T1 702011057 Full text

Rancang Bangun Sistem Penilaian Kinerja Guru
Studi Kasus: SMK N 1 Bancak

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Peneliti:
Meyvie Yolanda Lopis (702011057)
Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016

Rancang Bangun Sistem Penilaian Kinerja Guru
Studi Kasus: SMK NEGERI 1 BANCAK

1)

Meyvie yolanda Lopis, 2 )Frederik Samuel Papilaya
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email:1) 702011057@student.uksw.edu, 2) Samuel.papilaya@staff.uksw.edu

Abstract
School is an institution in which there are components of teachers, students, and administrative staff who
have the duty and responsibility of each. The role of a teacher or instructor is an important part that
needs to be noted that impact on the performance of the teachers themselves. Teacher Performance
Assessment System is a method used in evaluating the performance of a teacher. SMK N 1 Bancak has
conducted teacher performance assessment instruments, but the performance appraisal process is done
manually therefore feel is the impact on the accumulation of data or documents that can not be dammed.
Thus, this research will be design Teacher Performance Assessment System

Keywords: Teacher, Teacher Performance Assessment System
1. Pendahuluan
Sekolah merupakan suatu institusi yang didalamnya terdapat komponen guru, siswa, dan

staf administrasi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam ketentuan
umum UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada berbagai jenjang dan jenis pendidikan formal [1]. Selanjutnya
untuk menjamin keterlaksanaan tugasnya yang utama tersebut, Pasal 8 undang-undang yang
sama mensyaratkan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional [1].
Disisi lain, penilaian kinerja guru (PKG) merupakan suatu cara yang digunakan dalam
mengevaluasi kinerja seorang guru. Dalam era pendidikan di mana guru telah ditantang untuk
menunjukkan efektivitasnya, penilaian kinerja yang telah ada tidak hanya sebagai tindakan yang
berguna dari penilaian kinerja guru, tetapi juga sebagai cara untuk mengevaluasi kualitas
program untuk sistem akuntabilitas dan Program akreditasi [2]. Lebih jelas lagi, Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009, Penilaian Kinerja Guru adalah Penilaian yang di lakukan terhadap setiap butir kegiatan
1

tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pedoman
Pelaksanaan PKG disusun untuk memperluas pemahaman semua pihak terkait tentang prinsip,
proses dan prosedur pelaksanaan PKG, sebagai suatu sistem penilaian kinerja yang berbasis

bukti. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.
16 Tahun 2009 tentang tanggung Jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya sebagai acuan
pelaksanaan PKG [3].
Disisi lain, SMK N 1 BANCAK telah melaksanakan instrumen penilaian kinerja guru
dilingkunganya, namun proses pengolahan penilaian kinerja masih di lakukan secara manual.
Dari hasil instrumen penilaian kinerja tersebut menghasilkan sekumpulan dokumen yang cukup
banyak bagi setiap guru. Dengan demikian dalam proses penyimpanan pun, akan mempersulit
para guru. Tidak hanya itu, proses pengolahan data penilaian kinerja guru masih menggunakan
metode yang lama yaitu dengan menggunakan MS Excel, dan diyakini sangat memakan waktu
dalam proses pengolahannya. Lebih lanjut, belajar dan mengajar tidak akan membaik jika
pengajar gagal untuk memberikan umpan balik guru yang berkualitas berdasarkan penilaian
yang akurat dari pengajaran mereka karena diukur menurut standar yang jelas untuk apa yang
dikenal efektif [4].
Penerapan sistem dilingkungan organisasi maupun individu, sudah menjadi hal yang
lazim ditemukan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah setiap aktifitas yang dilakukan. Sama
halnya dengan Sistem Penilaian Kinerja Guru (SPKG). Penerapan SPKG merupakan solusi
yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan diantaranya penumpukan
dokumen, pencatatan dan proses penilaian.
Berdasarkan permasalahan yang diutarakan, maka pada penelitian ini bertujuan untuk
merancang Sistem Penilaian Kinerja Guru Berbasis WEB pada SMK N Bancak. Hal ini

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru untuk mempermudah dalam pencatatan
kinerja dari guru. Dalam penerapannya, SPKG akan mengacu pada pedoman PKG yang di
terbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2012.
2. Landasan Teori
Penelitian sebelumnya mengenai “Perancangan Sistem Informasi Pencatatan Penilaian
Kinerja Guru (PKG) (Studi Kasus: Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang)“, Penelitian ini di
2

lakukan di dinas pendidikan kabupaten jombang, dinas Pendidikan kab. Jombang merupakan
suatu instansi pemerintah dalam pendidikan, terkait dengan pendidikan, sistem rekapitulasi data
penilaian kinerja guru merupakan salah satu penerapannya. Penelitian ini dilakukan perancang
sebuah sistem informasi berbasis web yang dapat digunakan untuk proses rekapitulasi penilaian
kinerja guru menggunakan metode prototype [5].
Penelitian selanjutnya, Penelitian dengan judul "Rancang Bangun Sistem Penilaian
Kinerja Guru Berbasis Aplikasi Web ", menciptakan sebuah sistem informasi penilaian evaluasi
kinerja guru berbasis web. Proses penilaian dalam sistem ini menggunakan metode penilaian
berdasarkan buku “Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru” tahun 2012 oleh
Kemendikbud. Kompetensi yang dipakai meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sistem ini juga melibatkan kepala
sekolah, guru, dan siswa untuk melakukan penilaian di sekolah yang bersangkutan [6].

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penelitian ini akan dilakukan
perancangan SPKG (sistem penilaian kinerja guru) berbasis web. SPKG yang dibangun, akan
didasarkan pada pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru yang di terbitkan oleh kementrian
pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2012 dan mengacu pada peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 hal ini
merupakan standar yang telah diberlakukan di Indonesia. Kemudian SPKG ini akan di terapkan
di SMK N 1 Bancak untuk mempermudah proses PKG yang berlangsung di lingkungan
sekolah.
Adapun Sistem Penilaian Kinerja guru adalah sebuah sistem pengelolaan Kinerja Berbasis
Guru yang di desain untuk mengevaluasi tingkatan kinerja guru secara individu dalam rangka
mencapai kinerja sekolah secara maksimal yang berdampak pada peningkatan prestasi peserta
didik [2]. Efektifitas sebuah SPKG memberikan keseimbangan antara struktur dan fleksibilitas.
Hal ini merupakan perspektif dalam mendefinisikan tujuan umum dan harapan, sehingga
memberikan praktek instruksional yang efektif [7]. SPKG memiliki kontribusi bagi
pengembangan seorang guru. Penilaian kinerja merupakan bukti yang memberikan evaluasi
langsung kepada kemampuan mengajar. Selain itu, pelaksanaan penilaian ini menginformasikan
tentang bagian kekuatan dan kelemahan dalam penyusunan program peningkatan kualitas guru
[2]. Penilaian kinerja mengukur keefektifan guru yang dilaksanakan di kelas dan penilaian
3


kinerja adalah alat yang ampuh untuk mengevaluasi kompetensi guru, kesiapan guru, dan untuk
mendukung perubahan yang dibutuhkan oleh guru [8]. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
SPKG memiliki 4 fungsi utama yaitu keseimbangan antara struktur dan fleksibilitas, evaluasi
kemampuan mengajar, program peningkatan kualitas guru, dan evaluasi kompetensi guru.
Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru, terdapat empat kompetensi yang dijadikan sebagai
standar penilaian kinerja guru, empat kompetensi tersebut ialah Pedagogik, Kepribadian, Sosial,
Profesional. Kompetensi Pedagogik yaitu menguasai Karakteristik peserta didik, teori
belajar,prinsip-prinsip, dan kegiatan pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum,
komunikasi dengan peserta didik, penilaian dan evaluasi belajar dan pembelajaran. Kompetensi
Kepribadian yaitu Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional,
pribadi yang dewasa dan teladan dan memiliki Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi dan rasa
bangga menjadi guru. Kompetensi Sosial yaitu Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak
diskriminatif, Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua, peserta didik
dan masyarakat. Kompetensi Profesional yaitu menguasai materi, struktur, konsep dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, mengembangkan keprofesionalan
melalui tindakan yang reflektif [9].
Penilaian kinerja guru dilakukan di sekolah setiap tahun oleh kepala sekolah dan guru.
Kepala sekolah selaku pimpinan bertindak untuk menilai dan memilih tim penilai, dalam hal ini
guru yang bertindak sebagai penilai harus menduduki jabatan/pangkat yang paling rendah sama

dengan jabatan/pangkat dari guru yang dinilai [3].
Proses penilaian yang digunakan yaitu, penilai menetapkan nilai untuk setiap kompetensi
dengan skala nilai 1, 2, 3, atau 4. Sebelum pemberian nilai tersebut, penilai terlebih dahulu
memberikan skor 0, 1, atau 2 pada masing-masing indikator untuk setiap kompetensi
berdasarkan catatan hasil pengamatan dan pemantauan serta bukti-bukti lain yang ada.
Pemberian nilai untuk setiap kompetensi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut Pemberian
skor untuk masing-masing indikator dilakukan dengan cara membandingkan catatan hasil
pengamatan dan pemantauan terhadap indikator kinerja masing-masing kompetensi. Skor 0
menyatakan indikator tidak dilaksanakan atau tidak ada bukti, skor 1 menyatakan indikator
dilaksanakan sebagian atau ada bukti tetapi tidak lengkap, dan skor 2 menyatakan indikator
4

dilaksanakan sepenuhnya atau ada bukti yang lengkap.Perolehan skor untuk setiap kompetensi
dijumlahkan dan dihitung prosentasenya dengan cara:

TotalSkor
((TotalIndikator∗2)
)∗100 %

Prosentase=


Gambar 1. Rumus Prosentase kompetensi [3].
Perolehan prosentase skor pada setiap kompetensi ini kemudian dikonversikan ke dalam
nilai 1, 2, 3, atau 4 seperti yang diilustrasikan pada tabel 1. Nilai setiap kompetensi tersebut
kemudian direkapitulasikan dalam format rekap hasil penilaian kinerja guru untuk mendapatkan
nilai total penilaian kinerja guru [3].
Tabel 1. Tabel Konversi Nilai [3].

Tabel 2 merupakan Konversi nilai penilaian kinerja guru ke angka kredit sesuai dengan
Permennegpan dan RB No.16/2009 [3]. Untuk itu, total nilai kinerja pembelajaran (skala 14 –
56) perlu dikonversikan kedalam skala 100 dengan menggunakan formula matematika seperti
pada gambar 2.
Tabel 2.Konversi Nilai Kinerja Hasil penilaian kinerja guru ke Angka Kredit [3].

Gambar 2. Rumus Konversi nilai hasil PKG ke angka kredit [3].

5

3. Metode Penelitian


Pada Penelitian ini, data atau informasi yang di perlukan informasi yang di perlukan
untuk membangun SPKG di dapatkan melalui hasil wawancara. Wawancara yang di lakukan
melibatkan pihak-pihak terkait dalam hal ini kepala sekolah ,wakil kepala sekolah , dan
pengajar yang bertanggungjawab terhadap penilaian kinerja guru. Dengan demikian setiap data
dan informasi bersumber dari sumber-sumber yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Data dan informasi akan digunakan sebagai acuan untuk membangun SPKG. Berdasarkan
hasil wawancara didapatkan data Primer dan data sekunder. Data primer adalah instrumen
penilaian kinerja di SMK N 1 Bancak, dan data sekunder di antaranya pedoman PKG dari
Kemendikbud, Jurnal terkait dengan penelitian ini, data pengajar (sebagai Penilai dan dinilai),
struktur organisasi, dan sarana prasarana seperti jaringan internet,server, dan komputer.

Gambar 3. Tahapan Penelitian.
Tahapan yang digunakan pada penelitian ini antara lain rumusan masalah, landasan
teori, perancangan sistem, pembahasan dan kesimpulan. Tahapan rumusan masalah digunakan
untuk merumuskan setiap masalah yang ditemukan. Landasan teori berisikan teori-teori yang
digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Pada tahap perancangan sistem
menggunakan model watefall. Penggunaan model Waterfall pada penelitian ini karena model ini
bersifat serial pada setiap tahapan yang ada. Adapun tahapan-tahapan yang terdapat pada model
Waterfall antara lain: Pada tahapan ini dilakukan wawancara pada SMK Negeri 1 Bancak. Hal
ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait yang diperlukan untuk membangun

SPKG. Tahapan kedua adalah desain sistem. Pada tahapan ini merupakan desain sistem yang
menggunakan Unifiel Modelling Language (UML) diilustrasikan kedalam usecase diagram,
activity diagram dan class diagram. Berdasarkan hasil desain sistem yang telah dibangun, akan
dilakukan pengkodean, tahapan pengkodean telah dilakukan, maka hasilnya akan di uji untuk

6

mengetahui kondisi sistem yang dibangun. Tahapan ini adalah tahapan pengujian. Terakhir,
pada tahapan pemeliharaan system akan dilakukan pengontrolan.
Pada tahap Pembahasan merupakan tahap yang utama dalam penelitian ini. Tahap ini
dilakukan pengujian sistem, menentukan sistem yang dihasilkan agar dapat menunjang proses
PKG sehingga lebih efektif dan efisien dalam penggunaanya dan sistem yang dibangun ini bisa
bermanfaat untuk sekolah terkhususnya SMK N 1 Bancak.Pada Tahap kesimpulan merupakan
simpulan yang diambil berdasarkan hasil dari penelitian yang dibangun.

Gambar 4. Desain Usecase Diagram SPKG
Gambar 4 mengilustrasikan setiap tindakan yang dapat dilakukan oleh masing-masing
aktor pada SPKG. Dimana terdapat Aktor yaitu Admin dan Pengajar.

Admin memiliki


sekumpulan proses di antara nya yaitu mengelola Level Penilaian, Kelompok Kompetensi, Data
pengajar, Administrator, Indikator penilaian dan tahun ajaran. Pengajar memiliki proses dalam
sistem di antaranya Dashboard dan penilaian. Dalam halaman dashboard terdapat hasil yang di
tuangkan dalam bentuk grafik dan proses untuk melakukan print hasil rekapitulasi PKG. Aktor
pengajar dibagi dalam 2 kelompok yaitu pengajar yang menilai dan pengajar yang dinilai.
Pengajar yang menilai dapat melihat hasil PKG nya sendiri dan dapat melakukan proses
penilaian, sedangkan Pengajar yang dinilai hanya dapat melihat dashboard dan hasil penilaian
PKG nya.

7

Gambar 5.Desain Activity Diagram SPKG
Alur kerja dalam SPKG seperti yang di gambarkan pada gambar 5, terbagi dalam 2
bagian yaitu alur kerja untuk pengajar dan sistem. Dalam alur Pengajar melakukan login
kemudian sistem menampilkan dashboard dan Penilaian, yang dimana pada halaman dashboard
ini berisikan hasil grafik dan cetak hasil dari penilaian. Dalam halaman penilaian berisikan
menu menilai, menu menilai ini merupakan proses penilaian dan cetak hasil penilaian

Gambar 6. Desain Class Diagram SPKG
Setiap class yang digunakan dalam SPKG, diilustrasikan pada gambar 6. Pada class
MY_Controller merupakan abstraksi yang diwariskan setiap class yang ada pada SPKG. Setiap
8

class memiliki atribut, fungsi dan tujuan masing-masing yang akan membangun kesatuan sistem
yang baik.
4. Pembahasan
Proses pelaksanaan PKG saat ini SMK N 1 Bancak memanfaatkan Ms.excel dalam
mengelola data PKG. dengan demikian pada penelitian ini menghasilkan sebuah sistem yang
dapat memfasilitasi pelaksanaan PKG untuk mempermudah sekolah dan guru dalam mengisi,
merekap data-data PKG setiap pengajar yang ada di SMK N 1 Bancak
Terdapat beberapa halaman yang bisa diakses terutama bagi para pengajar yang dinilai
dan pengajar yang melakukan penilaian. Jika seorang guru yang melakukan login memiliki hak
sebagai penilai, maka guru tersebut dapat mengakses dua halaman diantaranya halaman
dashboard dan halaman penilaian sedangkan guru yang memiliki akses sebagai pengajar yang
dinilai, hanya dapat mengakses halaman dashboard seperti yang dituangkan pada gambar 7.

Gambar 7. Guru Akses.

Gambar 8. Halaman Dashboard.
9

Dari penelitian PKG yang dilaksanakan di SMK N 1 Bancak tidak menggunakan Grafik
sebagai tolak ukur dalam pencapaian hasil dari PKG, Dari hasil penelitian ini dengan adanya
grafik ini setiap guru dapat melihat dan memiliki motivasi untuk mencapai nilai 100%
kompetensi yang harus di miliki seorang guru sebagai pendidik di sekolah dan sebagai panutan
dimasyarkat. Pada gambar 8. Halaman dashboard berisikan rangkuman dari hasil penilaian yang
diperoleh. Rangkuman yang dimaksud yaitu rangkuman penilaian bagi pengajar yang
melakukan login ke SPKG. Setiap penilaian diperoleh dari hasil rekapitulasi setiap kompetensi
yang digunakan. Terdapat 14 kompetensi yang digunakan dalam SPKG ini yang dikelompokkan
dalam 4 kelompok kompetensi yaitu kelompok kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional. Adapun hasil penilaian yang mencakup 14 kompetensi tersebut ditunjukan pada
gambar berikut ini.

Gambar 9. Hasil Penilaian dalam format Pdf.
Di SMK N 1 Bancak menghasilkan penilaian dari ke 14 kompetensi yang dinilai dalam
PKG. Hasil tersebut di kelola dan di rekap dengan bantuan MS.excel, setiap penilai yang juga
sebagai seorang pengajar, dapat menilai maksimal 5 orang pengajar. Dengan demikian keadaan
tersebut diyakini tidak menghemat waktu untuk setiap proses penilaian yang akan di laksanakan
disekolah. Dari hasil penelitian ini solusi yang diberikan adalah kemudahan dalam melakukan
inputan, sistem yang mampu melakukan perhitungan secara otomatis dan User Friendly agar
penilai dapat menghemat waktu, mudah dalam proses penilaian, dan hasil penilaian dapat
dirangkum dengan baik, jelas dan dapat dipertanggungjawabkan oleh penilai. Pada gambar 9.
10

Hasil penilaian terlampir dengan baik. Setiap pengajar yang mengakses halaman dashboard,
dapat melakukan print detail penilaian yang diperoleh dari para penilai. Detail tersebut
dituangkan dalam format PDF yang berisikan keseluruhan nilai dari 14 kompetensi yang ada di
PKG.

Gambar 10. Daftar Pengajar yang akan di nilai.
PKG yang sudah di laksanakan di SMK N 1 Bancak berjalan dengan baik, tetapi proses
penilaian yang terjadi membutuhkan waktu yang lama dalam proses pengolahan data pengajar
sebagai penilai dan dinilai cukup rumit dilakukan karena harus mengintegrasikan data yang satu
dengan yang lain agar tidak terjadi duplikasi data karena proses tersebut dilakukan dengan cara
manual dengan bantuan dari ms.excel. Pada gambar 10 ini menampilkan data pengajar yang
akan di nilai. Sebagai penilai secara langsung dapat mendapatkan hasil integrasi data yang telah
terbentuk dari sistem. Data penilai dan dinilai telah di kelola dengan baik ke dalam SPKG ini,
dengan demikian penilai tidak kesulitan dan bisa lebih efektif dan efisien dalam melakukan
PKG.
Dalam Halaman penilaian yang ada di SPKG ini, User yang memiliki akses sebagai
penilai dapat mengakses halaman penilaian untuk melakukan penilaian terhadap pengajar yang
ingin dinilai. Halaman penilaian berisikan daftar setiap pengajar yang dapat dinilai. Pada
halaman ini terdapat dua menu yaitu menu print dan menu penilaian. Menu print digunakan
untuk mengakses halaman yang berisikan hasil dari penilaian yang di inputkan oleh penilai,
sedangkan menu penilaian digunakan untuk mengakses halaman penilaian.

11

Gambar 11. Form Penilaian.
Proses penilaiam yang dilakukan pada SPKG dimuat dalam form Penilaian seperti pada
gambar 10. Dengan demikian SPKG memberikan kemudahan dalam melakukan pengamatan
dan mengolah nilai dari 14 kompetensi dan indikator didalam nya, dan dari hasil form penilaian
ini menghasilkan sebuah hasil yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan penilai. Penilai pun
lebih mudah melakukan proses penilaian dengan bantuan form penilaian ini.
Dalam melakukan input nilai PKG, dapat menggunakan form penilaian, Nilai inputan
yang digunakan berdasarkan Buku Pedoman PKG, yaitu skala angka 0 sampai dengan 2. isi
form penilaian berdasarkan Instrumen Penilaian kinerja di SMK N 1 Bancak.
Tabel 3. Tabel Black box.
Poin Pengujian

Validasi Input

Data Input

Hasil Uji

Status Uji

Proses
Penilaian

Menu penilaian

Pengajar bukan penilai

Gagal Akases

Berhasil

Nilai

Nilai 0, 1 dan 2

Berhasil

Kompetensi 1
Kompetensi 2
Kompetensi 3
Kompetensi 4
Kompetensi 5
Kompetensi 6

Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2

Memiliki tabel
penilaian
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil

12

Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil

Hasil Penilaian

Kompetensi 7
Kompetensi 8
Kompetensi 9
Kompetensi 10
Kompetensi 11
Kompetensi 12
Kompetensi 13
Kompetensi 14
Lihat hasil grafik
Cetak hasil

Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2
Nilai 0, 1 dan 2
Sesuai dengan penilaian
Sesuai dengan penilaian

Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil

Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil

Berdasarkan hasil dari sistem yang dibangun, maka perlu untuk dilakukan pengujian.
Proses pengujian ini dilakukan agar mengetahui sejauh mana keberhasilan dari setiap fungsi
yang ada pada sistem yang telah dibangun. Pengujian ini dilakukan menggunakan Black Box
Testing. Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi
melalui data uji dan memeriksa fungsional dari system yang dibangun. Berdasarkan hasil
pengujian Black Box Testing dapat disimpulkan bahwa setiap fungsi yang ada pada SPKG,
sudah berjalan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Hal ini dituangkan pada tabel 3.
5. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, di hasilkan Sistem Penilaian Kinerja guru
yang bisa menjawab permasalahan diantaranya kemudahan dalam input data, pengolahan data,
mengurangi penumpukan dokumen yang berlebihan dan menghemat waktu pelaksanaan PKG
yang ada di SMK N 1 Bancak. Di simpulkan SPKG ini dibuat sesuai dengan instrumen
penilaian kinerja guru yang ada di SMK N 1 Bancak tanpa merubah isi dari indikator
kompetensi, tanpa merubah ketentuan PKG, dan hasil skor sesuai dengan perhitungan
prosentase PKG. Dengan mengimplementasikan SPKG ini, proses PKG lebih mudah sehingga
lebih efektif dibandingkan menggunakan metode lama dengan bantuan Ms Excel dan membantu
sekolah dalam proses merekap keseluruhan PKG dengan tepat waktu, valid dan dapat di
pertanggungjawabkan. Dengan SPKG ini dapat membantu sekolah, kepala sekolah, dan guru
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dan mencapai suatu sistem penilaian kinerja
yang berbasis bukti. SPKG di buat dengan sistem yang mudah dan user friendly membuat
SPKG ini mudah di akses oleh pengajar dimana pun dengan internet sebagai penghubung nya.
Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini, lebih
menekankan pada merancang dan membangun system. Dengan demikian, perlunya studi yang
13

membahas mengenai penerapan SPKG sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas tenaga
pendidik dilingkungan SMK N 1 Bancak. Hal ini dilakukan untuk mengkaji sejauh mana peran
dari SPKG.
6. Daftar pustaka
Undang-undang Republik Indonesia NOMOR 14 TAHUN 2005 Tentang GURU DAN
DOSEN. 2005.
[2] R. L. Pecheone, “Evidence in Teacher Education: The Performance Assessment for
California Teachers (PACT),” J. Teach. Educ., vol. 57, no. 1, pp. 22–36, 2006.
[3] K. P. D. Kebudayaan, “Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru,” 2012.
[4] T. J. Kane, K. a. Kerr, and R. C. Pianta, Designing Teacher Evaluation Systems. 2014.
[5] F. D. Susanto, A. Rachmadi, and D. Priharsari, “Perancangan SIstem Informasi
Pencatatan Penilaian Kinerja Guru (PKG),” pp. 1–8, 2015.
[6] R. B. J. Purba, A. Mustika, M. I. Irawan, J. Matematika, F. Matematika, and P. Alam,
“Rancang Bangun Sistem Penilaian Kinerja Guru Berbasis Aplikasi Web,” vol. 2, no. 1,
pp. 1–6, 2013.
[7] J. H. Stronge, Teacher Effectiveness Performanse Evaluation System. 2012.
[8] L. Darling-Hammond, “Evaluating Teacher Effectiveness,” vol. 11, pp. 54–60, 2010.
[9] “PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN
KOMPETENSI GURU,” Peratur. Mentri Pendidik. Nas. No. 16 Tahun 2007, vol. 53, pp.
1689–1699, 2013.
[10] P. F. Tanaem, A. R. Tanaamah, and F. S. Papilaya, “Rancang Bangun Data Repositori
Biro Penelitian Publikasi Dan Pengabdian Masyarakat Universitas Kristen Satya Wacana
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga Juni,” 2013.
[1]

14