New Microsoft Word Document

1.

Definisi Kesepian (Loneliness)

Bruno (2000) mendefinisikan kesepian sebagai suatu keadaan mental dan
emosional yang terutama dicirikan oleh adanya perasaan-perasaan
terasing dan kurangnya hubungan yang bermakna dengan orang lain.
Sedangkan menurut Spitzburg & Hurt (dalam Setyowanti, 2009)
kesepian ialah suatu perasaan yang tidak menyenangkan yaitu kurang
berhasrat untuk berhubungan dengan orang lain yang muncul sebagai
akibat dari ketidakpuasan yang dirasakan terhadap kualitas dan
kuantitas suatu hubungan interpersonal dengan orang lain.
Robert Weiss (dalam Sears, Freedman & Peplau, 1985) membedakan dua
tipe kesepian berdasarkan hilangnya ketetapan sosial tertentu yang
dialami oleh seseorang. Tipe yang pertama adalah kesepian emosional,
yang timbul dari ketiadaan figur kasih sayang yang intim, seperti yang
bisa diberikan oleh orang tua kepada anaknya atau yang bisa diberikan
oleh kekasih atau teman akrab pada seseorang.
Tipe yang kedua adalah kesepian sosial, yang terjadi bila orang
kehilangan rasa terintegrasi secara sosial atau terintegrasi dalam suatu
komunikasi, yang bisa diberikan oleh sekumpulan teman atau rekan

sekerja.

2.
Faktor-faktor
Memengaruhi Kesepian

yang

Perlman & Peplau (1981) mengemukakan terdapat beberapa sosial yang
dapat memengaruhi kesepian, yaitu:


Perubahan dalam capaian hubungan sosial

Kesepian seringkali dipicu oleh perubahan dalam hubungan sosial
seseorang yang membawa pada level sub-optimal dalam pencapaian
interaksi sosial. Perubahan ini mungkin dapat memengaruhi hubungan
tunggal, atau dapat juga memengaruhi keseluruhan jaringan dalam
hubungan sosial individu tersebut. Perubahan tersebut dapat
berupa termination, yaitu akhir dari hubungan emosional ssosial:

kehilangan pasangan hidup, atau perceraian, atau berakhirnya hubungan

dengan kekasih), physical separation yaitu perpisahan dengan anggota
keluarga atau teman, dan status change, yaitu perubahan status sosial
yangd apat menyebabkan interaksi dengan orang lain menjadi berubah.


Perubahan dalam hubungan sosial yang diinginkan

Kesepian dapat dipicu oleh peningkatan keinginan hubungan sosial
individu yang tidak disertai dengan peningkatan dalam pencapaian
hubungan sosial. Perubahan-perubahan tersebut mencakup perubahan
perkembangan
(developmental
changes),
perubahan
situasional
(situational changes) dan perubahan dalam harapan ( changes in
expectations).



Kualitas dan kuantitas kontak sosial

Kuantitas dan kualitas kontak sosial antara individu dengan orang lain
juga dapat memengaruhi kesepian yang dirasakan oleh individu. Individu
dapat merasa kesepian ketika kualitas dan kuantitas kontak sosial yang
ia miliki dengan orang lain kurang dari yang ia inginkan.


Faktor kepribadian yang berperan dalam kesepian

Kesepian juga dipengaruhi oleh faktor kepribadian individu itu sendiri.
Orang yang kesepian cenderung lebih introvert dan pemalu, lebih sadar
diri, dan kurang asertif. Selain itu orang yang kesepian seringkali
memiliki keterampilan sosial yang buruk. Kesepian juga dipengaruhi oleh
harga diri dan karakteristik demografi, serta pengalaman-pengalaman
masa kecil.


Faktor budaya dan situasional juga memiliki peran dalam kesepian


Nilai-nilai budaya dan situasi sosial spesifik dapat berperan dalam
kesepian. Norma sosial juga turut berperan dalam kesepian. Misalnya
seperti harapan sosial terhadap hubungan individu akan berubah seiring
bertambahnya usia. Ketika hubungan yang dimiliki seseorang tidak
sesuai dengan standar pada harapan sosial, maka individu biasanya akan
merasakan kesepian.

3.

Coping Strategies with Loneliness

Hasil penelitian Rokach & Brook (1998) menyatakan bahwa terdapat
enam kategori strategi koping, yaitu:
1. Reflection and acceptance, yaitu menyendiri dan merenungkan
segala ketakutan, keinginan, dan kebutuhan, oleh sebab itu
individu dapat menerima perasaan kesepiannya dan rasa sakit yang
dihasilkan.
2. Self-Development and understanding, yaitu peningkatan keintiman
diri, pembaruan diri dan pengembangan diri yang merupakan

dampak dari partisipasi aktif dalam organized focused group atau
dengan bantuan serta dukungan profesional.
3. Social Support Network, mendirikan kembali jaringan dukungan
sosial dapat membantu perasaan seseorang untuk berhubungan
dengan orang lain.
4. Distancing and denial, yaitu penyangkalan dari pengalaman dan
rasa sakit dari perasaan kesepian dengan perilaku menyimpang
seperti menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan.
5. Religion and faith, yaitu kebutuhan untuk berhubungan dan
persekutuan dengan kelompok religius. Melalui afiliasi dengan
kelompok religius dan mempraktekkan keyakinan, individu dapat
memperoleh kekuatan, kedamaian pribadi, dan perasaan memiliki
serta keterikatan dengan kelompok.
6. Increased activity, yaitu mencari kesibukan untuk keseharian
seperti aktivitas kelompok atau individu yang menyenangkan, yang
dapat memaksimalkan kontak sosial seseorang.