T1 802011041 Full text

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF
DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
KELAS XI-MIA SMA NEGERI 3 PATI

OLEH
IDHA AYU BUDI PRASETYANINGSIH
802011041

TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015

 


 

 

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF DENGAN
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS XI-MIA
SMA NEGERI 3 PATI TAHUN 2014 / 2015

Idha Ayu Budi P.
Chr. Hari Soetjiningsih

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015

Abstrak


Untuk mencapai kesuksesan diperlukan kemandirian belajar, maka siswa perlu memiliki
kemampuan dan kesadaran dalam belajar mandiri. Untuk itu orang tua dalam mengasuh
anak–anaknya perlu menggunakan pola asuh otoritatif, sebab pola asuh otoritatif
membantu anak memiliki kemandirian belajar dalam mencapai kesuksesan belajarnya.
Masalah dalam penelitian adalah: Adakah hubungan positif dan signifikan antara pola
asuh otoritatif orang tua dengan kemandirin belajar siswa. Tujuan penelitian untuk
mengetahui hubungan positif dan signifikan antara pola asuh otoritatif orang tua dengan
Kemandirian belajar. Alat ukur yang digunakan skala pola asuh otoritatif dan skala
kemandirian belajar. Partisipan adalah siswa kelas XI MIA SMA Negeri 3 Pati. Subyek
penelitian 80 siswa, pengambilan dengan teknik random sampling, Analisis data
menggunakan tehnik diskriptif dan korelasi product moment. Adapun hasil penelitian
menunjukkan bahwa r=0,664, p = 0,000 (p 0,05) berarti ada hubungan antara pola asuh
otoritatif dengan kemandirian belajar siswa, artinya semakin tinggi pola asuh otoritatif,
semakin tinggi kemandirian belajar siswa, demikian sebaliknya. Untuk itu orang tua
dalam pengasuhan anak perlu menggunakan pola asuh otoritatif. Secara diskriptif pola
asuh otoritatif orang tua, pada kategori sangat tinggi, yaitu 46 siswa (57,50%), hal ini
didasarkan pada rata–rata 102,222 termasuk kategori sangat tinggi, sedangkan
kemandirian belajar siswa, pada kategori sangat tinggi, yaitu 51 siswa (63,75%), hal ini
didasarkan pada rata–rata sebesar 207,292 termasuk kategori sangat tinggi.


Kata-kata Kunci : Pola Asuh Otoritatif, Kemandirian belajar

Abstract

Achieving success a student needs a self directed learning and needs to have an ability
and awareness to do self directed learning. Related to it, controlling to their children
parents need to use an authoritative parentings, because authoritative parenting is a kind
of good parenting style to help children to do self directed learning in achieving
learning success. Problem proposed in the research is: Is there any positive and
significant relationship between authoritative parenting and students’ self directed
learning. The purpose of the reseach is to know the positive and significant relationship
between authoritative parenting and students’ self directed learning. The scales used
here are authoritative parenting and self directed learning scales. The participants of the
reseach are the students grade XI- MIA of SMA N 3 Pati, while the subjects of the
research are 80 students, got by using Random Sampling Technique. The data analyzed
by using Product Moment in simple descriptive and correlation technique. The results of
the research show that r=0,664, p=0,000 (p 0,05) yang menunjukkan hubungan antara pola asuh otoritatif
orang tua dengan kemandirian belajar siswa adalah linier.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dengan tehnik korelasi product moment dari Pearson hasilnya sebagai
berikut :
Tabel 1.3:. Hasil Uji Korelasi antara Pola Asuh Otoritatif Orang Tua
dengan Kemandirian Belajar Siswa
Correlations
Pola Asuh
Otoritatif
Pola Asuh Otoritatif

Pearson Correlation
Sig. ( 1-tailed)
N
Kemandirian Belajar Pearson Correlation
Sig. ( 1-tailed)
N

Kemandirian
Belajar
1
.664”

.000
80
80
.664”
1
.000
80
80

Dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi r xy = 0,664, p = 0,000,
(p  0,05). Berdasarkan hasil tersebut berarti hipotesis yang berbunyi “Ada Hubungan
positif dan signifikan antara pola asuh otoritatif dengan kemandirian belajar siswa kelas

18 
 

XI MIA SMA Negeri 3 Pati “ diterima, yang berarti semakin tinggi nilai pola asuh
otoritatif, semakin tinggi kemandirian belajar siswa. Sumbangan efektifnya 44,09%,
yang berarti 55,91% penyebab perilaku kemandirian belajar lainnya dapat disebabkan
oleh faktor lain seperti, kondisi fisik individu, kondisi psikologis individu, dan kondisi

lingkungan lain yang mendukung.

PEMBAHASAN
Hasil analisis korelasi antara pola asuh otoritatif orang tua dengan kemandirian
belajar siswa diperoleh nilai koefisien korelasi r xy = 0,664, p = 0,000, ( p   0,05  ).
Berdasarkan perhitungan di atas maka ada hubungan positif dan signifikan antara kedua
variabel tersebut. Artinya semakin tinggi pola asuh otoritatif orang tua, semakin tinggi
kemandirian belajarnya, demikian sebaliknya semakin rendah pola asuh otoritatif orang
tua, semakin rendah kemandirian belajarnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Asiyah ( 2013) yang menyatakan hubungan yang positif dan signifikan antara pola
asuh demokratis dan kepercayaan diri dengan kemandirian mahasiswa baru. Demikian
juga hasil penelitian Kurniati (2010) menunjukkan hasil ada hubungan yang signifikan
antara pola asuh otoriter orang tua dengan kemandirian belajar siswa. Dengan demikian
pola asuh otoritatif mempunyai kontribusi terhadap kemandirian belajar siswa. Oleh
sebab itu orang tua harus berusaha menerapkan dan meningkatkan pembinaan putra–
putrinya melalui pola asuh otoritatif dengan baik, sehingga anak akan mampu mengatasi
permasalahan yang dialami, sebab anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatif
akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua,
menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik,


19 
 

disukai lingkungan dan masyarakat dan lain–lain (Godam, 2008), dengan demikian
akan berimbas kepada prestasi belajarnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa alasan yang mungkin menyebabkan pola asuh otoritatif memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kemandirian
belajar, alasan tersebut antara lain: Pertama, pola asuh otoritatif merupakan pola
asuh orang tua yang memberikan kepercayaan dan tanggung jawab pada anak, orang tua
selalu mengontrol dan selalu memberikan bimbingan yang cukup terhadap anaknya.
Pola asuh otoritatif juga mendorong anak–anak untuk berpikir yang kreatif, memiliki
inisiatif dan percaya diri dalam hubungannya dengan belajar, karena orang tua selalu
berdialog dengan anak–anaknya; saling memberi dan menerima; selalu mendengarkan
keluhan–keluhan dan pendapat anak–anaknya; dalam bertindak selalu memberi alasan;
mendorong anak saling membantu dan bertindak secara obyektif; tegas tetapi hangat
dan penuh pengertian. Dengan demikian anak akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif,
cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua,
tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat.
Alasan kedua, yaitu kemandirian belajar merupakan proses pengarahan diri
dalam mentransformasikan kemampuan mental kedalam keterampilan akademik.
Dengan kemandirian belajar yang tinggi, siswa akan mampu mengembangkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap, juga mampu mengabtraksi pengetahuan untuk
ditransfer pada situasi belajar yang lain. Dengan demikian siswa akan sadar belajar
secara mandiri; mampu menyusun strategi belajar; mampu belajar dengan kemandirian
berfikir, menentukan keputusan, berfikir yang kritis; mampu mengevaluasi belajar dan
hasilnya; memiliki keterampilan berinteraksi dengan orang lain. Dengan perilaku
tersebut orang tua akan bersikap demokratis, menerima dan memiliki sikap positif

20 
 

terhadap keinginan, kebebasan, sikap dan perilaku anak, sedikit menggunakan
hukuman, tidak banyak menuntut anak terlibat dalam pekerjaan rumah.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif memiliki rata–
rata 102,222 dengan standar deviasi sebesar 9.41447, diketahui ada 46 siswa (57,50%)
pola asuh otoritatif orang tuanya ada pada kategori sangat tinggi dan 32 siswa (40,00%),
pola asuh otoritatif orang tuanya ada pada kategori tinggi, sedangkan dua siswa (2,50%)
pola asuh otoritatif orang tuanya berada pada kateori sedang. Dengan mengacu data
tersebut, secara normatif kondisi pola asuh otoritatif orang tua siswa kelas XI MIA
SMA Negeri 3 Pati memuaskan, karena 57,50% atau 46 siswa dari 80 siswa yang
menyatakan pola asuh otoritatif orang tua sangat tinggi. Sedangkan hasil analisis

deskriptif kemandirian belajar siswa memiliki rata–rata 207,292 dan standar deviasi
17,21215 diketahui ada 51 siswa (63,75%) memiliki kemandirian belajar pada kategori
sangat tinggi, dan 28 siswa (35,00%) memiliki kemandirian belajar dengan kategori
tinggi. Sedangkan satu siswa (1,25%) berada pada kategori sedang. Dengan demikian
secara normatif kondisi kemandirian belajar siswa kelas XI MIA SMA Negeri 3 Pati
memuaskan,karena 63,75% atau 51 siswa dari 80 siswa yang menyatakan kemandirian
belajar siswa sangat tinggi. Selain itu sumbangan efektif pola asuh otoritatif terhadap
kemandirian belajar sebesar 44,09%, artinya 55,91% perilaku kemandirian belajar siswa
dapat disebabkan oleh faktor lain seperti, kondisi fisik individu, kondisi psikologis
individu, dan kondisi lingkungan lain yang mendukung.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan di atas,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

21 
 

1.


Ada hubungan positif dan signifikan antara pola asuh otoritatif dengan
kemandirian belajar siswa kelas XI MIA SMA Negeri 3 Pati, artinya semakin
tinggi pola asuh otoritatif orang tua, semakin tinggi kemandirian belajarnya.

2.

Dalam penelitian ini ada ada 46 siswa ( 57,50%) kelas XI MIA SMA Negeri 3
Pati pola asuh otoritatif orang tuanya berada pada tingkat kategori sangat tinggi
dan 51 siswa (63,75%) memiliki tingkat kategori kemandirian belajar yang sangat
tinggi.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, maka penulis mengajukan saran kepada
beberapa pihak, sebagai berikut:
1.

Siswa
Siswa seharusnya meningkatkan kemandirian belajarnya lebih optimal agar
dapat memperoleh hasil belajar yang optimal, karena berdasarkan data kemandirian
belajar siswa kelas XI MIA SMA Negeri 3 Pati memuaskan, sebab 63,75% yang

berkategori sangat tinggi. Oleh sebab itu pada saat orang tua menerapkan pola asuh
otoritatif dapat menghargai dan mengapresiasi dengan sebaik–baiknya dan
dilaksanakan dengan baik.

2.

Orang Tua
Orang tua agar meningkatkan penerapan pola asuh otoritatif secara optimal
agar dapat meningkatkan kemandirian belajar putra–putrinya untuk memperoleh
hasil belajar yang optimal, karena pola asuh otoritatif diperoleh 57,50% yang
berkategori sangat tinggi. Jika orang tua menerapkan pola asuh otoritatif dengan
baik maka akan memacu anak lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap setiap
tugas yang diberikan dari guru maupun orang tuanya,

22 
 

3.

Sekolah
Sekolah agar menjadi fasilitator dalam penerapan pola asuh otoritatif orang
tua terhadap siswa, sehingga mereka mampu melakukan tugasnya masing–masing
dengan baik, agar kemandirian belajar siswa meningkat, sehingga akan berimbas
pada peningkatan prestasi belajarnya.

4. Penulis selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan, sehingga tidak hanya variabel
pola asuh otoritatif yang memengaruhi kemandirian belajar, tetapi hendaknya juga
dapat dikembangkan ke variabel dan subyek yang lain. Sehingga akan diketahui
sejauh mana kemandirian belajar siswa di tempat lain. Sebab penulis menyadari
akan kelemahan/kekurangan dalam melakukan penelitian, karena subyek penelitian
antara siswa putra dengan putri tidak seimbang, sehingga kemungkinan akan
mempengaruhi jawaban yang diberikan oleh siswa.

23 
 

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asiyah, Nur. (2013) Pola asuh demokratis, kepercayaan diri dan kemandirian
mahasiswa baru. Persona Jurnal Psikologi Indonesia, 2, 108–121.
Azwar, Saifuddin. (2013) Penyusunan skala psikologi. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Basri, Hasan. (2000). Remaja berkualitas (Problematika remaja dan solusinya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baumrind, D (1966). Effect of authoritative parenting control on child’ behavior, Child
Development, 37, 887–907.
Buri, J.R. (1991). Parental authority
Assessment, 57, 110–119.

questionnaire. Journal

of

Personality

Ediva, Hong. (2012). Impact of parenting on children’s schooling. Journal of Students
Engagement: Education Matters, 2, 36-41.
Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Godam, (2008). Jenis tipe pola asuh orang tua pada anak& cara mendidik mengasuh anak
yang baik.
Available from: http://organisasi.org/jenis-macam-tipe-pola-asuh-orangtua-pada-anak
cara-mendidik-mengasuh-anak-yang-baik. [Accesed 26 April 2013].

Grolnick & Slowiaczek, (1994). Parents’ involvement in children’s schooling: A
multidimensional conceptualization and multivational model. Child Development,
65, 237–252.
Hartono, Lastony, B. (2007). Hubungan antara kemampuan manajerial dan supervisi
kepala sekolah terhadap kinerja guru pembimbing SMP se Kabupaten Jepara.
(tesis). Universitas Negeri semarang.
Kurniati, Hasnah. (2010). Pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar
siswa SMP N 4 Salatiga. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
Monk, F.J.,Knoers,A.M.P.(2006). Psikologi perkembangan pengantar dalam berbagai
bagianya. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.
Ratnaningsih, N. (2007). Pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik serta kemandirian belajar siswa
sekolah menengah atas. (Disertasi). UPI Bandung.

24 
 

Sumarmo, U. (2004). Kemandirian belajar : apa, mengapa, dan bagaimana
dikembangkan pada peserta didik. (Laporan penelitian hibah pascasarjana). UPI
Bandung.
Tarsis, Tarmudji. (2001). Hubungan pola asuh orang tua dengan agressivitas remaja .
diunduh dari: http://library.um.ac.id/majalahprint.php/557.html.
Thienhuong, N, Hoang. (2007). The relation between parenting and adolescent
motivation. International Journal of Whole Schooling, 3, 1–21.
Williamson, Swapna. (2007). Development of a selft - rating scale of self - directed
learning. Nurse Researcher, 14, 66–83.