DAMPAK PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA Dampak Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja.
DAMPAK PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh:
SRI WAHYUNI
F 100 000 067
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
DAMPAK PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh:
SRI WAHYUNI
F 100 000 067
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iv
PENDAHULUAN
bersenggama. Hasil penelitian yang
Latar Belakang Masalah
dilakukan
Remaja dalah mereka yang masih
Nurhidayah (2008) pada siswa SMA
berusia diantara 10-24 tahun dan
menunjukkan perilaku seksual saat
merupakan
kelompok
berpacaran yang sangat rendah yatu
popuasi terbesar yang paling dihitung
perilaku seksual dari tingkatan saling
jumlahnya berkisar 30% dari jumlah
memandang dengan mesra hingga
penduduk total Indonesia. Remaja
menyentuh jari atau tangan pasangan
merasakan bukan anak-anak lagi, akan
17,26%, saling berpegangan tangan
tetapi belum mampu
hingga memeluk atau dipeluk pada
salah
satu
memegang
oleh
Setiawan
&
tanggung jawab seperti orang dewasa.
bagian
Hal in tampak dalam tingkah
laku
22,36%, mencium atau dicium pada
remaja itu sehari-hari, baik di rumah ,
bagian kening oleh pasangan hingga
di sekolah, maupun di masyarakat.
berciuman bibir
Pada masa remaja, dorongan seksual
22,84%, berciuman disertai dengan
juga menonjol dan menampakkan
menyenth wajah dan rambut pasangan
dalam
hingga berciuman disertai dengan
kelakuan-kelakuan
remaja
pinggang
oleh
pasangan
dengan pasangan
terutama terhadap lawan jenis yng
menyentuh
berlainan (Sofyan, 2008). Kesamaan
pakaian 21,83%, dan pada tingkatan
dan daya tarik merupakan alasan yang
mencumbu
penting mengapa seorang remaja mulai
pembatas hinga bersenggama dengan
tertarik
pasangan 15,74%.
pada
lawan
jenis
dan
memutuskan untuk berpacaran.
alat
kelamin
bagian
dada
melalui
tanpa
Perilaku seksual itu sendiri
Dalam berpacaran, biasanya remaja
memberi
dapat
yang
melakukannya baik positif maupun
perilaku
seksual
negatif. Dampak positif diantaranya
pranikah, seperti pegangan
tangan,
hubungan
berpelukan,
bahkan
pasangannya semakin erat, merasa
melakukan
mengarah
pada
perilaku
ciuman,
atau
dampak
antara
remaja
setelah
dengan
melakukannya.
tersenyum, memeluk, meremas tangan
Sedangkan untuk dampak negatifnya,
dengan pasangan (suami isteri) maka
remaja merasa bersalah, menyesal,
pada dasarnya ia tengah melakukan
malu, takut ketahuan orangtua, minder,
aktivitas seksual.
senang
setalah
Perilaku
dan sadar akan perbuatannya.
seksual
merupakan
Sehingga, penelitian ini akan
segala tingkah laku yang didorong
menggali dan membahas mengenai
oleh hasrat seksual baik dengan lawan
dampak yang dialami oleh remaja
jenisnya maupun dengan sesama jenis
yang
(Sarwono, 2012).
telah
melakukan
hubungan
Pengertian pranikah menurut
seksual sebelum menikah. Oleh karena
itu, penelitian ini mengajukan rumusan
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
masalah: “ Apakah dampak perilaku
(2001), kata “pra” berarti “sebelum”,
seksual pranikah pada remaja?”
sedangkan “nikah” berarti perjanjian
Tujuan
natara laki-laki dan perempuan untuk
latar belakang
bersuami istri dengan resmi. Secara
permasalahan yang telah diuraikan,
umum pranikah didefinisikan sebagai
penelitian
hal yang terjadi sebelum adanya
Berdasarkan
ini
mengetahui,
mendeskripsikan
bertujuan
untuk
memahami,
dan
dampak
perjanian
antara
laki-laki
dan
untuk
bersuami
istri
perempuan
perilaku
dengan resmi.
seksual pranikah pada remaja.
Dapat
Perilaku
bahwa
perilaku seksual pranikah merupakan
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
disimpulkan
segala tingkah laku yang didorong
Seksual
oleh
Pranikah
Menurut Stenzel & Krigiss
hasrat
tangan,
seksual
(berpegangan
berpelukan,
berciuman,
(2003) seks adalah suatu ekspresi fisik
bersenggama) telah terjadi seblum
diatas komitmen, kepercayaan,, dan
adanya perjanjian anatara laki-laki dan
saing ketergantungan yang membentuk
perempuan
pernikahan.
dengan resmi.
Ketika
seseorang
2
untuk
bersuami
istri
keinginan untuk menunjukkan cinta
Aspek-aspek perilaku seksual
Menurut
Loekmono
(200)
pada
pacaranya,
m.
penerimaan
aspek peilaku seksual remaja terdiri
aktivitas seksual pacarnya, n. sekedar
dari : aspek bilogis, aspek psikologis,
menunjukkan
aspek
kemampuan
moral
dan
etika,
aspek
kegagahan
fisik,
dan
o.
terjadi
religiusitas. Hal ini sejalan dengan
peningkatan rangsangan seksual.
pendapat
Dampak Perilaku Seksual Pranikah
Suryoputro
mengngkapkan
bahwa
perilakuseksual
(2006)
aspek-aspek
pranikah
Perilaku seksual pranikah dapat
meliputi
menimbulkan berbagai dampak negatif
aspek biologis dan fisiologis, aspek
diantaranya:
moral etika, aspek sosiologis.
dampak fisiologis, dampak sosial,
Faktor-faktor perilaku seksual
pranikah,
Soetjijiningsih
dampak
psikologis,
dampak fisik.
(2008)
Remaja
mengemukakan faktor-faktor perilaku
Akhmad (2001) berpendapat
seksual diantaranya: a. waktu ketika
remaja adalah anak yang berumur 13
pubertas, b. kontrol sosial krang tepat
tahun tahun sampai 21 tahun, dimana
yaitu, yaitu terlalu ketat auat terlalu
anak tersebut sedang mengalami suatu
longgar,
pertemuan
masa peralihan dari masa anak ke
dengan pacar, d. hubungan antara
masa dewasa yang meliputi semua
mereka semakin romantic, e. kondisi
perkembangan dan perubahan baik
keluarga yang tidak memungkinkan
fisik, emosional, maupun intelektual
untuk
yang
c.
frekuensi
mendidik
anak-anak
untuk
dialami
sebagai
persiapan
memasuki masa remaja dengan baik, f.
memasuki masa dewasa. Monk (1999)
status ekonomi, g. korban pelecehan
membagi fase-fase remaja menjadi tiga
seksual, h. tekanan dari teman sebaya,
tahap,
i. penggunaan obat-obat terlarang dan
tahun), remaja pertengahan (15-18
alkohol,
j.kehilangan
k.
tahun),
remaja
merasa
saanya
tahun).
kontrol,
sudah
melakukan aktivitas seksual, l. adanya
3
yaitu
dan
remaja
remaja
awal
akhir
(12-15
(18-21
Dampak Perilaku Seksual Pranikah
dilakukan sendiri, dengan lawan jenis,
pada Remaja
maupun sesama jenis tanpa adanya
Masa remaja merupakan suatu
ikatan pernikahan menurut agama.
masa yang menjadi bagian dari
Menurut Stuart dan Sundeen (1999),
kehidupan manusia yang didalamnya
perilaku seksual yang sehat dan
penuh dengan dinamika. Dinamika
adaptif dilakukan ditempat pribadi
kehidupan
sangat
dalam ikatan yang sah menurut
berpengaruh terhadap pembentukan
hukum. Adapun perilaku seksual
diri remaja itu sendiri. Masa remaja
pranikah merupakan perilaku seksual
dapat dicirikan dengan banyaknya
yang dilakukan tanpa melalui proses
rasa ingin tahu pada diri seseorang
pernikahan
dalam berbagai hal, tidak terkecuali
hukum maupun menurut agama dan
bidang seks.
kepercayaan
remaja
Seiring
seseorang,
ini
bertambahnya
organ
reproduksi
mengalami
perkembangan
akhirnya
akan
kematangan.
Kematangan
dan
psikologis
remaja
masing-masing
pun
(2002) remaja melakukan berbagai
dan
macam perilaku seksual terdiri atas
tahapan-tahapan
organ
tertentu,
kering,
yang
memegang
mulai
cium
bersenggama
oral
(sexual
maupun non-elektronik akan sangat
Perilaku
seksual
berpengaruh
remaja
ini
perilaku
seksual individu remaja tersebut.
Menurut
perilaku
Sarwono
seksual
pranikah
mengakibatkan
(2006),
berpelukan,
meraba
petting,
media
elektronik
basah,
atau
sensitif,
terhadap
yaitu
dimulai berpegangan tangan, cium
perkembangan
baik
menurut
(Mu’tadin, 2002). Menurut Irawati
menyukai lawan jenisnya serta arus
informasi,
resmi
usia
mengalami
reproduksi
yang
bagian
sex,
dan
intercourse).
pranikah
akhirnya
berbagai
pada
dapat
dampak
yang merugikan remja itu sendiri.
adalah
Menurut
Soetijiningsih
jika
segala tingkah laku yang didorong
perilaku seksual itu sudah pada tahap
oleh
yang lebih akan memberi dampak
hasrat
seksual,
baik
yang
4
seperti munculnya perilaku obssesive
1. Kuesioner terbuka
compulsive, misalnya mandi berulang
Alasan peneliti menggunakan
rasa
kuesioner terbuka yaitu peneliti ingin
akibat
mendapatkan hasil informan yang
melakukan perbuatan dosa. Selain itu,
sedang berpacaran, pernah berpacaran,
juga
dan yang tidak berpacaran. Selain itu
kali
karen
bersalah
dibayang-bayangi
yang
dapat
berlebihan
memunculkan
psikopatologis
misalnya
masturbasi
yang
komplusif
diluar
telah
gejala
perilaku
kuesioner
digunakan
menjadi
mengetahui
persepsi
mengenai
pengendalian
untuk
informan
berpacaran,
individu. Dampak perilaku seksual
mengidentifikasi
pranikah
dilakukan ketika berpacaran, serta
secara
psikologis
perilaku
memberikan dampak seperti beban
bagaimana
sikap
emosional, munculnya rasa bersalah
mengenai
perilaku
dan dosa, munculnya rasa cemas, self-
Pelaksanaan di lapangan kuesioner
respect rendah, rendah diri, bosan
akan dibagikan kepada informan pada
setelah
waktu
menikah
karena
telah
yang
orang
yang
bersamaan
sekitar
berpacaran.
kemudian
melakukan hubungan seks sebelum
dikembalikan pada peneliti setelah
menikah, munculnya ketakutan.
informan selesai mengerjakan.
2. Wawancara
METODE PENELITIAN
Wawancara dalam penelitian
Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan
ini akan dilaksanakan dalam bentuk
data
dalam penelitian ini adalah kualitatif
informal,
yang
menggunakan
spontanitas agar hasil yang didapat
kuesioner dengan pertanyaan terbuka,
sesuai dengan tujuan penelitian dengan
behavior rating scale yang dilakukan
memberikan 16 pertanyaan kepada
oleh peneliti lain dan wawancara
informan penelitian mengenai dampak
sebagai metode untuk memperoleh
perilaku seksual pranikah pada remaja.
diungkap
informasi semakin mendalam.
5
sifatnya
berencana
dan
PROSEDUR PENELITIAN
WAWANCARA AWAL
Analisis
data
dilakukan
penelitit
dengan
langkah-langkah
sebagai
berikut:
PENGUMPULAN DATA DENGAN
KUESIONER TERBUKA
Mengolah dan mempersiapkan data,
Editing
MEMBERIKAN SKALA BEHAVIOR
RATING
data,
Koding,
Prokoding,
Mencari kata kunci (kategorisasi),
Mencari
tema-tema
(rekategorisasi),
MENENTUKAN INFORMAN
prosentase,
WAWANCARA
utama
Melakukan
Mencari
kategorisasi,
Mendeskripsikan hasil kategori dan
prosentase,
ANALISIS DATA
Pembahasan
hasil
PENELITIAN
DAN
penelitian,
HASIL
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
KESIMPULAN
Hasil Screening
Gambar 1. Bagan Prosedur
Penelitian
Dalam kuesioner terbuka yang
Metode Analis Data
diajukan oleh peneliti untuk responden
Analisis data merupakan suatu proses
berisi 18 pertanyaan. Berikut hasil
pengumpulan data, interpretasi, dan
screening dari masing-masing sekolah:
pelaporan hasil secara bersama- sama.
6
Tabel 3 Hasil screening kuesioner terbuka
No.
1
2
3
4
5
6
7
Usia
Informan
Jumlah
Keseluruhan
Informan
12 th
13 th
14 th
15 th
16 th
17 th
18 th
Total
Informan
Dipilih
Berdasarkan
Usia
17
79
107
95
30
10
1
339
79
107
95
281
Jumlah Informan
Berdasarkan Status
Hubungan
Jumlah Informan yang
Dipilih
Sedang
Berpacaran
Pernah
Berpacaran
Sedang
Berpacaran
Pernah
Berpacaran
17
26
41
84
22
33
26
81
6
11
13
30
19
28
25
72
yang
Dari hasil kuesioner terbuka
perhatian,
pengertian,
baik,
penyemangat,
yang diberikan kepada 339 informan
saling menghargai, dan dapat
terdapat 281 informan yang memenuhi
dipercaya.
karakteristik usia 13 tahun sampai
b. Etika
dengan 15 tahun. Dengan rincian 84
Berdasarkan perilaku seksual
informan yang sedang berpacaran dan
pranikah yang ditinjau dari
81 informan yang pernah berpacaran.
aspek etika, informan dalam
Kemudian peneliti menyeleksi kembali
berpacaran sudah sampai pada
untuk
tahap
dijadikan
sebagai
informan
berpegangan
tangan,
penelitian dengan jumlah total 102
berciuman,
meliputi 30 informan yang sedang
Hal yang dilakukan informan
berpacaran, 72 informan yang pernah
saat
berpacaran.
diantaranya
Hasil Kategorisasi
tersenyum, dan berpandangan.
a. Biologis
Sedangkan saat diluar sekolah
Berdasarkan
dari
aspek
informan
didalam
berpelukan.
sekolah
menyapa,
ketemuan, berduaan, ngobrol,
biologis dapat disimpulkan
bahwa
dan
dan bercanda.
pernah
c. Sosial
memiliki pacar. Bagi informan
Berdasarkan perilaku seksual
teman spesial itu adalah teman
pranikah yang ditinjau dari
7
aspek sosial, informan sebagain
adalah
besar saat ini tidak berpacaran
tenang, dan selalu ingat.
tetapi sudah pernah berpacaran.
Untuk
termotivasi,
senang,
PEMBAHASAN
lingkungan
informan
Dampak yang dirasakan remaja
dasarnya
tidak
itu sendiri setelah melakukan perilaku
mendukung untuk berpacaran.
seksual terdiri dari katagori. Remaja
Sebagian besar informan tidak
memandang
menjawab dalam dampak yang
sebagai bentuk kasih sayang, saling
dirasakan
setia kepada pasangan. Dampak yang
pada
dirasakan
d. Psikologis
perilaku
remaja
seksual
merasa
itu
senang,
Berdasarkan aspek psikologis
bahagia, nyaman, menunjukkan bahwa
disimpulkan
bagi
pasangan (pacar) benar-benar cinta,
informan teman spesial adalah
dan remaja merasa lebih asyik semisal
teman yang perhatian, baik,
pasangan
pengertian,
bilang-bilang
bahwa
penyemangat,
(pacar)
mencium
dulu
tidak
(nylonong).
saling menghargai, dan dapat
Sedangkan remaja yang memandang
dipercaya dan teman spesial itu
perilaku seksual itu sebagai bentuk
tidak
perilaku yang negative cenderung
atau
pacaran.
berpacaran
bukan
Bagi
adalah
berarti
informan
merasa
pacaran
bersalah,
menyesal, takut
adalah saling bercanda, saling
baisanya
sayang, saling memiliki, saling
melakukannya lagi.
suka, saling percaya, dan saling
PENUTUP
cinta.
Kesimpulan
Dampak
e. Religiusitas
merasa
ketahuan orangtua
berkeinginan
yang
berdosa,
dirasakan
tidak
dalam
Berdasarkan hasil porsentase di
penelitian ini lebih dominan pada
atas dapat disimpulkan bahwa
dampak psikologis seperti merasa
dampak
dirasakan
bersalah, kecewa pada diri sendiri,
informan (aspek religiusitas)
menyesal, merasa berdosa, bahagia,
yang
8
senang, damai, lebih asyik kalau tidak
2) Bagi informan
bilang-bilang, dan deg-degan, belajar
Remaja yang sudah berpacaran
memupuk
kesetiaan.
Hal
ini
lebih sering mengisi kegiatan positif
dikarenakan perempuan lebih sensitif
mengenai
hal-hal
yang
seperti mengisi ekstrakulikuler sekolah
berbau
ataupun
perasaan.
B. Saran
dengan
pasangannya.
Sedangkan untuk remaja yang belum
1) Orangtua
pendidik
Orang
penuh
les
tua
kepada
dan
lembaga
pacaran,
memberi
lebih
sering
mencari
perhatian
informasi mengenai dampak yang
seperti
dirasakan setelah berpacaran untuk
remaja
pemenuhan kebutuhan kasih sayang,
dijadikan pelajaran bagi remaja.
selalu ada saat remaja membutuhkan,
3) Peneliti selanjutnya
menjadi tempat bercerita suka duka
Kelemahan
yang dirasakan remaja. Komunikasi
dari
penelitian
ini
adalah semua informan yang dijadikan
narasumber
menjadi titik utama antara remaja dan
berjenis
kelamin
perempuan. Sehingga penelitian ini
orangtua. Guru adalah orangtua kedua
remaja
di
sekolah.
Guru
bisa menjadi acuan untuk melakukan
bisa
penelitian selanjutnya dengan cara
mengambil informan dengan latar
melakukan hal yang sama seperti
belakang yang lebih bervariatif, agar
orangtua kepada remaja. Membekali
diperoleh
pengetahuan seks ataupun pendidikan
data
komprehensif
yang
mengenai
lebih
perilaku
seksual pranikah pada remaja dan
seks bisa dilakukan oleh para guru
dampak setelah melakukan perilaku
ketika di sekolah.
seksual pranikah.
9
dan
Reproduksi.
Jurnal
Kesehatan. Vol. 10 No. 1, 2
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, A. A. M. (2001). Pendidikan
Seks Bagi Remaja, Menurut
Hukum Islam. Yogyakarta : Mitra
Pustaka.
Loekmono, L.(2000). Seksualitas,
Pornografi,&
Perkawinan.
Semarang: Satwa Wacana.
Monks, F,. & Knoers, A. M. P. (1991).
Psikologi
Perkembangan
Pengantar
Dalam
Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Muhatdin, Z. 2002. Pendidikan
Seksual
pada
Remaja.
http://www.e-psikologi.com
Setyawan, R,. & Nurhidayah, S,.
(2008).
Pengaruh
Pacaran
Terhadap Perilaku Seks Pranikah.
Jurnal Soul. Vol. 1, No. 2,
September 2008.
Soetjiningsih.
(2008).
Tumbuh
kembang
remaja
dan
permasalahannya.
Jakarta:
Sagung Seto.
Strauss, A., & Corbin. J. (1998).
Basics of Qualitative Research:
Grounded Theory Proceduers and
Techniques (2nd.ed). Thousand
Oaks, CA: Sage.
Sukandarrumidi. 2006. Metodelogi
penelitian: Petunjuk paktis untuk
peneliti penula. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Suryoputro, A. 2006. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perilaku
Seksual Remaja di Jawa Tengah:
Implikasinya terhadap Kebijakan
dan Layanan Kesehatan Seksual
10
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh:
SRI WAHYUNI
F 100 000 067
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
DAMPAK PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh:
SRI WAHYUNI
F 100 000 067
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iv
PENDAHULUAN
bersenggama. Hasil penelitian yang
Latar Belakang Masalah
dilakukan
Remaja dalah mereka yang masih
Nurhidayah (2008) pada siswa SMA
berusia diantara 10-24 tahun dan
menunjukkan perilaku seksual saat
merupakan
kelompok
berpacaran yang sangat rendah yatu
popuasi terbesar yang paling dihitung
perilaku seksual dari tingkatan saling
jumlahnya berkisar 30% dari jumlah
memandang dengan mesra hingga
penduduk total Indonesia. Remaja
menyentuh jari atau tangan pasangan
merasakan bukan anak-anak lagi, akan
17,26%, saling berpegangan tangan
tetapi belum mampu
hingga memeluk atau dipeluk pada
salah
satu
memegang
oleh
Setiawan
&
tanggung jawab seperti orang dewasa.
bagian
Hal in tampak dalam tingkah
laku
22,36%, mencium atau dicium pada
remaja itu sehari-hari, baik di rumah ,
bagian kening oleh pasangan hingga
di sekolah, maupun di masyarakat.
berciuman bibir
Pada masa remaja, dorongan seksual
22,84%, berciuman disertai dengan
juga menonjol dan menampakkan
menyenth wajah dan rambut pasangan
dalam
hingga berciuman disertai dengan
kelakuan-kelakuan
remaja
pinggang
oleh
pasangan
dengan pasangan
terutama terhadap lawan jenis yng
menyentuh
berlainan (Sofyan, 2008). Kesamaan
pakaian 21,83%, dan pada tingkatan
dan daya tarik merupakan alasan yang
mencumbu
penting mengapa seorang remaja mulai
pembatas hinga bersenggama dengan
tertarik
pasangan 15,74%.
pada
lawan
jenis
dan
memutuskan untuk berpacaran.
alat
kelamin
bagian
dada
melalui
tanpa
Perilaku seksual itu sendiri
Dalam berpacaran, biasanya remaja
memberi
dapat
yang
melakukannya baik positif maupun
perilaku
seksual
negatif. Dampak positif diantaranya
pranikah, seperti pegangan
tangan,
hubungan
berpelukan,
bahkan
pasangannya semakin erat, merasa
melakukan
mengarah
pada
perilaku
ciuman,
atau
dampak
antara
remaja
setelah
dengan
melakukannya.
tersenyum, memeluk, meremas tangan
Sedangkan untuk dampak negatifnya,
dengan pasangan (suami isteri) maka
remaja merasa bersalah, menyesal,
pada dasarnya ia tengah melakukan
malu, takut ketahuan orangtua, minder,
aktivitas seksual.
senang
setalah
Perilaku
dan sadar akan perbuatannya.
seksual
merupakan
Sehingga, penelitian ini akan
segala tingkah laku yang didorong
menggali dan membahas mengenai
oleh hasrat seksual baik dengan lawan
dampak yang dialami oleh remaja
jenisnya maupun dengan sesama jenis
yang
(Sarwono, 2012).
telah
melakukan
hubungan
Pengertian pranikah menurut
seksual sebelum menikah. Oleh karena
itu, penelitian ini mengajukan rumusan
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
masalah: “ Apakah dampak perilaku
(2001), kata “pra” berarti “sebelum”,
seksual pranikah pada remaja?”
sedangkan “nikah” berarti perjanjian
Tujuan
natara laki-laki dan perempuan untuk
latar belakang
bersuami istri dengan resmi. Secara
permasalahan yang telah diuraikan,
umum pranikah didefinisikan sebagai
penelitian
hal yang terjadi sebelum adanya
Berdasarkan
ini
mengetahui,
mendeskripsikan
bertujuan
untuk
memahami,
dan
dampak
perjanian
antara
laki-laki
dan
untuk
bersuami
istri
perempuan
perilaku
dengan resmi.
seksual pranikah pada remaja.
Dapat
Perilaku
bahwa
perilaku seksual pranikah merupakan
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
disimpulkan
segala tingkah laku yang didorong
Seksual
oleh
Pranikah
Menurut Stenzel & Krigiss
hasrat
tangan,
seksual
(berpegangan
berpelukan,
berciuman,
(2003) seks adalah suatu ekspresi fisik
bersenggama) telah terjadi seblum
diatas komitmen, kepercayaan,, dan
adanya perjanjian anatara laki-laki dan
saing ketergantungan yang membentuk
perempuan
pernikahan.
dengan resmi.
Ketika
seseorang
2
untuk
bersuami
istri
keinginan untuk menunjukkan cinta
Aspek-aspek perilaku seksual
Menurut
Loekmono
(200)
pada
pacaranya,
m.
penerimaan
aspek peilaku seksual remaja terdiri
aktivitas seksual pacarnya, n. sekedar
dari : aspek bilogis, aspek psikologis,
menunjukkan
aspek
kemampuan
moral
dan
etika,
aspek
kegagahan
fisik,
dan
o.
terjadi
religiusitas. Hal ini sejalan dengan
peningkatan rangsangan seksual.
pendapat
Dampak Perilaku Seksual Pranikah
Suryoputro
mengngkapkan
bahwa
perilakuseksual
(2006)
aspek-aspek
pranikah
Perilaku seksual pranikah dapat
meliputi
menimbulkan berbagai dampak negatif
aspek biologis dan fisiologis, aspek
diantaranya:
moral etika, aspek sosiologis.
dampak fisiologis, dampak sosial,
Faktor-faktor perilaku seksual
pranikah,
Soetjijiningsih
dampak
psikologis,
dampak fisik.
(2008)
Remaja
mengemukakan faktor-faktor perilaku
Akhmad (2001) berpendapat
seksual diantaranya: a. waktu ketika
remaja adalah anak yang berumur 13
pubertas, b. kontrol sosial krang tepat
tahun tahun sampai 21 tahun, dimana
yaitu, yaitu terlalu ketat auat terlalu
anak tersebut sedang mengalami suatu
longgar,
pertemuan
masa peralihan dari masa anak ke
dengan pacar, d. hubungan antara
masa dewasa yang meliputi semua
mereka semakin romantic, e. kondisi
perkembangan dan perubahan baik
keluarga yang tidak memungkinkan
fisik, emosional, maupun intelektual
untuk
yang
c.
frekuensi
mendidik
anak-anak
untuk
dialami
sebagai
persiapan
memasuki masa remaja dengan baik, f.
memasuki masa dewasa. Monk (1999)
status ekonomi, g. korban pelecehan
membagi fase-fase remaja menjadi tiga
seksual, h. tekanan dari teman sebaya,
tahap,
i. penggunaan obat-obat terlarang dan
tahun), remaja pertengahan (15-18
alkohol,
j.kehilangan
k.
tahun),
remaja
merasa
saanya
tahun).
kontrol,
sudah
melakukan aktivitas seksual, l. adanya
3
yaitu
dan
remaja
remaja
awal
akhir
(12-15
(18-21
Dampak Perilaku Seksual Pranikah
dilakukan sendiri, dengan lawan jenis,
pada Remaja
maupun sesama jenis tanpa adanya
Masa remaja merupakan suatu
ikatan pernikahan menurut agama.
masa yang menjadi bagian dari
Menurut Stuart dan Sundeen (1999),
kehidupan manusia yang didalamnya
perilaku seksual yang sehat dan
penuh dengan dinamika. Dinamika
adaptif dilakukan ditempat pribadi
kehidupan
sangat
dalam ikatan yang sah menurut
berpengaruh terhadap pembentukan
hukum. Adapun perilaku seksual
diri remaja itu sendiri. Masa remaja
pranikah merupakan perilaku seksual
dapat dicirikan dengan banyaknya
yang dilakukan tanpa melalui proses
rasa ingin tahu pada diri seseorang
pernikahan
dalam berbagai hal, tidak terkecuali
hukum maupun menurut agama dan
bidang seks.
kepercayaan
remaja
Seiring
seseorang,
ini
bertambahnya
organ
reproduksi
mengalami
perkembangan
akhirnya
akan
kematangan.
Kematangan
dan
psikologis
remaja
masing-masing
pun
(2002) remaja melakukan berbagai
dan
macam perilaku seksual terdiri atas
tahapan-tahapan
organ
tertentu,
kering,
yang
memegang
mulai
cium
bersenggama
oral
(sexual
maupun non-elektronik akan sangat
Perilaku
seksual
berpengaruh
remaja
ini
perilaku
seksual individu remaja tersebut.
Menurut
perilaku
Sarwono
seksual
pranikah
mengakibatkan
(2006),
berpelukan,
meraba
petting,
media
elektronik
basah,
atau
sensitif,
terhadap
yaitu
dimulai berpegangan tangan, cium
perkembangan
baik
menurut
(Mu’tadin, 2002). Menurut Irawati
menyukai lawan jenisnya serta arus
informasi,
resmi
usia
mengalami
reproduksi
yang
bagian
sex,
dan
intercourse).
pranikah
akhirnya
berbagai
pada
dapat
dampak
yang merugikan remja itu sendiri.
adalah
Menurut
Soetijiningsih
jika
segala tingkah laku yang didorong
perilaku seksual itu sudah pada tahap
oleh
yang lebih akan memberi dampak
hasrat
seksual,
baik
yang
4
seperti munculnya perilaku obssesive
1. Kuesioner terbuka
compulsive, misalnya mandi berulang
Alasan peneliti menggunakan
rasa
kuesioner terbuka yaitu peneliti ingin
akibat
mendapatkan hasil informan yang
melakukan perbuatan dosa. Selain itu,
sedang berpacaran, pernah berpacaran,
juga
dan yang tidak berpacaran. Selain itu
kali
karen
bersalah
dibayang-bayangi
yang
dapat
berlebihan
memunculkan
psikopatologis
misalnya
masturbasi
yang
komplusif
diluar
telah
gejala
perilaku
kuesioner
digunakan
menjadi
mengetahui
persepsi
mengenai
pengendalian
untuk
informan
berpacaran,
individu. Dampak perilaku seksual
mengidentifikasi
pranikah
dilakukan ketika berpacaran, serta
secara
psikologis
perilaku
memberikan dampak seperti beban
bagaimana
sikap
emosional, munculnya rasa bersalah
mengenai
perilaku
dan dosa, munculnya rasa cemas, self-
Pelaksanaan di lapangan kuesioner
respect rendah, rendah diri, bosan
akan dibagikan kepada informan pada
setelah
waktu
menikah
karena
telah
yang
orang
yang
bersamaan
sekitar
berpacaran.
kemudian
melakukan hubungan seks sebelum
dikembalikan pada peneliti setelah
menikah, munculnya ketakutan.
informan selesai mengerjakan.
2. Wawancara
METODE PENELITIAN
Wawancara dalam penelitian
Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan
ini akan dilaksanakan dalam bentuk
data
dalam penelitian ini adalah kualitatif
informal,
yang
menggunakan
spontanitas agar hasil yang didapat
kuesioner dengan pertanyaan terbuka,
sesuai dengan tujuan penelitian dengan
behavior rating scale yang dilakukan
memberikan 16 pertanyaan kepada
oleh peneliti lain dan wawancara
informan penelitian mengenai dampak
sebagai metode untuk memperoleh
perilaku seksual pranikah pada remaja.
diungkap
informasi semakin mendalam.
5
sifatnya
berencana
dan
PROSEDUR PENELITIAN
WAWANCARA AWAL
Analisis
data
dilakukan
penelitit
dengan
langkah-langkah
sebagai
berikut:
PENGUMPULAN DATA DENGAN
KUESIONER TERBUKA
Mengolah dan mempersiapkan data,
Editing
MEMBERIKAN SKALA BEHAVIOR
RATING
data,
Koding,
Prokoding,
Mencari kata kunci (kategorisasi),
Mencari
tema-tema
(rekategorisasi),
MENENTUKAN INFORMAN
prosentase,
WAWANCARA
utama
Melakukan
Mencari
kategorisasi,
Mendeskripsikan hasil kategori dan
prosentase,
ANALISIS DATA
Pembahasan
hasil
PENELITIAN
DAN
penelitian,
HASIL
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
KESIMPULAN
Hasil Screening
Gambar 1. Bagan Prosedur
Penelitian
Dalam kuesioner terbuka yang
Metode Analis Data
diajukan oleh peneliti untuk responden
Analisis data merupakan suatu proses
berisi 18 pertanyaan. Berikut hasil
pengumpulan data, interpretasi, dan
screening dari masing-masing sekolah:
pelaporan hasil secara bersama- sama.
6
Tabel 3 Hasil screening kuesioner terbuka
No.
1
2
3
4
5
6
7
Usia
Informan
Jumlah
Keseluruhan
Informan
12 th
13 th
14 th
15 th
16 th
17 th
18 th
Total
Informan
Dipilih
Berdasarkan
Usia
17
79
107
95
30
10
1
339
79
107
95
281
Jumlah Informan
Berdasarkan Status
Hubungan
Jumlah Informan yang
Dipilih
Sedang
Berpacaran
Pernah
Berpacaran
Sedang
Berpacaran
Pernah
Berpacaran
17
26
41
84
22
33
26
81
6
11
13
30
19
28
25
72
yang
Dari hasil kuesioner terbuka
perhatian,
pengertian,
baik,
penyemangat,
yang diberikan kepada 339 informan
saling menghargai, dan dapat
terdapat 281 informan yang memenuhi
dipercaya.
karakteristik usia 13 tahun sampai
b. Etika
dengan 15 tahun. Dengan rincian 84
Berdasarkan perilaku seksual
informan yang sedang berpacaran dan
pranikah yang ditinjau dari
81 informan yang pernah berpacaran.
aspek etika, informan dalam
Kemudian peneliti menyeleksi kembali
berpacaran sudah sampai pada
untuk
tahap
dijadikan
sebagai
informan
berpegangan
tangan,
penelitian dengan jumlah total 102
berciuman,
meliputi 30 informan yang sedang
Hal yang dilakukan informan
berpacaran, 72 informan yang pernah
saat
berpacaran.
diantaranya
Hasil Kategorisasi
tersenyum, dan berpandangan.
a. Biologis
Sedangkan saat diluar sekolah
Berdasarkan
dari
aspek
informan
didalam
berpelukan.
sekolah
menyapa,
ketemuan, berduaan, ngobrol,
biologis dapat disimpulkan
bahwa
dan
dan bercanda.
pernah
c. Sosial
memiliki pacar. Bagi informan
Berdasarkan perilaku seksual
teman spesial itu adalah teman
pranikah yang ditinjau dari
7
aspek sosial, informan sebagain
adalah
besar saat ini tidak berpacaran
tenang, dan selalu ingat.
tetapi sudah pernah berpacaran.
Untuk
termotivasi,
senang,
PEMBAHASAN
lingkungan
informan
Dampak yang dirasakan remaja
dasarnya
tidak
itu sendiri setelah melakukan perilaku
mendukung untuk berpacaran.
seksual terdiri dari katagori. Remaja
Sebagian besar informan tidak
memandang
menjawab dalam dampak yang
sebagai bentuk kasih sayang, saling
dirasakan
setia kepada pasangan. Dampak yang
pada
dirasakan
d. Psikologis
perilaku
remaja
seksual
merasa
itu
senang,
Berdasarkan aspek psikologis
bahagia, nyaman, menunjukkan bahwa
disimpulkan
bagi
pasangan (pacar) benar-benar cinta,
informan teman spesial adalah
dan remaja merasa lebih asyik semisal
teman yang perhatian, baik,
pasangan
pengertian,
bilang-bilang
bahwa
penyemangat,
(pacar)
mencium
dulu
tidak
(nylonong).
saling menghargai, dan dapat
Sedangkan remaja yang memandang
dipercaya dan teman spesial itu
perilaku seksual itu sebagai bentuk
tidak
perilaku yang negative cenderung
atau
pacaran.
berpacaran
bukan
Bagi
adalah
berarti
informan
merasa
pacaran
bersalah,
menyesal, takut
adalah saling bercanda, saling
baisanya
sayang, saling memiliki, saling
melakukannya lagi.
suka, saling percaya, dan saling
PENUTUP
cinta.
Kesimpulan
Dampak
e. Religiusitas
merasa
ketahuan orangtua
berkeinginan
yang
berdosa,
dirasakan
tidak
dalam
Berdasarkan hasil porsentase di
penelitian ini lebih dominan pada
atas dapat disimpulkan bahwa
dampak psikologis seperti merasa
dampak
dirasakan
bersalah, kecewa pada diri sendiri,
informan (aspek religiusitas)
menyesal, merasa berdosa, bahagia,
yang
8
senang, damai, lebih asyik kalau tidak
2) Bagi informan
bilang-bilang, dan deg-degan, belajar
Remaja yang sudah berpacaran
memupuk
kesetiaan.
Hal
ini
lebih sering mengisi kegiatan positif
dikarenakan perempuan lebih sensitif
mengenai
hal-hal
yang
seperti mengisi ekstrakulikuler sekolah
berbau
ataupun
perasaan.
B. Saran
dengan
pasangannya.
Sedangkan untuk remaja yang belum
1) Orangtua
pendidik
Orang
penuh
les
tua
kepada
dan
lembaga
pacaran,
memberi
lebih
sering
mencari
perhatian
informasi mengenai dampak yang
seperti
dirasakan setelah berpacaran untuk
remaja
pemenuhan kebutuhan kasih sayang,
dijadikan pelajaran bagi remaja.
selalu ada saat remaja membutuhkan,
3) Peneliti selanjutnya
menjadi tempat bercerita suka duka
Kelemahan
yang dirasakan remaja. Komunikasi
dari
penelitian
ini
adalah semua informan yang dijadikan
narasumber
menjadi titik utama antara remaja dan
berjenis
kelamin
perempuan. Sehingga penelitian ini
orangtua. Guru adalah orangtua kedua
remaja
di
sekolah.
Guru
bisa menjadi acuan untuk melakukan
bisa
penelitian selanjutnya dengan cara
mengambil informan dengan latar
melakukan hal yang sama seperti
belakang yang lebih bervariatif, agar
orangtua kepada remaja. Membekali
diperoleh
pengetahuan seks ataupun pendidikan
data
komprehensif
yang
mengenai
lebih
perilaku
seksual pranikah pada remaja dan
seks bisa dilakukan oleh para guru
dampak setelah melakukan perilaku
ketika di sekolah.
seksual pranikah.
9
dan
Reproduksi.
Jurnal
Kesehatan. Vol. 10 No. 1, 2
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, A. A. M. (2001). Pendidikan
Seks Bagi Remaja, Menurut
Hukum Islam. Yogyakarta : Mitra
Pustaka.
Loekmono, L.(2000). Seksualitas,
Pornografi,&
Perkawinan.
Semarang: Satwa Wacana.
Monks, F,. & Knoers, A. M. P. (1991).
Psikologi
Perkembangan
Pengantar
Dalam
Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Muhatdin, Z. 2002. Pendidikan
Seksual
pada
Remaja.
http://www.e-psikologi.com
Setyawan, R,. & Nurhidayah, S,.
(2008).
Pengaruh
Pacaran
Terhadap Perilaku Seks Pranikah.
Jurnal Soul. Vol. 1, No. 2,
September 2008.
Soetjiningsih.
(2008).
Tumbuh
kembang
remaja
dan
permasalahannya.
Jakarta:
Sagung Seto.
Strauss, A., & Corbin. J. (1998).
Basics of Qualitative Research:
Grounded Theory Proceduers and
Techniques (2nd.ed). Thousand
Oaks, CA: Sage.
Sukandarrumidi. 2006. Metodelogi
penelitian: Petunjuk paktis untuk
peneliti penula. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Suryoputro, A. 2006. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perilaku
Seksual Remaja di Jawa Tengah:
Implikasinya terhadap Kebijakan
dan Layanan Kesehatan Seksual
10