PERANCANGAN BUKU PANDUAN WISATA KULINER MAKANAN TRADISIONAL KHAS MAKASSAR | Octivia | Jurnal DKV Adiwarna 583 1045 1 SM

1

PERANCANGAN BUKU PANDUAN WISATA KULINER MAKANAN
TRADISIONAL KHAS MAKASSAR
Milka Octivia Sumolang1, Bing Bedjo Tanudjaja2, Baskoro Suryo B. 3
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
e-mail : milkaoctivia@yahoo.com

Abstrak
Makanan tradisional dapat dijadikan sebagai suatu wisata kuliner yang dapat mengangkat citra dari suatu daerah.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki ragam jenis makanan tradisional yaitu kota Makassar. Sekarang ini
telah banyak rumah makan yang menjual makanan-makanan tradisional tersebut sehingga membuat penduduk
Makassar maupun para wisatawan kebingungan menemukan lokasi penjualan rumah makan yang dimana
makanan tradisional khas Makassar diolah secara turun temurun sehingga cita rasa khas makanan tersebut tetap
terjaga dari dulu hingga sekarang. Oleh karena itu, digunakan pendekatan berupa buku panduan wisata kuliner
khas Makassar.
Kata kunci : wisata kuliner, tradisional, Makassar, turun temurun/warisan

Abstract
Title : Design Culinary Handbook of Traditional Food Typical of Makassar

Traditional foods can be used as a culinary tour to lift the image of an area. One of the areas in Indonesia,
which has a variety of traditional foods, namely the city of Makassar. Now it has a lot of restaurants that sell
traditional foods that make residents and tourists confusion Makassar find the location where the sale of the
house eating traditional foods processed Makassar hereditary so distinctive taste of the food is maintained from
the beginning until now. Therefore, the approach used in the form of the typical culinary tourist guidebook
Makassar.
Keywords : culinary tourism, traditional, Makassar, heritage

Pendahuluan
Indonesia yang terdiri dari beragam budaya
dan adat istiadat, juga mempunyai bermacam-macam
kesenian tradisional, kerajinan tradisional serta
makanan tradisional yang berkembang sesuai dengan
budaya yang ada pada masyarakat tersebut. Makanan
tradisional merupakan makanan yang telah lama
berkembang secara spesifik di suatu daerah atau
masyarakat Indonesia. Makanan tradisional dapat
dijadikan sebagai suatu wisata yang dapat
mengangkat citra dari suatu daerah. Wisata tersebut
lebih dikenal dengan Wisata Kuliner. Salah satu

daerah di Indonesia yang memiliki ragam jenis
makanan tradisional yaitu kota Makassar (Shantie,
par. 1).
Makassar adalah ibu kota dari propinsi
Sulawesi Selatan yang sebelumnya bernama
Kotamadya Ujung Pandang. Kota Makassar terkenal

dengan julukan kota “Anging Mammiri”, yang berarti
“kota hembusan angin sepoi-sepoi basah” dan juga
terkenal dengan Pantai Losarinya yang indah. Di
Pantai Losari pengunjung dapat menyaksikan
terbenamnya matahari serta keindahan panorama laut.
Kota Makassar juga memiliki tempat-tempat
bersejarah seperti Benteng Fort Rooterdam (Benteng
Jumpandang), Benteng Sumba Opu, dan makam
Sultan Hassanuddin.
Selain terdapat destinasi wisata berupa
pulau-pulau kecil yang indah hingga tempat-tempat
bersejarah, Makassar juga memiliki makanan
tradisional yang juga menarik perhatian masyarakat

kotanya maupun masyarakat luar. Makanan
tradisional khas Makassar antara lain Coto Makassar,
Pallubasa, Konro, Pallu Kaloa, Pallumara, Sop
Saudara, Sop Pangkep, dan Mie Titi. Makanan
tradisional tersebut banyak diminati oleh orang
dewasa yang berprofesi pekerja. Seringkali rumah

2

makan tersebut sangat ramai dikunjungi pada siang
hari, disaat jam makan siang para pekerja.
Akan tetapi sekarang ini telah banyak
rumah makan yang menjual makanan-makanan
tradisional tersebut sehingga tidak jarang penduduk
Makassar itu sendiri dan para wisatawan kebingungan
untuk menemukan lokasi penjualan rumah makan
yang dimana makanan tradisional khas Makassar
diolah secara turun temurun sehingga cita rasa khas
makanan tersebut tetap terjaga dari dulu hingga
sekarang.

Hal tersebut mendorong keinginan peneliti
untuk melakukan penelitian dalam membangun dan
membangkitkan kembali kesadaran masyarakat
Indonesia akan adanya makanan tradisional yang
diolah secara turun temurun, sebagai usaha yang
dapat mempromosikan dan mempopulerkan makanan
tradisional Indonesia khususnya daerah Makassar.
Oleh karena itu, digunakan pendekatan berupa buku
panduan wisata kuliner. Pemilihan sarana berupa
buku, karena buku dapat menjadi sebuah media yang
efektif bagi semua kalangan baik dari masyarakat
kalangan bawah, kalangan menengah, maupun dari
masyarakat
kalangan
atas,
dimana
dapat
menyampaikan pesan baik berupa pesan verbal dan
pesan visual.
Buku ini juga dipilih karena diketahui

bahwa di Indonesia, khususnya di Makassar belum
ada buku yang membahas secara rinci tentang wisata
kuliner
lokasi
penjualan
makanan-makanan
tradisional khas Makassar yang diolah secara turun
temurun. Adanya buku tersebut diharapkan dapat
tersampaikan informasi yang lebih baik bagi
masyarakat Indonesia yang gemar terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan makanan tradisional khas
Makassar.

Metode Penelitian
Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung di lapangan oleh penelitian sebagai obyek
penulisan. Metode wawancara mendalam atau indepth interview dipergunakan untuk memperoleh data
dengan metode wawancara dengan narasumber yang
akan diwawancarai (Umar 56).

a. Observasi lapangan secara langsung
Observasi atau pengamatan melibatkan semua indera
(penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa,
peraba). Penulis secara langsung datang ke tempat
yang akan dijadikan objek perancangan.
b. Interview atau wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek
yang diteliti. Wawancara memiliki sifat yang luwes,
pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan
subyek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap

dapat digali dengan baik. Ada dua jenis wawancara
berstruktur dan tidak berstruktur. Dalam wawancara
berstruktur, pertanyaan dan alternative jawaban yang
diberikan kepada subyek telah ditetapkan terlebih
dahulu oleh pewawancara. Wawancara tidak
berstruktur bersifat informal, pertanyaan tentang
pandangan, sikap, keyakinan subyek, atau keterangan
lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subyek.

Dengan cara ini, peneliti dapat mengetahui lebih
detail dan jelas informasi yang dibutuhkan (Mulyana
180).

Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian
harus melalui orang lain atau mencari melalui
dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan
studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku
dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang
berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti
mempergunakan data yang diperoleh dari internet
(Sugiyono 62).
a. Metode kepustakaan
Mengkaji informasi melalui media-media cetak
seperti koran, buku, majalah, dan karya Tugas Akhir.
Metode kepustakaan merupakan teknik observasi
secara tidak langsung.
b. Internet

Penilitian data yang dilakukan melalui jaringan
internet. Data tersebut biasanya berupa artikel atau
komentar orang-orang.
c. Metode dokumentasi data
Penelitian ini mengumpulkan dokumen dengan
menggali, memotret, dan sebagainya. Dokumentasi
ini berupa buku, gambar, dan foto..

Lingkup Batasan Perancangan
Perancangan karya desain komunikasi visual
ini difokuskan pada pembuatan buku panduan kuliner
makanan tradisional kota Makassar. Isi buku panduan
mengenai lokasi penjualan makanan tradisional khas
Makassar yang diolah secara turun-temurun/warisan.
Media komunikasi visual yang akan dirancang
meliputi buku panduan, merchandise (gantung kunci,
pin, pulpen, notes, tas, dll) serta media pendukung
lainnya yaitu poster, catalog, x-banner. Target
perancangan adalah kisaran usia 22 – 55 tahun dengan
strata ekonomi sosial berpenghasilan menengah

keatas, pekerja, berkeluarga maupun belum
berkeluarga, hobi travelling, dan tertarik mencoba
hal-hal yang berbau kuliner.
Makanan tradisional Makassar yang dibahas
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
a. Coto Makassar adalah makanan tradisional khas
Makassar yang terdiri dari potongan daging sapi,
lidah sapi, otak sapi, jantung sapi, babat sapi dan
hati sapi.

3

b. Konro adalah makanan tradisional khas Makassar
yang terdiri dari iga sapi dan kikil sapi.
c. Sop Saudara adalah makanan tradisional khas
Makassar yang terdiri dari potongan daging sapi,
paru sapi, usus sapi, bihun, dan perkedel.
d. Pallubasa adalah makanan tradisional khas
Makassar yang terdiri dari potongan daging sapi,
otak sapi, hati sapi, lidah sapi dan telur ayam

kampung yang mentah (optional).
e. Pallumara adalah makanan tradisional khas
Makassar yang menggunakan kepala ikan kakap
merah sebagai ciri khas masakannya.
f. Pallu Kaloa adalah makanan tradisional khas
Makassar yang menggunakan ikan kakap sebagai
ciri khas masakannya.
g. Sop Pangkep adalah makanan tradisional khas
Makassar yang terdiri dari daging sapi, paru sapi,
kentang, bihun dan perkedel.
h. Mie Titi adalah makanan tradisional khas
Makassar yang terdiri dari mie kering, seafood,
serta sayur sawi.

Metode Analisa
Pengelolahan
data
dengan
metode
deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,
teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi (Sugiyono 15).
Data yang sudah terkumpul diproses, data
verbal dianalisa dan diolah kata-katanya sesuai
dengan kebutuhan dan target audience. Sedangkan
visual akan dipilih foto yang menarik, yang nantinya
akan digunakan sebagai komponen utama dalam buku
yang mana harus dapat menjawab permasalahan.

Metode Analisis 5W+1H
a. What: Konsep perancangan buku panduan wisata
kuliner apa yang akan dibuat?
b. When: Kapan proses perancangan buku panduan
wisata kuliner dilaksanakan?
c. Where: Dimana saja perancangan buku wisata
kuliner didistribusikan?
d. When: Untuk siapa perancangan buku dilakukan?
e. Why: Mengapa proses perancangan buku wisata
kuliner dilakukan?
f. How: Bagaimana teknik dan proses pembuatan
buku wisata kuliner ini?

Gambar 1. Skematika perancangan

Fokus Penelitian
Prosedur penelitian kualitatif mendasarkan
pada logika berpikir induktif sehingga perencanaan
penelitiannya bersifat sangat fleksibel . Walaupun
bersifat fleksibel, penelitian kualitatif harus melalui
tahap-tahap dan prosedur penelitian yang telah
ditetapkan. Research question dalam penelitian
kualitatif disebut sebagai “Fokus Penelitian”, adalah
pertanyaan tentang hal-hal yang ingin dicari
jawabannya melalui penelitian tersebut.
Fokus penelitian harus ditetapkan pada
awal penelitian karena fokus penelitian berfungsi
untuk “memberi batas” hal-hal yang akan diteliti.
Fokus penelitian berguna dalam memberikan arah
selama proses penelitian, utamanya pada saat
pengumpulan data, yaitu untuk mendapatkan data
yang relevan dengan tujuan penelitian kita. Fokus
penelitian ini selalu disempurnakan selama proses
penelitian dan bahkan memungkinkan untuk diubah
pada saat berada di lapangan yang nantinya akan
diaplikasikan ke dalam perancangan buku panduan
wisata kuliner makanan tradisional khas Makassar.
Menetukan setting dan subjek penelitian
sebagai sebuah metode penelitian yang bersifat
holistik, setting penelitian dalam penelitian kualitatif
merupakan hal yang sangat penting dan telah
ditentukan ketika menetapkan fokus penelitian.
Setting dan subjek penelitian merupakan suatu
kesatuan yang telah ditentukan sejak awak penelitian.
Setting penelitian ini menunjukkan komunitas yang
akan diteliti dan sekaligus kondisi fisik dan sosial
subjek penelitian.

4

Dalam penelitian kualitatif,
setting
penelitian akan mencerminkan lokasi penelitian yang
langsung berhubungan pada fokus penelitian yang
telah ditetapkan sejak awal. Setting penelitian ini
tidak dapat diubah kecuali fokus penelitiannya
diubah.
Penelitian kualitatif merupakan proses
penelitian yang berkesinambungan sehingga tahap
pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data
dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian.
Dalam penelitian kualitatif pengolahan data tidak
harus dilakukan setelah data terkumpul, atau analisis
data tidak mutlak dilakukan setelah pengolahan data
selesai. Dalam hal ini sementara data dikumpulkan,
peneliti dapat mengolah dan melakukan analisis data
secara bersamaan. Sebaliknya pada saat menganalisis
data, peneliti dapat kembali lagi ke lapangan untuk
memperoleh tambahan data yang dianggap perlu dan
mengolahnya kembali.
Beberapa metode pengumpulan data yang
dikenal dalam penelitian kualitatif, walaupun
demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling
pokok adalah pengamatan atau observasi dan
wawancara mendalam atau in-depth interview.
Observasi (pengamatan) yang dimaksud disini adalah
“deskripsi secara sistematis tentang kejadian dan
tingkah laku dalam setting social yang dipilih untuk
diteliti” (Marshall & Rosman 79). Pengamatan dapat
bervariasi mulai dari yang sangat terstuktur dengan
catatan rinci mengenai tingkah laku sampai dengan
deskripsi yang paling kabur tentang kejadian dan
tingkah laku. Sedangkan wawancara mendalam
adalah teknik pengumpulan data yang didasarkan
pada percakapan secara intensif dengan suatu tujuan
(Marshall & Rosman 82). Dalam hal melakukan
wawancara mendalam, pertanyaan yang bersifat
umum berdasarkan substansi setting atau berdasarkan
kerangka konseptual.
Pengolahan data dalam penelitian kualitatif
dilakukan dengan cara mengklasifikasi atau
mengkategorikan data berdasarkan beberapa tema
sesuai fokus penelitiannya. Pengolahan data kualitatif
ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan
komputer. Tahap akhir setelah pengolahan data yaitu
penyajian data yang biasanya berbentuk uraian katakata dan tidak berupa tabel-tabel dengan ukuran
statistik. Data disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan
langsung dari wawancara yang dilakukan. Hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk life
history, yaitu deskripsi tentang peristiwa dan
pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa
bagian pokok dari kehidupan pihak yang
diwawancara.

Pembahasan
Dalam merancang sebuah buku panduan
harus mempertimbangkan berbagai faktor antara lain

waktu yang dipergunakan dalam proses membaca.
Buku panduan berfungsi sebagai sebuah alat yang
dapat digunakan tidak hanya untuk menyampaikan
materi pembahasan kepada pembaca, tetapi juga
memberi kesempatan kepada pembaca untuk
bertangung jawab dalam menentukan tujuan yang
nyata, membuat perencanaan, mengembangkan
strategi untuk menangani situasi yang baru dan tak
terduga. Buku juga memudahkan penggunanya untuk
mengakses informasi secara berulang-ulang dan dapat
dibaca setiap saat ketika diperlukan. Selain itu, buku
juga tidak memiliki periode terbit seperti majalah atau
tabloid, sehingga menjamin ketepatan informasi yang
diperoleh antar pengguna buku tanpa khawatir
ketinggalan informasi di salah satu edisinya.
Buku merupakan salah satu media
komunikasi yang sangat umum dalam masyarakat,
dimana pesan disampaikan secara tertulis. Selain
pesan, buku memberikan pengetahuan serta hiburan
kepada pembaca, tergantung pada kategori buku yang
bersangkutan. Tujuan media telah berkembang, dari
yang pertama yaitu memberikan informasi kepada
publik sehingga informasi tersebut dapat digunakan
dalam hal kebutuhan publik ataupun kepentingan
pribadi, sekarang berkembang kepada kebutuhan
media sendiri untuk mencapai khalayak yang lebih
luas, media fokus kepada kemampuan dalam hal
menjangkau publik yang lebih jauh.
Di masyarakat, buku masih banyak
digemari karena buku mempunyai keunikan tersendiri
yang tidak tergantikan oleh media lain, seperti tekstur
kertas yang membawa nuansa tersendiri ketika orang
sedang membawa buku itu dan buku juga memiliki
bentuk yang lebih konkrit karena sifatnya yang
praktis, dapat dibaca kapan saja, dimana saja, dan
mudah dibawa. Oleh karena itu, buku tidak pernah
berhenti di konsumsi oleh publik. Buku selalu
mengalami perkembangan, hingga pada akhirnya
terdapat berbagai macam kategori buku dengan
berbagai macam genre pula. Kemudahan dan
kepraktisan dalam pemakaian, serta fungsi dari buku
itu sendiri menumbuhkan keminatan masyarakat luas
untuk “mengkonsumsinya”.
Dengan
berbagai
kemudahan
dan
keunggulan sebagai media sederhana penyampaian
informasi secara jelas dan detail, buku merupakan
alternatif utama untuk menyampaikan dan mengemas
informasi, yang di dalam penelitian ini dijadikan
sebuah buku panduan makanan tradisional Makassar.
Perancangan buku panduan kuliner
tradisional khas Makassar, umumnya media tertulis
seperti buku dapat menyajikan informasi secara detail
dengan didukung oleh penggabungan elemen visual
dan verbal (tulisan) untuk menghindari kebosanan
dalam mengakses informasi. Visualisasi atau
penggambaran makanan dalam perancangan buku
panduan kuliner ini dilakukan dengan menggunakan
teknik fotografi dan didukung dengan ilustrasi, karena
dengan teknik ini mampu menampilkan kejelasan

5

bentuk nyata makanan yang ingin ditunjukkan,
sekaligus mampu menggugah selera target market
untuk mencoba menikmati makanan yang akan
dibahas dalam buku ini.
Target audience pada buku panduan kuliner
tradisional khas Makassar ini adalah orang dewasa
yang tertarik melakukan travelling.
a. Geografis
Ditinjau dari segi geografis, target audience adalah
masyarakat yang bertempat tinggal diluar kota
Makassar dan yang berdomisili di kota-kota besar di
seluruh Indonesia.
b. Demografis
Ditinjau dari segi demografis, target audience tanpa
memandang gender, baik pria maupun wanita dengan
usia sekitar 22 tahun hingga 55 tahun. Hal ini
dikarenakan pada rentang usia tersebut umumnya
melakukan perjalanan wisata baik secara individual
maupun berkelompok. Dimulai dari usia 22 tahun
karena pada usia ini biasanya sudah mempunyai
pendapatan pribadi dan tertarik melakukan perjalanan
ke luar kota serta tertarik merasakan makanan khas
suatu daerah. Profesi yang dituju sifatnya umum dan
tidak mengacu pada salah satu bidang profesi saja.
Buku ini ditujukan pada wisatawan baik lokal maupun
mancanegara. Sebaliknya buku ini difokuskan pada
masyarakat dengan strata ekonomi sosial menengah
ke atas.
c. Psikografis
Ditinjau dari segi psikografis, target audience ialah
semua masyarakat yang mudah beradaptasi (bergaul
dengan siapa saja), hobi travelling dan gemar akan
hal-hal yang berbau kuliner, mencicipi makanan,
maupun mencoba makanan-makanan yang merupakan
makanan tradisional daerah tersebut, khususnya yang
tertarik untuk mengunjungi dan merasakan kuliner
tradisional khas kota Makassar.
d. Behavioral
Ditinjau dari asperk behavioral, target audience ialah
pria maupun wanita yang telah berkeluarga maupun
yang melajang, yang tertarik dengan pembahasan
kuliner dan senang mencoba berbagai makanan baru.
Selain itu buku panduan ini juga ditujukan kepada
seseorang maupun keluarga yang memiliki kegemaran
travelling atau berpergian ke tempat-tempat yang
memiliki keunikan kuliner pada suatu daerah. Selain
yang gemar bepergian (travelling), buku ini juga
dapat ditujukan pada masyarakat yang sering
mengunjungi kota Makassar namun belum
mengetahui tempat makanan tradisional seperti yang
tercantum didalam buku panduan ini.

Tujuan Kreatif
Tujuan buku panduan kuliner tradisional khas
Makassar dirancang untuk mempermudah target
audience dalam melakukan pencarian tempat
makanan tradisional khas Makassar yang secara turun

temurun mempertahankan cita rasa khas makanan
tersebut, yang dimana sekarang ini telah banyak
muncul pesaing-pesaing lainnya yang turut menjual
makanan tradisional khas Makassar tersebut.
Sehingga target audience yang membaca buku
panduan ini mendapatkan berbagai informasi tempat
makanan-makanan tradisional khas Makassar melalui
peta lokasi yang tertera dalam buku panduan ini, juga
target audience dapat mengenal berbagai ragam
makanan-makanan tradisional kota Makassar.

Strategi Kreatif
Buku panduan ini merupakan buku yang
menyajikan informasi penjelasan singkat mengenai
makanan tradisional khas Makassar dan menunjukkan
tempat rumah makan makanan tradisional khas
Makassar dalam bentuk dan teknik penyajian isi
praktis. Format buku panduan wisata kuliner
tradisional khas Makassar berupa buku saku. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun (187), buku
saku adalah buku berukuran kecil yang dapat
dimasukkan ke dalam saku dan mudah dibawa ke
mana-mana. Ukuran buku saku yang akan dirancang
dengan berdasarkan ukuran percetakan yaitu ukuran
11cm x 16cm.
Tema buku panduan ini yaitu buku panduan
wisata kuliner makanan tradisional khas Makassar.
Makanan tradisional yang dibahas akan dipadukan
dengan unsur modern dari segi penataannya, untuk
menerangkan bahwa makanan tradisional yang
dibahas dalam buku ini mampu bertahan di masa
modern seperti sekarang.
Isi buku panduan wisata kuliner makanan
tradisional khas Makassar ini adalah informasi lokasi
penjualan makanan tradisional khas Makassar yang
secara turun temurun mempertahankan cita rasa khas
makanan tersebut, yang dianggap mampu memenuhi
kepuasaan seseorang baik dari segi rasa maupun
lokasi, serta memperkenalkan kekhasan makanan
tradisional Makassar yang tidak dimiliki oleh kotakota lainnya.
Sebuah buku akan menarik perhatian
audience jika ditata dengan baik, merupakan prinsip
yang akan digunakan dalam penataan buku panduan
kuliner ini. Gaya layout yang digunakan dalam buku
ini adalah circus layout. Circus layout merupakan
penyajian media informasi yang tata letaknya tidak
mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar
atau visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan
susunannya tidak beraturan.

6

Gambar 2. Contoh circus layout
Sumber:
(http://ngopidesain.wordpress.com/2009/08/24/maca
m-macam-layout-dalam-dkv-2/)
Gaya penulisan buku panduan ini
menggunakan gaya bahasa formal, yang secara umum
bahasa formal diartikan bahasa yang baik dan benar
sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi,
diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan
oleh masyarakat secara luas.
Sebuah buku akan menarik perhatian
audience jika ditata dengan baik, merupakan prinsip
yang akan digunakan dalam penataan buku panduan
kuliner ini. Gaya layout yang digunakan dalam buku
ini adalah circus layout. Circus layout merupakan
penyajian media informasi yang tata letaknya tidak
mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar
atau visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan
susunannya tidak beraturan.
Visualisasi dari buku ini menggunakan
teknik fotografi sebagai visualisasi dari konsep
perancangan. Untuk data visual akan banyak
menggunakan fotografi karena dengan menggunakan
foto maka keadaan sesungguhnya dapat lebih terlihat
nyata dibandingkan menggunakan ilustrasi.
Selain itu menggunakan teknik foto, juga
akan menambah kesan artistik sehingga pembaca
dapat tertarik untuk melihat langsung objek tersebut.
Pada penggambaran peta lokasi penjualan digunakan
ilustrasi
dengan
teknik
vektor
untuk
menginformasikan lokasi penjualan produk.
Teknik penataan makanan tradisional ini
dibuat dengan kesan modern karena makanan
tradisional ini sudah diproses bersama perkembangan
kota dari dulu dan mampu bertahan hingga masa
modern seperti sekarang dan tetap mempertahankan
nilai-nilai lama.
Teknik cetak yang akan digunakan
merupakan teknik cetak offset untuk isi dan cover.
Cover akan dilaminasi doff agar tidak mudah rusak
jika terkena air.

Susunan dari buku panduan wisata kuliner
tradisional khas Makassar ini , yaitu sebagai berikut:
1. Cover depan
2. Cover dalam
3. Isinya hak cipta dan penerbit
4. Daftar isi
5. Komentar mereka
6. Prakata
7. Isi buku:
- Coto Makassar
- Konro
- Sop Pangkep
- Pallu Kaloa
- Pallubasa
- Pallumara
- Mie Titi
- Sop Saudara
8. Tentang penulis
9. Cover belakang
Dalam buku perancangan ini, layout dibuat
sederhana atau simplicity dan menggunakan grid agar
terlihat rapi sebagaimana mencirikan masyarakat kota
yang teratur. Pengaturan foto dan teks dibuat
mengikuti grid, walaupun dalam beberapa halaman
terlihat ada gambar yang letaknya miring sebagai
sebuah variasi dengan masih berpegang pada unsurunsur estetika. Dalam penataan tipografi, layout yang
akan digunakan dalam buku panduan ini, yaitu:
Rata Kiri-Kanan-Tengah (Justified Centered)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang.
Keteraturannya memberikan kesan bersih dan rapi.
Contoh:

Gambar 3. Rata kiri-kanan-tengah
Tipografi yang digunakan dalam buku
panduani wisata kuliner ini yaitu untuk judul buku,
menggunakan font jenis Big Surprise oleh Imagex.
Penggunaan font jenis ini karena memberikan kesan
santai tetapi tegas (tidak kaku).

Program Kreatif
Judul pada tema buku panduan wisata
kuliner makanan tradisional khas Makassar adalah
Ragam Kuliner Makassar, yang akan menjelaskan
berbagai jenis makanan tradisional yang dimiliki kota
Makassar. Judul ditulis dalam bahasa Indonesia
mengingat target audience buku panduan ini.

Gambar 4. Font big surprise

7

Untuk teks narasi, menggunakan font jenis
Mank Sans oleh Manfred Klein. Penggunaan font
jenis ini karena memberikan kesan modern dan simple
atau sederhana.

Cover depan berisikan judul buku dan
nama pembuat, serta memberikan visualisasi dengan
teknik fotografi yang bergambarkan ikon kota
Makassar yaitu Benteng Fort Rooterdam (Benteng
Jumpandang). Sedangkan pada cover belakang berisi
sinopsis dari isi buku “Ragam Kuliner Makassar”.
Buku panduan akan dikemas dengan
menggunakan paperback untuk menekan cost
produksi dan mengurangi ketebalan buku saku karena
buku tersebut pada umumnya ditempatkan pada saku
pakaian, juga supaya buku ini tidak terlalu kaku
dibawa berpergian. Penjilidan buku ini dengan
menggunakan benang dan lem.
Perancangan buku ini akan menggunakan
PT. Kadia Pustaka Jaya sebagai penerbit buku. Lebih
detailnya, buku ini akan berada dibawah naungan
divisi Non-Fiksi dari PT. Kadia Pustaka Jaya,
mengingat bahwa buku ini bukanlah buku yang
bersifat fiksi, namun memberikan informasi yang
benar dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Gambar 5. Font mank sans
Untuk teks narasi, menggunakan font jenis
Yanone Kaffeesatz oleh Yanone. Penggunaan font
jenis ini karena memberikan kesan modern dan simple
atau sederhana.

Gambar 6. Font yanone

Gambar 7. Desain logo buku kuliner
Visualisasi dari logo buku ragam kuliner
Makassar merupakan ikon pantai Losari yang juga
merupakan ikon kota Makassar.

Gambar 8. Desain buku ragam kuliner
Makassar

8

Penataan atau layout buku kuliner Makassar
menggunakan gaya circus layout. Circus layout
merupakan penyajian media informasi yang tata
letaknya
tidak mengacu pada ketentuan baku.
Komposisi gambar atau visualnya, bahkan kadangkadang teks dan susunannya tidak beraturan.
Media pendukung sangat diperlukan dalam
menarik target audience buku ragam kuliner ini,
sehingga dipilih beberapa media yaitu:

Gambar 11. Desain merchandise pulpen

Gambar 12. Desain notes

Gambar 9. Desain merchandise gantungan kunci

Gambar 10. Desain merchandise pin

Gambar 13. Desain merchandise pembatas buku

9

Gambar 14. Desain tas
Media promosi juga sangat diperlukan dalam
menjangkau target audience buku ragam kuliner ini.
Media Promosi merupakan suatu alat untuk
mengkomunikasikan suatu produkatau jasa untuk
dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas, sehingga
dipilih beberapa media yaitu untuk menyampaikan
informasi singkat kepada target audience buku
tersebut:

Gambar 16. Desain katalog
Media katalog merupakan sarana sangat
untuk mempromosikan produk dalam jumlah banyak
dengan penjelasan spesifikasi dengan gambar masingmasing produk.

Gambar 15. Desain mini x-banner
Media mini x-banner merupakan sarana
media promosi ketika pameran launching/terbitnya
suatu objek.

Gambar 17. Desain final display 1

10

Oleh karena itu, digunakan pendekatan
berupa buku panduan wisata kuliner. Pemilihan
sarana berupa buku, karena buku dapat menjadi
sebuah media yang efektif bagi semua kalangan
sehingga dan dengan adanya buku ini, pembaca
memperoleh kemudahan dalam melakukan pencarian
tempat makanan tradisional khas Makassar yang
diolah secara turun temurun. Buku ini juga dipilih
karena diketahui bahwa di Indonesia, khususnya di
Makassar belum ada buku yang membahas secara
rinci tentang wisata kuliner lokasi penjualan
makanan-makanan tradisional khas Makassar yang
diolah secara turun temurun.

Saran

Gambar 18. Desain final display 2

Bagi rumah makan yang menjual makanan
tradisional Makassar sebaiknya tetap menjaga dan
mempertahankan cita rasa khas makanan-makanan
tersebut yang telah diwariskan dari generasi pertama,
namun yang terutama haruslah melayani pengunjung
dengan keramahan dan menjaga kebersihan rumah
makan supaya para pengunjung dapat merasakan
makanan tersebut dengan nuansa nyaman dan bersih.
Bagi pemerintah kota Makassar juga
sebaiknya melakukan kegiatan yang membantu para
pedagang makanan tradisional ini dapat dikenal oleh
masyarakat
luas,
sehingga
nantinya
dapat
melestarikan makanan tradisonal khas Makassar yang
diolah secara turun temurun.

Ucapan Terima Kasih

Gambar 19. Desain final display 3

Simpulan
Kota Makassar mempunyai destinasi wisata
berupa pulau-pulau kecil yang indah, tempat-tempat
bersejarah, hingga kulinernya yang juga menarik
perhatian masyarakat kotanya maupun masyarakat
luar, bahkan sekarang ini telah banyak rumah makan
yang turut menjual makanan-makanan tradisional
khas Makassar, baik yang dalam kota Makassar
maupun diluar kota Makassar, sehingga tidak jarang
penduduk Makassar itu sendiri dan para wisatawan
kebingungan untuk menemukan lokasi penjualan
rumah makan yang dimana makanan tradisional khas
Makassar diolah secara turun temurun sehingga cita
rasa khas makanan tersebut tetap terjaga dari dulu
hingga sekarang.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya
perancangan tugas akhir ini tidak lepas dari dorongan
dan bantuan pihak-pihak yang terkait. Baik dalam hal
pengarahan, bimbingan maupun kesempatankesempatan yang telah diberikan kepada penulis
untuk dapat menyelesaikan seluruh rangkaian
perancangan tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya
dan tepat waktu. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih
karunia-Nya
selama
proses
pengerjaan
perancangan tugas akhir ini dari awal hingga
akhirnya dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
2. Drs. Bing Bedjo T., M.Si., selaku dosen
pembimbing atas masukan dan pengarahan yang
diberikan kepada penulis dalam pengerjaan
perancangan tugas akhir ini.
3. Drs. Baskoro Suryo B., M.Sn., selaku dosen
pembimbing atas masukan dan pengarahan yang
diberikan kepada penulis dalam pengerjaan
perancangan tugas akhir ini.
4. Andrian Dektisa H., S.Sn., M.Si., selaku penguji
sidang akhir atas saran dan pengarahan dalam
melaksanakan perancangan tugas akhir ini.

11

5. Aniendya Christianna S.Sn., selaku penguji sidang
akhir atas saran dan pengarahan dalam
melaksanakan perancangan tugas akhir ini.
6. Orang tua dan saudara yang telah memberikan
dukungan dan bantuan secara moril maupun secara
materil hingga penulis dapat menyelesaikan
perancangan tugas akhir ini.
7. Teman-teman gereja dan sahabat-sahabat yang
turut
mendukung
dan
mendoakan agar
terselesaikannya perancangan tugas akhir ini.
8. Lunardi Gunawan yang terus memberi dukungan
dan doa dalam menyelesaikan perancangan tugas
akhir ini, serta pihak-pihak lain yang mungkin
belum penulis cantumkan dalam perancangan
tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap agar Tuhan
Yesus Kristus berkenan membalas segala kebaikan
saudara
dan teman-teman semua.
Semoga
perancangan tugas akhir ini membawa manfaat bagi
rekan-rekan semua..

DAFTAR REFERENSI
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka, 2003.
Marshall, Chaterine & Gretchen B. Rossman.
Designing Qualitative Research. Newbury
Park, CA: SAGE Publications, 1989.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Roadakarya, 2002.
Shantie, Anna. “Makanan Indonesia yang Beragam.”
2012. 6 Juni 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
Dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2008.
Umar, Husein. Metode Riset Komunikasi Organisasi
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.