Materi Paparan Permendagri No 71 Tahun 2016 2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 71 TAHUN 2016
PERHITUNGAN DAN PENETAPAN TARIF AIR MINUM
Disampaikan Oleh:
Dr. Hari Nur Cahya Murni M,Si
Direktur BUMD, BLUD dan BMD
Ditjen Bina Keuangan Daerah
Jakarta, 19 Oktober 2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
LANDASAN HUKUM
1.
2.
3.
4.
5.
UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
PP 121/2014 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air
PP 122/2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
Perpres 11/2015 tentang Kementerian Dalam Negeri
Permendagri 43/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Dalam Negeri
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DASAR KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF
Keterjangkauan dan
Keadilan
Mutu
Pelayanan
Pemulihan
Biaya
Perlindungan
Air Baku
Pasal 2 Permendagri 71/2016
Efisiensi
Pemakaian
Air
Transparansi
& Akuntabilitas
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Keterjangkauan:
a. penetapan tarif untuk standar kebutuhan pokok
air minum disesuaikan dengan kemampuan
membayar pelanggan yang berpenghasilan sama
dengan Upah Minimum Provinsi, serta tidak
melampaui 4% (empat perseratus) dari
pendapatan masyarakat pelanggan.
b. penetapan tarif untuk standar kebutuhan pokok
air minum bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah diberlakukan tarif setinggi-tingginya sama
dengan tarif rendah. Masyarakat Berpenghasilan
Rendah lebih lanjut diatur dalam Peraturan Kepala
Daerah.
Keadilan dicapai melalui:
a. penerapan tarif diferensiasi dengan subsidi silang
antar kelompok pelanggan;dan
b. penerapan tarif progresif dalam rangka
mengupayakan penghematan penggunaan air
minum.
Pasal 3 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
• Mutu Pelayanan dilakukan melalui
penetapan tarif yang
mempertimbangkan keseimbangan
dengan tingkat mutu pelayanan yang
diterima oleh pelanggan.
• Efisiensi
pemakaian
air
dan
perlindungan air baku, dilakukan
melalui pengenaan tarif progresif.
• Tarif progresif diperhitungkan melalui
penetapan blok konsumsi.
• Tarif progresif dikenakan kepada
pelanggan yang konsumsinya melebihi
Standar Kebutuhan Pokok Air Minum.
Pasal 4 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1)
2)
3)
4)
Pasal 4 Permendagri 71/2016
Pemulihan biaya ditujukan untuk menutup
kebutuhan operasional dan pengembangan
pelayanan air minum.
Pemulihan biaya untuk menutup kebutuhan
operasional diperoleh dari hasil perhitungan
tarif rata-rata minimal sama dengan biaya
dasar.
Pemulihan biaya untuk pengembangan
pelayanan air minum diperoleh dari hasil
perhitungan tarif rata-rata harus menutup
biaya penuh.
Biaya penuh termasuk didalamnya keuntungan
yang wajar berdasarkan rasio laba terhadap
aktiva sekurang-kurangnya sebesar 10%
(sepuluh perseratus).
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
FULL COST RECOVERY
Kebutuhan Operasional
Pemulihan
Biaya (FCR)
Tarif
RataRata
min
=
PELANGGAN
=
Total
Pendapatan
BLOK I
KELOMPOK III
Tarif Penuh
KELOMPOK
KHUSUS
•
•
Non Komersial
Komersial
Biaya
Dasar
BLOK KONSUMSI
Tarif rendah
=
biaya dasar
+
Biaya Usaha
Volume Air
Terjual
KELOMPOK I
KELOMPOK II
tarif rata2
minimal
BLOK II
BLOK
Tarif Dasar
Tarif Kesepakatan
Sekurang-kurangnya = tarif dasar
Sekurang-kurangnya = tarif penuh
=
(Vol.Air terprod. –
Vol. Kehilangan Air
Standar)
Biaya Usaha:
• Biaya operasi dan
pemeliharaan;
• biaya
depresiasi/amortisasi;
• biaya bunga pinjaman;
• biaya lain; dan/atau
Pengembangan
Pelayanan Air
Mimum
perhitungan tarif
rata-rata harus
menutup biaya
penuh termasuk
didalamnya
keuntungan yang
wajar berdasarkan
rasio laba terhadap
aktiva sekurangkurangnya sebesar
10%)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1) Transparansi dan akuntabilitas, diterapkan dalam
proses perhitungan dan penetapan tarif.
2) Transparansi dilakukan antara lain dengan:
a. menjaring aspirasi pelanggan yang berkaitan
dengan rencana perhitungan serta penetapan
tarif; dan
b. menyampaikan informasi yang berkaitan
dengan rencana perhitungan tarif kepada
pelanggan.
3) Akuntabilitas dapat dipertanggungjawabkan sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Pasal 7 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
BLOK KONSUMSI DAN KELOMPOK PELANGGAN
Konsumsi pelanggan BUMD
Air Minum meliputi:
a) konsumsi air minum
untuk memenuhi standar
kebutuhan pokok,
dikelompokan dalam satu
blok.
b) konsumsi air minum
untuk pemakaian di atas
standar kebutuhan
pokok, dapat dibagi
dalam beberapa blok.
• Kelompok I : menampung jenis-jenis pelanggan yang
membayar tarif rendah untuk memenuhi standar kebutuhan
pokok air minum.
• Kelompok II : menampung jenis-jenis pelanggan yang
membayar tarif dasar untuk memenuhi standar kebutuhan
pokok air minum.
• Kelompok III : menampung jenis-jenis pelanggan yang
membayar tarif penuh untuk memenuhi standar kebutuhan
pokok air minum.
• Kelompok Khusus : khusus menampung jenis-jenis pelanggan
yang membayar tarif berdasarkan kesepakatan yang
dituangkan dalam perjanjian.
PELANGGAN
Pasal 8 & 9
Permendagri 71/2016
KELOMPOK I
KELOMPOK II
KELOMPOK III
KELOMPOK KHUSUS
• Non Komersial
• Komersial
BLOK KONSUMSI
BLOK I
BLOK II
BLOK
Tarif rendah
Tarif Dasar
Tarif Penuh
Tarif Kesepakatan
Sekurang-kurangnya = tarif dasar
Sekurang-kurangnya = tarif penuh
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
biaya
depresiasi/
amortisasi
biaya operasi
dan
pemeliharaan
biaya bunga
pinjaman
biaya lain
Biaya
Usaha
keuntungan
yang wajar
Biaya dasar yang diperlukan untuk memproduksi setiap meter kubik air
minum dihitung atas dasar biaya usaha dibagi dengan volume air
terproduksi dikurangi volume kehilangan air standar dalam periode
satu tahun.
Pasal 13 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Biaya operasi dan
pemeliharaan
Biaya
depresiasi/amortisasi
Biaya bunga pinjaman
Biaya lain
Keuntungan yang wajar
Pasal 15 Permendagri 71/2016
merupakan semua beban operasional mulai dari
sumber air, produksi sampai dengan distribusi.
merupakan semua beban penyusutan terhadap aset
yang berbentuk maupun tidak berbentuk.
merupakan beban keuangan yang meliputi bunga,
biaya komitmen, denda dan beban keuangan lainnya
terkait dengan pinjaman.
merupakan biaya tidak terduga yang mendukung
operasional BUMD Air Minum.
merupakan keuntungan yang dihitung berdasarkan
rasio laba terhadap aktiva sekurang-kurangnya
sebesar 10% (sepuluh perseratus).
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1)
2)
3)
4)
Proyeksi biaya dasar dalam Rp/m3 atau Rp/satuan volume lainnya
dihitung atas dasar proyeksi biaya usaha dibagi dengan proyeksi
volume air terproduksi dikurangi proyeksi volume kehilangan air
standar pada tahun proyeksi.
Proyeksi biaya usaha air minum dihitung berdasarkan data historis
dengan memperhatikan proyeksi tingkat harga, proyeksi tingkat
inflasi, efisiensi biaya, rencana tingkat produksi, dan rencana
investasi beserta rencana sumber pendanaannya.
Proyeksi volume air terproduksi dihitung berdasarkan data
historis, dengan memperhatikan rencana tingkat produksi,
distribusi dan pengembangan pelayanan.
Proyeksi volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan
proyeksi volume air terproduksi dikalikan standar prosentase
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 18 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
• BUMD Air Minum mengenakan beban tetap bulanan kepada
setiap sambungan pelanggan apabila pemakaian air kurang
dari volume pemakaian air minimum.
• Volume pemakaian air minimum ditetapkan oleh Direksi
BUMD Air Minum.
• Besaran beban tetap dihitung dari volume pemakaian air
minimum dikali tarif yang berlaku untuk pelanggan
bersangkutan.
Pasal 21 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1) Perhitungan tarif dilakukan sebagai berikut:
– menghitung biaya dasar untuk menentukan tarif dasar;
– menghitung subsidi untuk menentukan tarif rendah;
– menghitung tarif penuh; dan
– menetapkan tarif kesepakatan.
2) Perhitungan tarif dilakukan dengan mengacu pada formula
perhitungan tarif air minum sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
3) Besarnya subsidi dapat bervariasi antar kelompok
pelanggan.
Pasal 24 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PELANGGAN
BLOK I
KELOMPOK I
Tarif rendah
KELOMPOK III
Tarif Penuh
KELOMPOK II
BLOK II
BLOK
Tarif Dasar
KELOMPOK KHUSUS
• Non Komersial
• Komersial
Tarif Kesepakatan
KELOMPOK
KELOMPOK I
KELOMPOK II
KELOMPOK III
KELOMPOK KHUSUS
Non Komersial
Komersial
BLOK KONSUMSI
PELANGGAN
Rumah Tangga MBR, Tempat Ibadah dll
Rumah tangga
- Pabrik, industri, Mall
-
Rumah susun yang dikelola pemerintah, Antar PDAM dan atau daerah
Apartemen & Mall, Pelabuhan, Bandara, Yang bersifat kesepakatan yang dijual
kembali
Pasal 22 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Pemrosesan Data
DATA AWAL
1. Laporan Teknik (Operasional
SPAM)
- Produksi & Distribusi
2. Neraca
3. Laba/(Rugi)
4. Ikhtisar RekeningAir
5. SK Tarif Air Minum- Eksisting
Identifikasi jenis pelanggan
tiap sub kelompok
pelanggan
INPUT DATA
- Pendapatan Usaha
* Harga Air
- Beban Usaha
- Vol air terjual
- Vol Poduksi Air
Asumsi Perhitungan untuk
Proyeksi keuangan
B
Kelompok I
C
Kelompok II
D
Kelompok III
E
Kelompok Khusus
F
A
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Proses Proyeksi dan Simulasi
A
B
- Proyeksi Beban Usaha
- VolumePoduksi Air
- Kehilangan Air Standar
- Proyeksi JumlahPelanggan
- Rata2 PemakaianAir
Volume Penjualan Air
* Biaya Dasar
* Biaya Rendah
* Biaya Penuh
UMP/K
Simulasi
C
Tarif Rendah
D
Tarif Dasar
E
Tarif Penuh
F
Tarif Kesepakatan
Proyeksi Pendapatan Harga Air
G
Full Cost Recovery (FCR)
Cek Ulang
Tidak
Ya
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Proses Sosialisasi & Pengesahan Tarif
G
Konsultasi Dewan Pengawas
Konsultasi Publik
Persetujuan Kepala Daerah
Tidak
Setuju
Usulan SUBSIDI
Ya
SK Tentang Struktur &
Besaran Tarif
Persetujuan terhadap
Usulan Tarif & Subsidi
Menteri
Dalam
Negeri
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Mei
Juni
M1
Agustu
s
Juli
M1 M2
M1
1
2
September
November
M1
1 bulan
3
Oktober
4
2
bulan
5
Desember
M4
2 bulan
6
1. Usulan Subsidi (jika ada)
2. Direksi menyusun rancangan tarif paling lambat minggu pertama bulan Juli untuk disampaikan
kepada Dewan Pengawas/Komisaris.
3. Dewan Pengawas/Komisaris melakukan evaluasi rancangan tarif paling lambat minggu pertama
bulan Agustus.
4. Konsultasi Publik mulai Minggu kedua bulan Agustus
5. Hasil konsultasi publik dibahas bersama dengan dewan pengawas dan selanjutkan rancangan tarif
diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah melalui Dewan pengawas/komisaris paling lambat
minggu pertama bulan Oktober,
6. untuk selanjutnya ditetapkan oleh Kepala Daerah paling lambat minggu keempat bulan November.
7. Penetapan Tarif Air Minum dan besaran subsidi disampaikan kepada Menteri
8. Kepala Daerah dapat mendelegasikan penetapan tariff kesepakatan kepada Direksi
9. Penetapan tariff kesepakatan oleh Direksi dilakukan dengan persetujuan Dewan
Pengawas/Komisaris.
Pasal 25 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Untuk sinkronisasi perencanaan tarif dan pengembangan PDAM
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
Direksi wajib:
a. menyusun rencana jangka panjang perusahaan (coorporate
plan); dan
b. rencana kerja dan anggaran BUMD Air Minum.
Pasal 28 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
• Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Penyediaan Air
Minum secara nasional.
• Gubernur, Bupati dan Walikota melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap Penyediaan Air Minum di diwilayahnya.
Pasal 29 Permendagri 71/2016
TERIMA KASIH
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 71 TAHUN 2016
PERHITUNGAN DAN PENETAPAN TARIF AIR MINUM
Disampaikan Oleh:
Dr. Hari Nur Cahya Murni M,Si
Direktur BUMD, BLUD dan BMD
Ditjen Bina Keuangan Daerah
Jakarta, 19 Oktober 2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
LANDASAN HUKUM
1.
2.
3.
4.
5.
UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
PP 121/2014 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air
PP 122/2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
Perpres 11/2015 tentang Kementerian Dalam Negeri
Permendagri 43/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Dalam Negeri
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DASAR KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF
Keterjangkauan dan
Keadilan
Mutu
Pelayanan
Pemulihan
Biaya
Perlindungan
Air Baku
Pasal 2 Permendagri 71/2016
Efisiensi
Pemakaian
Air
Transparansi
& Akuntabilitas
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Keterjangkauan:
a. penetapan tarif untuk standar kebutuhan pokok
air minum disesuaikan dengan kemampuan
membayar pelanggan yang berpenghasilan sama
dengan Upah Minimum Provinsi, serta tidak
melampaui 4% (empat perseratus) dari
pendapatan masyarakat pelanggan.
b. penetapan tarif untuk standar kebutuhan pokok
air minum bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah diberlakukan tarif setinggi-tingginya sama
dengan tarif rendah. Masyarakat Berpenghasilan
Rendah lebih lanjut diatur dalam Peraturan Kepala
Daerah.
Keadilan dicapai melalui:
a. penerapan tarif diferensiasi dengan subsidi silang
antar kelompok pelanggan;dan
b. penerapan tarif progresif dalam rangka
mengupayakan penghematan penggunaan air
minum.
Pasal 3 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
• Mutu Pelayanan dilakukan melalui
penetapan tarif yang
mempertimbangkan keseimbangan
dengan tingkat mutu pelayanan yang
diterima oleh pelanggan.
• Efisiensi
pemakaian
air
dan
perlindungan air baku, dilakukan
melalui pengenaan tarif progresif.
• Tarif progresif diperhitungkan melalui
penetapan blok konsumsi.
• Tarif progresif dikenakan kepada
pelanggan yang konsumsinya melebihi
Standar Kebutuhan Pokok Air Minum.
Pasal 4 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1)
2)
3)
4)
Pasal 4 Permendagri 71/2016
Pemulihan biaya ditujukan untuk menutup
kebutuhan operasional dan pengembangan
pelayanan air minum.
Pemulihan biaya untuk menutup kebutuhan
operasional diperoleh dari hasil perhitungan
tarif rata-rata minimal sama dengan biaya
dasar.
Pemulihan biaya untuk pengembangan
pelayanan air minum diperoleh dari hasil
perhitungan tarif rata-rata harus menutup
biaya penuh.
Biaya penuh termasuk didalamnya keuntungan
yang wajar berdasarkan rasio laba terhadap
aktiva sekurang-kurangnya sebesar 10%
(sepuluh perseratus).
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
FULL COST RECOVERY
Kebutuhan Operasional
Pemulihan
Biaya (FCR)
Tarif
RataRata
min
=
PELANGGAN
=
Total
Pendapatan
BLOK I
KELOMPOK III
Tarif Penuh
KELOMPOK
KHUSUS
•
•
Non Komersial
Komersial
Biaya
Dasar
BLOK KONSUMSI
Tarif rendah
=
biaya dasar
+
Biaya Usaha
Volume Air
Terjual
KELOMPOK I
KELOMPOK II
tarif rata2
minimal
BLOK II
BLOK
Tarif Dasar
Tarif Kesepakatan
Sekurang-kurangnya = tarif dasar
Sekurang-kurangnya = tarif penuh
=
(Vol.Air terprod. –
Vol. Kehilangan Air
Standar)
Biaya Usaha:
• Biaya operasi dan
pemeliharaan;
• biaya
depresiasi/amortisasi;
• biaya bunga pinjaman;
• biaya lain; dan/atau
Pengembangan
Pelayanan Air
Mimum
perhitungan tarif
rata-rata harus
menutup biaya
penuh termasuk
didalamnya
keuntungan yang
wajar berdasarkan
rasio laba terhadap
aktiva sekurangkurangnya sebesar
10%)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1) Transparansi dan akuntabilitas, diterapkan dalam
proses perhitungan dan penetapan tarif.
2) Transparansi dilakukan antara lain dengan:
a. menjaring aspirasi pelanggan yang berkaitan
dengan rencana perhitungan serta penetapan
tarif; dan
b. menyampaikan informasi yang berkaitan
dengan rencana perhitungan tarif kepada
pelanggan.
3) Akuntabilitas dapat dipertanggungjawabkan sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Pasal 7 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
BLOK KONSUMSI DAN KELOMPOK PELANGGAN
Konsumsi pelanggan BUMD
Air Minum meliputi:
a) konsumsi air minum
untuk memenuhi standar
kebutuhan pokok,
dikelompokan dalam satu
blok.
b) konsumsi air minum
untuk pemakaian di atas
standar kebutuhan
pokok, dapat dibagi
dalam beberapa blok.
• Kelompok I : menampung jenis-jenis pelanggan yang
membayar tarif rendah untuk memenuhi standar kebutuhan
pokok air minum.
• Kelompok II : menampung jenis-jenis pelanggan yang
membayar tarif dasar untuk memenuhi standar kebutuhan
pokok air minum.
• Kelompok III : menampung jenis-jenis pelanggan yang
membayar tarif penuh untuk memenuhi standar kebutuhan
pokok air minum.
• Kelompok Khusus : khusus menampung jenis-jenis pelanggan
yang membayar tarif berdasarkan kesepakatan yang
dituangkan dalam perjanjian.
PELANGGAN
Pasal 8 & 9
Permendagri 71/2016
KELOMPOK I
KELOMPOK II
KELOMPOK III
KELOMPOK KHUSUS
• Non Komersial
• Komersial
BLOK KONSUMSI
BLOK I
BLOK II
BLOK
Tarif rendah
Tarif Dasar
Tarif Penuh
Tarif Kesepakatan
Sekurang-kurangnya = tarif dasar
Sekurang-kurangnya = tarif penuh
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
biaya
depresiasi/
amortisasi
biaya operasi
dan
pemeliharaan
biaya bunga
pinjaman
biaya lain
Biaya
Usaha
keuntungan
yang wajar
Biaya dasar yang diperlukan untuk memproduksi setiap meter kubik air
minum dihitung atas dasar biaya usaha dibagi dengan volume air
terproduksi dikurangi volume kehilangan air standar dalam periode
satu tahun.
Pasal 13 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Biaya operasi dan
pemeliharaan
Biaya
depresiasi/amortisasi
Biaya bunga pinjaman
Biaya lain
Keuntungan yang wajar
Pasal 15 Permendagri 71/2016
merupakan semua beban operasional mulai dari
sumber air, produksi sampai dengan distribusi.
merupakan semua beban penyusutan terhadap aset
yang berbentuk maupun tidak berbentuk.
merupakan beban keuangan yang meliputi bunga,
biaya komitmen, denda dan beban keuangan lainnya
terkait dengan pinjaman.
merupakan biaya tidak terduga yang mendukung
operasional BUMD Air Minum.
merupakan keuntungan yang dihitung berdasarkan
rasio laba terhadap aktiva sekurang-kurangnya
sebesar 10% (sepuluh perseratus).
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1)
2)
3)
4)
Proyeksi biaya dasar dalam Rp/m3 atau Rp/satuan volume lainnya
dihitung atas dasar proyeksi biaya usaha dibagi dengan proyeksi
volume air terproduksi dikurangi proyeksi volume kehilangan air
standar pada tahun proyeksi.
Proyeksi biaya usaha air minum dihitung berdasarkan data historis
dengan memperhatikan proyeksi tingkat harga, proyeksi tingkat
inflasi, efisiensi biaya, rencana tingkat produksi, dan rencana
investasi beserta rencana sumber pendanaannya.
Proyeksi volume air terproduksi dihitung berdasarkan data
historis, dengan memperhatikan rencana tingkat produksi,
distribusi dan pengembangan pelayanan.
Proyeksi volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan
proyeksi volume air terproduksi dikalikan standar prosentase
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 18 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
• BUMD Air Minum mengenakan beban tetap bulanan kepada
setiap sambungan pelanggan apabila pemakaian air kurang
dari volume pemakaian air minimum.
• Volume pemakaian air minimum ditetapkan oleh Direksi
BUMD Air Minum.
• Besaran beban tetap dihitung dari volume pemakaian air
minimum dikali tarif yang berlaku untuk pelanggan
bersangkutan.
Pasal 21 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1) Perhitungan tarif dilakukan sebagai berikut:
– menghitung biaya dasar untuk menentukan tarif dasar;
– menghitung subsidi untuk menentukan tarif rendah;
– menghitung tarif penuh; dan
– menetapkan tarif kesepakatan.
2) Perhitungan tarif dilakukan dengan mengacu pada formula
perhitungan tarif air minum sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
3) Besarnya subsidi dapat bervariasi antar kelompok
pelanggan.
Pasal 24 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PELANGGAN
BLOK I
KELOMPOK I
Tarif rendah
KELOMPOK III
Tarif Penuh
KELOMPOK II
BLOK II
BLOK
Tarif Dasar
KELOMPOK KHUSUS
• Non Komersial
• Komersial
Tarif Kesepakatan
KELOMPOK
KELOMPOK I
KELOMPOK II
KELOMPOK III
KELOMPOK KHUSUS
Non Komersial
Komersial
BLOK KONSUMSI
PELANGGAN
Rumah Tangga MBR, Tempat Ibadah dll
Rumah tangga
- Pabrik, industri, Mall
-
Rumah susun yang dikelola pemerintah, Antar PDAM dan atau daerah
Apartemen & Mall, Pelabuhan, Bandara, Yang bersifat kesepakatan yang dijual
kembali
Pasal 22 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Pemrosesan Data
DATA AWAL
1. Laporan Teknik (Operasional
SPAM)
- Produksi & Distribusi
2. Neraca
3. Laba/(Rugi)
4. Ikhtisar RekeningAir
5. SK Tarif Air Minum- Eksisting
Identifikasi jenis pelanggan
tiap sub kelompok
pelanggan
INPUT DATA
- Pendapatan Usaha
* Harga Air
- Beban Usaha
- Vol air terjual
- Vol Poduksi Air
Asumsi Perhitungan untuk
Proyeksi keuangan
B
Kelompok I
C
Kelompok II
D
Kelompok III
E
Kelompok Khusus
F
A
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Proses Proyeksi dan Simulasi
A
B
- Proyeksi Beban Usaha
- VolumePoduksi Air
- Kehilangan Air Standar
- Proyeksi JumlahPelanggan
- Rata2 PemakaianAir
Volume Penjualan Air
* Biaya Dasar
* Biaya Rendah
* Biaya Penuh
UMP/K
Simulasi
C
Tarif Rendah
D
Tarif Dasar
E
Tarif Penuh
F
Tarif Kesepakatan
Proyeksi Pendapatan Harga Air
G
Full Cost Recovery (FCR)
Cek Ulang
Tidak
Ya
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Proses Sosialisasi & Pengesahan Tarif
G
Konsultasi Dewan Pengawas
Konsultasi Publik
Persetujuan Kepala Daerah
Tidak
Setuju
Usulan SUBSIDI
Ya
SK Tentang Struktur &
Besaran Tarif
Persetujuan terhadap
Usulan Tarif & Subsidi
Menteri
Dalam
Negeri
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Mei
Juni
M1
Agustu
s
Juli
M1 M2
M1
1
2
September
November
M1
1 bulan
3
Oktober
4
2
bulan
5
Desember
M4
2 bulan
6
1. Usulan Subsidi (jika ada)
2. Direksi menyusun rancangan tarif paling lambat minggu pertama bulan Juli untuk disampaikan
kepada Dewan Pengawas/Komisaris.
3. Dewan Pengawas/Komisaris melakukan evaluasi rancangan tarif paling lambat minggu pertama
bulan Agustus.
4. Konsultasi Publik mulai Minggu kedua bulan Agustus
5. Hasil konsultasi publik dibahas bersama dengan dewan pengawas dan selanjutkan rancangan tarif
diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah melalui Dewan pengawas/komisaris paling lambat
minggu pertama bulan Oktober,
6. untuk selanjutnya ditetapkan oleh Kepala Daerah paling lambat minggu keempat bulan November.
7. Penetapan Tarif Air Minum dan besaran subsidi disampaikan kepada Menteri
8. Kepala Daerah dapat mendelegasikan penetapan tariff kesepakatan kepada Direksi
9. Penetapan tariff kesepakatan oleh Direksi dilakukan dengan persetujuan Dewan
Pengawas/Komisaris.
Pasal 25 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Untuk sinkronisasi perencanaan tarif dan pengembangan PDAM
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
Direksi wajib:
a. menyusun rencana jangka panjang perusahaan (coorporate
plan); dan
b. rencana kerja dan anggaran BUMD Air Minum.
Pasal 28 Permendagri 71/2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
• Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Penyediaan Air
Minum secara nasional.
• Gubernur, Bupati dan Walikota melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap Penyediaan Air Minum di diwilayahnya.
Pasal 29 Permendagri 71/2016
TERIMA KASIH