Artikel Online Menghidupkan Kejadian Masa Lalu 672af1d90d6abdd222e12883cb4ff18e

MENGHIDUPKAN KEJADIAN MASA LALU LEWAT AKSES INFORMASI YANG
TEREKAM DALAM ARSIP STATIS

Oleh : Triana Widyaningrum

I. Pendahuluan

Telah banyak kej adian yang dapat kit a cermat i saat ini, dimana set iap
kej adian t ersebut selalu dit unt ut adanya dukungan keakurat an f akt a yang
t erj adi sebenarnya. Kebenaran suat u f akt a yang t rend akhir-akhir ini perlu
dukungan inf ormasi yang akurat . Inf ormasi t ersebut dapat diperoleh lewat
berbagai sumber dan media, yang salah sat unya adalah inf ormasi dari sumber
arsip.
Berbicara t ent ang arsip berart i berbicara t ent ang dimensi wakt u masa
lalu, yang mungkin ada relevansinya dengan masa yang akan dat ang. Kenyat aan
masa lalu yang pernah akt ual akan disusul kenyat aan baru yang akt ual, begit u
t erus proses berj alan t iada hent inya. Persoalannya bagaimana kenyat aan masa
lalu yang sudah lenyap dapat dihadirkan kembali saat ini, sebagai pelaj aran
unt uk masa yang akan dat ang.
Jumlah dat a dan inf ormasi mengenai kenyat aan dan masalah yang
t erj adi di masa lampau, khususnya j aman kolonial, yang ada kait annya dengan

masyarakat kit a sangat lah besar. Misalnya ket ika masa VOC seseorang yang
akan mengadakan kont rak sewa dibuat kan akt e “ huurcedul e” oleh pej abat
not aris, dimana kebiasaan t ersebut masih berlangsung hingga saat ini. Kasus
lain sepert i budaya berhut ang yang merupakan warisan t empo dulu, dimana
menj adi sebab kerunt uhan VOC karena hut ang-hut ang yang t idak t erbayar
sehingga diambil oleh Pemerint ah. Orang bisa menghidupkan kembali
kenyat aan-kenyat aan masa lampau yang berupa inf ormasi dalam arsip
sej auhmana orang it u memiliki penget ahuan mengenai bidang-bidang yang
sedang dipelaj arinya. Kit a t idak bisa menangkap inf ormasi dalam arsip kalau
kit a t idak memiliki penget ahuan yang berkait an dengan hal-hal yang t erdapat
didalamnya. Unt uk memperoleh inf ormasi arsip perlu adanya kemudahan akses
yang t ent u saj a berkait an dengan ket erbukaan arsip ( openbaarheid).
Ket erbukaan arsip dewasa ini masih dipandang sebagai sat u hal yang riskan,
apalagi dihubungkan dengan perkembangan t eknologi yang marak akhir-akhir
ini.
Perubahan t eknologi yang t erj adi belakangan ini berakibat pula pada
volume inf ormasi yang dihasilkan oleh Lembaga Pemerint ahan/ Perorangan.
Ledakan inf ormasi membawa perubahan yang besar t erhadap dunia kearsipan.
Variasi arsip yang t ercipt a banyak dipengaruhi oleh perkembangan t eknologi,
sepert i ragam media audio visual yang banyak muncul selain media t ekst ual

yang t elah ada sebelumnya.
Warisan arsip dalam segala media yang banyak t ersimpan di depot
penyimpanan arsip merupakan memori/ ingat an bangsa yang menggambarkan
kekuat an masyarakat / bangsa it u sendiri, hukum, budaya dan organisasi.
© Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi
Arsip Nasional Republik Indonesia

1

Dengan adanya dukungan akses pada koleksi dan layanan arsip berart i
membant u suat u bangsa/ masyarakat mengt ahui j at i dirinya.

II. Akses kaitannya dengan Keterbukaan Arsip

Kait annya dengan ket erbukaan arsip t ent u saj a kit a t idak dapat lepaskan
dari sif at arsip it u sendiri. Menurut Penj elasan Perat uran Pemerint ah No. 34
t ahun 1979 pasal 15, sif at arsip dinamis pada dasarnya t ert ut up. Oleh karena
it u pengelolaan dan perlakuannya berlaku t ent ang kerahasiaan surat -surat ,
sedangkan sif at arsip st at is pada dasarnya t erbuka, namun bilamana Lembaga
Negara at au Badan Pemerint ahan menganggap harus t et ap dipegang

kerahasiannya dapat t et ap diberlakukan ket ent uan t ent ang kerahasiaan
surat / dokumen.
Dalam Penj elasan Undang-undang No. 7/ 1971 pasal 2. b arsip st at is sebagai
arsip yang sudah mencapai t araf nilai yang abadi, khusus sebagai bahan
pert anggungj awaban nasional/ Pemerint ah. Selanj ut nya pasal 8 unt uk arsip
st at is/ abadi (pasal 2. b) dibent uk organisasi kearsipan yang berint ikan ANRI
sebagai pusat penyimpanan (penyelamat an, pengolahan dan penyediaan) bahan
bukt i seluruh pert anggungj awaban pemerint ah maupun bangsa. Bahwa karena
it u ANRI disamping kewaj ibannya melaksanakan t uj uan sebagai t ermakt ub
dalam pasal 3 UU ini. Pasal 3 UU No. 7/ 1971 t uj uan kearsipan ialah unt uk
menj amin keselamat an bahan pert anggungj awaban nasional
t ent ang
perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan sert a unt uk
menyediakan bahan pert anggungj awaban t ersebut bagi kegiat an pemerint ah,
j uga berkewaj iban unt uk mengolah dan meyediakan bahan bukt i it u guna
keperluan ilmiah, sepert i yang t ersirat dalam penj elasan pasal 8. Sesuai dengan
luasnya daerah Republik Indonesia, di t iap-t iap ibukot a Dat i I dan daerahdaerah set ingkat dengan Dat i I dibent uk pula Arsip Nasional Daerah. Pada pasal
12, penyerahan arsip sebagaimana dimaksud pasal 11 dilakukan sekurangkurangnya 1 kali dalam 10 t ahun sert a dilaksanakan dengan membuat Berit a
Acara Penyerahan Arsip yang disert ai Daf t ar Pert elaan Arsip dari arsip yang
diserahkan.

Dari sej umlah at uran yang t ert ulis diat as dapat disimpulkan bahwa akses
yang t erbuka dapat diberikan unt uk inf ormasi yang t erekam dalam arsip st at is
baik di pusat maupun daerah yang berada di bawah t anggungj awab ANRI
maupun Kant or Arsip Daerah, namun t et ap ada pembat asan unt uk
pert imbangan-pert imbangan t ert ent u. Kearsipan secara umum memiliki
kewaj iban unt uk mengolah dan menyediakan bukt i pert anggungj awaban suat u
kegiat an unt uk keperluan ilmiah.
Unt uk mendukung kegiat an t ersebut
diperlukan suat u kebij akan yang mengat ur akses arsip.
Kebij akan akses selayaknya mulai dipikirkan sej ak adanya proses akuisisi
dari Lembaga Pencipt a kepada Lembaga yang bert anggungj awab t erhadap
pengelolaan arsip st at is. Kesepakat an ant ara pencipt a dan penyimpan arsip
yang dibuat pada wakt u proses akuisisi, mempengaruhi kebij akan akses yang
akan dilakukan pada set iap koleksi di lembaga pengelola arsip st at is. Adanya
© Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi
Arsip Nasional Republik Indonesia

2

kebij akan yang mengat ur t ent ang akses arsip diperlukan unt uk menj amin

adanya ot orisasi hukum yang berkait an dengan penggunaan arsip, yang mungkin
berbeda di set iap wilayah at au Negara. Ada sebagian Negara yang memang
sudah menganut asas kebebasan memperol eh inf ormasi, bilamana arsip sudah
ada di Lembaga Pengelola Arsip St at is. Inf ormasi dapat diperoleh bila st at us
arsip t ersebut t erbuka, ket erbukaan arsip dapat dit ent ukan oleh arsiparis di
lembaga pengelola arsip st at is dengan mempert imbangkan beberapa hal ant ara
lain :
1. Perat uran yang relevan, arsip merupakan rekaman inf ormasi yang
menyangkut kehidupan kebangsaan, oleh karenanya pembuat an
kebij akan akses menj adi kewenangan pemerint ah yang mungkin akan
dipengaruhi oleh perat uran kebebasan memperoleh inf ormasi;
2. Sensivit as at au kerahasiaan arsip, organisasi maupun perseorangan
mencipt akan arsipnya ada kait annya dengan kegiat an yang dilakukan.
Dalam kegiat an t ersebut t ent u saj a ada inf ormasi yang sif at nya posit if
dan negat if . Oleh karena it u perlu adanya pembat asan mengakses arsip
sepanj ang inf ormasinya dapat mencemarkan nama baik at au bersif at
negat if ;
3. Perlindungan t erhadap privacy (individu), dat a at au inf ormasi yang
menyangkut
kehidupan

pribadi/ personal
t idak
boleh
diakses/ disebarluaskan kepada penelit i meskipun t elah memperoleh ij in
secara pribadi. Oleh karena it u harus diperhat ikan perat uran yang
melindungi privacy/ kepent ingan individu/ pribadi;

4. Pembat asan akses yang dilakukan oleh lembaga pencipt a. Ket ika arsip
t elah diakuisisi dari Lembaga Pencipt a kepada Lembaga Pengelola Arsip
St at is, arsiparis harus mempert imbangkan pembat asan yang berkait an
dengan arsip t ersebut . Mungkin ada arsip yang mengandung inf ormasi
yang dianggap t erlalu riskan bila dibuka saat ini, sehingga diperlukan ij in
khususdari lembaga pencipt a;

5. Kesamaan akses t erhadap arsip, ini merupakan prinsip yang t erpent ing,
yang bert uj uan unt uk menj amin t ersedianya layanan arsip t anpa
prasangka t erhadap pengguna dan hak ist imewa yang t idak dimiliki oleh
pengguna. Hal ini berkait an dengan segala kegiat an yang dilakukan
pengguna di ruang layanan, sepert i j asa penelusuran arsip lewat j alan
masuk yang ada, j asa reproduksi/ duplikasi arsip, pembat asan

penggunaan arsip dalam kurun wakt u t ert ent u.
6. Tingkat an kont rol t erhadap koleksi arsip, kebij akan akses harus
menj elaskan kepada pengguna t ent ang ket ersediaan f isik arsip yang
akan dimint a, Kadang-kadang pengguna kecewa karena arsip yang
dimint a t idak dapat diakses dengan cepat ;
© Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi
Arsip Nasional Republik Indonesia

3

7. Kondisi f isik arsip; arsip periode lama VOC/ Hindia Belanda misalnya
mengalami kerusakan f isik yang disebabkan oleh banyak f akt or. Oleh
karena it u arsiparis harus membuat pembat asan penggunaan arsip yang
t elah rusak hingga selesai direst orasi. Alt ernat ive lain mungkin dapat
dibuat kan mikrof ilmnya unt uk arsip yang rusak t ersebut ;
8. Pembiayaan. Perlu dibuat kan pernyat aan dalam kebij akan akses biaya
yang harus dikeluarkan oleh pengguna bila memerlukan reproduksi arsip.

III. Penutup


Begit u banyak kej adian maupun cerit a masa lalu yang t erekam dalam
arsip st at is yang mungkin memiliki relevansi dengan masa sekarang at au masa
yang akan dat ang.
Kebut uhan akan inf ormasi melalui arsip st at is sudah
menj adi budaya bagi sebagian bangsa/ Negara.
Kemudahan mengakses
inf ormasi t ent u saj a berkait an dengan ket erbukaan arsip. At uran ket erbukaan
arsip berbeda unt uk t iap Negara. Ada sebagian yang beranggapan bahwa bila
arsip t ersebut t elah menj adi st at is dan t ersimpan di Lembaga Pengelola Arsip
St at is dapat diakses seluas-luasnya, karena dianggap inf ormasi t ersebut t elah
menj adi milik publik. Hal t ersebut dapat saj a dilakukan unt uk Negara yang
menganut asas kebebasan memperoleh inf ormasi. Kondisi t ersebut akan
berbeda unt uk sebagian Negara lain.
Unt uk mengat asi dilema t ersebut t ent u saj a perlu adanya kebij akan
akses yang diat ur secara int ernal sesuai dengan kondisi Negara masing-masing

DAFTAR PUSTAKA

C. R. boxer (1985), Jan Kompeni: Dalam Perang dan Damai 1602-1799. Jakart a :
Penerbit Sinar Harapan.

Ellis, Judit h (1993), Keeping Archives, (second ed. ). Aust ralia: The Aust ralian
Societ y of Archivist
Saur, KG (1988), Dict ionary of Archival Terminology, (second ed. ). Munchen:
PT Int ernat ional Council On Archives
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 t ent ang Pokok-pokok Kearsipan
Perat uran Pemerint ah Nomor 34 Tahun 1979 t ent ang Penyusut an Arsip

© Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi
Arsip Nasional Republik Indonesia

4