ppm penelitian tindakan kelas

Sekilas Info Tentang:

PENELITIAN TINDAKAN KELAS
( CLASSROOM ACTION RESEARCH)
Drs. Martubi, M.Pd., M.T. – Dosen FT UNY

A. Pengertian Penelitian Tindakan (PTK)
Banyak tokoh pendidikan yang memberikan rumusan/definisi tentang PTK
dengan bahasa dan sudut pandang yang berbeda, namun semua mengarah kepada
sebuah pengertian yang sama, dari semua rumusan tersebut dapat ditemukan katakata kunci (key words) yang terkait dengan PTK, yaitu (Mansur Muslich, 2009):
1. PTK bersifat reflektif, maksudnya PTK selalu diawali dari proses perenungan atas
dampak tindakan yang selama ini dilakukan guru terkait dengan tugas-tugas
pembelajaran di kelas. Dari perenungan ini akan diketahui apakah tindakan yang
seiama ini telah dilakukan telah berdampak positif dalam pencapaian tujuan
pembelajaran atau tidak.
2. PTK dilakukan oleh pelaku tindakan. Maksudnya adalah PTK dirancang,
dilaksanakan,dan dianalisis oleh guru yang bersangkutan dalam rangka ingin
memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas. Kalaupun
dilakukan secara kolaboratif, pelaku utama PTK tetap oleh guru yang
bersangkutan.
3. PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Maksudnya adalah

dengan

PTK

ini

diharap

dapat

meningkatkan

kualitas

berbagai

aspek

pembelajaran sehingga kompetensi siswa yang menjadi target pembelajaran dapat
tercapai secara maksimal (efektif dan efisien).

4. PTK dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.
Maksudnya adalah setiap langkah yang dilakukan dalam PTK harus dilakukan
dengan terprogram dan penuh kesadaran sehingga dapat diketahui aspek-aspek
mana yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki demi ketercapaian kompentensi yang
ditargetkan.
5. PTK bersifat situasional dan kontekstual. Maksudnya adalah PTK selalu dilakukan
dalam situasi dan kondisi tertentu, untuk kelas dan topik mata pelajaran tertentu
sehingga simpulan atau hasilnya pun hanya diarahkan pada konteks yang
bersangkutan, bukan untuk konteks yang lain.

1

Lebih lanjut penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan di kelas dengan
tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Kelas merupakan
sekelompok siswa menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggabungkan tindakan bermakna dengan
prosedur penelitian yang merupakan suatu upaya memecahkan masalah sekaligus
mencari dukungan ilmiah.
1. Prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
a. Karena tugas utama guru adalah mengajar, maka pelaksanaan penelitian tidak

boleh mengganggu atau menghambat kegiatan pembelajaran
b. Metodologi yang digunakan harus reliabel artinya terencana dengan cermat
sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat
diuji di lapangan
c. Permasalahan yang dipilih harus menarik, nyata, tidak menyulitkan, dapat
dipecahkan, berada dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan dan
peneliti merasa terpanggil untuk me ningkatkan diri
d. Pengumpulan data tidak mengganggu atau menyita waktu terlalu banyak
e. Metode dan teknik yang digunakan tidak terlalu menuntut, baik dari kemampuan
guru itu sendiri ataupun segi waktu.
f. Harus memperhatikan etika penelitian, tatakrama penelitian
pelaksanaan

yang

berlaku

umum

seperti


yang

diteliti

dan rambu-rambu
harus

dihormati

kerahasiannya, semua yang terkait setuju dengan prinsip-prinsip penelitian, harus
ada laporan dan lain-lain.
g. Kegiatan penelitian pada dasarnya harus merupakan gerakan yang berkelanjutan
(on-going), karena cakupan peningkatan dan pengembangan sepanjang waktu
menjadi tantangan
2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Karakteristik penelitian tindakan kelas dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Situasional artinya berkaitan langsung dengan permasalahan yang konkrit
dihadapi guru dalam kesehariannya. Hal ini dapat berkaitan dengan mendiagnosis
masalah dalam konteks tertentu. Masalahnya diangkat dari praktik pembelajaran

keseharian yang dapat dirasakan oleh guru atau siswa atau keduanya.
b. Kontekstual artinya upaya penyelesaian atau pemecahannya demi peningkatan
mutu pendidikan, prestasi siswa, profesi guru dan mutu sekolah tidak terlepas dari
2

konteksnya dengan cara merefleksi diri yaitu sebagai praktisi dalam pelaksanaan
tugas-tugas kesehariannya sekaligus secara sistemik meneliti dirinya sendiri.
c. Bersifat kolaboratif dan partisipatif antara guru, siswa dan

individu lain yang

terkait dalam proses pembelajaran yaitu suatu satuan kerja sama secara
langsung atau tidak langsung dengan perspektif berbeda. Misalnya bagi guru
demi meningkatkan profesionalismenya , bagi siswa untuk meningkatkan presatsi
belajarnya. Kolaborasi diartikan sebagai kerja sama saling tukar menukar ide
untuk melakukan aksi dalam rangka memecahkan masalah.
d. Bersifat self-evaluatif (evaluatif dan reflektif) yaitu kegiatan modifikasi praktis
yang dilakukan secara kontinu, dievaluasi dalam situasi yang ada dan terus
berjalan, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan perbaikan dalam praktik yang
dilakukan guru.

e. Bersifat fleksibel dan adaptif (luwes dan menyesuaikan) memungkinkan adanya
perubahan selama masa percobaan . Adanya penyesuaian menjadikan prosedur
yang cocok untuk bekerja di kelas yang memiliki banyak kendala yang
melatarbelakangi masalah-masalah di sekolah. Penelitian Tindakan Kelas lebih
menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan ditempat
kejadian.
f. Penelitian tindakan kelas memanfaatkan data pengamatan dan perilaku empirik
yaitu menelaah ada tidaknya kemajuan , sementara penelitian dan proses
pembelajaran terus berjalan, semua informasi yang ada dikumpulkan, diolah,
didiskusikan, dinilai oleh beberapa individu yang terkait untuk melakukan
tindakan. Perubahan kemajuan dicermati dari waktu ke waktu dengan melakukan
evaluasi formatif.
g. Sifat dan sasaran penelitian tindakan kelas adalah situasional-spesifik, tujuannya
pemecahan masalah praktis. Dengan demikian temuan-temuannya berguna
dalam dimensi praktis tidak dapat digeneralisasi sehingga tidak secara langsung
memiliki andil pada usaha pengembangan ilmu. Kajian permasalahan, prosedur
pengumpulan data dan pengolahannya dilakukan secermat mungkin dengan
mendasarkan pada keteguhan ilmiah.
3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
a. PTK dilaksanakan agar guru atau tenaga kependidikan dapat memperbaiki mutu

kinerja atau meningkatan proses pembelajaran secara berkesinambungan, yang
pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang
3

diemban oleh guru. Dengan demikian PTK merupakan salah satu cara yang
strategis dalam memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan layanan
pendidikan

atau pembelajaran. Hal ini

dicapai melalui refleksi untuk

mendiagnosis keadaan. Melakukan analisis-sintesis-interpretasi-eksplanasi dalam
refleksi

dan

kemudian

mencobakan


alternatif

tindakan

serta

dievaluasi

efektifitasnya dan merupakan kegiatan daur ulang tindakan.
b. PTK untuk mengembangkan kemampuan / keterampilan guru untuk menghadapi
permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran di kelasnya dan atau di
sekolahnya sendiri. Dengan demikian PTK dapat merupakan alat untuk
memecahkan masalah yang didiagnosis dalam situasi tertentu.
c. PTK

dapat

digunakan


sebagai

alat

untuk

memasukkan

inovasi

pada

pembelajaran ke dalam sistem yang ada karena sulit dilakukan oleh upaya
pembaharuan yang dilakukan pada umumnya.
4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Banyak manfaat yang diperoleh dengan adanya PTK, di antaranya untuk:
a. peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran yang
menjadi tugas utamanya.
b. peningkatan sikap/kemampuan profesional guru berarti pemberdayaan guru
menuju profesionalismenya, dengan segala upaya, ketulusannya, dan ke

mandiriannya mengembangkan model-model pembelajaran yang baru dan
diujicobakan di kelasnya.
c. peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa.
d. peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar dan sumber belajar
lainnya.
e. peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur
proses dan hasil belajar siswa.
f. perbaikan/pengembangan pribadi siswa di kelas.
g. perbaikan.peningkatan kualitas penerapan kurikulum.
h. perbaikan/peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.
5. Perbedaan penelitian tindakan kelas dengan penelitian konvensional
Berdasarkan uraian tersebut di atas tampak bahwa ada perbedaan antara
penelitian tindakan kelas dengan penelitian konvensional.

Secara garis besar

perbedaannya sebagai berikut:
4

No.

1.

Aspek
Masalah

2.

Tujuan

3.

Manfaat/
Kegunaan

4.

Teori

5.

Metodologi

Peneltian
Konvensional

Penel Tindakan Kelas

Masalah dan hasil
amatan pihak lain
Menguji hipotesis,
membuat
generalisasi, mencari
explanasi
Tidak langsung dan
sifatnya sebagai
saran
Digunakan sebagai
dasar perumusan
hipotesis
Menuntut paradigma
penelitian yang jelas.
Langkah kerja punya
kecenderungan
linear
Analisis dilakukan
setelah data
terkumpul

Masalah yang dirasakan dan dihadapi
peneliti sendiri dalam melaksanakan
tugas
Melakukan perbaikan, peningkatan
dalam pembelajaran untuk menuju
peningkatan
Langsung dapat dirasakan dan
dinikmati oleh konsumen/subjek
penelitian
Digunakan sebagai dasar untuk memilih
aksi /solusi tindakan berikutnya

Bersifat fleksibel
Langkah kerja bersifat siklik dan setiap
siklik terdiri tiga tahapan.
Analisis terjadi saat proses setiap siklus

6. Guru adalah Pelaku Paling Tepat dalam PTK
Ada banyak alas an bahwa gurulah yang paling tepat melakukan PTK, antara lain:
a. Guru mempunyai hak otonom untuk menilai kinerjanya, sebab hanya gurulah
yang dapat merasakan

“kondisi obyektif” kiat-kiat pembelajaran yang

dilakukan dalam rangka pencapaian kompetensi siswa.
b. Guru merupakan sosok yang paling akrab dengan kelasnya, karena
keberlangsungan masa pembelajaran yang cukup lama akan membuka
pemahaman dan wawasan guru atas pernik-pernik di kelasnya.
c. Interaksi antara guru dan siswa berlangsung secara unik, hal ini dibuktikan
dengan perlakuan khas guru setiap menghadapi individu siswa yang
mempunyai karakteristik tertentu.
d. Temuan penelitian konvensional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki
pembelajaran.
e. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.

5

B. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Peningkatan mutu pendidikan saat ini merupakan kebutuhan yang sangat
mendesak sebab keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan terutama oleh
keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini dapat tercapai bila
pendidikan yang dilaksanakan juga berkualitas. Melalui kegiatan PTK diharapkan
dapat meningkatkan profesionalisme guru yang sekaligus meningkatkan kualitas
pendidikan serta sumber daya manusia. Salah satu kegiatan untuk mengatasi
masalah yang terdapat di dalam kelas yaitu melalui PTK.
Beberapa model atau desain Penelitian Tindakan Kelas adalah:
1. Model Kurt Lewin
Model Kurt Lewin menjadi acuan dari berbagai model penelitian tindakan
lainnya,

karena Kurt Lewin yang pertama kali memperkenalkan penelitian

tindakan atau action research. Dengan demikian model PTK yang lain selalu
mengacu pada model Kurt Lewin. Komponen pokok dalam penelitian tindakan
Kurt Lewin yaitu :
a. Perencanaan (planning).
b. Tindakan (acting).
c. Pengamatan (observing) dan
d. Refleksi (reflecting).
Hubungan keempat konsep pokok tersebut digambarkan dengan diagram
berikut ini.

Acting
(Tindakan)

Planning
(Perencanaan)

Observing
(Pengamatan)

(Reflecting)
Refleksi

6

2. Model Kemmis & Taggart
Konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin dan

dikembangkan

oleh Kemmis & McTaggart. Komponen tindakan (acting) dengan pengamatan
(observing) dijadikan menjadi satu kesatuan karena menurut Kemmis & Taggart
(1988) pada kenyatannya kedua komponen tersebut merupakan dua kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan karena kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam
satu kesatuan waktu. Begitu berlangsungnya suatu kegiatan dilakukan, kegiatan
observasi harus dilakukan sesegera mungkin. Bentuk desain dari Kemmis &
Taggart seperti terlihat di bawah ini.

Perencanaan
Refleksi
Tindakan dan
pengamatan

Revisi
Perencanaan
Refleksi
Tindakan dan
pengamatan

Model Kemmis & Taggart bila dicermati pada hakekatnya berupa perangkatperangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen
yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Untaian-untaian tersebut
dipandang sebagai suatu siklus. Oleh karena itu pengertian siklus di sini adalah
putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan , observasi dan refleksi.
Banyaknya siklus dalam penelitian tindakan kelas tergantung dari permasalahan
yang perlu dipecahkan, namun gambar di atas hanya menunjukkan dua siklus. Jika
7

suatu penelitian mengkaitkan materi pelajaran dan tujuan pembelajaran dengan
sendirinya jumlah siklus untuk setiap mata pelajaran melibatkan lebih dari dua siklus
bahkan mungkin dapat mencapai lima atau enam siklus.
3. Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins
Berdasarkan desain model-model Penelitian Tindakan Kelas dari Kurt Lewin,
Kemmis & Taggart, Hopkins menyusun desain sendiri dengan skema seperti di
bawah ini.

Implementasi

Perencanaan,
Tindakan, Target,
Tugas, Kriteria,
Keberhasilan

Evaluasi

Menopang Komitmen

Cek Kemajuan

Mengatasi Problem
Perencanaan
Konstruk

Cek Hasil

Pengambilan Stok

Audit

Pelaporan

Ambil Start

8

C. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas
Untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas, langkah–langkah yang membantu
kegiatan yang akan dilakukan yaitu :
1. Identifikasi Masalah dan Merumuskan Masalah
Kriteria dalam menentukan masalah adalah :
a. Masalahnya harus penting bagi orang yang mengajukan masalah dan sekaligus
signifikan.
b. Masalah yang diajukan hendaknya dalam jangkauan penanganan
c. Pernyataan harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental
2. Analisis Masalah
Langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah menganalisis masalah untuk
mengetahui dimensi-dimensi problem yang mungkin ada untuk mengidentifikasi
aspek-aspek penting.
3. Merumuskan hipotesis tindakan
Langkah selanjutnya setelah merumuskan masalah adalah mengkaji teori-teori
yang berkenaan dengan masalah yang diajukan.
4. Penyusunan Rencana Tindakan
Dari kajian kepustakaan dan landasan pemikiran dapat dituangkan dalam
perumusan hipotesis yang tersirat didalamnya tindakan apa yang akan dilakukan
dalam penelitian tersebut.
Rencana tindakan hendaknya memuat informasi tentang :
a. Apa yang diperlukan untuk menentukan pemecahan masalah yang telah
dirumuskan
b. Alat atau teknik apa yang diperlukan sebagi pengumpul data
c. Rencana perekaman data
d. Rencana pengolahan data
e. Rencana untuk melaksanakan tindakan
f. Rencana untuk mengevaluasi
g. Pelaksanaan Penelitian
h. Refleksi
i. Analisis Data
j. Pelaporan Hasil
9

D. Sistematika Proposal Penelitian Tindakan
Salah satu model sistematika proposal Penelitian Tindakan Kelas berisi :
1. Judul
Judul penelitian tindakan kelas sebaiknya menyatakan secara akurat dan padat
akan permasalahan yang dipilih serta bentuk tindakan apa yang dilakukan peneliti
dalam upaya menyelesaikan masalahnya. Formulasi judul hendaknya
a. mencerminkan masalah
b. mencerminkan upaya tindakan yang akan dilakukan
c. singkat, jelas dan mudah untuk dipahami
2. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Latar belakang hendaknya menguraikan urgensi penanganan masalah yang
diajukan dalam penelitian. Dukungan dari hasil-hasil penelitian terdahulu akan
memberikan landasan yang kokoh dalam argumentasi mengenai urgensi maupun
signifikansi permasalahan yang akan diangani melalui tindakan kelas yang
diajukan. Secara garis besar latar belakang berisi uraian :
1) fakta-fakta pendukung,
2) argumentasi teoritik tentang tindakan yang akan dipilih,
3) hasil penelitian terdahulu ( jika ada ) dan
4) alasan pentingnya penelitian ini dilakukan.
b. Rumusan Masalah.
Berisi uraian komprehensif yang menjelaskan : kesenjangan antara situasi yang
diinginkan dengan yang ada dan dapat dipecahkan , siapa penyebab
kesenjangan, dan rancangan tindakan pembelajaran yang mempunyai landasan
konseptual. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.
c. Tujuan Penelitian.
Dirumuskan secara tegas tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian tindakan ini,
dan objektif. Keberhasilannya dapat dicek secara mudah.
d. Manfaat Hasil Penelitian.
Berisi manfaat atau sumbangan yang diperoleh dari hasil penelitian yang
menyangkut : siswa, guru pelaksana penelitian maupun guru pada umumnya,
sekolah, pengembang kurikulum, Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan
(LPTK) ataupun khasanah ilmu.
10

3. Kajian Teoritik dan Hipotesis Tindakan
Berisi teori yang dapat menjustifikasi suatu tindakan yang akan dilakukan
berdasarkan : kajian teori yang relevan sebagai uraian yang mendasari penelitian
tindakan, dengan tindakan akan terjadi perubahan, perbaikan atau peningkatan, dan
tindakan yang akan dilakukan tertuang dalam hipotesis yang biasanya dinamakan
dengan hipotesis tindakan.
4. Rancangan /Metode Penelitian
a. Setting Penelitian berisi karakteristik lokasi, karakteristik subjek penelitian,
karakteristik mata pelajaran.
b. Rencana Tindakan/Persiapan Penelitian

berisi penjelasan tentang berbagai

input instrumental yang digunakan untuk memberi perlakuan dalam penelitian
tindakan.
Uraiannya meliputi: perencanaan (berupa : skenario tindakan, pengadaan alat,
personel yang terlibat, dan lainnya), pelaksanaan tindakan, rencana perekaman/pencatatan data dan pengolahannya, analisis dan refleksi ( meliputi:
prosedur analisis, refleksi, dampak tindakan perbaikan, dan prosedur tindakan).
5. Jadw al Penelitian
Berisi penjelasan kegiatan yang akan dilakukan, waktu dimulai pelaksanaan sampai
dengan pelaporan. Biasanya ditampilkan dalam bentuk matriks kegiatan.
6. Daftar Pustaka
Menunjukkan

pustaka/sumber/referensi

yang

betul-betul

digunakan

dalam

penyusunan proposal dan disusun secara alfabetis.
7. Lampiran dan lainnya yang dipandang perlu
Lampiran berisi :
a. Biodata dari ketua dan anggota tim peneliti
b. Instrumen yang digunakan
c. Lain-lain

11

DAFTAR PUSTAKA
---------, 2010. Penelitian tindakan kelas. (Bahan PLPG Sertifikasi Guru Rayon 11
Universitas Negeri Yogyakarta). Yogyakarta: Panitia PSG Rayon 11 UNY.
---------.1999. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Depdikbud.
Hopkins, D. 1985. A Teacher’s guide to classroom research.
University Press.

Philadelphia : Open

Kemmis, S and Taggart,R. 1988. The action research planner. Victoria :Deakin
University
Jujun S. Suriasumantri. 1984. Ilmu dalam perspektif. Sebuah Kumpulan Karangan
Tentang Hakekat Ilmu. Jakarta : PT Garmedia
Lukman Ali dkk. 1994. Kamus besar bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta : Balai
Pustaka.
Mansur Muslich, 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara
Sudarsono, F.X. 2000. Aplikasi penelitian tindakan kelas di dalam pembelajaran
perguruan tinggi. Makalah disampaikan pada W orkshop Action Research
Program Meas-Lab Due Like UNY 27 – 28 Juli 2000
Supriyadi. 2001. Teknik penulisan laporan action research..Makalah Disampaikan
pada W orkshop Pengembangan Action Research Tahun 2001 oleh Proyek
PPM-SLTP Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen.
Suwarsih Madya. 2000. Penelitian dalam tindakan Makalah disampaikan pada
Workshop Tentang Persiapan Action Research Evaluasi Hasil Belajar dan
Implementasinya Program Meas-Lab Due Like Universitas Negeri Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Tuti Sukamto. 2001. Classroom action research.. Makalah Disampaikan pada
Workshop Pengembangan Action Research Tahun 2001 oleh Proyek PPMSLTP Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen.
T. Raka Joni, Kardiawarman dan Tisno H. 1998.Konsep dasar penelitian penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Jakarta : Proyek Pengembangan
Guru Sekolah Menengah.

12