DAMPAK PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA Dampak Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja.

DAMPAK PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh:
SRI WAHYUNI
F 100 000 067

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

DAMPAK PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi


Diajukan Oleh:
SRI WAHYUNI
F 100 000 067

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ii

iv

PENDAHULUAN

bersenggama. Hasil penelitian yang

Latar Belakang Masalah

dilakukan


Remaja dalah mereka yang masih

Nurhidayah (2008) pada siswa SMA

berusia diantara 10-24 tahun dan

menunjukkan perilaku seksual saat

merupakan

kelompok

berpacaran yang sangat rendah yatu

popuasi terbesar yang paling dihitung

perilaku seksual dari tingkatan saling

jumlahnya berkisar 30% dari jumlah


memandang dengan mesra hingga

penduduk total Indonesia. Remaja

menyentuh jari atau tangan pasangan

merasakan bukan anak-anak lagi, akan

17,26%, saling berpegangan tangan

tetapi belum mampu

hingga memeluk atau dipeluk pada

salah

satu

memegang


oleh

Setiawan

&

tanggung jawab seperti orang dewasa.

bagian

Hal in tampak dalam tingkah

laku

22,36%, mencium atau dicium pada

remaja itu sehari-hari, baik di rumah ,

bagian kening oleh pasangan hingga


di sekolah, maupun di masyarakat.

berciuman bibir

Pada masa remaja, dorongan seksual

22,84%, berciuman disertai dengan

juga menonjol dan menampakkan

menyenth wajah dan rambut pasangan

dalam

hingga berciuman disertai dengan

kelakuan-kelakuan

remaja


pinggang

oleh

pasangan

dengan pasangan

terutama terhadap lawan jenis yng

menyentuh

berlainan (Sofyan, 2008). Kesamaan

pakaian 21,83%, dan pada tingkatan

dan daya tarik merupakan alasan yang

mencumbu


penting mengapa seorang remaja mulai

pembatas hinga bersenggama dengan

tertarik

pasangan 15,74%.

pada

lawan

jenis

dan

memutuskan untuk berpacaran.

alat


kelamin

bagian

dada

melalui

tanpa

Perilaku seksual itu sendiri

Dalam berpacaran, biasanya remaja

memberi

dapat

yang


melakukannya baik positif maupun

perilaku

seksual

negatif. Dampak positif diantaranya

pranikah, seperti pegangan

tangan,

hubungan

berpelukan,

bahkan

pasangannya semakin erat, merasa


melakukan

mengarah

pada

perilaku

ciuman,

atau

dampak

antara

remaja

setelah


dengan

melakukannya.

tersenyum, memeluk, meremas tangan

Sedangkan untuk dampak negatifnya,

dengan pasangan (suami isteri) maka

remaja merasa bersalah, menyesal,

pada dasarnya ia tengah melakukan

malu, takut ketahuan orangtua, minder,

aktivitas seksual.

senang

setalah

Perilaku

dan sadar akan perbuatannya.

seksual

merupakan

Sehingga, penelitian ini akan

segala tingkah laku yang didorong

menggali dan membahas mengenai

oleh hasrat seksual baik dengan lawan

dampak yang dialami oleh remaja

jenisnya maupun dengan sesama jenis

yang

(Sarwono, 2012).

telah

melakukan

hubungan

Pengertian pranikah menurut

seksual sebelum menikah. Oleh karena
itu, penelitian ini mengajukan rumusan

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia

masalah: “ Apakah dampak perilaku

(2001), kata “pra” berarti “sebelum”,

seksual pranikah pada remaja?”

sedangkan “nikah” berarti perjanjian

Tujuan

natara laki-laki dan perempuan untuk
latar belakang

bersuami istri dengan resmi. Secara

permasalahan yang telah diuraikan,

umum pranikah didefinisikan sebagai

penelitian

hal yang terjadi sebelum adanya

Berdasarkan

ini

mengetahui,
mendeskripsikan

bertujuan

untuk

memahami,

dan

dampak

perjanian

antara

laki-laki

dan

untuk

bersuami

istri

perempuan

perilaku

dengan resmi.

seksual pranikah pada remaja.

Dapat

Perilaku

bahwa

perilaku seksual pranikah merupakan

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian

disimpulkan

segala tingkah laku yang didorong

Seksual

oleh

Pranikah
Menurut Stenzel & Krigiss

hasrat

tangan,

seksual

(berpegangan

berpelukan,

berciuman,

(2003) seks adalah suatu ekspresi fisik

bersenggama) telah terjadi seblum

diatas komitmen, kepercayaan,, dan

adanya perjanjian anatara laki-laki dan

saing ketergantungan yang membentuk

perempuan

pernikahan.

dengan resmi.

Ketika

seseorang
2

untuk

bersuami

istri

keinginan untuk menunjukkan cinta

Aspek-aspek perilaku seksual
Menurut

Loekmono

(200)

pada

pacaranya,

m.

penerimaan

aspek peilaku seksual remaja terdiri

aktivitas seksual pacarnya, n. sekedar

dari : aspek bilogis, aspek psikologis,

menunjukkan

aspek

kemampuan

moral

dan

etika,

aspek

kegagahan
fisik,

dan

o.

terjadi

religiusitas. Hal ini sejalan dengan

peningkatan rangsangan seksual.

pendapat

Dampak Perilaku Seksual Pranikah

Suryoputro

mengngkapkan

bahwa

perilakuseksual

(2006)
aspek-aspek

pranikah

Perilaku seksual pranikah dapat

meliputi

menimbulkan berbagai dampak negatif

aspek biologis dan fisiologis, aspek

diantaranya:

moral etika, aspek sosiologis.

dampak fisiologis, dampak sosial,

Faktor-faktor perilaku seksual
pranikah,

Soetjijiningsih

dampak

psikologis,

dampak fisik.

(2008)

Remaja

mengemukakan faktor-faktor perilaku

Akhmad (2001) berpendapat

seksual diantaranya: a. waktu ketika

remaja adalah anak yang berumur 13

pubertas, b. kontrol sosial krang tepat

tahun tahun sampai 21 tahun, dimana

yaitu, yaitu terlalu ketat auat terlalu

anak tersebut sedang mengalami suatu

longgar,

pertemuan

masa peralihan dari masa anak ke

dengan pacar, d. hubungan antara

masa dewasa yang meliputi semua

mereka semakin romantic, e. kondisi

perkembangan dan perubahan baik

keluarga yang tidak memungkinkan

fisik, emosional, maupun intelektual

untuk

yang

c.

frekuensi

mendidik

anak-anak

untuk

dialami

sebagai

persiapan

memasuki masa remaja dengan baik, f.

memasuki masa dewasa. Monk (1999)

status ekonomi, g. korban pelecehan

membagi fase-fase remaja menjadi tiga

seksual, h. tekanan dari teman sebaya,

tahap,

i. penggunaan obat-obat terlarang dan

tahun), remaja pertengahan (15-18

alkohol,

j.kehilangan

k.

tahun),

remaja

merasa

saanya

tahun).

kontrol,

sudah

melakukan aktivitas seksual, l. adanya
3

yaitu

dan

remaja

remaja

awal

akhir

(12-15

(18-21

Dampak Perilaku Seksual Pranikah

dilakukan sendiri, dengan lawan jenis,

pada Remaja

maupun sesama jenis tanpa adanya

Masa remaja merupakan suatu

ikatan pernikahan menurut agama.

masa yang menjadi bagian dari

Menurut Stuart dan Sundeen (1999),

kehidupan manusia yang didalamnya

perilaku seksual yang sehat dan

penuh dengan dinamika. Dinamika

adaptif dilakukan ditempat pribadi

kehidupan

sangat

dalam ikatan yang sah menurut

berpengaruh terhadap pembentukan

hukum. Adapun perilaku seksual

diri remaja itu sendiri. Masa remaja

pranikah merupakan perilaku seksual

dapat dicirikan dengan banyaknya

yang dilakukan tanpa melalui proses

rasa ingin tahu pada diri seseorang

pernikahan

dalam berbagai hal, tidak terkecuali

hukum maupun menurut agama dan

bidang seks.

kepercayaan

remaja

Seiring
seseorang,

ini

bertambahnya

organ

reproduksi

mengalami

perkembangan

akhirnya

akan

kematangan.

Kematangan
dan

psikologis

remaja

masing-masing

pun

(2002) remaja melakukan berbagai

dan

macam perilaku seksual terdiri atas
tahapan-tahapan

organ

tertentu,

kering,

yang

memegang

mulai

cium

bersenggama

oral

(sexual

maupun non-elektronik akan sangat

Perilaku

seksual

berpengaruh

remaja

ini

perilaku

seksual individu remaja tersebut.
Menurut
perilaku

Sarwono

seksual

pranikah

mengakibatkan

(2006),

berpelukan,

meraba

petting,

media

elektronik

basah,

atau

sensitif,

terhadap

yaitu

dimulai berpegangan tangan, cium

perkembangan

baik

menurut

(Mu’tadin, 2002). Menurut Irawati

menyukai lawan jenisnya serta arus
informasi,

resmi

usia

mengalami

reproduksi

yang

bagian

sex,

dan

intercourse).

pranikah
akhirnya

berbagai

pada
dapat

dampak

yang merugikan remja itu sendiri.

adalah

Menurut

Soetijiningsih

jika

segala tingkah laku yang didorong

perilaku seksual itu sudah pada tahap

oleh

yang lebih akan memberi dampak

hasrat

seksual,

baik

yang
4

seperti munculnya perilaku obssesive

1. Kuesioner terbuka

compulsive, misalnya mandi berulang

Alasan peneliti menggunakan

rasa

kuesioner terbuka yaitu peneliti ingin

akibat

mendapatkan hasil informan yang

melakukan perbuatan dosa. Selain itu,

sedang berpacaran, pernah berpacaran,

juga

dan yang tidak berpacaran. Selain itu

kali

karen

bersalah

dibayang-bayangi

yang

dapat

berlebihan

memunculkan

psikopatologis

misalnya

masturbasi

yang

komplusif

diluar

telah

gejala
perilaku

kuesioner

digunakan

menjadi

mengetahui

persepsi

mengenai

pengendalian

untuk
informan
berpacaran,

individu. Dampak perilaku seksual

mengidentifikasi

pranikah

dilakukan ketika berpacaran, serta

secara

psikologis

perilaku

memberikan dampak seperti beban

bagaimana

sikap

emosional, munculnya rasa bersalah

mengenai

perilaku

dan dosa, munculnya rasa cemas, self-

Pelaksanaan di lapangan kuesioner

respect rendah, rendah diri, bosan

akan dibagikan kepada informan pada

setelah

waktu

menikah

karena

telah

yang

orang

yang

bersamaan

sekitar

berpacaran.

kemudian

melakukan hubungan seks sebelum

dikembalikan pada peneliti setelah

menikah, munculnya ketakutan.

informan selesai mengerjakan.
2. Wawancara

METODE PENELITIAN

Wawancara dalam penelitian

Metode Pengumpulan Data
Metode

pengumpulan

ini akan dilaksanakan dalam bentuk

data

dalam penelitian ini adalah kualitatif

informal,

yang

menggunakan

spontanitas agar hasil yang didapat

kuesioner dengan pertanyaan terbuka,

sesuai dengan tujuan penelitian dengan

behavior rating scale yang dilakukan

memberikan 16 pertanyaan kepada

oleh peneliti lain dan wawancara

informan penelitian mengenai dampak

sebagai metode untuk memperoleh

perilaku seksual pranikah pada remaja.

diungkap

informasi semakin mendalam.

5

sifatnya

berencana

dan

PROSEDUR PENELITIAN
WAWANCARA AWAL

Analisis

data

dilakukan

penelitit

dengan

langkah-langkah

sebagai

berikut:
PENGUMPULAN DATA DENGAN
KUESIONER TERBUKA

Mengolah dan mempersiapkan data,
Editing

MEMBERIKAN SKALA BEHAVIOR
RATING

data,

Koding,

Prokoding,

Mencari kata kunci (kategorisasi),
Mencari

tema-tema

(rekategorisasi),

MENENTUKAN INFORMAN

prosentase,
WAWANCARA

utama
Melakukan

Mencari

kategorisasi,

Mendeskripsikan hasil kategori dan
prosentase,

ANALISIS DATA

Pembahasan

hasil

PENELITIAN

DAN

penelitian,
HASIL

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
KESIMPULAN

Hasil Screening

Gambar 1. Bagan Prosedur
Penelitian

Dalam kuesioner terbuka yang

Metode Analis Data

diajukan oleh peneliti untuk responden

Analisis data merupakan suatu proses

berisi 18 pertanyaan. Berikut hasil

pengumpulan data, interpretasi, dan

screening dari masing-masing sekolah:

pelaporan hasil secara bersama- sama.

6

Tabel 3 Hasil screening kuesioner terbuka
No.

1
2
3
4
5
6
7

Usia
Informan

Jumlah
Keseluruhan
Informan

12 th
13 th
14 th
15 th
16 th
17 th
18 th
Total

Informan
Dipilih
Berdasarkan
Usia

17
79
107
95
30
10
1
339

79
107
95
281

Jumlah Informan
Berdasarkan Status
Hubungan

Jumlah Informan yang
Dipilih

Sedang
Berpacaran

Pernah
Berpacaran

Sedang
Berpacaran

Pernah
Berpacaran

17
26
41
84

22
33
26
81

6
11
13
30

19
28
25
72

yang
Dari hasil kuesioner terbuka

perhatian,

pengertian,

baik,

penyemangat,

yang diberikan kepada 339 informan

saling menghargai, dan dapat

terdapat 281 informan yang memenuhi

dipercaya.

karakteristik usia 13 tahun sampai

b. Etika

dengan 15 tahun. Dengan rincian 84

Berdasarkan perilaku seksual

informan yang sedang berpacaran dan

pranikah yang ditinjau dari

81 informan yang pernah berpacaran.

aspek etika, informan dalam

Kemudian peneliti menyeleksi kembali

berpacaran sudah sampai pada

untuk

tahap

dijadikan

sebagai

informan

berpegangan

tangan,

penelitian dengan jumlah total 102

berciuman,

meliputi 30 informan yang sedang

Hal yang dilakukan informan

berpacaran, 72 informan yang pernah

saat

berpacaran.

diantaranya

Hasil Kategorisasi

tersenyum, dan berpandangan.

a. Biologis

Sedangkan saat diluar sekolah

Berdasarkan

dari

aspek

informan

didalam

berpelukan.

sekolah
menyapa,

ketemuan, berduaan, ngobrol,

biologis dapat disimpulkan
bahwa

dan

dan bercanda.

pernah

c. Sosial

memiliki pacar. Bagi informan

Berdasarkan perilaku seksual

teman spesial itu adalah teman

pranikah yang ditinjau dari

7

aspek sosial, informan sebagain

adalah

besar saat ini tidak berpacaran

tenang, dan selalu ingat.

tetapi sudah pernah berpacaran.
Untuk

termotivasi,

senang,

PEMBAHASAN

lingkungan

informan

Dampak yang dirasakan remaja

dasarnya

tidak

itu sendiri setelah melakukan perilaku

mendukung untuk berpacaran.

seksual terdiri dari katagori. Remaja

Sebagian besar informan tidak

memandang

menjawab dalam dampak yang

sebagai bentuk kasih sayang, saling

dirasakan

setia kepada pasangan. Dampak yang

pada

dirasakan

d. Psikologis

perilaku

remaja

seksual

merasa

itu

senang,

Berdasarkan aspek psikologis

bahagia, nyaman, menunjukkan bahwa

disimpulkan

bagi

pasangan (pacar) benar-benar cinta,

informan teman spesial adalah

dan remaja merasa lebih asyik semisal

teman yang perhatian, baik,

pasangan

pengertian,

bilang-bilang

bahwa

penyemangat,

(pacar)

mencium

dulu

tidak

(nylonong).

saling menghargai, dan dapat

Sedangkan remaja yang memandang

dipercaya dan teman spesial itu

perilaku seksual itu sebagai bentuk

tidak

perilaku yang negative cenderung

atau

pacaran.
berpacaran

bukan
Bagi
adalah

berarti
informan

merasa

pacaran

bersalah,

menyesal, takut

adalah saling bercanda, saling

baisanya

sayang, saling memiliki, saling

melakukannya lagi.

suka, saling percaya, dan saling

PENUTUP

cinta.

Kesimpulan
Dampak

e. Religiusitas

merasa

ketahuan orangtua

berkeinginan

yang

berdosa,

dirasakan

tidak

dalam

Berdasarkan hasil porsentase di

penelitian ini lebih dominan pada

atas dapat disimpulkan bahwa

dampak psikologis seperti merasa

dampak

dirasakan

bersalah, kecewa pada diri sendiri,

informan (aspek religiusitas)

menyesal, merasa berdosa, bahagia,

yang

8

senang, damai, lebih asyik kalau tidak

2) Bagi informan

bilang-bilang, dan deg-degan, belajar

Remaja yang sudah berpacaran

memupuk

kesetiaan.

Hal

ini

lebih sering mengisi kegiatan positif

dikarenakan perempuan lebih sensitif
mengenai

hal-hal

yang

seperti mengisi ekstrakulikuler sekolah

berbau

ataupun

perasaan.
B. Saran

dengan

pasangannya.

Sedangkan untuk remaja yang belum

1) Orangtua
pendidik
Orang
penuh

les

tua
kepada

dan

lembaga
pacaran,

memberi

lebih

sering

mencari

perhatian

informasi mengenai dampak yang

seperti

dirasakan setelah berpacaran untuk

remaja

pemenuhan kebutuhan kasih sayang,

dijadikan pelajaran bagi remaja.

selalu ada saat remaja membutuhkan,
3) Peneliti selanjutnya
menjadi tempat bercerita suka duka

Kelemahan

yang dirasakan remaja. Komunikasi

dari

penelitian

ini

adalah semua informan yang dijadikan
narasumber

menjadi titik utama antara remaja dan

berjenis

kelamin

perempuan. Sehingga penelitian ini
orangtua. Guru adalah orangtua kedua
remaja

di

sekolah.

Guru

bisa menjadi acuan untuk melakukan

bisa

penelitian selanjutnya dengan cara
mengambil informan dengan latar

melakukan hal yang sama seperti

belakang yang lebih bervariatif, agar
orangtua kepada remaja. Membekali

diperoleh

pengetahuan seks ataupun pendidikan

data

komprehensif

yang

mengenai

lebih
perilaku

seksual pranikah pada remaja dan

seks bisa dilakukan oleh para guru

dampak setelah melakukan perilaku
ketika di sekolah.

seksual pranikah.

9

dan
Reproduksi.
Jurnal
Kesehatan. Vol. 10 No. 1, 2

DAFTAR PUSTAKA
Azhar, A. A. M. (2001). Pendidikan
Seks Bagi Remaja, Menurut
Hukum Islam. Yogyakarta : Mitra
Pustaka.
Loekmono, L.(2000). Seksualitas,
Pornografi,&
Perkawinan.
Semarang: Satwa Wacana.
Monks, F,. & Knoers, A. M. P. (1991).
Psikologi
Perkembangan
Pengantar
Dalam
Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Muhatdin, Z. 2002. Pendidikan
Seksual
pada
Remaja.
http://www.e-psikologi.com
Setyawan, R,. & Nurhidayah, S,.
(2008).
Pengaruh
Pacaran
Terhadap Perilaku Seks Pranikah.
Jurnal Soul. Vol. 1, No. 2,
September 2008.
Soetjiningsih.
(2008).
Tumbuh
kembang
remaja
dan
permasalahannya.
Jakarta:
Sagung Seto.
Strauss, A., & Corbin. J. (1998).
Basics of Qualitative Research:
Grounded Theory Proceduers and
Techniques (2nd.ed). Thousand
Oaks, CA: Sage.
Sukandarrumidi. 2006. Metodelogi
penelitian: Petunjuk paktis untuk
peneliti penula. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Suryoputro, A. 2006. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perilaku
Seksual Remaja di Jawa Tengah:
Implikasinya terhadap Kebijakan
dan Layanan Kesehatan Seksual
10