buku petunjuk pelaksanaan

KATA PENGANTAR

Penyelenggaraan kegiatan Tenaga Kerja Mandiri dengan pola Pendampingan
Kewirausahaan merupakan salah satu fungsi dari Direktorat Jendral Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Ditjen Binapenta dan PKK)
dari Program Penempatan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja. Pengembangan Keterampilan
dan Wirausaha Tenaga Kerja Mandiri merupakan salah satu kegiatan yang menunjang
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B). Sasaran P2B adalah Tenaga
Kerja Rentan (masyarakat penganggur, setengah penganggur, korban PHK, calon TKI gagal
berangkat, TKI purna, TKI bermasalah, tenaga kerja muda, tenaga kerja wanita, tenaga
kerja disabilitas, tenaga kerja lansia dan keluarga miskin) untuk dibina dan dikembangkan
menjadi kader-kader wirausaha muda atau wirausaha pemula yang mandiri, produktif dan
beretos kerja tinggi, yang pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja
atau lapangan usaha yang produktif dan berkelanjutan.
Dalam

rangka

pencapaian

sasaran


tersebut

perlu

dilakukan

pembekalan

pemberdayaan masyarakat yang diharapkan bisa mengembangkan sumberdaya lokal serta
memberikan alternatif yang tepat bagi daerah dalam

mengembangkan program

Pengembangan Tenaga Kerja Rentan melalui kegiatan Tenaga Kerja Mandiri dengan pola
Pendampingan Kewirausahaan. Untuk itu diperlukan panduan pelaksanaan kegiatan
Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan pola Pendampingan Tahun 2017 agar
terlaksana dengan baik dan benar.
Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) ini dijadikan sebagai acuan dalam kegiatan
Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan pola Pendampingan Tahun 2017 agar

dapat memberikan hasil yang maksimal.

Direktur Jenderal
Binapenta & PKK

Drs. Hery Sudarmanto, MH
NIP. 19580918 198603 1 002

i|Page
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

ii | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN
KEPDIRJEN
PERIHAL PEDOMAN / JUKLAK

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian
C. Maksud, Tujuan
D. Ruang Lingkup
E. Prinsip Dasar
F. Dasar Hukum
BAB II
PENDEKATAN DAN POLA PENYELENGGARAN KEGIATAN
WIRAUSAHA BARU MELALUI TENAGA KERJA MANDIRI
A. Pendekatan
B. Komponen Utama Kegiatan
C. Sasaran dan Lokasi Kegiatan
D. Pola Penyelenggaraan
E. Organisasi Pelaksana
BAB III
TAHAPAN REKRUTMEN PENDAMPING TKM
A. Persiapan
B. Rekrutmen dan Seleksi

C. Pembekalan Pendamping TKM dan Kontrak Kerja
BAB IV
TAHAPAN PELAKSANAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI TKM
A. Sosialisasi dan Identifikasi Usaha
B. Pembentukan Kelompok
C. Perencanaan Usaha Tenaga Kerja Mandiri
D. Pendampingan
BAB V
PENGENDALIAN
A. Monitoring dan Evaluasi
B. Pelaporan dan Publikasi
BAB VI
PENDANAAN
A. Komponen Pembiayaan
B. Mekanisme Pencairan Dana
BAB VII
PENUTUP
LAMPIRAN

i

iii
iv
v
1
3
3
5
5
6
6
7
9
9
10
11
13
15
17
17
19

26
41
41
46
47
48
51
51
51
55
55
56
57
59

iii | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DAFTAR SINGKATAN


APIP

Aparat Pengawasan Internal Pemerintah

BBPPK & PKK

Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja

BPK

Badan Pemeriksa Keuangan

BPKP

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Binapenta & PKK

Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan

Kerja

DIPA

Daftar Isian Pelaksanaan Kegiatan

Direktorat PPKK

Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja

Direktorat PTKDN

Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri

Direktorat PPTKLN

Direktorat Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri

JPL


Jam Pelajaran

Juklak

Petunjuk Pelaksanaan

KPPN

Kantor Pusat Perbendaharaan Negara

P2B

Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan

PHK

Pemutusan Hubungan Kerja

PPA-KPH


Pengurangan Pekerja Anak – Program Keluarga Harapan

TKM

Tenaga Kerja Mandiri

TKI

Tenaga Kerja Indonesia

iv | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51 Lantai IV Jakarta Selatan 12950,
Telp. 021-52902045, Faks. 021-52902045 Homepage http://www.binapenta.go.id


KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NOMOR KEP. 1835/PPTK & PKK/XII/2016
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN
WIRAUSAHA BARU MELALUI TENAGA KERJA MANDIRI
DENGAN POLA PENDAMPINGAN TAHUN 2017
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
MENIMBANG :

a.

bahwa untuk melaksanakan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 324 Tahun 2016 tentang
Pemberian Bantuan Pemerintah Kepada Masyarakat,
perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri
Dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

MENGINGAT :

1.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
4279);

2.

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2003
Nomor
47,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
4286);

3.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan
Negara
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2004
Nomor
5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);

v|Page
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

4.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4445);

5.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

7.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
4400);

8.

Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas;

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang
Perluasan Kesempatan Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5413)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423);
11. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan
Keempat
Atas
Peraturan
Presiden
Nomor
54
Tahun
2010
Tentang
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
12. Peraturan
Presiden
Nomor
18
Tahun
2015
tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
19);
13. Peraturan
Menteri
Ketenagakerjaan
Republik
Indonesia
Nomor
13
Tahun
2015
tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Kementerian
Ketenagakerjaan RI (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 622);

vi | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

14. Peraturan
Menteri
Ketenagakerjaan
Republik
Indonesia
Nomor
34
Tahun
2015
tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Negara
dan
Barang Milik Negara Bidang Ketenagakerjaan;
15. Keputusan
Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 324 Tahun 2016 tentang
Pemberian Bantuan Pemerintah Kepada Masyarakat,
perlu
disusun
Petunjuk
Pelaksanaan Pemberian Bantuan Sarana Usaha
Wirausaha Baru melalui Pemberdayaan Tenaga Kerja
Mandiri dengan Pola Pendampingan.
MEMPERHATIKAN

1.

Surat
Pengesahan
Daftar
Isian
Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Direktorat Pengembangan Dan
Perluasan Kesempatan Kerja, Ditjen Binapenta dan PKK
Tahun 2017, NOMOR: SP DIPA- 026.04.1.451182/2017
Tanggal 7 Desember 2016;

2.

Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Luar Negeri, Ditjen Binapenta dan PKK Tahun
2017, NOMOR: SP DIPA- 026.04.1.500638/2017 Tanggal 7
Desember 2016;

3.

Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Dalam
Negeri, Ditjen Binapenta dan PKK Tahun 2017, NOMOR:
SP DIPA- 026.04.1.451151/2017 Tanggal 7 Desember
2016;

4.

Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja, Ditjen Binapenta dan PKK
Tahun 2017, NOMOR: SP DIPA- 026.04.2.259322/2017
Tanggal 7 Desember 2016;
MEMUTUSKAN

MEMPERHATIKAN

:

Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Bantuan Sarana
Usaha Wirausaha Baru melalui Pemberdayaan Tenaga
Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

vii | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

KESATU

:

Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Bantuan Sarana
Usaha Wirausaha Baru melalui Pemberdayaan Tenaga
Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan sebagaimana
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.

KEDUA

:

Petunjuk Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU merupakan acuan dalam pelaksanaan
pemberian bantuan sarana usaha wirausaha baru
melalui pemberdayaan tenaga kerja mandiri dengan
pola pendampingan kepada masyarakat.

KETIGA

:

Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Jakarta, 15 Desember 2016
Ditetapkan di Jakarta
Direktur Jenderal,

Drs. Hery Sudarmanto, MH
NIP. 19580918 198603 1 002

viii | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

PERIHAL PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK)

P

etunjuk Pelaksanaan (Juklak) Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan
pola Pendampingan

adalah panduan pelaksanaan kegiatan

pengembangan

keterampilan dan wirausaha tenaga kerja mandiri dengan metode pendampingan

kewirausahaan. Juklak ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tahapan kegiatan
guna memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan sa.

MENGAPA DIPERLUKAN PETUNJUK PELAKSANAAN ?
1) Untuk memberikan panduan pelaksanaan kegiatan;
2) Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan terlaksana dengan baik dan
benar;
3) Untuk memberikan pemahaman agar pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
memiliki kesamaan pandangan dan pemahaman teknis pelaksanaan kegiatan.

SIAPAKAH PENGGUNA PETUNJUK PELAKSANAAN ?
NO

PELAKU

MANFAAT

1

Direktorat/Pengelola
Program Tingkat Pusat

a. Memahami filosofi program secara utuh
b. Dasar pelaksanaan kebijakan keterampilan dan
wirausaha tenaga kerja mandiri
c. Acuan dalam penilaian kinerja pelaksanaan
program

2

Dinas Ketenagakerjaan
Tingkat Provinsi

a. Acuan pelaksanaan kegiatan
b. Membangun koordinasi, kemitraan dan sinergi
dengan stakeholder
c. Menjamin ketepatan sasaran dan penerima
manfaat

3

Dinas Ketenagakerjaan
Tingkat Kabupaten/Kota

a. Memahami aturan yang harus diikuti dalam
pelaksanaan tahapan kegiatan
b. Mendapatkan gambaran program yang ada
ditingkat kabupaten
c. Mengembangkan kontrol dalam membangun dan
mengembangkan usaha tenaga kerja mandiri
d. Acuan Penyusunan rencana kerja pelaksanaan
dan evaluasi kegiatan pendampingan

4

Pendamping Tenaga Kerja
Mandiri

a. Acuan pelaksanaan pendampingan kewirausahaan
tenaga kerja mandiri
b. Memahami tata cara pelaksanaan tenaga kerja
mandiri
1|Page

Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

NO

PELAKU

MANFAAT
c. Acuan penyusunan rencana kerja pelaksanaan
pendamping

5

Tenaga Kerja Mandiri

a. Memahami tata cara pelaksanaan Tenaga Kerja
Mandiri
b. Melakukan perencanaan usaha
c. Membangun kemitraan dan sinergi
d. Membangun jaringan kelembagaan

6

Pemangku kepentingan
lainnya (CSR perusahaan)

Memahami tata kelola pelaksanaan kegiatan
penciptaan wirausaha baru yang selanjutnya akan
bekerjasama dalam hal kemitraan dan
pengembangan usaha

BAGAIMANA SISTEMATIKA BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN INI?
Buku Petunjuk Pelaksanaan ini terdiri atas: Pendahuluan, Pendekatan dan Pola
Penyelenggaraan Kegiatan Tenaga Kerja Mandiri, Tahapan Rekrutmen Pendamping TKM,
Tahapan Pelaksanaan Pendampingan TKM, Pengendalian, Pembiayaan dan Penutup.
Sistematika Buku Petunjuk Pelaksanaan

Pendahuluan

•Berisi tentang latar
belakang & arah isi
Juklak

Pendekatan & Pola
Penyelenggaraan
Kegiatan TKM

•Berisi tentang pendekatan
dan organisasi
penyelenggaraan TKM

Tahapan
Rekrutmen
Pendamping TKM

•Berisi tentang tatacara
rekrutmen pendamping TKM,
kontrak kerja & pelatihan
pendamping TKM
Tahapan
Pelaksanaan
Pendamping TKM

•Berisi tentang
metode pelaksanaan
pendampingan TKM

Pengendalian

•Berisi tentang melaksanaan
monitoring, evaluasi &
pelaporan

Pembiayaan

•Berisi tentang
mekanisme &
komponen
pembiayaan

2|Page
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B, Sustainable livelihood)
merupakan strategi ketiga yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 sebagai salah satu upaya pemerintah dalam
menurunkan tingkat kemiskinan melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat kurang
mampu sehingga taraf hidup mereka dapat terus meningkat dan berkelanjutan.
Pengembangan penghidupan masyarakat miskin ini dilakukan melalui pemenuhan
kelima aset penghidupan yaitu: (a) sumber daya manusia, (b) keuangan, (c) sarana dan
prasarana, (d) sumber daya alam, dan (e) kohesi sosial. Pendekatan dalam P2B ini
diarahkan pada fasilitasi masyarakat miskin untuk mengenali potensi diri, lingkungan,
hingga mereka memiliki penghidupan yang layak. Dari kelima aset tersebut, aspek
sosial, manusia, dan keuangan menjadi titik berat dalam pengembangan program ini.
Hasil akhir yang diharapkan dalam program ini adalah (i) peningkatan kemampuan
masyarakat miskin dalam mengisi kesempatan kerja yang tersedia, (ii) tumbuhnya
kewirausahaan masyarakat miskin dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal
yang ada.
Dimulai dari tahun 2015, kegiatan Pengembangan Tenaga Kerja Rentan
merupakan salah satu kegiatan di bawah payung P2B dalam upaya menanggulangi
kemiskinan yang dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan melalui Direktorat
Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
(Ditjen Binapenta dan PKK). Masih banyaknya masyarakat yang tergolong tenaga kerja
rentan seperti penganggur/buruh tani, korban PHK, TKI purna dan istri nelayan yang
berada di tengah siklus kemiskinan, berpendidikan rendah, dan memiliki upah yang
rendah. Pengembangan tenaga kerja rentan merupakan salah satu upaya untuk
memutus siklus kemiskinan dengan cara memberikan bantuan akses terhadap
pengembangan tenaga kerja yang berkualitas sehingga diharapkan setiap masyarakat
miskin dan rentan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
mendapatkan pekerjaan atau sebagai tenaga kerja mandiri. Kegiatan ini diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan, mempengaruhi satu sama lain untuk mendorong
dampak kolektif tenaga kerja sehingga pada akhirnya dapat membantu mereka untuk
keluar dari kemiskinan.
Kegiatan pengembangan tenaga kerja rentan dilaksanakan dengan mensinergikan
3|Page
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Kegiatan Wirausaha Baru melalui Tenaga Kerja Mandiri (TKM) dengan Pendampingan
Kewirausahaan. Hal tersebut ini dimaksudkan untuk membentuk Tenaga Kerja Mandiri
(TKM) sebagai bagian pelaksanaan program penciptaan lapangan kerja/lapangan usaha
bagi angkatan kerja muda khususnya penganggur atau setengah penganggur untuk
dibina dan dikembangkan menjadi kader-kader wirausaha baru atau pengusaha pemula
yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan melalui penguatan aspek pendampingan
pemberdayaan oleh fasilitator/pendamping kewirausahaan.
Pendampingan secara intensif kepada peserta pengembangan keterampilan dan
wirausaha tenaga kerja muda merupakan salah satu unsur penting dalam pengelolaan
kegiatan pengembangan penghidupan berkelanjutan khususnya dalam pengembangan
tenaga kerja rentan. Pendampingan ini dilakukan oleh pendamping dalam mengatasi
dinamika persoalan terkait ketenagakerjaan khususnya kesempatan kerja melalui
kewirausahaan. Dengan demikian, peran pendamping menjadi sangat penting selain
mengawal kegiatan juga dalam membantu masyarakat miskin untuk mengidentifikasi
aset-aset yang mereka miliki serta memetakan pemenuhan kebutuhannya. Pendamping
juga sangat berperan dalam mengubah mental dan cara pandang masyarakat miskin
dalam menghadapi persoalannya, memperluas jaringan dan meningkatkan kemitrann
dengan berbagai stakeholder terkait, serta membantu masyarakat miskin dalam
melakukan promosi dan negosiasi.
Pada Tahun 2017, Ditjen Binapenta & PKK melaksanakan kegiatan wirausaha baru
melalui tenaga kerja mandiri dengan pola pendampingan di Provinsi, Kabupaten dan
Kota dengan menargetkan sebanyak 41.340 orang wirausaha baru yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan program pengembangan tenaga kerja rentan. Kegiatan ini
didampingi oleh 889 orang tenaga pendamping tenaga kerja mandiri yang berfungsi
untuk mendorong wirausaha tenaga kerja mandiri ini dalam membangun, menjalankan,
dan memperluas usahanya.
Kegiatan ini diharapkan akan menciptakan kader-kader wirausaha muda atau
pengusaha pemula yang berkualitas, produktif dan beretos kerja tinggi, sehingga upaya
perluasan kesempatan kerja melalui kegiatan Tenaga Kerja Mandiri dengan pola
Pendampingan Kewirausahaan berjalan dan berkembang dalam masyarakat secara
mandiri dan berkelanjutan.
Sebagai program khusus dalam rangka pengembangan tenaga kerja rentan untuk
pengembangan penghidupan berkelanjutan (P2B, sustainable livelihood), maka
diperlukan petunjuk teknis dalam melaksanakan kegiatan Wirausaha Baru melalui
Tenaga Kerja Mandiri dengan pola Pendampingan. Hal ini untuk memandu pelaksanaan
4|Page
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

kegiatan agar terlaksana secara baik dan benar sebagai acuan bagi semua pihak yang
terlibat dalam kegiatan ini.

B. PENGERTIAN
Pengertian dan istilah yang terdapat dalam buku petunjuk pelaksanaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual dan moral seseorang sesuai dengan kebutuhan profesi melalui
pendidikan dan pembekalan;
2. Tenaga Kerja Rentan adalah masyarakat penganggur, setengah penganggur, korban
PHK, calon TKI gagal berangkat, TKI purna, TKI bermasalah, tenaga kerja muda,
tenaga kerja wanita, tenaga kerja disabilitas, tenaga kerja lansia, keluarga miskin,
dan orang tua/keluarga pekerja anak;
3. Program Tenaga Kerja Mandiri merupakan program penciptaan dan perluasan
lapangan kerja melalui pendayagunaan tenaga kerja penganggur dan/atau setengah
penganggur agar menjadi tenaga kerja mandiri dan wirausaha baru;
4. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang untuk
mengembangkan usahanya guna memperoleh penghasilan yang lebih baik;
5. Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan
sanggup bekerja yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun;
6. Pendamping adalah masyarakat yang direkrut dan telah mendapat pembekalan
sebagai pendamping kelompok usaha TKM sehingga mempunyai kemampuan di
bidang pendampingan kewirausahaan yang bertugas membimbing dan memfasilitasi
peserta kegiatan serta menyeleksi peserta kegiatan yang berhak mendapatkan
bantuan pengembangan usaha dalam bentuk Kewirausahaan;
7. Pendampingan usaha adalah kegiatan membantu, mengarahkan, mendukung
terhadap individu/kelompok masyarakat dalam merencanakan, merumuskan dan
melaksanakan usaha sehingga dapat berkembang secara produktif dan optimal;
8. Bantuan Sarana Usaha adalah bantuan yang diberikan oleh pemerintah dan/atau
pemangku kepentingan lainnya kepada peserta kegiatan Pemberdayaan Tenaga
Kerja Mandiri sebagai upaya untuk menunjang tumbuhnya wirausaha baru.

C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud

5|Page
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Membentuk Tenaga Kerja Mandiri sebagai bagian pelaksanaan program penciptaan dan
perluasan lapangan kerja/lapangan usaha bagi tenaga kerja rentan, angkatan kerja
muda khususnya penganggur atau setengah penganggur untuk dibina dan dikembangkan
menjadi calon wirausaha baru atau pengusaha pemula yang mandiri, produktif,
berkelanjutan dan beretos kerja tinggi.

Tujuan
1. Memberikan panduan bagi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan kegiatan
Pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri;
2. Menguatkan lembaga pelaksana ditingkat kabupaten/kota dalam rangka mendukung
Program Penempatan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja yang selaras dengan program
Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B);
3. Meningkatkan kualitas pendampingan kewirausahaan bagi TKM sehingga terbentuk
wirausaha baru;
4. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan tenaga kerja mandiri dalam membuka
dan mengembangan usaha.

D. RUANG LINGKUP
1. Ruang Lingkup Kegiatan Pendampingan :
a.

Persiapan : Sosialisasi, rekruitmen, dan seleksi berdasarkan hasil pemetaan
lokasi;

b.

Pelaksanaan : Pembekalan dan penugasan pendamping ke lokasi kegiatan TKM;

c.

Pengendalian : Monitoring dan evaluasi.

2. Ruang Lingkup Kegiatan WIrausaha Baru melalui Tenaga Kerja Mandiri :
a.

Persiapan : Sosialisasi, rekruitmen, dan seleksi peserta kegiatan TKM;

b.

Pelaksanaan : Pembekalan, pelatihan dan pemberian bantuan sarana usaha;

c.

Pengendalian : Monitoring dan evaluasi.

E. PRINSIP DASAR
Prinsip dasar kegiatan tenaga kerja mandiri dengan pola pendampingan
kewirausahaan sebagai berikut:
1. Penciptaan dan Perluasan Kerja dilakukan melalui kegiatan Tenaga Kerja Mandiri
dengan pola Pendampingan Kewirausahaan, berbasis komoditas unggulan;

6|Page
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

2. Sasaran peserta kegiatan yaitu masyarakat penganggur, setengah penganggur,
korban PHK, calon TKI gagal berangkat, TKI purna, TKI bermasalah, tenaga kerja
muda, tenaga kerja wanita, tenaga kerja disabilitas, tenaga kerja lansia dan
keluarga miskin, orang tua pekerja anak;
3. Pendekatan pelaksanaan kegiatan dengan pola pendampingan, partisipasi dan
peningkatan kapasitas;
4. Pelaksanaan kegiatan berazas pada transparansi, akuntabilitas, dan obyektifitas;
5. Pemerintah Daerah berkewajiban mendukung

pengembangan usaha khususnya

dalam rangka pendampingan dan bimbingan lanjutan.

F. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perluasan Kesempatan Kerja;
7. Peraturan Presiden Nomor4 tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
8. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang KementerianKetenagakerjaan;
9. Peraturan

Menteri

Ketenagakerjaan

Nomor:

Per.13/MEN/III/2013

tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan;
10. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor: KEP. 324 Tahun 2016 tanggal 20
Desember 2016 tentang Pemberian Bantuan Pemerintah Kepada Masyarakat;

7|Page
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

8|Page
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

BAB II
PENDEKATAN DAN POLA PENYELENGGARAAN
KEGIATAN WIRAUSAHA BARU MELALUI TENAGA KERJA MANDIRI
A. PENDEKATAN
Kegiatan wirausaha baru melalui tenaga kerja mandiri merupakan suatu kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan menciptakan dan memperluas kesempatan
kerja melalui pembimbingan dan fasilitasi untuk menumbuh kembangkan usaha
ekonomi masyarakat sehingga diharapkan masyarakat bisa menciptakan lapangan
kerja/lapangan usaha yang produktif dan berkelanjutan yang sasarannya adalah tenaga
kerja rentan yaitu masyarakat penganggur, setengah penganggur, korban PHK, calon
TKI gagal berangkat, TKI purna, TKI bermasalah, tenaga kerja muda, tenaga kerja
wanita, tenaga kerja disabilitas, tenaga kerja lansia, keluarga miskin dan orang tua
pekerja anak. Sedangkan kegiatan pendampingan kewirausahaan merupakan sebuah
rangkaian

pekerjaan

yang

menyiapkan

tenaga

pendamping

yang

bertujuan

mempercepat proses wirausaha baru melalui tenaga kerja mandiri, dimana Tenaga
Kerja Rentan tersebut akan dibina dan dikembangkan menjadi kader-kader wirausaha
muda atau pengusaha pemula yang mandiri, produktif dan beretos kerja tinggi, yang
pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja/lapangan usaha yang
produktif dan berkelanjutan.
Pemilihan dan penetapan jenis kegiatan usaha, ditetapkan dan diputuskan oleh
pelaksana kegiatan di daerah berdasarkan hasil identifkasi yang cermat dan matang.
Usaha

yang

dikembangkan

harus

memperhatikan:

pasar,

potensi

yang

bisa

dikembangkan, kebutuhan modal, penyerapan tenaga kerja, kandungan teknologi,
ramah lingkungan dan juga berbasis komoditas unggulan daerah. Oleh karena itu hasil
identifikasi potensi dan peluang pasar merupakan salah satu informasi atau rujukan
yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan, sehingga ketetapan dan keputusan
setiap jenis kegiatan usaha telah mempertimbangkan segala aspek.
Jenis usaha yang dikembangkan, meliputi sektor:


Maritim, antara lain pengelolaan hasil laut seperti budidaya ikan, pengolahan ikan,
rumput laut dan garam, dan kegiatan sejenis lainnya;



Jasa, antara lain salon, bengkel, menjahit, bordir, perdagangan dan pencucian
kendaraan, dan kegiatan sejenis lainnya;



Industri kreatif, antara lain anyaman, ukiran, souvenir, sablon, fashion, kuliner,
batako, bata ringan dan paving block, dan kegiatan sejenis lainnya;
9|Page

Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA



Pertanian/Peternakan/Perikanan, antara lain budidaya, pupuk organik, pengolahan
hasil pertanian, pengolahan pakan dan sarana produksi, dan kegiatan sejenis
lainnya.
Gambar 2. Jenis Usaha yang dapat Dikembangkan

B. KOMPONEN UTAMA KEGIATAN
1. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan teknis kepada para peserta Tenaga Kerja
Mandiri.

Pengetahuan

meliputi

hal-hal

yang

bersifat

manajerial

seperti

kewirausahaan, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, model usaha secara
berkelompok, pembentukan kelembagaan usaha, dll. Sementara itu, ketrampilan
teknis berupa teori dan praktek sesuai dengan teknis kegiatan / usaha yang akan
dilaksanakan.
2. Bantuan sarana usaha, berupa peralatan pendukung usaha yang diberikan kepada
peserta TKM baik perorangan maupun kelompok. Dalam hal bantuan diberikan suatu
kelompok, maka harus ada kesepakatan diantara mereka untuk menyelenggarakan
secara bersama-sama.

10 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

3. Pendampingan TKM, memberikan bimbingan dan solusi dari berbagai kendala yang
dihadapi peserta pasca pelatihan.

C. SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN
1. Sasaran Kegiatan Pendamping Tenaga Kerja Mandiri
a. Peserta Kegiatan
Diutamakan yang memiliki pengalaman pendampingan, memiliki usaha, yang
mempunyai minat untuk memotivasi dan menggerakkan masyarakat menjadi
wirausaha tenaga kerja muda. Para pendamping bertugas memfasilitasi
kegiatan usaha yang akan dan sedang dirintis oleh kelompok sasaran.
b. Lokasi Penugasan
Lokasi penugasan pendamping di Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah
pelaksanaan kegiatan Pendampingan Kewirausahaan yang dibiayai dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
2. Sasaran Kegiatan Pengembangan Tenaga Kerja Rentan (khusus) terdiri dari:
a. Korban PHK
Tenaga kerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja dan dibuktikan dengan
surat keterangan dari perusahaan tempat bekerja dan surat keterangan dari
RT/RW yang menyatakan orang tersebut benar tidak bekerja.
b. Keluarga Miskin
Keluarga yang berpenghasilan kurang dari Rp. 750.000,- per bulan (berdasarkan
kriteria BPS dan BKKBN) dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari
Kelurahan
c. TKI Purna
TKI yang masih menganggur atau setengah menganggur maksimal 3 (tiga) tahun
sejak kepulangannya ke Indonesia, ditandai dengan stempel imigrasi kepulangan
di pasport atau surat keterangan dari RT/RW setempat
d. TKI Bermasalah
TKI yang dipulangkan dari negara penempatan dikarenakan melanggar hukum
dan tidak diperbolehkan bekerja kembali
e. Calon TKI Gagal Berangkat
Tenaga kerja yang telah mendaftar di Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten / Kota
untuk bekerja di luar negeri akan tetapi tidak jadi berangkat dan bersedia
menandatangani surat pernyataan tidak akan pergi bekerja ke luar negeri
selama satu tahun
11 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

f. Tenaga Kerja Muda
Usia 15-29 tahun (lulusan SMU/SMK/Pesantren/sederajat dan masyarakat putus
sekolah)
g. Tenaga Kerja Wanita
Tenaga kerja wanita dalam kondisi khusus sehingga rentan terhadap
permasalahan sosial, hukum / warga binaan (pengguna psikotropika, tuna susila
dan narapidana)
h. Tenaga Kerja Disabilitas
Tenaga kerja yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan / atau
sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan,
mengalami hambatan dan kesulitan untuk berprestasi secara penuh dan efektif
dengan warga lainnya berdasarkan kesamaan hak.
i. Tenaga Kerja Lansia
Tenaga kerja penduduk/seseorang yang telah mencapai usia 59 - 64 tahun yang
masih mampu dan produktif untuk melakukan pekerjaan.
j. Orang Tua Pekerja Anak
Adalah Bapak dan Ibu atau wali dari pekerja anak penerima manfaat PPA-KPH
(Pengurangan Pekerja Anak dalam rangka mendukung Program Keluarga
Harapan)
Ketepatan sasaran merupakan hal penting di dalam menjamin tercapainya target
pengurangan

pengangguran

dan

kemiskinan

dan

peningkatan

kesejahteraan

masyarakat kurang mampu, terjadinya mistargeting antara lain diawali adanya
kelonggaran di dalam menetapkan sasaran dan kurang cermatnya identifikasi dan
seleksi sasaran.
3. Target Lokasi Kegiatan
a. Lokasi dengan tingkat pengangguran tinggi; daerah dengan keluarga miskin
terbanyak;

kantong

Pengembangan

TKI,

kecamatan

Penghidupan

yang

Berkelanjutan

ditetapkan
(P2B);

sebagai
lokasi

lokasi
daerah

perbatasan/kabupaten/kota terluar;
b. Mempunyai sumber daya alam yang belum terolah secara optimal; seperti
ketersediaan air, bahan baku uggulan yang dapat diolah,lahan/tempat serta
peralatan yang mendukung untuk berproduksi;
c. Diutamakan mempunyai kelembagaan masyarakat yang dapat menjadi mitra,
seperti usaha kecil menengah yang ada di lokasi kegiatan;

12 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

d. Provinsi/Kabupaten/Kota yang memiliki kinerja baik pada Tahun 2016 (realisasi
diatas 90 %).
Apabila pada lokasi yang sama terdapat kegiatan yang didanai oleh desa atau yang
didanai oleh sektor lain maka kegiatan Pengembangan dan Perluasan Kesempatan
Kerja harus bersinergi atau mendukung kegiatan-kegiatan pemberdayaan lainnya
yang ada di desa/lokasi yang sama tersebut.

Gambar 3. Lokasi Kegiatan
Tingkat
Pengangguran
Tinggi
Potensi
Sumberdaya Alam
Mendukung

Keluarga Miskin
Terbanyak

Memiliki
Kelembagaan/
Mitra Usaha

Kantong TKI

Provinsi/Kabupaten
Kinerja Baik

D. POLA PENYELENGGARAAN
Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Baru melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola
Pendampingan Tahun 2017 dilakukan secara sistematis, sistematik dan sinergis dengan
melibatkan 2 (dua) unsur pelaksanaan, yaitu Pelaksana Pusat adalah Ditjen Binapenta
& PKK dan Pelaksana Daerah yang meliputi dinas yang membidangi urusan
ketenagakerjaan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
1. Pelaksana Pusat Ditjen Binapenta dan PKK
Ditjen Binapenta dan PKK c.q. Direktorat PPKK, Direktorat PTKDN, Direktorat
PPTKLN dan BBPPK & PKK Lembang merupakan penanggung jawab Kegiatan Tenaga
Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Kewirausahaan Tahun 2017 yang bertugas
menyiapkan

program,

anggaran,

pedoman,

sosialisasi

program,

seleksi,

pembekalan pendamping, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pelaporan
kegiatan;
13 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

2. Dinas yang membidangi ketenagakerjaan provinsi
Dinas yang membidangi ketenagakerjaan provinsi melaksanakan tugas-tugas teknis
administratif, mulai dari tahapan sosialisasi, seleksi, penetapan peserta calon
pendamping, pembinaan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan.
Dalam pelaksanaan tugas ini, dinas yang membidangi ketenagakerjaan Provinsi
berkoordinasi dengan dinas yang membidangi ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota;
3. Dinas yang membidangi ketenagakerjaan kabupaten/kota
Dinas yang membidangi ketenagakerjaan kabupaten/kota berperan dalam proses
perekrutan calon pendamping, dan menyampaikan daftar nama peserta calon
pendamping yang akan mengikuti seleksi tertulis di dinas yang bertanggung jawab
di bidang ketenagakerjaan di tingkat provinsi.
Berdasarkan target sasaran maka unit kerja ditingkat pusat memiliki lingkup dan
target kegiatan terdiri dari;
No.
1.

2.

3.
4.

UNIT

KEGIATAN

Direktorat Penempatan
Tenaga Kerja Dalam Negeri
(Dit. PTKDN)

Wirausaha melalui Tenaga Kerja Mandiri
untuk Tenaga Kerja Muda, Wanita, Lansia
dan Difabel

Direktorat Pengembangan
dan Perluasan Kesempatan
Kerja (Dit. PPKK)
Direktorat Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja
Luar Negeri (Dit. PTKLN)

Wirausaha melalui Tenaga Kerja Mandiri
untuk TKI Purna dan Keluarga miskin
(berdasarkan kriteria BPS dan BKKBN)
Wirausaha melalui Tenaga Kerja Mandiri
untuk TKI Bermasalah
Keluarga miskin dan orang tua yang
memperkerjakan anak

BBPPK & PKK Lembang

NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tenaga Kerja Muda
Tenaga Kerja Wanita
Tenaga Kerja Lansia
Tenaga Kerja Disabilitas
TKI Purna
Keluarga Miskin
Peserta/Kelompok TTG

838
162
100
100
82
135
90

16.760
3.240
2.000
2.000
1.640
2.700
1.800

419
81
Dit. PTKDN
-

8.

TKI Bermasalah

208

4.160

9.

Orang Tua Pekerja Anak

352

7.040

104 Dit. PPTKLN
176 BBPPK&PKK

2.067

41.340

JUMLAH

JML TKM
(PKT)

JML TKM
(ORG)

JML
PENDAMPING
(ORG)

UNIT
PENANGGUNG
JAWAB
PUSAT

SASARAN KELOMPOK
TENAGA KERJA
RENTAN

29
48 Dit. PPKK
32

889

14 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

E. ORGANISASI PELAKSANA
Organisasi Tata Kelola kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4. Organisasi Tata Kelola

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing struktur sebagai berikut;
NO
1

STRUKTUR

TUGAS

Pelaksana Pusat Ditjen

a. Menyiapkan program, anggaran, pedoman

Binapenta dan PKK

b. Sosialisasi program ditingkat provinsi
c. Seleksi Pendamping TKM
d. Pembekalan pendamping dan kontrak kerja
e. Monitoring dan evaluasi, pembinaan
f. Pelaporan kegiatan.

2

Dinas yang membidangi

a. Sosialisasi program tingkat desa

ketenagakerjaan provinsi

b. Seleksi

dan

penetapan

peserta

calon

pendamping
c. Pembinaan, monitoring dan evaluasi
d. Pelaporan kegiatan.

15 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

3

Dinas yang membidangi

a. Mengumumkan penerimaan Pendamping TKM

ketenagakerjaan

b. Perekrutan calon pendamping

kabupaten/kota

c. Menyampaikan daftar nama peserta calon
pendamping yang akan mengikuti seleksi
tertulis
d. Pembinaan, monitoring dan evaluasi
e. Pelaporan kegiatan

4

Pendamping TKM

a. Mengidentifikasi calon TKM
b. Menyampaikan daftar nama calon TKM
c. Melakukan pembentukan kelompok
d. Melakukan perencanaan usaha
e. Melakukan pendampingan sesuai kontrak kerja

5

Tenaga Kerja Mandiri

a. Bersama anggota kelompok menyusun rencana
usaha
b. Bersama anggota kelompok mengidentifikasi
kebutuhan usaha
c. Mengembangkan

usaha

yang

akan/sedang

dilaksanakan

16 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

BAB III
TAHAPAN REKRUTMEN PENDAMPING TENAGA KERJA MANDIRI
A. PERSIAPAN
Kegiatan pendampingan pengembangan keterampilan dan wirausaha tenaga kerja
mandiri merupakan kegiatan yang dijalankan secara terencana agar hasilnya dapat
diukur dengan mengacu pada tahapan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan.
Mekanisme pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
Persipan pelaksanaan
(mapping pendamping dan TKM)
Sosialisasi kegiatan pendampingan
kewirausahaan kepada pelaksana provinsi dan
kabupaten/kota
Proses rekrutmen dan seleksi calon
pendamping TKM

Penguatan kapasitas pendamping (Pelatihan)
dan kontrak kerja

Identifikasi dan pendampingan TKM

Dalam tahap persiapan ini, ada 2 (dua) langkah yang perlu dilaksanakan, yaitu:

a. Perencanaan Wilayah Penugasan Pendamping
Perencanaan wilayah penugasan pendamping merupakan tahapan awal dan
merupakan aspek yang penting untuk mengukur keberhasilan program.
Perencanaan

wilayah

penugasan

ini

didasarkan

lokasi

dengan

tingkat

pengangguran tinggi; daerah dengan keluarga miskin terbanyak; kantong TKI,
kecamatan

yang

ditetapkan

sebagai

lokasi

Pengembangan

Penghidupan

Berkelanjutan (P2B); lokasi daerah perbatasan/kabupaten/kota terluar;
17 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Data ini kemudian diintegrasikan dengan memperhatikan saran-saran dari
kelompok pemangku kepentingan lainnya. Hasil analisis data tersebut dituangkan
dalam bentuk pemetaan wilayah secara lengkap yang memuat lokasi dan
kelompok masyarakat yang membutuhkan pendampingan. Hasil pemetaan ini
selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan lokasi dan kuota pendamping yang
akan ditugaskan ke setiap kecamatan di Kabupaten/Kota. Penetapan kuota dan
wilayah penugasan pendamping pada tingkat Kabupaten/kota merupakan
tanggungjawab Ditjen Binapenta dan PKK sebagai pelaksana kegiatan Pusat.
Berdasarkan analisis terhadap data-data yang ada, telah dilakukan
penetapan

kuota

dan

wilayah

penugasan

pendamping

pada

tingkat

Kabupaten/Kota sebagai berikut:
Tabel 3.1. Penetapan Kuota Pendamping

No.

Wilayah

Jumlah

Jumlah Paket

Kab/Kota

TKM (Paket)

Jumlah

Jumlah

Peserta TKM

Pendamping

(Orang)

(Orang)

1.

Indonesia Bagian Barat

224

1.581

31.620

241

2.

Indonesia Bagian Tengah

73

326

6.520

186

3.

Indonesia Bagian Timur

84

160

3.200

73

381

2.067

41.340

889

Total

Keterangan: Perincian kuota tenaga pendamping berdasarkan nama Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Lampiran

Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung bahwa rata-rata setiap
Kabupaten/Kota

mendapatkan

kuota

sebanyak

2-3

orang

pendamping.

Berdasarkan data tersebut, selanjutnya pelaksana tingkat Kabupaten/Kota
kemudian menetapkan sebaran lokasi penugasan pendamping di setiap
Desa/Kelurahaan di Kecamatan yang telah ditentukan (sesuai maping lokasi
sasaran kegiatan tenaga kerja mandiri).

b. Sosialisasi Program
Ditjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan RI sebagai
pelaksana pusat mensosialisasikan rencana pelaksanaan kegiatan Pendampingan
Pengembangan Keterampilan dan Wirausaha Tenaga Kerja Mandiri kepada

18 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

pelaksana Propinsi dan Kabupaten/Kota. Selanjutnya pelaksana Kabupaten/Kota
mengumumkan kepada masyarakat, mengenai kegiatan tersebut sebelum
melakukan proses rekrutmen calon pendamping. Kegiatan sosialisasi ini dapat juga
dilakukan melalui kerjasama antara Pelaksana Program sebagai sarana untuk
mematangkan perencanaan kegiatan.
Agar dapat mencapai sasarannya secara lebih efektif, proses sosialisasi
program kepada masyarakat dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan provinsi/kabupaten/kota dengan mengoptimalkan media yang
ada, seperti papan pengumuman di kantor pemda, kantor Dinas yang menangani
ketenagakerjaan, media massa, media elektronik, website Pemda/Dinas terkait,
sosial media, dsb.
Adapun alur sosialisasi adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2. Alur Sosialisasi Kegiatan
Pengumuman
Penerimaan Calon
Pendamping

Surat Hasil Seleksi
untuk Mengikuti
Pelatihan

Rekrutmen Tingkat
Kabupaten

Pengumuman Hasil
Seleksi

Pengumuman Hasil
Rekrutmen

Seleksi Tingkat
Provinsi

B. REKRUTMEN DAN SELEKSI
Rekrutmen dan seleksi bertujuan untuk memilih calon pendamping yang terbaik,
sesuai dengan persyaratan/kriteria yang ditetapkan. Untuk memastikan bahwa proses
rekrutmen dan seleksi berjalan secara sistematis, transparan, jujur dan adil, pelaksana
di tingkat provinsi dan kabupaten/kota perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Proses perekrutmen dilaksanakan oleh dinas kabupaten/kota yang membidangi
ketenagakerjaan;
2. Proses seleksi dilaksanakan oleh Tim seleksi yang terdiri dari Psikolog, Ditjen
Binapenta dan PKK dan Dinas Ketenagakerjaan Provinsi;
19 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

3. Biaya Rekrutmen dan seleksi sepenuhnya sudah dianggarkan dalam dana APBN
Ditjen Binapenta dan PKKTahun 2017. Dengan demikian, pelaksana provinsi dan
kabupaten/kota dilarang memungut biaya apapun dari calon peserta dalam proses
rekrutmen dan seleksi;
4. Setelah proses seleksi dilaksanakan, tim seleksi membuat berita acara hasil seleksi;
5. Setelah proses seleksi, tim seleksi memerintahkan calon peserta yang dinyatakan
lulus untuk melakukan pemeriksaan tes narkoba.
6. Peserta yang dinyatakan lulus diwajibkan membuka rekening Bank

Negara

Indonesia (BNI) atau bank nasional milik pemerintah.
Alur proses rekrutmen dan seleksi tenaga pendamping adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2. Alur Proses Rekrutmen dan Seleksi Pendamping TKM
No
1

Kegiatan

Pelaksana

Pengumuman Rekrutmen

Keterangan

Dinas

2 minggu sebelum batas

Kabupaten/Kota

akhir pengumpulan

yang

menangani dokumen

tenaga kerja
2

Penerimaan dokumen

3

Seleksi

Dinas Kabupaten

Dokumen/ Dinas Kabupaten

Administratif

5 hari kerja. Mimilih calon
yang lulus administratif.
Jumlah calon maksimal 3
kali lipat dari pendamping
yang

akan

direkrut.

Dinyatakan dalam Berita
Acara
4

Pengiriman

Berita

Acara Dinas Kabupaten

3 hari kerja

dan berkas calon yang lulus
ke Dinas Provinsi
5

Pemanggilan

calon Dinas Provinsi yang Paling

pendamping yang lulus

menangani

sebelum

ketenagakerjaan

seleksi

lambat

20 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

3

hari

pelaksanaan

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

No
6

Kegiatan

Pelaksana

Pelaksanaan seleksi

Tim Seleksi

Keterangan
Dilaksanakan

1

hari

ibukota provinsi

b.1. Pengumunan Rekrutmen Tenaga Pendamping
Ditjen

Binapenta

dan

PKK

Kemnaker

RI

sebagai

Pelaksana

Pusat

mensosialisasikan rencana kegiatan rekrutmen tenaga pendamping kepada pelaksana
Propinsi dan Kabupaten/Kota. Selanjutnya pelaksana Kabupaten/Kota mengumumkan
kepada masyarakat, mengenai kegiatan tersebut sebelum melakukan proses
rekrutmen calon pendamping. Kegiatan sosialisasi ini dapat juga dilakukan melalui
kerjasama

antara

Pelaksana

Program

sebagai

sarana

untuk

mematangkan

perencanaan kegiatan.
Agar dapat mencapai sasarannya secara lebih efektif, proses pengumuman atau
sosialisasi kegiatan ini kepada masyarakat dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan kabupaten/kota dengan mengoptimalkan media yang ada, seperti
papan pengumuman di kantor Dinas Ketenagakerjaan, kantor Pemda, media massa,
media elektronik, website Pemda/Dinas terkait, sosial media, dsb.
Dalam pengumuman tersebut, hal-hal yang perlu diinformasikan adalah
(Lampiran Format Pengumuman Rekrutmen Pendamping Kewirausahaan):


Kebutuhan tenaga pendamping pada program Pengembangan Keterampilan dan
Wirausaha Tenaga Kerja Mandiri



Persyaratan calon tenaga pendamping



Lama penugasan/kontrak



Tata cara mengajukan aplikasi/lamaran



Alamat pengiriman aplikasi



Batas waktu penerimaan aplikasi
Tenaga Pendamping Kewirausahaan memegang peranan yang sangat strategis

sebagai penentu keberhasilan program Pengembangan Tenaga Kerja Rentan melalui
kegiatan Pendampingan Kewirausahaan. Dengan demikian, Tenaga Pendamping
Kewirausahaan diutamakan yang memenuhi kriteria/persyaratan sebagai berikut.
1. Persyaratan umum
a) Usia maksimal 40 tahun;
b) Pendidikan minimal D3 atau sederajat maksimal S1;

21 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

di

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

c) Memiliki

pengalaman

kewirausahaan

yang

relevan

dengan

program

pendampingan dan/atau kewirausahaan; dan diutamakan yang pernah
menjadi pendamping kewirausahaan Kemnaker RI
d) Berdomisili di kabupaten/kota tempat penugasan (ditunjukkan dengan
KTP/SIM);
e) Tidak

terikat

dengan

pekerjaan/kegiatan

pendampingan

dari

instansi/pemerintah lain;
f) Dalam keadaan sehat (surat keterangan sehat);
g) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana dan bebas narkoba;
h) Tidak menuntut menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara
(ASN) pusat maupun daerah;
i) Mampu menciptakan dan menjalin hubungan kemitraan;
j) Bersedia tinggal di lokasi kegiatan selama pelaksanaan kegiatan dan bersedia
mendampingi 2 (dua) kelompok wirausaha atau 40 (empat puluh) orang, dan;
k) Sedang dan/atau pernah memiliki usaha.
2. Persyaratan Administrasi
Surat permohonan untuk menjadi pendamping ditujukan kepada Kepala Dinas
kabupaten/kota yang membidangi ketenagakerjaan dengan melampirkan
a) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b) Fotocopy ijazah terakhir dan dilegalisir;
c) Pasfoto berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 2 (dua) lembar dan 4 x 6 sebanyak 2
(dua) lembar;
d) Daftar riwayat hidup;
e) Surat keterangan belum bekerja
f) Surat keterangan sehat;
g) Sertifikat Pendamping Kewirausahaan bagi yang memiliki.

b.2. Penerimaan Dokumen/Berkas
Durasi pengumuman diharapkan berjalan paling lama 2 (dua) minggu. Setelah 2
(dua) minggu sejak pengumuman disebar atau ditayangkan, diharapkan sudah banyak
dokumen atau berkas pelamar yang masuk. Berkas atau dokumen dari pelamar
dikirimkan ke kantor Dinas Kabupaten/Kota yang menangani ketenagakerjaan.

22 | P a g e
Juklak Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan Pola Pendampingan Tahun 2017

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

b.3. Seleksi Dokumen/Administratif
Tahap selanjutnya seleksi dokumen atau seleksi administratif. Tahap ini
dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota yang menangani ketenagakerjaan. Tahap ini
diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu maksimal 5 (lima) hari kerja. Pada tahap
ini ada 2 (dua) saringan yang dilalui. Saringan pertama adalah untuk mengetahui
dokumen pelamar yang sesuai dengan persyaratan atau kriteria yang telah
ditentukan.

Saringan kedua adalah untuk menentukan pelamar terbaik yang akan

mengikuti tahapan tes seleksi selanjutnya.
Untuk saringan pertama, seleksi dilakukan dengan pembuatan form cheklist.
Pelamar yang memenuhi hampir semua persyaratan, dapat diikutkan pada saringan
kedua. Walau demikian, ada beberapa persyaratan yang bersifat mandatory atau
wajib dipenuhi, yaitu: (1) Umur, (2) Pendidikan, dan (3) Domisili. Artinya, jika salah
satu dari ketiga persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka otomatis gagal. Saringan
kedua dilakukan dengan memberikan pembobotan terhadap beberapa indikator yang
penting. Indikator yang dinilai penting dan menjadi saringan pada tahap kedua adalah
tingkat pendidikan, pengalaman kewirausahaan dan pengalaman dalam program
pendampingan. Bentuk form cheklist adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Form Cheklist Kelengkapan Persyaratan
No

Persyaratan

1

Usia maksimal 40 tahun

2

Pendidikan minimal D3 atau sederajat

Cheklist

Keterangan

dan maksimal S1
3

Pengalaman kewirausahaan

4

Domisili di wilayah penugasan

5

Tidak terikat dengan pekerja