KUALITAS PENDUDUK DI PESISIR PANTAI TELUK PALU | Syarifuddin | MEKTEK 392 1345 1 PB

KUALITAS PENDUDUK
DI PESISIR PANTAI TELUK PALU
Syarifuddin **

Abstract
A house is a basic need for each family to reach a prosperity and familiy future. Physical of house is one of determining
factor to get a healthy house. This paper, describe physical of a house of Palu Town inhibitant near Palu bay in 2003 in
terms of city development and architectural rule. . The physical of a house which is observed such as : area of the house
and yard, type of building material and house wall condition, type of slab and roof material, the existence of ventilation,
lighting condition inside the house, and condition of drainage. The report is conducted through descriptive and
analytical approach.
Keyword:: Palu town, physical of house

1. Pendahuluan
Pembangunan Nasional pada hakekatnya
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Perumahan dan permukiman yang layak, sehat,
aman, serasi, dan teratur merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia (basic need) dan
merupakan faktor penting dalam peningkatan

harkat dan martabat, mutu kehidupan serta
kesejahteraan rakyat dalam masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang –
Undang Dasar 1945 (Anonimus, 1992: 1).
Perumahan dan pemukiman atau “papan” juga
berfungsi
strategis
didalam
mendukung
terselenggaranya pendidikan keluarga, persemaian
budaya, dan peningkatan kwalitas generasi yang
akan datang berjati diri. Pemenuhan kebutuhan
perumahan yang layak dan terjangkau didalam
lingkungan permukiman yang sehat, aman,
harmonis, dan berkelanjutan guna mendukung
terwujudnya masyarakat dan lingkungan yang
berjati diri, mandiri, dan produktif bagi setiap
orang/keluarga, telah ditetapkan menjadi visi
penyelenggaraan perumahan dan permukiman di
Indonesia sampai dengan tahun 2020 (Anonimus,

2002: 4).
Pembangunan dan pembangunan perumahan
dan permukiman merupakan salah satu bagian dari
program nasional dan daerah, terutama bagi
*

golongan masyarakat. Berpenghasilan menengah
dan rendah. Sebuah lingkungan permukiman yang
sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan
merupakan idaman bagi setiap orang utntuk
mencapai kesejahteraan hidup dan menjamin
kesehatan keluarga. Faktor penentu dari lingkungan
permukiman tersebut meliputi kondisi fisik rumah
tinggal beserta lingkungan disekitarnya, pola hidup
individu dan komunitas, kondisi sosial-ekonomibudaya, dan dukungan dari pemerintah (melalui
penyediaan prasarana dan sarana pelayanan dan
program – program kesehatan masyarakat).
Kota Palu berada di kawasan pesisir pantai
Teluk Palu, merupakan salah satu Kota pantai yang
sedang tumbuh dan mengalami perkembangan fisik

yang cukup pesat.
Pesatnya pertumbuhan fisik di tandai oleh
cepatnya pertambahan bangunan baru, perubahan
penggunaan lahan (land use change), dan
pemekaran kota (urbanization) yang terutama
mengarah ke penggunaan lahan pemukiman dan
tempat usaha.
Tulisan ini di susun dari hasil penelitian
yang diakukakan di kawasan permukiman pantai
Kota palu pada tahun 2003 yang lalu. Penelitian di
tujukan untuk mengetahui kwalitas permukiman
penduduk Kota Palu di sekitar Pantai Teluk Palu.
Sebagai sasaran penelitian adalah penduduk Kota
Palu di sekitar Pantai Teluk Palu, yang terbesar di

Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

kelurahan-kelurahan Silae dan Lere di kecamatan
Palu Barat, Besusu Barat, Talise, dan Tondo di
Kecamatan Palu Timur.


a.

2. Tinjauan Pustaka
2. 1. Pengertian permukiman
Berdasarkan UURI No. 4/1992 tentang
perumahan dan permukiman, rumah didefinisikan
sebagai bangunan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Sedangkan perumahan di definisikan sebagai
kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan. Dalam kehidupan manusia secara
umum, kebutuhan akan rumah/papan merupakan
kebutuhan primer, disamping kebutuhan pangan
dan sandang.
Permukiman adalah perumahan dengan
segala isi dan kegiatan yang ada di dalamnya.
Perumahan merupakan wadah fisik, sedangkan

permukiman merupakan paduan antara wadah
dengan isinya, yaitu manusia yang hidup
bermasyarakat
degan
unsur
budaya
dan
lingkugannya.
Pembangunan permukiman dan perumahan
pada hakekatnya merupakan salah satu bentuk fisik
pemanfaatan ruang /lahan wilayah/kawasan
tertentu. Dalam rangka memenuhi kebutuhan
manusia.
Pemanfaatan
ruang/lahan
(yang
cenderung terbatas) guna memenuhi kebutuhan
manusia (yang cenderung tidak terbatas dan selalu
meningkat) sudah dapat dipastikan akan timbul
benturan

kepentingan/konflik,
baik
antar
masyarakat secara pribadi dan/atau kelompok, antar
kepentingan, maupun antar keduanya dengan
kepentingan lingkungan hidup. Oleh karena itu,
pembangunan permukiman dan perumahan perlu
direncanakan, diarahkan, dikelola, dan dipantau
sehingga dapat sejalan dan selaras dengan
kepentingan lingkungan hidup (yang dikenal
dengan pembangunan berwawasan lingkungan
pembangunan
berkelanjutan
(sustainable
development). Pemukiman dan perumahan yang
berwawasan lingkungan merupakan pemukiman
yang mempu mengakomodasikan dan mendorong
proses perkembangan kehidupan di dalamnya
secara wajar dan seimbang, dengan memadukan
kepentingan ekonomi, ekologi, dan sosial-budaya

(Sudharto P. Hadi, 2001: 104).
2. 2. Masalah-masalah permukiman
Sejumlah masalah perumahan /permukiman
yang secara umum di hadapi di Indonesia (terutama
sekali di kawasan perkotaan) adalah.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Penataan kawasan pemukiman yang sudah ada
di kawasan perkotaan sangat sulit di lakukan,

terutama sekali yang termasuk kriteria kawasan
liar/kumuh (slums/squatter area ) ;
Pertumbuhan penyediaan tempat hunian baru
(sebagai upaya memberi tempat tinggal dan
penyeimbang pertumbuhan penduduk Kota
yang relatif tinggi) sangat lamban, yang
disebabkan oleh terbatasnya lahan yang
tersedia, munculnya konflik kepentingan, dan
terbatasnya anggaran pemerintah.
Mobilitas penduduk dari pinggiran Kota dan
dari daerah lain (desa dan kampung, antar
daerah dan pulau) kekawasan perkotaan
dengan
berbagai
motivasi
cenderung
meningkat dari waktu ke waktu.
Peningkatan
pertumbuhan
permukiman

penduduk pada kawasan perkotaan akan
meningkat kepadatan penduduk per luasan area
tertentu, dan berpengaruh secara langsung
/tidak langsung terhadap lingkungan hidup
secara umum. Kepadatan permukiman Kota
cendrung melebihi kemampuan daya tampung
dan daya dukung lingkungan, sehingga
menurunkan kwalitas lingkungan secara
umum;
Penegakak
hukum
yang
menjamin
ketentraman, perlindungan hak, dan keadilan
bagi kesemua penduduk Kota (citizen), belum
sepenuhnya diperlakukan secara adil dan
bertanggung
jawab.
Kejelasan
status

kepemilikan tanah, dan terutama pembatasan
kepemilikan tanah bagi orang mampu/ Tuan
tanah belum sepenuhnya di berlakukan.
Sehingga penduduk Kota yang secara status
(ekonomidan sosial) termasuk kelas menengah
ke bawah terkadang cenderung di kalahkan dan
dirugikan oleh beberapa kebijaksanaan
pemerintah kota dan daerah.
Sering di jumpai kurang terpadunya
perencanaan dan pelaksanaan pengembangan
permukiman dengan sektor lain, sehingga
pembangunan di suatu sisi juga berarti
menghambat/mengganggu sektor yang lain
yang telah berjalan dengan baik ; dan
Dokumen Amdal yang dipersyaratkan untuk
perencanaan
proyek
pembangunan
permukiman sering tidak berdasar data yang
akurat atau terkesan dipaksakan (hunting

target), sehingga pasca pembangunan sering
timbul permasalahan baru yang cenderung
merugikan masyarakat sebagai konsumen.

168

Kualitas Penduduk di Pesisir Pantai Teluk Palu

2.3 Parameter kualitas lingkungan
Kesejahteraan manusia mencakup seutuhnya,
tidak hanya kesehatan fisik semata tetapi juga
kesehatan mental serta hubungan sosial yang
optimal di dalam lingkungannya. Ruang lingkup
kesehatan lingkungan menurut World Health
Organization (WHO) meliputi pula (Kusnoputranto,
H. dalam Eko Budihardjo (ed) (1992: 66 – 67) :
a. Penyediaan air bersih, dengan penekanan pada
pemenuhan kwantitas (terutama air bersih yang
dapat
langsung
dikonsumsi),
serta
perencanaan,
desain,
pengelolaan
dan
survilance sanitasi dari penyediaan air bersih
masyarakat.
b. Pengelolaan air buangan dan pengendalian
pencemaran air, termasuk pengumpulan,
pengolahan dan pembuangan air buangan
rumah tangga dan industri, serta pengendalian
dan kwalitas air permukaan (termasuk laut) dan
air tanah;
c. Pengelolaan sampah padat (solid wastel),
termasuk penanganan yang sehat serta
pembuangannya Final dispasal)
d. Pengendalian vector, termasuk pengendalian
molusca, rodents, dan pejamu alternatif lainnya
yang berhubungan dengan penyakit pada
manusia;
e. Pencegahan dan pengendalian pencemaran
tanah oleh ekskreta manusia/tinja dn substansi
yang merugikan dari manusia, binatang atau
tumbuhan;
f. Kesehatan makanan ;
g. Pengendalian pencemaran udara;
h. Pengendalian radiasi;
i. Kesehatan kerja, terutama pengendalian
bahaya fisik, kimiawi, dan biologis;
j. Pengendalian kebisingan;
k. Perumahan dan lingkungan di sekitarnya,
terutama aspek kesehatan masyarakat dari
rumah tinggal, bangunan untuk umum maupun
institusi;
l. Perencanaan regional dari perkotaan;
m. Aspek kesehatan lingkungan dari transportasi
udara, air, dan darat;
n. Pencegahan kecelakaan
o. Tempat – tempat rekreasi umum dan
pariwisata;
terutama
aspek
kesehatan
lingkungan dari pantai – pantai lokasi rekreasi,
kolam renang, daerah perkemahan, dan lain –
lain;
p. Sanitasi yang berhubungan dengan epidemi,
keadaan darurat, bencana alam, dan
perpindahan penduduk; dan

169

q. Pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan umum bebas dari resiko terhadap
kesehatan.
Sehubungan
denganpembangunan
perumahan, the Committee on the Hygiene of
Housing of the American Public Health Association
telah menyarankan persyaratan pokok suatu rumah
sehat adalah sebagai berikut :
a. Harus memenuhi kebutuhan fisiologis, meliputi:
suhu optimal dalam rumah, pencahayaan,
perlindungan terhadap kebisingan, ventilasi yang
baik, serta tersedianya ruangan untuk latihan dan
bermain bagi anak – anak;
b. Harus
memenuhi
kebutuhan
psikologis,
meliputi: jaminan privasi yang cukup,
kesempatan dan kebebasan untuk kehidupan
keluarga secara normal, hubungan yang serasi
antara orang tua dan anak, terpenuhinya
persyaratan sopan-santun pergaulan, dan
sebagainya;
c. Dapat memberikan perlindungan terhadap
penularan penyakit dan pencemaran, meliputi :
penyediaan air bersih yang memenuhi
persyaratan, adanya fasilitas pembuanagan air
kotoran, tersedia fasilitas untuk untuk
penyimpanan makanan, terhindar dari serangga/
hama lain yang mungkin dapat berperan dalam
penyebaran penyakit, dan sebagainya;
d. Dapat memberikan perlindungan/pencegahan
terhadap bahaya kecelakaan dalam rumah,
meliputi; konstruksi yang kuat, dapat
menghindarkan bahaya kebakaran, pencegahan
dari kemungkinan kecelakaan jatuh/kecelakaan
mekanis lain.
Kwalitas permukiman dan lingkungannya
dapat didekati dengan berbagai indikator fisik
rumah tinggal, kesehatan, dan sosial budaya
penghuninya. Indikator fisik meliputi kondisi fisik
rumah tinggal dan alamiah lingkungan, indikator
kesehatan meliputi keberadaan agen penyebar
penyakit, dan indikator sosial budaya meliputi
kebiasaan hisup sehat penghuni rumah. Jumlah
indikator keseluruhan adalah sebanyak 14 buah.
3. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode survei
sampel. Data penelitian merupakan data primer
yang dikumpulkan langsung di lapaangan, melalui
wawancara dengan menggunakan kwesioner yang
telah disusun dan dipersiapkan sebelumnya. Sampel
penelitian/responden di tentukan dengan cara
acak/random.
Sebagai responden dalam penelitian ini
meliputi warga (kepala keluarga) yang tinggal dan

“MEKTEK” TAHUN VII NO. 3, SEPTEMBER 2005

tersebar di 5 (lima) kelurahan Kota Palu, yaitu :
Silae, Lere, Besusu Barat, Talise, dan Tondo
Kecamatan Palu Barat dan Palu Timur. Jumlah
responden yang digunakan dalam analisis sebanyak
72 responden. Metode pengolahan data penelitian
meliputi klasifikasi, reklasifikasi, skoring, dan
tabulasi, sedangkan metode analisis data
menggunakan tabel frekwensi, pembobotan
(weighting), dan perhitungan indeks komposit.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Kondisi Fisik Perumahan Dan Lingkungan
Permukiman Penduduk Kota Palu
Kwalitas pemukiman penduduk yang
ditinjau dalam penelitian ini meliputi variabelvariabel fisik rumah terpenting dan kondisi
lingkungan di sekitarnya, yang meliputi : jenis
bahan dan kondisi tembok rumah, jenis bahan lantai
dan atap rumah, keberadaa ventilasi rumah, kondisi
pencahayaan dalam rumah, drainase lingkungan
tinggal, keberadaan genangan air di sekitar rumah,
pengelolaan limbah rumah tangga, keberadaan
vektor penyakit, dan kualitas ekstetika lingkungan
rumah tinggal. Variabel fisik rumah tinggal
penduduk
dan
lingkungan
di
sekitarnya
berpengaruh besar terhadap kesehatan dan
kesejahteraan penduduk yang meliputi rumah
tersebut dan permukiman di sekitarnya. Hasil yang
telah di lakukan diuraikan berdasarkan jenis
variabel fisik rumah adalah sebagai berikut:
a. Jenis Bahan dan Kondisi Rumah
Tabel 1 menunjukkan jenis bahan dan
kondisi tembok rumah tinggal penduduk di sekitar
Pantai Teluk Palu. Berdasarkan Tabel 1 diketahui

mayoritas tembok rumah penduduk bahan papan
yang dipasang secara rapat dengan kwalitas bahan
sedang (40.28%), disusul rumah tembok permanen
dengan bahan berupa batako/bata dan diplester
(38.89%) dan bahan papan tidak rapat dengan
kwalitas jelek (18.05%). Sedangkan rumah
penduduk dengan jenis bahan lain cukup kecil
(hanya sekitar 2.78%). Dilihat per lokasi
penelitian/kelurahan terdapat variasi bahan tembok
rumah dari sederhana sampai permanen, terkecuali
di kampung penggaraman yang relatif lebih buruk
kondisi kwalitasnya. Hal ini kemungkinan di
sebabkan status kepemilikan tanah di kampung
penggaraman keseluruhan adalah pengindung (hak
guna tanah), sehingga sengaja tidak di buat lebih
permanen.
b. Jenis bahan lantai rumah
Dilihat dari jenis bahan lantai rumahnya
(Tabel 2) tampak bahwa hampir semua rumah
tinggal penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu sudah
diperkeras/bukan
tanah
(95,84%).
Bahan
perkerasan lantai rumah bervariasi, terdiri dari
plester/aci (63,89%), papan/kayu (15,27%),
keramik
teraso
marmer(11,11%)
dan/atau
ubin/tegel (5,55%). Prosentase lantai rumah tinggal
penduduk berupa tanah/belum perkerasan cukup
kecil(hanya sekitar 4,16%). Pemilihan perkerasan
lantai
rumah
tinggal
penduduk
dengan
plester./semen dan papan/kayu merupakan alternatif
pilihan terbanyak, disebabkan mudahnya bahan
baku, terjangkaunya harga bahan, dan kemudahan
dikerjakan sendir.

Tabel 1. Jenis bahan dan kondisi tembok rumah tinggal penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
Jenis Bahan dan
Kondisi Tembok
Ru-mah Tinggal
(1)
Seadanya/kwalitas
bahan sangat jelek
Papan tidak rapat
/kwalitas bahan
jelek
Papan rapat/kwalitas bahan sedang
Kotangan (batako/
bata dan papan)
Permanen
(batako/ bata
diplester)
Jumlah

Kampung
Lere

Besusu
Barat

Sekitar
Penggaraman
f
%
(6)
(7)

Kelurahan Talise
Kampung
Pemilik Tanah
Penggaraman
Penggaraman
f
%
f
%
(8)
(9)
(10)
(11)

f
(2
)
1

%
(3)

f
(4)

%
(5)

1,39

0

0,00

0

0,00

0

0,00

0

0,00

4

5.55

0

0,00

1

1,39

5

6,94

2

8

11,11

3

4,16

3

4,16

9

12,50

0

0,00

1

1,39

0

0,00

0

9

12,50

2

2,78

6

8,33

22 30,55

6

8,33

10

13,89

Kampung
Tondo
f
(12)

Jumlah

%
f
(13) (14)

%
(15)

0

0,00

1

1,39

2,78

1

1,39

13

18,05

3

4,16

3

4,16

29

40,28

0,00

0

0,00

0

0,00

1

1,39

0

0,00

8

11.11

3

4,16

28

38,39

14

19,44

13

18,06

7

9,72

72

100,00

Sumber : data primer Tahun 2003

170

Kualitas Penduduk di Pesisir Pantai Teluk Palu

Tabel 2. Jenis Bahan Lantai Rumah Tinggal Penduduk Kota Palu Di Sekitar Pantai Teluk Palu
Jenis Bahan
lantai Rumah
Tinggal
(1)
Tanah / tanpa
alas
Papan / kayu
Plester (semen
PC/aci)
Ubin/tegel biasa
Keramik/teraso/
marmer

Jumlah

Kampung
Lere
f
%
(2)
(3)
0
0,00

Besusu
Barat
f
%
(4)
(5)
0
0,00

Sekitar
Penggaraman
f
%
(6)
(7)
0
0,00

Kelurahan Talise
Kampung
Pemilik Tanah
Penggaraman
Penggaraman
f
%
f
%
(8)
(9)
(10)
(11)
3
4,16
0
0,00

Kampung
Tondo
f
%
(12)
(13)
0
0,00

Jumlah
f
%
(14)
(15)
3
4,16

7
12

9,72
16,67

0
5

0,00
6,94

0
5

0,00
6,94

0
11

0,00
15,27

4
6

5,55
8,33

0
7

0,00
9,72

11
46

15,27
63,89

2
1

2,78
1,39

1
0

1,39
0,00

1
4

1,39
5,55

0
0

0,00
0,00

22

30,55

6

8,33

10

13,89

14

19,44

0
3
13

0,00
4,16
18,06

0
0
7

0,00
0,00
9,72

4
8
72

5,55
11,11
99,99

Sumber: data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang

Tabel 3. Jenis bahan atap rumah tinggal penduduk Kota Palu di sekitar Pantai Teluk Palu
Jenis Bahan atap
rumah tinggal
(1)
Rumbia/sirap/ alang
alang
Rumbia/sirap/
alang-alang +
plastik/seng/asbes
Seng/Asbes
keseluruhan
Seng/Asbes +
genting
Genting/beton
keseluruhan

Jumlah

Kelurahan Talise
Kampung
Penggaraman
f
%
(8)
(9)
7
9,72

Kampung
Lere
f
%
(2)
(3)
6
8,33

Besusu
Barat
f
%
(4)
(5)
1
1,39

Sekitar
Penggaraman
f
%
(6)
(7)
0
0,00

0

0,00

0

0,00

1

1,39

4

16

22,22

5

6,94

6

8,33

0

0,00

0

0,00

3

0

0,00

0

0,00

22

30,55

8,33

6

Pemilik Tanah
Penggaraman
f
%
(10)
(11)
2
2,78

Kampung
Tondo
Jumlah
f
%
f
%
(12) (13) (14) (15)
2
2,78 18
25,00

5,55

2

2,78

2

2,78

9

12,50

3

4,16

7

9,72

2

2,78

39

54,17

4,16

0

0,00

1

1,39

1

1,39

5

6,94

0

0,00

0

0,00

1

1,39

0

0,00

1

1,39

10

13,89

14

19,44

13

18,06

7

9,72

72

100,00

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan : jumlah responden 72 orang

c. Jenis bahan atap rumah
Jenis bahan untuk atap rumah tinggal
penduduk Kota Palu di sekitar Pantai Teluk Palu
tercantum alam tabel 3. hasil penelitian
menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah
rumah tinggal penduduk Kota Palu di sekitar Pantai
Teluk Palu ( 45,17%) berbahan atap seng/asbe,
selanjutnya disusul bahan atap rumbia/sirap/alangalang
(25.00%)
dan
kombinasi
antara
rumbia/sirap/alang-alang dengan plastik/seng/asbes
(12,00%). Pemilihan jenis bahan atap rumah
penduduk terkait dengan ketersediaan bahan dan
keterjangkauan harga bahan atap oleh penduduk
bersangkutan. Dua jenis bahan atap rumah yang
secara luas di pergunakan di hampir seluruh
kelurahan
lokasi
penelitian
adalah
rumbia/sirap/alang – alang dan seng/asbes.

171

d. Keberadaan ventilasi rumah
Keberadaan dan ukuran ventilasi/jendela
sangat terkait dengan sirkulasi udara dan intensitas
pencahayaan alami dalam rumah tinggal, dlam
rangka menjaga dan meningkatkan kesehatan dalam
rumah tinggala, serta mengurangi panasnya suhu
dalam rumah tiggal. Keberdaan ventilasi rumah
tinggal penduduk Kota Palu di sekitar Pantai Teluk
Palu tercantum dalam Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4. hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas rumah tinggal
penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu (45,83%)
mempunyai ventilasi rumah tinggal berupa jendela
permanen dengan ukuran sedang, sselanjutnya
disusul jendela permanen kecil (27,78%) dan
jendela tidak permanen (11,11%). Rumah tinggal
dengan kondisi tanpa jendela sama sekali hanya
terdapat di sekitar Penggaraman dan Kampung
Tondo dengan prosentase sebesar 5,55 %.

“MEKTEK” TAHUN VII NO. 3, SEPTEMBER 2005

Tabel 4. Keberadaan ventilasi rumah tinggal penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
Keberadaan
Ventilasi Rumah
Tinggal
(1)

Kampung
Lere
f
%
(2)
(3)
0
0,00

Tanpa jendela sama
sekali
Jendela tidak
permanen
Jendela per- manen
kecil
Jendela per -manen
sedang
Jendela per- manen
luas

Jumlah

Besusu
Barat
f
%
(4) (5)
0 0,00

Sekitar
Penggaraman
f
%
(6)
(7)
3
4,16

Kelurahan Talise
Kampung
Pemilik Tanah
Penggaraman Penggaraman
f
%
f
%
(8)
(9)
(10)
(11)
0
0,00
0
0,00

Kampung
Tondo
f
%
(12) (13)
1
1,39

Jumlah
f
%
(14)
(15)
4
5,55

3

4,16

0

0,00

2

2,78

3

4,16

0

0,00

0

0,00

8

11,11

6

8,33

2

2,78

0

0,00

5

6,94

4

5,55

3

4,16

20

27,78

11

15,27

4

5,55

4

5,55

6

5

6,94

3

4,16

2

2,78

0

0,00

1

1,39

0

4

5,55

0

0,00

33
7

45,83
9,72

22

30,55

6

8,33

10

13,89

14

13

18,06

7

9,72

72

99,99

8,33
0,00
19,44

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang

Tabel 5. Kondisi pencahayaan dalam rumah tinggal penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
Pencahayaan
dalam rumah
tinggal

Kampung
Lere

Besusu
Barat

f
(2)
0
3

%
(3)
0,00
4,16

f
(4)
0
0

9

12,50

1

Sekitar
Penggaraman
%
f
%
(5)
(6)
(7)
0,00
1
1,39
0,00
2
2,78
1,39
1
1,39

Sangatcukup/sangat

8

11,11

4

5,55

jelas

2

2,78

1

22

30,55

6

(1)
Tidak ada/gelap
Kurang/tidak jelas
Sedang/kurang jelas

Kelurahan Talise
Kampung
Pemilik Tanah
Penggaraman
Penggaraman
f
%
f
%
(8)
(9)
(10)
(11)
0
0,00
0
0,00

Kampung
Tondo

Jumlah

f
(12)
0

%
(13)
0,00

f
(14)
1

%
(15)
1,39

0
6

0,00
8,33

1
4

1,39
5,55

2
2

2,78
2,78

8
23

11,11
31,94

8

11,11

7

9,72

3

4,16

34

47,22

0

0,00

14

19,44

1
13

1,39
18,06

0
7

0,00
9,72

6
72

8,33
99,99

Cukup/jelas

Jumlah

4

5,55

1,39

2

8,33

10

2,78
13,89

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang

Tabel 6. Kondisi penataan dan kebersihan dalam rumah tinggal penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
Penataan dan
kebersihan dalam
rumah tinggal
(1)
Semrawut dan sangat
kotor
Kurang tertata dan
kurang bersih
Agak tertata tapi
kurang bersih
Cukup tertata dan
cukup bersih
Sangat tertata dan
sangat bersih

Jumlah

Kampung
Lere

Besusu
Barat

Sekitar
Penggaraman
f
%
(6)
(7)
0
0,00

Kelurahan Talise
Kampung
Pemilik Tanah
Penggaraman
Penggaraman
f
%
f
%
(8)
(9)
(10)
(11)
0
0,00
0
0,00

Kampung
Tondo
f
%
(12)
(13)
0
0,00

f
(2)
1

%
(3)
1,39

f
(4)
0

%
(5)
0,00

5

6,94

0

0,00

0

0,00

3

4,16

3

4,16

3

4

5,55

3

4,16

1

1,39

3

4,16

2

2,78

2

16,67

3

4,16

9

12,50

8

11,11

8

1

0,00

0

0,00

0

0,00

0

22

30,55

6

8,33

10

13,89

14

0,00
19,44

0
13

Jumlah
f
(14)
1

%
(15)
1,39

4,16

14

19,44

2

2,78

15

20,83

11,11

2

2,78

4

58,33

0,00
18,06

0
7

0,00
9,72

0
72

0,00
99,99

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang

172

Kualitas Penduduk di Pesisir Pantai Teluk Palu

Tabel 7. Jenis Bahan Lantai Rumah Tinggal Penduduk di Sekitar Pantai Teluk Palu
Penataan dan
kebersihan halaman
umah tinggal
(1)
Semrawut dan sangat
kotor
Kurang tertata dan
kurang bersih
Agak tertata tetapi
kurang bersih
Cukup tertata dan
cukup bersih
Sangat tertata dan
sangat bersih

Jumlah

Kampung
Lere
f
%
(2)
(3)
0
0,00

Besusu
Barat
f
%
(4) (5)
0 0,00

Kelurahan Talise
Kampung
Pemilik Tanah
Penggaraman
Penggaraman
f
%
f
%
(8)
(9)
(10)
(11)
0
4,16
0
0,00

Sekitar
Penggaraman
f
%
(6)
(7)
0
0,00

Kampung
Tondo
f
%
(12)
(13)
0
0,00

Jumlah
f
%
(14)
(15)
0
0,00

8

11,11

0

0,00

0

0,00

2

2,78

4

5,55

3

4,16

17

23,61

4

5,55

3

4,16

2

2,78

4

5,55

3

4,16

1

1,39

17

23,61

10

13,89

3

4,16

8

11,11

8

11,11

6

8,33

3

4,16

38

52,78

0

0,00

0

0,00

0

0,00

0

22

30,55

6

8,33

10

13,89

14

0,00
19,44

0
13

0,00
18,06

0
7

0,00
9,72

0
72

0,00
100,00

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang

Tabel 8. Keberadaan drainase air limbah dan air hujan rumah tinggal penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
Drainase air
limbah/air hujan
rumah tinggal
(1)
Tidak terdapat
saluran/drainase
Saluran/drainase dari
tanah
Saluran/drainase
kurang permanen
Saluran drainase
permanen
Saluran/drainase
permanen dan
peresapan

Jumlah

Kampung
Lere
f
%
(2)
(3)
13 18,05

Besusu Barat

Kelurahan Talise
Sekitar
Kampung
Pemilik Tanah
Penggaraman Penggaraman
Penggaraman
f
%
f
%
f
%
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
5
6,94
9
12,50
7
9,72

f
(4)
0

%
(5)
0,00

5,55

0

0,00

2

5,55

4

5,55

1

4

5,55

1

1,39

2

1,39

1

1,39

1

1,39

4

5,55

1

0,00

0

0

0,00

1

1,39

0

0,00

22

30,55

6

8,33

10

13,89

4

Kampung
Tondo

Jumlah

f
(12)
4

%
(13)
5,55

f
(14)
38

%
(15)
52,78

1,39

1

1,39

12

16,67

0

0,00

1

1,39

9

12,50

0,00

3

4,16

1

1,39

10

13,89

0

0,00

2

2,78

0

0,00

3

4,16

14

19,44

13

18,06

7

9,72

72

100,00

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang

Tabel 9. Keberadaan genangan air di sekitar rumah tinggal penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
Keberadaan
Genangan Air di
Sekitar Rumah
Tinggal

Kampung
Lere

f
(2)
Terdapat genangan air 2

Jumlah

Sekitar
Penggarama
n
f
%
(6)
(7)
0
0,00

%
(3)
2,78

f
(4)
0

%
(5)
0,00

5

6,94

2

2,78

1

1

1,39

1

1,39

14

19,44

0

0,00

(1)

dari limbah RT
Terdapat genangan air
alamiah/hujan
Terdapat genangan air
aliran hujan
Tidak terdapat
genangan air
Bebas dari genangan
dan aliran air

Besusu
Barat

0
22

0,00
30,55

3
6

4,16
8,33

Kelurahan Talise
Kampung
Pemilik Tanah
Penggaraman
Penggaraman

Kampung
Tondo

Jumlah

f
(8)
2

%
(9)
2,78

f
(10)
3

%
(11)
4,16

f
(12)
2

%
(13)
2,78

f
(14)
9

%
(15)
12,50

1,39

0

0,00

2

2,78

0

0,00

10

13,89

2

2,78

0

1

1,39

5

6,94

6,94

6

4

5,55

0
3

0,00

5

0,00
8,.33

4,16

32

44,44

3
13

4,16

2

2,78

16

22,22

18,06

7

9,72

72

99,99

2
10

2,78
13,89

6
14

8,33
19,44

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang

173

“MEKTEK” TAHUN VII NO. 3, SEPTEMBER 2005

Tabel 10. Pengelolaan sampah padat rumah tangga penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
Pengelolaan
Sampah Padat
Rumah Tinggal
(1)
Dibuang disem barang tempat/
sungai
Di buang disalah
satu sudut
pekarangan tanpa di
kelola
Di buang dilubang
dan dan dibakar
Di buang di lubang
dan ditanam
Di buang di tempat
sampah

Jumlah

Kampung
Lere
f
%
(2)
(3)
3
4,16

Besusu
Barat
f
%
(4)
(5)
0
0,00

Sekitar
Penggaraman
f
%
(6)
(7)
2
2,78

Kelurahan Talise
Kampung
Pemilik Tanah
Penggaraman
Penggaraman
f
%
f
%
(8)
(9)
(10)
(11)
3
4,16
2
2,78

Kampung
Tondo
f
%
(12)
(13)
3
4,16

Jumlah
f
%
(14) (15)
13 18,05

1

1,39

0

0,00

0

0,00

0

0,00

0

0,00

0

0,00

1

1,39

17

23,61

5

6,94

8

11,11

9

12,50

6

8,33

4

5,55

49

68,05

0

0,00

0

0,00

0

0,00

2

2,78

1

1,39

0

0,00

3

4,16

1
22

1,39
30,55

1
6

1,39
8,33

0
10

0,00
13,89

0
14

0,00
19,44

4
13

5,55
18,06

0
7

0,00
9,72

6
72

8,33
99,99

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang
Tabel 11. Keberadaan vektor penyakit (lalat) dalam rumah dan pekarangan rumah Penduduk di sekitar Pantai
Teluk Palu
Keberadaan
vektor penyakit
(lalat)
(1)
Banyak lalat di
dalam rumah
Dalam rumah
sedikit lalat, tetapi
diluar rumah
banyak lalat
Hanya di luar
rumah/peka rangan
banyak lalat
Hanya di luar
rumah dijumpai
sedikit lalat
Dalam eumah/
pekarangan tidak di
jumpai lalat

Jumlah

Kampung
Lere

Besusu
Barat

Sekitar
Penggaraman

Kelurahan Talise
Kampung
Penggaraman

Pemilik
Kampung
Tanah
Tondo
Penggaraman
f
%
f
%
(10) (11) (12) (13)
1
1,39
0
0,00

f
(2)
1

%
(3)
1,39

f
(4)
2

%
(5)
2,78

f
(6)
2

%
(7)
2,78

f
(8)
0

%
(9)
0,00

3

4,16

1

1,39

0

0,00

0

0,00

1

1,39

1

8

11,11

0

0,00

2

2,78

8

11,11

2

2,78

5

6,94

2

2,78

3

4,16

1

1,39

8

5

6,94

1

1,39

3

4,16

5

6,94

22

30,55

6

8,33

10

13,89

14

19,44

Jumlah
f
(14)
6

%
(15)
8,33

1,39

6

8,33

2

2,78

22

30,56

11,11

3

4,16

22

30,56

1

1,39

1

1,39

16

22,22

13

18,06

7

9,72

72

100,00

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang
e. Kondisi pencahayaan dalam rumah
Pencahayaan alami dalam rumah tinggal
penting untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan dalam rmah. Intensitas pencahayaan
dalam rumah tinggal penduduk terkait dengan
posisi rumah terhadap peredaran matahari dan
keberadaan ventilasi rumah. Kondisi pencahayaan
alami dalam rumah tinggal penduduk Kota Palu di
sekitar Teluk Palu tercantum dalam tabel 5.
f. Kondisi penataan dan kebersihan di dalam dan
halaman rumah
Kondisi penataan dan kebersihan dalam
rumah dan halaman rumah tinggal penduduk Kota

Palu di sekitar Pantai Teluk Palu menggambarkan
pengetahuan dan kebiasaan hidup sehat penduduk
dalam kehidupan sehari-hari. Diasumsikan semakin
baik penataan dan kebersihan dalam rumah dan
halaman yang tinggal penduduk Kota Palu di
sekitar Teluk Pantai Palu tersebut dalam Tabel 6
dan Tabel 7.
g. Keberadaan drainase air limbah dan air hujan
Drainase lingkungan rumah menggambarkan
ketersediaan dan penilaian secara kwalitatif kondisi
fisik drainase rumah dan lingkungan rumah tinggal
penduduk Kota Palu di sekitar Pantai Teluk Palu,
yang berperan besar dalam proses pengutusan air

174

Kualitas Penduduk di Pesisir Pantai Teluk Palu

permukaan yang berasal dari air hujan dan air
limbah rumah tangga. Kondisi drainase lingkungan
rumah tinggal penduduk Kota Palu di sekita Pantai
Teluk Palu tercantum dalam Tabel 8.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih
dari setengah jumlah rumah tinggal penduduk Kota
Palu di sekitar Pantai Teluk Palu (52,78%) belum
mempunyai saluran pembuangan air limbah dab air
huan. Sisanya sebesar 47,22% rumah tinggal sudah
mempunyai saluran drainase dengan berbagai
model konstruksi, dari yang sangat sederhana
sampai dengan permanen. Saluran yang paling
dominan adalah saluran dari tanah (16,67%),
disusul saluran permanen (13,39%) dan semi
permanen (12,50%), sedangkan saluran yang
dilengapi dengan peresapan hanya sebesar 4,16%,
yang tersebar di wilayah kelurahan Besusu Barat
dan Pemilik Tanah Penggaraman. Masih besarnya
rumah tinggal penduduk Kota Palu yang tidak
dilengkapi dengan drainase air hujan dan air limbah
rumah tangga, kemungkinan di sebabkan oleh
kecilnya intensitas hujan haruan dn tahunan di Kota
Palu, dan/atau kurangnya kesadaran penduduk
tentang kesehatan lingkungan tempat tinggal.
h. Keberadaan genangan air di sekitar rumah
Keberadaan genangan air di sekitar rumah
merupakan salah satu indikator kesehatan
lingkungan rumah tangga. Air permukaan yang
berasal dari air hujan maupun iar limbah rumah
tangga yang tidak mengalir secara lancar,
merupakan pemicu tumbuh dan berkembangnya
berbagai agen penyakit. Gambaran keberadaan
genangan air di sekitar rumah penduduk Kota Palu
di sekitar Pantai Teluk Palu tersebut dalam Tabel 9.
Tabel 9 mengungkapkan bahwa mayoritas
rumah penduduk Kota Palu di sekitar Teluk Pantai
Palu (66,66%) tidak terdapat genangan dan aliran
air di sekitar rumah tingga, dan 22,22% diantaranya
benar-benar terbebas dari genangan dan aliran air
hujan dan air limbah rumah tangga. Sisanya sebesar
33,33%, masih terdapat genangan air di sekitar
rumah tinggal yang berasal dari air limbah rumah
tangga, air hujan, dan aliran air hujan. Secara
umum genangan air dan aliran air daerah penelitian
terjadi pada saat terjadi hujan, dimana hal ini bia
dimaklumi karea secara umum daerah penelitian
merupakan daerah yang lebih rendah di bandingkan
daerah belakangnya, sehingga aliran semua
mengarah ke daerah ini sebelum selanjutnya
menuju ke laut.
i. Pengelolaan sampah padat rumah tanggga
Salah satu indikator kesehatan perumahan
penduduk adalah secara pengelolaan sampah pda

175

rumah tangga. Sampah (waste) dapat diartikan
sebagai sisa berbagai aktivitas produksi dan
konsumsi manusia dan hewan sehari-hari yang
sduah tidak berguna/tidak diharapkan lagi
keberadaanya. Rumah tangga dan permukiman
penduduk merupakan salah satu penghasil
(generator/sources) sampah yang cukup besar.
Gambaran pengelolaan sampah (terutama sampah
padat) penduduk Kota Palu di sekitar Pantai Teluk
Palu tersebut dalam tabel 10.
Berdasarkan Tabel 10, diketahui bahwa
sebagian besar (68,05) penduduk Kota Palu di
sekitar Pantai Teluk Palu memusnahkan sampah
rumah tangga dengan cara di buang di lubag dan di
bakar. Disusul berikutnya 18,05 penduduk
melalkukannya dengan cara membuang sampah di
sembarang tempat/sungai, dan 8,33% di buang di
tempat pembuangan sampah yang sudah tersedia.
j. Keberadaan vektor penyakit (lalat dan tikus)
Vektor pneyakit merupakan agen penimbul
dan penyebar berbagai jenis penyakit yang dapat di
derita oleh penduduk, yang terutama berasal dari
kondisi lingkungan sekitar yang buruk. Dua jenis
vektor penyakit yang dominan adalah keberadaan
lalat dan tikus. Keberadaan vektor penyakit lalat di
dalam rumah dan pekarangan rumah penduduk
Kota Palu sekitar Pantai Teluk Palu tersebut dalam
Tabel 11.
Berdasarkan Tabel 11, di ketahui bahwa
keberadaan vektor penyakit lalat di daerah
penelitian sebagian besaar (61,12%) hanya terdapat
di luar rumah dan/atau pekarangan terdapat sedikit
– banyak lalat. Disusul berikutnya 22,22%
perumahan dalam rumah/pekarangan tidak di
jumpai/bebas lalat dan 16,66% perumahan dalam
rumah terdapat sedikit – banyak lalat.
Keberadaan vektor penyakit tikus di dalam
rumah dan pekarangan rumah penduduk Kota Palu
di sekitar Pantai Teluk Palu tersebut dalam Tabel
12. berdasarkan Tabel 12, di ketahui bahwa
keberadaan vektor penyakit tikus (baik binatangnya
maupun tempat perlindungannya) di daerah
penelitian sebagian besar (61,12%) terdapat
didalam rumah dan/atau pekarangan terdapat
tempat perlindungan tikus. Disusul berikutnya
22,22% perumahan dalam rumah/pekarangan tidak
dijumpai/bebas tempat perlindungan tikus dan
16,66% perumahan dalam terdapat sedikit – banyak
tikus dan tempat perlindungannnya
k. Kualitas estetika lingkungan rumah
Estetika lingkungan rumah menggambarkan
kondisi keindahan lingkungan di sekitar rumah
tinggal pendudu, yang menekankan kepada kondisi

“MEKTEK” TAHUN VII NO. 3, SEPTEMBER 2005

alamiah
lingkungan.
Estetika
lingkungan
memberikan sumbangan terhadap kesejahteraan
hidup masyarakat. Kwalitas estetika lingkungan di
sekitar Pantai Teluk Palu di tentukan secara
kwalitas secara langsung di lapangan/ disekitar
rumah penduduk yang diwawancarai.
Hasil penelitian kwalitas estetika lingkungan
penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu tahun 2003
menunjukkan bahwa 87,50% rumah penduduk
kwalitas estetika lingkungan berkisar dari jelek –

cukup, dan sisanya sebesar 12,50% berkisar baik –
sangat baik. Secara umum kwalitas estetika
lingkungan penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
adalah cukup (18,05%). Apabila dilihat per lokasi
penelitian, maka di ketahui bahwa kondisi kwalitas
estetika lingkungan penduduk di sekitar Pantai
Teluk Palu terendah adalah di Kampung Tondo dan
pemilik tanah penggaraman.

Tabel 12. Pengelolaan sampah padat rumah tangga penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
Keberadaan
vektor penyakit
(tikus)
(1)
Banyak tikus
didalam rumah
Dalam rumah/
pekarangan banyak
tempat
perlindungan tikus
Dalam rumah/
pekarangan terdapat
tempat
perlindungan tikus
Hanya di luar
rumah dijumpai
tempat
perlindungan tikus
Dalam rumah/
pekarangan tidak
dijumpai tempat
perlindungan tikus.

Jumlah

Kampung
Lere
f
%
(2)
(3)
1
1,39

Besusu
Barat
f
%
(4)
(5)
2
2,78

Sekitar
Penggaraman
f
%
(6)
(7)
2
2,78

Kelurahan Talise
Kampung
Pemilik Tanah
Penggaraman
Penggaraman
f
%
f
%
(8)
(9)
(10)
(11)
0
0,00
1
1,39

Kampung
Tondo
f
%
(12)
(13)
0
0,00

Jumlah
f
%
(14)
(15)
6
8,33

3

4,16

1

1,39

0

0,00

0

0,00

1

1,39

1

1,39

6

8,33

8

11,11

0

0,00

2

2,78

8

11,11

2

2,78

2

2,78

22

30,56

5

6,94

2

2,78

3

4,16

1

1,39

8

11,11

3

4,16

22

30,56

5

6,94

1

1,39

3

4,16

5

6,94

1

1,39

1

1,39

16

22,22

22

30,55

6

8,33

10

13,89

14

19,44

13

18,06

7

9,72

72

100,00

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang

Tabel 13. Kwalitas estetika lingkungan rumah penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
Kwalitas Estetika
Lingkungan
Rumah
(1)
Kondisi alamiah
jelek
Kondisi alamiah
sedang
Kondisi alamiah
cukup
Kondisi alamiah baik
Kondisi alamiah agat
baik

Jumlah

Kelurahan Talise
Kampung
Lere

Besusu Barat

Sekitar
Penggaraman
f
%
(6)
(7)
0
0,00

Kampung
Penggaraman
f
%
(8)
(9)
2
2,78

f
(2)
5

%
(3)
6,94

f
(4)
0

%
(5)
0,00

6

8,33

1

1,.39

2

2,78

7

9

12,50

4

5,55

5

6,94

2

2,78

1

1,39

0

0,00

0

0,00

22

30,55

6

8,33

Kampung
Tondo
Pemilik Tanah
Penggaraman
f
%
(10)
(11)
3
4,16

Jumlah
f
%
f
(12) (13) (14)
3 4,16 13

%
(15)
18,05

3
5

4,16
6,94

2

2,78

21

29,17

5

9,72
6,94

1

1,39

29

40,28

1

1,39

0

0,00

2

2,78

1

1,39

7

9,72

2

0,00

0

0,00

0

0,00

0,00

10

13,89

14

19,44

13

18,06

0
7

2
72

2,78
100,00

9,72

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang

176

Kualitas Penduduk di Pesisir Pantai Teluk Palu

Tabel 14. Kwalitas estetika lingkungan rumah penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
Kwalitas
permukiman
penduduk

Kampung Lere

Besusu Barat

f
(2)

%
(3)

f
(4)

%
(5)

Sangat jelek

0

0,00

0

0,00

Agak jelek

5

6,94

0

0,00

Sedang

12

16,67

4

Agak baik

4

5,55

Sangat baik

1

Jumlah

22

(1)

Sekitar
Penggaraman
f
%
(6)
(7)
0

Kelurahan Talise
Kampung
Pemilik Tanah
Penggaraman Penggaraman
f
%
f
%
(8)
(9)
(10)
(11)

Kampung
Tondo
f
%
(12)
(13)

Jumlah
f
(14)

%
(15)

0,00

0

0,00

0

0,00

0

0,00

0

0,00

1

1,39

2

2,78

3

4,16

3

4,16

14

19,44

5,55

4

5,55

10

13,89

3

4,16

2

2,78

35

48,61

2

2,78

5

6,94

2

2,78

5

6,94

2

2,78

2

27,78

1,39

0

0,00

0

0,00

0

0,00

2

2,78

0

0,00

3

4,16

30,55

6

8,33

10

13,89

14

19,44

13

18,06

7

9,72

72

99,99

Sumber : data primer Tahun 2003
Keterangan: jumlah responden 72 orang
Tabel 15. Ranges index komposit dan kelas kualitas
permukiman
Range Indeks Komposit dan
Kelas Kwalitas Permukiman
No Indeks
Kwalitas
Komposit
Permukiman
1
54,6
Sangat baik
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
kondisi fisik permukiman penduduk Kota Palu di
pesisir Pantai Teluk Palu tahun 2003 dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Pemukiman penduduk Kota Palu di Pesisir
Pantai Teluk Palu di dominasi oleh rumah
nelayan. Kondisi fisik rumah tinggal penduduk
termasuk kategori sedang, yang tercermin dari
jenis bahan dinding rumah mayoritas terbuat dari
papan kayu berkwalitas sedang, berlantai plester
(semen PC/Aci), dengan jenis bahan atap
seng/asbes.
Pemilihan
bahan
lebih
diorientasukan pada kemudahan didapat,
keterjangkauan harga, dan kemudhan dikerjakan
sendiri.
b. Kesadaran penduduk Kota Palu di sekitar Teluk
Pantai Palu tentang kesehatan rumah tinggal dan
lingkungannya tercermin dalam kondisi ventilasi
rumah dan pencahayaan alami dalam rumah
tinggal yang secara umum sudah memadai,
penataan dan kebersihan dalam rumah dan
lingkungannya cukup tertata dan cukup bersih,
tidak terdapat genangan dan aliran air di sekitar

177

rumah tinggal, dan pengelolaan sampah padat
rumah tangga yang lumayan baik (dengan di
buang di lubang yang telah disediakan dan
dibakar). Namun hal ini kurang didukung oleh
ketersediaan drainase lingkungan rumah tinggal
yang memadai dan kurang bebas dari
keberadaan vektor penyakit (Lalat dan Tikus).
Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
permukiman penduduk belum tersedia saluran
drainase air limbah rumah tangga dan air hujan.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya
intensitas hujan harian dan tahunan di Kota palu
dan sangat porousnya tanah di Kota Palu (yang
didominasi oleh endapan pasir), sehingga
keberadaan
drainase
dipandang
kurang
mendesak di bandingkan dengan komponen fisik
rumah tinggal lainnya. Disamping itu
lingkungan permukiman masih relatif rawan dari
berjangkitnya berbagai jenis penyakit, yang
ditunjukkan oleh masih diketemukan banyak
lalat dan tempat perlindungan Tikus di dalam
rumah tinggal dan/atau lingkungan disekitarnya;
c. Penilaian kwalitas permukiman penduduk Kota
Palu di sekitar Pantai Teluk Palu tahun 2003
berdasarkan variabel kondisi fisik rumah tinggal
dan lingkungannya, diketahui bahwa secara
umum kwalitas permukiman berkisar dari agak
jelek – sangat baik (skor berkisar 23.5 - >54,5).
Permukiman penduduk dengan kwalitas terbaik
terdapat di Kelurahan Besusu Barat (berkisar
dari kwalitas sedang – agak baik) dan pemilik
Tanah Penggaraman di kelurahan Talise
(berkisar dari kwalitas agak jelek – sangat baik),
serta tidak terdapatnya permukiman penduduk
yang termasuk kategori sangat jelek.

“MEKTEK” TAHUN VII NO. 3, SEPTEMBER 2005

6. Daftar Pustaka
Anonimus, 1992. UURI No. 4 Tahun 1992:
Perumahan dan Permukiman. Jakarta:
SekretariatNegara Republik Indonesia
Anonimus, 2002. Kebijakan dan Strategi Nasional
Perumahan dan Permukiman (KSNPP).
Jakarta: Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah (BKP4N)

Su Ritohardoyo, 2000. Geografi Permukiman:
Pengertian, Klasifikasi, Permukiman, dan
pola Permukiman , hand Out kuliah Geografi
Permukiman Bagian I. Yogyakarta: Fakultas
geografi UGM.

Eko Budihardjo (ed), 1992. Sejumlsh Masalah
Permukiman Kota . Cetakan II. Bandung:
Alumni
Marbun, B.N., 1994. Kota Indonesia Masa Depan .
Edisi II Cetakan I. Jakarta: Erlangga.
Sudharto P. Hadi, 2001. Dimensi Lingkungan
Perencanaan Pembangunan, Cetakan I.
Yogyakarta : UGM Press.

178