KOMPATIBILITAS BERBAGAI MACAM KOMBINASI MEDIA PDA DAN BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Trichoderma sp. DAN Penicillium sp.

KOMPATIBILITAS BERBAGAI MACAM KOMBINASI MEDIA PDA
DAN BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN
J AMUR Trichoderma sp. DAN Penicillium sp.

SKRIPSI

OLEH :

MOKHAMMAD MUKHLIS ROMDHONI
NPM : 0725010044

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SURABAYA
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i


KOMPATIBILITAS BERBAGAI MACAM KOMBINASI MEDIA PDA
DAN BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN
J AMUR Trichoderma sp. DAN Penicillium sp.
Disusun oleh :
MOKHAMMAD MUKHLIS ROMDHONI
NPM : 0725010044
Telah dipertahanakan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Kesehatan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Pada Tanggal 18 Juni 2012
Telah Disetujui Oleh :
Pembimbing :

Tim Penguji :

1. Pembimbing Utama

1.Ketua

Dr.Ir. Her ry Nirwanto, MP


Dr.Ir. Her ry Nirwanto, MP

2.Pembimbing Pendamping

2.Sekretaris

Ir. Guniarti, MM

Ir. Guniarti, MM
3.Anggota

Ir. Mulyadi, MS

Dr.Ir. B.Wisnu Widjajani, MP

Mengetahui :
Dekan Fakultas Pertanian

Ketua Progdi


Dr.Ir. Ramdan Hidayat, MS

Ir. Mulyadi, MS

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Telah direvisi
Tanggal : ............................

Dosen
Pembimbing Utama

Dosen
Pembimbing Pendamping

Dr.Ir. Her ry Nirwanto, MP

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Ir. Guniarti, MM

LEBIH BAIK SEMALAM MALAMAN AKU TIDUR DAN PAGINYA AKU
MENYESAL, DARIPADA SEMALAM MALAMAN AKU BERIBADAH DAN
PAGINYA MEMBANGGAKAN DIRI
KH. Mustofa Bisri

“Progress Is Impossible Without
Change, And Those Who Cannot Change
Their Mind Cannot Change Anything”
“Kemajuan Adalah Tidak Mungkin Tanpa
Perubahan, Dan Mereka Yang Tidak
Dapat Mengubah Pola Pikirnya Tidak
Dapat Mengubah Apapun”
Dr. Didit Darmawan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya, 14 April 1988 dari pasangan Bapak
Rochmad dan Ibu Binti Qodariyah yang merupakan putra kedua dari tiga
bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikannya di Taman Kanak-Kanak (TK)
MA’ARIF NU RADEN PATAH SUKOLILO SURABAYA pada tahun 1995 dan
menyelesaikan pendidikan Tingkat Dasar (SD) SD ISLAM RADEN PATAH
SUKOLILO SURABAYA pada tahun 2001. Kemudian dilanjutkan mengenyam
pendidikan MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 SURABAYA dan lulus
pada tahun 2004. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan pendidikan
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SURABAYA jurusan (IPA), kemudian
dilanjutkan pada Perguruan Tinggi pada tahun 2007 di Fakulatas Pertanian
progarm studi Agroteknologi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur dan menyelesaikan studinya pada tahun 2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Mokhammad Mukhlis Romdhoni Npm : 0725010044. Kesehatan Tanaman.
Kompatibilitas Berbagai Macam Kombinasi Media PDA Dan Bahan
Organik Terhadap Pertumbuhan J amur Trichoderma sp. Dan Penicillium sp.
Dibawah Bimbingan Dr.Ir. Herry Nirwanto, Mp Selaku Pembimbing Utama. Ir.
Guniarti, Mm Selaku Pembimbing Pendamping

Ringkasan

Makhluk hidup di alam memerlukan makanan atau nutrisi dalam melakukan
aktivitasnya, seperti halnya mikroba dalam melangsungkan kehidupannya
membutuhkan suplai nutrisi yang cocok atau sesuai. Seringkali kegiatan yang
memanfaatkan jasa mikroba mendapat perhatian oleh masyarakat dan juga
industri dalam membuat sebuah produk yang bermanfaat untuk manusia, seperti
pembuatan biopestisida nabati yang menggunakan mikroba jamur antagonis yang
diupayakan maksimal dalam mengendalikan penyakit pada tanaman.
Upaya untuk memaksimalkan potensi dari jamur antagonis tersebut
terkendala oleh media yang digunakan dalam menumbuhkannya, seperti media
tumbuhnya atau nutrisi yang banyak mengandung unsur-unsur racun sehingga
pertumbuhan jamur antagonis tersebut tidak maksimal selain itu juga
mengakibatkan kematian. Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup

memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan
sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk
kehidupannya

membutuhkan

bahan-bahan

organik

dan

anorganik

dari

lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang
proses penyerapanya disebut proses nutrisi (Suriawiria, 1995).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar

potensi filtrat kompos dan berbagai macam bahan organik sebagai media terhadap
pertumbuhan jamur antagonis.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri
dari 6 perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali dan disusun secara acak.
Berdasarkan hasil penelitian pada kompatibilitas berbagai macam filtrat
kompos dengan berbagai macam pupuk organik pada medium buatan (PDA)
sebagai media tumbuh jamur antagonis adalah :
Media PDA berkombinasi dengan filtrat kompos memiliki potensi sebagai
media tumbuh jamur antagonis, dengan perlakuan media PDA berkombinasi
dengan filtrat kompos dan urine kambing (A1K4) dan perlakuan media PDA
berkombinasi dengan filtrat kompos dan guano (A1K5).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad serta
Hidayah-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “KOMPATIBILITAS BERBAGAI MACAM KOMBINASI MEDIA
PDA DAN BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN J AMUR
Trichoderma sp. DAN Penicillium sp.”
Tidak lupa Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan perkuliahan semester VIII pada Fakultas Pertanian Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
Penulis mengucapakan terima kasih kepada :
1. Ayah dan Ibu atas dukungan moril maupun materi sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini tanpa suatu hambatan yang berarti.
2. Dr.Ir. Herry Nirwanto,MP.,selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan motivasi, solusi, referensi dan kata-kata bijak

hingga

terselesaikannya Proposal Penelitian ini.

3. Ir.Guniarti, MM., selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan Penelitian ini.
4. Dr.Ir. Ramdan Hidayat,Ms selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Ir.Mulyadi,MS selaku Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Adik dan Kakakku tercinta yang berkenan memberikan dukungan motivasi
sehingga proposal ini berjalan lancar hingga terselesaikan dengan baik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Master Jupri yang berkenan dan meluangkan waktunya untuk senantiasa
memberikan dukungan baik berupa spiritual dan juga refersing hingga
terselesaikannya dengan baik penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman senasib dan sperjuangan jurusan agroteknologi yang telah
berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini hingga tahap
akhir.
9.


Teman-temanku Agroteknologi tidak bisa saya sebutkan satu persatu dan
senantiasa memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung.

10. My secret Lovely yang memberikan motivasi dan rasa percaya diri pada
penulis sehingga penelitian ini berakhir dengan memuaskan
Kritik maupun saran dalam perbaikan akan menyempurnakan Proposal
Penelitian ini. Semoga Penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan baik di Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur khususnya Jurusan Sumber Daya Produksi , Sumber Daya
Lahan dan Kesehatan Tanaman.

Surabaya, 18 Juli 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
RINGKASAN ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................................. 2
C. Perumusan Masalah .......................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Trichoderma sp. ..................................................................................... 3

1. Sitematika dan Morfologi Jamur Trichoderma sp. .............................. 3
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Jamur Trichoderma sp. ...................................................................... 4
3. Karakteristik Jamur Trichoderma sp. ................................................. 4
4. Reproduksi Jamur Trichoderma sp. .................................................... 4
5. Mekanisme antifungal. ...................................................................... 5
B. Penicillium sp. ....................................................................................... 6

1. Sitematika dan Morfologi Jamur Penicillium sp. ................................ 6
2. Penicillium sp. sebagai agens hayati dan mekanismenya .................... 7
C. Media Teh Kompos ............................................................................. 7
1. Kompos ............................................................................................ 7
2. Guano .............................................................................................. 8
3. Pupuk Kandang Padat (Kotoran Sapi, Kambing, dan Guano). .......... 8
4. Pupuk Kandang Cair ( Urine Sapi, dan Kambing, ). ......................... 9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

III. METODE PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ..................................................................... 10
B. Alat dan Bahan ............................................................................................. 10
C. Metode Penelitian ......................................................................................... 10
1. Pembuatan Filtrat Teh Kompos ................................................................. 10
2. Rancangan Percobaan ............................................................................... 12
D. Persiapan Penelitian ...................................................................................... 13
1. Sterilisasi Alat .......................................................................................... 13
2. Pembuatan Media PDA ............................................................................ 13
E. Pengujian Isolat Trichoderma sp dan Penicillium sp. pada berbagai
media Filtrat Kompos dan Urine .............................................................. 14

1. Pengamatan diameter koloni Jamur Trichoderma sp.
dan Penicillium sp..........................................................................15
2. Pengamatan jumlah koloni Jamur Trichoderma sp.
dan Penicillium sp. ........................................................................16
3. Pengamatan kerapatan spora Jamur Trichoderma sp.
dan Penicillium sp..........................................................................17
F. Analisis Data .....................................................................................17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................................
1. Pengamatan Diameter Koloni Jamur Trichoderma sp dan
Jamur Penicillium sp .........................................................................18
2. Jumlah Koloni Jamur Trichoderma sp dan Jamur Penicillium sp .......21
3. Kerapatan Spora Jamur Trichoderma sp dan Jamur Penicillium sp ....24
B. Pembahasan .........................................................................................26
V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................29
A. Kesimpulan .........................................................................................29
B. Saran ..................................................................................................29

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 30
LAMPIRAN ............................................................................................................... 32

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman
Teks

1. Morfologi Trichoderma sp. ..........................................................................3
2. Morfologi Penicillium sp..............................................................................6
3. Tabung Millipore ........................................................................................11
4. Denah Perlakuan .........................................................................................13
5. Kotak Penghitung Kerapatan Spora pada Alat Hemacytometer ....................16
6. Hasil Pengamatan Diameter Jamur Trichoderma sp
pada Hari Ke Tiga setelah Inokulasi ............................................................18
7. Diameter Koloni Trichoderma sp ................................................................19
8. Diameter Koloni Penicillium sp ..................................................................20
9. Jumlah Koloni Trichoderma sp ...................................................................22
10. Jumlah Koloni Penicillium sp ......................................................................23
11. Kerapatan Spora Trichoderma sp ................................................................24
12. Kerapatan spora Penicillium sp ...................................................................25
Nomor

Halaman
Lampiran

13. Kompos .......................................................................................................34
14. Pupuk Kandang Sapi ....................................................................................34
15. Guano ..........................................................................................................35
16. Urine Kambing ............................................................................................35
17. Urine Sapi ....................................................................................................36
18. Modifikasi Millipore ....................................................................................36
19. Presure Air Machine ....................................................................................37

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Teks

1. Kandungan hara dari berbagai macam jenis kotoran ternak ............................9
2. Kandungan hara dari berbagai macam jenis Urine ..........................................9
3. Perlakuan media PDA dan filtrat kompos dikombinasi
dengan bahan organik ...................................................................................12
4. Rerata diameter koloni jamur Trichoderma sp pada berbagai
perlakuan kompatibilitas berbagai macam filtrat kompos
dengan berbagai macam pupuk organik pada medium
buatan (PDA) sebagai media tumbuh jamur antagonis ...................................19
5. Rerata diameter koloni jamur Penicillium sp pada berbagai
perlakuan kompatibilitas berbagai macam filtrat kompos
dengan berbagai macam pupuk organic pada medium
buatan (PDA) sebagai media tumbuh jamur antagonis. .................................21
6. Rerata jumlah koloni jamur Trichoderma sp pada berbagai
perlakuan kompatibilitas berbagai macam filtrat kompos
dengan berbagai macam pupuk organik pada medium
buatan (PDA) sebagai media tumbuh jamur antagonis. ...................................22
7. Rerata jumlah koloni jamur Penicillium sp pada berbagai
perlakuan kompatibilitas berbagai macam filtrat kompos
dengan berbagai macam pupuk kandang dan urine hewan
pada medium buatan (PDA) sebagai media tumbuh jamur antagonis. ............23
8. Rerata kerapatan spora jamur Trichoderma sp pada berbagai
perlakuan kompatibilitas berbagai macam filtrat kompos
dengan berbagai macam pupuk kandang dan urine hewan
pada medium buatan (PDA) sebagai media tumbuh jamur antagonis. .............25
9. Rerata kerapatan spora jamur Penicillium sp pada berbagai
perlakuan kompatibilitas berbagai macam filtrat kompos
dengan berbagai macam pupuk kandang dan urine hewan
pada medium buatan (PDA) sebagai media tumbuh jamur antagonis. .............26

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Nomor

Halaman
Lampiran

1. Hasil Sidik Ragam Jumlah Kerapatan Spora Jamur Trichoderma ...................32
2. Hasil Sidik Ragam Jumlah Kerapatan Spora Jamur Penicillium .....................32
3. Hasil Sidik Ragam Jumlah Koloni Jamur Trichoderma .............................. ....32
4. Hasil Sidik Ragam Jumlah Koloni Jamur Penicillium.....................................32
5. Hasil Sidik Ragam Diameter Koloni Jamur Trichoderma pada 3 HSI .............33
6. Hasil Sidik Ragam Diameter Koloni Jamur Penicillium pada 6 HSI ...............33

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup di alam memerlukan makanan atau nutrisi dalam melakukan
aktivitasnya, seperti halnya mikroba dalam melangsungkan kehidupannya membutuhkan
suplai nutrisi yang cocok atau sesuai. Seringkali kegiatan yang memanfaatkan jasa
mikroba mendapat perhatian oleh masyarakat dan juga industri dalam membuat sebuah
produk yang bermanfaat untuk manusia, seperti pembuatan biopestisida nabati yang
menggunakan mikroba jamur antagonis yang diupayakan maksimal dalam mengendalikan
penyakit pada tanaman.
Upaya untuk memaksimalkan potensi dari jamur antagonis tersebut terkendala oleh
media yang digunakan dalam menumbuhkannya, seperti media tumbuhnya atau nutrisi
yang banyak mengandung unsur-unsur racun sehingga pertumbuhan jamur antagonis
tersebut tidak maksimal selain itu juga mengakibatkan kematian. Untuk keperluan
hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini
diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan
mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik
dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses
penyerapanya disebut proses nutrisi (Suriawiria, 1995).
Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan
sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba, sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini. maka prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higienis
adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar
pertumbuhannya terkendali

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

B. Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi filtrat kompos dan
berbagai macam bahan organik sebagai media terhadap pertumbuhan jamur antagonis.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diperoleh perumusan masalah sebagai
berikut :
1. Adakah pengaruh yang ditunjukkan oleh peranan media tumbuh (PDA) yang
dikombinasikan dengan filtrat kompos dan bahan organik terhadap pertumbuhan
jamur antagonis ?
2. Media tumbuh (PDA) yang dikombinasikan dengan bahan organik manakah yang
memberikan peranan optimal dalam pertumbuhan jamur antagonis ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

II. TINJ AUAN PUSTAKA

A. Trichoderma sp.
1. Sitematika dan Morfologi J amur Trichoderma sp.
Sistematika dan morfologi jamur Trichoderma sp (Baker, 1974) :
Kelas

:

Deuteromycetes

Bangsa :

Melanconiales

Suku

:

Moniliaceae

Marga :

Trichoderma

Jenis

Trichoderma sp.

:

Konidiofor Hyalin, tegak atau tidak beraturan, bercabang – cabang. Fialid dapat
tunggal atau berkelompok. Fialospora tidak bersekat atau bersel atau seringkali berkumpul
sering kali membentuk pola pada ujung fialid. Klamidiospora dapat dibentuk dekat ujung
sel, berdinding halus, hyalin, berbentuk bola elips. Pertumbuhan koloni dalam medium
buatan sangat cepat,

dengan warna putih sampai hijau (Baker, 1974). Faktor yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamur Trichoderma sp (Gambar 1.)
antara lain : suhu, keasaman tanah, kelembaban, cahaya.

Gambar : 1. Morfologi Trichoderma sp.
Sumber : http:// Anonimous, 2011 Trichoderma
http://id.wikipedia.org/wiki/Trichoderma

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan J amur Trichoderma sp.
Suhu optimum untuk tumbuhnya Trichoderma sp. berbeda-beda setiap spesiesnya.
Ada beberapa spesies yang dapat tumbuh pada temperatur rendah ada pula yang tumbuh
pada temperatur cukup tinggi,kisarannya sekitar 7 °C – 41 °C. Trichoderma sp. yang
dikultur dapat bertumbuh cepat pada suhu 25-30 °C, namun pada suhu 35 °C cendawan ini
tidak dapat tumbuh. Perbedaan suhu memengaruhi produksi beberapa enzim seperti
karboksimetilselulase dan xilanase.
Kemampuan merespon kondisi pH dan kandungan CO2 juga bervariasi. Namun
secara umum apabila kandungan CO2 meningkat maka kondisi pH untuk pertumbuhan akan
bergeser menjadi semakin basa. Di udara, pH optimum bagi Trichoderma sp. berkisar antara
3-7.Faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan Trichoderma sp. adalah kelembaban,
sedangkan kandungan garam tidak terlalu memengaruhi Trichoderma sp. Penambahan
HCO3- dapat menghambat mekanisme kerja Trichoderma sp. Melalui uji biokimia diketahui
bahwa dibandingkan sukrosa, glukosa merupakan sumber karbon utama bagi Trichoderma
sp., sedangkan pada beberapa spesies sumber nitrogennya berasal dari ekstrak khamir dan
tripton.
3. Karakteristik J amur Trichoderma sp.
Trichoderma sp. yang dikultur, Morfologi koloninya bergantung pada media tempat
bertumbuh. Pada media yang nutrisinya terbatas, koloni tampak transparan, sedangkan pada
media yang nutrisinya lebih banyak, koloni dapat terlihat lebih putih. Konidia dapat
terbentuk dalam satu minggu, warnanya dapat kuning, hijau atau putih. Pada beberapa
spesies dapat diproduksi semacam bau seperti permen atau kacang.
4. Reproduksi Trichoderma sp.
Reproduksi aseksual Trichoderma sp. menggunakan konidia. Konidia terdapat pada
struktur konidiofor. Konidiofor ini memiliki banyak cabang. Cabang utama akan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

membentuk cabang. Ada yang berpasangan ada yang tidak. Cabang tersebut kemudian akan
bercabang lagi, pada ujung cabang terdapat fialid. Fialid dapat berbentuk silindris, lebarnya
dapat sama dengan batang utama ataupun lebih kecil. Fialid dapat terletak pada ujung
cabang konidiofor ataupun pada cabang utama. Konidia secara umum kering, namun pada
beberapa spesies dapat berwujud cairan yang berwarna hijau bening atau kuning.
Bentuknya secara umun adalah elips, jarang ditemukan bentuk globosa. Secara
umum konidia bertekstur halus. Pada Trichoderma sp. juga ditemukan struktur
klamidospora. Klamidospora ini diproduksi oleh semua spesies Trichoderma sp. Bentuknya
secara umum subglobosa uniseluler dan berhifa, pada beberapa spesies, klamidosporanya
berbentuk multiseluler. Kemampuan Trichoderma sp. dalam memproduksi klamidospora
merupakan aspek penting dalam proses sporulasi.
5. Mekanisme antifungal.
Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa Trichoderma sp. merupakan salah satu
jamur yang dapat menjadi agen biokontrol karena bersifat antagonis bagi jamur lainnya,
terutama yang bersifat patogen. Aktivitas antagonis yang dimaksud dapat meliputi
persaingan, parasitisme, predasi, atau pembentukkan toksin seperti antibiotik. Untuk
keperluan bioteknologi, agen biokontrol ini dapat diisolasi dari Trichoderma sp. dan
digunakan untuk menangani masalah kerusakan tanaman akibat patogen. Kemampuan dan
mekanisme Trichoderma sp. dalam menghambat pertumbuhan patogen secara rinci
bervariasi pada setiap spesiesnya. Perbedaan kemampuan ini disebabkan oleh faktor ekologi
yang membuat produksi bahan metabolit yang bervariasi pula. Trichoderma sp.
memproduksi metabolit yang bersifat volatil dan non volatil. Metabolit non volatil lebih
efektif dibandingkan dengan yang volatil. Metabolit yang dihasilkan Trichoderma sp. dapat
berdifusi melalui membran dialisis yang kemudian dapat menghambat pertumbuhan
beberapa patogen. Salah satu contoh metabolit tersebut adalah monooksigenase yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

muncul saat adanya kontak antar jenis Trichoderma sp., dan semakin optimal pada pH 4.
Ketiadaan metabolit ini tidak akan mengubah morfologi dari Trichoderma sp. namun hanya
akan menurunkan kemampuan penghambatan patogen.
B. J amur Penicillium sp
1. Sitematika dan Morfologi J amur Penicillium sp.
Sistematika dan morfologi jamur Penicillium sp (Agrios, 1978) :
Kingdom

: Fungi

Sub divisi

: Deuteromycotina

Klass

: Nypomycetes

Ordo

: Hyphales (Moniliales)

Genus

: Penicillium

Spesies

: Penicillium sp

Warna koloni Penicillium sp pada media PDA berwarna abu – abu kehijauan
(Gambar 2.). Perkembang biakan yang khas dari Penicillium sp hampir sama dengan
Aspergillus sp, tetapi struktur dan morfologinya sangat berbeda. Memproduksi misellium
sederhana dan panjang, konidiofor tegak dengan percabangan dua sampai tiga menghadap
keujung dalam karakteristik simetris atau tidak simetris. Berbentuk sapu, percabangan
konidiofor berakhir pada sekelompok phialidae sebagai penunjang dari konidia dalam yang
panjang. Penyebaran konidia dalam rantai mempunyai bentuk yang khusus menyerupai
kepala sikat.

Gambar : 2. Morfologi Penicillium sp.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penicillium
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

2. Penicillium sp. sebagai agens hayati dan mekanismenya.
Sejak awal perkembangan mikrobiologi telah diketehui bahwa mikroorganisme
tertentu dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Hasil utama dari para
peneliti adalah penemuan dan pengembangan antibiotika yang digunakan dalam pengobatan.
Kemungkinan bahwa populasi suatu mikroorganisme dengan mekanisme antagonistik atau
kompetisinya dapat digunakan untuk mengendalikan populasi mikroba lain misalnya
patogen tumbuhan.Strain Peniccilium sp menghasilkan antibiotik penicillin. Antibiotik ini
adalah antibiotik moderen pertama dan masih tergolong diantara yang bermanfaat serta luas
penggunaanya. Penillin dihsilkan selama pertumbuhan dan metabolisme jamur Penicillium
sp.
Jamur penicillium sp mengeluarkan toksin dari antibiotika yang dihasilkannya. Hasil
pengamatannya menunjukkan bahwa media tumbuh jamur dalam cawan petri berubah
menjadi keruh. Toksinnya menyebabkan lisis hifa Rhizoctonia sp. Penicillium sp. Rata –
rata menunjukkan zona inhibisi yang nyata yaitu menyebabkan salah satu bentuk dan lisis
dari miselia dan sporangium abortus terhadap Phytophtora palmyvora.
C. Media Teh Kompos
1. Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan
organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H.
Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses
alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan
penambahan aktivator pengomposan.
2. Guano
Pupuk guano merupakan bahan yang efektif untuk penyubur tanah maupun senapan
karena kandungan fosfor dan nitrogennya tinggi. Superfosfat yang terbuat dari guano
digunakan untuk topdressing. Tanah yang kekurangan zat organik dapat dibuat lebih
produktif dengan tambahan pupuk ini. Guano mengandung amonia, asam urat, asam fosfat,
asam oksalat, dan asam karbonat, serta garam tanah. Tingginya kandungan nitrat juga
menjadikan guano komoditas strategis; Konon Perang di Pasifik antara aliansi Peru-Bolivia
dan Chili utamanya berdasarkan pada percobaan Bolivia memungut pajak kepada pengusaha
guano dari Chili.
3. Pupuk Kandang Padat (Kotoran Sapi, dan Kambing,).
Pupuk kandang (pukan) padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum
dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumber hara terutama N bagi tanaman
dan dapat memperbaiki sifat kimia,biologi, dan fisik tanah. Selain itu juga pupuk kandang
padat mengandung unsur hara (makro) yaitu fosfor, nitrogen, dan kalium. Sedangkan unsur
hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium,
belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum.
Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu :
a. Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara
perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk
yang berasal dari kotoran sapi, kambing,dan ayam.
b. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan
mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang
berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Pukan yang berasal dari hewan ternak memiliki kandungan hara yang relatif berbeda yaitu :
(Tabel 1)
Tabel : 1. Kandungan hara dari berbagai macam jenis kotoran ternak.
J enis Kotor an
Kotoran Sapi

Nitrogen
0,40%

Phospor
0,20%

Kalium
0,10%

H2O
85%

Kotoran Kambing

1,85%

1,14%

2,49%

60%

Guano

15%

4.4-5.2%

17%

-

Sumber : http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk4.pdf
4. Pupuk Kandang Cair ( Urine Sapi, dan Kambing).
Pupuk kandang cair ( pukan cair ) merupakan pukan yang berbentuk cair yang
berasal dari urine hewan. Urine dihasilkan oleh ginjal yang merupakan sisa hasil
perombakan nitrogen dan sisa-sisa bahan dari tubuh yaitu urea,asam uric, dan creatinine
hasil metabolisme protein. Urine juga berasal dari perombakan senyawa-senyawa sulfur dan
fosfat dalam tubuh. Hasil analisis urine diperoleh kandungan bahan organik dan N urine
cukup tinggi (Tabel 2).
Tabel : 2. Kandungan hara dari berbagai macam jenis Urine.
J enis Urine
Nitrogen
Bahan
P2O5
Organik
1,21%
4,8%
0,01%
Urine Sapi
Urine Kambing

1.21%

9,3%

0,05%

CaO

H2O

1,35%

92%

0,16%

86,3%

Sumber : http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk4.pdf
D. Hipotesa
Media PDA yang dikombinasikan dengan filtrat kompos dan bahan organik dari
jenis urine dapat meningkatkan diameter koloni, jumlah koloni, dan kerapatan spora jamur
antagonis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Tanaman dan
Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Desember
2011.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laminar air flow, autoklaf,
cawan Petri, erlenmeyer, gelas ukur, mikroskop, gelas obyek dan penutupnya,
kamera. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah isolat Trichoderma sp,
isolat Penicillium

sp media potato dekstrose agar (PDA), asam laktat sebagai

antibiotik, alkohol, aquadest, guano, kompos pupuk kandang dari kotoran sapi, urine
kambing, dan urine sapi yang sudah difermentasikan. Isolat jamur antagonis
(Trichoderma sp dan Penicillium sp) diperoleh dari Laboratorium Kesehatan
Tanaman, sedangkan kompos diperoleh dari pabrik mini pupuk Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
C. Metode Penelitian
1. Pembuatan Filtrat Teh Kompos
Dalam penelitian ini, pembuatan teh kompos dilakukan dengan cara menurut
Compos,( 2011) yaitu, mengambil filtrat, menyiapkan kompos dari seresah daun
yang dicampur dengan masing- masing bahan

kombinasi (pupuk kandang dari

kotoran sapi, dan guano), urine sapi , dan urine kambing yang ditempatkan dalam
kantong kain dengan ukuran 15 x 20 cm, selanjutnya kantong

kain tersebut

dicelupkan ke dalam air pada botol ( volume 1,5 L) . Untuk mendukung proses
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

aerasi , cairan kompos dialiri udara dengan kecepatan udara 30 L/menit, pembuatan
teh kompos selama 5-7 hari.
Teh

kompos

yang

telah

jadi kemudian disaring dalam

dua tingkat

saringan, dimana saringan tersebut terdapat pada satu unit alat, sebagaimana tampak
pada gambar 3.
Kertas Watchman

Kasa Plastik

Lubang Keluarnya Larutan
Lubang Masuknya Larutan

Tutup Tabung

Tabung Bagian I

Tabung Bagian II

Tabung Bagian III

Gambar : 3. Tabung Millipore
Saringan pertama menggunakan kasa plastik untuk memisahkan cairan
dengan bahan-bahan material kasar dari kompos. Saringan kedua terbuat dari kertas
watchman nomer 20. Saringan tersebut digunakan untuk memisahkan cairan mikroba
yang berupa jamur, sedangkan untuk menghindarkan cairan dari bakteri diberi
antibiotik chloramphenikol sebanyak

0,5gram/L untuk mengetahui cairan teh

kompos steril dari mikroba jamur, maka cairan sebanyak 2 ml dituangkan kedalam
media PDA yang sudah disterilkan pada petrydish dengan ukuran 9 cm, Pengujian
isolat Trichoderma sp dan Penicillium sp pada berbagai media kombinasi, pengujian
dilakukan di laboratorium menggunakan

Kantong yang berisi campuran kompos

tersebut selanjutnya direndam dalam aquadesh dengan perbandingan kompos dengan
air 1: 5 , air rendaman kemudian didiamkan sampai dengan terjadi fermentasi. Suhu
yang diperlukan kurang lebih 20 derajat celcius. Waktu perendaman selama 3 - 7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

hari, setelah waktu tersebut, maka air dan kompos disaring, agar larutan dengan
kompos dapat terpisah. (Haggag dan Saber, 2007).
Perlakuan dalam penelitin ini adalah :
2. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 6
perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali.:
Perlakuan tersebut adalah :
1. Isolat Jamur Antagonis
− Isolat Trichoderma sp ( A1 ).
− Isolat Penicillium sp. ( A2 ).
2. Media PDA dan Bahan Organik
− Media PDA

: ( K0 )

− Media PDA + Kompos

: ( K1 )

− Media PDA + Kompos dikombinasi Kotoran Sapi

: ( K2 )

− Media PDA + Kompos dikombinasi Urine Sapi

: ( K3 )

− Media PDA + Kompos dikombinasi Urine Kambing

: ( K4 )

− Media PDA + Kompos dikombinasi Guano

: ( K5 )

Adapun kombinasi antar perlakuan sebagaimana tersebut dibawah ini (Tabel 1.)
Tabel 1 : Perlakuan media PDA dan filtrat kompos dikombinasi dengan bahan organik

K

K0

K1

K2

K3

K4

K5

A
A1

A1K0

A1 K1

A1K 2

A1K 3

A1 K 4

A1K5

A2

A2K0

A2 K1

A2K2

A2K3

A2 K4

A2K5

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Selanjutnya denah percobaan disajikan sebagai berikut :
A2K1 (1)

A2K3 (4)

A1K1 (2)

A2K2 (4)

A1 K5 (3)

A1K1 (3)

A1K3 (3)

A1K0 (1)

A1K2 (3)

A1 K2 (1)

A2 K2 (1)

A2K2 (4)

A2K5 (4)

A2K5 (2)

A2K2 (3)

A2K1 (2)

A2 K0 (2)

A1K4 (4)

A1K4 (2)

A1K3 (2)

A1K3 (4)

A1 K0 (2)

A2 K4 (4)

A2K1 (4)

A2K4 (2)

A2K0 (4)

A1K5 (1)

A1 K5 (4)

A1 K1 (4)

A2K4 (3)

A1K1 (1)

A2K5 (1)

A2K2 (3)

A2 K4 (1)

A2 K1 (3)

A1K0 (4)

A2K2 (4)

A1K2 (4)

A1K0 (3)

A1K2 (2)

A2 K5 (3)

A1K5 (2)

A2K0 (1)

A1K4 (3)

A1K4 (1)

A2 K2 (2)

A1 K3 (1)

A2K0 (3)

Keterangan :( 1),( 2), (3) dan( 4) adalah ulangan

Gambar : 4. Denah Perlakuan.
Penelitian ini dilakukan beberapa kegiatan melalui tahapan seperti dibawah ini.
D. Persiapan Penelitian
1. Sterilisasi Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yang berupa : Tabung reaksi,
Erlenmeyer, cawan Petri, beaker glass, jarum ose, skalpel, dan pinset dicuci
kemudian dikering anginkan. Setelah kering alat-alat tersebut dibungkus dengan
menggunakan kertas payung/coklat. Sedangkan mulut tabung reaksi dan enlenmeyer
ditutup dengan menggunakan kapas, kemudian dimasukan kedalam Otoklaf dengan
mengatur suhu sebesar 121oC dengan tekanan 1,5 atm selama waktu 20-25 menit.
2. Pembuatan Media PDA
Media PDA diperlukan untuk membiakan biakan murni jamur Trichoderma sp
dan Penicillium sp. Pembuatan media PDA Cara pembuatan tesebut antara lain :
mengupas kentang dan mengiris kecil-kecil dengan ukuran kurang lebih 1-2 cm
kemudian mencuci potongan tersebut dengan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan
penelitian ini Kentang tersebut diambil sebanyak 200 gr, kemudian dimasukan dalam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

beakerglas dan ditambah aquades sebanyak 1000 ml lalu direbus hingga mendidih
sampai kentang menjadi lunak. Setelah kentang lunak kemudian disaring diambil
filtratnya. Kemudian filtrat kentang tersebut ditambah air steril sampai kembali
pada volume semula 1000 ml.
Filtrat kentang tersebut ditambah agar-agar sebanyak 15 gr dan dektrosa 20
gr, dan dipanaskan diaduk hingga homogen. Sebelum dimasukan dalam erlermeyer,
Media PDA tersebut didiamkam selama10 menit kemudian tersebutmedia PDA
dibuat dengan keasaman antara 5,7- 7 dan diukur

keasamannya (pH) dengan

menggunakan kertas lakmus.media PDA yang masih cair dituang

kedalam

erlenmeyer 500ml yang telah disterilkan. Erlenmeyer yang telah berisi media PDA
tersebut ditutup dengan kapas dan kertas payung/coklat kemudian diikat dengan
karet, setelah selesai ditutup lalu disterilkan dengan Otoklaf suhu 121oC dan dengan
tekanan 1,5 atm selama 20 menit. Untuk menyiapkan media tumbuh jamur maka
media tersebut, dituangkan kedalam petrydish (diameter 9 cm) sebanyak 9 ml,
selanjutnya PDA yang belum memadat tersebut diberi filtrat yang sudah disiapkan
sebanyak 1 ml, yang kemudian di sil menggunkan plastik package.
E. Pengujian Isolat Trichoderma sp. dan Penicillium sp. pada berbagai media
Filtrat Kompos dan Urine.
Untuk mengetahui perkembangan jamur isolat dari biakan murni antagonis
pada berbagai media kompos maka dilakukan pengambilan isolat Trichoderma sp
Penicillium sp dengan menggunakan jarum ose, yang kemudian diencerkan dengan
air steril dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml. Cairan yang mengandung Isolat
terebut dihomogenkan dengan cara mengocok menggunakan alat sahcker (Barnstead
Thermolyne type 37600 ) cairan yang telah homogen diambil sebanyak 1ml dengan
menggunakan pipet. Pengenceran tersebut dilakukan berulang-ulang sampai
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

pengenceran 10-7 , jadi isolat yang sudah diencerkan tadi, kemudian di inokulasikan
ke masing-masing media sesuai perlakuan dan media tersebut di inkubasikan selama
7 hari pada suhu kamar 24-250C.
1. Pengamatan diameter koloni J amur Trichoderma sp. dan Penicillium sp.
Pengujian perkembangan koloni dilakukan dengan mengambil potongan
biakan murni jamur Trichoderma sp dan Penicillium sp pada media PDA dengan
menggunakan alat plong dengan diameter 0,5 cm2 Potongan-potongan tersebut
selanjutnya di letakkan pada media sesuai perlakuan dalam cawan petry berdiameter
9cm , peletakan potongan-potongan tersebut ditempatkan pada posisi ditengahtengah cawan petry. Selanjutnya perkembangan koloni jamur diukur diameternya
setiap hari sampai misellium menyentuh dinding cawan petry bagian dalam,
pengukuran koloni yang tidak bulat dilakukan pada diameter bagian terpanjang
dengan menggunakan penggaris dengan satuan cm.
Pengambilan sample dilakukan dengan cara memotong ¼ bagian media
biakan dengan luasan 15,9 cm2 yang telah penuh ditumbuhi jamur Trichoderma sp
dan Penicillium sp pada cawan petry berdiameter 9 cm , selanjutnya potongan media
di masukkan pada (beakerglas) yang telah berisi air steril dengan volume 250 ml,
untuk meratakan konsentrasi

larutan dilakukan

pengadukan secara manual

menggunakan kaca pengaduk selama kurang lebih 15 menit, setelah larutan rata
dilakukan pengenceran dengan cara mengambil

larutan sebanyak 1 ml yang

kemudian dimasukkan tabung reaksi yang telah berisi air steril sebanyak 9 ml,
larutan tersebut di shacker (Barnstead Thermolyne type 37600 ) agar homogen,
telah diperoleh dalam tabung reaksi diambil 1ml yang selanjutnya di encerkan
sampai 10 -7.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2. Pengamatan jumlah koloni J amur Trichoderma sp. dan Penicillium sp.
Untuk mengetahui perkembangan jamur Trichoderma sp dan Penicillium sp
pada media dilakukan dengan cara menghitung jumlah koloni jamur pada masingmasing media dalam satuan koloni/unit (cfu/ml).
Kerapatan spora dapat dilihat dengan menggunakan alat Hemacytometer. Kotak pada
hemacytometer dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
1 mm

1 mm

1 mm

A

B
1 mm

a

b
E

1 mm

e
c

d

C

D
1 mm

1 mm

0,2

0,25 mm

Gambar 5. Kotak Penghitung Kerapatan Spora pada Alat Hemacytometer ( Tuite, J. 1969)

Cara menghitung kerapatan spora jamur Trichoderma sp. dan Penicillium sp.
dengan menggunakan rumus penghitung sebagai berikut :
Kerapatan Spora =

y.50000
ml

Keterangan :
y adalah hasil penjumlahan spora yang tampak pada kotak (a, b, c, d dan e)
ml adalah milliliter
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

3. Pengamatan kerapatan spora J amur Trichoderma sp. dan Penicillium sp.
Penghitungan kerapatan spora dilakukan dengan menggunakan larutan pada
pengenceran terakhir (10-7) dengan cara mengambil larutan sebanyak 1mikro
menggunakan mikropipet ( 10-100 mikro ), kemudian larutan diteteskan pada
permukaan hymocytometer (Neaubeauer), penghitungan dengan hymocytometer
dilakukan dibawah mikroskop binokuler dengan perbesaran 400 X, penghitungan
kepadatan spora dilakukan dengan menggunakan handcounter.
F. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil

pengamatan

di uji keragamanya dengan

menggunakan analisis sidik ragam (Anova), selanjutnya adanya perbedaan diantara
perlakuan di uji menggunakan beda nyata terkecil BNT pada taraf signifikansi 5%.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan perlakuan kompatibilitas berbagai macam filtrat kompos
dengan berbagai macam pupuk organik pada medium buatan (PDA) sebagai media
tumbuh jamur antagonis meliputi diameter koloni, jumlah koloni, dan kerapatan spora.
A. HASIL PENELITIAN
1. Pengamatan Diameter Koloni J amur Trichoderma sp dan Penicillium sp
Uji media PDA yang dikombinasikan dengan berbagai kompos sebagaimana
nampak pada (Gambar 5.) bahwa jamur trichoderma dengan morfologi warna koloni
hijau dan putih (Baker,1974) mengalami perkembangan koloni, yang ditandai dengan
misellium jamur menyentuh dinding cawan petry bagian dalam, berdasarkan hasil
analisa statistik menunjukkan bahwa pengamatan pada diameter koloni Trichoderma sp
berbeda sangat nyata. (Tabel Lampiran 1.)

Gambar 5. Hasil Pengamatan Diameter Jamur Trichoderma sp pada Hari Ke Tiga
setelah Inokulasi
A. Perlakuan Filtrat Kompos yang Dikombinasikan dengan Urine
Kambing
B. Perlakuan Filtrat Kompos yang Dikombinasikan dengan Urine
Sapi
Perkembangan diameter koloni Trichoderma sp tertinggi ditunjukkan oleh
perlakuan media PDA dengan filtrat kompos (A1 K1) dan perlakuan media PDA dengan
filtrat kompos yang dikombinasikan dengan urine kambing (A1K4), hal ini menujukkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

perlakuan tersebut berbeda sangat nyata terhadap perlakuan media PDA dengan filtrat
kompos yang dikombinasikan dengan urine sapi (A1K3) pada (Gambar 6).

(6.) PDA + Kompos Guano
(5.) PDA + Kompos Urine Kambing
(4.) PDA + Kompos Urine Sapi
(3.) PDA + Kompos Kotoran Sapi
(2.) PDA + Kompos
(1.) PDA
0

2

4

6

8

10

Nilai Diameter Koloni J amur (cm)
Gambar 6. Grafik : Diameter Koloni Trichoderma sp
Rerata diameter koloni jamur Trichoderma sp pada berbagai perlakuan
kompatibilitas berbagai macam filtrat kompos dengan kombinasi berbagai macam
pupuk kandang dan urine hewan pada medium buatan (PDA) sebagai media tumbuh
jamur antagonis dapat dilihat pada (Tabel 2).
Tabel 1. Rerata diameter koloni jamur Trichoderma sp pada berbagai perlakuan kompatibilitas
berbagai macam filtrat kompos dengan berbagai macam pupuk organik pada medium
buatan (PDA) sebagai media tumbuh jamur antagonis.
Per lakuan

Kontrol PDA
PDA + Kompos
PDA + Kompos dikombinasi Kotoran Sapi
PDA + Kompos dikombinasi Urine Sapi
PDA + Kompos dikombinasi Urine Kambing
PDA + Kompos dikombinasi Guano

Diameter Koloni Trichoderma sp
Rata-r ata (cm)
8,75

Notasi

c
e
b
a
de
b

9
8,12
2,15
9
8,25

BNT 5%

0,46

Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada
uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf signifikansi 5%.

Uji media PDA yang dikombinasikan dengan berbagai kompos, bahwa jamur
Penicillium sp dengan morfologi warna abu – abu kehijauan (Alexopaulus dan mims,
1979) mengalami perkembangan koloni, yang ditandai dengan misellium jamur menuju

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

dinding cawan petry bagian dalam, berdasarkan hasil analisa statistik menunjukkan
bahwa pengamatan pada diameter koloni Penicillium sp berbeda sangat nyata, hal ini
ditunjukan pada (Tabel Lampiran 2. )
Perkembangan diameter koloni Penicillium sp tertinggi ditunjukkan oleh
perlakuan media PDA dengan filtrat kompos dengan urine kambing (A1K4), perlakuan
media PDA dengan filtrat kompos yang dikombinasikan dengan kotoran sapi (A1 K4),
dan perlakuan media PDA dengan filtrat kompos yang dikombinasikan dengan guano
(A1K5) pada (Gambar 7).

(6.) PDA + Kompos Guano
(5.) PDA + Kompos Urine…
(4. ) PDA + Kompos Urine Sapi
(3.) PDA + Kompos Kotoran …
(2.) PDA + Kompos
(1). PDA
0

0,5

1

1,5

2

2,5

Nilai Diameter Koloni J amur (cm)
Gambar 7. Grafik : Diameter Koloni Penicillium sp
Rerata diameter koloni jamur Penicillium sp pada berbagai perlakuan
kompatibilitas berbagai macam filtrat kompos dengan kombinasi berbagai macam
pupuk kandang dan urine hewan pada medium buatan (PDA) sebagai media tumbuh
jamur antagonis dapat dilihat pada (Tabel 2).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Tabel 2. Rerata diameter koloni jamur Penicillium sp pada berbagai perlakuan kompatibilitas
berbagai macam filtrat kompos dengan berbagai macam pupuk organik pada medium
buatan (PDA) sebagai media tumbuh jamur antagonis.

Per lakuan

Diameter Koloni Penicillium sp
Rata-r ata(Cm)

Kontrol PDA
PDA + Kompos
PDA + Kompos dikombinasi Kotoran Sapi
PDA + Kompos dikombinasi Urine Sapi
PDA + Kompos dikombinasi Urine Kambing
PDA + Kompos dikombinasi Guano

1,45
1,6
2
1,825
2,1
2,025

BNT 5%

Notasi

a
a
bc
b
c
b
0,184

Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda
nyata pada uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf signifikansi 5%.

2. J umlah Koloni J amur Trichoderma sp dan J amur Penicillium s