Data ...................................................................................................12
Jenis Penelitian ...............................................................................................12
Teknik Pengambilan Data ..............................................................................13
Teknik Analisis Data..................................................................................... 14
Hasil dan Pembahasan ...............................................................................................14
Gambaran Kinerja Karyawan bagian Produksi Pabrik Gula Sumberharjo
Pemalang saat ini ...........................................................................................14
Gambaran kinerja karyawan bagian produksi yang diharapkan
Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang..............................................................17
Gambaran efektivitas pelatihan yang dilakukan oleh Pabrik Gula
Sumberharjo Pemalang..................................................................................18
Kesimpulan dan Saran ...............................................................................................25
Kesimpulan ....................................................................................................25
Saran............................................................................................................. 25
Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Mendatang ...................26
Daftar Pustaka ............................................................................................................25
vi
Lampiran ..................................................................................................................27
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Pencapaian Produksi Gula...................................................................2
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ............................................................................ 29
Lampiran 2. Kuesioner................................................................................................ 30
Lampiran 3. Hasil Uji SPSS........................................................................................ 34
ix
Tinjauan Terhadap Efektivitas Pelatihan Kerja Karyawan Bagian
Produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang
Friska Meriana Dewi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana
Abstract
The rapid development of business causing tougher business competition. This things
make company struggle to improve qualitities of product and their employee’s performance.
One of the company is a Sumberharjo Sugar Plant in Pemalang. This plant had provided
training to the employee so that the employee’s skills and knowledge in sugar production is
increasing and also to improve employee’s motivation and discipline. This study aims to
review the effectiveness of the job training for production employee’s. This study provide an
explanation of training that have been done and further training recommendations. This
research involving HR staff, manufacturing staff, machine staff and 91 employee’s of the
production. This study uses qualitative and quantitative descriptive analysis. Results of the
study showed that the training is still not effective. Facilities, media, handouts and materials
for training by employees is still inadequate. By looking at this situation Sumberharjo Sugar
Plant in Pemalang should pay more attention to infrastructure, facilities and materials for
the training to fit the needs of employees. This plant is more emphasized on technical training
and training should increase motivation/outbound to improve employee motivation and
discipline in work.
Keywords: employee’s performance, effectiveness, job training.
Saripati
Perkembangan bisnis yang semakin pesat menyebabkan persaingan bisnis juga
semakin ketat. Hal inilah yang membuat pabrik/perusahaan harus meningkatkan kualitas
produk dan kinerja karyawannya. Salah satunya adalah Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang.
Pabrik ini memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan agar keterampilan dan
pengetahuan para karyawan terhadap produksi gula berkembang, meningkatkan motivasi dan
kedisiplinan karyawan serta hasil produksi dapat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk
meninjau efektivitas pelatihan kerja karyawan bagian produksi, memberikan penjelasan
pelatihan yang pernah dilakukan dan rekomendasi pelatihan selanjutnya. Pabrik Gula
Sumberharjo Pemalang. Penelitian ini melibatkan staf bagian HRD, staf bagian pengolahan,
staf bagian mesin dan 91 karyawan bagian produksi. Penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelatihan yang
dilakukan masih belum efektif. Fasilitas, media, handouts dan materi selama pelatihan
menurut karyawan masih belum memadai. Dengan melihat situasi ini Pabrik Gula
Sumberharjo Pemalang harus lebih memperhatikan sarana, prasarana dan materi selama
pelatihan agar sesuai dengan kebutuhan karyawan. Pabrik ini lebih menekankan pada
pelatihan teknis dan sebaiknya menambah pelatihan motivasi/outbond untuk meningkatkan
motivasi dan kedisiplinan karyawan dalam bekerja.
Kata kunci: kinerja karyawan, efektivitas, pelatihan kerja.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Memasuki tahun 2013, perkembangan bisnis di negara kita diperkirakan mengalami
peningkatan yang begitu pesat. Dilihat dari www.bps.go.id, Indeks Tendensi Bisnis (ITB)
pada triwulan II-2012 sebesar 104,22, berarti kondisi bisnis meningkat dari triwulan
sebelumnya. Tingkat optimisme pelaku bisnis lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan
I-2012 (nilai ITB sebesar 103,89). Kondisi bisnis pada triwulan II-2012 meningkat karena
adanya peningkatan penggunaan kapasitas produksi/usaha (nilai indeks sebesar 106,13),
pendapatan usaha (nilai indeks sebesar 103,59), dan rata-rata jam kerja (nilai indeks sebesar
103,45). Perkembangan bisnis di Indonesia yang semakin pesat, maka tidak heran lagi bila
persaingannya pun semakin hari juga semakin ketat. Hal ini membuat perusahaan harus
meningkatkan kualitas produknya agar mampu bertahan dalam persaingan bisnis. Untuk
menghadapi hal ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas yang handal,
mempunyai keterampilan dan berkemampuan tinggi. Menurut Hariandja (2002:2) Sumber
Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan
disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam
perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia.
Berdasarkan data sekunder dari Pabrik Gula Sumberharjo, pabrik ini adalah sebuah
pabrik gula yang dibangun pada zaman Belanda yang hingga kini masih berdiri kokoh di
Kota Pemalang, Jawa Tengah. Pabrik gula ini masih eksis memproduksi gulanya dan
mempekerjakan ratusan karyawannya yang berasal dari beberapa daerah sekitarnya. Pabrik
gula ini sudah memperbaharui mesin-mesin produksinya, namun pencapaian produksinya
belum optimal. Terlihat dari 3 tahun terakhir sejak tahun 2010 sampai 2012 pencapaian hasil
akhir gula masih belum sesuai dengan target pabrik.
Tabel 1. Hasil pencapaian produksi gula
2010
Target
2011
Realisasi
Target
2012
Realisasi
20.314,2 15.248,065 26.140,390 12.200,728
Target
Realisasi
16.961,3
15.812,2
Sumber : Data Sekunder (2013)
Salah satu faktor penyebab hasil produksi gula tidak optimal adalah faktor sumber daya
manusia. Sumber daya manusia mempunyai peranan yang penting bagi perusahaan. Salah
satu yang mempunyai peranan penting adalah karyawan bagian produksi. Produksi
2
merupakan aspek penting dalam perusahaan, untuk itu perusahaan berupaya untuk terus
memperbaiki kinerja karyawan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil produksinya. Lancar
atau tidaknya sebuah proses produksi akan sangat tergantung pada karyawan pelaksana
produksi. Menurut hasil wawancara dengan narasumber A, karyawan bagian produksi
merupakan ujung tombak di pabrik ini. Karyawan bagian produksi berperan dalam proses
pengolahan gula dari proses penggilingan sampai gula jadi serta pengoperasionalan mesin
dan listrik. Karyawan yang bekerja asal-asalan, human error, dan tindakan indisipliner kerja
merupakan faktor yang menghambat proses produksi. Meskipun sudah dilakukan pelatihan,
namun masih saja ada karyawan yang mengalami kesulitan dalam pengoperasian mesin
pabrik contohnya seperti bagian penggilingan yang masih harus mendapat bantuan dari
mandor senior lantaran masih mengalami kesulitan dalam mengendalikan mesinnya. Inilah
yang menjadi perhatian penting bagi pimpinan Pabrik Gula Sumberharjo. Dalam melakukan
pelatihan, Pabrik Gula Sumberharjo tidak melakukan analisis tentang kebutuhan, tujuan,
sasaran, serta isi dan prinsip belajar terlebih dahulu agar pelatihan efektif. Pihak pabrik tidak
membuat rincian-rincian tentang proses pelatihan seperti waktu pelatihan, jenis pelatihan,
peserta serta hasil dari diadakannya pelatihan. Penelitian mengenai efektivitas pelatihan kerja
karyawan bagian produksi ini berbeda dengan penelitian sebelumnya Salsabila (2008) yang
hanya menganalisis perubahan kinerja karyawan dari sebelum dan sesudah pelatihan dan
tidak menjelaskan secara rinci jenis pelatihan yang pernah dilakukan serta rekomendasi
pelatihan selanjutnya. Sedangkan penelitian ini meninjau tingkat efektivitas pelatihan kerja
karyawan, memberikan penjelasan pelatihan yang pernah dilakukan dan rekomendasi
pelatihan selanjutnya.
Masalah dan Persoalan Penelitian
Dari uraian di atas, masalah penelitiannya adalah Efektivitas pelatihan kerja karyawan bagian
produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang. Untuk memperjelas masalah penelitian di atas,
dirumuskan persoalan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran kinerja karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo
Pemalang saat ini ?
2. Bagaimana gambaran kinerja karyawan bagian produksi yang diharapkan Pabrik Gula
Sumberharjo Pemalang ?
3. Bagaimana gambaran efektivitas pelatihan karyawan bagian produksi yang dilakukan
oleh Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang ?
3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui gambaran kinerja karyawan bagian produksi pada Pabrik Gula
Sumberharjo Pemalang saat ini.
2. Mengetahui gambaran kinerja karyawan bagian produksi yang diharapkan Pabrik
Gula Sumberharjo Pemalang.
3. Mengetahui gambaran efektivitas pelatihan karyawan bagian produksi yang dilakukan
oleh Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang.
Adapun penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam
menentukan pelatihan-pelatihan bagi karyawannya sehingga dapat mengembangkan sumber
daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perusahaan. Sedangkan bagi
peneliti lainnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini serta dapat dijadikan
sebagai bahan untuk peneliti selanjutnya.
TELAAH LITERATUR
Kinerja karyawan
Gomes (2000:135) menjelaskan bahwa kinerja karyawan adalah catatan hasil atau
keluaran yang dihasilkan dari suatu fungsi pekerjaan tertentu dalam suatu periode waktu
tertentu. Tinggi rendahnya kinerja karyawan tergantung kepada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dalam hal ini Jones (2002:92) mengatakan bahwa “Banyak hal yang
menyebabkan terjadinya kinerja yang buruk, antara lain: (1) kemampuan pribadi, (2)
kemampuan manajer, (3) kesenjangan proses, (4) masalah lingkungan, (5) situasi pribadi, (6)
motivasi”. Wood, at. al. (2001:91) melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu
(job performance) sebagai suatu fungsi dari interaksi atribut individu (individual atribut),
usaha kerja (work effort) dan dukungan organisasi (organizational support).
Kinerja karyawan yang baik merupakan salah satu faktor yang penting dalam penentu
keberhasilan suatu perusahaan/organisasi. Kinerja karyawan merupakan indikator dalam
menentukan bagaimana suatu usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam
suatu perusahaan atau organisasi. Dalam menghadapi persaingan bisnis, perusahaan dituntut
untuk meningkatkan kinerja karyawan, untuk itulah dibutuhkan pelatihan.
Pelatihan
Notoatmodjo (2009:16) menyebutkan pelatihan merupakan upaya yang berkaitan
dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu
4
pekerjaan atau tugas tertentu. Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang
disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk
membekali seseorang dengan keterampilan kerja.
Pelatihan menurut Mondy (2008:210) adalah aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk
memberi pada para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
pekerjaan mereka saat ini. Sedangkan menurut Rivai dan Sagala (2009:212) pelatihan adalah
proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.
Dengan demikian, pelatihan yang dimaksudkan adalah pelatihan dalam pengertian yang luas,
tidak terbatas hanya untuk mengembangkan ketrampilan semata-mata. Tujuan pelatihan
menurut Beach dalam buku Sofyandi (2008:114) adalah: (1) Reduce learning time to teach
acceptable performance, maksudnya dengan adanya pelatihan maka jangka waktu yang
digunakan karyawan untuk memperoleh keterampilan akan lebih cepat. Karyawan akan lebih
cepat pula menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang dihadapinya. (2) Improve performance
on present job, pelatihan bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam
menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang sedang dihadapi. (3) Attitude formation, pelatihan
diharapkan dapat membentuk sikap dan tingkah laku para karyawan, kerjasama antar
karyawan dan loyalitas terhadap perusahaan. (4) Aid in solving operating problem, pelatihan
membantu memecahkan masalah-masalah operational perusahaan sehari-hari, seperti
mengurangi kecelakaan kerja, mengurangi absen, mengurangi labor turnover, dan lain-lain.
(5) Fill manpower needs, pelatihan tidak hanya mempunyai tujuan jangka pendek tetapi juga
jangka panjang yaitu mempersiapkan karyawan memperoleh keahlian dalam bidang tertebtu
yang dibutuhkan perusahaan. (6) Benefits to employee themselves, dengan pelatihan
diharapkan para karyawan akan mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang tinggi
sehingga karyawan tersebut akan semakin berharga bagi perusahaan. Selain itu juga akan
menambah nilai dari keryawan tersebut yang akan membuat karyawan yang bersangkutan
memperoleh rasa aman dalam melakukan pekerjaannya sehingga menimbulkan kepuasan
dalam dirinya.
Metode Pelatihan
Menurut Alex S. Nitisemito dalam bukunya Manajemen Personalia (1996:65) metode
pelatihan adalah sebagai berikut : (1) On the Job Training merupakan metode latihan yang
paling banyak dipergunakan atau juga disebut pelatihan langsung pada jabatan, bertujuan
mengenalkan langsung pada peserta pelatihan tentang seluk-beluk tugas. Metode on the job
training cocok bagi pelatihan karyawan baru, karyawan magang, penggunaan teknologi baru
5
dan karyawan yang baru di promosikan pada jabatan baru. Sistem ini terutama memberikan
tugas kepada karyawan yang baru dilatih. Karena itu para manajer sering beranggapan bahwa
sistem ini merupakan sistem yang ekonomis, karena tidak perlu menyediakan fasilitas khusus
untuk latihan. (2) Vestibule school merupakan bentuk latihan dimana pelatihnya bukanlah
para atasan langsung, tetapi pelatih-pelatih khusus. Alasannya terutama adalah untuk
menghindarkan para atasan langsung tersebut dengan tambahan kewajiban dan memusatkan
latihan hanya kepada para ahli dalam bidang latihan. Cara semacam ini bisa menimbulkan
konflik antara atasan langsung dengan para pelatih apabila ternyata nantinya para karyawan
yang telah dilatih dianggap tidak baik. (3) Apprenticeship (magang) biasa dipergunakan
untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang relatif lebih tinggi.
Program Apprenticeship biasa mengkombinasikan on the job training dan pengalaman
dengan di kelas dalam pengetahuan-pengetahuan tertentu. (4) Kursus-kursus merupakan
bentuk pengembangan karyawan yang lebih mirip pendidikan daripada pelatihan. Kursuskursus ini biasa diadakan untuk memenuhi minat dari para karyawan dalam bidang-bidang
pengetahuan tertentu (diluar bidang pekerjaannya), seperti kursus bahasa asing, kursus
manajemen, kepemimpinan dan lain sebagainya.
Ada sejumlah alternatif metode pelatihan yang dapat dipilih dan digunakan sesuai
dengan kebutuhan proses pembelajaran yang hendak dilaksanakan oleh pelatih Menurut
Oemar Hamalik dalam bukunya Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan (2001 :63): (1) Model Komunikasi Ekspositif yaitu pengajaran kelas
menggunakan berbagai strategi dan taktik. Prosedurnya tergantung pada keterlibatan pelatih,
tujuan yang hendak dicapai, besarnya kelompok dan faktor-faktor lainnya. Ada dua sistem
yang termasuk dalam model ini, ialah : (a) Sistem satu arah, tanggung jawab untuk
mentransferkan informasi terletak pada pelatih. Para peserta bersikap pasif terhadap apa,
bagaimana, perlu tidaknya komunikasi itu, tak ada balikan efektif dari pihak peserta kepada
pelatih kecuali menunjukkan rasa senang atau tidak senang. (b) Sistem dua arah. Pada sistem
ini terdapat pola balikan untuk memeriksa apakah peserta menerima informasi dengan tepat.
Jika sudah, maka pelatih akan memodifikasi cara penyajiannya, dan bila sambutan peserta
belum tepat, maka pelatih akan memodifikasi sambutan tersebut. (2) Model Komunikasi
Diskoveri. Model ini lebih efektif bila dilaksanakan dalam kelompok kecil, namun dapat juga
dilaksanakan dalam kelompok yang lebih besar. Kendati tidak semua peserta terlibat dalam
proses Diskoveri namun bermanfaat bagi peserta latihan. (a) Ceramah reflektif. Prosedur
penyajian dalam bentuk merangsang peserta melakukan diskoveri di depan kelas. Pelatih
mengajukan suatu masalah, dan kemudian peserta memecahkan masalah tersebut melalui
6
proses diskoveri. (b) Diskoveri terbimbing. Pendekatan ini melibatkan para peserta untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pelatih. Peserta melakukan Diskoveri,
sedangkan pelatih membimbingnya kearah yang tepat dan benar. (3) Teknik Komunikasi
Kelompok Kecil. Kelompok kecil yang terdiri dari 10 orang peserta dapat melakukan
komunikasi dua arah secara efektif. Teknik-teknik yang dapat digunakan adalah : (a) Tutorial
perorangan. Metode ini dianggap sebagai cara belajar ideal, karena satu orang tutor
berhadapan dengan satu orang peserta. Teknik ini penting terutama untuk mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan konseptual. (b) Tutorial kelompok. Seorang pelatih
membimbing satu kelompok peserta, yang terdiri dari lima sampai tujuh orang pada waktu
yang sama. Menitik beratkan pada bimbingan terhadap individu-individu dalam kelompok.
(c) Lokakarya. Peserta mendapat informasi tentang prosedur kerja dan asas-asaspelaksanaan
suatu topik dengan metode tertentu. Selanjutnya peserta menerapkan informasi tersebut
dalam bentuk tugas-tugas nyata sesuai dengan pilihannya sendiri. (d) Diskusi kelompok.
Pemimpin kelompok merumuskan topik yang akan dibahas dan bertindak sebagai ketua
kelompok. (4) Pembelajaran Berprogram yakni proses umum untuk merancang materi
pelajaran, dan dapat dilihat sebagai produk suatu bentuk sistem pembelajaran di mana peserta
belajar sendiri untuk mencapai tujuan tingkah laku dengan menggunakan materi pelajaran
yang telah disiapkan sebelumnya, serta tidak memerlukan dukungan dari pihak pelatih.
Program ini dikembangkan dalam berbagai bentuk, ialah: (a) Teks program linear. Sistem
pembelajaran yang terprogram yang menggunakan teks program. Struktur teks Berbentuk
linear yang tersusun dalam urutan tertentu pada satu garis linear. (praktek yang dilengkapi
dengan alat uji). (b) Teks program bercabang. Bentuk linear dan bercabang dapat
dicampurkan menjadi satu teknik yang yang mengandung berbagai kemungkinan, yang dapat
digunakan untuk setiap latihan. (c) Media yang diprogram. Prinsip-prinsip pembelajaran
berprogram dapat juga diterapkan dalam media pembelajaran yang digunakan dalam rangka
belajar mandiri. (5) Pelatihan dalam Industri yaitu mengembangkan pendekatan standar
pengajaran dan latihan dalam pekerjaan. Prosedur latihan lebih sederhana terutama dalam
latihan industri. Metode ini diterapkan dalam berbagai bentuk, seperti: Latihan
kepemimpinan, latihan keselamatan, latihan untuk perbaikan, dan latihan pekerjaan. Bentuk
programnya menggunakan dua kolom, yakni kolom langkah-langkah dalam tugas (apa yang
akan dikerjakan), dan kolom perilaku (bagaimana mengerjakannya). (6) Teknik Simulasi
yang dapat digunakan hampir spada semua program pelatihan yang berorientasi pada tujuantujuan tingkah laku. Latihan keterampilan menuntut praktek yang dilaksanakan dalam situasi
nyata, atau dalam situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri kehidupan yang nyata. Latihan
7
simulasi adalah berlatih melaksanakan tugas-tugas yang akan dikerjakan sehari-hari. (7)
Metode Studi Kasus yang merupakan suatu bentuk simulasi yang bertujuan untuk
memberikan pengalaman kepada peserta tentang cara membuat keputusan mengenai apa yang
harus dikerjakan lebih lanjut, latihan memecahkan kasus-kasus sosial. Kasus-kasus yang
dipelajari berdasarkan kejadian nyata, menggunakan informasi yang ada, tidak terlalu
sederhana, sesuai dengan minat peserta, dan punya dampak tertentu terhadap peserta.
Henry Simamora (1997:212) mengemukakan jenis-jenis pelatihan yang dapat
digunakan di dalam organisasi: pelatihan keahlian-keahlian, pelatihan ulang, pelatihan
fungsional silang, pelatihan tim, dan pelatihan kreativitas. (1) Pelatihan keahlian-keahlian
yaitu pelatihan yang kerap dijumpai di dalam organisasi-organisasi. Program pelatihannya
relatif sederhana, kebutuhan atau kekurangan diidentifikasi melalui penilaian yang jeli.
Kriteria penilaian efektivitas pelatihan juga didasarkan pada sasaran-sasaran yang
diidentifikasi dalam tahap penilaian. (2) Pelatihan ulang adalah subset pelatihan keahliankeahlian. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para tutor keahlian-keahlian yang
mereka butuhkan untuk mengejar tuntutan yang berubah dari pekerjaan-pekerjaan mereka,
umpamnya, tutor yang selama ini menggunakan alat-alat konvensional/ manual mungkin
harus dilatih ulang untuk menggunakan alat-alat yang terkomputerisasi. (3) Pelatihan
fungsional silang yaitu melatih tutor dalam bermacam-macam tugas dengan demikian,
menjadi semakin populer. (4) Pelatihan tim. Dewasa ini terdapat tekanan yang menguat
terhadap kinerja tim (team performance). Tim management, tim riset, dan satuan organisai.
Tim adalah sekelompok individu yang bekerja sama demi tujuan bersama. Tujuan bersama
inilah yang sesungguhnya menentukan sebuah tim, dan jika anggota tim mempunyai tujuantujuan yang bertentangan atau konflik, efesiensi keseluruhan unit kemungkinan akan
terganggu. (5) Pelatihan kreativitas yaitu didasarkan pada asumsi bahwa kreativitas dapat
dipelajari. Terdapat beberapa cara untuk mengajarkan kreativitas, yang semuanya berusaha
membantu tutor memecahkan masalah dengan kiat-kiat baru. Teknik yang digunakan dengan
Brainstorming.
Efektivitas Pelatihan
Dalam pengembangan program pelatihan, agar pelatihan berjalan efektif diperlukan
tahapan yang sistematik. Secara umum ada tiga tahap pada pelatihan yaitu tahap penilaian
kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap evaluasi.
Penilaian kebutuhan (need assessment) pelatihan merupakan langkah yang paling
penting dalam pengembangan program pelatihan. Langkah penilaian kebutuhan ini
8
merupakan
landasan
yang
sangat
menentukan
pada
langkah-langkah
berikutnya.
Kekurangakuratan atau kesalahan dalam penilaian kebutuhan dapat berakibat fatal pada
pelaksanaan pelatihan.
Perumusan tujuan pelatihan dan pengembangan (training and development objective)
hendaknya berdasarkan kebutuhan pelatihan yang telah ditentukan. Perumusan tujuan dalam
bentuk uraian tingkah laku yang diharapkan dan pada kondisi tertentu. Perumusan tujuan ini
akan menjadi standar kinerja yang harus diwujudkan serta merupakan alat untuk mengukur
tingkat keberhasilan program pelatihan.
Isi program (program content) merupakan perwujudan dari hasil penilaian kebutuhan
dan materi atau bahan guna mencapai tujuan pelatihan. Isi program ini berisi keahlian
(keterampilan), pengetahuan dan sikap yang merupakan pengalaman belajar pada pelatihan
yang diharapkan dapat menciptakan perubahan tingkah laku. Pengalaman belajar dan atau
materi pada pelatihan harus relevan dengan kebutuhan peserta maupun lembaga tempat kerja.
Prinsip-prinsip belajar (learning principles) yang efektif adalah yang memiliki
kesesuaian antara metode dengan gaya belajar peserta pelatihan dan tipe-tipe pekerjaan, yang
membutuhkan. Pada dasarnya prinsip belajar yang layak dipertimbangkan untuk diterapkan
berkisar lima hal yaitu partisipasi, reputasi, relevansi, pengalihan, dan umpan balik (Sondang
P. Siagian, 1994:190). Dengan prinsip partisipasi pada umumnya proses belajar berlangsung
dengan lebih cepat dan pengetahuan yang diperoleh diingat lebih lama. Prinsip reputasi
(pengulangan) akan membantu peserta pelatihan untuk mengingat dan memanfaatkan
pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki. Prinsip relevansi, yakni kegiatan pembelajaran
akan lebih efektif apabila bahan yang dipelajari mempunyai relevansi dan makna kongkrit
dengan kebutuhan peserta pelatihan. Prinsip pengalihan dimaksudkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar dengan mudah dapat dialihkan
pada situasi nyata (dapat dipraktekkan pada pekerjaan). Dan prinsip umpan balik akan
membangkitkan motivasi peserta pelatihan karena mereka tahu kemajuan dan perkembangan
belajarnya.
Pelaksanaan program (actual program) pelatihan pada prinsipnya sangat situasional
sifatnya. Artinya dengan penekanan pada perhitungan kebutuhan organisasi dan peserta
pelatihan, penggunaan prinsip-prinsip belajar dapat berbeda intensitasnya, sehingga tercermin
pada penggunaan pendekatan, metode dan teknik tertentu dalam pelaksanaan proses
pelatihan.
Keahlian, pengetahuan, dan kemampuan pekerja (skill knowledge ability of workers)
sebagai peserta pelatihan merupakan pengalaman belajar (hasil) dari suatu program pelatihan
9
yang diikuti. Pelatihan dikatakan efektif, apabila hasil pelatihan sesuai dengan tugas peserta
pelatihan. dan bermanfaat pada tugas pekerjaan.
Dan langkah terakhir dari pengembangan program pelatihan adalah evaluasi
(evaluation) pelatihan. Pelaksanaan program pelatihan dikatakan berhasil apabila dalam diri
peserta pelatihan terjadi suatu proses transformasi pengalaman belajar pada bidang pekerjaan.
Sondang P. Siagian menegaskan proses transformasi dinyatakan berlangsung dengan baik
apabila terjadi paling sedikit dua hal yaitu peningkatan kemampuan dalam melaksanakan
tugas dan perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos kerja (1994: 202).
Selanjutnya untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut dilakukan penilaian.
Katzel, dalam Steers (1980:44-45) menegaskan bahwa efektivitas
selalu diukur
berdasarkan prestasi, produktivitas, laba dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa
produktivitas merupakan bagian dari efektivitas. Adapun konsep pendidikan yang memiliki
produktivitas yaitu pendidikan yang efektif dan efisien.
Pelatihan yang efektif merupakan pelatihan yang berorientasi proses, dimana
organisasi tersebut dapat melaksanakan program-program yang sistematis untuk mencapai
tujuan dan hasil yang dicita-citakan. Sehingga pelatihan dikatakan efektif apabila pelatihan
tersebut dapat menghasilkan sumber daya manusia dengan kemampuan dan keterampilan
yang meningkat dan perubahan sikap yang lebih mandiri.
Keefektifan pelatihan akan mempengaruhi kualitas kinerja sumber daya manusia
(SDM) yang dihasilkannya. Sehingga efektif tidaknya pelatihan dilihat dari dampak pelatihan
bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Hal ini selaras dengan Henry Simamora (1987:
320) yang mengukur keefektifan Diklat dapat dilihat dari 1) reaksi-reaksi bagaimana
perasaan partisipan terhadap program; 2) belajar- pengetahuan, keahlian, dan sikap-sikap
yang diperoleh sebagai hasil dari pelatihan; 3) perilaku perubahan-perubahan yang terjadi
pada pekerjaan sebagai akibat dari pekerjaan: dan 4) hasil-hasil dampak pelatihan pada
keseluruhan yaitu efektivitas organisasi atau pencapaian pada tujuan-tujuan organisasional.
Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan (training) menurut Kirkpatrick (1998)
mencakup empat level evaluasi, yaitu: level 1 reaction, level 2 learning, level 3 behavior, dan
level 4 result. (1) Reaksi (Reaction Evaluating) yang sama halnya dengan mengukur tingkat
kepuasan peserta pelatihan. komponen-komponen yang termasuk dalam level reaksi ini yang
merupakan acuan untuk dijadikan ukuran. Komponen-komponen tersebut berikut indokatorindikatornya adalah: (a) Pelatih yang mempunyai indikator-indikator seperti kesesuaian
keahlian pelatih dengan bidang materi, kemampuan komunikasi dan keterampilan pelatih
dalam mengikutsertakan peserta pelatihan untuk berpartisipasi. (b) Fasilitas Pelatihan yang
10
mempunyai indikator-indikator seperti ruang kelas, pengaturan suhu di dalam ruangan dan
bahan dan alat yang digunakan. (c) Jadwal Pelatihan dengan indikator ketepatan waktu dan
kesesuaian waktu dengan peserta pelatihan, atasan para peserta dan kondisi belajar. (d) Media
Pelatihan dengan indikator kesesuaian media dengan bidang materi yang akan diajarkan yang
mampu berkomunikasi dengan peserta dan menyokong instruktur/pelatihan dalam
memberikan materi pelatihan. (e) Materi Pelatihan dengan indikator kesesuaian materi
dengan tujuan pelatihan, keseuaian materi dengan topik pelatihan yang diselenggarakan. (f)
Konsumsi selama pelatihan berlangsung dengan indikator jumlah dan kualitas dari makanan
tersebut. (g) Pemberian latian atau tugas dengn indikator peserta diberikan soal. (h) Studi
kasus dengan indikator memberikan kasus kepada peserta untuk dipecahkan. (i) Handouts
dengan indikator berapa jumlah handouts yang diperoleh, apakah membantu atau tidak. (2)
Evaluasi Belajar (Learning Evaluating) yaitu dalam proses pembelajaran diajarkan 3 hal
yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Peserta dikatakan telah belajar apabila pada
dirinya telah mengalami perubahan sikap, perbaikan pengetahuan maupun peningkatan
keterampilan. (3) Tingkah Laku (Behavior Evaluating) yaitu difokuskan pada perubahan
tingkah laku peserta setelah selesai mengikuti pembelajaran. Sehingga penilaian tingkah laku
ini lebih bersifat eksternal. Karena yang dinilai adalah perubahan perilaku setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran dan kembali ke lingkungan mereka maka evaluasi level 3 ini dapat
disebut sebagai evaluasi terhadap outcomes dari kegiatan pelatihan. (4) Evaluasi Hasil (Result
Evaluating) yaitu difokuskan pada hasil akhir (final result) yang terjadi karena peserta telah
mengikuti suatu program pembelajaran. Termasuk dalam kategori hasil akhir dari suatu
program pembelajaran diantaranya adalah peningkatan hasil
belajar, peningkatan
pengetahuan, dan peningkatan keterampilan (skills).
METODE PENELITIAN
Obyek Penelitian dan Populasi
Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sugiyono (2009:
38) mendefinisikan obyek penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun obyek penelitian dalam penelitian ini
adalah karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang yang beralamat di Jl
Raya Sumberharjo Pemalang.
Menurut Sugiyono (2007:57) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek, subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang di tetapkan oleh
11
peneliti untuk mempelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini
populasinya adalah 91 karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang.
Penelitian ini menggunakan seluruh populasi.
Sumber Data
Menurut Sugiyono (2009:137) menjelaskan pengertian sumber data primer sebagai
sumber data yang langsung memberikan data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi langsung, membagikan
kuesioner kepada karyawan bagian produksi dan melakukan wawancara kepada Staff bagian
SDM, Staff bagian Pengolahan dan Staff bagian Mesin Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang.
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu sejarah Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang dan
dokumen-dokumen pabrik.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Menurut Poerwandari (1998:17) penelitian kualitatif
adalah penelitian yang
menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara ,
catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain. Selanjutnya menurut Lexy
(2005: 5), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka
untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau
sekelompok orang. Mile dan Huberman seperti yang dikutip oleh Salim (2006: 20-24),
menyebutkan ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing and
verification).
1.
Reduksi data (data reduction), dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan
pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang
diperoleh.
2.
Penyajian data (data display). Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi
tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau
penyajian data yang lazim digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk teks naratif.
3.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and verification). Peneliti
berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap
12
gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang
mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena, dan proposisi.
Arikunto (2006:12) menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang
banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
serta penampilan dari hasilnya. Menurut Sugiyono, (2003:14), penelitian kuantitatif adalah
penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan.
Teknik Pengambilan Data
1.
Observasi Langsung
Observasi langsung adalah pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti,
mengetahui keadaan obyek yang bersangkutan secara rinci dan mendokumentasikan
obyek tersebut. Observasi ini digunakan untuk mengetahui gambaran kinerja karyawan
Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang. Observasi dilakukan mulai tanggal 1 Februari 2013
sampai 8 Maret 2013.
2.
Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab. Tujuan penulis
menggunakan metode ini, untuk memperoleh gambaran tentang kinerja karyawan Pabrik
Gula Sumberharjo Pemalang. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara
dengan Staff bagian SDM beserta karyawan, Staff bagian Pengolahan dan Staff bagian
Mesin Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang. Wawancara dilakukan tanggal 14, 15
Februari mulai jam 08.00 sampai jam 09.30 dan tanggal 8 Maret 2013 jam 09.00 hingga
pukul 10.30. Pertama kali melakukan wawancara dengan staff bagian SDM kemudian
esoknya melakukan wawancara dengan salah satu karyawan bagian produksi. pada hari
berikutknya, melakukan wawancara denga staff bagian pengolahan dan staff bagian
mesin.
2.
Kuesioner
Kuesioner merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Dengan kuesioner kita dapat mengetahui keadaan atau data pribadi
seseorang, pengalaman atau pengetahuan dan lain-lain yang dimilikinya. Kuesioner
digunakan sebagai data tambahan/data pelengkap untuk mendukung hasil wawancara.
13
Kuesioner disebar kepada karyawan bagian produksi sebanyak 127 kuesioner dan yang
memenuhi syarat sebanyak 91 kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan dari tanggal
20 Februari hingga 25 Februari 2013.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk menunjukan dengan cara apa data tersebut akan
dianalisis supaya tujuan penelitian dapat tercapai yaitu dengan teknik analisis deskriptif
kualitatif dan kuantitatif yang merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk
tabulasi sehingga mudah untuk dipahami dan diintepretasikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Gambaran kinerja karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang
saat ini
Untuk meningkatkan hasil produksi gula, salah satu faktor pentingnya adalah karyawan
terutama karyawan bagian produksi. karyawan yang berkinerja baik dapat meningkatkan
hasil produksi gula. Dengan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki, motivasi kerja
yang tinggi, tingkat kedisiplinan yang baik dapat meingkatkan kinerja karyawan.
Keterampilan dan Pengetahuan Kerja Karyawan
Keterampilan dan pengetahuan kerja merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh
semua karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Keterampilan dan pengetahuan kerja
tumbuh dan berkembang dari pengalaman selama bekerja. Pada karyawan bagian produksi
Pabrik Gula Sumberharjo pengetahuan teknis tentang bidang pekerjaan mereka ketahui
dengan baik. Pengalaman kerja dan pelatihan yang mereka ikuti dirasa cukup. Dari data
sekunder (Lampiran 3.1), sebanyak 76 karyawan dari 91 karyawan bahwa pengetahuan teknis
tentang bidang pekerjaan secara detail mereka ketahui dengan baik. Pengetahuan teknis
seputar proses produksi gula seperti penggilingan tebu, pemurnian, penguapan, kristalisasi
dan pemisahan rata-rata sudah mereka ketahui dengan baik berdasarkan dari pelatihan yang
mereka ikuti dan pengalaman mereka selama bekerja di pabrik ini.
Pelatihan yang dilakukan oleh pabrik dilakukan guna meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan kerja. Dari data sekunder yang didapat (Lampiran 3.2), sebanyak 54 karyawan
dari 91 karyawan, mereka sering ditugaskan mengikuti pelatihan. Pelatihan yang pernah
dilakukan seperti kursus masinis junior dan senior, kursus chemiker, kursus operator boiler,
dan lain-lain. Untuk hal-hal yang berkaitan dengan produksi gula, rata-rata para karyawan
14
mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan proses produksi gula sesuai dengan
pengalaman dan pelatihan yang pernah mereka ikuti. Semua karyawan (Lampiran 3.3)
menyatakan bahwa mereka mengetahui semua hal yang berkaitan dengan produksi gula.
Dalam memberikan ide pemikiran tentang sistem kerja pabrik agar lebih produktif
(Lampiran 3.4), Para karyawan memberikan ide pemikiran agar kualitas kerja dan kualitas
pabrik agar lebih meningkat. Dalam menjalankan perangkat lunak seperti sistem informasi
dan perangkat keras seperti mesin ketel uap, mesin penggilingan, mesin pendingin, mesin
penguapan yang berhubungan dengan pekerjaan (Lampiran 3.5), rata-rata karyawan
mengalami kesulitan menjalankan mesin-mesin yang ada di pabrik seperti mesin ketel uap,
mesin penggilingan, mesin pendingin, mesin penguapan dengan kondisi mesin yang sudah
tua dan sering rusak.
Motivasi Karyawan
Motivasi kerja adalah hal yang penting dilakukan bagi perusahaan. Dengan motivasi
kerja akan mendorong karyawan untuk bekerja keras, berprestasi dan produktif. Untuk
karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang, 85 dari 91 karyawan
(Lampiran 3.6) menyatakan senang dengan pekerjaan mereka saat ini. Dengan lingkungan
kerja yang nyaman, teman kerja yang baik, gaji yang sesuai membuat mereka betah bekerja
di pabrik ini.
Untuk kenyamanan, berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar karyawan sudah
merasa nyaman bekerja di pabrik jadi mereka tetap akan bekerja walaupun gaji tidak sesuai
dengan keinginan. Namun adapula karyawan yang harus berfikir ulang bekerja di pabrik ini
bila gaji yang diterima tidak sesuai dengan keinginan. Mereka merasa gaji sangat penting
untuk memenuhi kebutuhan dan masa depan keluarga mereka jadi mereka akan memilih tidak
bekerja/keluar dari pekerjaan tersebut jika gaji tidak sesuai.
Prestasi kerja merupakan suatu hal yang diinginkan oleh setiap karyawan yang akhirnya
akan mempengaruhi perkembangan karirnya di perusahaan/pabrik tersebut. Prestasi kerja
sangat terkait dengan tingkat kinerja karyawan sehingga secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. Rata-rata karyawan bagian produksi Pabrik
Gula Sumberharjo senang jika prestasi kerja mereka selama ini dihargai sebagai kontribusi
besar oleh pabrik, misalnya bagi karyawan yang setia dengan pekerjaan dan kinerja mereka
baik diberi kenaikan gaji/bonus.
Setiap pekerja pasti menginginkan masa depan dan karirnya maju di setiap pekerjaan
yang dijabatnya. Karyawan bagian produksi merasa bahwa karir dan masa depan mereka
15
terjamin selama bekerja di pabrik ini. Hal yang mendasari karyawan yakin bahwa bekerja di
pabrik ini memberikan karir dan masa depan yang bagus adalah motivasi kerja mereka yang
tinggi sehingga mereka yakin masa depan dan karirnya selama bekerja di pabrik dapat
diandalkan.
Bekerja di sebuah perusahaan tidak hanya memberikan tantangan tetapi juga
kebanggaan bagi karyawannya. Para karyawan bagian produksi merasa bekerja di pabrik
memberikan kebanggaan dan tantangan bagi mereka. Mereka bangga karena masa depan
terjamin dan juga mendapat bimbingan dan pelatihan dengan baik sehingga menambah
pengetahuan dan ilmu bagi mereka. Para karyawan juga mendapat tantangan seperti hasil
produksi yang belum mencapai target sehingga membuat mereka harus bekerja lebih keras.
Kedisiplinan Karyawan
Kedisiplinan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan. Dari
data yang diperoleh (Lampiran 3.7-11) didapatkan kesimpulan bahwa dalam melaksanakan
pekerjaan, mereka mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh pabrik. Dalam hal kedisiplinan
yang lain, para karyawan tidak akan patuh terhadap atasan yang menyimpang dari aturan
pabrik. Dalam bekerja mereka selalu mengikuti standar dan prosedur kerja.
Para karyawan bagian produksi selama bekerja selalu menyelesaikan pekerjaan mereka
dengan baik sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Bagi karyawan bagian produksi
tingkat kedisiplinan merupakan cerminan keadaan perusahaan/pabrik, tetapi hal tersebut tidak
mempengaruhi produktivitas kerja.
Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karyawan bagian produksi
Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang mempunyai tingkat disiplin yang baik, terbukti mereka
mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pabrik, mengikuti standar dan prosedur kerja,
menyelesaikan pekerjaan dengan baik sesuai dengan target dan mereka tidak akan patuh pada
perintah atasan yang menyimpang dari aturan pabrik.
Jadi kinerja karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang saat ini
cukup baik. Seringnya mereka mndapatkan pelatihan membuat pengetahuan dan
keterampilan mereka soal produksi gula meningkat. Namun, para karyawan masih merasa
kesulitan dalam menjalankan perangkat lunak/keras yang berhubungan dengan pekerjaan
mereka. Untuk itu pelatihan masih tetap harus dilakukan agar kinerja mereka semakin
meningkat. Para karyawan merasa nyaman dan senang bekerja di pabrik ini. Mereka meras
KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI
PABRIK GULA SUMBERHARJO PEMALANG
Oleh:
FRISKA MERIANA DEWI
212009005
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
PROGRAM STUDI
: EKONOMIKA DAN BISNIS
: MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
i
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan diponegoro 52-60
:(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia
Salatiga 50711- Indonesia
Fax. (0298) -321433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Friska Meriana Dewi
NIM
: 212009005
Program Studi : Manajemen – Sumber Daya Manusia
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,
Judul
: Tinjauan Terhadap Efektivitas Pelatihan Kerja Karyawan Bagian
Produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang.
Pembimbing
: Rosaly Fransiska, SE, MBA
Tanggal diuji : 21 Juni 2013
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian
kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan
pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru
tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 4 Juni 2013
Yang memberi pernyataan,
FRISKA MERIANA DEWI
ii
TINJAUAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELATIHAN
KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI
PABRIK GULA SUMBERHARJO PEMALANG
Oleh:
FRISKA MERIANA DEWI
212009005
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
PROGRAM STUDI
: EKONOMIKA DAN BISNIS
: MANAJEMEN
Disetujui oleh:
Rosaly Fransiska, SE, MBA
Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan anugerah dan rahmat-Nya
yang sungguh luar biasa kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja
ini dengan baik. Penyusunan kertas kerja ini digunakan sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
Penulisan kertas kerja ini mungkin tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari pihakpihak yang telah mengorbankan waktu dan tenaga mereka. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis menyelesaikan kertas kerja ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yesus, karena penyertaan dan segalanya yang diberikan pada penulis sehingga
dapat menyelesaikan penelitian ini.
2. Ibu Rosaly Fransiska, SE, MBA selaku pembimbing yang dengan sabar dan telah
memberikan waktu, arahan, motivasi, dan nasihat kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan kertas kerja ini.
3. Ibu Lieli Suharti, Ir., MM., PhD selaku wali studi yang telah mengarahkan dan
memberikan dukungan sampai akhir masa studi penulis.
4. Seluruh dosen dan staff pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW, yang
selama ini telah membagi pengetahuan kepada penulis selama penulis menuntut ilmu
di FEB UKSW.
5. Seluruh keluarga besarku, orang tuaku, ciciku (Christine Natalia) serta adik tercintaku
(Lewi Afriudi Mulato), serta saudara-saudaraku tercinta yang telah membantu,
mendoakan dan memberi dukungan.
6. Yogi Sugianto yang dengan sabar membantu, memberi dukungan kepada penulis,
serta mendoakan sampai akhir penelitian selesai.
7. Teman-temanku: Driska, Agnes, Dian, Eka, Grup PD (Anne, Helen, Lolerai, Daniel,
Ivan, Riyadi, Arif, David, Helen, Monika, Marcel, Lia, Fela, Budi) yang selalu
membantu dan membuat penulis semangat untuk terus menyelesaikan penelitian.
8. Pihak Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang yang telah membantu dan memberikan
data sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.
9. Semua pihak yang telah ikut andil dalam penyelelesaian kertas kerja ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
iv
Penulis mohon maaf jika dalam penulisan kertas kerja banyak terdapat kesalahan.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca terutama Pabrik Gula Sumberharjo
Pemalang.
Friska Meriana Dewi
v
DAFTAR ISI
Halaman judul ........................................................................................................... i
Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja .................................................................... ii
Halaman Persetujuan/ Pengesahaan ........................................................................... iii
Ucapan Terima Kasih ................................................................................................ iv
Daftar Isi .................................................................................................................... vi
Daftar Tabel............................................................................................................... viii
Daftar Lampiran ......................................................................................................... ix
Abstract ...................................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................... 2
Telaah Literatur ......................................................................................................... 4
Kinerja Karyawan .......................................................................................... 4
Pelatihan ......................................................................................................... 4
Metode Pelatihan ............................................................................................ 5
Efektivitas Pelatihan....................................................................................... 8
Metode Penelitian ......................................................................................................12
Obyek Penelitian dan Populasi ......................................................................12
Sumber Data ...................................................................................................12
Jenis Penelitian ...............................................................................................12
Teknik Pengambilan Data ..............................................................................13
Teknik Analisis Data..................................................................................... 14
Hasil dan Pembahasan ...............................................................................................14
Gambaran Kinerja Karyawan bagian Produksi Pabrik Gula Sumberharjo
Pemalang saat ini ...........................................................................................14
Gambaran kinerja karyawan bagian produksi yang diharapkan
Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang..............................................................17
Gambaran efektivitas pelatihan yang dilakukan oleh Pabrik Gula
Sumberharjo Pemalang..................................................................................18
Kesimpulan dan Saran ...............................................................................................25
Kesimpulan ....................................................................................................25
Saran............................................................................................................. 25
Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Mendatang ...................26
Daftar Pustaka ............................................................................................................25
vi
Lampiran ..................................................................................................................27
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Pencapaian Produksi Gula...................................................................2
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ............................................................................ 29
Lampiran 2. Kuesioner................................................................................................ 30
Lampiran 3. Hasil Uji SPSS........................................................................................ 34
ix
Tinjauan Terhadap Efektivitas Pelatihan Kerja Karyawan Bagian
Produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang
Friska Meriana Dewi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana
Abstract
The rapid development of business causing tougher business competition. This things
make company struggle to improve qualitities of product and their employee’s performance.
One of the company is a Sumberharjo Sugar Plant in Pemalang. This plant had provided
training to the employee so that the employee’s skills and knowledge in sugar production is
increasing and also to improve employee’s motivation and discipline. This study aims to
review the effectiveness of the job training for production employee’s. This study provide an
explanation of training that have been done and further training recommendations. This
research involving HR staff, manufacturing staff, machine staff and 91 employee’s of the
production. This study uses qualitative and quantitative descriptive analysis. Results of the
study showed that the training is still not effective. Facilities, media, handouts and materials
for training by employees is still inadequate. By looking at this situation Sumberharjo Sugar
Plant in Pemalang should pay more attention to infrastructure, facilities and materials for
the training to fit the needs of employees. This plant is more emphasized on technical training
and training should increase motivation/outbound to improve employee motivation and
discipline in work.
Keywords: employee’s performance, effectiveness, job training.
Saripati
Perkembangan bisnis yang semakin pesat menyebabkan persaingan bisnis juga
semakin ketat. Hal inilah yang membuat pabrik/perusahaan harus meningkatkan kualitas
produk dan kinerja karyawannya. Salah satunya adalah Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang.
Pabrik ini memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan agar keterampilan dan
pengetahuan para karyawan terhadap produksi gula berkembang, meningkatkan motivasi dan
kedisiplinan karyawan serta hasil produksi dapat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk
meninjau efektivitas pelatihan kerja karyawan bagian produksi, memberikan penjelasan
pelatihan yang pernah dilakukan dan rekomendasi pelatihan selanjutnya. Pabrik Gula
Sumberharjo Pemalang. Penelitian ini melibatkan staf bagian HRD, staf bagian pengolahan,
staf bagian mesin dan 91 karyawan bagian produksi. Penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelatihan yang
dilakukan masih belum efektif. Fasilitas, media, handouts dan materi selama pelatihan
menurut karyawan masih belum memadai. Dengan melihat situasi ini Pabrik Gula
Sumberharjo Pemalang harus lebih memperhatikan sarana, prasarana dan materi selama
pelatihan agar sesuai dengan kebutuhan karyawan. Pabrik ini lebih menekankan pada
pelatihan teknis dan sebaiknya menambah pelatihan motivasi/outbond untuk meningkatkan
motivasi dan kedisiplinan karyawan dalam bekerja.
Kata kunci: kinerja karyawan, efektivitas, pelatihan kerja.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Memasuki tahun 2013, perkembangan bisnis di negara kita diperkirakan mengalami
peningkatan yang begitu pesat. Dilihat dari www.bps.go.id, Indeks Tendensi Bisnis (ITB)
pada triwulan II-2012 sebesar 104,22, berarti kondisi bisnis meningkat dari triwulan
sebelumnya. Tingkat optimisme pelaku bisnis lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan
I-2012 (nilai ITB sebesar 103,89). Kondisi bisnis pada triwulan II-2012 meningkat karena
adanya peningkatan penggunaan kapasitas produksi/usaha (nilai indeks sebesar 106,13),
pendapatan usaha (nilai indeks sebesar 103,59), dan rata-rata jam kerja (nilai indeks sebesar
103,45). Perkembangan bisnis di Indonesia yang semakin pesat, maka tidak heran lagi bila
persaingannya pun semakin hari juga semakin ketat. Hal ini membuat perusahaan harus
meningkatkan kualitas produknya agar mampu bertahan dalam persaingan bisnis. Untuk
menghadapi hal ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas yang handal,
mempunyai keterampilan dan berkemampuan tinggi. Menurut Hariandja (2002:2) Sumber
Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan
disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam
perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia.
Berdasarkan data sekunder dari Pabrik Gula Sumberharjo, pabrik ini adalah sebuah
pabrik gula yang dibangun pada zaman Belanda yang hingga kini masih berdiri kokoh di
Kota Pemalang, Jawa Tengah. Pabrik gula ini masih eksis memproduksi gulanya dan
mempekerjakan ratusan karyawannya yang berasal dari beberapa daerah sekitarnya. Pabrik
gula ini sudah memperbaharui mesin-mesin produksinya, namun pencapaian produksinya
belum optimal. Terlihat dari 3 tahun terakhir sejak tahun 2010 sampai 2012 pencapaian hasil
akhir gula masih belum sesuai dengan target pabrik.
Tabel 1. Hasil pencapaian produksi gula
2010
Target
2011
Realisasi
Target
2012
Realisasi
20.314,2 15.248,065 26.140,390 12.200,728
Target
Realisasi
16.961,3
15.812,2
Sumber : Data Sekunder (2013)
Salah satu faktor penyebab hasil produksi gula tidak optimal adalah faktor sumber daya
manusia. Sumber daya manusia mempunyai peranan yang penting bagi perusahaan. Salah
satu yang mempunyai peranan penting adalah karyawan bagian produksi. Produksi
2
merupakan aspek penting dalam perusahaan, untuk itu perusahaan berupaya untuk terus
memperbaiki kinerja karyawan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil produksinya. Lancar
atau tidaknya sebuah proses produksi akan sangat tergantung pada karyawan pelaksana
produksi. Menurut hasil wawancara dengan narasumber A, karyawan bagian produksi
merupakan ujung tombak di pabrik ini. Karyawan bagian produksi berperan dalam proses
pengolahan gula dari proses penggilingan sampai gula jadi serta pengoperasionalan mesin
dan listrik. Karyawan yang bekerja asal-asalan, human error, dan tindakan indisipliner kerja
merupakan faktor yang menghambat proses produksi. Meskipun sudah dilakukan pelatihan,
namun masih saja ada karyawan yang mengalami kesulitan dalam pengoperasian mesin
pabrik contohnya seperti bagian penggilingan yang masih harus mendapat bantuan dari
mandor senior lantaran masih mengalami kesulitan dalam mengendalikan mesinnya. Inilah
yang menjadi perhatian penting bagi pimpinan Pabrik Gula Sumberharjo. Dalam melakukan
pelatihan, Pabrik Gula Sumberharjo tidak melakukan analisis tentang kebutuhan, tujuan,
sasaran, serta isi dan prinsip belajar terlebih dahulu agar pelatihan efektif. Pihak pabrik tidak
membuat rincian-rincian tentang proses pelatihan seperti waktu pelatihan, jenis pelatihan,
peserta serta hasil dari diadakannya pelatihan. Penelitian mengenai efektivitas pelatihan kerja
karyawan bagian produksi ini berbeda dengan penelitian sebelumnya Salsabila (2008) yang
hanya menganalisis perubahan kinerja karyawan dari sebelum dan sesudah pelatihan dan
tidak menjelaskan secara rinci jenis pelatihan yang pernah dilakukan serta rekomendasi
pelatihan selanjutnya. Sedangkan penelitian ini meninjau tingkat efektivitas pelatihan kerja
karyawan, memberikan penjelasan pelatihan yang pernah dilakukan dan rekomendasi
pelatihan selanjutnya.
Masalah dan Persoalan Penelitian
Dari uraian di atas, masalah penelitiannya adalah Efektivitas pelatihan kerja karyawan bagian
produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang. Untuk memperjelas masalah penelitian di atas,
dirumuskan persoalan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran kinerja karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo
Pemalang saat ini ?
2. Bagaimana gambaran kinerja karyawan bagian produksi yang diharapkan Pabrik Gula
Sumberharjo Pemalang ?
3. Bagaimana gambaran efektivitas pelatihan karyawan bagian produksi yang dilakukan
oleh Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang ?
3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui gambaran kinerja karyawan bagian produksi pada Pabrik Gula
Sumberharjo Pemalang saat ini.
2. Mengetahui gambaran kinerja karyawan bagian produksi yang diharapkan Pabrik
Gula Sumberharjo Pemalang.
3. Mengetahui gambaran efektivitas pelatihan karyawan bagian produksi yang dilakukan
oleh Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang.
Adapun penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam
menentukan pelatihan-pelatihan bagi karyawannya sehingga dapat mengembangkan sumber
daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perusahaan. Sedangkan bagi
peneliti lainnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini serta dapat dijadikan
sebagai bahan untuk peneliti selanjutnya.
TELAAH LITERATUR
Kinerja karyawan
Gomes (2000:135) menjelaskan bahwa kinerja karyawan adalah catatan hasil atau
keluaran yang dihasilkan dari suatu fungsi pekerjaan tertentu dalam suatu periode waktu
tertentu. Tinggi rendahnya kinerja karyawan tergantung kepada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dalam hal ini Jones (2002:92) mengatakan bahwa “Banyak hal yang
menyebabkan terjadinya kinerja yang buruk, antara lain: (1) kemampuan pribadi, (2)
kemampuan manajer, (3) kesenjangan proses, (4) masalah lingkungan, (5) situasi pribadi, (6)
motivasi”. Wood, at. al. (2001:91) melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu
(job performance) sebagai suatu fungsi dari interaksi atribut individu (individual atribut),
usaha kerja (work effort) dan dukungan organisasi (organizational support).
Kinerja karyawan yang baik merupakan salah satu faktor yang penting dalam penentu
keberhasilan suatu perusahaan/organisasi. Kinerja karyawan merupakan indikator dalam
menentukan bagaimana suatu usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam
suatu perusahaan atau organisasi. Dalam menghadapi persaingan bisnis, perusahaan dituntut
untuk meningkatkan kinerja karyawan, untuk itulah dibutuhkan pelatihan.
Pelatihan
Notoatmodjo (2009:16) menyebutkan pelatihan merupakan upaya yang berkaitan
dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu
4
pekerjaan atau tugas tertentu. Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang
disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk
membekali seseorang dengan keterampilan kerja.
Pelatihan menurut Mondy (2008:210) adalah aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk
memberi pada para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
pekerjaan mereka saat ini. Sedangkan menurut Rivai dan Sagala (2009:212) pelatihan adalah
proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.
Dengan demikian, pelatihan yang dimaksudkan adalah pelatihan dalam pengertian yang luas,
tidak terbatas hanya untuk mengembangkan ketrampilan semata-mata. Tujuan pelatihan
menurut Beach dalam buku Sofyandi (2008:114) adalah: (1) Reduce learning time to teach
acceptable performance, maksudnya dengan adanya pelatihan maka jangka waktu yang
digunakan karyawan untuk memperoleh keterampilan akan lebih cepat. Karyawan akan lebih
cepat pula menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang dihadapinya. (2) Improve performance
on present job, pelatihan bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam
menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang sedang dihadapi. (3) Attitude formation, pelatihan
diharapkan dapat membentuk sikap dan tingkah laku para karyawan, kerjasama antar
karyawan dan loyalitas terhadap perusahaan. (4) Aid in solving operating problem, pelatihan
membantu memecahkan masalah-masalah operational perusahaan sehari-hari, seperti
mengurangi kecelakaan kerja, mengurangi absen, mengurangi labor turnover, dan lain-lain.
(5) Fill manpower needs, pelatihan tidak hanya mempunyai tujuan jangka pendek tetapi juga
jangka panjang yaitu mempersiapkan karyawan memperoleh keahlian dalam bidang tertebtu
yang dibutuhkan perusahaan. (6) Benefits to employee themselves, dengan pelatihan
diharapkan para karyawan akan mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang tinggi
sehingga karyawan tersebut akan semakin berharga bagi perusahaan. Selain itu juga akan
menambah nilai dari keryawan tersebut yang akan membuat karyawan yang bersangkutan
memperoleh rasa aman dalam melakukan pekerjaannya sehingga menimbulkan kepuasan
dalam dirinya.
Metode Pelatihan
Menurut Alex S. Nitisemito dalam bukunya Manajemen Personalia (1996:65) metode
pelatihan adalah sebagai berikut : (1) On the Job Training merupakan metode latihan yang
paling banyak dipergunakan atau juga disebut pelatihan langsung pada jabatan, bertujuan
mengenalkan langsung pada peserta pelatihan tentang seluk-beluk tugas. Metode on the job
training cocok bagi pelatihan karyawan baru, karyawan magang, penggunaan teknologi baru
5
dan karyawan yang baru di promosikan pada jabatan baru. Sistem ini terutama memberikan
tugas kepada karyawan yang baru dilatih. Karena itu para manajer sering beranggapan bahwa
sistem ini merupakan sistem yang ekonomis, karena tidak perlu menyediakan fasilitas khusus
untuk latihan. (2) Vestibule school merupakan bentuk latihan dimana pelatihnya bukanlah
para atasan langsung, tetapi pelatih-pelatih khusus. Alasannya terutama adalah untuk
menghindarkan para atasan langsung tersebut dengan tambahan kewajiban dan memusatkan
latihan hanya kepada para ahli dalam bidang latihan. Cara semacam ini bisa menimbulkan
konflik antara atasan langsung dengan para pelatih apabila ternyata nantinya para karyawan
yang telah dilatih dianggap tidak baik. (3) Apprenticeship (magang) biasa dipergunakan
untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang relatif lebih tinggi.
Program Apprenticeship biasa mengkombinasikan on the job training dan pengalaman
dengan di kelas dalam pengetahuan-pengetahuan tertentu. (4) Kursus-kursus merupakan
bentuk pengembangan karyawan yang lebih mirip pendidikan daripada pelatihan. Kursuskursus ini biasa diadakan untuk memenuhi minat dari para karyawan dalam bidang-bidang
pengetahuan tertentu (diluar bidang pekerjaannya), seperti kursus bahasa asing, kursus
manajemen, kepemimpinan dan lain sebagainya.
Ada sejumlah alternatif metode pelatihan yang dapat dipilih dan digunakan sesuai
dengan kebutuhan proses pembelajaran yang hendak dilaksanakan oleh pelatih Menurut
Oemar Hamalik dalam bukunya Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan (2001 :63): (1) Model Komunikasi Ekspositif yaitu pengajaran kelas
menggunakan berbagai strategi dan taktik. Prosedurnya tergantung pada keterlibatan pelatih,
tujuan yang hendak dicapai, besarnya kelompok dan faktor-faktor lainnya. Ada dua sistem
yang termasuk dalam model ini, ialah : (a) Sistem satu arah, tanggung jawab untuk
mentransferkan informasi terletak pada pelatih. Para peserta bersikap pasif terhadap apa,
bagaimana, perlu tidaknya komunikasi itu, tak ada balikan efektif dari pihak peserta kepada
pelatih kecuali menunjukkan rasa senang atau tidak senang. (b) Sistem dua arah. Pada sistem
ini terdapat pola balikan untuk memeriksa apakah peserta menerima informasi dengan tepat.
Jika sudah, maka pelatih akan memodifikasi cara penyajiannya, dan bila sambutan peserta
belum tepat, maka pelatih akan memodifikasi sambutan tersebut. (2) Model Komunikasi
Diskoveri. Model ini lebih efektif bila dilaksanakan dalam kelompok kecil, namun dapat juga
dilaksanakan dalam kelompok yang lebih besar. Kendati tidak semua peserta terlibat dalam
proses Diskoveri namun bermanfaat bagi peserta latihan. (a) Ceramah reflektif. Prosedur
penyajian dalam bentuk merangsang peserta melakukan diskoveri di depan kelas. Pelatih
mengajukan suatu masalah, dan kemudian peserta memecahkan masalah tersebut melalui
6
proses diskoveri. (b) Diskoveri terbimbing. Pendekatan ini melibatkan para peserta untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pelatih. Peserta melakukan Diskoveri,
sedangkan pelatih membimbingnya kearah yang tepat dan benar. (3) Teknik Komunikasi
Kelompok Kecil. Kelompok kecil yang terdiri dari 10 orang peserta dapat melakukan
komunikasi dua arah secara efektif. Teknik-teknik yang dapat digunakan adalah : (a) Tutorial
perorangan. Metode ini dianggap sebagai cara belajar ideal, karena satu orang tutor
berhadapan dengan satu orang peserta. Teknik ini penting terutama untuk mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan konseptual. (b) Tutorial kelompok. Seorang pelatih
membimbing satu kelompok peserta, yang terdiri dari lima sampai tujuh orang pada waktu
yang sama. Menitik beratkan pada bimbingan terhadap individu-individu dalam kelompok.
(c) Lokakarya. Peserta mendapat informasi tentang prosedur kerja dan asas-asaspelaksanaan
suatu topik dengan metode tertentu. Selanjutnya peserta menerapkan informasi tersebut
dalam bentuk tugas-tugas nyata sesuai dengan pilihannya sendiri. (d) Diskusi kelompok.
Pemimpin kelompok merumuskan topik yang akan dibahas dan bertindak sebagai ketua
kelompok. (4) Pembelajaran Berprogram yakni proses umum untuk merancang materi
pelajaran, dan dapat dilihat sebagai produk suatu bentuk sistem pembelajaran di mana peserta
belajar sendiri untuk mencapai tujuan tingkah laku dengan menggunakan materi pelajaran
yang telah disiapkan sebelumnya, serta tidak memerlukan dukungan dari pihak pelatih.
Program ini dikembangkan dalam berbagai bentuk, ialah: (a) Teks program linear. Sistem
pembelajaran yang terprogram yang menggunakan teks program. Struktur teks Berbentuk
linear yang tersusun dalam urutan tertentu pada satu garis linear. (praktek yang dilengkapi
dengan alat uji). (b) Teks program bercabang. Bentuk linear dan bercabang dapat
dicampurkan menjadi satu teknik yang yang mengandung berbagai kemungkinan, yang dapat
digunakan untuk setiap latihan. (c) Media yang diprogram. Prinsip-prinsip pembelajaran
berprogram dapat juga diterapkan dalam media pembelajaran yang digunakan dalam rangka
belajar mandiri. (5) Pelatihan dalam Industri yaitu mengembangkan pendekatan standar
pengajaran dan latihan dalam pekerjaan. Prosedur latihan lebih sederhana terutama dalam
latihan industri. Metode ini diterapkan dalam berbagai bentuk, seperti: Latihan
kepemimpinan, latihan keselamatan, latihan untuk perbaikan, dan latihan pekerjaan. Bentuk
programnya menggunakan dua kolom, yakni kolom langkah-langkah dalam tugas (apa yang
akan dikerjakan), dan kolom perilaku (bagaimana mengerjakannya). (6) Teknik Simulasi
yang dapat digunakan hampir spada semua program pelatihan yang berorientasi pada tujuantujuan tingkah laku. Latihan keterampilan menuntut praktek yang dilaksanakan dalam situasi
nyata, atau dalam situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri kehidupan yang nyata. Latihan
7
simulasi adalah berlatih melaksanakan tugas-tugas yang akan dikerjakan sehari-hari. (7)
Metode Studi Kasus yang merupakan suatu bentuk simulasi yang bertujuan untuk
memberikan pengalaman kepada peserta tentang cara membuat keputusan mengenai apa yang
harus dikerjakan lebih lanjut, latihan memecahkan kasus-kasus sosial. Kasus-kasus yang
dipelajari berdasarkan kejadian nyata, menggunakan informasi yang ada, tidak terlalu
sederhana, sesuai dengan minat peserta, dan punya dampak tertentu terhadap peserta.
Henry Simamora (1997:212) mengemukakan jenis-jenis pelatihan yang dapat
digunakan di dalam organisasi: pelatihan keahlian-keahlian, pelatihan ulang, pelatihan
fungsional silang, pelatihan tim, dan pelatihan kreativitas. (1) Pelatihan keahlian-keahlian
yaitu pelatihan yang kerap dijumpai di dalam organisasi-organisasi. Program pelatihannya
relatif sederhana, kebutuhan atau kekurangan diidentifikasi melalui penilaian yang jeli.
Kriteria penilaian efektivitas pelatihan juga didasarkan pada sasaran-sasaran yang
diidentifikasi dalam tahap penilaian. (2) Pelatihan ulang adalah subset pelatihan keahliankeahlian. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para tutor keahlian-keahlian yang
mereka butuhkan untuk mengejar tuntutan yang berubah dari pekerjaan-pekerjaan mereka,
umpamnya, tutor yang selama ini menggunakan alat-alat konvensional/ manual mungkin
harus dilatih ulang untuk menggunakan alat-alat yang terkomputerisasi. (3) Pelatihan
fungsional silang yaitu melatih tutor dalam bermacam-macam tugas dengan demikian,
menjadi semakin populer. (4) Pelatihan tim. Dewasa ini terdapat tekanan yang menguat
terhadap kinerja tim (team performance). Tim management, tim riset, dan satuan organisai.
Tim adalah sekelompok individu yang bekerja sama demi tujuan bersama. Tujuan bersama
inilah yang sesungguhnya menentukan sebuah tim, dan jika anggota tim mempunyai tujuantujuan yang bertentangan atau konflik, efesiensi keseluruhan unit kemungkinan akan
terganggu. (5) Pelatihan kreativitas yaitu didasarkan pada asumsi bahwa kreativitas dapat
dipelajari. Terdapat beberapa cara untuk mengajarkan kreativitas, yang semuanya berusaha
membantu tutor memecahkan masalah dengan kiat-kiat baru. Teknik yang digunakan dengan
Brainstorming.
Efektivitas Pelatihan
Dalam pengembangan program pelatihan, agar pelatihan berjalan efektif diperlukan
tahapan yang sistematik. Secara umum ada tiga tahap pada pelatihan yaitu tahap penilaian
kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap evaluasi.
Penilaian kebutuhan (need assessment) pelatihan merupakan langkah yang paling
penting dalam pengembangan program pelatihan. Langkah penilaian kebutuhan ini
8
merupakan
landasan
yang
sangat
menentukan
pada
langkah-langkah
berikutnya.
Kekurangakuratan atau kesalahan dalam penilaian kebutuhan dapat berakibat fatal pada
pelaksanaan pelatihan.
Perumusan tujuan pelatihan dan pengembangan (training and development objective)
hendaknya berdasarkan kebutuhan pelatihan yang telah ditentukan. Perumusan tujuan dalam
bentuk uraian tingkah laku yang diharapkan dan pada kondisi tertentu. Perumusan tujuan ini
akan menjadi standar kinerja yang harus diwujudkan serta merupakan alat untuk mengukur
tingkat keberhasilan program pelatihan.
Isi program (program content) merupakan perwujudan dari hasil penilaian kebutuhan
dan materi atau bahan guna mencapai tujuan pelatihan. Isi program ini berisi keahlian
(keterampilan), pengetahuan dan sikap yang merupakan pengalaman belajar pada pelatihan
yang diharapkan dapat menciptakan perubahan tingkah laku. Pengalaman belajar dan atau
materi pada pelatihan harus relevan dengan kebutuhan peserta maupun lembaga tempat kerja.
Prinsip-prinsip belajar (learning principles) yang efektif adalah yang memiliki
kesesuaian antara metode dengan gaya belajar peserta pelatihan dan tipe-tipe pekerjaan, yang
membutuhkan. Pada dasarnya prinsip belajar yang layak dipertimbangkan untuk diterapkan
berkisar lima hal yaitu partisipasi, reputasi, relevansi, pengalihan, dan umpan balik (Sondang
P. Siagian, 1994:190). Dengan prinsip partisipasi pada umumnya proses belajar berlangsung
dengan lebih cepat dan pengetahuan yang diperoleh diingat lebih lama. Prinsip reputasi
(pengulangan) akan membantu peserta pelatihan untuk mengingat dan memanfaatkan
pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki. Prinsip relevansi, yakni kegiatan pembelajaran
akan lebih efektif apabila bahan yang dipelajari mempunyai relevansi dan makna kongkrit
dengan kebutuhan peserta pelatihan. Prinsip pengalihan dimaksudkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar dengan mudah dapat dialihkan
pada situasi nyata (dapat dipraktekkan pada pekerjaan). Dan prinsip umpan balik akan
membangkitkan motivasi peserta pelatihan karena mereka tahu kemajuan dan perkembangan
belajarnya.
Pelaksanaan program (actual program) pelatihan pada prinsipnya sangat situasional
sifatnya. Artinya dengan penekanan pada perhitungan kebutuhan organisasi dan peserta
pelatihan, penggunaan prinsip-prinsip belajar dapat berbeda intensitasnya, sehingga tercermin
pada penggunaan pendekatan, metode dan teknik tertentu dalam pelaksanaan proses
pelatihan.
Keahlian, pengetahuan, dan kemampuan pekerja (skill knowledge ability of workers)
sebagai peserta pelatihan merupakan pengalaman belajar (hasil) dari suatu program pelatihan
9
yang diikuti. Pelatihan dikatakan efektif, apabila hasil pelatihan sesuai dengan tugas peserta
pelatihan. dan bermanfaat pada tugas pekerjaan.
Dan langkah terakhir dari pengembangan program pelatihan adalah evaluasi
(evaluation) pelatihan. Pelaksanaan program pelatihan dikatakan berhasil apabila dalam diri
peserta pelatihan terjadi suatu proses transformasi pengalaman belajar pada bidang pekerjaan.
Sondang P. Siagian menegaskan proses transformasi dinyatakan berlangsung dengan baik
apabila terjadi paling sedikit dua hal yaitu peningkatan kemampuan dalam melaksanakan
tugas dan perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos kerja (1994: 202).
Selanjutnya untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut dilakukan penilaian.
Katzel, dalam Steers (1980:44-45) menegaskan bahwa efektivitas
selalu diukur
berdasarkan prestasi, produktivitas, laba dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa
produktivitas merupakan bagian dari efektivitas. Adapun konsep pendidikan yang memiliki
produktivitas yaitu pendidikan yang efektif dan efisien.
Pelatihan yang efektif merupakan pelatihan yang berorientasi proses, dimana
organisasi tersebut dapat melaksanakan program-program yang sistematis untuk mencapai
tujuan dan hasil yang dicita-citakan. Sehingga pelatihan dikatakan efektif apabila pelatihan
tersebut dapat menghasilkan sumber daya manusia dengan kemampuan dan keterampilan
yang meningkat dan perubahan sikap yang lebih mandiri.
Keefektifan pelatihan akan mempengaruhi kualitas kinerja sumber daya manusia
(SDM) yang dihasilkannya. Sehingga efektif tidaknya pelatihan dilihat dari dampak pelatihan
bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Hal ini selaras dengan Henry Simamora (1987:
320) yang mengukur keefektifan Diklat dapat dilihat dari 1) reaksi-reaksi bagaimana
perasaan partisipan terhadap program; 2) belajar- pengetahuan, keahlian, dan sikap-sikap
yang diperoleh sebagai hasil dari pelatihan; 3) perilaku perubahan-perubahan yang terjadi
pada pekerjaan sebagai akibat dari pekerjaan: dan 4) hasil-hasil dampak pelatihan pada
keseluruhan yaitu efektivitas organisasi atau pencapaian pada tujuan-tujuan organisasional.
Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan (training) menurut Kirkpatrick (1998)
mencakup empat level evaluasi, yaitu: level 1 reaction, level 2 learning, level 3 behavior, dan
level 4 result. (1) Reaksi (Reaction Evaluating) yang sama halnya dengan mengukur tingkat
kepuasan peserta pelatihan. komponen-komponen yang termasuk dalam level reaksi ini yang
merupakan acuan untuk dijadikan ukuran. Komponen-komponen tersebut berikut indokatorindikatornya adalah: (a) Pelatih yang mempunyai indikator-indikator seperti kesesuaian
keahlian pelatih dengan bidang materi, kemampuan komunikasi dan keterampilan pelatih
dalam mengikutsertakan peserta pelatihan untuk berpartisipasi. (b) Fasilitas Pelatihan yang
10
mempunyai indikator-indikator seperti ruang kelas, pengaturan suhu di dalam ruangan dan
bahan dan alat yang digunakan. (c) Jadwal Pelatihan dengan indikator ketepatan waktu dan
kesesuaian waktu dengan peserta pelatihan, atasan para peserta dan kondisi belajar. (d) Media
Pelatihan dengan indikator kesesuaian media dengan bidang materi yang akan diajarkan yang
mampu berkomunikasi dengan peserta dan menyokong instruktur/pelatihan dalam
memberikan materi pelatihan. (e) Materi Pelatihan dengan indikator kesesuaian materi
dengan tujuan pelatihan, keseuaian materi dengan topik pelatihan yang diselenggarakan. (f)
Konsumsi selama pelatihan berlangsung dengan indikator jumlah dan kualitas dari makanan
tersebut. (g) Pemberian latian atau tugas dengn indikator peserta diberikan soal. (h) Studi
kasus dengan indikator memberikan kasus kepada peserta untuk dipecahkan. (i) Handouts
dengan indikator berapa jumlah handouts yang diperoleh, apakah membantu atau tidak. (2)
Evaluasi Belajar (Learning Evaluating) yaitu dalam proses pembelajaran diajarkan 3 hal
yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Peserta dikatakan telah belajar apabila pada
dirinya telah mengalami perubahan sikap, perbaikan pengetahuan maupun peningkatan
keterampilan. (3) Tingkah Laku (Behavior Evaluating) yaitu difokuskan pada perubahan
tingkah laku peserta setelah selesai mengikuti pembelajaran. Sehingga penilaian tingkah laku
ini lebih bersifat eksternal. Karena yang dinilai adalah perubahan perilaku setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran dan kembali ke lingkungan mereka maka evaluasi level 3 ini dapat
disebut sebagai evaluasi terhadap outcomes dari kegiatan pelatihan. (4) Evaluasi Hasil (Result
Evaluating) yaitu difokuskan pada hasil akhir (final result) yang terjadi karena peserta telah
mengikuti suatu program pembelajaran. Termasuk dalam kategori hasil akhir dari suatu
program pembelajaran diantaranya adalah peningkatan hasil
belajar, peningkatan
pengetahuan, dan peningkatan keterampilan (skills).
METODE PENELITIAN
Obyek Penelitian dan Populasi
Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sugiyono (2009:
38) mendefinisikan obyek penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun obyek penelitian dalam penelitian ini
adalah karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang yang beralamat di Jl
Raya Sumberharjo Pemalang.
Menurut Sugiyono (2007:57) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek, subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang di tetapkan oleh
11
peneliti untuk mempelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini
populasinya adalah 91 karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang.
Penelitian ini menggunakan seluruh populasi.
Sumber Data
Menurut Sugiyono (2009:137) menjelaskan pengertian sumber data primer sebagai
sumber data yang langsung memberikan data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi langsung, membagikan
kuesioner kepada karyawan bagian produksi dan melakukan wawancara kepada Staff bagian
SDM, Staff bagian Pengolahan dan Staff bagian Mesin Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang.
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu sejarah Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang dan
dokumen-dokumen pabrik.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Menurut Poerwandari (1998:17) penelitian kualitatif
adalah penelitian yang
menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara ,
catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain. Selanjutnya menurut Lexy
(2005: 5), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka
untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau
sekelompok orang. Mile dan Huberman seperti yang dikutip oleh Salim (2006: 20-24),
menyebutkan ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing and
verification).
1.
Reduksi data (data reduction), dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan
pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang
diperoleh.
2.
Penyajian data (data display). Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi
tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau
penyajian data yang lazim digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk teks naratif.
3.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and verification). Peneliti
berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap
12
gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang
mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena, dan proposisi.
Arikunto (2006:12) menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang
banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
serta penampilan dari hasilnya. Menurut Sugiyono, (2003:14), penelitian kuantitatif adalah
penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan.
Teknik Pengambilan Data
1.
Observasi Langsung
Observasi langsung adalah pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti,
mengetahui keadaan obyek yang bersangkutan secara rinci dan mendokumentasikan
obyek tersebut. Observasi ini digunakan untuk mengetahui gambaran kinerja karyawan
Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang. Observasi dilakukan mulai tanggal 1 Februari 2013
sampai 8 Maret 2013.
2.
Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab. Tujuan penulis
menggunakan metode ini, untuk memperoleh gambaran tentang kinerja karyawan Pabrik
Gula Sumberharjo Pemalang. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara
dengan Staff bagian SDM beserta karyawan, Staff bagian Pengolahan dan Staff bagian
Mesin Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang. Wawancara dilakukan tanggal 14, 15
Februari mulai jam 08.00 sampai jam 09.30 dan tanggal 8 Maret 2013 jam 09.00 hingga
pukul 10.30. Pertama kali melakukan wawancara dengan staff bagian SDM kemudian
esoknya melakukan wawancara dengan salah satu karyawan bagian produksi. pada hari
berikutknya, melakukan wawancara denga staff bagian pengolahan dan staff bagian
mesin.
2.
Kuesioner
Kuesioner merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Dengan kuesioner kita dapat mengetahui keadaan atau data pribadi
seseorang, pengalaman atau pengetahuan dan lain-lain yang dimilikinya. Kuesioner
digunakan sebagai data tambahan/data pelengkap untuk mendukung hasil wawancara.
13
Kuesioner disebar kepada karyawan bagian produksi sebanyak 127 kuesioner dan yang
memenuhi syarat sebanyak 91 kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan dari tanggal
20 Februari hingga 25 Februari 2013.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk menunjukan dengan cara apa data tersebut akan
dianalisis supaya tujuan penelitian dapat tercapai yaitu dengan teknik analisis deskriptif
kualitatif dan kuantitatif yang merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk
tabulasi sehingga mudah untuk dipahami dan diintepretasikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Gambaran kinerja karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang
saat ini
Untuk meningkatkan hasil produksi gula, salah satu faktor pentingnya adalah karyawan
terutama karyawan bagian produksi. karyawan yang berkinerja baik dapat meningkatkan
hasil produksi gula. Dengan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki, motivasi kerja
yang tinggi, tingkat kedisiplinan yang baik dapat meingkatkan kinerja karyawan.
Keterampilan dan Pengetahuan Kerja Karyawan
Keterampilan dan pengetahuan kerja merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh
semua karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Keterampilan dan pengetahuan kerja
tumbuh dan berkembang dari pengalaman selama bekerja. Pada karyawan bagian produksi
Pabrik Gula Sumberharjo pengetahuan teknis tentang bidang pekerjaan mereka ketahui
dengan baik. Pengalaman kerja dan pelatihan yang mereka ikuti dirasa cukup. Dari data
sekunder (Lampiran 3.1), sebanyak 76 karyawan dari 91 karyawan bahwa pengetahuan teknis
tentang bidang pekerjaan secara detail mereka ketahui dengan baik. Pengetahuan teknis
seputar proses produksi gula seperti penggilingan tebu, pemurnian, penguapan, kristalisasi
dan pemisahan rata-rata sudah mereka ketahui dengan baik berdasarkan dari pelatihan yang
mereka ikuti dan pengalaman mereka selama bekerja di pabrik ini.
Pelatihan yang dilakukan oleh pabrik dilakukan guna meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan kerja. Dari data sekunder yang didapat (Lampiran 3.2), sebanyak 54 karyawan
dari 91 karyawan, mereka sering ditugaskan mengikuti pelatihan. Pelatihan yang pernah
dilakukan seperti kursus masinis junior dan senior, kursus chemiker, kursus operator boiler,
dan lain-lain. Untuk hal-hal yang berkaitan dengan produksi gula, rata-rata para karyawan
14
mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan proses produksi gula sesuai dengan
pengalaman dan pelatihan yang pernah mereka ikuti. Semua karyawan (Lampiran 3.3)
menyatakan bahwa mereka mengetahui semua hal yang berkaitan dengan produksi gula.
Dalam memberikan ide pemikiran tentang sistem kerja pabrik agar lebih produktif
(Lampiran 3.4), Para karyawan memberikan ide pemikiran agar kualitas kerja dan kualitas
pabrik agar lebih meningkat. Dalam menjalankan perangkat lunak seperti sistem informasi
dan perangkat keras seperti mesin ketel uap, mesin penggilingan, mesin pendingin, mesin
penguapan yang berhubungan dengan pekerjaan (Lampiran 3.5), rata-rata karyawan
mengalami kesulitan menjalankan mesin-mesin yang ada di pabrik seperti mesin ketel uap,
mesin penggilingan, mesin pendingin, mesin penguapan dengan kondisi mesin yang sudah
tua dan sering rusak.
Motivasi Karyawan
Motivasi kerja adalah hal yang penting dilakukan bagi perusahaan. Dengan motivasi
kerja akan mendorong karyawan untuk bekerja keras, berprestasi dan produktif. Untuk
karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang, 85 dari 91 karyawan
(Lampiran 3.6) menyatakan senang dengan pekerjaan mereka saat ini. Dengan lingkungan
kerja yang nyaman, teman kerja yang baik, gaji yang sesuai membuat mereka betah bekerja
di pabrik ini.
Untuk kenyamanan, berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar karyawan sudah
merasa nyaman bekerja di pabrik jadi mereka tetap akan bekerja walaupun gaji tidak sesuai
dengan keinginan. Namun adapula karyawan yang harus berfikir ulang bekerja di pabrik ini
bila gaji yang diterima tidak sesuai dengan keinginan. Mereka merasa gaji sangat penting
untuk memenuhi kebutuhan dan masa depan keluarga mereka jadi mereka akan memilih tidak
bekerja/keluar dari pekerjaan tersebut jika gaji tidak sesuai.
Prestasi kerja merupakan suatu hal yang diinginkan oleh setiap karyawan yang akhirnya
akan mempengaruhi perkembangan karirnya di perusahaan/pabrik tersebut. Prestasi kerja
sangat terkait dengan tingkat kinerja karyawan sehingga secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. Rata-rata karyawan bagian produksi Pabrik
Gula Sumberharjo senang jika prestasi kerja mereka selama ini dihargai sebagai kontribusi
besar oleh pabrik, misalnya bagi karyawan yang setia dengan pekerjaan dan kinerja mereka
baik diberi kenaikan gaji/bonus.
Setiap pekerja pasti menginginkan masa depan dan karirnya maju di setiap pekerjaan
yang dijabatnya. Karyawan bagian produksi merasa bahwa karir dan masa depan mereka
15
terjamin selama bekerja di pabrik ini. Hal yang mendasari karyawan yakin bahwa bekerja di
pabrik ini memberikan karir dan masa depan yang bagus adalah motivasi kerja mereka yang
tinggi sehingga mereka yakin masa depan dan karirnya selama bekerja di pabrik dapat
diandalkan.
Bekerja di sebuah perusahaan tidak hanya memberikan tantangan tetapi juga
kebanggaan bagi karyawannya. Para karyawan bagian produksi merasa bekerja di pabrik
memberikan kebanggaan dan tantangan bagi mereka. Mereka bangga karena masa depan
terjamin dan juga mendapat bimbingan dan pelatihan dengan baik sehingga menambah
pengetahuan dan ilmu bagi mereka. Para karyawan juga mendapat tantangan seperti hasil
produksi yang belum mencapai target sehingga membuat mereka harus bekerja lebih keras.
Kedisiplinan Karyawan
Kedisiplinan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan. Dari
data yang diperoleh (Lampiran 3.7-11) didapatkan kesimpulan bahwa dalam melaksanakan
pekerjaan, mereka mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh pabrik. Dalam hal kedisiplinan
yang lain, para karyawan tidak akan patuh terhadap atasan yang menyimpang dari aturan
pabrik. Dalam bekerja mereka selalu mengikuti standar dan prosedur kerja.
Para karyawan bagian produksi selama bekerja selalu menyelesaikan pekerjaan mereka
dengan baik sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Bagi karyawan bagian produksi
tingkat kedisiplinan merupakan cerminan keadaan perusahaan/pabrik, tetapi hal tersebut tidak
mempengaruhi produktivitas kerja.
Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karyawan bagian produksi
Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang mempunyai tingkat disiplin yang baik, terbukti mereka
mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pabrik, mengikuti standar dan prosedur kerja,
menyelesaikan pekerjaan dengan baik sesuai dengan target dan mereka tidak akan patuh pada
perintah atasan yang menyimpang dari aturan pabrik.
Jadi kinerja karyawan bagian produksi Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang saat ini
cukup baik. Seringnya mereka mndapatkan pelatihan membuat pengetahuan dan
keterampilan mereka soal produksi gula meningkat. Namun, para karyawan masih merasa
kesulitan dalam menjalankan perangkat lunak/keras yang berhubungan dengan pekerjaan
mereka. Untuk itu pelatihan masih tetap harus dilakukan agar kinerja mereka semakin
meningkat. Para karyawan merasa nyaman dan senang bekerja di pabrik ini. Mereka meras