PEMBUATAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA WAJAN BOLIC DAN ANTENA KALENG DALAM Pembuatan Dan Analisis Perbandingan Kinerja Wajan Bolic Dan Antena Kaleng Dalam Menangkap Sinyal Wifi.

PEMBUATAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN
KINERJA WAJAN BOLIC DAN ANTENA KALENG DALAM
MENANGKAP SINYAL WIFI

Makalah
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Komunikasi dan Informatika

Diajukan oleh :

Bayu Nur Huda

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PEMBUATAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN
KINERJA WAJAN BOLIC DAN ANTENA KALENG DALAM
MENANGKAP SINYAL WIFI
Bayu Nur Huda

Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-mail : shinigami.7x@gmail.com

ABSTRAKSI
Internet tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hal tersebut bisa dilihat dari
banyaknya hotspot gratis yang banyak dibangun. Bagi masyarakat yang tinggal jauh dari area
free hostpot, wajan bolic dan antena kaleng merupakan solusi murah untuk jaringan wireless
LAN. Tugas Akhir ini menitikberatkan pada pembuatan dan perbandingan kinerja wajan bolic
dan antena kaleng yang beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz untuk jaringan wireless LAN,
menganalisis kuat sinyal, penurunan sinyal pada saat menemui hambatan pohon, serta
menghitung nilai gain dari kedua antena tersebut.
Sesuai dengan namanya, antena wajan bolic ini menggunakan reflektor dari wajan,
dengan waveguide dari pipa paralon yang dilapisi dengan lakban alumunium, dan wireless
USB adapter sebagai penerima sinyal. Sementara itu, antena kaleng hanya menggunakan
waveguide yang berasal dari kaleng bekas dan wireless USB adapter sebagai penerima sinyal.
Penelitian ini menggunakan Software Prolink WN2000 sebagai instalasi wireless USB,
Software Cantennator sebagai perhitungan pada pembuatan antena kaleng, dan Software
WirelessMon sebagai penelitian kuat sinyal.
Hasil pengukuran dan analisis diperoleh hasil bahwa antena wajan bolic dan antena

kaleng Mempunyai rata–rata sinyal yang sama yaitu -60 dB pada jarak 100 meter. Namun
wajan bolic lebih stabil dalam penangkapan sinyal. Penurunan sinyal pada saat menemui
hambatan pohon dari kedua antena tersebut juga sama yaitu sebesar 13 dB pada jarak 100
meter. Nilai gain wajan bolic dan antena kaleng juga mendapatkan hasil yang sama yaitu
sebesar 12,15 dB. Rekomendasi dari penulis sendiri adalah menggunakan antena kaleng jika
jarak sinyal yang akan ditangkap tidak terlalu jauh, jika jarak sinyal yang akan ditangkap jauh
atau sinyal yang ditangkap kurang stabil maka disarankan menggunakan wajan bolic.
Kata kunci – antena, bolic, gain, kaleng, sinyal

PENDAHULUAN
Seiring di zaman kemajuan teknologi
seperti saat ini, tingkat mobilitas sangat

fungsionalitas tinggi serta murah dan
terjangkau oleh masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA

tinggi dan kebutuhan akan Internet tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya

hotspot-hotspot

gratis

yang

banyak

dibangun. Namun bagi masyarakat yang

Penelitian

(Access Point) client, outdorbox, POE
(Powet Over Ethernet), pipa tower, kabel
UTP (Unshielded twisted pair) dan biaya
instalasi. Hal tersebut tentu membutuhkan
biaya

yang


mengatasinya
menggunakan

tidak

sedikit,

sebagian

untuk

masyarakat

antena-antena

alternatif

seperti antena wajan bolic, payung bolic,
antena tutup panci, antena kaleng dan
antena alternatif lainya untuk menjangkau

hotspot.

antena kaleng. Untuk dapat dijadikan
sebagai bahan masukan guna ketepatan
pelaksanaan diuraikan sebagai berikut :
Ramadhan, (2009) meneliti tentang
“Internet dengan wajan bolic”

yang

menitik beratkan pada antena wajan bolic
untuk Line of Sight (LoS) yang bekerja
pada frekuensi 2,4 GHz untuk jaringan
wireless LAN. Antena ini menggunakan
reflektor dari wajan, dengan waveguide
dari pipa paralon yang dilapisi dengan
alumunium foil, dan penerima sinyal
menggunakan wireless USB (Universal
Serial Bus) adapter. Dari hasil pengukuran
dan analisis diperoleh hasil bahwa antena

wajan bolic adalah antena directional yang

Saat ini sudah banyak antena-antena
alternatif

yang

berhubungan pada antena wajan bolic dan

tinggal jauh dari area free hostpot, mereka
harus membeli antena grid, pigtail, AP

sebelumnya

yang

dijual

dipasaran


dan

jenisnya pun beragam. Tetapi masyarakat
pada umumnya hanya sekedar mengenal

mempunyai

dari segi keilmuan seperti komponenkomponen yang digunakan, perhitunganperhitungan yang digunakan dan performa
dari masing-masing antena.
Dari permasalahan di atas maka
perlu dilakukan suatu pembuatan dan
analisis perbandingan antena wifi yang
dapat dengan mudah dibuat, mempunyai

sinyal.

Mempunyai nilai gain sebesar 11,15 dBi.
Mempunyai polarisasi yang sejajar dengan
antena pemancar.


keunggulan dari antena-antena tersebut
tanpa mengetahui bukti rill yang ditinjau

keterarahan

Yurandi, (2013) Dalam penelitian
ini

membahas

merancang

tentang

sebuah

bagaimana

reflektor


untuk

frekuensi 2,4 GHz dan bagaimana memuat
reflektor antena yang bisa menghasilkan
performansi gain yang optimal. Solusinya
adalah memperhitungkan dengan cermat
dan ketelitian terhadap beberapa variabel.

Wajan bolic secara umum terdiri atas

Dari telaah diatas penulis ingin

reflektor dan waveguide. Jadi, diperlukan

mengembangkan bagaimana perbandingan

perhitungan

memperhitungan


antara wajan bolic dengan antena kaleng.

parameternya yang berupa titik focus

Dengan mengangkat rumusan masalah

reflector, panjang gelombang radio di

seperti perbandingan kuat sinyal, kerugian

udara, panjang gelombang radio di dalam

(loss) ketika menemui obstacle pohon,

waveguide, diameter pipa, posisi USB

gain, serta dari wajan bolic dan antena

(Universal Serial Bus) adapter, panjang


kaleng.

untuk

pipa yang dilapisi aluminium, panjang pipa
keseluruhan dan jarak minimum.

METODE

Muslim, (2008) dalam penelitiannya

Metodologi penelitian ada beberapa

yang berjudul “Pemanfaatan Wajan untuk

tahapan yaitu tahapan awal yang dilakukan

Antena Wifi” dapat diangkat rumusan

menganalisis kebutuhan hardware dan

masalahnya adalah bagaimana caranya

software yang diperlukan dalam penelitian.

merancang dan membuat antena wifi

Setelah

dengan memanfaatkan wajan, agar dapat

dipersiapkan,

digunakan sebagai alat untuk mendukung

memperhitungkan dan membuat antena

RT RW net. Tujuan dari penelitian ini

yang akan dibuat. Langkah berikutnya

adalah mendapatkan hasil yang optimal

melakukan pengujian perbandingan kuat

dari pembuatan antena wajan sebagai

sinyal, nilai gain, serta penurunan sinyal

bahan utama pembuatan wajan bolic, dan

saat menemui hambatan pohon pada antena

dapat dibuat dengan mudah serta murah,

wajan bolic dan antena kaleng. Jika tidak

serta diharapkan pengguna antena wajan

ada gangguan dan mendapatkan sebuah

bolic ini dapat memanfaatkannya sebagai

hasil dari penelitian, maka dilanjutkan

antena jaringan RT RW net. Perangkat

dengan penulisan laporan hasil penelitian.

semua

kebutuhan
langkah

sudah

selanjutnya

hardware dan software yang semakin
mahal apalagi di saat krisis ini membuat

HASIL DAN PEMBAHASAN

kita mencari sumber daya yang murah dan

Hasil pengujian perbandingan kuat

baik untuk menghadapi era teknologi

sinyal ini dilakukan dalam metode indoor,

informasi yang pesat. Oleh karena itu

outdoor dan outdoor dengan hambatan

kebutuhan akan hardware yang murah

pohon. Pengujian antena menggunakan AP

namun dapat digunakan secara optimal

( Access point ) yang terdapat pada zona

menjadi kebutuhan utama para user tak

yang telah diukur dan menggunakan

terkecuali para pelaku IT.

software WirelessMon sebagai pengukur

level sinyal. Kondisi antena pada saat
penelitian berada pada ketinggian 2 meter
diatas permukaan tanah dan menghadap
kearah AP ( Access point ), sementara
kondisi cuaca pada saat penelitian cerah.

Hasil pengujian indoor
Pengujian antena pada ruangan
indoor dilakukan pada jarak 50 meter,

Gambar 2 Kuat sinyal indoor antena

dikarenakan kuat sinyal pada ruangan
indoor lebih kecil dibandingkan pada
ruangan outdoor. Hasil pengujian kuat
sinyal dibuat dalam bentuk grafik, hal ini

kaleng
Berdasarkan

hasil

pengamatan

pada

Gambar 2 grafik mendeteksi sinyal sebesar
antara -68 dB sampai -80 dB dengan

dilakukan untuk mempermudah dalam

kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata

melakukan analisis.

sinyal – 75 dB.

1.

Hasil pengujian USB wifi eksternal
tanpa reflektor.

3.

Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan wajan bolic tanpa tutup.

Gambar 1 Kuat sinyal indoor tanpa
Gambar 3 Kuat sinyal indoor wajan bolic

reflektor
Berdasarkan

hasil

pengamatan

tanpa tutup

pada

Gambar 1 grafik mendeteksi sinyal sebesar

Berdasarkan

antara -76 dB sampai -82 dB dengan

Gambar 3 grafik mendeteksi sinyal sebesar

kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata

antara -70 dB sampai -78 dB dengan

sinyal – 79 dB.

kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata

2. Hasil pengujian USB wifi eksternal

sinyal – 73 dB.

menggunakan antena kaleng.

hasil

pengamatan

pada

4.

Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan wajan bolic.

Gambar 5 Kuat sinyal outdoor tanpa
reflektor
Gambar 4 Kuat sinyal indoor wajan bolic
Berdasarkan

hasil

pengamatan

pada

Gambar 4 grafik mendeteksi sinyal sebesar
antara -71 dB sampai -77 dB dengan
kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal – 74 dB.

Berdasarkan

hasil

pengamatan

pada

Gambar 5 grafik mendeteksi sinyal sebesar
antara -69 dB sampai -70 dB dengan
kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal – 69.5 dB.
2.

Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan antena kaleng.

Hasil pengujian outdoor
Pengujian
dilakukan

antena

outdoor

ini

pada kondisi Line of Sight

(LoS) atau tanpa hambatan dengan jarak
100 meter. Hasil pengujian ini nantinya
akan digunakan sebagai acuan dalam
mengukur nilai gain. Berikut merupakan
hasil dari pengujian outdoor dalam kondisi
LoS.
1.

Gambar 6 Kuat sinyal outdoor antena

Hasil pengujian USB wifi eksternal
tanpa reflektor.

kaleng
Berdasarkan

hasil

pengamatan

pada

Gambar 4.6 grafik mendeteksi sinyal
sebesar antara -59 dB sampai -62 dB
dengan kondisi sinyal tidak stabil, dan rata
– rata sinyal – 60 dB.

3.

Hasil pengujian USB wifi eksternal

Berdasarkan

menggunakan wajan bolic tanpa tutup.

Gambar 8 grafik mendeteksi sinyal sebesar

hasil

pengamatan

pada

antara -59 dB sampai -65 dB dengan
kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal –62 dB. Rata –rata sinyal yang
diperoleh wajan bolic dan wajan bolic
tanpa tutup dalam penelitian ini lebih besar
rata – rata sinyal yang didapat wajan bolic
tanpa menggunakan tutup yaitu lebih besar
Gambar 7 Kuat sinyal outdoor wajan bolic

-2 dB, hal ini dikarenakan tutup yang

tanpa tutup

dimaksudkan agar sinyal yang telah masuk

Berdasarkan

hasil

pengamatan

pada

ke dalam tutup pipa paralon

tidak

Gambar 7 grafik mendeteksi sinyal sebesar

terpencar

antara -59 dB sampai -62 dB dengan

penghalang sinyal yang akan ditangkap.

keluar,

sebaliknya

menjadi

kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal –60 dB. Rata –rata sinyal yang

Hasil pengujian outdoor dengan

diperoleh wajan bolic tanpa tutup dan

hambatan pohon

antena kaleng dalam penelitian ini sama,

Pengujian

antena

outdoor

ini

namun sinyal yang dihasilkan wajan bolic

dilakukan pada kondisi terdapat hambatan

lebih stabil, hal itu dikarnakan reflektor

dengan jarak 100 meter. Pada pengujian ini

dari wajan yang membuat sinyal lebih

hambatan pohon sekitar sepanjang 5 meter

fokus dalam penangkapannya.

serta tinggi pohon sekitar 5 meter, kondisi

4.

Hasil pengujian USB wifi eksternal

pohon tersebut tidak terlalu lebat. Berikut

menggunakan wajan bolic.

merupakan hasil dari pengujian outdoor
dalam kondisi terdapat hambatan pohon.
1.

Hasil pengujian USB wifi eksternal
tanpa reflektor.

Gambar 8 Kuat sinyal outdoor wajan bolic

diteliti dari

jam 13:20:07 sampai jam

13:21:32.
3.

Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan wajan bolic tanpa tutup.

Gambar 9 Kuat sinyal tanpa reflektor pada
hambatan pohon
Berdasarkan

hasil

pengamatan

pada

Gambar 9 grafik mendeteksi sinyal sebesar

Gambar 11 Kuat sinyal wajan bolic tanpa

antara -77 dB sampai -83 dB dengan

tutup pada hambatan pohon

kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata

Berdasarkan

sinyal –80 dB.

Gambar 11 grafik mendeteksi sinyal

2. Hasil pengujian USB wifi eksternal

sebesar antara -71 dB sampai -75 dB

menggunakan antena kaleng.

hasil

pengamatan

pada

dengan kondisi sinyal tidak stabil, dan rata
– rata sinyal –73 dB. Rata –rata sinyal
yang diperoleh wajan bolic dan antena
kaleng dalam penelitian ini sama, namun
sinyal yang dihasilkan wajan bolic lebih
stabil, hal itu dikarnakan reflektor dari
wajan yang membuat sinyal lebih fokus
dalam penangkapannya.
4. Hasil pengujian USB wifi eksternal

Gambar 10 Kuat sinyal antena kaleng pada

menggunakan wajan bolic.

hambatan pohon
Berdasarkan

hasil

pengamatan

pada

Gambar 10 grafik mendeteksi sinyal
sebesar antara -69 dB sampai -77 dB
dengan kondisi sinyal tidak stabil, dan rata
– rata sinyal – 73 dB. Batas waktu yang

Gambar 12 Kuat sinyal wajan bolic pada
hambatan pohon

Berdasarkan

hasil

pengamatan

Gk = (Pt – Ps) + Gs .....................(4.1)

pada

Gambar 4.12 grafik mendeteksi sinyal
sebesar antara -73 dB sampai -77 dB
dengan kondisi sinyal tidak stabil, dan rata
– rata sinyal –74 dB.

Berdasarkan persamaan 4.1, maka dapat
ditemukan hasil dari gain antena kaleng
adalah sebagai berikut:
= (- 59 dB) – (- 69dB) + 2.15dB
= 12.15 dB

Pengukuran Gain
Pengukuran gain maksimum antena
ini dilakukan dengan cara membandingkan
dengan

wireless

USB

adapter

yang

digunakan. Perhitungan yang digunakan
adalah

dengan

membandingkan

level

Keterangan dari persamaan 4.1 adalah:
Gw
Pt

adapter

dengan

level

sinyal

maksimum yang diperoleh antena. Untuk

Ps

adalah dengan mengkoneksikan wireless

Gs

USB

= Gain wireless USB adapter

2. Gain Wajan Bolic
Menentukan gain pada antena kaleng
dilakukan perhitungan dengan rumus
sebagai berikut.

2008)
gain

wireless

(2,15dB)

antena ataupun waveguide. (Adiyanto,

nilai

diterima

adapter (dB)

USB adapter ke access point tanpa bantuan

Pencarian

= Nilai level sinyal maksimal
yang

mengetahui nilai level sinyal maksimum
yang diterima oleh wireless USB adapter

= Nilai level sinyal maksimum yang
diperoleh antena Kaleng (dB)

sinyal maksimum yang diterima wireless
USB

= Gain antena kaleng (dB)

Gw = (Pt – Ps) + Gs ....................(4.2)

pada

percobaan ini diambil nilai dari hasil

Berdasarkan persamaan 4.2, maka dapat

percobaan pada pengujian antena dengan

ditemukan hasil dari gain antena kaleng

kondisi

outdoor

dan

keadaan

tanpa

adalah sebagai berikut:

hambatan. Berikut merupakan hasil dari

= (- 59 dB) – (- 69dB) + 2.15dB

pencarian nilai gain yang didapat dari

= 12.15 dB

antena kaleng dan wajan bolic.
1.

Keterangan dari persamaan 4.2 adalah:

Gain antena kaleng

Gw = Gain antena wajan bolic(dB)

Menentukan gain pada antena kaleng

Pt

diperoleh antenna wajan bolic (dB)

dilakukan perhitungan dengan rumus
sebagai berikut.

= Nilai level sinyal maksimum yang

Ps

= Nilai level sinyal maksimal yang
diterima wireless USB adapter (dB)

Gs = Gain wireless USB adapter (2,15dB)

antena

Perbandingan Fleksibilitas Antena

perhitungan

Dari penelitian dan pengujian yang

bolic

wajan

yang

memerlukan
lebih

detail

telah dilakukan terhadap antena kaleng dan

dibanding antena kaleng, terutama

bolic

ditarik

pada bagian feeder. Pembuatan pada

kesimpulan bahwa antena kaleng yang

tahap yang rumit yaitu pada tahap

lebih fleksibel dibanding dengan wajan

pembuatan feeder, pada tahan feeder

bolic. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 1

memerlukan

berikut:

pembuatannya.

antena

wajan

dapat

ketelitian

dalam

Tabel 1 Flexibilitas Antena
Perbandingan Biaya
Pada implementasinya pembuatan
antena tentu memerlukan biaya. Biaya
yang dikeluarkan antara antena kaleng
dan antena wajan bolic pasti berbeda, dan
antena yang paling sedikit membutuhkan
biaya yaitu antena kaleng, untuk lebih
jelasnya sebagai berikut:

Berdasarkan table 4.3 diatas:
1.

1.

Antena Kaleng

Antena Kaleng

Antena kaleng memiliki bentuk yang

Biaya pembuatan antena kaleng tidak

sederhana, bahan yang digunakan

mahal.

mudah diperoleh dan tidak harus

kaleng tidak terlalu banyak. Berikut

membeli yang baru, pembuatannya

merupakan tabel daftar bahan yang

sangat

hanya

digunakan untuk membuat antena

alat

untuk

kaleng.

waktu

yang

sederhana

memerlukan

sedikit

membuatnya

dan

dan

Bahan

pembuatan

antena

Tabel 2 Daftar harga bahan antena kaleng

diperlukan tidak lama.
2.

Antena Wajan bolic
Pembuatan antena wajan bolic lebih
sulit dibanding antena kaleng antena,
komponen

yang dibutuhkan lebih

banyak. Bahan utamanya yaitu wajan
reflektor

Kaleng biasanya menggunakan Kaleng

harus yang masih layak, sehingga

bekas yang sudah tidak terpakai, namun

harus membeli yang baru. Pembuatan

juga tidak cacat fisik dan berkarat.

yang

digunakan

sebagai

2.

Antena Wajan bolic

kuesioner yang telah dibuat penulis. tabel 4

Bahan pembuatan wajan bolic cukup

berikut merupakan kuesioner serta jawaban

banyak sehingga memerlukan biaya

dari

yang cukup banyak pula, untuk harga

melakukan uji coba antena.

– harga bahan dapat dilihat pada tabel

Tabel 4 Kuesioner

6

orang

responden

yang

telah

3.
Tabel 3 Daftar harga bahan antena Wajan
bolic

Keterangan dari tabel 4.6 :
SS

= Sangat Setuju.

TS

= Tidak Setuju

Berdasarkan perbandingan biaya yang

R

= Ragu

diperlukan untuk pembuatan masing –

S

= Setuju.

masing antena, biaya yang paling banyak

STS

= Sangat Tidak Setuju

yaitu biaya pembuatan antena wajan bolic.

Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.

Pengujian Terhadap User
Pengujian dilakukan dengan cara

Pada Gambar 13 diketahui bahwa
setengah

dari

semua

responden

user melakukan uji coba antena ini secara

memilih jawaban Setuju (S), yaitu

langsung. Hal ini dilakukan sebagai bukti

(50%) antena kaleng lebih efisien

riil

dibandingkan wajan bolic dalam hal

tentang

pengujian

antena,

serta

mengetahui pendapat dari para pengguna
antena. Langkah yang dilakukan untuk
mendapatkan masukan dari responden
adalah

dengan

melakukan

pengisian

fleksibilitasnya.

jawaban Setuju (S), yaitu kuat sinyal
yang diperoleh wajan bolic lebih besar
dibandingkan

kuat

sinyal

yang

diperoleh antena kaleng.

Gambar 13 Pernyataan 1
2.

Pada Gambar 14 diketahui bahwa 67%
dari

semua

responden

memilih

jawaban Sangat Setuju (SS), yaitu
antena

kaleng

lebih

efisien

dibandingkan wajan bolic dalam hal

Gambar 16 Pernyataan 4
5.

Pada Gambar 17 diketahui bahwa
sinyal yang diperoleh wajan bolic

biaya.

tanpa tutup lebih besar dari pada
sinyal yang diperoleh wajan bolic
dengan tutup, 83% responden yang
ragu (R)

Gambar 14 Pernyataan 2
3.

Pada Gambar 15 diketahui bahwa
setelah menggunakan wajan bolic dan
antena

kaleng

kondisi

sinyal

meningkat, 50% dari semua responden
memilih jawaban Sangat Setuju (SS).

Gambar 17 Pernyataan 5
6.

Pada Gambar 18 diketahui bahwa
sinyal yang diperoleh wajan bolic
lebih stabil
diperoleh

dibanding sinyal yang
antena

kaleng,

responden yang Setuju (S)

Gambar 15 Pernyataan 3
4.

Pada Gambar 16 diketahui bahwa 50%
dari

semua

responden

memilih

Gambar 18 Pernyataan 6

50%

7.

Pada Gambar 19 diketahui bahwa 66%

10. Pada Gambar 22 diketahui bahwa
Software

responden yang setuju (S) dengan

kemudahan

pernyataan

dengan

WirelessMon, 33% responden sangat

menggunakan wajan bolic dan antena

setuju (SS) dan 33% responden setuju

kaleng saat menemui obstacle pohon

(S)

kondisi

sinyal

penggunaan

menurun.

Gambar 22 Pernyataan 10
Gambar 19 Pernyataan 7
8.

Kesimpulan pengujian terhadap user:

Pada Gambar 20 diketahui bahwa

Setelah

ketinggian antena mempengaruhi kuat

sebagian besar responden menyatakan

sinyal, 50% dari seluruh responden

sangat setuju (SS) dan setuju (S) pada

menjawab setuju (S)

kuesioner, walaupun peneliti menyadari

dilakukan

pengujian

antena

bahwa masih banyak kekurangan dalam
penelitian tentang kedua antena ini.

KESIMPULAN
Berdasarkan

hasil

perancangan

dan

pengukuran yang telah dilakukan, dapat
Gambar 20 Pernyataan 8
9.

disimpulkan bahwa :

Pada Gambar 21 diketahui bahwa nilai

1. Pembuatan dan implementasi antena

gain dari wajan bolic lebih besar dari

kaleng lebih sederhana dan sinyal

pada nilai gain dari antena kaleng,

yang diperoleh cukup baik, sedangkan

50% dari seluruh responden menjawab

untuk biaya pembuatannya

setuju (S)

lebih hemat, tapi untuk pemfokusan
sinyal
stabillitas

masih
sinyal

kurang

relatif

sehingga

masih

kurang

dibandingkan wajan bolic.
2. Berdasarkan rata-rata

level

sinyal

percobaan tanpa reflektor, dengan
Gambar 21 Pernyataan 9

reflektor kaleng, dan dengan reflektor

wajan bolic, dapat dilihat bahwa pada

4. Gain yang diperoleh antena kaleng

saat memakai reflector wajan dan

dan wajan bolic tanpa tutup sama yaitu

antena kaleng mendapatkan rata-rata

sebesar 12.15 dB.

sinyal yang sama, namun wajan bolic

5. Faktor cuaca sangat mempengarui

lebih stabil dalam menangkap kuat

kekuatan sinyal,

sinyal.

cuaca yang baik untuk kekuatan sinyal

3. Penurunan sinyal tanpa menggunakan
reflektor

akibat

hambatan

pohon

dalam

penelitian

adalah tidak mendung juga tidak
terlalu panas.

sebesar 10.5 dB, sedangkan penurunan

6. Kuat sinyal yang diterima wajan bolic

sinyal dengan menggunakan reflektor

tanpa tutup lebih besar dibanding

antena kaleng dan wajan bolic tanpa

wajan bolic dengan tutup yaitu sebesar

tutup akibat hambatan pohon sebesar

1 – 2 dB.

13 dB, serta wajan bolic dengan tutup
sebesar 12 dB.

DAFTAR PUSTAKA

Adianto. Molin, 2008, “Pembuatan Antena Wajan bolic”, Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya
Ariyus, Dony and Rum Andri K.R, 2008, ”Komunikasi Data”, C.V ANDI OFFSET,
Yogyakarta
Muslim. Much Aziz, 2008, “Pemanfaatan Wajan untuk Antena Wifi”, Universitas Stikubank
,Semarang
Pangera. Ali Abas, 2008, “Menjadi Administator Jaringan Nirkabel”, C.V ANDI OFFSET,
Yogyakarta
Ramadhan. Syaiful, 2011, “Internet dengan wajan bolic”, Universitas Gunadarma
Sasongko. Dimas, 2008, “Rancang Antena Kaleng Silinder untuk komunikasi Wireless LAN
2.4 Ghz”, Universitas Satya Negara Indonesia
Wowok, 2008, “Antena Wireless Untuk Rakyat”, C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta
Yurandi. Nugraha, 2013, “ Perancangan dan Implementasi Reflector Antena Wifi dengan
Frekuensi 2,4 GHz”, Institut Teknologi Nasional, Bandung